Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sumber : www. Bapepam.co.id
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan IHSG di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2008 mengalami perubahan negatif dikarenakan adanya krisis global yang mengakibatkan penurunan IHSG menurun drastis. Pada
dua tahun berikutnya yaitu tahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan kembali, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali hal ini
sesuai dengan yang ditulis dalam website http: Bisnis. News.viva.co.id yang diaskes pada 19 Juni 2014 menyebutkan bahwa “tahun 2011 terlihat
IHSG kembali menurun dikarenakan adanya krisis Yunani sehingga bursa regional Asia mengalami penurunan.”
Perusahaan yang go public emiten yang diperjual belikan di Bursa Efek Indonesia terbagi kedalam beberapa sektor. Terdapat sepuluh sektor
yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti, insfatruktur, keuangan, perdagangan dan jasa,
serta manufaktur. Berikut ini pergerakan harga saham tiap sektor tahun 2008-2012
5 2012
4.276,14 11,88
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sumber data : IDX statistics 2008-2012www.idx.co.id data diolah
Gambar 1. 1 IHSG Sektoral BEI
Dapat dilihat dari grafik 1. 1 Penurunan dan kenaikan Indeks Harga Saham Sektoral IHSS dari tahun 2008-2012. Terlihat sektor
infrastructure memiliki IHSS yang lebih fruktuatif dibandingkan dengan sektor lainnya tahun 2008-2012. Sektor Basic industry, Micelaneous,
Consumer goods, property and real estate, Finance, Trade and service, Manufacturing mengalami peningkatan sepanjang tahun 2008-2012.
Sektor Agriculturale dan mining mengalami penurunan IHSS pada tahun 2011-2012. Pada tahun 2010 sektor mining menempati IHSS tertinggi
dibandingkan sembilan sektor lainnya dan sektor agricultural menjadi urutan kedua setelah mining. Berikut ini pertumbuhan ataupun penurunan
IHSS sepanjang tahun 2008-2012
Tabel 1. 2 Pertumbuhan IHSS tahun 2008-2012
NO INDUSTRI
TAHUN
2008 2009
2010 2011
2012 1
Agricurturale -66.65
90.81 30.30
-6.05 -3.87
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sumber: IDX Statistics tahun 2008-2012www.idx.co.id Berdasarkan tabel 1.2 dapat terlihat jelas bahwa pada tahun 2011
tujuh sektor mengalami pertumbuhan yang positif namun tiga sektor lainnya yaitu sektor agricurturale, infastrukture, dan mining kembali
mengalami penurunan. Pada tahun 2012 sektor infastrukture mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 29,75 sedangkan sektor
argiculturale dan mining mengalami penurunan 3,87 dan 26,41. Berdasarkan informasi tabel 1. 2 menerangkan bahwa sektor agricurturale
dan mining mengalami IHSS terburuk tahun 2011-2012. Hal ini bertolak belakang dengan peranan sektor pertambangan yang diungkapkan oleh
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM pada website http: www.esdm.go.idberita
umum 37-umum601-peranan-
sektor pertambangan -dalam- mendorong-perekonomian-nasional. html yang
diaskes pada tanggal 19 Juli 2014 bahwa: “Sektor pertambangan sekarang ini tetap menjadi salah satu sektor
utama yang menggerakan roda perekonomian Indonesia. Indikasi ini terlihat dari kontribusi penerimaan negara yang setiap tahunnya
meningkat. Selain itu, sektor pertambangan juga memberikan efek pengganda 1,6
–1,9 atau menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar
34 ribu tenaga kerja langsung. “
2 Mining
-73.16 151.06 48.59 -22.66 -26.41
3 Basic Industry
-43.30 102.93 41.37
5.43 28.97
4
Micelaneous
-99.95 178.84 60.78
35.59 1.93
5 Costumer Goods
-25.04 105.39 63.06
20.22 18.99
6 Property and Real
Estate -58.90
41.85 38.35
12.88 42.44
7 Infastrukture
-43.90 48.57
12.45 -14.62 29.75
8 Finance
-32.33 70.94
54.82 5.38
11.86 9
Trade and Service -62.18
85.91 71.92
22.80 27.27
10 Manufacturing
-41.31 123.65 55.60
20.57 15.66
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sektor pertambangan adalah sektor utama penggerak ekonomi negara, sektor pertambangan tentu membutuhkan banyak tambahan modal.
