Performa Reproduksi dan Pertumbuhan Pascapenghambatan Pematangan Gonad Udang Galah Betina Secara Hormonal Menggunakan Dopamin dan Medroxyprogesterone

PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASCAPENGHAMBATAN
PEMATANGAN GONAD UDANG GALAH BETINA SECARA HORMONAL
MENGGUNAKAN DOPAMIN DAN MEDROXYPROGESTERONE

MEGAWATI WIJAYA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Performa Reproduksi dan
Pertumbuhan Pascapenghambatan Pematangan Gonad Udang Galah Betina secara
Hormonal Menggunakan Dopamin dan Medroxyprogesterone adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2017
Megawati Wijaya
C151140541

RINGKASAN
MEGAWATI
WIJAYA.
Performa
Reproduksi
dan
Pertumbuhan
Pascapenghambatan Pematangan Gonad Udang Galah Betina secara Hormonal
Menggunakan Dopamin dan Medroxyprogesterone. Dibimbing oleh AGUS
OMAN SUDRAJAT dan IMRON.
Udang galah Macrobrachium rosenbergii merupakan jenis udang air tawar
yang bernilai ekonomis dan banyak diminati oleh masyarakat. Ketersediaan induk
menjadi syarat utama untuk kegiatan budidaya udang galah, namun ada kendala
yaitu udang galah betina cepat mengalami pematangan gonad. Hal ini dapat

merugikan para pembudidaya karena pada saat udang matang gonad,
pertumbuhan somatik akan terhambat disebabkan energi yang digunakan untuk
pertumbuhan akan digunakan untuk reproduksi. Metode yang dapat digunakan
untuk menghambat pematangan gonad, meningkatkan laju pertumbuhan dan
mengembalikan pematangan gonad pascapenghambatan yaitu dengan metode
hormonal. Aplikasi pemberian dopamin, medroxyprogesterone dan Oodev® dapat
dilakukan dengan secara injeksi. Pemberian dopamin dan medroxyprogesterone
dengan dosis yang berbeda diharapkan mampu menghambat pematangan gonad
dan meningkatkan laju pertumbuhan. Pemberian Oodev® dengan dosis 1 mL kg-1
diharapkan udang mampu matang gonad pascainduksi penghambatan. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan dopamin dan
medroxyprogesterone sebagai penghambat pematangan gonad serta Oodev®
sebagai pematangan gonad udang galah betina pascapenghambatan.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RALF) yang
terdiri dari 2 faktor yaitu dopamin dengan dosis 0, 10-5 mol udang-1 dan 10-10 mol
udang-1 serta medroxyprogesterone dengan dosis 0, 75 mg 1,5 mL-1 bobot udang-1
dan 150 mg 3 mL-1 bobot udang-1. Terdapat sembilan perlakuan yang terdiri dari
kontrol (NaCl 0,1 mL); D1 (Dopamin 10-5 mol); D2 (Dopamin 10-10 mol); M1
(Medroxyprogesterone 1,5 mL); M2 (Medroxyprogesterone 3 mL); D1M1
(Dopamin10-5 mol + Medroxyprogesterone 1,5 mL); D2M1 (Dopamin 10-10 +

Medroxyprogesterone
1,5
mL);
D1M2
(Dopamin
10-5 mol
+
Medroxyprogesterone 3 mL); D2M2 (Dopamin 10-10 + Medroxyprogesterone 3
mL). Udang galah betina (bobot awal: 11,27±0,97 g) diberi perlakuan berupa
dopamin dan medroxyprogesterone sebanyak tiga kali pada minggu ke-0, 2 dan 4
dengan interval waktu dua minggu sekali. Pemberian dopamin dan
medroxyprogesterone dilakukan melalui penyuntikan secara intramuskular pada
kaki jalan ketiga. Pemeliharaan udang dilakukan selama tiga bulan pada bak beton
yang berukuran 1,5x1x1 m3 dengan padat tebar 15 ekor bak-1. Selama
pemeliharaan udang diberi pakan komersial dengan kandungan protein 35%.
Parameter yang diuji meliputi konsentrasi estradiol 17-β, indeks kematangan
gonad (IKG), histologi gonad, laju pertumbuhan harian (LPH), tingkat
kelangsungan hidup (TKH) dan waktu maturasi. Analisis data dengan tabel sidik
ragam dilakukan menggunakan software statistik Minitab 16. Histologi gonad,
tingkat kelangsungan hidup dan waktu maturasi dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pascainduksi penghambatan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap konsentrasi estradiol 17-β, indeks
kematangan gonad dan laju pertumbuhan harian.

