Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI KAP, DISCLOSURE, UKURAN
PERUSAHAAN KLIEN, DAN OPINI AUDIT SEBELUMNYA TERHADAP
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007- 2011)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:
KARINA ANINGDITA PRATIWI
NIM. 109082000043

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.


IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap

: Karina Aningdita Pratiwi

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 16 Juni 1991

3. Alamat

: Perum. Pakujaya Permai Blok A3/11
Serpong Utara- Tangerang Selatan

II.

III.

4. Telepon


: 081212479323

5. Email

: karinaa.pratiwi@yahoo.co.id

PENDIDIKAN
1. SD N Kunciran 6

1997-2003

2. SMP N 3 Tangerang

2003-2006

3. SMA N 3 Tangerang

2006-2009


4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

2009-2013

PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Lembaga Bahasa & Pendidikan Profesional LIA, English for Adults:
Elementary Levels- Intermediate Levels, 2006-2009.

v

2. BLKL Tangerang Selatan, Pelatihan Komputer (Ms. Word, Ms. Excel,
Powerpoint), 2009-2010
3. IAI Cabang Serpong, BREVET PAJAK A & B, 2012-2013.

IV.

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua MPK kelas 12 IPS 3, 2008-2009.
2. Anggota Divisi Kesenian dan Olahraga, BEM Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah, 2009-2010.

3. CARTOEN Pakujaya (Ikatan Karang Taruna Perumahan Pakujaya),
2009- sekarang.

V.

SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Bedah Buku “Perawan” dan Seminar Nasional “Sastra sebagai media
Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan”, 24 November 2009.
2. Talkshow

Pemberantasan

Korupsi

Bersama

KPK

yang


diselenggarakan BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9
September 2009.
3. Company Visit oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah ke
pabrik PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, 13 Oktober 2009
4. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.

vi

5. Company Visit oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah ke
Bursa Efek Indonesia dan Museum Bank Indonesia, 28 Desember
2010.
6. Mini Workshop “Tata Cara Pengisian Faktur Pajak sesuai PER
24/PJ/2012 stdd Per-08/PJ/2013”, Gedung G, Kampus STAN Bintaro,
20 April 2013.

VI.

KEPANITIAAN
1. Company Visit ke Bursa Efek Indonesia dan Museum Bank Indonesia,

sebagai divisi acara, 28 Desember 2010
2. Program Pengenalan dan Studi Almamater (ProPeSa) oleh BEMJ
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, sebagai wakil ketua, 2011.
3. Accounting Fair 2011 oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah,
sebagai divisi konsumsi, 4-8 April 2011.

VII.

LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Wriadi

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Malang, 2 Mei 1961

3. Ibu

: Kartini


4. Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 16 Desember 1969

5. Alamat

: Perum. Pakujaya Permai Blok A3/11
Serpong Utara- Tangerang Selatan

6. Anak ke dari

: 1 dari 2 bersaudara.

vii

ABSTRACT
THE EFFECT OF AUDIT TENURE, ACCOUNTING FIRM REPUTATION,
DISCLOSURE, COMPANY SIZE, AND PRIOR YEAR AUDIT OPINION TO
GOING CONCERN AUDIT OPINION

(Empirical Study on Manufacturing Companies that Listed at Indonesian Stock
Exchange in 2007-2011)
By
Karina Aningdita Pratiwi
This research is to check the effect of audit tenure, accounting firm
reputation, disclosure, company size, and prior year audit opinion to going
concern audit opinion. This research was using samples of manufacturing
industry. They were listed on the Indonesian Stock Exchange in 2007-2011. Based
on method purposive sampling, research samples total are 110 financial
statements. Hypothesis in this research used logistic regression.
This research indicated that disclosure and prior year audit opinion had
significant effect on the going concern audit opinion. Disclosure had significant
value of 0,008 below 0,05 and prior year audit opinion had significant value of
0,00 below 0,05. Audit tenure, accounting firm reputation, and company size did
not have significant effect on the going concern audit opinion.
Keywords: going concern audit opinion, audit tenure, accounting firm reputation,
disclosure, company size, and prior year audit opinion.

