struktur secara menyeluruh, baik mengenai analisis struktur, struktur beton dan semua hal yang berhubungan dengan struktur bangunan itu sendiri.
B. Perencanaan Gedung Tahan Gempa 1. Syarat-syarat perencanaan struktur tahan gempa.
Syarat-syarat perencanaan struktur gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam SNI-1726-2002 Standar Perencanaan Gedung Tahan Gempa tidak berlaku
untuk bangunan sebagai berikut : a Gedung dengan sistem struktur yang tidak umum atau masih memerlukan
pembuktian tentang kelayakannya. b Gedung dengan sistem isolasi landasan base isolation untuk menahan
pengaruh gempa terhadap struktur atas. c Bangunan teknik sipil seperti jembatan, bangunan air, dinding dan dermaga
pelabuhan, anjungan lepas pantai dan bangunan non gedung lainnya. d Rumah tinggal satu tingkat dan bangunan gedung-gedung non teknis lainnya.
2. Konsep perencanaan gedung tahan gempa.
Berdasarkan SNI-1726-2002 terdapat 3 tingkat daktilitas yaitu : 1 Elastik penuh
Suatu tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitasnya sebesar 1,0 =1,0.
2 Daktail parsial Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitas
diantara 1,5 =1,5 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar 5,0 =5,0.
3 Daktail penuh Suatu tingkat daktilitas struktur gedung dimana nilai faktor daktilitas sebesar
5,3 =5,3.
C. Konsep Desain Perencanaan Struktur dengan Daktail Parsial 1. Pemasangan sendi plastis
a Untuk balok, sendi plastis dipasang pada ujung kanan dan ujung kiri balok dengan jarak 2h dari muka kolom.
b Untuk kolom, sendi plastis hanya dipasang pada ujung bawah kolom lantai paling bawah dengan jarak λ
.
D. Kekuatan Struktur
Dalam SNI 03-2847-2002 diatur tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung. Beberapa istilah yang perlu dipahami adalah sebagai berikut :
1. Faktor beban 2. Faktor reduksi kekuatan
φ
E. Beban Gempa
Beban gempa merupakan salah satu beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan, terutama untuk daerah
rawan gempa. Pada perencanaan ini beban gempa dihitung dengan pedoman SNI 1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung.
1. Faktor-faktor penentu beban gempa nominal.
1a.Faktor respons gempa C
1
. 1b.Faktor keutamaan gedung I.
1c.Faktor reduksi gempa R. 1d.Berat total gedung Wt.
2. Gaya geser horizontal V 3. Beban gempa nominal statik ekuivalen F
i
4. Kontrol waktu getar gedung T
R
LANDASAN TEORI A. Perencanaan Struktur Atap Rangka Baja
1. Perencanaan gording
Beban-beban yang diperhitungkan pada gording meliputi beban mati akibat berat sendiri gording dan beban penutup atap, beban hidup dan beban angin. Baja
profil yang digunakan untuk gording adalah profil Canal.. Proses perencanaan gording ini dapat dilukiskan dalam bentuk bagan alir flowchart seperti pada
Gambar III.1.
Pilih profil gording
Gambar III.1. Bagan alir perencanaan gording
2. Perencanaan kuda-kuda
Gambar III.2. Bagan alir perencanaan kuda-kuda
ya Mula
i
Menentukan momen yang terjadi pada gording
Perencanaan gording
Kontrol terhadap pembebanan pada gording
Selesai tidak
tidak
ya ya
tidak
Kontrol tegangan Kontrol lendutan
Mulai Perencanaan data-data dan mutu baja
Analisis pembebanan Analisis SAP
Kontrol gaya yang terjadi ? tidak
ya Hitungan sambungan
Hitungan plat kopel Selesai
B. Perencanaan Struktur Pelat Lantai dan Tangga 1. Perencanaan pelat
Gambar III.3. Bagan alir perhitungan penulangan pelat
2. Perencanaan tangga beton bertulang
Agar anak tangga dapat digunakan dengan mudah dan nyaman, maka ukuran anak tangga ditentukan sebagai berikut :
2.T + I = 61 - 65 cm dengan :
T = tinggi bidang tanjakan optred atau tinggi anak tangga cm A = lebar bidang injakan antrede atau lebar anak tanggacm
C. Perencanaan Struktur Balok
Pada perencanaan balok dilakukan analisa perhitungan meliputi tulangan memanjang balok dan tulangan geser begel balok dapat dilihat pada Gambar
III.4 sampai dengan Gambar III.5.
