Analisis pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM PROVINSI, TENAGA KERJA,
DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI
PROVINSI
DKI JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

DISUSUN OLEH:
HADI SETIAWAN
1110084000020

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2014M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap

: Hadi Setiawan

2. Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta, 14 Mei 1992

3. Alamat

: Jl. Wijayanti I C9.25 RT 006/026
Pondok Tanah Mas, Cibitung,
Kab.Bekasi, Jawa Barat.

4. Telepon

: 083895793276

5. E-mail


: [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri 06 Penggilingan

Tahun 1998-2004

2. SMP Negeri 236 Penggilingan

Tahun 2004-2007

3. SMA Negeri 12 Jakarta

Tahun 2007-2010

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2010-2014


III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Ekstrakulrukuler Futsal SMA N 12 Jakarta periode 2011-2012

IV.SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Workshop Islamic Economy Revivalism: Between Theory and
Practice, UIN Jakarta, 2012
2. Seminar Outlook Peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap Industri
Keuangan dan Perbankan Syariah, UIN Jakarta, 2012
3. Studium General Jurusan IESP, UIN Jakarta, 2012

i

V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Inik Sachroni

2. Tempat/Tanggal Lahir

: Cirebon, 30 Desember 1951


3. Ibu

: Maidah

4. Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta, 14 November 1958

5. Alamat

: Jl. Wijayanti I C9/25 RT 006/026
Pondok Tanah Mas, Cibitung,
Kab.Bekasi, Jawa Barat..

6. Telepon

: (021) 88373307

8. Anak ke dari


: Anak ke 5 dari 5 bersaudara

ii

ABSTRACT
The purpose of this study to describe the influence of minimum wage provinces,
labor, and infrastructure to foreign investment in DKI Jakarta. The data of this study
were obtained from Jakarta Statistical Biro 1983-2012. The study uses regression
method is used to (OLS) OrdinaryLeast Square with Eviews 6.0. According to results,
Adjusted R-squared 0,8727 that shows 87,27% foreign investment can explained by
minimum wage provinces, labor, and infrastructure. Otherwise, 12,73% foreign
investment can explained by another variable outside this study. The analysis of this
study shows minimum wage provinces and infrastructure have significant and
positive effect to foreign investment while labor has not significant and negative
effect to foreign investment in DKI Jakarta.
Keywords: foreign investment, minimum wage provinces, labor, and infrastructure

iii


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh upah minimum
provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di DKI
Jakarta. Data penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
periode 1983-2012. Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan (OLS)
Ordinary Least Square menggunakan Eviews 6.0. Berdasarkan hasil, nilai R-squared
0,8727, yang menunjukkan bahwa 87,27% penanaman modal asing di Provinsi DKI
Jakarta dapat dijelaskan oleh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur.
Sedangkan 12,73% variabel penanaman modal asing dijelaskan oleh variabel lain
diluar penelitian ini. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan upah minimum
provinsi dan infrastruktur berpengaruh signifikan dan positif terhadap penanaman
modal asing sementara tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap
penanaman modal asing di DKI Jakarta.
Kata kunci: Penanaman modal asing, upah minimum provinsi, tenaga kerja,
infrastruktur

iv

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia,
rezeki, dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Tenaga
Kerja, dan Infrastruktur terhadap Penanaman Modal Asing di Provinsi DKI
Jakarta”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW. serta para sahabat yang telah membimbing umatnya dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat,
dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, karena tanpa ridho dan segala karuniaNya tidak mungkin saya
dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat islam, iman,
sehat, dan curahan kasih sayang yang Engkau berikan.
2. Keluarga yang selalu ada untuk saya, Mama tercinta Maidah yang selalu
memberikan segalanya yang terbaik dan selalu mendoakan yang terbaik,
Bapak Inik yang memberikan doa dan memberikan dukungan. Aa Muchlisin
v


(kakak pertama), Mba Unafa (kakak kedua), Mba Koyimah (kakak ketiga),
dan Mba Nurhasanah (kakak keempat) dan semua keluarga yang selalu
mendukung dan bekerja keras untuk membuat saya bisa menyelesaikan studi
ini. Tanpa kalian saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih
banyak keluargaku. Kalian yang terbaik!
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Fakultas
Ekonomi dan Bisnis dengan baik dan memberikan ilmu yang sangat berharga
selama perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak
4. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memimpin Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan dengan baik memberikan ilmu yang sangat berharga selama
perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak
5. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi 1 yang dengan
kerendahan hatinya bersedia memberikan pengarahan, ilmu yang berharga,
serta bimbingan yang berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas
bimbingannya.. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.
6. Ibu Fitri Amalia S.Pd, M.Si. selaku dosen pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti
selama ini. Terima kasih atas semua bimbingan dan arahan yang ibu berikan
vi

sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
ibu.
7. Bapak Pheni Chalid S.F, M.A, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik
yang dengan segala perhatiannya selalu membimbing perkembangan
akademik dan memberikan arahan yang terbaik selama masa kuliah. Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan bapak.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu
memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB UIN
Jakarta. Jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
melayani dan membantu saya selama perkuliahan.
9. Puti Rahayu Fadila, yang banyak memberikan semangat dan selalu
mendukung. Selalu berdoa yang terbaik sehingga saya dapat menyelesaikan
studi ini dengan baik. Terima kasih atas semuanya. Semoga Allas SWT selalu
memberikan berkah yang terbaik untuk hidup kamu.
10. Sahabat terbaik yang selalu ada untuk saya selama kuliah, Oblak’s Squad

