Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK AL Fattah Tigaraksa

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN DI SMK AL FATTAH TIGARAKSA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Surotul Hidayat
NIM: 108018200011

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M.

ABSTRAK


Surotul Hidayat, 108018200011. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa Kab. Tangerang. Skripsi. Jurusan
Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2015.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses
pengintegrasian cara-cara untuk mengelola (perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian) semua sarana yang menunjang
dalam proses pendidikan baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan eifisien. Penelitian dilakukan di
SMK Al Fattah . Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran di SMK Al
Fattah Tigaraksa.
Pendekatan metode dalam penelitian ini menggunakan mix method antara
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
menggunakan metode yang dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam
pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mengolah data dari angket, yang menggunakan
analisis prosentase. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dan seluruh guru yang berjumlah 23

orang. Teknik Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan cara; 1)
Wawancara, 2) Angket, 3) Observasi, dan 4) Studi Dokumentasi. Pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa dilakukan dengan
berbagai macam cara. Mulai dari pengelolaan perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana
dalam pembelajaran di SMK Al Fattah Tigaraksa dalam kategori cukup baik. Hal
ini ditunjukkan dengan skala dengan skor rata-rata 76,45% (kategori baik).
Mengacu dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah
agar lebih memperhatikan tentang pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
supaya proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien serta
maksimal.
Kata Kunci: Pengelolaan, Sarana dan Prasarana, Pendidikan

i

KATA PENGANTAR

Assalaamuíalaikum Wr.Wb.
Alhamdulillaahirabbilíaalamin. Puji serta syukur bagi Allah SWT.

Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami
memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allaahumma
sholli ‘alaa Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada
junjungan dan suri tauladan kita baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah
membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah SWT.
Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan

Program Studi Manajemen Pendidikan, penulis banyak

mendapatkan dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, dosen


pembimbing

yang

selalu

membimbing penulis dengan penuh kebijaksanaan dan memberikan
arahan-arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Manerah, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan akademik dan motivasi kepada

penulis selama proses

perkuliahan.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kependidikan Islam dan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

ii

memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut

melancarkan usaha pembuatan skripsi ini.
6. Segenap Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan perpustakaan-perpustakaan fakultas.
7. Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan
dukungan moral dan material, do’a dan senyuman yang menyemangati
penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses
pembuatan skripsi.
8. Kakak-kakak, terimakasih atas kesediaan untuk selalu mendampingi, dan
motivasi yang membuat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi
ini. Terimakasih pula atas kasih sayangnya.
9. Pimpinan Pondok Pesantren Al Fattah Tigaraksa Kab. Tangerang, semoga
Allah memberi keberkahan dan kesehatan.
10. Kepala

SMK Al Fattah Tigaraksa Kab. Tangerang, semoga Allah

memberi keberkahan dan kesehatan.
11. Semua dewan guru dan siswa/siswi SMK Darussalam Ciputat, yang
telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.
12. Teman-teman kelas A dan B KI-MP angkatan 2008 yang menjadi

partner selama proses perkuliahan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu
disambut dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalaamuíalaikum Wr.Wb.
Jakarta, Maret 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................


vi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Indentifikasi Masalah .........................................................................

6

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah .................................... 6
D. Tujuan Penelitian ...............................................................................

7

E. Manfaat Penelitian.............................................................................

7


BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ..................

8

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................................

8

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................

8

2. Fungsi, Jenis, dan Sifat Sarana dan Prasarana Pendidikan ..............

12

3. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah ......................

17


B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................................

26

1. Perencanaan ......................................................................................

32

2. Pengadaan .........................................................................................

34

3. Pemeliharaan .....................................................................................

39

4. Penghapusan .....................................................................................

44


5. Pengendalian ......................................................................................

47

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 49

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

51

A. Desain Penelitian ................................................................................ 51
B. Metode Penelitian ..............................................................................

52

C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................

52


D. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................................

52

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 53
F. Teknik Pengolahan Data ...................................................................

54

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................

60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................

60

1. Sejarah Berdirinya SMK Al Fattah Tigaraksa ..................................

60

2. Keadaan Siswa SMK Al Fattah Tigaraksa .......................................

62

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Al Fattah Tigaraksa .......

63

4. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana SMK Al Fattah Tigaraksa..

63

B. Deskripsi Data ................................................................................... 70
C. Interpretasi Data ................................................................................

87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

96

A. Kesimpulan ........................................................................................

96

B. Saran ................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

v

98

DAFTAR TABEL

1. Tabel

3.1

2. Tabel

4.1

Kisi-kisi instrument pengelolaan sarana dan prasana
pendidikan.........................................................................
58
Keadaan siswa SMK Al Fattah Tigaraksa ........................... 62

3. Tabel

4.2

Tenaga pendidik dan kependidikan .....................................