viii


ABSTRAK
PENGARUH AUDIT TENURE, REPUTASI KAP, DISCLOSURE, UKURAN
PERUSAHAAN KLIEN DAN OPINI AUDIT SEBELUMNYA TERHADAP
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 20072011)
Oleh
Karina Aningdita Pratiwi
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh audit tenure, reputasi KAP,
disclosure, ukuran perusahaan klien, dan opini audit sebelumnya terhadap opini
audit going concern. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007-2011. Berdasarkan
metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 110 laporan keuangan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi logistik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa disclosure dan opini audit seelumnya
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Disclosure memiliki
nilai signifikan sebesar 0,008 berada dibawah 0,05, dan opini audit sebelumnya
memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 berada dibawah 0,05. Audit tenure,
reputasi KAP, dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap
opini audit going concern.
Kata kunci: opini audit going concern, audit tenure, reputasi KAP, disclosure,

ukuran perusahaan klien, dan opini audit sebelumnya.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman,
yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Wriadi dan Ibunda Kartini tersayang terimakasih atas segala
pengorbanan, perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa tiada henti yang
selalu tercurah untuk ananda, semoga ananda senantiasa bisa membuat kalian
bangga dan bahagia.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Abdul Hamid Cebba. Drs., Ak., MBA., CPA selaku Dosen
Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian,
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas
semua saran yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8. Adikku tercinta Widiya Ratmi rahayu, terimakasih atas dukungan yang
bersifat moril dan materiil yang diberikan kepada penulis.
9. Mochamad Iqbal, terimakasih telah memberikan dukungan dan doa kepada
penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
10. Sahabat terbaikku, Selfi Stefani, Nida Khofiya, Ine Nurlita Sari, Anniza Novia
Fatma, Fanny Yaumi Faricha, Syifa Asky Fitaya, Maya Luthfia, Suzan
Novrilia, Ulfah Abqoriyah, Mufti Aryadi Putra, Alya Soraya Alam,
terimakasih telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi.
11. Sahabat seperjuanganku, Nabila Meidianti Tatyana, Dwi Rahmawati Putri,
Meisya Magi Anisa, Wahyuni, dan Anistya Hardini, terimakasih untuk
kebersamaan kita yang luar biasa, semoga silaturahmi kita tetap terjalin
dengan baik.

xi

12. Seniorku Kak Eka Diana Rizanti, Rhisty Prapanca, Nadiyya Hayatunnufus,
Poetri Dhaini, Fakhdian Pamungkas terimakasih telah memberikan semangat,
doa, dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai
terselesaikannya skripsi ini.
13. Seluruh Kawan-kawan Akuntansi 2009 khususnya Akuntansi B dan Adikadikku angkatan 2010 dan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Mei 2013

Karina Aningdita Pratiwi

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................

i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................

ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................

iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................

iv

Daftar Riwayat Hidup ...............................................................................

v

Abstract ......................................................................................................

viii

Abstrak .......................................................................................................

ix

Kata Pengantar ..........................................................................................

x

Daftar Isi ...................................................................................................

xiii

Daftar Tabel ............................................................................................... xvii
Daftar Gambar ........................................................................................... xviii
Daftar Lampiran ........................................................................................

xix

PENDAHULUAN ................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................

1

B. Perumusan Masalah ........................................................

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................

11

1. Tujuan Penelitian .......................................................

11

2. Manfaat Penelitian .....................................................

12

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................

14

A. Tinjauan Literatur ...........................................................

14

1. Teori Keagenan .........................................................

14

2. Auditing ....................................................................

16

a. Pengertian Audit ....................................................

16

b. Tujuan Audit ..........................................................

17

c. Jenis- jenis Audit ....................................................

19

1) Audit Laporan Keuangan.................................

19

2) Audit Kepatuhan .............................................

20

3) Audit Operasional .......................................... .

20

BAB I

BAB II

xiii

d. Standar Audit ..........................................................

21

1) Standar Umum ................................................

21

2) Standar Pekerjaan Lapangan ...........................

21

3) Standar Pelaporan ............................................

22

e. Opini Audit .............................................................

23

1) Unqualified opinion ........................................

26

2) Unqualified opinion with explanatoty
language ..........................................................

26

3) Qualified opinion ............................................

27

4) Adverse opinion ...............................................

27

5) Disclaimer of opinion ......................................

28

3. Going Concern ..........................................................

29

a. Tanggung Jawab Auditor atas Going Concern ......

30

b. Opini Audit Going Concern .................................

32

4. Audit Tenure .............................................................

36

5. Reputasi KAP ............................................................

38

6. Disclosure .................................................................

39

7. Ukuran Perusahaan Klien ..........................................

42

8. Opini Audit Sebelumnya ...........................................

43

B. Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................

44

C. Kerangka Pemikiran ........................................................

48

1. Pengaruh audit tenure terhadap opini audit going
concern .....................................................................

48

2. Pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going
concern .....................................................................

49

3. Pengaruh disclosure terhadap opini audit going
concern .....................................................................