(Ravindra Bramastyo, Miftachul Ulum, Bagus Adetya Akbar, Muhammad
Burhanuddin, Alfian Isnan, Ricky Fajar Adiputra, Drajad Daru) yang dalam
suka dan duka selalu menghibur dan memberikan dukungan yang teramat
sangat, selalu saya susahkan dan repotkan. Selalu menjadi tempat bersandar
dalam keluh kesah selama kuliah. Selalu menjadi tempat melepas canda dan
vii

tawa. Terima kasih kawan terbaik, budi baik kalian tak akan saya lupakan.
Hidup Oblak!
11. Seluruh Teman-teman IESP 2010 yang tidak saya sebutkan satu per satu.
Selalu kompak buat IESP 2010! Terkhusus kawan-kawan seperjuangan kelas
Konsentrasi Pembangunan, Muhammad Reza Hermanto, Muhammad Adi
Rahman, Ravindra Bramastyo, Miftachul Ulum, Muhammad Burhanuddin,
Agus Setiawan, Umar Adi Syahputra, Denny Iswanto, Muhammad Yusuf
Muharram, Sigit Aji Pambudi, Dio Syahrullah, Wildan Hidayatullah, Fajrul
Syam Arzani, Fita Rahmawati, Nonni Setianingsih, dan Izzatun Purnami.
Terima kasih untuk bersama-sama dalam Pembangunan! Sukses terus kawan!
12. Teman-teman futsal IESP 2010, Ridho Alfin, Miftachul Ulum, Alfian Isnan,
Muhammad Yusuf Azhar, Agus Setiawan, Muhammad Burhannudin,
Dykhalfath, Drajad Daru, Pebi Riswadi, Renzy Prima, Dio Syahrullah,

Wildan Hidayatullah, Ali Murtadho, Rifki Hasan, Mas’ud dan kawan-kawan
lain. Semangat terus kawan. Semoga kedepan kita bisa terus jaga tali
silahturahim.
13. Kelompok 55 KKN Mentari – Desa Mekarjaya, Cigudeg, Bogor, yang telah
menghabiskan waktu hidup satu bulan bersama dengan canda dan tawa serta
pelajaran hidup yang sangat berguna bagi saya.
14. Seluruh jajaran angkutan umum patas AC 132 jurusan Bekasi-Lebak Bulus,
510 jurusan Ciputat-Kp.Rambutan, patas P9BT jurusan Kp.Rambutan-Bekasi,
viii

angkutan kota D02 dan D01 yang selalu mengantarkan saya pulang-pergi
kampus. Tanpa mereka semua saya tidak bisa sampai tujuan. Semoga Allah
SWT. melimpahkan rezeki dan barokahnya. Seluruh pihak yang selalu
membantu saya selama kuliah saya tidak bisa sebutkan satu per satu. Terima
kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan segala bentuk masukan, baik saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 13Juni 2014
Hadi Setiawan

ix

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 13
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 14
D. Kegunaan Penulisan.................................................................. 14
E. Manfaat Penulisan...................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori........................................................................... 16
1. Penanaman Modal Asing......................................................... 18
a. Pengertian Penanaman Modal Asing................................... 18
b. Jenis dan Karakteristik Investasi.......................................... 22
c. Motivasi Penanaman Modal Asing...................................... 23
d. Faktor Pengaruh Penanaman Modal Asing......................... 25
2 .Upah Minimum Provinsi ........................................................ 26
x

a. Pengertian Upah Minimum Provinsi................................... 26
b. Teori Pembentukan Harga Upah......................................... 27
c. Penetapan Upah Minimum Provinsi ................................... 30
3. Tenaga Kerja.......................................................................... 31
a. Pengertian Tenaga Kerja..................................................... 31
b. Konsep Tenaga Kerja.......................................................... 33
c. Teori Ketenagakerjaan......................................................... 35
4. Infrastruktur............................................................................ 38
a. Pengertian Infrastruktur....................................................... 38
b. Jenis dan Karakter Infrastruktur.......................................... 39
c. Manfaat Infrastruktur........................................................... 41
d. Teori Infrastruktur................................................................ 43
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 44
C. Kerangka Berpikir........................................................................ 53
D. Hipotesis..................................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 57
B. Metode Penentuan Sampel…………………………………… 57
C. Metode Pengumpulan Data....................................................... 57
1. Penelitian Kepustakaan…………………………………….. 57
2. Jenis Data……………………………………………………58
D. Metode Analisis......................................................................... 58
1. Uji Asumsi Klasik................................................................. 59
a. Uji Normalitas Data............................................................ 59
b. Multikolinieritas................................................................. 59
c. Heteroskedastisitas............................................................. 60
d. Autokorelasi....................................................................... 60
xi

2. Uji Hipotesis......................................................................... 60
a. Koefisien Determinasi........................................................ 61
b. Uji-t.................................................................................... 62
c. Uji F................................................................................... 62
D. Operasional Variabel Penelitian................................................ 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 65
B. Penemuan dan Pembahasan...................................................... 66
1. Analisis Deskriptif................................................................ 66
a. Analisa Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta.............. 66
b. Analisa Upah Minimum Provinsi di DKI Jakarta.............. 68
c. Analisa Upah Tenaga Kerja di DKI Jakarta....................... 70
d. Analisa Infrastruktur di DKI Jakarta.................................. 71
2. Uji Asumsi Klasik................................................................ 72
a. Uji Normalitas Data............................................................ 72
b. Multikolinieritas................................................................. 73
c. Heteroskedastisitas............................................................. 74
d. Autokorelasi....................................................................... 75
3. Pengujian Hipotesis.............................................................. 76
a. Hasil Analisis Statistik Uji-t............................................... 77
b. Interpretasi Analisis Ekonomi Hasil Uji-t.......................... 78
c. Uji-F dan Interpretasi Hasil................................................ 84
d. Uji Koefisien Determinasi dan Interpretasi Hasil.............. 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................. 86
B. Saran........................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 88
LAMPIRAN.............................................................................................. 91
xii