Populasi udang pada perlakuan D2 menunjukkan indeks kematangan gonad yang
rendah dan laju pertumbuhan harian yang tinggi dibanding kontrol (p0,05).
Gonad berada pada tahap previttelogenic. Populasi udang pada perlakuan M2
menunjukkan indeks kematangan gonad yang rendah dan laju pertumbuhan harian
yang tinggi dibanding kontrol (p0,05). Gonad berada pada tahap previttelogenic.
Populasi udang pada perlakuan D2M2 menunjukkan terjadi penurunan
konsentrasi estradiol 17-β dan indeks kematangan gonad dibanding kontrol
(p0,05),
tingkat kelangsungan hidup yang rendah dan gonad berada pada tahap
previttelogenic. Pascainduksi maturasi perlakuan M2 dan D2M2 memiliki
kosentrasi estradiol yang tinggi, nilai IKG lebih tinggi dibanding kontrol dan
gonad berada tahap mature tetapi perlakuan D2 memiliki kosentrasi estradiol
rendah, nilai IKG rendah dan gonad berada pada tahap previttelogenic
Waktu maturasi diamati setelah pascainduksi maturasi menggunakan
hormon Oodev® pada udang yang telah diberikan perlakuan penghambatan
(dopamin dan medroxyprogesterone). Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan

M2 mampu matang gonad selama 8 hari setelah penyuntikan hormon Oodev®
sedangkan pada perlakuan D2 membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
perlakuan lainnya yaitu selama 30 hari setelah penyuntikan hormon Oodev®. Hal
ini diduga pada perlakuan D2 mampu menekan pematangan gonad pada udang
galah betina dan dosis Oodev® yang diberikan belum mampu untuk menginduksi
maturasi sehingga membutuhkan waktu maturasi yang lebih lama. Sebagai
kesimpulan dari sembilan perlakuan, perlakuan D2, M2 dan D2M2 mampu
menghambat pematangan gonad dan meningkatkan laju pertumbuhan tetapi pada
perlakuan D2 memiliki waktu maturasi yang lebih lama dibanding perlakuan M2
dan D2M2.
Kata kunci: udang galah, dopamin, medroxyprogesterone, Oodev®, pertumbuhan,
perkembangan gonad

SUMMARY
MEGAWATI WIJAYA. Reproductive and Growth Performances in Female Giant
Freshwater Prawn, Following Inhibition of Gonadal Maturation Using Dopamine
and Medoxyprogesterone Hormone. Supervised by AGUS OMAN SUDRAJAT
and IMRON
Giant freshwater prawn (GFP) Macrobrachium rosenbergii is one of fresh
water prawn that has a high economic value and attracts many consumer interest.

One of the main problem in GFP culture is early gonadal maturation in female
resulting in a reduced growth performance. This problem can cause farmers
economic losses. When GFP at gonadal maturation, somatic growth will be
inhibited because energy is used for reproduction. Hormonal method may
influence inhibition of gonadal maturation, increase growth rate and induce gonad
maturation after inhibiton. Application of dopamine, medroxyprogesterone, and
Oodev® was done by injection intramuscularly at the third peripod. Applications
of dopamine and medroxyprogesterone in different doses could inhibit gonadal
maturation and increase growth rate. Application Oodev® dose 1 mL kg-1 could
gonadal maturation after inhibition. So, the aim of this research is to evaluate the
use dopamine and medroxyprogesterone as gonadal inhibtor and Oodev® hormone
as trigger of gonadal maturation after inhibition.
This research used a factorial experimental design (RALF) method. It
consisted of two factors i.e dopamine with doses of 0, 10-5 mol shrimp-1 dan 10-10
mol shrimp-1 and medroxyprogesterone with doses 0, 75 mg 1,5 mL-1
bodyweight-1 dan 150 mg 3 mL-1 bodyweight-1. Nine treatments, namely control
(NaCl 0,1 mL); D1 (Dopamine 10-5 mol); D2 (Dopamine 10-10 mol); M1
(Medroxyprogesterone 1,5 mL); M2 (Medroxyprogesterone 3 mL); D1M1
(Dopamine10-5 mol + Medroxyprogesterone 1,5 mL); D2M1 (Dopamine 10-10 +
Medroxyprogesterone 1,5 mL); D1M2 (Dopamine 10-5 mol +

