Kajian Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses Pematangan Buatan Buah Pisang Susu (Musa sativa L.)
KAJIAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROSES
PEMATA1GAN BUATAN BUAH PISANG SUSU (Musa sativa L.)
OJeb
DIAN SAPTADI
F01499032
2003
FAKULTAS TEKNOLOGIPER TANIN
INSTITUT PER TANIAN BOGOR
BOGOR
Dian Saptadi. F01499032. Kajian Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses
Pematangan Buatan Buah Pisang Susu: (Musa sativa L.). Di bawah
bimbingan : Sutrisno dan Y. ArisPuwanto. 2003.
INGKASAN
Buah-buahan
tropika
termasuk didalamnya
pisang
merupakan
produk
hortikultura Indonesia yang sudah selayaknya mendapat tempat khusus untuk
dikembangkan.
mengakibatkan
Teknik penanganan pasca panen yang kurang baik akan
produk
kurang dapat
diserap
oleh
pasar.
Oleh
karena
itu
diperlukan teknik penanganan pasca panen yang dapat mengendalikan tingkat
kematangan dan lama penyimpanan serta dapat menekan keru;akan yang terjadi
pada buah tersebut, salah satunya adalah dengan pengendalian suhu pada saat
pemeraman dan penyimpanan.
Penelitian ini bertujuan untuk
I)
mengetahui karakteristik termostat pada
pengendalian suhu dengan sistem on-oT, 2) melakukan pengendalian suhu pada
pemeraman pis.ng susu dan
3)
menentukan fungsi keanggotaan error dan beda
error pada himpunan fuzzy berdasarkan sistem on-off.
Kontrol dua posisi ON-OFF merupakan salah satu sistem kontrol lingkar
tertutup
(closed loop system).
Sinyal keluaran dari aktuator setclah melalui
pengukuran, diumpan balikkan ke kontroler sehingga berpengaruh langsung
terhadap aksi pengontrolan.
Karakterisitik keluaran on-off memp:nyai dua
kemungkinan yaitu 100% pada on dan 0 % pada off dengan pengaturan sana
dengan nilai keluaran yang diinginkan (set point).
Termostat merupakan pengontrol suhu yang bekerja pada sistem on-off.
Error yang terjadi pada kontrol on-of pada daSamya sana dengan error pada
kontrol fuzzy. Sehingga error pada kontrol on-of dapat digunakan sebagai dasar
penentuan ungsi keanggotaan error dan beda error pada himpunan fuzzy.
Pisang susu
(Musa sativa
L.
)
merupakan salah satu jenis pisang yang
memiliki beberapa keunggulan antara lain rasa buah yang khas dengan aroma
yang harum dan biasa disajikan dalam bentuk buah segar sebagai buah meja.
Penanganan pasca panen buah-buahan yang dipanen sebelum matang adalah
pemeraman dan penyimpanan yang bertujuan untuk mematangkan buah tersebut.
Setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pematangan buatan
dan penyimpanan buah-buahan, yaitu respirasi, konsentrasi eti:en, serta suhu yang
digunakan.
Pengendalian suhu dengan termostat pada suhu set point menurun 25 °C
diperoleh suhu aktual rata-rata sebear 25.08 PC, pada 22°C diperoleh 22.06°C,
pada
20 °C
diperoleh
20.08°e pada
18
°C diperoleh
sebesar
18 .03°C.
Pengendalian �uhu dengan termostat pada suhu set point meningkat, pada 18°C
diperoleh suhu aktual rata-rata sebesar 17.8 3°C pada 20 °C diperoleh 20.03°C
pada 22°C diperoleh 22.02 PC, pada 25°C diperoleh sebesar 25.19°C.
Pematangan buatan pada suhu set point menurun (25°C, 22°C, 20 PC; dan
18
0c)
diperoleh laju respirasi rata-rata sebesar 47.4 mlC02/kg/jam sedangkan
pada suhu set point meningkat (18 °C, 20°e, 22°C, dan 25
0c)
diperoleh laju
respirasi sebesar 20.68 ml C02/kg/jam memberikan gambaran bahwa suhu yang
tinggi pada awal pemeraman dapat mempercepat proses pematangan pisang.
Penentuan fungsi keanggotaan nilai error dan beda error pada himpunan
fuzy dapat ditentukan berdasarkan syarat dari himpunan itu sendiri yang terdiri
dari Negatif, Zero dan Positif.
Dengan menentukan error dan beda error
maksimum himpunan (Em) sebesar 3 , akan diperoleh nilai keanggotaan hasil
pengukuran pada suhu 12 dan 14.