DAFTAR TABEL

No
1.1

Keterangan
Perkembangan Investasi (PMA) Berdasarkan Menurut Lokasi

Halaman
6

Di Indonesia
1.2

Upah Minimum Provinsi dan Jumlah Angkatan

8

Kerja di Provinsi DKI Jakarta
1.3

Perkembangan Panjang Jalan di Provinsi DKI Jakarta

12

2.1

Penelitian Terdahulu

49

3.1

Operasional Variabel Penelitian

64

xiii

DAFTAR GAMBAR

No

Keterangan

Halaman

2.1

Diagram Ketenagakerjaan

35

2.2

Skema Kerangka Pemikiran

55

4.1

Perkembangan Penanaman Modal Asing di DKI Jakarta

66

4.2

Perkembangan Upah Minimum Provinsi di DKI Jakarta

68

4.3

Perkembangan Tenaga Kerja di DKI Jakarta

70

4.4

Perkembangan Infrastruktur di DKI Jakarta

71

4.5

Uji Histogram

73

4.6

Uji VIF

74

4.7

Uji White

75

4.8

Uji Autokorelasi

75

4.9

Hasil Regresi

76

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No

Keterangan

Halaman

1

Data

91

2

Uji Normalitas

92

3

Uji Multikolinieritas

92

4

Uji Heteroskedastisitas

93

5

Uji Autokorelasi

94

6

Regresi Linier Berganda

94

7

Data pendidikan angkatan kerja

95

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu kegiatan investasi pada umumnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah. Investasi mampu berperan sebagai salah satu penyokong utama dalam
mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan ekonomi berdasarkan pada peningkatan produksi dan bersumber pada
penambahan investasi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi cerminan
pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Dengan begitu pembentukan modal
(investasi) yang besar perlu dilakukan di Negara berkembang agar dapat terlepas dari
keterbelakangan dan kemiskinan. Melalui investasi yang semakin meningkat
pertumbuhan ekonomi akan dapat dipercepat dan kemakmuran masyarakat
ditingkatkan (Sadono Sukirno, 2007:271).
Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari aktivitas ekonomi yang terjadi di
masyarakat tersebut. Aktivitas ekonomi akan menghasilkan nilai tambah ekonomi
maupun nilai tambah sosial di masyarakat. Nilai tambah tersebut antara lain berupa
dihasilkannya barang dan jasa, kesempatan kerja, pemanfaatan aset produksi, surplus
usaha maupun nilai tambah social adalah sumber utama pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, maka makin tinggi aktivitas ekonomi
disuatu daerah, makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut dan
1

sebaliknya. Setiap aktiivitas ekonomi diawali dengan aktivitas investasi. Dengan
demikian pemerintah perlu proaktif untuk memanfaatkan setiap peluang investasi
menjadi kenyataan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:284).
Di negara berkembang permasalahan yang kerap muncul adalah kurangnya
persediaan modal untuk mendukung proses produksi. Terbatasnya alat-alat modal
dalam perekonomian dapat dilihat dari jumlah alat modern yang digunakan dalam
kegiatan produksi. Hal tersebut berdampak pada produktivitas dan organisasi
produksi yang sangat tidak efisien dan selanjutnya menyebabkan tingkat pendapatan
rendah pada masyarakat di negara berkembang. Lebih lanjut permasalahan
kekurangan pembentukan modal disebabkan ketidakmampuan dana modal dan
tabungan masyarakat untuk proses investasi. Itu semua mendorong adanya
pembentukan modal yang berasal dari dana asing yang mampu menyediakan modal
besar.
Investasi adalah aliran yang meningkatkan persediaan modal. Investasi
merupakan tambahan modal baru pada simpanan modal perusahaan (Case dan Fair,
2007:270). Investasi menurut sumber dananya dapat berupa investasi asing dan
investasi dalam negeri. Investasi asing dapat disebut penanaman modal asing (PMA).
Menurut jenisnya, investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct
investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung
(direct investment) adalah jenis investasi pada aset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis) pada sektor riil. Sementara itu investasi tidak langsung
2

(indirect investment) adalah jenis investasi pada aset keuangan seperti deposito, surat
berharga, saham dan obligasi yang bertujuan mendapat balas jasa berupa dividen atau
capital gain atau disederhanakan dengan istilah bunga (Henry, 2009:10).
Investasi dapat berperan cukup vital pada pengembangan wilayah sekaligus
penentu peningkatan output yang mampu dihasilkan dalam suatu wilayah. Ini
dikarenakan investasi dapat menjadi akumulasi modal yang dapat kemudian
digunakan untuk membuat pabrik baru, pengadaan mesin-mesin baru, dan
pembangunan fisik di daerah. Penambahan akumulasi modal yang langsung bergerak
di sektor riil akan mendorong tingkat produktivitas. Sektor riil akan berjalan dengan
baik dengan adanya penambahan modal yang didapatkan dari proses investasi.
Secara aspek makro, investasi adalah kegiatan yang menghasilkan nilai tambah
yang merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari 5
komponen nilai tambah akibat adanya investasi yaitu; balas jasa modal yang diterima
oleh masyarakat pemilik modal, upah dan gaji yang diterima masyarakat pekerja,
sewa sarana produksi yang diterima oleh masyarakat pemilik faktor produksi, surplus
usaha yang diterima oleh masyarakat pengusaha, dan akhirnya investasi merupakan
fungsi dari kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:278).
Kegiatan investasi berhubungan langsung dengan sistem produksi, kegiatan
perdagangan dan ekspor, serta kegiatan ekonomi masyarakat pada umumnya.
Dampak ganda investasi sebelum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
dirasakan ikut berpengaruh terhadap faktor-faktor ekonomi lainnya. Kegiatan
3