Medroxyprogesterone 3 mL); D2M2 (Dopamine 10-10 + Medroxyprogesterone 3
mL), were applied. Applications of dopamine and medroxyprogesterone in GFP
(early bodyweight : 11,27±0,97 g) through injection at the third periopod was
done three times at week 0, 2nd, and 4th with to weeks interval. GFP was raised
three months in 1,5x1x1 m3 concrete tank with density 15 individual concrete
tank-1. GFP was fed commercial feed which contains 35% protein. Tested
parameters included estradiol 17-β concentration, gonad maturation index, gonad
histology, daily growth rate, survival rate and maturation time. Data were
analyzed using ANOVA in minitab 16 statistic software. Gonad histology,
survival rate and maturation time were analyzed descriptively.
The results showed that administrations of different doses dopamine and
medroxyprogesterone gave different effects on the concentration of 17-β estradiol,
gonad maturation index and daily growth rate (p0,05). Gonad was
in a previttelogenic stage. GFP population in treatment D2M2 showed a decrease
in the concentration of estradiol 17-β and gonado somatic index than control
(p 0,05), life survival rate in low
level and gonad in previttelogenic stage. Post-induction of maturation treatment
M2 and D2M2 showed a high in estradiol concentration, gonado somatic index
value higher than the control and gonads are mature stage but treatment D2
showed a decline in estradiol concentrations, gonado somatic index lower and

gonad in a previttelogenic stage.
Maturation time after induction of maturation observed after the use of
hormones Oodev® on shrimp that had been given inhibition treatment (dopamine
and medroxyprogesterone). The results showed the treatment M2 were able to
gonadal maturation for 8 days after hormone injection while on treatment D2
requires a longer time than other treatments, ie 30 days after the injection of
Oodev® hormone. It is guessed in the treatment of D2 was able to suppress
gonadal maturation in GFP and Oodev® hormon dose have not been able to
induce maturation (require longer maturation time). As a conclusion of nine
treatments, treatment D2, M2 and D2M2 could inhibit gonadal maturation and
increase the growth rate but on the treatment D2 has a maturation time is longer
than the treatment M2 and D2M2.

Keywords:

Macrobrachium rosenbergii, dopamine,
Oodev®, growth, gonad development.

medroxyprogesterone,


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASCAPENGHAMBATAN
PEMATANGAN GONAD UDANG GALAH BETINA SECARA HORMONAL
MENGGUNAKAN DOPAMIN DAN MEDROXYPROGESTERONE

MEGAWATI WIJAYA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Sukenda, M.Sc

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 sampai Juni 2016 dengan Tema reproduksi
udang galah. Judul penelitian ini adalah “Performa reproduksi dan pertumbuhan
pascapenghambatan pematangan gonad udang galah betina secara hormonal
menggunakan dopamin dan medroxyprogesterone”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan penelitian ini
tidak semata didapatkan sendiri, namun tidak terlepas dari segala bantuan dan
dukungan berbagai pihak, baik ide, pemikiran, tenaga, moril dan material. Oleh
karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Dr. Ir. Agus

