KONSTRUKSI PERS TENTANG KAMPANYE PILKADA JOMBANG 2008 (Analisis Wacana Berita Kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati Jombang di Harian Radar Mojokerto Periode 6-18 Juli 2008)
KONSTRUKSI PERS TENTANG KAMPANYE PILKADAJOMBANG
2008(Analisis Wacana Berita Kampanye Calon Bupati dan Wakil
BupatiJombang di Harian Radar Mojokerto Periode 618 Juli 2008 )
Oleh: Zuhrisa Noor Lailia ( 05220207 )
Communication Science
Dibuat: 20091104 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Pers, Analisis Wacana
ABSTRAKSI
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati di
Kabupaten Jombang baru pertama kali diadakan tahun 2008. Sebelumnya pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Jombang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten.
Ada tiga pasangan calon yang mengikuti ajang pilkada ini, yaitu Nyono SuharliAbdul Halim
Iskandar (NyonoHalim), SoehartoMudjib Musta’in (Harum), dan SuyantoWidjono Soeparno
(ToNo). Informasi seputar Kampanye Pilkada Jombang menjadi salah satu berita yang menarik
untuk diikuti. Salah satu media yang memberitakan mengenai kegiatan kampanye para cabup
cawabup Jombang adalah Radar Mojokerto (Jawa Pos Group). Harian ini merupakan salah satu
harian lokal yang terbit di wilayah Mojokerto dan Jombang. Berbagai macam cara kampanye
dilakukan oleh para cabupcawabup untuk menarik perhatian masyarakat Jombang, tidak lepas
dari sorotan media. Berita tersebut dikonstruksi sedemikian rupa oleh media dan nantinya turut
mempengaruhi pembentukan citra cabupcawabup yang maju dalam Pilkada dan tentu turut pula
mempengaruhi perolehan suara. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana konstruksi pemberitaan mengenai kampanye yang dilakukan oleh
masingmasing pasangan calon.
Untuk mengetahui caracara atau ideologi media dalam mengkonstruksi berita digunakan metode
analisis wacana menurut pendekatan Teun A. van Dijk. Penelitian ini membongkar makna yang
terkandung di balik teks, juga melihat bagaimana kognisi wartawan yang membentuk dan
berpengaruh terhadap teks. Serta melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok
kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Hal tersebut digunakan sebagai strategi pembentukan
teks berita. Sebelum menganalisis kognisi sosial dan konteks sosial, teks terlebih dahulu
dianalisis dengan menggunkan strutur wacana yang yang terbagi dalam tiga struktur besar, yaitu
struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Yang terbagi lagi dalam elemenelemen
wacana, yaitu tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana, sedangkan untuk
menjelaskan hasil penelitian menggunakan tipe penelitian kualitatif interpretatif.
Dari hasil analisis, harian Radar Mojokerto mengkonstruksi pemberitaan tentang kampanye
pilkada Jombang 2008 sebagai persaingan terbuka untuk memperebutkan suara dari para
pendukungnya. Yang mana hal tersebut berdasar pada realitas mengenai pasangan yang maju
dalam Pilkada. NyonoHalim dan SuyantoWidjono dikontruksi oleh Radar Mojokerto mengikuti
jargon mereka, NyonoHalim memiliki motto akan “Berpikir, Bekerja dan Berdoa untuk
Rakyat”, ada nuansa agamis dari jargon tersebut, hal ini didukung oleh media, bahwa mereka
senantiasa mengajak pendukungnya untuk menjaga akhlaqul karimah. Sedangkan jargon dari
SuyantoWidjono lebih mengedepankan keberhasilan Suyanto sebagai calon incumbent. Hal ini
ditunjukkan pula oleh Radar Mojokerto dalam memberitakan mengenai pasangan ini dengan
menonjolkan orasiorasi yang menyebutkan keberhasilan mereka. Sedangkan pasangan
SoehartoMudjib yang berslogan menjadikan “Jombang Juara I” tampaknya tidak mendapat
dukungan dari Radar Mojokerto, sebab pasangan ini lebih dikesankan ademayem selama masa
kampanye.