investasi berhubungan langsung dan sangat erat dengan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat (Didik Rachbini, 2008:12). Selain itu, jika membicarakan investasi dalam
sistem produksi, maka erat kaitannya tentang faktor input. Dalam pembahasan ini
dijelaskan bahwa adanya penambahan modal menjadi salah satu hal yang mendorong
produktivitas. Adanya penambahan modal menjadikan salah satu faktor produksi
dapat mendorong kualitas dan kuantitas faktor lain yang digunakan bersama faktor
tersebut untuk dapat meningkatkan produktivitas.
Investasi dapat masuk ke suatu wilayah apabila para investor merasa aman dan
nyaman dalam melakukan kegiatan investasi tersebut. Kegiatan investasi di suatu
daerah salah satunya ditentukan oleh potensi ekonomi dan iklim usaha yang
dimilikinya. Iklim usaha adalah kondisi yang dapat merangsang munculnya usaha
atau investasi. Oleh karena itu iklim usaha ini sangat berpengaruh pada
kesinambungan investasi. Iklim usaha dibentuk oleh berbagai faktor yang saling
berkait satu sama lain dalam membangun suasana yang menyenangkan bagi semua
pihak yang terkait dengan masalah investasi, baik masyarakat sekitar lokasi, pelaku
investasi (investor), maupun pemerintah yang mewakili kepentingan negara. Berbagai
hal yang berkaitan dengan pembentukan ikilm investasi diantaranya adalah kepastian
berusaha semisal kepastian hukum undang-undang dan peraturan pemerintah;
tersedianya sumber daya investasi berupa sumber daya alam, sumber daya manusia
dan sumber daya buatan yang kompetitif akan membantu terbentuknya ikilm
investasi; sarana dan prasarana fisik untuk pengembangan investasi yang mudah
4

didapat, diakses, murah biayanya, serta prosesnya lancar akan memberikan kontribusi
signifikan pada pembentukan iklim investasi (Henry, 2009:76-78).
Beberapa faktor tersebut menjadi daya tarik investasi bagi suatu daerah. Setiap
daerah berusaha menarik para investor untuk dapat menanamkan modalnya di daerah
mereka. Hal tersebut membuat pemerintah daerah berusaha menjadikan wilayahnya
potensial untuk kegiatan investasi. Menurut Henry (2009:284-286) di era otonomi
dan globalisasi ekonomi yang berjalan serempak saat ini, pemerintah daerah
kabupaten/kota dituntut untuk lebih proaktif dan kreatif dalam membangun daerahnya
masing-masing. Era otonomi daerah daerah telah merubah model pembangunan yang
dulunya bersifat sentralistis (top down), menjadi desentralisasi/otonomi (bottom-up).
Dengan adanya proses otonomi, pemerintah daerah mampu untuk mandiri di
dalam membangun daerahnya. Begitupun yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Provinsi DKI Jakarta memiliki potensi ekonomi yang mendukung sebagai pusat
kegiatan perekonomian. Wilayah ini menjadi potensial sebagai pengembangan
potensi perekonomian dikarenakan wilayah ini menjadi pusat pemerintahan yang
memudahkan proses birokrasi. Hal ini menjadi pendorong wilayah ini sebagai pusat
kegiatan bisnis dan jasa di Indonesia.
Roda perekonomian di DKI Jakarta menjadi pendorong tumbuhnya penanaman
modal khususnya yang berasal dari asing. Penanaman modal asing yang ada di
wilayah ini dominan dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Wilayah DKI Jakarta
masih menjadi tempat yang paling banyak menyerap penanaman modal asing
5

dibandingkan dengan daerah lain di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan nilai investasi penanaman modal asing menurut lokasi di Indonesia.
Tabel 1.1 Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Lokasi Di
Indonesia

NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

LOKASI
SUMUT
SUMBAR
KEP. RIAU
DKI JAKARTA
JABAR
JATENG
JATIM
BANTEN
BALI
KALTIM
KALTENG
SULUT
SULSEL
MALUKU
PAPUA

NILAI PMA (DALAM RUPIAH)
2010
2011
2012
1.645.655.700
6.557.190.000
6.271.025.400
71.787.300
199.230.000
728.850.000
1.505.715.900
1.911.390.000
5.219.537.800
58.422.776.490
15.375.204.000
537.041.700
16.076.720.400
14.032.145.400
2.528.912.100
9.924.821.400
4.966.954.200
2.060.931.600
4.014.636.600
26.352.300
2.995.075.200

41.969.670.000
33.402.780.000
1.522.500.000
11.414.400.000
18.893.790.000
4.194.270.000
5.240.880.000
4.730.190.000
1.915.740.000
779.520.000
101.790.000
11.414.400.000

39.918.628.600
40.919.582.600
2.346.897.000
22.339.738.400
26.397.003.400
4.684.076.000
19.573.023.800
5.099.034.600
453.830.600
5.661.706.800
82.603.000
11.684.923.200

Sumber: BPS, BKPM (data diolah)
Berdasarkan data diatas, wilayah DKI Jakarta memiliki nilai penanaman modal
asing paling besar dibandingkan beberapa provinsi lain di Indonesia. Provinsi DKI
Jakarta unggul dalam nilai penanaman modal asing dibandingkan dengan provinsi
lain. Berdasarkan data diatas dapat dilihat perkembangan penanaman modal asing di
Provinsi DKI Jakarta dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dalam 3 tahun
terakhir. Hal ini menjadi gambaran potensi wilayah DKI Jakarta untuk dapat
menyerap banyak investasi.