50

4. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap opini
audit going concern ...................................................

52

5. Pengaruh opini audit sebelumnya terhadap opini audit
going concern ............................................................

xiv

53

BAB III

D. Hipotesis .........................................................................

56

METODOLOGI PENELITIAN .........................................

58

A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................

58

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .........................

58

C. Metode Pengumpulan Data .............................................

60

1. Penelitian Pustaka (Library Research) .......................

60

2. Penelitian Lapangan (Field Research) .......................

60

D. Metode Analisis Data ......................................................

61

1. Definisi Regresi Logistik ...........................................

61

2. Tahapan Regresi Logistik ..........................................

62

a. Statistik Deskriptif ................................................

62

b. Pengujian Hipotesis Penelitian .............................

63

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) 63
2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) .. 64
3) Menguji Kelayakan Model Regresi .................... 65
4) Uji Multikolinearitas ........................................... 65
5) Matriks Klasifikasi .............................................. 66
6) Model Regresi yang Terbentuk ........................... 66

BAB IV

E. Operasionalisasi Variabel penelitian ................................

67

1. Opini Audit Going Concern (Y) ................................

67

2. Audit Tenure (X1) .....................................................

68

3. Reputasi KAP (X2) ....................................................

69

4. Disclosure (X3) .........................................................

69

5. Ukuran Perusahaan Klien (X4) ..................................

69

6. Opini Audit Sebelumnya (X5) ....................................

70

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................

73

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .....................

73

1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................

73

2. Deskripsi Sampel Penelitian ......................................

75

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................

77

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................

77

xv

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ....................................

81

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall
Model Fit) ...........................................................

81

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R
Square) ...................................................................

84

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .......................

85

d. Hasil Uji Multikolinearitas .....................................

86

e. Hasil Matriks Klasifikasi ........................................

87

f. Hasil Uji Regresi Logistik ......................................

88

1) Pengaruh Audit Tenure (TENURE) terhadap Opini
Audit Going Concern (GCAO) ........................ 89
2) Pengaruh Reputasi KAP (REP) terhadap Opini
Audit Going Concern (GCAO) ...................... .. 92
3) Pengaruh Disclosure (DISC) terhadap Opini Audit
Going Concern (GCAO) ...............................

93

4) Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien (SIZE)
terhadap Opini Audit Going Concern (GCAO) ..95
5) Pengaruh Opini Audit Sebelumnya (OPINI)
terhadap Opini Audit Going Concern (GCAO)
BAB V

96

PENUTUP ........................................................................... 100
A. Kesimpulan ..................................................................... 100
B. Implikasi ......................................................................... 102
C. Keterbatasan ....................................................................... 103
D. Saran ............................................................................... 103

Daftar Pustaka ...........................................................................................

105

Lampiran-lampiran .................................................................................. 110

xvi

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

2.1

KAP Big Four Beserta Afiliasinya di Indonesia ................................

38

2.2

Disclosure Items ..............................................................................

41

2.3

Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................

45

3.1

Operasional Variabel dan Pengukuran ..............................................

70

4.1

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ..........................................

73

4.2

Distribusi Sampel Berdasarkan Opini Audit .....................................

74

4.3

Sampel Penelitian .............................................................................

75

4.4

Distribusi Perusahaan Berdasarkan Opini Audit ...............................

75

4.5

Statistik Deskriptif ............................................................................

78

4.6

Iteration History 0 ............................................................................

82

4.7

Iteration History 1 ............................................................................

83

4.8

Koefisien Determinasi ......................................................................

85

4.9

Menguji Kelayakan Model Regresi ...................................................

85

4.10

Hasil Uji Multikolinearitas ...............................................................

87

4.11

Matriks Klasifikasi ...........................................................................

87

4.12

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ...............................................

88

4.13

Ringkasan Hasil Penelitian ...................................................................

98

xvii

DAFTAR GAMBAR

No.
2.1

2.2

Keterangan

Halaman

Panduan Bagi Auditor dalam Memberikan Opini Going
Concern ........................................................................................

35

Skema Kerangka Pemikiran .........................................................

55

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Keterangan

Halaman

1.

Data Sampel .................................................................................... 129

2.

Hasil Output SPSS ........................................................................... 154

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk
jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan
dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan
tersebut, contoh kerugian operasi yang signifikan dan berlangsung secara terus
menerus

sehingga

menimbulkan

keraguan

atas

kelangsungan

hidup

perusahaan (Foroghi, 2012:1093).
Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan
manajemen dalam mengelola perusahaan agar tetap bertahan hidup. Ketika
kondisi ekonomi tidak stabil, para investor mengharapkan auditor memberikan
informasi akan kegagalan keuangan perusahaan (Irfana dan Muid, 2012:1).
Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan
sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan
(contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap
berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar
aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan
operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No.30).