Indeks sektor pertambangan yang melemah membuktikan bahwa semakin rendahnya ekspetasi investor terhadap kinerja manajemen perusahaan
sektor tambang. Berkurangnya kepercayaan investor terhadap manajemen, memungkinkan investor akan menjual saham yang dimilikinya dan beralih
pada investasi lain. Sesuai yang diungkapkan Van Horne dan Wazchowic 2000:5 bahwa
“Management is under continous review stockholders who are dissatisfied with management performance may sell their stock
and invest in other company. This action, if than by other dissatisfied stockholders will put downward pressured on marker per share” Artinya
apabila investor merasa tidak puas dengan kinerja manajemen, kemungkinan investor akan memindahkan investasinya keperusahaan lain
yang dinilai lebih menguntungkan. Jika hal ini terjadi akan berdampak pada penurunan harga saham dan sebaliknya.
Selain investor yang diuntungkan dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia BEI, perusahaan yang melakukan penawaran dipasar modal
juga memperoleh manfaat melalui penawaran perdana Initial Public OfferingIPO,
perusahaan dapat
memperoleh tambahan
modal. Perusahaan go publik pada saat IPO diwajibkan menerbitkan prospektus
mengenai kondisi perusahaan tersebut. Prospektus adalah suatu media bagi perusahaan untuk menginformasikan fakta suatu perusahaan kepada
masyarakat, dengan tujuan menarik para investor. Perusahaan mendapat dana tambahan dari penjualan saham dan investor mendapat keuntungan
dari pembelian saham perusahaan. Sehingga kedua belah pihak dapat diuntungkan.
Interaksi antara emiten dan manajemen dapat dijelaskan dalam teori keagenan bahwa emiten disebut sebagai principal dan manajemen disebut
sebagai agen. Baik principal ataupun agen memeiliki perhatian yang lebih
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terhadap tingkat keuntungan yang akan didapatkan. Pihak perusahaan menginginkan mendapatkan laba maksimal dalam setiap periode, apabila
laba yang didapatkan suatu perusahaan tinggi maka manajemen perusahaan tersebut tentu akan dinilai sangat baik dimata masyarakat.
Pihak investor mengharapkan keuntungan yang besar melalui dividen yang akan investor terima. Sehingga informasi mengenai kinerja suatu
perusahaan, laba perusahaan dan dividen yang akan didapatkan dinilai sangat penting bagi para investor untuk menentukan keputusan investasi.
Akan tetapi antara principal dan agent dapat terjadi conflict of interest konflik kepentingan seperti dijelaskan oleh Halim , dkk
2005:119 bahwa : “Agency theory memiliki asumsi bahwa masing- masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri
sehingga menimbulkan kepentingan antara principal dan agent.” Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk
memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Masalah
dengan keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraannya
sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Konflik kepentingan menimbulkan asumsi bahwa salah satu pihak
dapat dirugikan. Pengungkapan informasi perusahaan yang menjadi kewenangan pihak manajemen dapat berpengaruh oleh adanya konflik
kepentingan tersebut. Dimana manajer memiliki informasi yang lebih lengkap daripada para investor dan kondisi ini dikenal dengan asimetri
informasi, maka agensi tersebut memanfaatkan kondisi ini untuk memaksimalkan kesejahteraannya.
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Asimetri informasi adalah salah satu pihak yang terkait dalam perdagangan tetapi tidak memiliki informasi yang sama dengan pihak lain.
Asnawi dan Wijaya 2006:171 dijelaskan mengenai pengertian asimetri informasi yaitu
Terdapat perbedaan kedalaman pengetahuan berkenaan dengan informasi pada perusahaan. Salah satu pihak mengetahui lebih
biasanya pengelolainsider dan pihak lain merupakan pihak yang rentan dirugikan outsideinvestor.