6

Jika dilihat dalam beberapa tahun belakangan, trend yang terjadi adalah nilai
investasi asing di DKI Jakarta mengalami perubahan yang tidak menentu dan
cenderung mengalami penurunan nilai penanaman modal asing. Terdapat
ketidakstabilan nilai penanaman modal asing yang menanamkan modalnya di DKI
Jakarta. Tentunya hal ini menjadi dampak yang buruk bagi kondisi perekonomian di
DKI Jakarta. Beberapa hal menjadi dampak sangat tidak menentunya tingkat
penanaman modal asing (PMA). Jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia,
DKI Jakarta masih paling besar untuk penanaman modal asing, perubahan
penanaman modal asing dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang tidak stabil.
Dalam perubahan investasi tercermin ketidakpastian penanaman modal asing yang
masuk ke DKI Jakarta. Iklim investasi yang tidak stabil menjadikan patokan investor
asing masuk dan menanamkan modalnya. Nilai investasi asing yang tidak stabil
menjadi hal yang tidak baik dalam menunjang peningkatan perekonomian di wilayah
ini.
Hal yang terjadi belakangan adalah timbul beberapa gejolak sosial yang membuat
iklim investasi di DKI Jakarta menjadi buruk. Gejolak sosial tersebut merupakan
gangguan stabilitas kegiatan perekonomian di masyarakat. Salah satu halnya berupa
terjadinya

demonstrasi

besar-besaran

para

pekerja

yang

menuntut

untuk

meningkatkan upah minimum provinsi dan penghapusan sistem kerja kontrak.
Dengan adanya demonstrasi yang berujung pada menutup akses jalan menyebabkan
proses kegiatan perekonomian di wilayah ini terganggu. Bahkan tak jarang sampai
7

membuat kelumpuhan aktivitas masyarakat. Selain itu dengan kondisi pekerja yang
mogok kerja menyebabkan tingkat produktivitas wilayah ini menjadi menurun dan
memaksa terjadinya berbagai kerugian. Kondisi ketidakstabilan itu juga yang
menyebabkan salah satu iklim investasi di DKI Jakarta menjadi memburuk di mata
penanam modal asing.
Tujuan pekerja menuntut upah naik adalah didasari pada tingkat kesejahteraan
para pekerja yang kurang. Dengan semakin meningkatnya biaya hidup di DKI
Jakarta, pemenuhan kebutuhan pekerja semakin sulit dicapai dengan tidak adanya
peningkatan upah. Ditambah lagi kondisi wilayah ini menjadi tujuan sebagian besar
pencari kerja dari berbagai daerah.. Jumlah angkatan kerja yang bertambah di kota ini
yang memaksa persaingan untuk mendapatkan kerja semakin ketat. Hal itu dapat
dilihat pada tabel 1.2, perkembangan upah minimum provinsi dan jumlah angkatan
kerja di Provinsi DKI Jakarta.
Tabel 1.2 Upah Minimum Provinsi dan Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi
DKI Jakarta
UMP (dalam
Angkatan Kerja
Tahun
Rupiah)
(dalam jiwa)
2006
900.600
3.531.799
2007
972.605
3.842.944
2008
972.605
4.191.966
2009
1.069.865
4.118.390
2010
1.188.010
4.689.761
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)
Jika dilihat dari perkembangan beberapa tahun belakangan, kondisi upah
minimum provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan, namun jumlahnya tidak
signifikan. Berbeda dengan semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja yang
8

jumlahnya signifikan tiap tahun. Hal yang terjadi adalah penolakan keras dari pihak
buruh dan serikat pekerja dengan melakukan demonstrasi menuntut peningkatan upah
layak dengan turun ke jalan dan mogok kerja. Dengan begitu, kondisi yang terjadi
adalah ketidaknyamanan akan iklim investasi di DKI Jakarta. Hal itu disebabkan
produktivitas menurun dan mengakibatkan menurunnya keuntungan perusahaan.
Padahal dalam aspek produksi dikatakan, produksi dan penggunaan modal
mendorong produktivitas tenaga kerja dan umumnya meningkatkan penawaran
tenaga kerja dan mendorong upah naik (Case dan Fair, 2007:261).
Menurut teori pertumbuhan Harod-domar (1946), investasi tidak hanya
menciptakan permintaan, tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas
produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang lebih besar pula agar
produksi tidak menurun. Jika kapasitas produksi yang membesar tidak diikuti dengan
permintaan yang besar, surplus akan muncul dan disusul penurunan jumlah produksi.
Oleh karena itu kapasitas produksi yang besar akibat adanya investasi membutuhkan
produktivitas tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja akan meningkat.
Kapasitas produksi yang besar membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak.
Tenaga kerja yang produktif dibutuhkan untuk memenuhi kapasitas produksi akibat
adanya investasi. Dalam konsep ketenagakerjaan di Indonesia, yang dimaksud tenaga
kerja produktif adalah

angkatan kerja. Menurut indikator ketenagakerjaan BPS,

angkatan kerja terbagi menjadi dua yaitu angkatan kerja yang bekerja dan
pengangguran. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya
9

terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang
dan jasa (Mulyadi, 2006:60).
Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan penanaman modal asing
apabila diasusmsikan tersedianya tenaga kerja yang berlimpah untuk melakukan
investasinya (Robudi 2011:17). Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga
menggambarkan tingginya

penawaran

tenaga

kerja dan mendorong upah naik.