1

Opini yang diberikan auditor merupakan salah satu pertimbangan bagi
investor untuk pengambilan keputusan investasi. Pemberian opini modifikasi
(going concern) oleh auditor merupakan dampak keraguan perusahaan untuk
dapat melanjutkan kelangsungan usahanya (Astuti dan Darsono, 2012:1).
Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan. Sulitnya
memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan menyebabkan banyak
auditor yang mengalami dilema moral dan etika dalam memberikan opini
going concern (Januarti, 2008).
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010:21), KAP bertanggung jawab
pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan, dari semua
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham. Perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di bursa saham adalah perusahaan yang sudah go
public. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh KAP sebagai pihak ketiga yang independen. Hal ini penting
karena jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena
itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut (Agoes,
2008:8).
Kepercayaan dari pihak-pihak yang berkepentingan sangatlah penting bagi
perusahaan go public. Namun kini, segelintir masyarakat telah kehilangan
kepercayaannya terhadap auditor. Dewasa ini telah banyak terjadi kasus
hukum yang melibatkan entitas bisnis, terutama dalam manipulasi akuntansi

2

(Beams et. al, 2013:1). Peristiwa ini telah terjadi pada perusahaan besar di
Amerika seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan lain-lain yang pada akhirnya
bangkrut. Hal tersebut menyebabkan profesi akuntan publik menjadi kritikan
karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal ini membuktikan
bahwa auditor memiliki peranan penting dalam memprediksi kebangkrutan
perusahaan (Astuti dan Darsono, 2012:1). Atas dasar banyaknya kasus
tersebut,

maka

AICPA

(1988)

mensyaratkan

bahwa

auditor

harus

mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah
pelaporan (Januarti, 2008). Meskipun auditor tidak bertanggungjawab
terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan, tetapi dalam melakukan
audit kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam
memberikan opini (Dewayanto, 2011:81).
Bangkrutnya suatu perusahaan besar ataupun institusi keuangan seringkali
mengungkap banyak hal yang mengejutkan dan menyisakan polemik panjang.
Hal yang sama terjadi dengan kasus ambruknya Lehman Brothers di Amerika
Serikat (AS) tanggal 15 September 2008 lalu. Sekedar kilas balik, Lehman
Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di AS yang sudah
berusia lebih dari 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar
yang pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman
Brothers juga merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca
Perang Dunia II yang melanda tahun 2007 dan 2008 lalu ( Nugroho, 2010).

3

Runtuhnya lembaga keuangan terbesar di Amerika Serikat, Lehman
Brothers, memicu krisis financial global yang menyebabkan aliran dana kredit
dari berbagai bank terhenti, kepercayaan perbankan kepada perusahaan
merosot tajam sehingga membuat perusahaan raksasa lain- pun ikut bangkrut.
General Motors, perusahaan otomotif terkemuka di dunia pada akhir 2008 lalu
juga telah meminta persetujuan otoritas bisnis Amerika Serikat untuk
dibangkrutkan (Edj, 2010).
Bangkrutnya Lehman Brothers inipun akhirnya mencuatkan pula praktik
‘manipulasi’
sesungguhnya

standar

akuntansi

merupakan

(window

kejahatan,

dressing).

namun

Meski

biasanya

sulit

hal

ini

untuk

membuktikannya di pengadilan, karena menyangkut interpretasi atau
judgment. Perdebatan ini mencuat setelah keluarnya laporan audit investigasi
penyebab bangkrutnya Lehman Brothers tanggal 11 Maret 2010 lalu. Audit
dilakukan oleh Anton R. Valukas, yang ditunjuk oleh pengadilan kepailitan
Southern District (Manhattan).
Praktik yang disebut window dressing tadi bahkan sudah diakui sendiri
oleh salah satu pejabat eksekutif Lehman Brothers dalam percakapan melalui
email internal. Selain itu, kekhawatiran terhadap praktik akuntansi tidak sehat
menyangkut transaksi repo Lehman Brothers ini sebenarnya sudah
disampaikan oleh salah satu senior vice president Lehman Brothers, Matthew
Lee, sekitar bulan Mei atau Juni 2008. Hal itu disampaikan baik kepada
pejabat senior di bank maupun kepada auditor Ernst & Young (E&Y), namun
tidak memperoleh tanggapan. Para pejabat tinggi Lehman Brothers juga