Pengkonstruksian yang dilakukan oleh Radar Mojokerto terhadap pasangan cabupcawabup
dipengaruhi oleh realitas sosial di Jombang yang notabene mempunyai sebutan “Kota Santri”,
dimana sebagian masyarakatnya belum bisa menerima jika Jombang dipimpin oleh bupati yang
berasal dari PDIP yang selama ini bisa disebut kurang “agamis”. Sehingga dalam memberitaan
SuyantoWidjono lebih menekankan pada keberhasilan Suyanto sebagai calon incumbent.
Dengan demikian Radar Mojokerto dalam mengkonstruksi berita masih dipengaruhi juga oleh
pengaruh dari level ekstra media, sehingga Radar Mojokerto masih menunjukkan keberpihakan
kepada kaum santri.
Level ekstra media yang lain juga turut mempengaruhi pembentukan teks, dalam hal ini adalah
pengaruh dari SuyantoWidjono sebagai sumber berita dan pihak pengiklan sebagai sumber
penghasilan media. faktor tersebut mempengaruhi pemberitaan mengenai pasangan Suyanto
Widjono yang ditunjukkan dengan pembentukan citra positif mengenai pasangan ini melalui
teksteks yang dihasilkannya. Selain itu, level individu pengelola media juga turut
mempengaruhi pembentukan teks, sebab pihak pengelola media memiliki kedekatan secara
personal dengan Suyanto. Hal tersebut juga mengandung muatan ekonomi dari media, yang
masih bergantung pada pendapatan iklan.
ABSTRAC
The first time, Legislative election ( pilkada ) of bupati and wakil bupati in kabupaten jombang
hold in 2008. Previously, the election of bupati and wakil bupati was done by assembly at
regional. There were three couple of the candidate in pilkada, they were Nyono SuharliAbdul
Halim Iskandar (NyonoHalim), SoehartoMudjib Musta’in (Harum), and SuyantoWidjono
Soeparno (ToNo). And information of pilkada campign of jombang became one of the
interesting news to follow. One of the media that delivered news of campaign activity was Radar
Mojokerto (Jawa Pos Group). Radar malang is daily news which was publicated in Mojokerto
and Jombang. CabubCawabub conducted the campaign in various ways to outdraw the society
and it didn’t stay away from the media role. The news was constructed in such a manner by
media. Therefore, it influenced the forming of CabupCawabup that followed in pilkada and the
gain voting. Based on the phenomena, the researcher was interested in knowing how the
construction of news about campaign which was done by each of the couple candidates.
To know the ways or ideology media in constructing news was used the discpourse analysis
method through Teun A. Van Dijk. This research observed the meaning of behind the texts, to
see how cognition of journalist who formed and influence in the textsa, and to see how the social
structure, domination and authority group in society. That case was used as the strategy in the
forming of news texts. before analyzing the social cognition and context, the texts firstly was
analyzed by using discourse structure that was devided in three large structures, those were
macro structure, superstructure and micro structure. Furthemore, they were clasified in elements
of discourse, those were tematic, scematic, semantic, sintaxis, stylistic and retorist. This research
also used qualitative design with discourse analysis method,while to explain the result used
qualitative interpretative.
From the result, daily radar Mojokerto constructed the news of campaign in pilkada in Jombang
2008 as open competition to get votes from their sympathizers. In the fact, the case based on the
reality of the couple who followed in pilkada. NyonoHalim SuyantoWidjono was constructed
by Radar Mojokerto to follow their jargon, NyonoHalim had motto will “think, work, and pray
for the civil”. There was religious nuance from the jargon itself, supporting by media that they
always invited the sympathizers to keep aakhlaqul karimah. In the other hand, the jargon of
SuyantoWidjono made more important the successfulness of suyanto as incumbent candidate. It
was also showed by Radar Mojokerto in giving information about the orations that yelled their
success. SoehartoMudjib had slogan “Jombang Juara 1”, they were not supported from radar
mojokerto because this couple was impressed “adem ayem’ during the campaign.
Constructing by Radar Mojokerto in CabupCawabup was influenced by social reality in
jombang which notabene has name of kota santri, the society partly can not received if jombang
was head from PDIP becaused of less religious. So, in giving infprmation of SuyantoWidjono
more emphasized on successful as incumbent candidate. Thus, Radar Mojokerto was still
influenced by level of extra media. Moreover, Radar Mojokerto showed more to stay in Santri
community
Another level of extra media also influenced the forming texts. in this case was the influence of
SuyantoWidjono as news source and advertiser as source of income in media. The factors
influence the information of SuyantoWidjono that was showed by forming positive image about
this couple through texts result. Therefore, the individual manager level of media influenced in
constructing the texts because he had correlation personally with Suyanto. It also implicated
economic charge from media which still depended on the advertisement income.
