Proses Penelitian Metode Analisis Data

a. Untuk pengumpulan data primer dilakukan dengan cara : 1. Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan masalah perkawinan adat Batak Simalungun di Pematang Siantar. 2. Wawancara Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan cara berbincang-bincang langsung dengan para informan dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak-pihak yang mengerti atau menguasai dalam hal perkawinan adat Batak Simalungun di Pematang Siantar. 11 b. Untuk pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara kajian pustaka guna mendapatkan landasan teoritis berupa pendapat-pendapat atau tulisan-tulisan para ahli atau tulisan-tulisan para ahli melalui jurnal dan buku-buku tentang perkawinan adat Batak Simalungun. c. Untuk pengumpulan data tersier dilakukan dengan cara mencari data yang berkaitan hukum adat Batak Simalungun tentang perkawinan melalui kamus dan internet.

1.4.5 Proses Penelitian

Suatu proses untuk menemukan jawaban-jawaban atas masalah-masalah yang terjadi atau fenomena sosial yang diteliti dan terjadi dalam suatu kehidupan masyarakat. Adapun proses penelitian tersebut: 1. Tahap pertama melalui observasi lapangan yaitu maneliti secara langsung terhadap suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan masalah perkawinan adat Batak Simalungun; 11 Ibid, hlm.165. 2. Tahap kedua melalui izin atau pemberitahuan yaitu mendatangi instansi tempat peninggalan budaya Simalungun atau dikenal dengan Museum Simalungun di Pematang Siantar; 3. Tahap ketiga melalui pendekatan ke tokoh-tokoh adat yaitu melakukan wawancara dengan orang Batak yang mengerti tentang adat Batak Simalungun di Kabupaten Pematang Siantar yang sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Simalungun; 4. Tahap keempat melalui wawancara yaitu melakukan pendekatan dengan orang yang akan diwawancarai yang kemudian disusul dengan wawancara bebas terpimpin; 5. Tahap kelima melalui editing yaitu mencatat dan mengambil data yang sudah diperoleh dalam melakukan penelitian; 6. Tahap keenam yaitu analisis data yang telah diperoleh.

1.4.6 Metode Analisis Data

Masalah yang dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah hukum adat, maka analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian analisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah. Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 12 Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat deduktif yaitu hasil jawaban atas permasalahan umum menjadi permasalahan yang bersifat khusus. 12 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Raja Grafindo: Jakarta, hlm.12. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keabsahan Perkawinan menurut Hukum Adat

Perkawinan adalah aturan-aturan hukum adat yang mengatur tentang bentuk-bentuk perkawinan, cara-cara pelamaran, upacara perkawinan dan putusnya perkawinan di Indonesia atau perkawinan yang mempunyai akibat hukum terhadap hukum adat yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan. 13 Dalam hukum adat sahnya perkawinan sama seperti yang terdapat dalam hukum perkawinan. Sahnya perkawinan secara adat bagi masyarakat hukum adat di Indonesia pada umumnya bagi penganut agama tergantung pada masyarakat adat yang bersangkutan. Artinya, jika telah dilaksanakan menurut tata tertib hukum agamanya, maka perkawinan itu sudah sah menurut hukum adat. Ada daerah-daerah tertentu walaupun sudah sah menurut agama kepercayaan yang dianut masyarakat adat belum tentu sah menjadi warga adat dari masyarakat adat bersangkutan, diantarannya masyarakat Lampung, Batak. Oleh karena itu, terlebih dahulu mereka melakukan upacara adat agar bisa masuk dalam lingkungan masyarakat adat dan diakui menjadi salah satu warga masyarakat adat. Dengan demikian dari pengertian perkawinan diatas dapat diketahui 3 tiga unsur pokok yang terkandung didalamnya, yaitu: 1. Perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita. 2. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal. 3. Perkawinan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada umumnya di Indonesia terdiri beragam adat dan istiadat yang berbeda beda antara satu daerah dengan daerah lainnya, hal ini mempengaruhi perkawinan di Indonesia. Melangsungkan perkawinan itu hanyalah subyek hukum yang dinamakan pribadi kodrati, tetapi tidak setiap pribadi kodrati yang dapat 13 Hilman Hadikusuma, 1992, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. CV.Mondar Maju: Bandar Lampung, hlm. 182.