Oman Sudrajat, M.Sc. dan Dr. Imron, S.Pi M.Si sebagai komisi pembimbing serta
Bapak Hari Krettiawan, S.Si M.Si sebagai pembimbing lapang atas waktu, arahan,
kesabaran, nasehat serta semangat yang telah diberikan hingga tesis ini dapat
terselesaikan. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dr. Ir. Sukenda, M.Sc sebagai dosen penguji luar komisi dan Dr. Ir. Widanarni,
M.Si sebagai komisi program studi yang telah memberikan saran dan masukan
dalam ujian sidang tesis ini.
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis haturkan kepada
ayahanda H. Drs. Sumaryadi, MM. dan Ibunda Hj. Suryati, S.Pd yang telah tulus
mendoakan, memberi kasih sayang serta semangat agar tidak mudah menyerah
dan fokus dalam menyelesaikan studi. Selain itu kepada saudara/saudari saya
Candra Ariastuti Wijaya, Surya Kusuma Wijaya, Dian Puspita Rini Wijaya, Roni
Eka Abadi, Ivone Wulandari Budiharto dan Nindy Parenty Budiharto yang telah
memberikan doa dan semangat.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh dosen
Program Studi Ilmu Akuakultur Sekolah Pacsasarjana Institut Pertanian Bogor
dan seluruh pegawai BPPI Subang Jawa Barat khususnya POKJA udang galah
dan Laboratorium fisiologi dan genetika yang telah memberikan saran kepada
penulis. Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu
Akuakultur Angkatan 2014 atas kebersamaan, kekompakan, kerjasama serta
motivasinya dalam menempuh studi. Kepada Dudi Muhammad Wildan, Asep
Sofian, Reni Agustina Lubis, Yusran Ibrahim, Fatahillah Maulana Jufrie,
Wulandari Sarasati dan Rommy Suprapto penulis menyampaikan terima kasih
atas kebersamaan dan kerjasamanya selama penelitian.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian karya
ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya.

Bogor, Maret 2017
Megawati Wijaya

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
3
3

2 METODE
Waktu dan Tempat
Bahan Penelitian
Rancangan Penelitian
Prosedur Penelitian
Parameter Uji
Analisis Data

3
3
3
3
4
6
7

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

7
7
13

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

15
15
16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

17
21
27

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Rancangan perlakuan induksi dopamin dan medroxyprogesterone untuk 4
menghambat pematangan gonad udang galah
Histologi gonad udang galah pascainduksi penghambatan dan maturasi
9
®
Waktu maturasi setelah proses penyuntikan Oodev
12
Kualitas air selama masa pemeliharaan udang galah betina
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Konsentrasi estradiol 17-β pascainduksi penghambatan dan maturasi
8
Nilai IKG udang galah pascainduksi penghambatan dan maturasi
8
Histologi gonad udang sebelum diberi perlakuan dengan pembesaran
400 kali
9
Laju pertumbuhan harian pascainduksi penghambatan
11
Tingkat kelangsungan hidup udang galah pascainduksi penghambatan
12

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

Prosedur pengujian Estradiol 17-β dengan metode ELISA (enzyme
linked immuno sorbent assay)
Prosedur analisis histologi gonad
Hasil uji ANOVA