2008(Analisis Wacana Berita Kampanye Calon Bupati dan Wakil
BupatiJombang di Harian Radar Mojokerto Periode 618 Juli 2008 )
Oleh: Zuhrisa Noor Lailia ( 05220207 )
Communication Science
Dibuat: 20091104 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Pers, Analisis Wacana
ABSTRAKSI
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati di
Kabupaten Jombang baru pertama kali diadakan tahun 2008. Sebelumnya pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Jombang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten.
Ada tiga pasangan calon yang mengikuti ajang pilkada ini, yaitu Nyono SuharliAbdul Halim
Iskandar (NyonoHalim), SoehartoMudjib Musta’in (Harum), dan SuyantoWidjono Soeparno
(ToNo). Informasi seputar Kampanye Pilkada Jombang menjadi salah satu berita yang menarik
untuk diikuti. Salah satu media yang memberitakan mengenai kegiatan kampanye para cabup
cawabup Jombang adalah Radar Mojokerto (Jawa Pos Group). Harian ini merupakan salah satu
harian lokal yang terbit di wilayah Mojokerto dan Jombang. Berbagai macam cara kampanye
dilakukan oleh para cabupcawabup untuk menarik perhatian masyarakat Jombang, tidak lepas
dari sorotan media. Berita tersebut dikonstruksi sedemikian rupa oleh media dan nantinya turut
mempengaruhi pembentukan citra cabupcawabup yang maju dalam Pilkada dan tentu turut pula
mempengaruhi perolehan suara. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana konstruksi pemberitaan mengenai kampanye yang dilakukan oleh
masingmasing pasangan calon.
Untuk mengetahui caracara atau ideologi media dalam mengkonstruksi berita digunakan metode
analisis wacana menurut pendekatan Teun A. van Dijk. Penelitian ini membongkar makna yang
terkandung di balik teks, juga melihat bagaimana kognisi wartawan yang membentuk dan
berpengaruh terhadap teks. Serta melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok
kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Hal tersebut digunakan sebagai strategi pembentukan
teks berita. Sebelum menganalisis kognisi sosial dan konteks sosial, teks terlebih dahulu
dianalisis dengan menggunkan strutur wacana yang yang terbagi dalam tiga struktur besar, yaitu
struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Yang terbagi lagi dalam elemenelemen
wacana, yaitu tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana, sedangkan untuk
menjelaskan hasil penelitian menggunakan tipe penelitian kualitatif interpretatif.
Dari hasil analisis, harian Radar Mojokerto mengkonstruksi pemberitaan tentang kampanye
pilkada Jombang 2008 sebagai persaingan terbuka untuk memperebutkan suara dari para
pendukungnya. Yang mana hal tersebut berdasar pada realitas mengenai pasangan yang maju
dalam Pilkada. NyonoHalim dan SuyantoWidjono dikontruksi oleh Radar Mojokerto mengikuti
jargon mereka, NyonoHalim memiliki motto akan “Berpikir, Bekerja dan Berdoa untuk
Rakyat”, ada nuansa agamis dari jargon tersebut, hal ini didukung oleh media, bahwa mereka
senantiasa mengajak pendukungnya untuk menjaga akhlaqul karimah. Sedangkan jargon dari
SuyantoWidjono lebih mengedepankan keberhasilan Suyanto sebagai calon incumbent. Hal ini
ditunjukkan pula oleh Radar Mojokerto dalam memberitakan mengenai pasangan ini dengan
menonjolkan orasiorasi yang menyebutkan keberhasilan mereka. Sedangkan pasangan
SoehartoMudjib yang berslogan menjadikan “Jombang Juara I” tampaknya tidak mendapat
dukungan dari Radar Mojokerto, sebab pasangan ini lebih dikesankan ademayem selama masa
kampanye.
Pengkonstruksian yang dilakukan oleh Radar Mojokerto terhadap pasangan cabupcawabup
dipengaruhi oleh realitas sosial di Jombang yang notabene mempunyai sebutan “Kota Santri”,
dimana sebagian masyarakatnya belum bisa menerima jika Jombang dipimpin oleh bupati yang
berasal dari PDIP yang selama ini bisa disebut kurang “agamis”. Sehingga dalam memberitaan
SuyantoWidjono lebih menekankan pada keberhasilan Suyanto sebagai calon incumbent.
