Kadar Air Tanah Daerah Terbasahi m

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kadar Air Tanah

Setelah penelitian dilaksanakan, maka diperoleh kadar air tanah seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Kadar Air Tanah Sesudah Penelitian Emiter Kadar air tanah L 1 L 2 E 1 38,07 37,96 E 2 38,10 38,17 E 3 37,80 37,83 Rata-rata 37,98 Rata-rata kadar air tanah sebelum penelitian adalah sebesar 18,36 . Dari tabel dapat dilihat bahwa kadar air rata-rata sesudah penelitian adalah sebesar 37,98 . Jadi peningkatan kadar air tanah sesudah penelitian adalah sebesar 19,62 . Peningkatan kadar air sesudah penelitian tidak begitu besar, hal ini disebabkan tanah yang digunakan dalam penelitian adalah tanah berpasir atau bertekstur kasar. Tanah yang bertekstur kasar mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menahan air. Sesuai dengan pernyataan Foth 1987 yang menyatakan bahwa ruang pori tanah total pada tanah berpasir adalah rendah. Persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah, yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahan air. Jika dilihat dari tekstur tanah, tanah inceptisol yang digunakan pada penelitian bertekstur lempung berpasir sehingga mempunyai daya menahan air yang rendah. Hardjowigeno 1987 menyatakan bahwa kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah yang bertekstur kasar Universitas Sumatera Utara mempunyai daya menahan air yang lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus. Tanah bertekstur halus terdiri dari liat dan debu.

2. Daerah Terbasahi m

Dari hasil analisa permeabilitas tanah di laboratorium Riset dan Teknologi Pertanian USU diperoleh permeabilitas tanah 94 cmjam. Daerah terbasahi menurut persamaan dan menurut pengukuran di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daerah terbasahi m menurut rumus dan pengamatan di lapangan Ulangan Daerah terbasahi menurut rumus m Daerah terbasahi menurut pengamatan di lapangan m I 0,0083 0,075 II 0,0082 0,076 III 0,0082 0,074 Rata-rata 0,0082 0,075 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa daerah terbasahi menurut pengamatan di lapangan adalah sebesar 0,075 m sangat kecil. Hal ini disebabkan tanah yang digunakan dalam penelitian adalah tanah berpasir atau bertekstur kasar sehingga memiliki nilai permeabilitas yang cepat dalam meloloskan air ke dalam tanah yang menyebabkan kecilnya air yang bergerak secara horizontal. Menurut Hakim dkk 1986 pergerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga secara horizontal. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori tanah. Permeabilitas tergantung pada tekstur tanah. Semakin halus tekstur tanah akan semakin kecil nilai permeabilitasnya. Menurut Craig 1994 permeabilitas terutama tergantung pada ukuran pori-pori, bentuk partikel, dan struktur tanah. Secara garis besar makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori-pori tanah sehingga makin kecil nilai permeabilitas tanah tersebut. Universitas Sumatera Utara Bila dilihat dari Tabel 2 terdapat perbedaan terhadap daerah terbasahi menurut pengamatan di lapangan dengan menggunakan rumus. Perbedaan ini disebabkan karena faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keadaan di lapangan seperti kondisi tanah yang merupakan tanah terganggu atau tanah olahan sehingga air yang terserap oleh tanah lebih besar dibandingkan dengan menggunakan rumus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar hubungan daerah terbasahi menurut rumus dan pengamatan di lapangan sebagai berikut. 0.018 0.017 0.018 0.075 0.076 0.074 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 I II III Ulangan D a e ra h t e rb a s a h i m menurut rumus m pengamatan di lapangan m Gambar 1. Diagram hubungan daerah terbasahi menurut rumus dan pengamatan di lapangan Universitas Sumatera Utara

3. Koefisien Keseragaman