22
22
23

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang galah Macrobrachium rosenbergii merupakan jenis udang air tawar
yang bernilai ekonomis penting dan banyak diminati oleh masyarakat
arga
udang gala mencapai p
p 000 per kilogram. Produksi udang galah
di dunia pada tahun 2013 sebesar 203.033 ton sedangkan pada tahun 2014 sebesar
216.856 ton, mengalami peningkatan sebesar 13.823 ton (FAO 2015). Pada
kegiatan budidaya udang galah, ketersediaan induk menjadi persyaratan utama.
Namun pada udang galah betina memiliki kekurangan yaitu cepat mengalami
pematangan gonad. Hal ini dapat merugikan para pembudidaya udang galah
karena pada saat udang matang gonad, pertumbuhan somatik akan terhambat
disebabkan energi yang digunakan untuk pertumbuhan akan digunakan untuk
reproduksi (Cavalli et al. 2001).
Perkembangan gonad udang galah betina yang cepat secara alami
dipengaruhi oleh beberapa kerja hormon (Swetha et al. 2011). Gonad Stimulating
Hormone (GSH) dan Methyl Farnesoate (MF) merupakan hormon gonadotropin
yang berperan penting pada aktivitas kelenjar seks dan progesteron pada udang
galah betina karena berfungsi merangsang pembentukan sel telur dan
perkembangan gonad. Produksi GSH dan MF secara alami dapat dihambat oleh
aktivitas Gonad Inhibiting Hormone (GIH) dan Mandibular Organ Inhibiting
Hormone (MOIH) yang dihasilkan oleh organ-X, terletak pada tangkai mata
( uberman 2
) Menurut a’anan (1991) udang gala betina matang gonad
pertama pada bobot berkisar 18-26 g.
Pertumbuhan pada krustasea dipengaruhi kerja hormon ekdisteroid (hormon
molting) yang berada pada organ Y (Nagaraju et al. 2004). Organ Y akan
mensintesis dan mensekresikan ekdisteroid menuju ke sel-sel pertumbuhan seperti
tangkai mata dan hepatopankreas (Nagaraju 2011). Menurut Chang et al. (2011)
Molt Inhibiting Hormone (MIH) berperan untuk mengatur proses molting pada
krustasea sedangkan Crustacea Hyperglemic Hormone (CHH) berperan dalam
menyediakan karbohidrat dan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi (Moles
2006). Hormon MF berperan dalam menstimulasi pertumbuhan pada krustasea.
Hal ini dibuktikan oleh Allayie et al. (2010), pemberian ekstrak organ madibular
dapat meningkatkan pertambahan bobot tubuh pada kepiting Charybdis lucifera.
Metode yang dapat digunakan untuk menghambat pematangan gonad,
meningkatkan laju pertumbuhan dan udang dapat matang gonad kembali
pascapenghambatan yaitu dengan metode hormonal. Oleh karena itu pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode hormonal dengan cara
menginduksi dopamin dan medroxyprogesterone sebagai penghambat pematangan
gonad dan Oodev® sebagai pematangan gonad pada udang galah betina
pascapenghambatan.
Dopamin adalah neurotransmitter yang berada dalam sistem saraf pusat
dan ovarium krustasea (Tinikul et al. 2009b). Dopamin bersifat hidrofilik (Shin
et al. 2014). Menurut Fingerman (1997) fungsi dopamin untuk menghambat
pematangan gonad pada udang dengan cara menstimulasi sel neuroendokrin
organ-X pada medulla terminal di tangkai mata agar mensintesis hormon GIH.

2
Hormon GIH merupakan hormon yang dapat menghambat perkembangan gonad
pada krustasea (Tinikul et al. 2009a). Penelitian yang dilakukan oleh (Novienti
2001; Riani 2010) membuktikan bahwa dopamin dengan dosis 10-6 mol dan 10-9
mol dapat menghambat pematangan gonad udang windu selama 10 dan 14 hari.
Hal ini juga dibuktikan oleh Tinikul et al. (2008) pemberian dopamin 2,5 x 10-6
mol dan 2,5 x 10-7 mol dapat menghambat pematangan gonad pada udang galah.
Medroxyprogesterone asetat adalah hormon steroid yang diproduksi oleh
ovarium, korteks adrenal dan plasenta pada masa kehamilan (Suherman 2008).
Medroxyprogesterone bersifat lipofilik (Steele et al. 2013). Menurut Daido et al.
(2014) fungsi medroxyprogesterone yaitu menekan ovulasi dengan cara
menghambat hipofisa untuk mensekresikan hormon Luteinizing Hormone (LH)
dan Folicle Stimulating Hormone (FSH). Hormon FSH dan LH merupakan kunci
yang mengatur reproduksi (Aizen et al. 2012). Hal ini dibuktikan oleh Yurnadi
et al. (2011) pemberian medroxyprogesterone 50 mg dapat menghambat
pematangan gonad pada tikus jantan strain Sprague Dawley.
Oodev® (Oosit developer) merupakan premix bahan aktif yang di dalamnya
terkandung hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) dan Anti
Dopamine (AD). PMSG merupakan hormon sintesis glikoprotein yang
disekresikan dari sel-sel tropoblas kuda yang di dalamnya terkandung FSH dan
LH (Moore dan Ward 1980). Anti dopamin merupakan neurotransmiter yang
menghambat sistem kerja dopamin (Dufour et al. 2010).
Keberadaan GnRH endogenous pada udang galah terdeteksi di Central
Nervous System (CNS) di otak dan ganglion thorac (Ngernsoungnern et al. 2008).
Hal ini juga dibuktikan oleh Tinikul et al. (2014) induksi GnRH memiliki
pengaruh yang signifikan dalam merangsang pematangan ovarium pada udang
vannamei. Menurut Huang (2008) keberadaan FSH dan LH endogenous pada
rajungan Portunus trituberculatus terdeteksi di otak dan ganglion thorac. Hal ini
dapat membuktikan bahwa keberadaan GnRH, FSH dan LH endogenus pada
krustasea yang berperan penting sebagai kontrol reproduksi. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan penggunaan dopamin dan medroxyprogesterone
untuk menghambat pematangan gonad dan Oodev® untuk udang dapat matang
gonad kembali pascapenghambatan.

