KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, )

(1)

commit to user

KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH

(Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati

dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT dan Kekalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah

Kabupaten Sragen Tahun 2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh : TRI DWI NUGROHO

D 1208630

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii


(3)

commit to user

iii


(4)

commit to user

iv


(5)

commit to user

v

MOTTO

“ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian ini sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang

khusuk “ (Al-Baqarah : 45)

“ Sesungguhnya sesudah kesusahan itu pasti ada kemudahan “ ( Q.S Alam Nasroh : 6 )

“ Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba, maka janganlah mudah menyerah sebelum kamu mencoba “


(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulilah aku ucapkan pada Allah SWT atas hidayah-Nya, Dan dengan segala kerendahan hati aku persembahkan karyaku ini kepada……

Kupersembahkan karya ini teruntuk :

ƒ Allah SWT,

Atas segala limpahan karunia-Nya.

ƒ Ibuku dan ( almarhum) Ayahku

Terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan moril dan materiil yang tidak dapat ternilai dengan apapun jua.

ƒ Kakakku, Dwi Eko “21 “ dan adikku Gigih Widiyanto

ƒ Terima kasih atas dukungan dan support kalian selama ini.

ƒ Teman-teman Komunikasi Non Reg 2008


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT dan Kekalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011).

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral. Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing I Skripsi. Terima kasih atas bantuan dan kesabaran beliau dalam membimbing penyelesaian skripsi.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta


(8)

commit to user

viii

3. Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II Skripsi, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

4. Bambang Samekto, S.H selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sragen, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam mengikuti berbagai agenda Kampanye Pasangan YUDA.

5. Segenap Tim Sukses Pasangan YUDA dan Pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sragen (Mas Supriyanto, Pak Laksono AR, Pak Suwondo, Mas Wihartono, Mas Sugiyamto, Mas Vicki ) dan semua rekan-rekan DPC PDI P Kab. Sragen yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

6. Mas Sigit Pramono dan keluarga di Sragen, terima kasih atas bantuannya. 7. Rekan-rekan Seperjuangan Jurusan Ilmu Komunikasi Swadana Transfer

FISIP UNS Angkatan 2008, atas segala bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat selesai. (Buat Wahyu dan Itang…”ayo semangat, kalian pasti bisa”…). Untuk Mas Tanto “Juru Kunci Parkiran Fisip” ….terima kasih atas bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2011


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12


(10)

commit to user

x

1. Komunikasi Politik ... 12

2. Kampanye Politik ... 18

3. Efek dan Tujuan Kampanye ... 15

3.1 Jenis dan Tipe Kampanye ... 24

3.2 Media Kampanye Politik ... 26

4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye ... 27

5. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Kampanye ... 29

6. Fungsi Partai Politik ... 33

F. Metodologi Penelitian ... 36

1. Jenis Penelitian ... 36

2. Obyek Penelitian ... 36

3. Jenis Data ... 36

4. Teknik Pengumpulan Data ... 37

5. Populasi dan Sampel ... 40

6. Validitas Data ... 41

7. Teknik Analisis Data ... 41

BAB II. DESKRIPSI LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Partai Demokrasi Perjuangan ... 43

B. Kiprah PDI Perjuangan di Era Reformasi ... 51

C. Profil Calon Bupati dan Wakil Bupati……… 62


(11)

commit to user

xi

BAB III. SAJIAN DAN ANALISA DATA

A. Kegiatan Kampanye Politik Pasangan Yuni-Darmawan ( YUDA ) ... 76

1. Agenda PDI P Sragen dalam Penjaringan Cabup-Cawabup ... 76

2. Agenda Pendaftaran Pasangan YUDA ke KPU Sragen ... 79

3. Kegiatan Konsolidasi dalam memenangkan Pasangan YUDA... 81

4. Agenda Komunikasi Politik dan Kampanye Pasangan YUDA……... 85

5. Pemaparan Visi dan Misi Pasangan YUDA……… 89

6. Agenda Kampanye Terbuka Pasangan YUDA……… 96

7. Peran Media Massa dalam Kampanye YUDA……… ... ….. 112

8. Koalisi Partai Pendukung dan Relawan bagi Pasangan YUDA……… 116

B. Kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen……… 118

1. Analisa kekalahan Pasangan YUDA dalam Pilkada…………... 118

2.Hasil Analisa Kekalahan Pasangan YUDA tiap kecamatan…... 121

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 140 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Hasil Dokumentasi Kegiatan Kampanye Pasangan YUDA

2. Surat Keterangan Penelitian dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sragen

3. Rincian Kegiatan Pemenangan Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 4. Catatan Hasil Pengamatan Penulis dalam Kampanye Pasangan YUDA 5. Transkrip Hasil Wawancara dengan Narasumber

6. Jadwal Waktu Pelaksanaan Kampanye Pasangan YUDA

7. Jadwal Pembekalan Struktural PDI Perjuangan Kabupaten Sragen 8. Jadwal Pembekalan Saksi per Kecamatan Pasangan YUDA 9. Instruksi DPC PDI Perjuangan bagi pemenangan Pasangan YUDA


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel I.1 Tabel Perolehan Jumlah Kursi Parpol di DPR Hasil Pemilu ... 55

Tabel 1.2 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran pertama ... 56

Tabel 1.3 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran ke dua ... 56

Tabel 1.4 Tabel Perolehan Suara dalam Pemilu Presiden 2009 ... 59

Tabel 1.5 Tabel Perplehan Kursi DPRD Kabupaten Sragen ... 60

Tabel 1.6 Tabel Data Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen……….73

Tabel 1.7 Tabel Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sragen Tahun 2010…..74

Tabel 1.8 Tabel Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sragen………...75


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR


(15)

commit to user

xv

ABSTRAK

Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Kampanye dan Pemilihan Kepala Daerah ( Studi Tentang Kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki,M.M,M.T dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 )Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pemilukada Kabupaten Sragen tahun 2011 telah usai. Pemilihan Kepala Daerah Sragen yang dilaksanakan pada 19 Maret 2011 lalu merupakan Pilkada ke dua secara langsung yang diselenggarakan di Bumi Sukowati. Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Yuni-Darmawan diprediksi sebagai calon terkuat yang bakal memenangi Pilkada. Karena pasangan ini memiliki modal dan dukungan politik paling kuat bila dibandingkan dengan calon lainnya. Selain diusung oleh PDI Perjuangan, Pasangan YUDA juga didukung oleh koalisi partai besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR.

Selain modal kuat tersebut pasangan ini juga didukung kekuasaan

incumbent Bupati Sragen Untung Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Yuni Sukowati. Namun keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung koalisi 5 partai besar ini hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan Agus Facturrahman-Daryanto.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dalam upanya memenangkan pasangan ini. Selain itu penelitian ini akan mencoba mengulas dan menganalisa mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen. Penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara dalam pengumpulan data. Sumber data pendukung dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang didapat dari buku, artikel koran, majalah, jurnal, hasil dokumentasi, dan informasi dari berbagai media massa. Teknik analisa data dilakukan melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dan partai pendukung sudah maksimal, yakni menggunakan strategi kampanye politik dan mendayagunakan semua sumber daya yang ada. Dari penelitian ini kita juga mendapatkan fakta berkaitan dengan kekalahan Pasangan YUDA, yakni banyaknya partai politik yang mendukung seorang kandidat bukanlah sebuah ukuran dan faktor penentu kemenangan. Hasil Pilkada di Sragen memperlihatkan bahwa Pilkada bukan hanya pemilihan partai politik saja tapi lebih pada pemilihan seorang pemimpin, figur, atau individu. Di sisi lain kita melihat bahwa pesan yang hendak disampaikan dalam Pemilukada Sragen adalah keinginan adanya perubahan.


(16)

commit to user

xvi ABSTRACT

Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Local Principal Campaign and Election (A Study on the campaign of prospect regent and deputy of regent dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, M.M,M.T in Sragen Local Principal Election in 2011) Thesis. Communication Department of Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University. 2011.

Local Principal Election or Local Principal Election of Sragen Regency of 2011 has finished. The Sragen Local Principal Election that has been carried out on March 19, 2011 is the second directly local principal election held in Sukowati Earth. In Sragen Local Principal Election of 2011, the pair Prospect Regent and Prospect Deputy of Regent Yuni-Darmawan is predicted as the strongest nominee to win this election. It is because this pair has the strongest political capital and support compared with other nominees. In addition to be carried by PDI Perjuangan, YUDA pair is also supported by the big party coalition: Demokrat, PKB, PKS and PBR parties.

In addition to such the strong capital, this pair is also supported by the incumbent power of Sragen Regent Untung Wiyono, the father of the prospect regent Yuni Sukowati. However, the superiority of YUDA pair changes after the voting result shown. Unexpectedly, the pair carried by PDI Perjuangan and supported by 5 big parties-coalition only reaches 44.2% vote and should accept their defeat from their strongest rival, the pair Agus Facturrahman-Daryanto.

