Nilai Nutrisi Ransum Pelet Komplit Berbasis Jerami padi dengan Berbagai Level Energi dan Protein untuk Pertumbuhan Kambing Kacang

Nunung Akhirany AR. 1998. Nilai Nutrisi Ransum Pelet Komplit Berbasis Jerami
Padi dengan Berbagai Level Energi dan Protein untuk Pertumbuhan Kambing
Kacang. Sebagai Komisi Pembimbing :Baihaqi A., Suryahadi, dan S.H. Dilaga
Salah satu pendekatan teknologi untuk meningkatkan daya guna jerami padi
adalah melalui proses pembuatan ransum bentuk pelet atau pelleting.

Pelleting adalah

perpaduan antara proses pemotongan, penggilingan dan penekanan bahan ransum
sehingga menjadi padat dan kompak. Proses ini dapat memperluas partikel permukaan
bahan ransum sehingga mudah dicerna oleh bakteri rumen maupun enzim yang
dihasilkan. Untuk membentuk ransum pelet yang berkonlponen jerami padi berkualitas
tinggi, baik kualitas fisik maupun nilai nutrisi, masih diperlukan suplementasi bahan
pakan lain berupa campuran yang disebut konsentrat. Penambahan konsentrat selain
berhngsi sebagai bahan pengikat juga sebagai pelengkap nutrisi jerami padi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik ransum pelet
dari jerami padi dan untuk mengetahui pengaruh peningkatan energi dan protein dalam
ransum pelet komplit berbasis jerami padi terhadap pertumbuhan kambing kacang.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Temak Fakultas
Peternakan Universitas Mataram di Mataram - NTB. Pelaksanaan penelitian dimulai
bulan Mei sampai Agustus 1997 selama empat bulan. Penelitian terdiri atas dua tahap

yaitu tahap pertama berupa pelleting dan uji kualitas pelet sedangkan tahap kedua adalah
mengamati pengaruh ransum pelet komplit jerami padi pada berbagai level energi dan
protein terhadap perumbuhan kambing kacang.
Pada tahap pertama terdiri atas tiga perlakuan yaitu T1 (50% jerami padi + 25 %
gaplek + 25 % dedak padi); T2 (60 % jeram padi + 20 % gaplek + 20 % dedak padi) dan

T3 ( 70 % jerami padi + 15 % gaplek + 15 % dedak padi). Peubah yang diukur pada
tahap ini adalah kekerasan dan kestabilan pelet.
Tahap kedua percobaan menggunakan ternak kambing sebanyak 20 ekor dengan
bobot awal sekitar 10

- 12 kilogram

dan umur sekitar 10 bulan. Ransum perlakuan

disusun sehingga mengandung protein kasar sebanyak 10 dan 12 persen serta TDN 65
dan 72 persen. Adapun perlakuan ransum tersebut adalah RI (10 % protein kasar dengan
65 % TDN), RII (12 % protein kasar dengan 65 % TDN), RIII (10 % protein kasar

dengan 72 % TDN) dan


RIV (12 % protein kasar dengan 72 % TDN). Peubah yang

diukur adalah konsumsi ransum, pH cairan rumen, VFA dan N-NH3, koefisien cerna
ransum, pertarnbahan bobot badan, serta efisiensi penggunaan ransum. Untuk mengetahui
pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diukur dilakukan analisis keragaman dan uji
lanjutan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (Steel and Tonie, 1993).
Hasil penelitian terhadap kualitas fisik pelet menunjukkan bahwa peningkatan
jerami padi dalam ransum sebanyak 60 persen dengan konsentrat sebanyak 40 persen
menghasilkan ransum bentuk pelet yang mempunyai tingkat keras dan stabilitas yang
optimal.
Hasil penelitian terhadap pengaruh ransum pelet komplit berbasis jerami padi
pada berbagai level protein dan energi terhadap pertumbuhan kambing kacang
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara energi dan protein terhadap
pertumbuhan kambing kacang. Tingkat protein sebanyak 12 persen dan TDN sebanyak

65 persen dalam ransum pelet komplit meningkatkan pertumbuhan kambing kacang.
Nan~unpeningkatan TDN menjadi 72 persen dalam ransum pelet komplit berbasis jerami
padi tidak mempengaruhi pertumbuhan kambing kacang.


NILAI NUTRISI RANSUWI PELET I