63

4. Tabel

4.3

Pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan ........

71

5. Tabel

4.4

Menyusun daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam mendukung materi di sekolah .................................... 72

6. Tabel

4.5

Meminta bantuan kepada rekan kerja dalam melakukan
pengelolaan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana ........

7. Tabel

4.6

Membahas masalah kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan kepala sekolah .......................................

8. Tabel

4.7

4.8

4.9

74

Mengajukkan pengadaan sarana dan prasarana pengajaran
yang dibutuhkan kepada kepala sekolah...............................

10. Tabel

73

Mengusahakan sendiri sarana dan prasarana pembelajaran
di sekolah .............................................................................

9. Tabel

72

74

Mendukung proses sekolah dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan ............................................................ 75

11. Tabel

4.10

Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ....

12. Tabel

4.11

Guru terlibat langsung dalam pembuatan sarana dan
prasarana di sekolah..............................................................

13. Tabel

4.12

4.13

4.14

77

Pembuatan sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah
melibatkan siswa ..................................................................

15. Tabel

76

Melengkapi sarana dan prasarana pengajaran di sekolah
melibatkan siswa...................................................................

14. Tabel

75

77

Guru memanfaatkan sarana dan prasarana pengajaran 78
dalam pelaksanaan KBM .....................................................

vi

16. Tabel

4.15

Guru memanfaatkan sarana dan prasarana alat peraga
dalam pelaksanaan proses KBM ..........................................

79
79

17. Tabel

4.16

Penggunaan sarana dan prasarana pengajaran di sekolah.....

18. Tabel

4.17

Guru mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan dalam proses KBM. ...........................................

19. Tabel

4.18

Menggunakan fasilitas pendidikan yang bervariasi dalam
melaksanakan proses KBM ..................................................

20. Tabel

4.19

80

81

Guru diberi wewenang dan tugas untuk merawat sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah .................................... 81

21. Tabel

4.20

Siswa diberi wewenag untuk menjaga sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah.........................................................

22. Tabel

4.21

82

Memberi tanggung jawab terhadap siswa merawat sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah .................................... 82

23. Tabel

4.22

sarana dan prasarana yang rusak menjadi tanggung jawab
sekolah................................................................................... 83

24. Tabel

4.23

Memberikan arahan pada siswa dalam menggunakan
sarana dan prasarana pendidikan .......................................... 84

25. Tabel

4.24

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan oleh siswa
dalam KBM di bawah pengawasan guru............................... 84

26. Tabel

4.25

Pengawasan diperlukan dalam proses penggunaan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah .................................... 85

27. Tabel

4.26

Memberisihkan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah……………………………………………………... 86

28. Tabel

29. Tabel

4.27

4.28

Pengawasan sekolah membantu dalam merencanakan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan ........................

86

Interpretasi data ....................................................................

87

vii

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara kepala sekolah
Lampiran 2 : Pedoman wawancara wakil kepala sekolah bid. sarpars
Lampiran 3 : Angket untuk guru
Lampiran 4 : Dokumentasi foto sarana dan prasarana

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Dalam kehidupannya, manusia
harus dididik dan mendidik dirinya agar terbentuk kemampuan untuk menjaga
kelangsungan dan perkembangan kehidupannya secara terus menerus. Salah
satu usaha tersebut dilakukan melalui proses belajar mengajar di sekolah
sebagai satuan pendidikan.Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.1
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut,
diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
1

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, h.

1.

1

2

disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Seperti yang dijelaskan
dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa “Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi

keperluan

pendidikan

sesuai

dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik”.2
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya utama dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu didayagunakan dan
dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu
dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa
berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana
merupakan kegiatan yang amat penting, karena keberadaannya akan sangat
mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah.
Pada kenyataannya masih banyak sekolah yang sarana dan prasarananya
belum memadai sesuai dengan standar pengelolaan sarana dan prasarana yang
telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sarana dan prasarana
harus dikelola secara sistematis. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah harus ada faktor yang menunjang untuk kelancaran proses kegiatan di
sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah sarana dan prasarana yang
menunjang proses pembelajaran di sekolah. Dengan alasan bahwa pengetahuan
murid tidak terbatas pada pengetahuan konseptual semata, tetapi butuh
pemahaman secara praktek agar murid benar-benar mengerti kegunaan dari
ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru dan manfaatnya untuk diamalkan
pada kehidupan sehari-hari.
Meskipun telah bermunculan sekolah-sekolah yang kualitasnya baik, tetapi
masih banyak juga sekolah yang masih dipandang minus sebagian masyarakat.
Kenyataan memperlihatkan sebagian sekolah masih memiliki kekurangan yang
meliputi rendahnya kualifikasi dan kompetensi pendidik serta sarana dan
prasarana yang belum memadai.