The objective of research is to find out the campaign activity done by the Success Team of YUDA pair in the attempt of winning this pair. In addition, this research also wants to explain and to analyze the factors causing the defeat of YUDA pair in Sragen Local Principal Election. The writer employed observation and interview technique in collecting data. The supporting data source in this research was the library data deriving from books, newspaper article, magazine, journal, documentation result, and information from a variety of media. Technique of analyzing data was done through data reduction process, data display and conclusion drawing.

From the result of research, it can be concluded that the campaign activity carried out by the YUDA pair’s success team and the supporting parties has been maximum, using political campaign strategy and utilizing all of available resources. From this research we also obtain the facts relevant to the defeat of YUDA pair, namely the large number of political parties supporting a candidate will not be a measurement and determinant factor of winning. The result of local principal election in Sragen reveals that Local Principal Election is not only political party election but the election of a leader, figure or individual. On the other hand, we can see that the message that will be conveyed in Sragen Local Principal Election is the desire for the change.


(17)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kesadaran akan pentingnya demokrasi bagi warga negara saat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Ada fenomena baru dalam suasana demokrasi di Indonesia yang dimulai tahun 2004. Dalam Pemilihan Umum 2004 untuk pertama kalinya rakyat Indonesia diberi kebebasan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Setelah sukses dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung tahun 2004 maka pada tahun 2005 bangsa Indonesia memulai era baru dalam pesta demokrasi yakni dengan diadakannya pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung.

Lahirnya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah memberikan harapan baru bagi bangsa ini untuk perubahan sistem politik yang otoriter menjadi sistem politik yang demokratis. Sebelum dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No.6/2005 tentang pemilihan Kepala Daerah secara langsung, maka pemilihan kepala daerah (Gubernur, Walikota maupun Bupati) mekanismenya diserahkan kepada DPRD di daerah masing-masing.


(18)

commit to user

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung memberikan optimisme pada publik akan membaiknya kualitas kepemimpinan di daerah. Mekanisme pemilihan kepemimpinan yang dipilih secara langsung diyakini lebih baik dibandingkan dengan mekanisme yang tidak langsung (perwakilan), karena praktek sistem perwakilan dalam pemilihan kepala daerah, cenderung “membuka kran” terjadinya jual beli suara dan menghasilkan kepemimpinan yang bermasalah. 1

Pada tanggal 19 Maret 2011, Kabupaten Sragen menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 (pasal 59 ayat 2) dijelaskan bahwa Partai Politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan pasangan calon kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah sekurang-kurangnya mempunyai 15 % (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau memperoleh suara sekurang-kurangnya 15 % (lima belas persen) dari suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah bersangkutan.2

Sementara untuk pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati independen atau perorangan (bukan dari Parpol), harus memenuhi kuota dukungan minimal 3% dari jumlah penduduk. Jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Sragen 2011 sebanyak 751.071 calon pemilih.

Berdasarkan pengumuman KPU Sragen Nomor :148/KPU KAB. 012.329486 /XI/ 2010, dijelaskan bahwa pendaftaran calon bupati mapun wakil bupati dari perseorangan ( independen) dibuka tanggal 3-7 Desember 2010.

1

Kristina, Isu Strategis Dalam Penyelenggaraan Pilihan Kepala Daerah Langsung. Dalam Jurnal Dinamika VOL. 5 NO.1 Th.2005

2

Agung Wibawanto,Syamsudin. 2005. Memenangkan Hati dan Pikiran Rakyat ( Strategi dan

Taktik Menang dalam Pemilihan Kepala Daerah ). Yogyakarta : Pembaruan, hal. 2


(19)

commit to user

Dengan ketentuan jumlah minimal dukungan sebanyak : 35.920 (tiga puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh) penduduk dan jumlah minimal sebaran kecamatan adalah tersebar di 11 (sebelas) kecamatan di Wilayah Kabupaten Sragen. Sedangkan untuk pendaftaran pasangan calon bupati maupun wakil bupati dari partai politik dibuka mulai tanggal 30 Desember 2010 - 5 Januari 2011.

Menghadapi Pemilukada 2011 yang semakin dekat, jajaran Pengurus DPC PDI P Sragen segera menyusun berbagai agenda atau program partai. Salah satunya terkait dengan persoalan nama calon yang akan diusung oleh PDI P Sragen. Dalam proses penjaringan Cabup maupun Cawabup PDI-P yang dimulai pada bulan Oktober 2010, terdapat delapan pasangan Calon Bupati maupun Wakil Bupati yang mendaftar lewat DPC PDI P Sragen dan bersaing untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI P. Ke delapan Cabup tersebut adalah Ketua DPC PDI-P Sragen, Bambang Samekto, SH, kemudian dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan disusul Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, yakni Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Selain tiga tokoh kuat tersebut, terdapat politikus lain seperti Kepala DPU Sukoharjo Bambang Haryanto, Pengusaha dan Pemilik Koperasi Babussalam Suparlan Ismanto, ST, mantan Legislator Sulardi, Purnawirawan TNI Suparno dan Kader PDI P Sragen Suharjo, SH.

Setelah melalui proses penjaringan yang dimulai sejak Oktober 2010, akhirnya rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan perihal Cabup maupun Cawabup yang akan diusung oleh PDI P Sragen jatuh kepada Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Keputusan DPP PDI Perjuangan tersebut tertuang dalam Surat Rekomendasi DPP PDI Perjuangan


(20)

commit to user

Nomor : 609/IN/DPP/2011, perihal Rekomendasi Calon Bupati dan Wakil Bupati Sragen yang diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pemilukada Sragen 2011.

Setelah resmi mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, akhirnya pasangan ini resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen pada tanggal 5 Januari 2010. Kedatangan pasangan Yuda di KPU Sragen tersebut, didampingi oleh Ketua DPC PDI P Sragen, yakni Bambang Samekto, SH beserta Sekretaris DPC PDI P Sragen Sugiyamto, SH.

Dalam pendaftaran tersebut juga hadir pimpinan empat Parpol lain yang ikut mendukung pencalonan pasangan YUDA. Ke empat tokoh tersebut adalah Ketua DPC Partai Demokrat Drs. Joko Saptono, M.Si, Ketua DPD PKS Dedy Endriyanto, Ketua DPC PKB Mukafi Fadli dan juga pimpinan DPC Partai Bintang Reformasi Sragen. Setelah selesai melakukan pendaftaran, maka pasangan YUDA langsung melakukan Deklarasi bersama dan meresmikan pembukaan Posko Tim Sukses YUDA yang berlokasi di kompleks Atrium Sragen, yakni di Jalan Sukowati depan Kantor Dinas Bupati Sragen.

Sampai dengan batas akhir pendaftaran, tanggal 5 Januari 2011 terdapat 5 pasangan bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati yang sudah resmi mendaftar di KPUD Sragen. Ke lima calon tersebut yakni Pasangan dr. Kusdinar Yuni Untung Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT yang diusung PDI P, dan didukung oleh Partai Demokrat, PKB , PKS dan PBR. Pasangan ke dua adalah Agus Fatchurrohman, SH, MH. dan H Daryanto, SH yang diusung Partai Golkar, PAN, dan PPP.


(21)

commit to user

Pasangan ketiga adalah Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd yang diusung Partai Gerindra, PPRN, Hanura, dan koaliasi 13 partai kecil lainnya. Pasangan ke empat adalah pasangan Danang Wijaya, S.T dan Sumiyarno. Sedangkan pasangan terakhir yang juga mendaftar adalah Dr. H. Sularno, M.Si dan Drs. H. Kushardjono, dimana pasangan keempat dan kelima ini merupakan merupakan calon yang berasal dari perseorangan atau calon independen. Namun demikian, penetapan nama Calon Bupati maupun Calon Wakil Bupati yang maju dalam pilkada Sragen 2011 baru ditetapkan oleh KPUD Sragen pada 17 Februari 2011.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pada hari Kamis tanggal 17 Februari 2011, KPU Sragen secara resmi mengumumkan bahwa ke lima bakal calon bupati mupun wakil bupati Sragen semuanya lolos seleksi dan berhak maju dalam Pemilihan Kepala Daerah Sragen 2011. Kemudian pada hari Jumat tanggal 18 Februari 2011, dilanjutkan dengan acara pengambilan nomor urut Cabup maupun Cawabub yang juga digelar di Kantor KPU Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil pengundian nomor urut yang digelar di Kantor KPU Sragen tersebut, maka pasangan Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd mendapat nomor urut 1. Untuk Pasangan Dr. H. Sularno, M.Si – Drs. Kushardjono mendapat nomor urut 2, Pasangan Danang Wijaya, S.T - Sumiyarno mendapat nomor urut 3, Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowawati- Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT mendapat nomor urut 4. Terakhir Pasangan Agus Fachturrahman, SH, MH – H. Daryanto, SH mendapat nomor urut 5.


(22)

commit to user

Proses pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pilkada Sragen 2011 ini tampaknya berlangsung sangat ketat, hal ini karena Kader PDI-P Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga merupakan putri Bupati Sragen Untung Wiyono tampil sebagai Calon Bupati Sragen. Selain pasangan kuat tersebut maka muncul calon bupati lain yang cukup kuat dalam kancah perpolitikan di Sragen, yakni calon petahana (incumbent) yang menjabat sebagai Wakil Bupati Sragen yakni Agus Fatchurrohman, SH, MH yang berpasangan dengan pengusaha H. Daryanto, SH.

Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati yang akrab disapa Yuni dan Darmawan atau Pasangan YUDA mendapat dukungan yang sangat besar dari partai politik. Dalam pencalonannya sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati, Pasangan YUDA tidak hanya hanya diusung oleh Partai PDI Perjuangan Sragen saja, namun juga didukung oleh beberapa partai besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR. Berdasarkan perolehan suara dalam Pemilu Legislatif 2009, apabila dikalkulasi secara menyeluruh, pasangan ini sudah memiliki modal awal dukungan sebesar 70 % suara pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di Sragen.

Selain dukungan dari partai politik yang mengusung dan mendukung, maka pasangan ini juga didukung kekuasaan Bupati Sragen, yakni Untung Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Tidak hanya itu saja, namun Pasangan YUDA juga memiliki

bargaining politik yang cukup matang dengan menggandeng Calon Wakil Bupati yang berasal dari unsur birokrat, yakni Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Ir.


(23)

commit to user

Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Dengan menggandeng pasangan Wakil Bupati yang berasal dari unsur birokrat, maka diharapkan suara pemilih yang berasal dari kalangan birokrasi atau PNS bisa lari ke pasangan YUDA.

Dengan adanya dukungan yang sangat besar tersebut tentunya menjadi salah satu modal dan kelebihan yang dimiliki pasangan YUDA, bila dibandingkan dengan empat pasangan Cabup maupun Cawabup yang lain. Untuk itu, maka diharapkan dapat terjalin kerjasama yang solid antara kader-kader partai tersebut dalam menyusun suatu strategi kampanye politik agar pasangan YUDA dapat menjadi pemenang dalam Pilkada Sragen 19 Maret 2011. Melihat berbagai keunggulan, di atas maka Pasangan YUDA diprediksi menjadi calon terkuat dan berpotensi untuk menjadi pemenang dalam Pemilukada Sragen 2011.

Menjelang pelaksanaan Pemilukada Sragen 2011 yang semakin dekat berbagai cara telah dilakukan oleh Tim Sukses baik yang berasal dari partai pengusung, pendukung maupun relawan. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan menggelar kegiatan konsolidasi atau rapat bersama antara partai pengusung dan partai pendukung, baik yang berada di tingkat DPC, PAC, Ranting hingga Pengurus Anak Ranting.

Dalam pelaksanaan kampanye yang dimulai tanggal 2 Maret 2011 Pasangan YUDA benar-benar mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki. Selain dukungan kuat dari partai politik, popularitas dan strategi politik yang matang Pasangan YUDA juga memilki dana kampanye yang lebih besar bila dibandingkan dengan calon yang lain. Bahkan untuk persiapan dana kampanye, Pasangan YUDA sudah mempersiapkan dana kampanye lebih dari 20 Milyar


(24)

commit to user

rupiah. Dengan memiliki dana kampanye yang besar, maka Pasangan YUDA bisa mencukupi segala kebutuhan yang berkaitan dengan pendanaan kampanye maupun logistik kampanye.

Dalam menghadapi Pemilukada Sragen 2011 strategi pemasaran politik atau pendekatan yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan memperkenalkan Pasangan YUDA kepada masyarakat. Karena proses seseorang untuk memilih pemimpin adalah dimulai dari proses mengenal, setelah masyarakat mengenal calon maka masyarakat akan suka dan akhirnya akan memilih Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011.

Di sini cara yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan Pasangan YUDA kepada masyarakat, baik secara langsung atau menggunakan berbagai media. Di antaranya adalah memasang iklan kampanye di berbagai media, baik media cetak maupn media elektronik. Untuk media cetak dilakukan dengan pemasangan iklan di berbagai surat kabar, diantaranya adalah pemasangan iklan

advertorial di Harian Solo Pos, Joglo Semar, Jawa Pos, dan Harian Suara Merdeka.

Selain itu Tim Sukses Pasangan YUDA juga mempromosikan Pasangan YUDA melalui baliho maupun spanduk yang dipasang di berbagai wilayah di Sragen, yakni dari perkotaan hingga sampai ke wilayah pedesaan. Kemudian untuk kampanye politik melalui media elektronik Tim Sukses Pasangan YUDA mengunakan media Radio dan Televisi, yakni dengan memasang iklan politik di radio Buana Asri Sragen dan RRI Surakarta. Dalam agenda kampanye Pasangan


(25)

commit to user

YUDA juga pernah dua kali mengadakan acara kampanye dialogis yang disiarkan secara langsung oleh Stasiun TV lokal “TA TV”.

Dalam agenda kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya komunikasi yang tepat dan terarah dari komunikator / Tim Sukses Pasangan YUDA, maka pesan politik yang disampaikan kepada khalayak pasti akan diterima dengan jelas sehingga tujuan dari komunikasi yang disampaikan akan berhasil. Untuk dapat menunjang keberhasilan tersebut maka diperlukan seorang komunikator atau Jurkam yang handal untuk menyampaikan pesan kampanye kepada masyarakat.

Dalam setiap agenda kampanye para juru kampanye (Jurkam) menjadi wakil bagi Pasangan YUDA dalam berkampanye atau mengkomunikasikan apa yang menjadi visi, misi maupun program kerja Pasangan YUDA. Selain itu, para Jurkam juga mengajak dan menghimbau agar masyarakat bisa memilih Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011. Jadi juru kampanye atau jurkam memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan politik bagi Pasangan YUDA.

Karena peran atau tugasnya yang sangat besar, maka setiap Jurkam atau juru kampanye perlu mendapatkan bekal materi, wawasan atau ilmu yang hendak disampaikan dalam kampanye. Hal ini sangat penting sekali, karena materi yang akan disampaikan oleh Jurkam harus bisa ditangkap dan dipahami oleh calon pemilih. Dalam kampanye pasangan YUDA terdapat pembagian tugas, yakni antara jurkam pokok dan jurkam figur.


(26)

commit to user

Selain berbagai kegiatan di atas upaya atau pendekatan yang dilakukan oleh Tim Sukes Pasangan YUDA dalam merekrut massa adalah melalui pendekatan psikologis kepada calon pemilih, baik yang berada di wilayah pedesaaan maupun perkotaan. Bentuk nyata dari kegiatan ini adalah dengan mengadakan silaturahmi atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Di antaranya adalah dengan mengadakan kegiatan bakti sosial maupun kunjungan ke sentra industri kecil. Kegiatan bakti sosial yang rutin dilakukan oleh Pasangan YUDA adalah dengan memberikan layanan pengobatan gratis dan pemberian santunan kepada masyarakat miskin.

Dari beberapa uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa kegiatan komunikasi politik maupun kampanye politik yang dilakukan ooleh Tim Sukses Pasangan YUDA ini sudah terlihat all out dan maksimal dalam usaha pemenangan Pasangan YUDA. Kegiatan kampanye yang digelar oleh Pasangan YUDA juga terlihat lebih meriah bila dibandingkan dengan kegiatan kampaye yang digelar oleh Pasangan Cabup-Cawabup yang lain. Selain menghadirkan jurkam lokal dalam setiap agenda kampanye maka Pasangan YUDA juga mendatangkan juru kampanye nasional, di antaranya adalah Puan Maharani, Rano Karno, Rieke Dyah Pitaloka, Anas Urbaningrum, dan Muhaimin Iskandar.

Namun politik ternyata bukan ilmu pasti, kalkulasi di atas kertas tentang keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan, pasangan yang diusung oleh PDI P dan didukung koalisi Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR ini hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan


(27)

commit to user

ADA. Dalam Pemilukada yang digelar 19 Maret 2011 lalu, pasangan Agus Facturrahman-Daryanto (ADA) yang membawa Jargon Kampanye “PERUBAHAN “ berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan Pasangan YUDA dengan menguasai 50,6 % suara pemilih.

B. RUMUSAN MASALAH :

Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat diketahui bahwa sekalipun Pasangan YUDA memiliki kelebihan daripada calon yang lain yakni dari segi dukungan partai politik, popularitas, strategi politik maupun dana yang sangat besar, namun Pasangan YUDA (Yuni-Darmawan) hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari Pasangan ADA (Agus-Daryanto) dengan menguasai 50,6 % suara pemilih.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan kampanye politik Pasangan YUDA dalam mencari massa dan dukungan dalam Pemilukada Sragen 2011.


(28)

commit to user

2. Untuk mengetahui berbagai kendala atau faktor-fator yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemikiran, serta dapat bermanfaat dalam mempraktekan ilmu dan teori tentang ilmu politik yang telah dipelajari.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah pengetahuan di bidang komunikasi, khususnya kajian tentang komunikasi politik.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang kegiatan kampanye politik, khususnya tentang kegiatan kampanye politik calon kepala daerah dalam Pilkada secara langsung.

E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Komunikasi Politik

Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat terpisahkan dalam keseharian manusia di berbagai bidang. Di dalam setiap realitas kehidupan politik pasti terjadi komunikasi. Komunikasi tidak hanya tampil dalam bentuk aksi-aksi protes menuntut hak yang terampas maupun menyuarakan aspirasi tetapi kehidupan politik meniscayakan adanya rapat, pidato, kampanye, kontak antar lembaga, debat dalam sidang parlemen, perundingan ataupun negoisasi.