Perumusan Masalah
Udang galah betina mengalami pematangan gonad yang cepat. Pematangan
pertama udang berkisar 15-35 g dalam waktu 4 sampai 6 bulan (Krettiawan et al.
2015). Ketika udang matang gonad, pertumbuhan somatik akan terhambat. Hal ini
disebabkan energi yang digunakan untuk pertumbuhan akan digunakan untuk
reproduksi (Cavalli et al. 2001). Berdasarkan kajian endokrinologi pada krustasea,
pendekatan secara hormonal seperti induksi neurotransmitter dan hormon
merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk
menghambat pematangan gonad yang berperan penting dalam meningkatkan laju
pertumbuhan dan udang dapat matang gonad kembali pascapenghambatan.
Dopamin merupakan neurotransmitter yang dapat menghambat pematangan
gonad pada udang. Medroxyprogesterone adalah hormon yang dapat menghambat
pematangan gonad pada manusia.

3
Oodev® adalah hormon yang efektif mempercepat maturasi dan meningkatkan
kinerja reproduksi. Aplikasi penggunaan dopamin, medroxyprogesterone dan
Oodev® pada udang diharapkan dapat memberikan respon yang positif pada
perbaikan kinerja reproduksi udang galah betina.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan neurotransmitter
dopamin dan hormon medroxyprogesterone sebagai penghambat pematangan
gonad dan Oodev® sebagai pematangan gonad udang galah betina
pascapenghambatan
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi dalam mendapatkan induk udang galah yang
berukuran besar dengan cara mencegah reproduksi dini melalui penghambatan
pematangan gonad dan udang tetap tumbuh normal serta udang dapat matang
kembali pascapenghambatan.

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 hingga Juni 2016.
Penelitian bertempat di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi, Subang,
Jawa Barat. Analisis histologi dilakukan di Balai Veteriner Subang, Jawa Barat
dan analisis estradiol dilakukan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi,
Subang, Jawa Barat.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah udang galah betina
keturunan populasi dari Asahan, dopamin dan medroxyprogesterone. Udang galah
betina yang digunakan berasal dari koleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan,
Sukamandi, Subang, Jawa Barat dengan bobot 11,27±0,97 g. Neurotransmitter
dopamin yang digunakan pada penelitian ini dengan dosis 0, 10-5 mol udang-1 dan
10-10 mol udang-1, hormon medroxyprogesterone dengan dosis 0, 75 mg 1,5 mL-1
bobot udang-1 dan 150 mg 3 mL-1 bobot udang-1 dan hormon Oodev® dosis 1 mL
kg-1 bobot udang-1.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dalam dua tahap
percobaan yaitu percobaan Tahap 1 induksi penghambatan dan percobaan Tahap 2
induksi maturasi.