Pada selang -3
PEMATA1GAN BUATAN BUAH PISANG SUSU (Musa sativa L.)
OJeb
DIAN SAPTADI
F01499032
2003
FAKULTAS TEKNOLOGIPER TANIN
INSTITUT PER TANIAN BOGOR
BOGOR
Dian Saptadi. F01499032. Kajian Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses
Pematangan Buatan Buah Pisang Susu: (Musa sativa L.). Di bawah
bimbingan : Sutrisno dan Y. ArisPuwanto. 2003.
INGKASAN
Buah-buahan
tropika
termasuk didalamnya
pisang
merupakan
produk
hortikultura Indonesia yang sudah selayaknya mendapat tempat khusus untuk
dikembangkan.
mengakibatkan
Teknik penanganan pasca panen yang kurang baik akan
produk
kurang dapat
diserap
oleh
pasar.
Oleh
karena
itu
diperlukan teknik penanganan pasca panen yang dapat mengendalikan tingkat
kematangan dan lama penyimpanan serta dapat menekan keru;akan yang terjadi
pada buah tersebut, salah satunya adalah dengan pengendalian suhu pada saat
pemeraman dan penyimpanan.
Penelitian ini bertujuan untuk
I)
mengetahui karakteristik termostat pada
pengendalian suhu dengan sistem on-oT, 2) melakukan pengendalian suhu pada
pemeraman pis.ng susu dan
3)
menentukan fungsi keanggotaan error dan beda
error pada himpunan fuzzy berdasarkan sistem on-off.
Kontrol dua posisi ON-OFF merupakan salah satu sistem kontrol lingkar
tertutup
(closed loop system).
Sinyal keluaran dari aktuator setclah melalui
pengukuran, diumpan balikkan ke kontroler sehingga berpengaruh langsung
terhadap aksi pengontrolan.
Karakterisitik keluaran on-off memp:nyai dua
kemungkinan yaitu 100% pada on dan 0 % pada off dengan pengaturan sana
dengan nilai keluaran yang diinginkan (set point).
Termostat merupakan pengontrol suhu yang bekerja pada sistem on-off.
Error yang terjadi pada kontrol on-of pada daSamya sana dengan error pada
kontrol fuzzy. Sehingga error pada kontrol on-of dapat digunakan sebagai dasar
penentuan ungsi keanggotaan error dan beda error pada himpunan fuzzy.
Pisang susu
(Musa sativa
L.
)
merupakan salah satu jenis pisang yang
memiliki beberapa keunggulan antara lain rasa buah yang khas dengan aroma
yang harum dan biasa disajikan dalam bentuk buah segar sebagai buah meja.
Penanganan pasca panen buah-buahan yang dipanen sebelum matang adalah
pemeraman dan penyimpanan yang bertujuan untuk mematangkan buah tersebut.
Setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pematangan buatan
dan penyimpanan buah-buahan, yaitu respirasi, konsentrasi eti:en, serta suhu yang
digunakan.
Pengendalian suhu dengan termostat pada suhu set point menurun 25 °C
diperoleh suhu aktual rata-rata sebear 25.08 PC, pada 22°C diperoleh 22.06°C,
pada
20 °C
diperoleh
20.08°e pada
18
°C diperoleh
sebesar
18 .03°C.
Pengendalian �uhu dengan termostat pada suhu set point meningkat, pada 18°C
diperoleh suhu aktual rata-rata sebesar 17.8 3°C pada 20 °C diperoleh 20.03°C
pada 22°C diperoleh 22.02 PC, pada 25°C diperoleh sebesar 25.19°C.
Pematangan buatan pada suhu set point menurun (25°C, 22°C, 20 PC; dan
18
0c)
diperoleh laju respirasi rata-rata sebesar 47.4 mlC02/kg/jam sedangkan
pada suhu set point meningkat (18 °C, 20°e, 22°C, dan 25
0c)
diperoleh laju
respirasi sebesar 20.68 ml C02/kg/jam memberikan gambaran bahwa suhu yang
tinggi pada awal pemeraman dapat mempercepat proses pematangan pisang.
Penentuan fungsi keanggotaan nilai error dan beda error pada himpunan
fuzy dapat ditentukan berdasarkan syarat dari himpunan itu sendiri yang terdiri
dari Negatif, Zero dan Positif.
Dengan menentukan error dan beda error
maksimum himpunan (Em) sebesar 3 , akan diperoleh nilai keanggotaan hasil
pengukuran pada suhu 12 dan 14.
Pada selang -3