1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terapi dengan menggunakan
obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau mempertahankan hidup pasien. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara mengobati pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses penyakit serta mencegah penyakit
atau gejala. Namun ada hal- hal yang tidak dapat disangkal dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan atau
disebut drug related problems Prest, 2003. Drug related problems sebagai bagian dari medication errors yang dapat menyebabkan peningkatan morbiditas
dan mortalitas Phillips et al., 2001. Drug Related Problems
DRPs merupakan kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien berhubungan dengan terapi obat. Penelitian di Inggris
menunjukkan adanya 8,8 kejadian DRPs yang terjadi pada 93 pasien. Data Minnesota Pharmaceutical Care Project
menunjukkan bahwa 15 dari masalah terapi obat yang telah diidentifikasi dan dikatagorikan sebagai pasien menerima
obat yang salah Cipolle et al., 1998. Sebuah penelitian yang dilakukan di Stockholm Swedia, menyatakan dari
249 kasus drug related problems pada pediatri kategori dosis masuk pada urutan kedua yaitu sebesar 85 kasus atau 34 Kimland, 2006. Sebuah penelitian di
Albani College of Pharmacy di New York, USA menyebutkan bahwa di antara
jenis-jenis angka kejadian drug related problems yang sering dialami oleh pasien salah satunya adalah interaksi obat Koh et al., 2005.
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Diketahui bahwa 80 - 90 dari seluruh kasus
kematian Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Akut ISPBA disebabkan oleh pneumonia Barbara, 1999. Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia pada usia anak-anak. Angka kematian pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21.
Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya Unicef, 2006.
Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2002, penyakit saluran nafas merupakan penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Data dari SEAMIC
Health Statistik tahun 2001 menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura dan Vietnam. Laporan dari WHO tahun 1999 menyebutkan bahwa
penyebab kematian akibat infeksi saluran nafas akut termasuk pneumonia Misnadiarly, 2008.
Pediatri menempati peringkat kedua dari spesialis medis yang sering dilibatkan dalam tindakan legal yang dihasilkan dari drug related events Cohen,
1999. Kejadian kesalahan dalam pengobatan serta resiko kesalahan yang serius pada pediatri lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa mungkin
terkait dengan masalah perhitungan dosis, tidak adanya standar dosis bagi pediatri, tidak terdapat bentuk sediaan dan formulasi yang sesuai serta
penggunaan indikasi yang tepat maupun dosis obat Prest, 2003. Pemilihan tempat penelitian di instalasi rawat inap RSUD Dr. Moewardi
Surakarta karena merupakan salah satu rumah sakit terbesar di wilayah Surakarta
dengan pelayanan unggulan sebagai fasilitas pelayanan publik milik pemerintah sehingga banyak dijadikan tujuan untuk pelayanan kesehatan pasien pneumonia.
B. Perumusan Masalah