2

U nd a n g - U nd a n g No . 2 0 T ah u n 2 0 0 3 P a sa l 4 5 A ya t 1 , h . 1 4 .

3

Masyarakat juga memandang bahwa sekolah adalah satu-satunya tempat
belajar yang dalam banyak hal kurang dikelola secara profesional. Pemahaman
seperti ini tentu saja kurang menguntungkan, karena ada kesan bahwa kalau
sesuatu itu diletakkan dalam hanya sekolah tempat belajar. Kalau tidak dikelola
secara profesional, maka wajar kalau dalam banyak hal juga seadanya
termasuk di dalam hal partisipasi keuangan. Kalau sudah demikian, maka
dampaknya akan mengena pada hal-hal lain. misalnya pada pembangunan
sarana dan prasarana, penyediaan sarana pembelajaran, kesejahteraan guru dan
pegawai, dan sebagainya.
Untuk menepis anggapan negatif masyarakat tentang sekolah, diperlukan
suatu standar pendidikan untuk meningkatkan mutu di satuan pendidikan.
Karena standar merupakan acuan dasar atau tolak ukur bagi semua pihak
sehingga dapat menetapkan kriteria minimum dan maksimum sesuatu. Maka
dari itu pemerintah menetapkan 8 (Delapan) Standar Pendidikan yang harus
dipenuhi setiap Satuan pendidikan yang ada di Indonesia termasuk Sekolah.
Hal ini tertera di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 BAB IX tentang Standar Pendidikan Nasional
Pendidikan pasal 35 ayat (1) bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas
Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana Dan
Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, Dan Penilaian Pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.3Untuk sekolah, standar ini
berfungsi sebagaian acuan agar output sekolah dapat berkompetensi dengan
satuan lembaga pendidikan lainnya dibidang norma, intelektual maupun
spiritual.
Karena hal ini berkaitan dengan mutu pendidikan, pasal 35 UndangUndang nomor 2 tahun 2003 mengamanatkan perlunya Standar Nasional
Pendidikan yang dijelaskan pada BAB XII pasal 45 tentang sarana dan
parasarana pendidikan ayat (1) setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi Fisik, Kecerdasan Intelektual, Sosial, Emosional dan Kejiwaan
3

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Citra Umbara), h. 23

4

Peserta Didik, dan ayat (2) ketentuan mengenai penyediaan sarana dan
prasarana pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur lebih lanjut pada peraturan pemerintah.4
Standar yang telah ditetapkan pemerintah yang berupa Undang-Undang
bertujuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu masih jauh dari
apa yang diharapkan dan belum terlaksana secara optimal di Sekolah-sekolah
yang ada di Negeri ini terutama sekolah. Sampai hari ini masih banyak sekolah
yang belum mampu mengimplemtasikan standar sarana dan parasarana
pendidikan secara benar terutama dalam persoalan pengelolaan sarana dan
parasarana

pendidikan,

yang

diantaranya

adalah

perencanaan

dalam

mengadakan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan perlengkapan
sekolah, pemeliharaan sarana dan prasarana, penghapusan serta pengendalian
yang dapat diartikan pengawasan program pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang
perlu dan penting untuk dikelola dengan baik serta merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari manajemen pendidikan. Seperti gedung, tanah,
perlengkapan administrasi sampai pada sarana yang digunakan langsung dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Dengan keterbatasan sarana prasarana pendidikan dan pengajaran di
sekolah sudah tentu mempengaruhi hasil pembelajaran siswa. Dengan kata lain
proses pelaksanaan pendidikan di sekolah dan permasalahan pembelajaran
bukan hanya dihadapi oleh guru yang bersangkutan, tetapi didukung pula oleh
keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan tersebut.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka
dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan usaha pemanfaatan alat peraga dan
alat praktek sebagai sarana untuk membangkitkan motivasi belajar siswa serta
menghemat waktu.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk
Undang-Undang Republik Indonesia…, hal 30

