PENUTUP UPAYA POLISI DALAM PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS OLEH PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA YOGYAKARTA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Upaya polisi lalu lintas dalam penanggulanganan pelanggaran lalu
lintas oleh pengendaran sepeda motor dikota Yogyakarta adalah
dimana Polisi lalu lintas melakukan Sosialisasi Undang-Undang No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terlebih dahulu
dengan
cara
menempelkan
tulisan-tulisan
yang
bertujuan
untuk
kepentingan masyarakat, selain itu pengendara motor diberian pengertian
terhadap pelanggar lalu-lintas atas kesalahan yang dilakukan agar tidak
menggulangi perbuatannya lagi. Pengendara motor akan di tilang langsung
oleh Polisi Lalu lintas apabila melanggar lalu lintas .
2. Kendala-kendala bagi polisi lalu lintas dalam menanggulangi
pelanggaran lalu lintas oleh pangendara sepeda motor antara lain
kesadaran masyarakat akan hukum sangat rendah dimana masih banyak
pelanggaran yang bilakukan oleh pengendara motor semua itu dapat dilihat
dari meningkatnya pelanggaran setiap tahunnya selain itu keterbatasan
personil petugas polisi lalu lintas dalam menangani pelanggaran lalu lintas,
sarana
dan
prasarana
juga
kurang
tercukupi/tersedianya motor trail.
B. Saran
56
memadahi
misalnya
tidak
57
1. Polisi Lalu Lintas diharapkan agar lebih sering memberikan penyuluhan
kepada masyarakat akan arti penting kesadaran hukum dalam berlalu-lintas
dan diharapkan agar lebih dalam melakukan sosialisasi Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap
masyarakat luas.
2. Polisi Lalu Lintas diharapkan agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam
menangani pelanggaran lalu lintas dan agar lebih memperhatikan kualitas
dan
kuantitas
personil
petugas
Polisi
Lalu-Lintas
agar
dalam
penanggulangan pelanggaran lalu liantas tidak menemui kendala dan
berjalan sesuai yang diharapkan.
3. Pemerintah dalam hal ini POLRI yang mengurusi mengenai sarana dan
prasarana lalu-lintas agar lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana guna menekan faktor terjadinya pelanggaran lalu
lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Momo Kelana, 1994, Hukum Kepolisian, PTIK/Gramedia, Jakarta.
Muhamad Ikhsan, 10 Juli 2009, Makalah Seminar Lalu Lintas Dan
Permasalahannya, Yogyakarta.
R. Soesilo, 1997, Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana dengan penjelasan
dan komentar, Politeia, Bogor.
Soejono Soekanto, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta.
W. J. S. Purwadarminta, 2005, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Website
www.hukumonline.com, Sejarah Singkat POLRI, 22 Mei 2011.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76.
58
LAMPIRAN
59
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Upaya polisi lalu lintas dalam penanggulanganan pelanggaran lalu
lintas oleh pengendaran sepeda motor dikota Yogyakarta adalah
dimana Polisi lalu lintas melakukan Sosialisasi Undang-Undang No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terlebih dahulu
dengan
cara
menempelkan
tulisan-tulisan
yang
bertujuan
untuk
kepentingan masyarakat, selain itu pengendara motor diberian pengertian
terhadap pelanggar lalu-lintas atas kesalahan yang dilakukan agar tidak
menggulangi perbuatannya lagi. Pengendara motor akan di tilang langsung
oleh Polisi Lalu lintas apabila melanggar lalu lintas .
2. Kendala-kendala bagi polisi lalu lintas dalam menanggulangi
pelanggaran lalu lintas oleh pangendara sepeda motor antara lain
kesadaran masyarakat akan hukum sangat rendah dimana masih banyak
pelanggaran yang bilakukan oleh pengendara motor semua itu dapat dilihat
dari meningkatnya pelanggaran setiap tahunnya selain itu keterbatasan
personil petugas polisi lalu lintas dalam menangani pelanggaran lalu lintas,
sarana
dan
prasarana
juga
kurang
tercukupi/tersedianya motor trail.
B. Saran
56
memadahi
misalnya
tidak
57
1. Polisi Lalu Lintas diharapkan agar lebih sering memberikan penyuluhan
kepada masyarakat akan arti penting kesadaran hukum dalam berlalu-lintas
dan diharapkan agar lebih dalam melakukan sosialisasi Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap
masyarakat luas.
2. Polisi Lalu Lintas diharapkan agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam
menangani pelanggaran lalu lintas dan agar lebih memperhatikan kualitas
dan
kuantitas
personil
petugas
Polisi
Lalu-Lintas
agar
dalam
penanggulangan pelanggaran lalu liantas tidak menemui kendala dan
berjalan sesuai yang diharapkan.
3. Pemerintah dalam hal ini POLRI yang mengurusi mengenai sarana dan
prasarana lalu-lintas agar lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana guna menekan faktor terjadinya pelanggaran lalu
lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Momo Kelana, 1994, Hukum Kepolisian, PTIK/Gramedia, Jakarta.
Muhamad Ikhsan, 10 Juli 2009, Makalah Seminar Lalu Lintas Dan
Permasalahannya, Yogyakarta.
R. Soesilo, 1997, Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana dengan penjelasan
dan komentar, Politeia, Bogor.
Soejono Soekanto, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta.
W. J. S. Purwadarminta, 2005, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Website
www.hukumonline.com, Sejarah Singkat POLRI, 22 Mei 2011.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76.
58
LAMPIRAN
59