(29)

commit to user

Secara etimologis Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Untuk pengertian secara definitif komunikasi dinyatakan oleh Carl I. Hoveland sebagai berikut : “Communication is the proces by which an individual transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviour of another individuals.” (Komunikasi adalah sebuah proses dimana seorang individu mengirim atau mentransfer stimulan (yang biasanya berupa lambang-lambang verbal) - untuk mengubah perilaku individu lain).

Menurut Littlejohn di dalam komunikasi terdapat level atau tingkatan komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Massa.

Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi yang melibatkan antar sesama orang atau individu dan biasanya face to face. Komunikasi Kelompok adalah komunikasi atau hubungan antara individu di dalam kelompok kecil, dan biasanya dilakukan dalam merencanakan pengambilan keputus. Komunikasi organisasi lebih kompleks lagi, karena hubungannya tidak hanya melibatkan antar individu akan tetapi juga antara individu dengan kelompok-kelompok. Sedangkan Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan ranah publik, dan memuat banyak hubungan, yakni hubungan antarpersonal, kelompok, dan organisasi.3

Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa, Melalui Saluran Apa, Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan tersebut

3

Stephen W.Littlejohn,1998.Theories of Human Communication, Wadworths Publishing Company, USA, hal. 17


(30)

commit to user

menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan, yakni :

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (Message)

- Media (channel,media)

- Komunikan (communicant, communicare, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Lebih lanjut lagi Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi meliputi 3 hal, yakni :

1. The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai peristiwa dalam suatu lingkungan, seperti penggarapan dan penyampaian berita.

2. The correlation of the parts of society in responding to the environment

(korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan, seperti propaganda-propaganda atau tajuk rencana.

3. The transmission of the social heritage from one generation to the next

(transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain). Fungsi ini merupakan kegiatan pengkomunikasian informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari


(31)

commit to user

anggota suatu kelompok kepada pendatang baru, seperti kegiatan pendidikan/pembelajaran.4

Source-Message-Channel-Receiver Theory. S-M-C-R merupakan singkatan dari Source (sumber) - Message (pesan) - Channel (saluran/media) -

Receiver (penerima/komunikan). Pada rumus S - M - C - R, khusus mengenai C (channel) yang berarti saluran atau media dua pengertian, yakni primer dan

sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka (face to face communication), sedangkan saluran sekunder adalah media berwujud, baik media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media non massa, misalnya surat, telepon atau poster.

Untuk masyarakat perkotaan atau kelas menengah atas, komunikasi politik melalui media massa sangat efektif karena pola hidup mereka yang sibuk tidak memberi mereka peluang untuk melakukan komunikasi langsung dengan orang lain. Apalagi kalau mereka tidak punya kepentingan langsung dengan sang komunikator. Bagi mereka, media massa cetak dan elektronik merupakan sarana paling efektif untuk mengetahui dan menyampaikan umpan balik setiap pesan politik yang ada.

Sementara untuk masyarakat pedesaan, apalagi masyarakat pedalaman yang secara literal tidak memiliki tradisi membaca, pesan politik hanya bisa disampaikan oleh sistem komunikasi tradisional. Dalam konteks ini, komunikasi yang paling efektif adalah dengan menggunakan sistem komunikasi lokal yang

4

Onong Uchana.Efendi,1993. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 253. 


(32)

commit to user

sesuai dengan budaya masyarakat. Pendekatan-pendekatan interpersonal dengan tokoh-tokoh lokal yang menjadi pengatur lalu lintas opini menjadi kunci keberhasilan dalam sistem komunikasi tradisional ini.5

Menurut McQuail (1992: 472-243) menyatakan bahwa“ Political Communication all processes of information (including facts,opinions, belieffs, etc.) transmission, exchange and search angaged in by participants in the course of institutionalized political activities” (Komunikasi Politik adalah semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat, keyakinan-keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga).6

“ Political Communication is a sub-field of political science and communication that deals with the production, dissemination, procession and effects of information, both through media and interpersonally, within a political context. This includes the study of the media, the analysis of speeches by politicians and those that are trying to influence the political process, and formal and informal conversations among members of the public, among other aspects. “

Menurut Jurnal International dalam wikipedia dijelaskan bahwa Komunikasi Politik adalah sub-bidang ilmu politik dan komunikasi yang berhubungan dengan penyebaran proses, produksi, dan efek informasi. Baik melalui media dan interpersonal dalam konteks politik. Konteks ini mencakup studi terhadap media, analisis pidato oleh para politisi dan orang-orang yang

5

M.Rizwan Haji Ali. 2007. Strategi Politik Memenangkan Pilkada Damai, Tulisan opini di dalam www.acehinstitute.org.

6

 Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal .2 


(33)

commit to user

mencoba untuk mempengaruhi proses politik, percakapan formal dan informal di antara anggota masyarakat dan di antara aspek-aspek lainnya.7

Sedangkan pengertian Komunikasi politik menurut Lord Windlesham seperti yang dikutip oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut :

“Political communication is the deliberate passing of a political message by a sender to a receiver behave in a way might not oyherwise have done. “

(Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk membuat komunikan berperilaku tertentu).

Jadi yang menjadi inti permasalahan dan pembahasan pada komunikasi politik adalah isi pesan dan tujuannya. Dari definisi tentang komunikasi politik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi politik, maka politik adalah isi pesan dan atau tujuan dari sebuah komunikasi politik.

Dalam studi komunikasi politik terdapat tiga elemen penting yang saling berhubungan erat dalam menciptakan proses komunikasi politik. Pertama adalah organisasi politik seperti partai politik, organisasi masyarakat, kelompok penekan, organisasi ‘peneror’, dan pemerintahan.

Sedang yang kedua adalah media dan ketiga adalah warga negara. Di dalam kehidupan kehidupan berdemokrasi, maka kegiatan komunikasi politik sangat lazim dilakukan, terlebih lagi ketika memasuki proses menjelang pemilu

7

James L. Bonville, jimbonville.Political Communication. International Journal of Communication 2 (2008), http://en.wikipedia.org/wiki/Communication. diposting tanggal 15 Mei 2011.


(34)

commit to user

maupun pilkada. Pada saat proses tersebut berlangsung, maka aktivitas komunikasi politik terlihat dimana mana dan sangat tinggi sekali intensitasnya.

Di dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan, maka setiap kontestan membutuhkan suatu metode yang dapat memfasilittasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik pemimpin dan program kerja partai kepada masyarakat. Dengan metode dan strategi yang tepat, maka diharapkan segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan harapan partai politik dapat tercapai.

Jadi untuk dapat memenangkan sebuah pemilihan kepala daerah (Pilkada) maka pendekatan dan komunikasi politik harus dijalankan secara optimal oleh para kontestan. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan pendukung kontestan lainnya.

2. Kampanye Politik

Telah banyak sekali diadakan penelitian tentang studi Kampanye Politik yang relevan, di antaranya adalah :

Penelitian tentang Kampanye Politik yang dilakukan oleh Dwi Wulansari (2005). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini mengambil studi tentang Strategi Kampanye PKS Kota Surakarta dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2004. Dari penelitian tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa, PKS menggunakan gaya political publicrelation dalam mengkomunikasikan pesan kepada khalayak. Selain itu,


(35)

commit to user

Strategi yang dipakai oleh PKS adalah melakukan pencitraan partai untuk meraih simpati dan dukungan dari publik.8

Penelitian tentang Kampanye Politik yang lain adalah Penelitian oleh Gina Ramandha (2008), yakni mengambil studi tentang Teknik Kampanye Hubungan Masyarakat Tim Sukses Pasangan Cabup-Cawabup H.Ismet Iskandar - H.Rano Karno dalam memenangkan Pilkada di Kabupaten Tangerang Tahun 2008. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan meteode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa teknik kampanye memperoleh empati sangat bermanfaat untuk mendapatkan dukungan massa dalam Pilkada Kota Tangerang 2008.

Penelitian yang dilakukan oleh Windhy Jayanti (2009). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini mengambil studi tentang Manajemen Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediono dalam Pilpres 2009. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam Penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Strategi kampanye politik yang dilakukan Tim kampanye SBY-Boediono banyak mengedepankan visi dan misi serta program kerja yang telah dibangun oleh SBY ketika menjadi Presiden periode 2004-2009. Hal ini dilakukan dengan berbagai bantuan media, yakni media cetak maupun media elektronik. Selain itu, tim kampanye juga

8

 Dwi Wulansari, 2005. Strategi Kampanye PKS Kota Surakarta dalam Pemenangan Pemilu


(36)

commit to user

menerapkan Strategi Pencitraan melalui ketokohan dari calon yang diusung yakni SBY dan Boediono.9

Penelitian yang dilakukan oleh Urip Rahayu D 0204124 (2009). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini mengambil studi tentang Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari proses strategi marketing, BWC menempatkan Bibit Waluyo sebagai kandidat yang berpihak pada masyarakat kecil. Dalam strateginya BWC menggunakan alat presentasi dan tiga pendekatan pasar . Secara keseluruhan , strategi pemasaran yang dilakukan oleh BWC surakarta sudah memenuhi sembilan elemen pemasaran politik, meskipun pada beberapa aspek kurang dilaksanakan secara utuh dan adaptif. Dari penelitian tersebut dapat ditarik suatu hasil atau kesimpulan yang menjelaskan bahwa Strategi Pemasaran Politik yang dilakukan oleh Tim Relawan Bibit Waluyo berpengaruh pada kemenangan pasangan tersebut.

