Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Dorong Keberanian Melawan Korupsi

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Busyro Muqoddas: Muhammadiyah Dorong Keberanian Melawan Korupsi
Tanggal: 2011-08-16
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas bersama Rektor UMM, Muhadjir Effendy usai penutupan kegiatan Kajian Ramadhan.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, mengaku keberanian dirinya maju sebagai ketua
KPK antara lain didorong pengalamannya sebagai aktivis Muhammadiyah. Muhammadiyah, katanya, memiliki tradisi
antikorupsi yang sangat kuat. Muhammadiyah memiliki mentalitas memberi, bukan meminta. Hal ini setidaknya
dibuktikan dengan setiap kegiatan Muhammadiyah peserta dikenakan Sumbangan Wajib Perorangan (SWP) dan
Sumbangan Wajib Organisasi (SWO) untuk membiayai sendiri kegiatan dan organisasi.
“Jadi kegiatan Muhammadiyah itu dibiayai secara swadaya, bukan sebaliknya ikut kegiatan lalu berharap dapat uang
transport,” katanya ketika menjadi narasumber Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa
Timur di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (14/08).
Itulah sebabnya, di tengah-tengah kesibukannya menangani kasus korupsi akhir-akhir ini Busyro menyempatkan
untuk hadir di tengah-tengah ribuan warga Muhammadiyah di UMM Dome itu. “Saya berkepentingan untuk berbicara
mengenai pencegahan korupsi kepada organisasi yang memang memiliki tradisi pencegahan korupsi yang sangat
baik, yakni dari keluarga sakinah warga Muhammadiyah,” ujar Busyro didampingi rektor UMM, Muhadjir Effendy.
Busyo menyayangkan, Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, koruptornya juga banyak yang muslim,

bahkan idiom-idiom korupsi juga menggunakan istilah-istilah syariah. Misalnya, untuk pencalonan kepala daerah ada
transaksi antara calon dengan Parpol dengan istilah mahar (mas kawin). Begitu juga praktik-praktik manipulasi uang
hasil korupsi digunakan untuk biaya umroh. “Itulah perilaku koruptor, Tuhan pun mau disuap,” katanya. Dia berharap
Muhammadiyah menjadi pencegah korupsi terdepan agar citra umat Islam tidak terus tergerus.
Korupsi, lanjut Busyro, adalah merampas uang negara, uang negara itu dari pajak, pajak dibayar rakyat. Jadi korupsi
adalah merampas uang rakyat. “Oleh karena itu siapapun yang menghalang-halangi orang yang melawan korupsi
berarti dia melawan rakyat,” kata mantan aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini.
Busyro menolak keras wacana pengampunan untuk korupsi di bawah Rp 25 juta.
dijadikan latihan korupsi kecil-kecilan di tingkat desa, kelurahan, kecamatan.”

“Sebab, jika diampuni maka bisa

Pengajian berlangsung dua hari mulai Sabtu (13/08). Kegiatan tahunan ini mengangkat tema kejujuran sebagai pintu
kemuliaan. Selain Busyro, kemarin ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga memberi tausyiah. Selain
itu, narasumber lainnya adalah Malik Fadjar, Azyumardi Azra, Syafiq A Mughny dan Muhammad Muqoddas. Selain itu
Gubernur Jatim Soekarwo dan Direktur Jawapos Institute of Prootonomi, Rahman Budijanto juga memberi materi.
Ketua PWM Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth berharap ilmu yang diperoleh dari pengajian ini tidak hanya dipahami,
melainkan diamalkan. “Mari kita jadikan kejujuran sebagai karakter Muhammadiyah Jawa Timur dalam setiap gerak
langkah kita,” pungkas Luth. (nas)


page 1 / 1