4

5

mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan.
Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas.Sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil, atau administrasi
peralatan, adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
akan semakin sukses bilamana ditunjang dengan sarana prasarana pendidikan
yang memadai. Tentunya sarana dan prasarana pendidikan tersebut harus
dikelola dengan baik, agar mempunyai manfaat yang baik bagi seluruh
komponen sekolah.5
Seperti halnya keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan Al Fattah(SMK
Al Fattah) yang merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam atau instusi yang
bergerak di bidang pendidikan yang terletak di daerah Jl. Aria Jaya Santika Kp.
Seglog Desa Pasir Bolang Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang, yang sarana dan
prasarananya belum memadai, baik dari lingkungan sekolahnya, gedung,
maupun fasilitas-fasilitas yang lain, dan secara umum mengenai pengelolaan,
pemanfaatan, pemeliharaan serta pengadaan sarana prasarana belum efektif.
Untuk itu penulis ingin mengetahui pentingnya peranan sarana dan prasarana
pendidikan bagi kelancaran proses belajar mengajar, maka perlu dilakukan
usaha-usaha tertentu kearah pengelolaan, pengadaan, penggunaan, dan
pemeliharaan sarana pendidikan secara efektif dan efisien serta penyusunan
yang obyektif dan rasional.
Untuk menjawab persoalan di atas maka pada kesempatan ini penulis
mencoba untuk melakukan penelitian tentang “PENGELOLAAN SARANA
DAN PRASARANA PENDIDIKAN DISMK AL FATTAHTIGARAKSA”.

5

Soetjipto dan Raflis Kosasin,Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 170.

6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat didefinisikan
masalah yang ada sebagai berikut:
1. Belum terpenuhinya pengadaan sarana dan parasarana yang menunjang
proses pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa.
2. Adanya kegiatan Pemeliharaan yang belum efektif di SMK Al Fattah
Tigaraksa.
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK Al
Fattah Tigaraksa belum maksimal.
4. Sistem pengendalian sarana dan prasarana pendidikan yang kurang baik
di SMK Al Fattah Tigaraksa.

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan peneliti dalam biaya,
waktu, dan kemampuan akademik. Maka masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK Al
Fattah Tigaraksa.
Adapun yang dimaksud dengan Pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan proses pengintegrasian cara-cara untuk mengelola
(perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian)
semua sarana yang menunjang dalam proses pendidikan baik secara langsung
ataupun tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
eifisien.
Pembatasan masalah yang diambil adalah:
1. Belum

terpenuhinya

pengadaan

sarana

dan

parasarana

yang

menunjang proses pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa.
2. Ekegiatan Pemeliharaan yang belum efektif di SMK Al Fattah
Tigaraksa.
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK
Al Fattah Tigaraksa belum maksimal.

7

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka yang menjadi
perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Bentuk Pengelolaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa?”.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas pengelolaan sarana
dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
Al Fattah Tigaraksa (SMK Al Fattah Tigaraksa).

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.

Bagi Kepala Sekolah: untuk meningkatkan kompetensi manajerial
sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi manajerial pendidikan.

2.

Bagi para Guru: sebagai bahan untuk diterapkan dalam proses kegiatan
belajar mengajar, sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan.

3.

Bagi

Peneliti:

permasalahan

sabagai

bahan

pengelolaan

untuk

sarana

wawasan

prasarana

baru

mengenai

pendidikan

dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran yang terjadi di sekolah.
4.

Bagi Sekolah: sebagai masukan dalam upaya peningkatan pengelolaan
dan pengembangan kualitas sarana prasarana pendidikan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran yang memadai bagi kelancaran
proses belajar mengajar di sekolah.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana bagi pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menunjang dalam proses belajar mengajar (PBM). Karena pencapaian proses
belajar mengajar akan semakin sukses apabila ditunjang oleh sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai. Banyak upaya yang dilakukan sekolah
untuk memaksimalkan jalannya proses belajar mengajar seperti adanya
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, pengalokasian biaya untuk
pengadaan sarana dan prasarana, dan pengawasan dalam operasional
penggunaan sarana dan prasarana pendidikan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah. Pemerintah juga melakukan upaya untuk melengkapi
sarana dan prasarana di sekolah antara lain dengan memberikan dukungan
finansial bagi pengadaan sarana dan prasarana di sekolah dan memberikan
bantuan sesuai dengan kebutuhan sekolah berbentuk barang-barang dan alat-