4

disebut melakukan ‘actionable balance sheet manipulation’. Valukas juga
menyebut E&Y – yang merupakan the biggest five public accountant, auditor
Lehman Brothers waktu itu sebagai ‘tidak memenuhi standar profesional’
sebagai auditor dan melakukan ‘malpraktek’ (halaman 990/91). Opini audit
E&Y terakhir menyatakan semuanya masih ‘ok’ atau ‘fairly presented in
accordance with general accepted accounting principles’ (GAAP). E&Y
masih bertahan dengan pendapatnya tadi setelah keluarnya Laporan
Pemeriksaan Valukas tadi, meski berdalih bahwa auditnya yang terakhir
belum selesai karena Lehman Brothers keburu bangkrut.
Auditor Ernst & Young dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit ”palsu”
soal keuangan Lehman Brothers. Jika Valukas benar, juri akan mengajukan
sidang di pengadilan tentang hal ini. Selain permintaan tambahan kolateral,
penumpukan aset Lehman Brothers juga terpusat pada kredit kepemilikan
kredit rumah bermasalah. Juga ada kasus penyesatan informasi yang material
dalam akuntansi Lehman. Menurut laporan itu, Lehman menggunakan
rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dollar AS di
pembukuannya. Semua itu dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan
dariutangnya (Edj, 2010).
Krisis global pada tahun 2008 lalu mengakibatkan, keadaan ekonomi yang
tidak stabil di negara Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi yang terjadi
sejak krisis keuangan berskala global memberi dampak tersendiri terhadap
perusahaan yang ada di Indonesia. Perekonomian di Indonesia mengalami
keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar tidak bisa

5

meneruskan usahanya. Tidak hanya perusahaan kecil yang mengalami pailit,
namun perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar
(Drajati, 2011).
Di pasar saham, volume perdagangan saham dan IHSG mengalami
tekanan kuat hingga memaksa otoritas BEI menghentikan perdagangan
(blackout) pada Oktober 2008. IHSG menurun drastis, dari sebesar 2.830 pada
awal tahun menurun menjadi 1355 pada akhir 2008. Secara sektoral, enam
sektor mencatatkan penurunan. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar
yaitu: sektor industri dasar yang turun 0,79%, sektor industri lain-lain turun
0,56%, dan sektor manufaktur yang turun 0,49%. Sejumlah saham yang
mencatatatkan nilai penurunan paling dalam yakni:
1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 450 poin menjadi Rp
19.600,
2. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 450 poin menjadi Rp 49.300, dan
3. PT Lion Metal Works Tbk (LION) turun 350 poin menjadi Rp 9.650.
(Taqiyyah, 2012).
Banyak penelitian mengenai faktor- faktor baik itu keuangan dan non
keuangan yang telah dibuktikan berpengaruh terhadap opini going concern.
Penelitian tersebut diantaranya Mutchler (1984, 1986), Koh dan Tan (1999),
Geiger dan Raghunandan (2002), Knechel dan Vonstaelen (2007), Haron et al.
(2009), Foroghi (2012), dan Beams et al (2013). Penelitian di Indonesia
tentang going concern telah dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008),

6

Junaidi dan Hartono (2010), Warnida (2011), Kartika (2012), Astuti dan
Darsono (2012), Sunarni dan Jatmiko (2012).
Penelitian- penelitian sebelumnya diatas membuktikan hasil yang berbedabeda tentang faktor- faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going
concern. Maka dari itu peneliti bermaksud meneliti lebih lanjut tentang opini
going concern karena hingga saat ini topik tentang bagaimana tanggung jawab
auditor dalam mengungkapkan masalah going concern masih menarik untuk
diteliti (Widyantari, 2011:10). Pada kenyataannya, masalah going concern
merupakan hal yang kompleks dan terus ada sehingga diperlukan faktorfaktor sebagai tolak ukur yang pasti dalam menentukan status going concern
perusahaan dan kekonstitenan faktor, faktor tersebut harus terus diuji agar
dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap dapat di
prediksi. (Praptitorini et. al, 2007).
Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang sama. Kecemasan akan
kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi
auditor untuk menyatakan opini audit going concern. Dengan demikian
independensi auditor akan terpengaruh dengan lamanya hubungan dengan
auditee yang sama (Espahbodi, 1991 dalam Januarti, 2009). Penelitian yang
dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010), audit tenure berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Penelitian ini sejalan
dengan penelitan yang dilakukan oleh Muttaqin dan Sudarmo (2012). Kondisi
ini terjadi karena lamanya perikatan yang dapat menyebabkan berkurangnya

