Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 341 paragraf 4 SPAP, 2011 menyatakan bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk
memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkian akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima
laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti
dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai.
b. Opini audit going concern
Opini audit going concern yang merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor bila terdapat keraguan atas kemampuan going
concern perusahaan atau terdapat ketidak pastian yang signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam
kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit SPAP, 2011.
Auditor menetapkan penerimaan opini audit going concern apabila dalam proses audit ditemukan kondisi dan peristiwa yang menggarah pada
kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang menggarah pada
kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan SA Seksi 341: paragraf 6 :
a Trend negative-sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali
terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek,
b Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan-sebagai contoh,
kegagalan dalam memenuhi kewajiaban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok
terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru,
atau penjualan sebagian besar asset. c
Masalah intern-sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses
proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
d Masalah luar yang terjadi-sebagai contoh, pengaduan gugatan
pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi;
kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar seperti gempa
bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
Arens 1997 dalam Wahyuningsih 2015 menyatakan beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian menggenai kelangsungan hidup
perusahaan adalah: 1
Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja.
2 Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban pada saat
jatuh tempo dalam jangka pendek. 3
Kehilangan pelanggan utama terjadi bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir atau permasalah perburuhan yang
tidak jelas. 4
Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk
beroperasi. Dalam SA Seksi 341 SPAP, 2011 menyatakan apabila auditor tidak
mengsangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern dalam jangka waktu pantas, maka
auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Bila kesangsian terhadap kelangsungan hidup usaha benar-benar ada, maka auditor harus
mempertimbangkan untuk mengeluarkan opini audit going concern. SA Seksi 341, SPA No. 30 SPAP, 2011 memuat pertimbangan bagi auditor
dalam menerbitkan opini audit going concern terhadap kelangsungan usaha suatu entitas. Menurut SPAP tersebut opini audit yang termasuk
dalam opini going concern GC yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas unqualified opinion with explanation language,
pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion, pendapat tidak wajar adverse opinion, dan tidak memberikan pendapat disclaimer of
opinion.
Apabila auditor mensangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas,
maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Selanjutnya auditor akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelas jika rencana manajemen perusahaan dapat secara efektif dilaksanakan untuk mengatasi dampak dari kondisi dan peristiwa yang
menyebabkan kesangsian auditor tentang kelangsungan usahanya. Apabila auditor menggangap bahwa rencana manajemen tidak dapat secara efektif
mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat. Opini wajar dengan pengecualian
diberikan kepada auditee apabila auditor mensangsikan kelangsungan hidup perusahaan dan auditor berkesimpulan bahwa manajemen tidak
memuat pengungkapan dan mengenai sifat, dampak, kondisi dan peristiwa yang menyebabkan auditor mensangsikan kelangsungan hidup perusahaan.
Jika pengungkapan didalam rencan manajemen tidak memadai pengungkapanya dan tidak dilakukan penyesuaian padahal dampaknya
sangat material dan dapat menyimpang dari prinsip akuntansi berterima umum, maka auditor akan memberikan opini tidak wajar Pratiwi, 2013.
Pertimbangan auditor dalam memberikan opini going concern dalam hal keberlangsungan usaha suatu entitas dapat dilihat dalam gambar dibawah
ini:
Panduan Bagi Auditor dalam Memberikan Opini Going Concern
Ya
Ya Ya
Ya Tidak Tidak
Tidak Ya
Tidak
Ya Tidak
Ya
Gambar 2.1. Sumber : Seksi 341 paragraf 19 SPAP, 2011
Apakah ada kondisi danatau peristiwa yang
berdampak terhadap kelangsungan hidup
entitas?
Apakah rencana manajemen dapat
dilaksanakan? Apakah ada rencana
manajemen?
Apakah cukup pengungkapan?
Apakah auditor sangsi atas kelangsungan hidup
entitas? SA Seksi 508 PSA No.
29
Tidak memberikan pendapat
Tidak memberikan pendapat
Pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraph penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan
atas suatu
hal Emphasis of a Matter
Pendapat wajar tanpa pengecualian
4. Reputasi Auditor