KINERJA PELAYANAN PUBLIK PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) (Studi Pada PT KAI DAOP IX Jember Dalam Pelayanan Angkutan Lebaran 2008)

KINERJA PELAYANAN PUBLIK PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
( Studi Pada PT KAI DAOP IX Jember Dalam Pelayanan Angkutan
Lebaran 2008)
Oleh: RONI RIZALDI ( 04230043 )
Goverment science
Dibuat: 2008-11-18 , dengan 2 file(s).

Keywords: Kinerja Pelayanan Publik PT Kereta Api Indonesia ( PERSERO).
Pelayanan publik dalam sektor transportasi Kereta Api saat penyelenggaraan angkutan lebaran
tahun 2008 di PT KAI Daop IX Jember dihadapkan pada kekurangan sarana dan prasarana yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja PT Kereta Api dalam melayani permintaan publik saat
angkutan lebaran 2008 dikarenakan kurangnya dukungan Pemerintah. Karena terbatasnya sarana
jumlah kereta penumpang terlihat seolah-olah kinerja PT Kereta Api kurang maksimal seperti
masalah kepadatan penumpang, akibat jumlah kereta penumpang yang tidak sanggup
menampung semua penumpang maka banyak calon penumpang yang berdesak-desakan dikereta
yang sudah penuh bahkan ada yang tidak tertampung.
Bertolak dari kenyaataan ini maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian dengan
judul ”Kinerja Pelayanan Publik PT Kereta Api Indonesia (PERSERO) ” Studi pada PT KAI
Daop IX Jember. Indikator dalam penelitian ini adalah : 1) Persiapan PT. KAI dalam
penyelenggaraan angkutan 2008 lebaran 2 ) Kinerja PT. KAI dalam penyelenggaraan angkutan
lebaran 2008.

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti
hanya memberikan gambaran tanpa melakukan usaha hipotesis dengan menggunakan purposive
sampling dengan mengambil subjek penelitian adalah penelitian lapangan dengan melakukan
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian sebagai berikut : PT Kereta Api dalam menjalankan kinerjanya saat
penyelenggaraan angkutan lebaran tahun 2008 mengalami kendala yaitu kekurangan sarana dan
prasarana berupa kereta penumpang dan lokomotif, meski telah meminta bantuan ke pusat
namun tidak ada tanggapan justru sarana dari PT KAI Daop IX Jember ditarik ke Daop lain.
Meski demikian dalam melayani publik PT KAI Daop IX Jember telah melakukan kinerja
seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan standart pelayanan minimal dalam melayani
masyarakat luas.Akan tetapi hal itu sulit terwujud karena kurangnya sarana dan prasarana yang
di miliki oleh PT Kereta Api Daop IX Jember terlihat seolah-olah pelayanan yang diberikan
kurang maksimal karena saat penyelenggaraan angkutan lebaran penumpang kelas ekonomi
selalu berdesakan dikereta yang sudah sangat penuh sesak, belum lagi masalah percaloan dan
masalah sulitnya untuk mendapatkan tiket kelas bisnis dan executive.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pelayanan publik di Indonesia saat ini masih
mengalami banyak kendala dan cenderung berjalan ditempat. Buruknya pelayanan publik di
Indonesia berimbas terhadap pada sektor transportasi, tak terkecuali menimpa pada
perkeretapian. Dimana kita ketahui bersama seringnya terjadi kasus kecelakaan kereta api
merupakan bukti nyata bahwa sektor pelayanan publik di bidang transportasi pun belum bisa

diperbaikki oleh Pemerintah.
Salah satu contohnya adalah pelayanan publik disektor tranportasi kereta api disaat
penyelenggaraan angkutan lebaran 2008 terlihat sangat memperihatinkan, khususnya pelayanan
yang diberikan terhadap penumpang kelas ekonomi. Seperti yang terjadi pada PT KAI Daop IX

Jember yang mengalami kendala yaitu kekurangan sarana lokomotif dan gerbong penumpang
khususnya kelas ekonomi. Padahal saat event lebaran sering terjadi kepadatan penumpang,
akibat kurangnya sarana dan prasarana tersebut para penumpang daya muat kereta tidak
menampung semua penumpang sehingga penumpang berjubel dikereta yang sudah sangat penuh,
bahkan ada sebagian kecil para penumpang yang nekad naik ke atas gerbong, hal ini tentu saja
sangat membahayakan bagi jiwa mereka

Public service in train transportation sector at the implementation of transportation at Lebaran
2008 by PT. KAI Daop IX Jember is dealt with the lack of facilities and infrastructure. It can
effect its performance in satisfying public demand when Lebaran because of the lack of
government’s support. The limited number of passenger-train seems like PT. KAI’s performance
is not maximal, such as passenger density is exceeding the train capacity while the number of
passenger-train is not able to accommodate all passenger. It makes many passenger applicants
squeezing into the loaded train, and even some passenger is not accommodated.
Based on this fact, the researcher thought that it needs to conduct a research under the title

“Performance of Public Service of PT. Kereta Api Indonesia (Inc.)”, Study at PT. KAI Daop IX
Jember. The research indicators rare: 1) PT. KAI’s preparation in implementing transportation at
Lebaran 2008 and 2) PT. KAI’s performance in implementing transportation at Lebaran 2008.
This research includes in descriptive qualitative research, where the researcher is only giving a
description without any attempt to give hypothesis by using purposive sampling. The research
subject taken by field research in the form of observation, interview, and documentation.
The research result is as follow: PT. KAI in establishing its performance in implementing
transportation at Lebaran 2008 faced some constrains that is the lack of facilities dan
infrastructure of passenger train and locomotive. Even if it has proposed some help from the
central, but there is no any reaction and exactly the PT. KAI Daop IX Jember facilities is pulled
down to the other Daop. Nevertheless, PT. KAI Daop IX Jember, in giving service, has made as
efficient and effective performance as the minimum services standard. However, it is hard to
make it real because of the lack of facilities and infrastructure in hand. It makes PT. KAI Daop
IX Jember seem not maximal in giving service, because the implementation of Lebaran
transportation for economy class that is very full. So, it makes the passenger must be squeezed in
the train, ticket scalper matter and the difficulty in getting business and executive class ticket.
The conclusion of this research is that presently the public service in Indonesia is still dealt with
many constrains and tends to stagnant. The poor public service in Indonesia has impact on
transportation sector, includes Railway Company. Where, as we know that it is often happen
train accident as the real evidence that public service sector in transportation field cannot yet

improved by the government.
One of its examples is public service in the implementation of Lebaran 2008 transportation is
very concerned, especially the service given to the class economy passenger. As what happen to
PT. KAI Daop IX Jember that faced some constraints like the lack of locomotive tools and
railway-carriage, especially for economy class. Whereas in Lebaran event, it is often happen
passenger density. Because of the lack of facilities and infrastructure maka train capacity cannot
accommodate all passenger, so that passenger have to squeeze into the train. Moreover, there is
small part of passenger want to take serius risk by go up on the railway carriage. Indeed it is very
dangerous for their life.