8

9

alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar mutu
pendidikan yang dihasilkan oleh sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Sarana adalah semua barang yang diperlukan baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak, yang dianggap sebagai penunjang pelaksanaan tugas
pendidikan di sekolah.1 Sarana yang dimaksud dari pengertian yang sudah
dijelaskan adalah bahwa apa saja yang berupa benda/barang dan alat-alat
yang digunakan di dalam proses pendidikan dan dapat menunjang proses
pembelajaran disekolah disebut dengan sarana.
Dalam dunia pendidikan sarana bisa diartikan sebagai alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didik, sehingga anak didik
terbantu

dengan

adanya

alat

pendidikan

untuk

memahami

materi

pembelajaran yang disampaikan. maka tujuan pendidikan akan tercapai
dengan optimal. Dengan demikian, sarana dalam lembaga pendidikan lebih
dikenal dengan sebutan sarana pendidikan.
Menurut rumusan tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan
Departemen Pendidikan Kebudayaan:
“Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien.”2
Lebih jelasnya lagi akan dijelaskan dalam pengertian luas, sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabotan yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.3
Sarana di dalam pendidikan

selain diartikan sebagai alat, perangkat

maupun perabotan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran,
ternyata dari pendapat yang telah dijelaskan di atas dapat diartikan juga
1

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), Cet. 1, h. 170
2

Suharsimi, Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), cet. 2, h. 82.
3
Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), Cet. 2, h. 2

10

bahwa yang termasuk sarana di dalam pendidikan yaitu segala sesuatu yang
diperlukan di dalam proses belajar-mengajar termasuk juga fasilitas yang
digunakan oleh pendidik dan peserta didik pada saat proses pembelajaran.
Selain itu, penjelasan tentang sarana pendidikan akan lebih jelas
dikemukakan oleh pendapat Ahmad Tafsir yang berpendapat bahwa sarana
pendidikan merupakan semua yang digunakan guru dan murid dalam proses
pendidikan. ini mencangkup perangkat keras dan perangkat lunak, perangkat
keras seperti gedung sekolah dan alat laboratorium dan perangkat lunak
seperti kurikulum, metode dan administrasi.4 Menurut E. Mulyasa sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses mengajar.
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran.5
Dari beberapa pengertian tersebut, yang dimaksud dengan sarana
pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan baik berupa fasilitas,
barang dan alat-alat yang secara langsung, bergerak maupun yang tidak
bergerak dan menunjang proses belajar mengajar agar memudahkan siswa
dalam menerima pelajaran. sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
lancar, efektif dan efisien. Contoh sarana pendidikan yaitu Buku pelajaran,
alat tulis, Papan tulis, kursi, meja dan alat atau media yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.
Prasarana secara etimologi (arti kata), merupakan alat tidak langsung
untuk

mencapai

tujuan

pendidikan.

Prasarana

pendidikan

misalnya

lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya.6 Secara
umum, prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah.7
4

Ahmad, Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), h. 90.
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi Dan Implementasi), (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2002 ) cet. 1, h, 49
6
Tholib, Kasan, Teori Dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Pres), h. 91,
t.t.
7
Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah …, h. 2

11

Sama halnya dengan sarana, prasarana

juga bukan hanya alat dan

perangkat yang digunakan dalam proses pendidikan di sekolah secara tidak
langsung, tetapi fasilitas juga dikategorikan sebagai prasarana dalam
pendidikan. Diantaranya yaitu: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju
sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah semua bentuk fasilitas, barang maupun alat yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran atau pendidikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah segala sesuatu
yang digunakan langsung dalam proses pembelajaran baik yang berupa
fasilitas, barang maupun alat-alat. Sehingga proses belajar-mengajar dapat
berlangsung secara efektif. Peran sarana dalam pendidikan sangatlah penting,
karena Apabila sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran
kelengkapannya tidak diperhatikan akan menghambat proses berjalannya
pembelajaran.
Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua bentuk fasilitas, barang
atau alat yang secara tidak langsung dapat menunjang proses pendidikan.
karena prasarana sebagai alat pendidikan yang digunakan secara tidak
langsung, maka kehadirannya bersifat mendukung di dalam proses
pembelajaran. Tetapi tetap saja perannya sangat dibutuhkan dan berpengaruh
dalam proses belajar. Contoh prasarana pendidikan diantaranya: ruang kelas,
perpustakaan, masjid, kebun, halaman dan lain sebagainya yang menunjang
proses pendidikan.
Adapun yang termasuk dalam sarana dan prasarana pendidikan yang
sesuai dengan PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
adalah peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar,
bahan habis pakai, lahan, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru atau
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
kerja, ruang kantin, tempat olahraga,dan tempat beribadah.8 Dari beberapa
penjelasan tentang sarana dan prasarana pendidikan, maka dapat disimpulkan
8

www.djpp.depkumham.go.id, mengenai Peraturan Pemerintah RI no. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.