Dari beberapa penelitian tentang kampanye politik di atas, maka sangat jelas sekali bahwa Komunikasi Politik yang terjadi dalam kampanye pemilihan kepala daerah menjadi kunci dari keberhasilan menyampaikan pesan politik. Kampanye politik yang dilakukan oleh calon Kepala Daerah ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang visi, misi serta berbagai program yang ditawarkan oleh calon Kepala Daerah. Selain itu, Kampanye Politik yang dibangun oleh calon kepala daerah tidak terlepas dari Tim pemenangan calon

9

Windhy Jayanti,” Manajemen kampanye Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediyono dalam

Pilpres2009”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(37)

commit to user

kepala daerah yang bertugas untuk merancang strategi kampanye politik yang hendak dijalankan oleh pasangan calon kepala daerah.

Kampanye Politik pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari komunikasi poliltik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik yang efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terlebih dahulu. Komunikasi politik menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci yang utama bagi partai politik maupun kandidat dalam menyampaiakan pesan kepada massa maupun pendukungnya.

Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan dan juga untuk mengidentifikasi

strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan maupun partai politik, karena pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik.10

Banyak sekali definisi mengenai Kampanye yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

Rice dan Paisley : Someone’s intention to influence someone else’s beliefs or behavior using communicated appeals.” (Kampanye diartikan sebagai keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan atau tingkah laku orang lain dengan menggunakan daya tarik komunikasi.)

Sedangkan menurut Kotler dan Roberto (1989) , “ Campaign is an organized conducted by one group ( the change agent ) which intends to persuade

10

Firmanzah, 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Reaitas, Jakarta : Yayasan Obor Indonsia, hlm.123


(38)

commit to user

others (the target adopter), to accept, modify, or abandon certains idea, attitudes practices and behavior.” (Kampaye ialah sebuah upaya yang dikelola oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.)11

Selain definisi di atas, maka Rogers dan Storey, menjelaskan bahwa kampanye sebagai “ Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” 12

“ A political campaign is an organized effort which seeks to influence the decision making process within a specific group. In democracies, political campaigns often refer to electoral campaigns, wherein representatives are chosen or referendums are decided.” (Sebuah kampanye politik adalah usaha yang terorganisir yang berusaha untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok tertentu. Dalam demokrasi , kampanye politik sering menyebut pemilu kampanye, dimana wakil-wakil dipilih atau referendum yang memutuskan.) 13

Dari definisi di atas, maka setiap aktifitas kampanye konunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni :

1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

2. Jumlah khalayak sasaran yang besar

3. Biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu

4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

11

Hafied Cangara. 2009. Komunikasi Politik, Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.284

12

Antar Venus, 2004.Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2004, hal 7 13

Daniel Kreiss and Philip N. Howard. political campaign.International Journal of

Communication 4 (2010), 1032–1050 1932–8036/20101032Copyright © 2010). Licensed under the Creative Commons Attribution,diposting 20 Maret 2011.


(39)

commit to user

Kampanye adalah bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut, maka yang dimaksud dengan komunuikator adalah pelaksana kampanye itu sendiri (the campaigner) tentang suatu kegiatan (the campaign setting), yaitu isi pesan yang disampaikan melaluimedia tertentu (the chanell) dengan tujuan untuk mempengaruhi komunikan (the audience), dan dengan harapan membawa dampak tertentu pada diri khalayak (the effects). 14

3. Efek dan Tujuan Kampanye

Efek komunikasi dalam kampanye, merupakan bagian penting dalam pencapain tujuan kampanye. Efek yang diharapkan timbul dari proses komunikasi dalam kampanye adalah :

1. Dampak Kognitif

Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan ditujukan kepada pikiran si komunikan. Tujuan komunikator berkisar pada upaya mengubah pikiran komunikan.

2. Dampak Afektif

Komunikan tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, misalnya sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Dampak Behavioral

Dampak ini dalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau tindakan.

14

Harsono Suwardi, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah


(40)

commit to user

Di dalam konteks antar partai maka terdapat tiga tujuan kampanye, yakni : 1. Ada upaya untuk membangkitkan kesetiaan alami para pengikut suatu

partai dan agar mereka memilih sesuai dengan kesetiaan itu.

2. Ada kegiatan untuk menjajaki warga negara yang tidak terikat pada partai dan menurut istilah Kenneth Burke untuk menciptakan pengidentifikasi di antara golongan independen.

3. Ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang untuk mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk meyakinkan rakyat bahwa keadaan lebih baik jika dalam kampanye ini mereka memilih kandidat dari partai lain. 15

Sedangkan pengertian kampanye yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kampanye di dalam dunia politik atau kampanye dalam konteks pemilihan kepala daerah, dalam hal ini adalah kampanye pemilihan bupati maupun wakil bupati. Untuk dapat membedakan perbedaan antara kampanye sosial (social campaigns)

dengan kampanye komersial (commercial campaigns) ataupun perbedaannya dengan kampanye politik (political campaigns), maka kita harus mengetahui jenis atau tipe kampanye, bentuk atau gaya kampanye yang dipakai serta model kampanye yang digunakan.

3.1 Jenis dan Tipe Kampanye

Berbagai jenis maupun tipe kampanye pada dasarnya ditentukan oleh motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Dan motivasi inilah yang akan menentukan ke arah mana kampanye ini akan

15

Dan Nimmo, Komunikasi Politik, terjemahan : Tjun Surjaman, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993. hal. 192


(41)

commit to user

digerakkan dan tujuan apa yang akan dicapai. Berdasarkan keterkaitan antara motivasi dan tujuan kampanye tersebut, Charles U. Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori, yakni 16 :

1. Product Oriented Campaigns : Kampanye yang berorientasi pada produk. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipat gandakan penjualan, sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan commercial campaign atau coorporate campaigns.

2. Candidate Oriented Campaigns : Sebuah kampanye yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Tujuan dari kampanye ini antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan oleh partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik ayng diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan political campaigns.

3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns : Bentuk kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada perubahan sosial. Kampanye ini ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melaui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan social change campaigns.

16


(42)

commit to user

Jadi untuk jenis kampanye yang sesuai dengan penelitian ini adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented campaigns. Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh PDI-Perjuangan maupun Tim Sukses Pasangan Yuni-Darmawan adalah kampanye yang bertujuan untuk memenangkan seoarang kandidat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sragen 2011.

3.2 Media Kampanye Politik

Di dalam pustaka komunikasi politik terdapat enam media kampanye, yakni mingling, printed matter, rallies, speech, radio dan TV spot; dan joint forum or debate. 17

Mingling berarti bergaul. Kampanye dengan media ini adalah kandidat pergi menemui calon pemilih ke tempat masing-masing dan tidak mengarahkan mereka ke satu tempat. Kandidat mendatangi pemilih di suatu pasar, mall, kampus, restoran dan tempat lain,di mana rakyat yang didatangi diajak berjabat tangan menyapa dengan penuh persahabatan dan sebagainya.

Kedua, printed matter adalah media kampanye berupa barang cetakan yang berupa lambang partai, foto kandidat, tanda anggota, brosur-brosur yang berisi program partai / kandidat, stiker yang disebarluaskan pada rakyat pemilih, sehingga mereka mengenal kandidat dan partai yang mengusung.

17

 PJ. Suwarno, “ Mengurangi Bentrokan kampanye”, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008, Skripsi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS

2009,Hal.16  


(43)

commit to user

Ketiga, rallies merupakan media kampanye yang paling menggairahkan dan melibatkan banyak orang secara langsung seperti yang sudah dikenal di Indonesia sampai sekarang, misalnya arak-arakan atau pawai massal.

Keempat, speech yakni media kampanye yang berupa pidato. Biasanya dilakukan sesudah arak-arakan massa atau pawai, berkumpul satu tempat atau di tanah lapang. Tetapi pidato yang mengikuti kampanye arak-arakan tersebut sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kampanye pidato. Pidato itu merupakan bagian dari media rallies, sebab isinya masih bertujuan untuk menggairahkan massa. Biasanya pidato tersbut melibatkan artis (celebrity endorsment).

Kelima, radio dan tv Spot. Media kampanye ini di Indonesia sudah dimulai dengan istilah kampanye dialogis. Namun dapat dikemas lebih umum seperti misalnya dibuka dengan tanya jawab dengan penonton atau pendengar di rumah dengan hubungan langsung, sehingga maksud kampanye untuk memperkenalkan kandidat atau partai pada pemilih dapat benar-benar tercapai.