Hal ini terdapat dalam teori dana upah yang dikemukakan oleh John Stuart Mill,
tinggi upah tergantung kepada permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sedangkan
penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah dana upah yaitu jumlah modal yang
disediakan perusahaan untuk pembayaran upah. Penawaran tenaga kerja yang
meningkat akan mendorong tingkat dana upah bertambah, karena untuk penawaran
kerja yang meningkat butuh membayarkan upah yang meningkat juga. Diharapkan
jika

jumlah

tenaga

kerja

semakin

meningkat maka penanaman modal asing

akan meningkat. Dari apa yang dikemukakan tersebut, maka penanaman modal
ditentukan pengaruhnya oleh jumlah tenaga kerja produktif yang banyak dan diikuti
upah yang meningkat untuk dapat memperbesar kapasitas produksi.
Dari beberapa teori yang dikemukakan, maka kapasitas produksi yang besar
akibat

investasi

menyebabkan

peningkatan

penawaran

tenaga

kerja

akan

meningkatkan. Sementara itu menurut teori dana upah Mill tingkat upah naik akibat
meningkatnya penawaran tenaga kerja akan meningkatkan penanaman modal asing.
Hal ini menggambarkan apabila upah minimum provinsi naik, tingkat kesejahteraan
10

tenaga kerja terpenuhi dan berdampak pada produktivitas kerja yang meningkat.
Kondisi tenaga kerja yang terpenuhi kebutuhannya tidak membuat mereka melakukan
aksi demonstrasi dan mogok kerja yang mengakibatkan tingkat produktivitas
meningkat.

Hal tersebut berdampak pada penanaman modal asing

yang

mengakibatkan keuntungan bagi pengusaha untuk berinvestasi.
Penanaman modal asing bergantung pada faktor lain yang terkait dengan
kapasitas produksi. Kondisi yang terjadi di DKI Jakarta adalah ketersediaan
infrastruktur berupa panjang jalan yang tidak memungkinkan untuk menunjang
kegiatan perekonomian di wilayah ini. Panjang jalan di wilayah ini mengalami
peningkatan yang sedikit bahkan cenderung stagnan. Hal ini disebabkan kondisi
demografis DKI Jakarta yang tidak luas dan pembangunan fisik yang masif memaksa
penambahan panjang jalan sangat sulit dilakukan. Padahal ketersediaan panjang jalan
membuat proses kegiatan aktivitas perekonomian menjadi lebih produktif. Salah satu
contoh sederhana adalah dengan tersedianya panjang jalan untuk proses distribusi
barang dari produsen kepada konsumen yang mampu menjangkau hingga keseluruh
wilayah. Kondisi yang terjadi sekarang adalah panjang jalan yang peningkatannya
tidak sebesar jumlah kendaraan bermotor yang ada di jalan mengakibatkan kemacetan
dan membuat proses aktivitas perekonomian mengalami kerugian. Panjang jalan di
provinsi DKI Jakarta dapat dilihat dalam tabel 1.3 berikut ini.

11

Tabel 1.3 Perkembangan Panjang Jalan di Provinsi DKI Jakarta
Tahun
2006
2007
2008
2009

Panjang Jalan
(dalam meter)
6540221
6540221
7208537
7208537

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (data diolah)
Perkembangan panjang jalan di DKI Jakarta dalam beberapa tahun belakangan
mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatannya cenerung stagnan dan tidak
bertambah secara besar peningkatannya. Hal ini seharusnya dilakukan guna
menambah jangkauan aktivitas perekonomian yang umumnya menggunakan akses
darat melalui jalan raya. Jika proses produksi lancar dengan ditunjang infrastruktur
baik yang disediakan oleh wilayah tersebut akan membuat kenyamanan investor
dalam menanamkan modalnya. Masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk
meningkatkan investasi antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan
pusat dan daerah, kondisi infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai
mata uang atau nilai tukar rupiah. Salah satu masalah yang menjadi penting adalah
tentang infrastruktur. Kondisi infrastruktur merupakan salah satu hal yang dikeluhkan
oleh para investor. Faktor ini penting untuk menunjang keberlangsungan
produktivitas output dan implikasinya pada keuntungan ekonomis yang didapat oleh
perusahaan (Didik, 2008:16).
Terdapat teori yang menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi penanaman
modal asing yang menjadi dasar pengembangan penanaman modal asing. Salah
12

satunya

adalah

yang

pertama

kali dikembangkan oleh John Dunning, yaitu

Electic Theory. Terdapat beberapa hal

yang akan mempengaruhi terjadinya

penanaman modal asing. Hal tersebut adalah adanya keunggulan kepemilikan dari
investor asing yang

dapat berupa produk

yang

lebih efisien, keunggulan

teknologi, keahlian manajemen dan jaringan pemasaran yang lebih baik. Salah
satu faktor tersebut adalah butuh jaringan pemasaran yang lebih baik. Jaringan
pemasaran yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur yang baik. (Robudi,
2011:29).
Berdasarkan beberapa uraian diatas sebelumnya, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti adalah tidak menentunya investasi yang terjadi di
daerah DKI Jakarta. Tidak menentunya investasi tersebut kemungkinan besar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang akan diteliti dalam penulisan ini
adalah upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur di DKI Jakarta.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengkaji variabel yang dapat
mempengaruhi nilai investasi asing sehingga nantinya dapat menjadi prioritas
pengambilan kebijakan yang tepat saat untuk mengatasi permasalahan investasi asing
yang ada di wilayah DKI Jakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makan rumusan masalah penulisan adalah:

13

1. Seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan
infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 1983-2012 secara bersama-sama?
2.

Seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan
infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 1983-2012 secara parsial?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1. Menganalisis seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,
dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta
pada tahun 1983-2012 secara bersama-sama.
2. Menganalisis seberapa besar pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,
dan infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Provinsi DKI Jakarta
pada tahun 1983-2012 secara parsial.
D. Kegunaan Penulisan
Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi seberapa besar pengaruh
upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman
modal asing di DKI Provinsi Jakarta pada tahun 1983-2012.

14

2. Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi seberapa besar pengaruh
upah minimum provinsi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap penanaman
modal asing di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1983-2012.
E. Manfaat penulisan
Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dapat menjadi prioritas pengambilan kebijakan yang tepat saat
untuk mengatasi permasalahan investasi yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian
selanjutnya.

15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh upah minimum provinsi, tenaga kerja,
dan infrastruktur terhadap investasi asing di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 19832012. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan keterkaitan variabel-variabel
tersebut sehingga mampu menjadi grand theory dalam penelitian ini. Dalam teori
pertumbuhan Harod-domar (1946), investasi tidak hanya menciptakan permintaan,
tapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang membesar
membutuhkan jumlah tenaga kerja produktif untuk menghasilkan output.
Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan penanaman modal asing
apabila tersedia tenaga kerja yang berlimpah untuk melakukan investasinya (Robudi
2011:17). Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga
tingginya

penawaran

tenaga

menggambarkan

kerja. Hal ini terdapat dalam teori dana upah yang

dikemukakan oleh John Stuart Mill, tinggi upah tergantung kepada permintaan dan
penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah
dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan untuk pembayaran upah.
Penawaran tenaga kerja yang meningkat akan mendorong tingkat dana upah
bertambah, karena untuk meningkatkan penawaran kerja butuh pembayaran upah
yang meningkat juga. Dari apa yang dikemukakan dalam kedua teori tersebut, maka
16

penanaman modal ditentukan pengaruhnya oleh jumlah tenaga kerja produktif yang
banyak dan diikuti upah

yang meningkat untuk dapat memperbesar kapasitas

produksi.
Penanaman modal asing sangat bergantung pada faktor lain yang terkait
peningkatan kapasitas produksi. Terdapat teori yang menjelaskan beberapa faktor
yang mempengaruhi penanaman modal asing yang menjadi dasar pengembangan
penanaman modal asing. Teori tersebut adalah yang pertama kali dikembangkan
oleh John Dunning, yaitu Electric Theory. Terdapat hal yang akan mempengaruhi
terjadinya PMA. Hal tersebut adalah
investor asing yang

adanya

dapat berupa produk

keunggulan
yang

kepemilikan

dari

lebih efisien, keunggulan

teknologi, keahlian manajemen dan jaringan pemasaran yang lebih baik. Salah
satu faktor tersebut adalah butuh jaringan pemasaran yang lebih baik

Jaringan

pemasaran yang baik harus ditunjang ketersediaan infrastruktur yang baik. (Robudi
2011:29). Masalah yang harus di diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan
investasi antara lain ketidakstabilan sosial dan masalah keamanan pusat dan daerah,
kondisi infrastruktur yang tidak memadai, dan ketidakstabilan nilai mata uang atau
nilai tukar rupiah. Salah satu masalah yang menjadi penting adalah tentang
infrastruktur. Jika proses produksi lancar dengan ditunjang infrastruktur baik yang
disediakan oleh wilayah tersebut akan membuat kenyamanan investor dalam
menanamkan modalnya (Didik 2008:16).
1. Penanaman Modal Asing
17

a. Pengertian Penanaman Modal Asing
Penanaman modal atau yang lebih umum dikatakan investasi adalah suatu istilah
dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.
Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dimasa depan. Investasi disebut juga sebagai penanaman
modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Investasi adalah aliran yang meningkatkan persediaan
modal. Investasi merupakan tambahan modal baru pada simpanan modal perusahaan
(Case dan Fair, 2007:270).
Todaro (2000:388) mendefinisikan investasi atau penanaman modal adalah
bagian dari total pendapatan nasional (national

income) atau pengeluaran nasional

(national expenditure) yang secara khusus diperuntukkan

memproduksi

barang-

barang kapital atau modal pada suatu periode tertentu. Menurut Sukrino (2000:69),
Investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran

untuk

membeli

barang-barang

modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan
terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan. Dengan kata
investasi

merupakan

kegiatan

perbelanjaan

untuk

meningkatkan

lain

kapasitas

memproduksi sesuatu dalam perekonomian. Secara konsep, investasi adalah kegitan
mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya saat ini (sekarang), dengan harapan
18

mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk memudahkan
pengertian dan perhitungan, maka sumberdaya ini biasanya diterjemahkan kedalam
satuan moneter atau uang. Dengan demikian secara konsep, investasi dapat
didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang, guna mendapatkan manfaat (balas
jasa keuntungan) dikemudian hari (Henry, 2009:278).
Secara aspek mikro, investasi adalah mengalokasikan sumber daya saat ini
dengan tujuan mendapatkan manfaat dimasa datang. Bila dilakukan dengan tujuan
bisnis, maka tujuan akhir investasi adalah untuk mendapat laba. Sedangkan secara
aspek makro, investasi adalah kegiatan yang menghasilkan nilai tambah yang
merupakan sumber utama kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari 5 komponen
nilai tambah akibat adanya investasi yaitu; balas jasa modal yang diterima oleh
masyarakat pemilik modal, upah dan gaji yang diterima masyarakat pekerja, sewa
sarana produksi yang diterima oleh masyrakat pemilik faktor produksi, surplus usaha
yang diterima oleh masyarakat pengusaha, dan akhirnya investasi merupakan fungsi
dari kesejahteraan masyarakat (Henry, 2009:278).
Secara aspek makro, investasi erat kaitannya dengan perhitungan pendapatan
nasional menggunakan pendapatan pengeuaran. Peranan dan fungsi investasi dalam
sistem perekonomian dapat dilihat dengan menghitung pendapatan nasional
pendekatan pengeluaran. Dalam kegiatan perekonomian setiap negara, investasi
merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan vital. Pada hakekatnya
investasi merupakan penorbanan awal untuk menciptakan nilai tambah melalui
19

