Pendekatan Penelitian Metode Penelitian

Riana Ekawati Sukanto, 2014 Efektifitas teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying pada peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group design. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak. Pada kedua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan pos-test. Namun hanya kelompok eksperimen saja yang di treatment Creswell, 2012: 309. Desain ini akan memperlihatkan keefektifan treatment teknik role playing pada hasil post-test pelaku bullying peserta didik pada kelompok eksperimen dengan membandingkan hasil post-test pelaku bullying peserta didik kelompok kontrol. Skema model Nonequivalent Control Group Design dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Skema Model Nonequivalent Control Group Design O1 X O2 O3 O4 Sugiyono, 2012: 116 Keterangan: O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen O3 = Pre-test pada kelompok kontrol X = Treatment program teknik role playing pada kelompok eksperimen O2=Post-test pada kelompok eksperimen O4 = Post-test pada kelompok kontrol

C. Definisi Operasional Variabel

1. Bullying Riana Ekawati Sukanto, 2014 Efektifitas teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying pada peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | Bullying dalam penelitian ini adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Maja secara sengaja berupa memaksa, memukul, menginjak kaki, menyakiti dan menciptakan teror, gossip yang menyebabkan peserta didik yang menjadi korban tersakiti baik secara fisik maupun psikis. Jenis perilaku bullying yang menjadi fokus dalam penelitian, yakni antara lain: 1. Bullying fisik, yakni perilaku bullying yang melibatkan penggunaan kekerasan fisik oleh pelaku yang sengaja dilakukan untuk menyakiti atau mengintimidasi korbannya, yakni seperti: memukul, menyikut, meninju, menendang, menginjak kaki, menjegal, menjambak, menarik baju. 2. Bullying Verbal, yakni perilaku bullying dengan menggunakan lisan atau kata- kata sebagai senjata pelaku, biasanya berupa julukan nama, celaan, menggosip, fitnah, kritik kejam, ejekan atau penghinaan baik yang bersifat pribadi maupun rasial, kasak-kusuk yang keji. 3. Bullying Relasional, upaya untuk melemahkan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mecakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang beridik, cibiran, tawa mengejek dan abhasa tubuh yang kasar. 4. Bullying Elektronik , perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik dan fasilitas internet seperti komputer, handphone, website,chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintiminasi, menyakiti atau menyudutkan.

2. Bermain Peran role playing

Fanie Shaftel Fitriani, 2009: 16 mengungkapkan bahwa bermain peran membantu peserta didik mempelajari nilai-nilai sosial dan pencerminannya dalam perilaku. Secara operasional, definisi role playing dalam penelitian adalah aktivitas bermain peran yang dilakukan oleh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Maja