Terakhir, adalah kampanye dengan media joint for um or debate. Dalam forum ini para kandiadat akan diuji kemampuannya dalam memaparkan visi, misi dan program programnya serta menjawab dan memberi solusi atas pertanyaan dari panelis. Dengan metode seperti ini, maka publik bisa mengetahui kecakapan dari masing masing kandidat atau calon yang bersaing.

4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye Politik

Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) , maka partai politik atau kandidat calon bupati pasti selalu melakukan upaya atau strategi


(44)

commit to user

untuk mendapatkan suara atau massa sebanyak-banyaknya. Upaya-upaya untuk mempengaruhi pemilih tersebut dapat dilakukan melalui strategi komunikasi politikdan menerapkan strategi kampanye politik. Pemasaran politik merupakan serangkaian aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih.18

Onong Uchjana Effendi (2004; 32), menjelaskan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajenen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan Strategi komunikasi yang merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi yakni unuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan ( approach ) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. 19

Agar dapat memenangkan persaingan dalam bidang politik, maka diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan politik, tanpa adanya suatu strategi yang baik maka partai politik tidak akan mampu bersaing dan memenangkan persaingan politik.20

Perencanaan kampanye merupakan cetak biru (blue print) yang lengkap dari rangkaian tahap demi tahap kegiatan kampanye yang akan dilakukan oleh tim

18

Adman Nursal,2004.Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilihan UmumSebuah

Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 

hal.21 

19 Onong Uchana, Effendi,2004.

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, hal 32   20

Achmad Herry,2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,Yogyakarta: Galang Press, hal.15


(45)

commit to user

kampanye dalam upaya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan kampanye. Secara sederhana, perencanaan kampanye dapat didefinisikan sebagai rangkaian proses yang bersifat terstruktur dari upaya kampanye atau pemasarn politik, Rangkaian proses ini mencakup beberapa unsur pokok, yakni

a. Penelitian dan analisis mengenai kecenderungan –kecenderungan situasi dan masyarakat pemilih.

b. Analisis SWOT mengenai partai atau kandidat

c. Tujuan-tujuan kampaye, bersifat target dan tujuan dari kampanye dan pemasaran politik dalam konteks pemilihan untuk memenangkan pemilihan.

d. Strategi-strategi kampanye atau pemasaran politik.

e. Program-program kegiatan beserta segala dukungan yang dibutuhkan, termasuk dana.

f. Monitoring atau kontrol terhadap implementasi perencanaan. 21 5. Faktor Penghambat dan Penunjang Keberhasilan suatu Kampanye

Di dalam suatu kegiatan kampanye politik, baik kampanye pemilu legislatif, pemilu presiden maupun pemilu kepala daerah pasti banyak terdapat faktor yang dapat menghambat dan menunjang jalannya suatu kampanye. Di bawah ini pendapat para ahli terkait faktor-faktor yang menjadi penghambat maupun penunjang jalannya suatu kampanye.

a. Faktor –faktor Penghambat dalam kampanye

21

 Pawito, Komunikasi Politik:Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta, 2008. hal.219.


(46)

commit to user

Menurut Kotler dan Roberto (1989), ketidakberhasilan sebagian besar kampanye biasanya disebabkan oleh22 :

1. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye kepada semua orang, hasilnya kampanye menjadi tidak fokus dan tidak efektif.

2. Pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye juga tidak mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerangkan gagasan yang diterima.

3. Pesan-pesan tersebut juga memberikan petunjuk bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang diperlukan.

4. Pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi.

5. Anggaran untuk membiayai program kampanye tersebut tidak memadai, sehingga pelaku kampanye tidak berbuat secara total.

b. Faktor-faktor Penunjang Keberhasilan dalam Kampanye

Menurut Rogers dan Storey, kesuksesan dalam sebuah kampanye ditandai oleh empat hal, yakni :

a. Penerapan pendekatan yang bersifat strategis dalam menganalisis khalayak sasaran kampanye.

b. Pesan-pesan dalam kampanye dirancang secara segmentatif sesuai dengan jenis khalayak yang dihadapi.

c. Penetapan tujuan yang realistis

22

 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004, hal.131


(47)

commit to user

d. Kampanye lewat media massa akan mendatangkan keberhasilan jika ditindaklanjuti dengan komunikasi interpersonal.

Sedangkan menurut Mendelsohn terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh campaign makers jika menginginkan suatu kampanye dapat berjalan dengan sukses, yakni :

a. Kampanye seharusnya menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan situasi masalah dan sumber daya yang tersedia.

b. Menyampaikan pesan kampanye hanya melalui media massa saja tidak cukup, pemanfaatan berbagai saluran komunikasi secara terpadu perlu dilakukan teruatama saluran komunikasi interpersonal.

c. Perencanaan kampanye harus mengetahui publik yang mereka hadapi secara memadai. Khalayak sasaran tidak boleh diperlakukan sebagai monolithic mass

(massa yang seragam) melainkan sebagai sasaran yang beragam.

Dalam suatu persaingan di dunia politik, suatu partai politik atau kontestan membutuhkan suara dari para pemilih agar bisa berkiprah di dunia politik. Untuk itu, maka kontestan politik harus bisa memahami pemilih mereka. Tanpa adanya pemahaman ini, maka mereka tidak akan diterima oleh masyarakat, sehingga akan gagal untuk menyelenggarakan tujuan mereka di dunia politik.23

Selain beberapa hal di atas terdapat hal-hal yang dapat menunjang keberhasilan seorang kandidat atau calon untuk dapat menjadi pemenang dalam event Pilkada, yakni :

23


(48)

commit to user

a. Popularitas

Di dalam event Pemilihan Kepala Daerah secara langsung popularitas figur memainkan peran yang sangat significant dalam mendulang perolehan suara. Dalam ranah kajian voting behavior sendiri, popularitas adalah key success factor yang tak dapat ditawar-tawar bagi seorang politisi untuk merintis jalan menuju kekuasaan. Popularitas adalah modal dasar bagi seoarang kandidat untuk terpilih (elektabilitas). Seorang calon atau kandidat yang memiliki popularitas yang tinggi pasti akan memilki peluang terpilih yang tinggi bila dibandingkan dengan calon atau kandidat yang tidak populer / terkenal di mata publik.

b. Akseptabilitas : Selain faktor popularitas maka faktor lain yang harus diperhatikan oleh seorang kandidat atau tim sukses adalah dengan mengukur akseptabilitas dari calon yang hendak maju dalam sebuah pertarungan Pilkada. Saat ini popularitas bukan satu-satunya faktor yang membuat seseorang bisa menjadi pemenang dalam event pemilihan kepala daerah. Karena dalam era sekarang masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilih seorang calon yang dianggap memiliki kompetensi, integritas, kredibilitas, dan akseptabilitas yang tinggi. Dengan adanya penerimaan yang tinggi dari masyarakat kepada calon atau kandidat maka akan menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya.

c. Dana / Uang : Dana atau uang adalah salah satu sumber daya yang penting dan harus dimiliki untuk kelancaran program kampanye. Jika


(49)

commit to user

kandidat memiliki financial besar tentu saja tim bisa membuat program pemenangan yang lebih fariatif, kreatif dan lebih banyak.

d. Strategi : Strategi komunikasi politik merupakan rencana yang meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi untuk kegiatan operasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk dapat memenangkan sebuah pertarungan dalam event Pilkada maka strategi komunikasi politik harus dikemas dengan baik. Dengan menerapkan strategi komuniksi politik yang tepat maka seorang kandidat pasti akan dapat mengalahkan pesaingnya. Namun dalam hal ini juga harus didukung dengan faktor-faktor pendukung lainnya, seperti Popularitas Kandidat, Akseptabilitas dan dibantu dengan Dana / anggaran yang mencukupi.

6. Fungsi Partai Politik

Perkembangan politik di tanah air, yakni pasca tumbangnya rezim Orde Baru ternyata membuat perubahan yang sangat besar. Salah satunya adalah kembalinya sistem multi-partai yang dulu pernah dianut oleh bangsa Indonesia pada era pemerintahan Presiden Soekarno.

Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memperoleh


(50)

commit to user

kekuasaan poliik dan merebut kedudukan politik, dengan cara konsitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.24

Menurut Carl J. Friedrich, Partai Politik adalah “ Sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau memperahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupaun matteriil” (A political party is a group of human beings, stably organizedwith the objective of securing or maintaining for its leaders the control of a government, with the further objective of giving to members of the pary, through such control ideal and material benefits and advantages)25

Di dalam negara demokratis, maka partai politik memiliki beberapa fungsi. Beberapa fungsi tersebut adalah sebagi berikut :

1. Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan pendapat dan aspirasi dari masyarakat, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat dapa berkurang. Dalam hal ini partai politik merumuskan berbagai aspirasi atau pendapat masyarakat sebagai usul kebijaksaan. Kemudian usul kebijakksanaan tersebut dimasukkan dalam program partai unuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan sebagai kebijaksanaan umum (public policy)

2. Partai Politik Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

24

Firmanzah, 2009.Mengelola Partai Politik, Komunikasi dan Ideologi Politik di Era Demokrasi. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, hal. 15

25


(51)

commit to user

Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai proses dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat. Dalam hubungan ini, partai politik berfungsi sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Untuk memenangkan persaingan politik, maka partai politik harus mendapatkan dukungan seluas mungkin dari massa. Untuk itu, partai berusaha menciptakan “ image “ bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Proses sosialisasi tersebut diselenggarakan melalui ceramah-ceramah peneranga, kursus kader, penataran kader dan sebagainya.