7

independensi auditor, dan apabila independensi auditor berkurang maka opini
yang dikeluarkan oleh auditor merupakan opini yang dapat merugikan
berbagai pihak. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2012) dan Ardiani (2013) yang menemukan bahwa audit tenure tidak
berpengaruh signifikan pada opini audit going concern.
Selanjutnya penelitian ini juga menguji pengaruh disclosure terhadap opini
going concern. Haron et al. (2009) menemukan bahwa disclosure berpengaruh
terhadap opini going concern. Disclosure laporan keuangan merupakan
informasi yang sangat penting bagi auditor, misalnya, pengungkapan
informasi keuangan mengenai konsistensi penggunaan metode akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan, kebijakan-kebijakan perusahaan,
kerjasama perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
perusahaan, serta kejadian setelah tanggal neraca dalam hal pemberian opini
going concern. Disclosure yang memadai atas informasi keuangan perusahaan
tersebut menjadi salah satu dasar auditor dalam memberikan opininya atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010) dan Ardiani (2013) bahwa
disclosure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern,
namun hasil tersebut tidak didukung penelitian yang dilakukan oleh Irtani dan
Darsono (2012), begitu pula dengan Sari (2012) yang menyebutkan bahwa
disclosure tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang lebih besar dapat diartikan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik

8

dibandingkan kantor akuntan kecil. Selain itu, KAP skala besar memiliki
insentif yang lebih besar untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi
dibandingkan KAP skala kecil. KAP skala besar lebih cenderung untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat
menghadapi risiko proses pengadilan. Mutchler et al. (1997) menemukan
bukti univariat bahwa auditor Big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit
going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress
dibandingkan auditor non-Big 6. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010), Foroghi (2012), serta
Ardiani (2013) yang menemukan bahwa reputasi auditor berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Namun penelitian
Rahayu dan Pratiwi (2011), Muttaqin dan Sudarno (2012), Kartika (2012),
Sunarni dan Jatmiko (2012), serta Irfana dan Muid (2012) menemukan bahwa
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan pada opini audit going concern.
Mutchler et. al 1985 dalam Warnida (2011) menyatakan bahwa auditor
lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil,
karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan
kesulitan – kesulitan keuangan yang dihadapinya dari perusahaan kecil.
(Mutchler et. al 1997) melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap laporan audit pada perusahaan yang gulung tikar.
Hasilnya memberikan bukti empiris bahwa ada hubungan negatif antara
ukuran perusahaan dengan opini audit going concern. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warnida (2011), namun

9

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jogiyanto dan Hartono (2010),
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini
audit going concern.
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun
sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor
dalam mengeluarkan opini audit going concern tahun berjalan jika kondisi
keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak
adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki
kondisi perusahaan. Penelitian Kartika (2012), Sunarni dan Jatmiko (2012),
memperkuat pernyataan ini dengan menemukan bukti empiris yang
menyatakan bahwa opini audit going concern yang diterima suatu perusahaan
pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaaan
opini audit going concern pada tahun berikutnya.
Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010). Adapun perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu pada penelitian sebelumnya
studi empiris pada semua industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan
konsisten mempublikasikan laporan keuangan pada tahun yang diteliti.
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan industri manufaktur. Tahun yang
digunakan sebelumnya yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Pada
penelitian ini, tahun yang digunakan adalah tahun 2007 sampai dengan tahun
2011. Dikarenakan pada periode ini adalah periode terbaru dalam penelitian

10

dan pada tahun tersebut terdapat krisis ekonomi global yang berdampak pada
perekonomian Indonesia.
Pada penelitian ini memasukkan variabel independen opini audit
sebelumnya. Opini audit going concern sebelumnya akan menjadi faktor
pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going
concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini audit going
concern tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan
perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun
berjalan. Mutchler (1984) dalam melakukan wawancara dengan praktisi
auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going
concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang
sama pada tahun berjalan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan mencoba melakukan
penelitian yang sekaligus menjadi judul penelitian ini, yaitu: “Pengaruh audit
tenure, reputasi KAP, disclosure, ukuran perusahaan klien, dan opini
audit sebelumnya terhadap opini audit going concern ”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh audit tenure terhadap opini audit going concern?
2. Bagaimana pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going concern?
3. Bagaimana pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern?