Perusahaan yang telah go public diharuskan mengungkapkan
informasi mengenai kondisi perusahaannya. Apabila perusahaan menginginkan sahamnya dijual dengan harga yang wajar maka harusnya
tidak terjadi asimetri informasi. Apabila terdapat informasi mengenai kondisi perusahaan yang tidak publikasikan maka investor dan pengguna
laporan keuangan lainnya tidak dapat menilai perusahaan dengan wajar. Nilai perusahaan dapat diukur dengan melihat harga saham perusahaan,
hal ini sesuai dengan pendapat Tandelilin 200 1:36 “Perusahaan yang go
publik bisa menentukan secara jelas seberapa besar nilai perusahaan dengan melihat besarnya harga saham perusahaan tersebut di pasar”. Oleh
karena itu, perusahaan yang terdaftar di pasar modal memiliki tujuan untuk menaikan nilai perusahaannya agar dapat menarik para investor untuk
berinvestasi di perusahaan. Perubahan Harga saham juga merupakan hal yang paling pertama dilihat oleh para investor karena bila harga saham
perusahaan tinggi berarti perusahaan dinilai sudah mampu menjalankan perusahaannya dengan baik serta saham perusahaan tersebut diminati
banyak investor. Perubahan harga saham di pasar modal salah satunya dipengaruhi
oleh permintaan dan penawaran saham perusahaan yang dilakukan broker pialang. Broker memberi informasi atau pertimbangan-pertimbangan
pada masyarakat calon pembeli atau penjual. Hal ini sesuai dengan yang
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
diungkapkan oleh Sartono 2001:70 bahwa “Perubahan harga saham diakibatkan oleh
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”. Faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan yang masuk pada faktor
eksternal diantaranya suku bunga, tingkat inflasi. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dan dapat dikendalikan oleh perusahaan,
yang termasuk faktor internal diantaranya dapat dilihat`dari laporan keuangan. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk
kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham akan berfluktuasi.
Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang dapat menjadi pilihan investasi di dalam pasar modal karena saham merupakan
bagian kepemilikan dari suatu perusahaan. Masyarakat luas lebih mengenal salah satu bentuk investasi ini. Perusahaan yang akan menjual
sahamnya di BEI juga harus mengungkapkan kondisi dari perusahaannya sehingga investor dapat mendapatkan gambaran mengenai keuntungan dan
resiko yang akan diterimanya kelak sehingga para investor dapat membuat suatu keputusan yang tepat. Faktor yang sangat mempengaruhi harga suatu
saham yang terdaftar di BEI salah satunya yaitu tentang informasi keadaaan suatu perusahaan yang terdapat di pasar modal. Teori sinyaling
menjelaskan alasan perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi perusahaan pada pihak eksternal. Dorongan untuk memberikan
informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak informasi daripada pihak
luar atau investor. Teori sinyaling juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna informasi
mengenai kondisi perusahaan. Sinyal yang diberikan berupa laporan keuangan, laporan kegiatan yang telah dilakukan manajemen untuk
Emma Maryani , 2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
merealisasikan keinginan pemilik atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain. Salah satu informasi yang menjadi perhatian dari calon investor yaitu
perolehan laba perusahaan karena melalui laba perusahaan investor dapat mendapatkan deviden. Informasi mengenai laba suatu perusahaan bisa
dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut sehingga investor dapat memperkirakan keuntungan dan kerugian bila investor membeli saham
perusahaan tersebut. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan
dan kinerja suatu perusahaan yang berguna untuk pengambilan suatu keputusan. Keputusan dalam berinvestasi juga salah satunya dipengaruhi
oleh laporan keuangan yang bersifat material. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan adalah kewenangan dari pihak manajemen.
Dalam hal ini kondisi asimetri, apabila terjadi konflik kepentingan maka dapat mempengaruhi pengungkapan suatu informasi perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian fenomena, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya
asimetri informasi terhadap perubahan harga saham. Maka dari itu peneliti mengambil judul “PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA BEI TAHUN
2008-2012 ”