3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekruitmen Politik

Di sini partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak setiap orang yang berbakat untuk tturut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (politycal recruitment). Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi politik, yakni dengan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader sehingga di masa yang akan datang bisa mengganti pimpinan lama (selection of leadership)

4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur konflik (conflict management)

Di dalam suasana demokrasi, maka persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan hal yang dianggap wajar. Namun jika sampai terjadi konflik yang idak diinginkan, maka partai politik berusaha untuk menyelesaikannya26

26


(52)

commit to user

METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan, mengontrol gejala-gejala, dan mengemukakan prediksi-prediksi, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran atau pemahaman dan memaparkan mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala komunikasi bisa terjadi.

2. Obyek Penelitian

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini maka yang menjadi objek dari penelitian adalah berbagai tahapan maupun kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT menjelang pilkada Sragen 2011. Penelitian ini juga dilakukan di Kantor DPC PDI-P Sragen dan Posko Tim Sukses Pasangan YUDA. Secara lebih konkrit yang menjadi objek penelitian ini adalah elemen-elemen atau segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan maupun kampanye politik baik yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YU-DA maupun tim sukses dan partai pendukung Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011. 3. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan 2 jenis data: 1. Sumber Data Primer

Adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari objek penelitian atau lapangan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh langsung dari sumber di lokasi penelitian, diantaranya dengan mengikuti dan mengadakan pengamatan


(53)

commit to user

terhadap kegiatan kampanye politik Tim sukses pasangan YU-DA dalam pilkada Sragen 2011 dan melakukan wawancara dengan Tim sukses pasangan YU-DA. Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan berbagi kegiatan yang diikuti selama proses kampanye pasangan YUDA.

2. Sumber Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh peneliti dalam bentuk data yang sudah berupa publikasi terkait dengan penelitian untuk melengkapi data primer. Sumber data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang didapat dari buku-buku pendukung, artikel koran, majalah, jurnal, hasil dokumentasi, skripsi dan informasi yang diperoleh dari berbagai media massa.

Dalam penelitian ini didapatkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Pasangan YUDA. Data ini didapat dari artikel berbagai surat kabar, antara lain adalah pemberitaan tentang kegiatan Kampanye Pasangan YUDA yang didapat lewat surat kabar Solo Pos, Jawa Pos, Joglo Semar dan informasi seputar kampanye lewat media internet. Selain itu, juga didapat data berupa arsip kegiatan kampanye yang berasal dari DPC PDI Perjuangan Sragen maupun arsip data dari Tim Sukses Pasangan YUDA.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Untuk pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain adalah :


(54)

commit to user

a. Wawancara atau Interview

Wawancara atau Interview merupakan suatu cara yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan Pasangan YUDA. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada beberapa narasumber atau informan. Dalam pelaksanaan wawancara, pertanyaan pokok yang diajukan adalah mengenai bagaimana kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Pasangan YUDA dan berbagai persiapan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.

Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Sragen antara rentang waktu 26 Maret 2011 – 1 April 2011. Dalam pelaksanaan wawancara peneliti menghampiri langsung narasumber di tempat masing-masing seperti Kantor DPC dan kediaman pribadi narasumber.

Dalam penelitian ini, maka jenis wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara ( interview guide) . Jenis interview guide pada umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian.27 Dalam metode ini, pewawancara biasanya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan dikembangkan sesuai dengan konteks dan situasi wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah langkah-langkah sistemasi data yang masuk.

Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan pertanyaan yang mendetail, akan tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi yang ingin

27

Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal 70 


(55)

commit to user

didapatkan dari informan. Sehingga nanti dapat dikembangkan oleh pewawancara ketika melakukan wawancara dengan narasumber.

Berikut adalah daftar nama narasumber dalam wawancara : 1.BAMBANG SAMEKTO, SH : Ketua Tim Sukses YUDA

2.LAKSANA AR, SH : Wakil Ketua Bidang Hukum & Advokasi 3.SIGIT PRAMONO : Wakil Ketua Bidang Saksi & Penghitungan 4.SUPRIYANTO, S. Pd : Wakil Sekretaris DPC PDI P Sragen

5.WIHARTONO : Wakil Ketua Bidang Kampanye / Logistik

b. Observasi atau Pengamatan

Penelitian dengan menggunakan metode observasi biasanya dilakukan untuk melacak secar sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat28. Observasi yang dilakukan adalah bersifat non sistematis, artinya tidak menggunakan instrumen atau alat pengamatan dalam mengamati aktivitas dan pelaksanaan kegiatan kampanye politik Pasangan YUDA dalam menghadapi Pilkada Sragen 2011.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara participant observasion, namun sebatas active participant observasion, yakni peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan kampanye pemenangan Pasangan YUDA, dan dalam hal ini peneliti tidak menjadi bagian dari kelompok yang diteliti.

Pada tahapan observasi, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh pasangan YUDA secara langsung atau

28


(56)

commit to user

melakukan pengamatan melalui media massa. Observasi ini dilakukan dalam kurun waktu bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Maret 2011.

Sebelum massa kampanye dimulai, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan politik pasangan YUDA melalui media massa. Selain itu, peneliti juga melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi secara langsung dengan pengurus DPC PDI-P Sragen, yakni dimulai sejak bulan Januari 2011.

Pada massa kampanye peneliti juga menghadiri dan mengikuti rangkaian kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Pasangan YUDA, antara lain adalah kegiatan kampanye terbuka, kampanye dialogis maupun kegiatan kampanye debat. Selain itu penulis juga mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan konsolidasi atau rapat internal yang diadakan oleh DPC PDI P Sragen dalam memenangkan Pasangan YUDA.

5. Populasi dan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, karena teknik pengambilan sampel tersebut dapat dengan mudah disesuaikan dengan tujuan penelitian.. Prosedur yang digunakan adalah dengan mengumpulkan informasi yang memenuhi syarat keluasan dan tercakupnya rentangan informasi yang sesuai dengan elemen-elemen pokok permasalahan. Teknik logika purposive sampling di sini menetapkan informan awal untuk diwawancarai. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang secara langsung terlibat dalam Tim Sukses Pasangan YUDA.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari Ketua Tim Sukses Pasangan YUDA, yakni Bambang Samekto, SH yang juga menjabat sebagai Ketua DPC


(57)

commit to user

PDI P Kabupaten Sragen. Selain itu, peneliti juga mengambil empat sampel lain yakni jajaran Pengurus DPC PDI P Sragen yang juga menjadi Tim Sukses Pasangan YUDA.

6. Validitas Data

Untuk menjamin validitas atau keabsahan data, maka penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi, di mana data yang satu akan dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh.

Triangulasi dibagi menjadi empat teknik, yakni triangulasi data atau sering disebut dengan triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi teori dan triangulasi peneliti.29 Sedangkan dalam penelitian ini, teknik Triangulasi yang digunakan adalah teknik Triangulasi Sumber. Teknik ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data yang sama atau sejenis akan lebih mantap bila bisa digali dari berbagai sumber yang berbeda.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada prinsipnya dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap data, menafsirkan atau mentransformasikan data ke dalam bentuk-bentuk narasi. Narasi ini kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah yang akhirnya sampai pada kesimpulan final.

29


(58)

commit to user

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Analisis Interaktif (interactive model) oleh Miles dan Huberman. Dalam analisis interaktif ini, prosesnya terdiri dari tiga bagian yaitu Reduksi Data, Sajian Data dan Verifikasi Data atau penarikan kesimpulan.

Langkah Reduksi data melibatkan beberapa tahap, tahap pertama melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Pada tahap kedua peneliti meyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses, sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok, dan pola data.

Langkah kedua yakni, penyajian data (data display) melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin ( kelompok) data yang satu dengan kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

Sedangkan pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclutions), peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.


(59)

commit to user

BAB II

Deskripsi Lokasi Penelitian

A.

Sejarah Berdirinya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

- Latar Belakang Kondisi Sosial Politik

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) merupakan salah satu Partai Besar yang selalu ikut meramaikan pesta demokrasi di Indonesia, yakni pasca Reformasi tahun 1998. Dalam Pemilihan Umum tahun 1999 partai ini berhasil menjadi Partai pemenang yakni dengan perolehan suara terbanyak. Sedangkan pada Pemilu berikutnya, yakni Pemilu Legislatif tahun 2004 dan 2009, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga selalu masuk tiga besar dalam perolehan suara pemilu skala nasional.

Untuk Wilayah Soloraya sendiri yakni di Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten, PDI Perjuangan menjadi partai politik yang memiliki basis massa dan dukungan yang sangat kuat. Hal ini terlihat dari data yang memperlihatkan bahwa sejak PDI P mengikuti Pemilu Legislatif tahun 1999, 2004, dan 2009 perolehan suara PDI P di 7 kota tersebut selalu lebih unggul jika dibandingkan dengan perolehan suara partai politik lainnya, seperti Golkar, Demokrat, PPP, PAN, dan PKB.