Ya Tidak
Selesai Dihitung jarak tulangan s,
dipilih yang terkecil Dihitung jarak tulangan s,
dipilih yang terkecil Dihitung luas tulangan pokok
perlu, dipilih yang terbesar Dihitung luas tulangan bagi A
sb,u
, dipilih yang terbesar Pelat dipertebal
Menghitung nilai K Menghitung nilai a
Ditentukan tebal pelat Mulai
Gambar III. 4 Bagan alir perhitungan tulangan memanjang balok
Gambar III.5. Bagan alir perhitungan tulangan geser balok
Tulangan tarik A
s,u
= A
1
+ A
2
Tulangan tekan A’
s,u
= A
2
Dipakai tulangan : A
s
≥ A
s,u
dan A’
s
≥ A’
s,u
Menghitung nilai K Tidak
Ya Direncanakan : b, d, d’
s,
f’
c
, f
y
, M
u
Dipilih M
u
yang paling besar Pasal 11.2 SNI-03-2847-2002 Balok tulangan tunggal
Balok tulangan rangkap
Dipilih yang besar luas tulangan pokok
Syarat :A
s
≥ A
s,u
Menghtung nilai A1 dan A2
Menghitung jumlah tulangan n, Ditambahkan Tulangan tekan 2 batang
Jumlah
tulangan
: 1. n
tarik
2. n
tekan
Selesai K
1
= 0,8.Kmaks Mulai
Menghitung jarak begel pada sendi plastis dan di luar sendi plastis Menghitung luas perluA
v,u
meter. Dipilih A
v,u
yang terbesar Menghitung gaya geser pada sendi plastis dan d.luar
sendi plastis Gaya geser V
u
dipilih yang terbesar Dihitung Vu pada jarak d V
ud
dan Vu pada jarak 2h V
u2h
dari muka kolom Data : dimensi balok b, d, d
s
’
,
mutu bahan f
c
’, f
Selesai Mulai
Menghitung nilai a Menghitung nilai a
1
Menghitung
c
φ.V
, dengan
0,75 φ
ya tidak
ya tidak
3. Perhitungan torsi balok
T
u
≤
P A
. 12
f .
cp cp
c
2
φ
dengan
φ
= 0,75 A
cp
= luas penampang keseluruhan mm² P
cp
= keliling penampang keseluruhan mm
D. Perencanaan Struktur Kolom
Gambar III.6. Bagan alir perhitungan tulangan memanjang kolom
Direncanakan : b, d, d’
s,
f’
c
, f
y
, M
u
,N
u
Mulai
Dihitung : ψ sesuai dengan persamaan III.30
k sesuai dengan persamaan III.31a – III.31d
Kolom panjang Kolom panjang
Kolom pendek
Selesai Dihitung Ast,u = ρ
t
.b.h
0,65 φ
; 1,0
φ u
P c
P c
P s
δ
0,65 φ
; 1,0
c φ.P
u P
1 m
C δb
Dipilih yang besar : Mc = δ
b
.M
2b
Mc= δ
b
,Pu.15+0,03 h
kolom
Mc = δ
s
.M
2s
r l
. k
u
22
b ,
2 M
b ,
1 M
12 34
r u
l .
k
Kolom dapat bergoyang Kolom tidak dapat bergoyang
. .
h b
f P
Q
c u
r
;
2
. . h
b f
M R
c c
r
Direncanakan : b, d, d’
s,
f’
c
, f
y
, M
u
,N
u
Gambar III.7. Bagan alir perhitungan tulangan geser kolom
E. Perencanaan Pondasi
Gambar III.8. Bagan alir perencanaan pondasi.
Dihitung jarak begel, s = n..14.Π.dp
2
.SA
vu
: Kontrol jarak begek s :
- untuk begel sepanjang λ :
-
Di luar 2h dari muka kolom s d4 ; s ≤ 6.D Vs ½.Vs,maks , maka s = d 2 dan s ≤ 600 mm
s 100+350-h+2.d
s
3 Vs ½.Vs,maks , maka s = d4 dan s ≤ 300 mm s 150 mm tetapi s ≥ 100 mm
Selesai Dihitung luas begel perlu Avu per meter panjang balok, pilih yang besar
Gaya geser yang ditahan begel ,V
s
≤ V
s,maks
: -
Untuk sepanjang λ , V
s
= V
u
ø -
Di luar λ , V
s
= V
u
-ø.V
c
ø V
s,maks
= 23.√ f’c.b.d Dipilih V
u
yang kecil Data : b, d, d’
s,
f’
c
, f
y
, Gaya geser Mulai
Mulai Direncanakan : P
u
, M
u
, data sondir, dimensi tiang daan kedalaman tiang Perhitungan kekuatan tiang tunggal
Perhitungan jumlah tiang dan daya dukung kelompok tiang
Selesai Kontrol tegangan geser dan penulangan poer pondasi
Kontrol daya dukung maksimum tiap tiang
Kontrol tulangan dan penulangan tiang Menghitung
c
φ.V
, dengan
0,75 φ
METODE PERENCANAAN
Gambar IV.1. Bagan alir tahapan perencanaan Tahap VI
Tahap V Tahap IV
Tahap III Tahap II
Tahap I
Tidak Tidak
Tidak
Mengumpulkan data dan tes sondir Desain gambar rencana
Menghitung struktur atap Menghitung tulangan pelat dan tangga
Analisa pembebanan Asumsi dimensi awal balok dan kolom
Beban mati Beban hidup
Beban gempa
Asumsi dimensi pondasi
Membuat gambar detail Analisa mekanika
Penentuan beban kombinasi Dimensi balok cukup ?
Penulangan balok Dimensi kolom cukup ?
Penulangan kolom
Dimensi pondasi cukup ? Penulangan pondasi
ya
ya
ya
Mulai
Selesai
HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Struktur Atap
Perencanaan Struktur atap menggunakan atap dari genteng dengan rangka atap dari baja. Digunakan gording profil C
125x50x20x3,2
dan rangka kuda-kuda baja menggunakan profil 20.40.3, 30.60.5, 40.60.7. Alat sambung menggunakan
baut =
3 8
” dan ¼” dengan plat kopel 10 mm dan plat buhul 12 mm.
B. Perencanaan Plat