12

bahwa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana pendidikan adalah semua
fasilitas, barang dan alat-alat yang menunjang dalam proses pendidikan baik
secara langsung maupun tidak langsung dan mempunyai peran yang masingmasing dan bersifat penting serta menjadi faktor pendukung dalam
menunjang proses pembelajaran.

2. Fungsi, Jenis, dan Sifat Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara umum, sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala
fasilitas, barang/benda dan alat yang digunakan dalam proses pendidikan.
salah satunya yaitu dalam proses belajar-mengajar. Bagi guru dan murid
sarana sangat menunjang dalam penyampaian materi-materi pembelajaran
yang diberikan di kelas. Proses transferisasi ilmu pengetahuan dari pendidik
kepada peserta didik membutuhkan alat pendidikan yang digunakan dalam
memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana
pendidikan memiliki fungsi, jenis, dan sifat yang berguna bagi terlaksananya
proses pembelajaran dengan baik. Serta hakikat sarana dan prasarana harus
mempunyai fungsi

yang sangat beragam dalam membantu proses

pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sarana dan
prasarana pendidikan pun memiliki berbagai jenis dan sifat bermacammacam, sehingga proses pendidikan menjadi menarik bagi siswa untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian, Sarana dan prasarana
pendidikan yang terdapat di sekolah-sekolah dapat ditinjau dari fungsi, jenis
dan sifatnya, antara lain:
1. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan berfungsi
tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk
dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman,
gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, listrik, telepon, serta
perabotan/meliber.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat
menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat
praktek dan media pendidikan. 9

9

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), Cet. 1, h. 115

13

Prasarana pendidikan pada pengertian yang telah dijelaskan,
mempunyai peran secara tidak langsung dalam menunjang proses
pembelajaran. maka prasarana menjadi faktor pendukung dalam
pendidikan. Sehingga fungsi kehadirannya kurang menentukan efektifnya
proses belajar-mengajar. Namun, bukan berarti dalam kegiatan
pengadaannya tidak diperhatikan karena tanpa adanya prasarana
pendidikan ini dapat menghambat proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah. Hal ini disebabkan prasarana di dalam proses pendidikan dapat
berguna sebagai faktor pendukung dan di dalamnya terjadi aktifitas
pendidikan. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan yaitu:
gedung/bangunan sekolah (ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang
kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, lapangan, kebun/taman, jamban,
ruang tata usaha, ruang konseling, ruang UKS, tempat ibadah, ruang
organisasi, gudang, dan jamban), jaringan jalan, air, listrik telepon, serta
perabotan/meliber.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung di dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, fungsi sarana sangat penting dan
ikut terlibat langsung dalam proses belajar-mengajar (PBM). dan juga
dapat dikatakan bahwa fungsi kehadirannya dalam proses belajarmengajar sangat menentukan efektifitas kegiatan tersebut. Misalnya,
buku pelajaran yang digunakan peserta didik pada saat pembelajaran.
karena tanpa adanya buku pelajaran, proses terjadinya tranferisasi ilmu
pengetahuan dari guru kepada peserta didik kurang berjalan optimal.
Yang termasuk dalam sarana pendidikan yaitu: alat pelajaran, alat peraga,
alat praktek dan media pendidikan. Jadi, tanpa adanya sarana dan
prasarana pendidikan proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik.
maka fungsi dari sarana dan prasarana tersebut harus dipahami dengan
baik.
Dari arti fungsi tersebut, tersirat makna bahwa fungsi sarana dan
prasarana pendidikan bisa dikategorikan dalam berbagai jenis, yang akan
dijelaskan sebagai berikut:

14

2. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan non fisik.
Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan,
mesin tulis, komputer, perabotan, alat peraga, model, media, dan
sebagainya.
Fasilitas Nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang
dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa,
uang.10
Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang
dimaksud adalah berbentuk sarana dan prasarana pendidikan yang
digunakan di sekolah. Fasilitas ini dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu fasilitas Fisik dan Nonfisik. Fasilitas fisik atau yang
biasa juga disebut dengan fasilitas materil, yaitu semua bentuk sarana
dan prasarana pendidikan yang digunakan sekolah dan berupa benda
mati tetapi mempunyai peran penting yang secara langsung
melancarkan usaha atau proses pendidikan yang ada di sekolah.
Misalnya, kendaraan yang biasa digunakan untuk transportasi, mesin
tulis yang biasanya digunakan seperti mesin tik atau komputer,
perabotan yang menunjang proses pendidikan, alat peraga yang
digunakan dalam proses belajar mengajar, model kerangka manusia
atau anatomi tubuh manusia yang dipakai saat pembelajaran praktek
bidang studi, media pembelajaran/pendidikan, dan lain sebagainya.
Ada juga pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana
pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan
yang dimaksud kebutuhan fisik sekolah adalah:
a) Kantor,
b) Sekolah,
c) Rumah dinas,
d) Gudang,
10