Selain catatan tersebut, kita juga melihat bahwa Kepala Daerah yang memimpin wilayah di Soloraya didominasi oleh kader yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di antaranya adalah Walikota Surakarta, Bupati


(1)

commit to user

berada di tingkat RT atau grass root paling bawah juga berusaha dengan

maksimal untuk memenangkan pasangan YUDA, yakni dengan melakukan pengamanan terhadap kantong-kantong suara hingga tingkat RT.

Kegiatan kampanye yang digelar oleh Pasangan YUDA juga terlihat lebih meriah bila dibandingkan dengan kegiatan kampaye yang digelar oleh Pasangan Cabup-Cawabup yang lain. Selain menghadirkan jurkam lokal dalam setiap agenda kampanye, maka Pasangan YUDA juga mendatangkan Juru Kampanye Nasional. Di antaranya adalah Puan Maharani, Wakil Walikota Tangerang Rano Karno, Anggota DPR dari PDI P Rieke Dyah Pitaloka, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Anggota DPR PDI P Bambang Wuryanto, dan Ketua DPP Partai Demokrat Sudewo.

Namun kalkulasi di atas kertas tentang keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai memperlihatkan hasilnya. Karena di luar dugaan, pasangan yang diusung oleh PDI P dan didukung koalisi Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR ini hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan ADA. Dalam Pemilukada yang digelar 19 Maret 2011 pasangan Agus Facturrahman-Daryanto yang membawa Jargon Kampanye “PERUBAHAN “ berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan Pasangan YUDA dengan menguasai 50,6 % suara pemilih.


(2)

commit to user

Dari berbagai data yang diperoleh di lapangan baik berupa data hasil wawancara dengan berbagai responden, hasil pengamatan dan berdasarkan hasil analisa data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Kegiatan Kampanye Politik Pasangan YUDA dalam Pemilukada

Sragen 2011

1. Kegiatan Kampanye Politik yang dilakukan oleh Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011 merupakan suatu bentuk kampanye politik yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented campaigns. Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh PDI-Perjuangan maupun Tim Sukses Pasangan Yuni-Darmawan adalah kampanye yang bertujuan untuk memenangkan seoarang kandidat dalam pemilihan kepala daerah Sragen 2011.

2. Kegiatan Kampanye Politik yang dilakukan oleh Pasangan YUDA dalam menghadapi Pilkada Sragen 2011 tidak hanya melibatkan Partai Pengusung dan Partai Pendukung, namun juga melibatkan berbagai unsur atau elemen yang berasal dari luar struktur partai, yakni adanya Relawan maupun Simpatisan yang menjadi Tim Sukses bagi Pasangan YUDA.

3. Kegiatan Kampanye Politik yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011 sudah diupayakan semaksimal mungkin, yakni dengan menjalankan Strategi Komunikasi Politik dan mengupayakan segala sumber daya yang dimiliki. Namun kita melihat


(3)

commit to user

bahwa salah satu faktor yang paling menentukan dalam kemenangan Pilkada di Sragen adalah faktor Popularitas seorang calon atau kandidat.

b)Faktor –faktor yang menyebabkan Kekalahan Pasangan YUDA dalam

Pemilukada Sragen .

Meskipun memiliki modal dukungan politik dan keunggulan bila dibandingkan dengan calon yang lain, namun pasangan YUDA tidak bisa membuktikan segala keunggulan yang dimiliki dan harus harus menerima kekalahan dalam Pemilukada kabupaten Sragen 2011. Berikut adalah hasil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Kabupaten Sragen 2011 :

1. Dalam Pemilukada Kabupaten Sragen 2011 kita melihat bahwa Popularitas

Cabup Yuni yang merupakan putri dari Bupati Untung Wiyono masih kalah dengan popularitas Cabup lain yakni Agus Facturahman yang merupakan seorang petahana (incumbent) yang masih menjabat sebagai Wakil Bupati Sragen aktif dan juga menjabat sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Sragen.

2. Menjelang Pemilukada Sragen kita melihat banyak sekali kejenuhan sebagian warga masyarakat Sragen terhadap kekuasaan incumbent. Yakni muncul sikap

apriori (penolakan) publik terhadap Bupati Untung Wiyono. Dalam

pengamatan terhadap masyarakat di Sragen, kita melihat banyak masyarakat yang sudah jenuh dan kecewa dengan kepemimpinan Bupati Untung Wiyono yang nota bene adalah ayah kandung dari calon bupati Yuni, sehingga hal ini berpengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.


(4)

commit to user

3. Gencarnya isu black campaign (kampanye hitam) yang dilancarkan oleh pihak lawan kepada Pasangan YUDA ternyata membawa dampak yang luar biasa dan menyebabkan image atau citra Pasangan YUDA menjadi jelek di mata masyarakat, sehingga masyarakat enggan untuk memilih pasangan ini. Salah satunya adalah Isu tentang Dinasti Politik untuk melanggengkan kekuasaan politik Bupati Untung Wiyono.

4. Munculnya Relawan bagi Pasangan ADA dalam Pemilukada Sragen

menjadi kekuatan dahsyat dalam menggalang massa dan dukungan, sehingga pasangan ini mampu meraup suara paling banyak dan menjadi pemenang dalam Pemilukada Sragen 2011.

5. Dalam awal perjalanan koalisi kita melihat bahwa bangunan kebersamaan (soliditas) yang terjadi antar partai pengusung dan pendukung tidak segera

koordinatif yakni sempat terjadi miss communication antara partai

pengusung dengan partai pendukung terkait status partai pengusung dan partai pendukung. Selain itu ditambah lagi dengan kendali kekuasaan tunggal yang dilakukan Bupati Untung Wiyono membuat koalisi partai kurang berjalan efektif.

6. Sebelum keluar rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan perihal penetapan nama pasangan cabup maupun cawabup yang akan maju dalam Pilkada Sragen, di tubuh DPC PDI Sragen tersebut sempat terjadi berbagai konflik internal. Kondisi seperti ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kinerja para pengurus dan mesin partai dalam usaha pemenangan Pasangan YUDA


(5)

commit to user

B. Keterbatasan Penelitian

1. Data yang didapatkan dalam penelitian ini merupakan suatu data yang bersifat strategis dan sangat rahasia, karena menyangkut berbagai strategi atau perencanaan untuk memenangkan Pasangan YUDA, sehingga data yang diperoleh dari narasumber bersifat terbatas dan tidak dapat mendetail secara menyeluruh.

2. Penelitian ini lebih menekankan tentang pelaksanaan kegiatan kampanye politik dari komunikator kepada komunikan sehingga kajian mengenai pesan politik yang disampaikan kurang mendapat perhatian.

C. Saran

1. Penelitian ini hanya menyoroti peran komunikator dalam pelaksanaan kampanye politik di dalam Pasangan YUDA. Di sini kita melihat bahwa isi pesan serta efek yang ditimbulkan langsung terhadap komunikan kurang mendapat perhatian, sehingga diharapkan kepada pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian selanjutnya untuk lebih memfokuskan terhadap isi pesan yang disampaikan.

2. Kekalahan PDI P Sragen dalam pilkada Sragen 2011 hendaknya bisa

dijadikan sebagai pelajaran dan pengalaman bagi DPP PDI Perjuangan. Untuk ke depan bagi DPP PDI Perjuangan harus benar-benar memperhatikan suara dan aspirasi dari bawah sebelum memutuskan rekomendasi terkait nama kader partai / calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pemilukada. Dalam memutuskan suatu rekomendasi hendaknya tidak hanya berdasar pada Survey


(6)

commit to user

dan aspek popularitas calon semata, namun harus memperhatikan kapabilitas serta track record dari calon yang bersangkutan.


Dokumen yang terkait

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

STRATEGI KAMPANYE POLITIK CALON DARI INCUMBENT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi pada Pasangan Sjahrazad Masdar dan As'at Malik sebagai Calon Incumbent Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Periode 2013-2018)

1 6 25

KONSTRUKSI PERS TENTANG KAMPANYE PILKADA JOMBANG 2008 (Analisis Wacana Berita Kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati Jombang di Harian Radar Mojokerto Periode 6-18 Juli 2008)

0 3 3

OPINI POLITIK MASYARAKAT DESA LEMPASING TERHADAP KAMPANYE CALON-CALON BUPATI PESAWARAN

0 4 118

Hubungan Karakteristik Pemilih dan Terpaan Informasi Kampanye Politik dengan Perilaku Memilih (Kasus Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Tahun 2006)

0 21 352

Persepsi Pemilih Pemula Pada Iklan Kampanye Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula Di Kelurahan Karangmalang Pada Iklan Kampanye Politik Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Sragen Tahun 2015).

0 3 16

PENETAPAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KAB BULUKUMBA TAHUN 2015 (1)

0 0 1

PELIBATAN ANAK DI DALAM KAMPANYE POLITIK PADA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PERIODE 2019-2024 DI KABUPATEN CIAMIS

0 0 12