11

4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap opini audit going
concern?
5. Bagaimana pengaruh opini audit sebelumnya terhadap opini audit going
concern?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan bukti empiris tentang:
a. Pengaruh audit tenure terhadap opini audit going concern,
b. Pengaruh reputasi KAP terhadap opini audit going concern,
c. Pengaruh disclosure terhadap opini audit going concern,
d. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap opini audit going concern,
dan
e. Pengaruh opini audit sebelumnya terhadap opini audit going concern.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi pihak Akademik dan Mahasiswa:
Penulis dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran
mengenai pengaruh hubungan antara audit tenure, reputasi KAP,
disclosure, ukuran perusahaan klien, dan opini audit sebelumnya
terhadap penerimaan opini going concern, dan juga dapat

12

memberikan wacana bagi perkembangan studi tentang teori akuntansi
keagenan dalam bidang auditing.
b. Bagi Auditor dan Kantor Akuntan Publik
Sebagai bahan pengetahuan tambahan dalam melakukan audit dan
pertimbangan tambahan dalam memberikan opini going concern pada
auditee.
c. Bagi Investor
Dapat memberikan informasi kepada investor mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan publik yang terdaftar di BEI sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan
berinvestasi.

13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan
Teori agensi merupakan teori yang menggambarkan hubungan
antara dua individu yang berbeda kepentingan yaitu prinsipals dan agent.
Principals merupakan pihak yang memiliki usaha atau pekerjaan yang
kemudian

mendelegasikan

menjalankan

usaha

atau

wewenang
pekerjaannya

kepada
itu

pihak
untuk

lain

untuk

meningkatkan

kemakmuran principals melalui peningkatan nilai perusahaan. Sebagai
imbalannya agen akan memperoleh gaji, bonus, dan berbagai kompensasi
lain. Dalam struktur organisasi perusahaan, principals adalah pemilik
perusahaan atau pemegang saham dan agents adalah manajemen
perusahaan.

Breda

(1992)

menyatakan

bahwa

hubungan

agensi

merupakan hubungan kontraktual antara principals dan agent, principals
mendelegasikan tugas tertentu sesuai dengan kontrak yang disepakati atau
pengambilan keputusan kepada agent. Agent akan melakukan tindakan
terbaik demi kepentingan principals. Principals akan memberikan
imbalan atas kerja si agent. Wewenang dan tanggung jawab agent maupun
principals diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama (Ujiyanto,
2010).

14

14

Masalah keagenan akan muncul ketika terjadi konflik kepentingan
antara

principals

dan

agent.

Masing-

masing

pihak

berusaha

memaksimalkan kepentingan pribadi. Principals menginginkan hasil akhir
keputusan yang menghasilkan laba sebesar- besarnya atau peningkatan
nilai investasi dalam perusahaan. Agent pun pasti memiliki kepentingan
pribadi yang ingin dicapai yakni penerimaan kompensasi yang memadai
atas kinerja yang dilakukan. Principals memenilai prestasi agent
berdasarkan kemampuannya memperbesar laba. Semakin tinggi jumlah
laba yang dihasilkan oleh manajemen (agent), principals akan
memperoleh dividen yang semakin tinggi, maka agent dianggap berhasil
atau berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. Agent
pun memenuhi tuntutan principals agar mendapatkan kompensasi yang
tinggi (Elqorni, 2009).
Agent secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan
keuntungan para principals. Namun disisi lain, agent juga mempunyai
kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka pribadi. Sehingga
ada kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak sesuai kepentingan
principals (Jensen dan Meckling, 1976). Sehingga bila tidak ada
pengawasan yang memadai maka agent dapat memainkan kondisi
perusahaan agar seolah- olah target yang diinginkan principals tercapai.
Perbedaan kepentingan yang tidak sesuai antara principals dan
agent dapat menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Asimetri
informasi adalah suatu keadaan dimana informasi yang terdapat dalam

15

laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya.
Laporan keuangan disajikan oleh agent (manajemen) untuk
memberikan sinyal kepada penggguna tentang kondisi perusahaan. Jika
laporan keuangan tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang
sebenarnya, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
pengguna. Oleh karena itu untuk meminimalisasi adanya asimetri
informasi diperlukan adanya pihak ketiga yang independen sebagai
mediator hubungan antara principals dan agent. Pihak ketiga ini berfungsi
untuk memonitor perilaku agent apakah bertindak sesuai dengan
keinginan principals (Dewayanto, 2011:84).