Dengan demikian Radar Mojokerto dalam mengkonstruksi berita masih dipengaruhi juga oleh
pengaruh dari level ekstra media, sehingga Radar Mojokerto masih menunjukkan keberpihakan
kepada kaum santri.
Level ekstra media yang lain juga turut mempengaruhi pembentukan teks, dalam hal ini adalah
pengaruh dari SuyantoWidjono sebagai sumber berita dan pihak pengiklan sebagai sumber
penghasilan media. faktor tersebut mempengaruhi pemberitaan mengenai pasangan Suyanto
Widjono yang ditunjukkan dengan pembentukan citra positif mengenai pasangan ini melalui
teksteks yang dihasilkannya. Selain itu, level individu pengelola media juga turut
mempengaruhi pembentukan teks, sebab pihak pengelola media memiliki kedekatan secara
personal dengan Suyanto. Hal tersebut juga mengandung muatan ekonomi dari media, yang
masih bergantung pada pendapatan iklan.
ABSTRAC
The first time, Legislative election ( pilkada ) of bupati and wakil bupati in kabupaten jombang
hold in 2008. Previously, the election of bupati and wakil bupati was done by assembly at
regional. There were three couple of the candidate in pilkada, they were Nyono SuharliAbdul
Halim Iskandar (NyonoHalim), SoehartoMudjib Musta’in (Harum), and SuyantoWidjono
Soeparno (ToNo). And information of pilkada campign of jombang became one of the
interesting news to follow. One of the media that delivered news of campaign activity was Radar
Mojokerto (Jawa Pos Group). Radar malang is daily news which was publicated in Mojokerto
and Jombang. CabubCawabub conducted the campaign in various ways to outdraw the society
and it didn’t stay away from the media role. The news was constructed in such a manner by
media. Therefore, it influenced the forming of CabupCawabup that followed in pilkada and the
gain voting. Based on the phenomena, the researcher was interested in knowing how the
construction of news about campaign which was done by each of the couple candidates.
To know the ways or ideology media in constructing news was used the discpourse analysis
method through Teun A. Van Dijk. This research observed the meaning of behind the texts, to
see how cognition of journalist who formed and influence in the textsa, and to see how the social
structure, domination and authority group in society. That case was used as the strategy in the
forming of news texts. before analyzing the social cognition and context, the texts firstly was
analyzed by using discourse structure that was devided in three large structures, those were
macro structure, superstructure and micro structure. Furthemore, they were clasified in elements
of discourse, those were tematic, scematic, semantic, sintaxis, stylistic and retorist. This research
also used qualitative design with discourse analysis method,while to explain the result used
qualitative interpretative.
From the result, daily radar Mojokerto constructed the news of campaign in pilkada in Jombang
2008 as open competition to get votes from their sympathizers. In the fact, the case based on the
reality of the couple who followed in pilkada. NyonoHalim SuyantoWidjono was constructed
by Radar Mojokerto to follow their jargon, NyonoHalim had motto will “think, work, and pray
for the civil”. There was religious nuance from the jargon itself, supporting by media that they
always invited the sympathizers to keep aakhlaqul karimah. In the other hand, the jargon of
SuyantoWidjono made more important the successfulness of suyanto as incumbent candidate. It
was also showed by Radar Mojokerto in giving information about the orations that yelled their
success. SoehartoMudjib had slogan “Jombang Juara 1”, they were not supported from radar
mojokerto because this couple was impressed “adem ayem’ during the campaign.
Constructing by Radar Mojokerto in CabupCawabup was influenced by social reality in
jombang which notabene has name of kota santri, the society partly can not received if jombang
was head from PDIP becaused of less religious. So, in giving infprmation of SuyantoWidjono
more emphasized on successful as incumbent candidate. Thus, Radar Mojokerto was still
influenced by level of extra media. Moreover, Radar Mojokerto showed more to stay in Santri
community
Another level of extra media also influenced the forming texts. in this case was the influence of
SuyantoWidjono as news source and advertiser as source of income in media. The factors
influence the information of SuyantoWidjono that was showed by forming positive image about
this couple through texts result. Therefore, the individual manager level of media influenced in
constructing the texts because he had correlation personally with Suyanto. It also implicated
economic charge from media which still depended on the advertisement income.