4
Percobaan Tahap 1
Percobaan Tahap 1 dilakukan untuk menganalisis pengaruh dopamin,
medroxyprogesterone dan premix dopamin-medroxyprogesterone sebagai
penghambat pematangan gonad. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan ulangan individu 15 ekor.
Adapun rancangan perlakuan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 1 Rancangan perlakuan induksi dopamin dan medroxyprogesterone untuk
menghambat pematangan gonad udang galah betina
Dopamin (mol udang-1)
Medroxyprogesterone
-1
-1
(mg mL bobot udang )
0
10-5
10-10
0
Kontrol
D1
D2
-1
75 mg 1,5 mL
M1
D1M1
D2M1
150 mg 3 mL-1
M2
D1M2
D2M2
Keterangan : kontrol (NaCl 0,1 mL); D1 (Dopamin 10-5 mol); D2 (Dopamin 10-10 mol); M1
(Medroxyprogesterone 1,5 mL); M2 (Medroxyprogesterone 3 mL); D1M1 (Dopamin 10-5 +
Medroxyprogesterone 1,5 mL); D2M1 (Dopamin 10-10 + Medroxyprogesterone 1,5 mL); D1M2
(Dopamin 10-5 mol + Medroxyprogesterone 3 mL); D2M2 (Dopamin 10-10
+
Medroxyprogesterone 3 mL)

Percobaan Tahap 2
Percobaan Tahap 2 dilakukan untuk menganalisis pengaruh Oodev® dalam
mempercepat maturasi pascapenghambatan. Percobaan Tahap 2 menggunakan
RALF dengan sembilan perlakuan yang sama seperti pada percobaan Tahap 1.
Percobaan tahap 2 dilakukan dengan menginduksi Oodev® dengan dosis
1 mL kg-1 bobot tubuh-1 pada udang galah betina pascapenghambatan. Parameter
yang diamati yaitu konsentrasi estradiol 17-β, indeks kematangan gonad dan
histologi gonad.

Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Pemeliharaan udang galah betina dilakukan di bak beton ukuran 1,5x1x1
m dengan kapasitas air 1 ton sebanyak sembilan buah. Air yang digunakan
berasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam dan diberi aerasi.
Bak dikeringkan selama 1 hari kemudian diisi air sebanyak 500 l.
Bak yang telah diisi air diberikan selter berupa paralon dan jaring PVC untuk
menghindari terjadinya perilaku kanibal. Pemberian aerasi sebanyak 3 titik untuk
setiap bak.
3

Pemilihan Udang Galah Betina
Udang galah betina yang digunakan yaitu udang Asahan sebanyak 135 ekor
yang berasal dari koleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi.

5
Udang diseleksi dengan kriteria berukuran 11,27±0,97 g berumur 4 bulan, sehat,
tidak cacat, organ tubuh lengkap dan bebas dari penyakit.
Penebaran dan Aklimatisasi Udang
Udang hasil seleksi ditebar ke dalam bak penelitian dengan padat tebar 15
ekor bak-1, kemudian diaklimatisasi selama satu minggu. Hal ini dilakukan untuk
menghindari udang stres pada saat pemberian perlakuan.
Pemeliharaan Udang
Selama pemelihaaraan udang diberi pakan komersil dengan kadar protein
35%. Dosis pemberian pakan sebanyak 5% dari biomassa. Pakan diberikan tiga
kali dalam sehari. Untuk menjaga kualitas air dalam wadah pemeliharaan
dilakukan penyiponan dan pergantian air setiap tiga hari sekali.
Induksi Penghambatan dan Maturasi
Induksi penghambatan dan maturasi dilakukan dengan cara penyuntikan
dopamin, medroxyprogesterone dan Oodev® pada intramuskular kaki jalan ketiga
udang galah betina. Penyuntikan dopamin dan medroxyprogesterone dilakukan
sebanyak tiga kali pada minggu ke-0, 2 dan 4 dengan interval waktu setiap dua
minggu sekali. Sebelum dilakukan proses penyuntikan dopamin dan
medroxyprogesterone diracik terlebih dahulu sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan. Proses penyuntikan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 untuk
mengurangi stres pada udang (Riani 2010). Penyuntikan Oodev® dilakukan
sebanyak 1 kali pada minggu ke-8. Proses penyuntikan dilakukan pada sore hari
pukul 16.00 untuk mengurangi stres dan konsentrasi dopamin cukup rendah dalam
tubuh udang.
Pengambilan Sampel Gonad dan Hemolim
Pengambilan sampel gonad dan hemolim dilakukan pada saat awal, tengah
dan akhir penelitian. Pengambilan sampel gonad untuk mengetahui pengaruh
pemberian dopamin, medroxyprogesterone dan Oodev® terhadap gonad udang
galah betina dan pengambilan sampel hemolim pada udang untuk menganalisa
profil hormon.
Waktu Maturasi Udang
Waktu maturasi merupakan periode waktu yang diamati setelah penyuntikan
hormon Oodev® hingga udang telah matang gonad (Tingkat Kematangan Gonad
IV). Pengamatan waktu maturasi dilakukan untuk mengetahui udang galah betina
dapat kembali matang pascainduksi penghambatan menggunakan dopamin dan
medroxyprogesterone.