2. Auditing
a. Pengertian Audit
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:15)
adalah:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and etablished criteria. Auditing should be
done by competent, independent person.”
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
Sedangkan pengertian auditing menurut Agoes (2008:3) adalah:

16

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan- catatan pembukuan dan bukti- bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”
Berdasarkan pengertian auditing tersebut dapat disimpulkan bahwa
auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian buktibukti atas informasi mengenai kejadan ekonomi oleh pihak independen
dengan tujuan agar memberikan pendapat mengenai kewajaran
penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan yaitu prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

b. Tujuan Audit
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam
semua hal yang material posisi keuangan, perubahan ekuitas, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia
(SPAP, PSA No.02.SA seksi 110, 2011:110.1).
Tujuan umum audit menurut Kell, Johnson, dan Boynton (2006:6)
adalah menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam suatu hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum, sedangkan tujuan audit spesifikasi
ditentukan berdasarkan asersi- asersi yang dibuat oleh manajemen
adalah penyataan yang tersirat atau yang dinyatakan jelas oleh

17

manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan
keuangan.
Tujuan audit secara spesifik ditentukan berdasarkan asersi- asersi
yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.
Asersi dalam PSA No. 7 (SA seksi 326, 2011:326.2) yaitu asersi
keberadaan atau keterjadian, asersi kelengkapan, asersi hak dan
kewajiban, asersi penilaian atau alokasi dan asersi penyajian dan
pengungkapan. Asersi- asersi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Asersi keberadaan atau keterjadian (Existence or Occurrence)
Berhubungan dengan aktiva atau utang satuan usaha yang ada pada
tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi
selama periode tertentu. Manajemen membuat asersi bahwa
persediaan produk jadi yang terdapat dalam neraca tersedia untuk
dijual.
2) Asersi kelengkapan (Completeness)
Berhubungan dengan semua transaksi yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan. Manajemen membuat asersi bahwa
seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam
laporan keuangan.
3) Asersi hak dan kewajiban (Rights and Obligation)
Berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan
utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

18

4) Asersi penilaian atas alokasi (Valuation)
Berhubungan dengan apakah komponen- komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya telah dicantumkan dalam laporan
keuangan dengan jumlah yang semestinya.
5) Asersi penyajian dan pengungkapan (Presentation and Disclosure)
Berhubungan dengan apakah komponen- komponen tertentu
laporan

keuangan

yang

diklasifikasikan,

dijelaskan,

dan

diungkapkan sebagaimana mestinya.

c. Jenis- jenis Audit
Johnson, Kell dan Boynton (2006), menjelaskan tiga jenis audit
sebagai berikut:
“Audits are generally classified into three categories financial
statement, compliance or operational”.
1) Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
Audit

laporan

keuangan

mencakup

penghimpunan

dan

pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi
berterima umum (PABU).
Audit laporan keuangan dilakukan oleh auditor eksternal biasanya
atas permintaan klien, kecuali dalam audit laporan keuangan
BUMN yang dilakukan oleh BPK atau BPKP. Hasil auditing
terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis

19

berupa laporan audit. Laporan audit ini dibagikan kepada para
pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur,
dan Kantor Pelayanan Pajak.
2) Audit kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian
bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial
maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi,
aturan- aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Ukuran
kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (correctness),
misalnya: ketepatan SPT Tahunan dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada
pihak yang berwenang membuat kriteria.
3) Audit operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan
organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan
tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah: (1) mengevaluasi
kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan peningkatan, (3)
membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Audit operasional sering disebut dengan management audit atau
performance audit. Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah
kefektifan, keefisienan, dan keekonomisan.

20

d. Standar Audit
Standar audit berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu
pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan
kualitas profesional auditor, seperti keahlian dan independensi,
persyaratan pelaporan dan bahan bukti. Standar auditing terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan
(SPAP, 2011:150.1).
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup besar
sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan

harus

direncanakan

sebaik-baiknya

dan

jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

21

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pemangatan, permintaan keterangan, dan komfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyatan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka

22

alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
Standar tersebut dalam banyak hal saling berhubungan dan
bergantung satu dengan lainnya. Keadaan yang berhubungan erat dengan
penentuan atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar
yang lain. Materialitas dan resiko audit melandasi penerapan semua
standar audit, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

e. Opini Audit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

1 53 91

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, AUDIT TENURE DAN REPUTASI KAP TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)

1 16 21

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perusahaan dalam melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2011)

0 7 116

Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Disclosure terhadap Opini Audit Going Concern Perusahaan Tambang dan Agriculture yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014

1 32 109

PENGARUH LEVERAGE, REPUTASI KAP DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENGARUH LEVERAGE, REPUTASI KAP DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI GOING CONCERN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 2 16