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro),
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), Cet. 1, h. 115

15

e) Laboratorium dll,11
Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam
fasilitas

Nonfisik, yaitu segala hal yang secara tidak langsung

merupakan faktor-faktor pendukung proses pendidikan. Tetapi bukan
berupa benda mati atau kurang bisa disebut dengan benda ataupun
dibendakan dan perannya dapat memudahkan atau melancarkan segala
usaha yang dilaksanakan di dalam proses pendidikan. yang termasuk
dalam fasilitas nonfisik diantaranya faktor Sumber Daya Manusia;
sebagai pendukung proses kegiatan belajar mengajar, kemudian Jasa;
salah satu contohnya yaitu kinerja guru dalam mengajar. Memberikan
motivasi kepada peserta didik dan melayani konsultasi peserta didik
saat mengalami permasalahan. Yang terakhir adalah Uang; Faktor
ekonomi merupakan faktor yang terpenting tetapi tidak semua hal
dapat didukung /ditukar oleh uang karena ada sarana kreatif lain yang
bisa digunakan dalam proses pembelajaran. tetapi kehadiran uang juga
sangat penting, karena pengadaan barang-barang atau sarana dan
prasarana sebagian besar karena adanya fungsi uang tersebut.
Secara umum, fungsi yang dikategorikan sebagai jenis bisa
digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam arti bahwa adanya
klasifikasi sarana dan prasarana dapat ditinjau dari segi sifatnya,
antara lain:
3. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak.
a. Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan,
dikelompokan menjadi barang habis pakai dan barang tidak
habis pakai.
1) Barang habis pakai adalah barang yang susut volumenya
pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu
barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak
berfungsi lagi, seperti spidol, kapur tulis, tinta, kertas,
penghapus, hapusan dan lain sebagainya.
2) Barang tidak habis pakai ialah barang-barang yang dapat
dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa
11

h. 95, t.t.

Tholib, Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Pres),

16

digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap
memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk
pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik,
kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
b. Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak berpindahpindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah,
bangunan/gedung, sumur menara dan lain sebagainya.12
Sarana dan prasarana yang dipakai di sekolah dapat
diklasifikasikan sifatnya menjadi barang-barang yang bergerak dan
tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindah tempatkan
dan pastinya volume barang tersebut dapat terjangkau oleh
penggunanya. Barang yang dapat dipindahkan ini terbagi menjadi
barang yang habis pakai dan barang tidak habis pakai.
Barang-barang habis pakai ini dipergunakan pada jangka
waktu tertentu saja karena volumenya akan susut pada saat
digunakan dan sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Barang
yang termasuk habis pakai, antara lain kapur tulis dan spidol yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Barang tidak habis pakai
jangka waktu penggunaannya biasanya lebih lama dari pada barang
habis pakai, karena volumenya tidak berkurang sedikitpun hanya
saja membutuhkan perawatan yang berkesinambungan dan
memerlukan anggaran biaya yang perlu diperhitungkan. Sehingga
barang tersebut siap pakai pada waktu akan dipergunakan.
misalnya mesin tik, komputer yang dipergunakan dalam proses
pendidikan,

kendaraan

sebagai

alat

transportasi

sehingga

memudahkan pihak sekolah dalam melakukan aktivitas yang ada di
sekolah, media pendidikan dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah barang yang tidak bergerak atau tidak
dapat dipindah tempatkan letaknya. Secara fisik barang-barang
yang tidak bisa digerakkan ini dapat berupa prasarana atau fasilitas
yang digunakan di dalam proses pendidikan. Yang termasuk
12

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), cet. 1, h. 116

17

barang tidak bisa digerakkan yaitu lahan, gedung/bangunan yang
didalamnya berlangsung proses pendidikan, sumur menara, dan
lain sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan, Dengan menggunakan sarana dan
prasarana pendidikan ini proses pembelajaran yang ada dalam
pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Fungsi sarana dan
prasarana dalam pendidikan dapat dirasakan secara langsung
maupun tidak langsung, baik dari jenisnya yang dapat dibedakan
secara

fisik

dan

nonfisik,

digerakan/dipindahkan

dan

serta

tidak

sifatnya

bergerak

yang

harus

dapat

dipenuhi

kebutuhannya secara lengkap dari lahan, gedung/bagunan, media
pembelajaran, hingga alat peraga yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Serta perawatannya juga harus diperhatikan.
sehingga sarana dan parasarana yang ada di sekolah dapat terjaga
kegunaan dan manfaatnya, sehingga pada saat dibutuhkan fasilitas
atau barang tersebut dapat digunakan sesuai dengan yang
diharapkan.

3. Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah
Di Indonesia, memiliki delapan standar pendidikan yang digunakan
untuk meningkatan mutu pendidikan. Delapan standar ini berfungsi
sebagai tolak ukur bagi semua pihak sehingga dapat menetapkan kriteria
minimum dan maksimum di setiap satuan pendidikan. Delapan kriteria ini
adalah: Standar isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Tenaga Kependidikan,
Sarana

Dan

Prasarana,

Pengelolaan,

Pembiayaan,

dan

Penilaian

Pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. 13 Salah
satu standar yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan adalah
standar sarana dan prasarana yang ada di setiap tingkatan pendidikan. Di

13

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Citra Umbara), h. 23

18

bawah ini adalah standar sarana dan prasarana pendidikan yang harus
dipenuhi oleh Satuan Pendidikan Tingkat Menengah
a. Kelengkapan Sarana Dan Prasarana
Sebuah sekolah sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1. Ruang kelas,
2. Ruang perpustakaan,
3. Ruang laboratorium IPA,
4. Ruang pimpinan,
5. Ruang guru,
6. Ruang tata usaha,
7. Tempat beribadah,
8. Ruang konseling,
9. Ruang UKS,
10. Ruang organisasi kesiswaan,
11. Jamban,
12. Gudang,
13. Ruang sirkulasi,
14. Tempat bermain/berolahraga.14
Dalam pengadaan satuan pendidikan, lahan, bangunan dan
kelengkapan sarana dan prasaran pendidikan harus sesuai dengan
standar yang tertera dalam Peraturan Menteri No. 40 Tahun 2008 yang
telah dipaparkan diatas. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan efektif serta efisien. Permen ini berlaku bagi
setiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia, apabila tidak
dilaksanakan akan menghambat proses belajar dan mutu output
pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tersebut tertinggal dalam
segi prestasi.
Penjelasan yang lebih rinci dari lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 tahun 2008 tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan sebagai
berikut:
14

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan. h.42

19

1. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat
sarana dan prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan,
lahan praktik, lahan untuk sarana dan prasarana penunjang, dan
lahan pertamanan.
2. Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk menjalankan
fungsi sekolah/madrasah.
3.

Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus.

4. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
5. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara
praktik yang memerlukan peralatan khusus.
6. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan untuk
melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah.
7. Ruang guru adalah ruang untuk guru

bekerja diluar kelas,

beristirahat, dan menerima tamu.
8. Ruang Tata Usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi
sekolah/madrasah.
9. Ruang

konseling

adalah

ruang

untuk

peserta

didik

mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
10. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang
mengalami

gangguan

kesehatan

dini

dan

ringan

di

sekolah/madrasah.
11. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masng-masing
pada waktu sekolah.
12. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.
13. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil

20

14. Gudang

adalah

ruang

untuk

menyimpan

peralatan

pembelajaran diluar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang
tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
15. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian
bangunan sekolah/madrasah
16. Tempat olahraga/tempat bermain adalah ruang terbuka atau
tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan
pendidikan jasmani dan olahraga.15
Ketentuan-ketetuan mengenai standar setiap ruang di sekolah beserta
sarana yang ada. Setiap ruang diatur dalam standar yang di jelaskan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dari perabot,
media pendidikan yang digunakan dalam pembelajaran dan perlengkapan
lainnya yang dipakai di dalam kelas akan dijelaskan lebih rinci sebagai
berikut:
1.

15

Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,
praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik
dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan
belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 peserta didik.
d. Rasio minimum ruang kelas adalah 2 m²/peserta didik,
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang,
luas minimum ruang kelas adalah 5 m.
e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk
memberikan pandangan ke luar ruangan.
f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik
dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan
dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
g. Ruang kelas dilengkapi dengan sarana yang di dalamnya
terdapat perabot: Kursi peserta didik, meja peserta didik, kursi
guru, meja guru, lemari, dan papan panjang. Selanjutnya ada
media pendidikan yaitu papan tulis, kemudian ada perlengkapan
lain yang dibutuhkan di dalalam ruang kelas yaitu tempat
sampah, tempat cuci tangan, jam dinding dan kontak kotak.

http://www.puskur.net/download/uu/90permen_40_2008_Stdr-SarPras.Pdf

21

Sarana yang terdapat di ruang kelas tersebut harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2.

Ruang Perpustakaan,
a. Ruang Perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta
didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka denga