6
Parameter Uji
Konsentrasi Estradiol
Analisis estradiol dilakukan dengan cara mengambil sampel hemolim
sebanyak 0,3 mL pada intramuskular kaki jalan ketiga dengan menggunakan
syringe ukuran 1 mL yang telah diberikan antikoagulan. Sampel di sentrifuse dan
disimpan pada
freezer bersuhu -20°C. Pengukuran konsentrasi estradiol
dilakukan menggunakan metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
seperti disajikan pada Lampiran 1.
Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Indeks kematangan gonad atau dikenal dengan istilah Gonado Somatic
Index (GSI) diamati pada awal, tengah dan akhir penelitian dengan menggunakan
rumus (Effendie 2002) :
GSI

=

x 100

Histologi Gonad
Pengamatan histologi gonad dilakukan untuk mengamati gonad secara
mikroskopis. Histologi gonad dilakukan dengan menggunakan metode pewarnaan
Hematoksilin-Eosin (H&E) seperti disajikan pada Lampiran 2.
Laju Pertumbuhan
Pengamatan laju pertumbu an arian (α) udang dilakukan diawal dan
diakhir penelitian menggunakan rumus (Effendi 2004) :

Keterangan :
Wo
= Berat udang awal penelitian (g)
Wt
= Berat udang akhir penelitian (g)
n
= Lama waktu pemeliharaan (hari)
Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)
Tingkat Kelangsungan hidup merupakan persentase jumlah udang yang
hidup pada akhir penelitian dibandingkan jumlah udang awal. Perhitungan TKH
dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus (Effendie 2002) :
TKH (%) =

7
Keterangan :
TKH = Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
Nt
= Jumlah udang yang hidup diakhir perlakuan (ekor)
No
= Jumlah udang yang hidup d iawal perlakuan (ekor)

Waktu maturasi
Pengamatan waktu maturasi dilakukan untuk mengetahui berapa lama udang
galah betina mampu maturasi kembali setelah dilakukan pemberian dopamin dan
medroxyprogesterone.

Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur selama masa penelitian adalah suhu,
oksigen terlarut (DO) dan pH yang dilakukan pada awal, tengah dan akhir
penelitian.

Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua
faktor, yaitu pemberian dopamin dan medroxyprogesterone. Data yang diperoleh
ditabulasi dengan Ms. Excel 2010 dan uji ANOVA dianalisis dengan
menggunakan program MINITAB 16. Perlakuan yang berbeda nyata diuji lanjut
dengan uji Tuckey. Data histologi gonad, tingkat kelangsungan hidup, waktu
maturasi dan kualitas air dianalisis secara deskriptif.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Konsentrasi Estradiol
Pengukuran konsentrasi estradiol-17β pada awal penelitian diambil lima
ekor udang sebagai sampel dan memiliki nilai konsentrasi sebesar 1,34 ng mL-1.
Konsentrasi estradiol pascainduksi penghambatan pada perlakuan D2M2
(Dopamin 10-10 mol+Medroxyprogesterone 3 mL) sebesar 1,06 ng mL-1 lebih
rendah dibandingkan kontrol (p