kegiatan produksi yang menghasilkan output barang dan jasa untuk dipasarkan di
dalam negeri maupun untuk ekspor. Dalam kenyataannya keinginan setiap negara
untuk memelihara pertumbuhan ekonominya, tergantung pada sejauh mana negara
tersebut dapat menumbuhkan investasi secara terus menerus. Kemampuan suatu
negara dalam mengembangkan investasi di negaranya dapat diukur melalui parameter
penyisihan dana untuk investasi atau pembentukan modal tetap (fixed capital
formation) dari produk domestik bruto (PDB) yang dihasilkan pada tahun yang
bersangkutan. (Henry, 2009:48).
Ada tiga sumber utama modal asing dalam
sistem perekonomian

terbuka,

yaitu:

suatu

pinjaman

negara

yang

menganut

luar negeri (debt), penanaman

modal asing langsung (Foreign Direct Investment), dan investasi portofolio.
Penanaman modal asing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak
asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu negara dengan tujuan untuk
mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi atau jasa.
Selain itu penanaman modal asing merupakan alat-alat untuk perusahaan,
termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang
dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak
dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia. Penanaman modal asing juga bagian dari
hasil

perusahaan

yang berdasarkan

undang - undang

ini keuntungan yang

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di
Indonesia.
20

Definisi lain masih dalam undang-undang tersebut adalah aliran modal dari suatu
negara ke negara lainnya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,
yang lebih produktif dan juga sebagai diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari
aliran modal internasional adalah meningkatnya output dan kesejahteraan dunia.
Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi negara tujuan dari aliran
modal asing adalah membawa teknologi yang lebih mutakhir, besar kecilnya
keuntungan bagi negara tujuan tergantung pada kemungkinan penyebaran teknologi
yang bebas bagi perusahaan. Investasi
negara

tujuan.

asing

Masuknya perusahaan

meningkatkan

baru

dalam

kompetisi

sektor

yang

di
tidak

diperdagangkan meningkatkan output industri dan menurunkan harga domestik,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan. Investasi asing dapat
berperan dalam mengatasi kesenjangan nilai tukar dengan negara tujuan.
Dalam UU Penanaman Modal No. 25

Tahun

2007, yang

disebut

sebagai

Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
yang berpatungan

dengan

penanaman

ini

mengambil
membeli

modal
bagian
saham;

penanam

dapat

saham

modal dalam negeri. Adapun bentuk

dilakukan
pada

dan melakukan

maupun

melalui

saat pendirian
cara

lain

sesuai

beberapa cara, yaitu
Perseroan

Terbatas,

dengan

ketentuan

perundang- undangan. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat disimpulkan
21

bahwa

setiap Perusahaan yang didalamnya terdapat Modal Asing, tanpa melihat

batasan jumlah modal tersebut dapat dikategorikan sebagai PMA (Robudi 2011:12).

b. Jenis dan Karakteristik Investasi
Investasi menurut jenis dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct
investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung
(direct investment) adalah jenis investasi pada aset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis) pada sektor riil. Investasi langsung juga menghasilkan
dampak berganda yang besar bagi sektor ekonomi terkait dan kesejahteraan
masyarakat secara umum. Sementara itu investasi tidak langsung (indirect
investment) adalah jenis investasi pada aset keuangan seperti deposito, surat berharga,
saham dan obligasi yang bertujuan mendapat balas jasa berupa dividen atau capital
gain atau disederhanakan dengan istilah bunga. Pada hakekatnya investasi tidak
langsung adalah turunan atau derifatif dari investasi langsung sehingga laba atau
balas jasa dari investasi finansial ini berasal dari kemampuan dan produktivitas
investasi langsung (Henry, 2009:10-11).
Dari segi karakteristik investasi dapat dikelompokkan anatara lain pemerintah
(public investment), swasta (private investment), campuran pemerintah dan swasta.
Public investment umumnya tidak dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan
tapi untuk tujuan kebutuhan masyarakat seperti jalan raya, irigasi, rumah sakit,
pelabuhan dan sebagainya. Investasi ini disebut social overhead capital (SOC).

22

Sedangkan barang yang memberikan faedah umum dari hasil investasi ini disebut
economic overhead capital (EOC). Menurut Henry (2009:12) investasi publik adalah
investasi yang dilakukan oleh negara atau pemerintah untuk membangun prasarana
dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat (publik).
Private investment adalah jenis investasi yang dilakukan oleh swasta dengan
tujuan mendapat manfaat berupa laba. Investasi jenis ini disebut juga dengan istilah
investasi dengan profit motif. Investasi dengan karakteristik seperti ini dapat
dilakukan oleh pribadi dan perusahaan seperti usaha mikro atau rumah tangga, usaha
kecil menengah, dan usaha besar baik berbentuk penanaman modal dalam negeri
(PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Jenis investasi campuran pemerintah
dan swasta adalah kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam melakukan
investasi untuk membangun prasarana dan sarana gu