Pengaruh Kadar Air, Dosis dan Lama Pengendapan Koagulan Serbuk Biji Kelor sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu
r
Jurnal Teknik Kimia USU, Vo1. 2, No. 1 (2013)
PENGARUH KADARAM, DOSIS DA}[ LAMA PENGENDAPANI KOAGULAI{ SERBT]K BIJI KELOR SEBAGAI ALTERNATTT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
Ayu Ridaniati Bangun, Siti Aminah, Rudi Anas Ilutahaean, 1l{. Yusuf Ritonga Departemen TeknikKimia, Fakultas Teknih Universitas Sumatera Utar4 Jalan Almamater Kampu* USU Medan 2$155, Indonesia e-mail ayu-08040502 I @strdents.usuac.id
Abstrak
LdiamlabmahlicmabirahindcuasirtritetarsheubumtebngiraundpunpgrobUahina,n-kbaarhbaonhiodrrgaat,nilkemyaankgdsodnngmsnt ytionkg.gBi. eSrednaysaawrala-snenhyaosilijlasonrdgai dBkatdaii
Perindustrian Medan terhodap karulxeristik air buangan industri tuha di Medan, diketahui bahwa limbah cair
indus*i tahu mta-rata mengindung BOD g5S3 mgll), COD (7050 mg10, II]SS ft743 mgll) dot minyak atau leuak
(26 mg/l) dengan pH 6,1. Oleh sebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
ii"gk;g"" uink mengtrangi landungan pencenwr )Nng menyertai limfoh tersebut Sdlah satu koagtlan alternatif
y'dVaaainigas7iil0-ipdmoasteissith-igkdoueanngagakalaaninapdlHnanlaogwhdasliegarubdunakalatbihlniit42k.0eAllVo0ra,.k3PtuAe0pn0ee, nl4itgi0aeMnnd,ina5ip0mn00momgpgtgimu/2nuMamlamnyolsrleiymrbdbaiakphebrcioiialeikrhetlaoahrduad,ela*nhugar6na0nlamdkeoanarigtaudilerann7g%5aan.
beyp-peanrutirkuenlankaatugfaiitdalnta7s0iZm,+eSshy,d,eTnSgSan90p,3H2
%, dan COD 63,26 % pada dosis lemgalan 5000 akhir adalah 4, sehinga dapat disimpu-tp"
mg/200 ml, dmt ukuran
biji kelor dapat
itigtorot@n sibagai koagttanyang efehiflarena persentase lerrunnonyong diperoleh di atas 50 94-
Kda Kilnci: limbah cair industi talru, bifi kelor, urbidias, 7I,S, COD
Abstad Liquid waste
industrial
of
wheys
co*tain
very
high
organic
mdeials.
Organic
conpgm!1
in
the
effluent
are
prit"Ut, carbdtydrates,fats anit oits. Based on the resulx offield studies ott hdustry Hall of liqaid waste indus*ial
chamcteristics i|*lruy in Meiton, it is lonwn thot liquid uaste indastrial ofwheys contain avemge BOD (4583 mg/l),
*il\,COD 0A50
treated beforiii
fSS ft7a3 mgl )
is discharged into
and oit orfat (26 mg/l ) at pH 6.1. Therefore, the whq,.waste'wdter must be
the erwironment to reduce the contamirwn* that accompny the waste. One
alternatiye thst can be used as a coagu.lant is moringa seed ptwder. This study used af moinga seed powder with a
ilater eontent of 7 %a Variations of cugtlant dosage which are used 2A00, 30A0, 4000, 500A mg/200 ml liquid
ir*waste industrial of whey, coagulant paticle size 50 anil 70 mesh with the initial pH about 4. The optimum deposltion
time is obtained 60 miiutes
ZZ{S ok reduction in turbidity, TSS 90.32 Yq and 63.26 %
dosage of coagalant and coagtlant ptticle size af 70 mesh with the final pH about 4,
COD
it cot
in
be
5000 mg/200 ml concluded that
moinga-seeds-can be used as sn ffictive cmgulant becarse the reductiotts were obtained wer 50 96.
Kqwortls : liquid vaste indastricl of whey, moringa seed powder, turbidily, TSS, COD
Perdahuluan Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber
protei{ denganbah* dasar kacang kedelai yang sangat
akrab khususlya bagi maEvarakat Indonesia dan
bahkan Asia umumnya. Berdasarkan laporan proyek Envivanmental Management Development in Indonesia
diatau EMDI $1, pada tahun 1990, jumlah industri tahu
Indonesia tercatat sebanyak 25.87A dan 63 diantaranya merupakan industri skala besar dafl
menengah, sedarrgkan sisanya berskala kecil [8].
Limbah tahl adaiah limbah yang dihasilkan dalam
proses pembuatar tahu. Limbah tersebut berupa limbah
padat da;rt limbah cak. Limbah Pafut dapat
drmanfaafl105 "C selama
t 2 jam. Serbuk biji kelor uhran 50 dan 70 mesh
ditimbang sebanyak 2105,3 mg dan dimasukkan ke
>dalam wadah. Kemudian dikeringkan lagi di dalam
oven pada suhu 105 "C sampai wak&r tertentu.
Ditimbang hasilnya hingga konstan yaitu 2000 mg
sebanyak 3 kali.
Pengaruh Kadar Air, I)osis, dan Lama Pengendaan
Koagulan Serbuk Biji lGlor tcrhadap Persentase
Penurunan Turbiditas, TSS dan COI) Beaker gelas masing-masing diisi dengan sampel
limbah cair indusfi tahu sebanyak 200 ml. Diukur pH,
tu6iditas, TSS, dm COD awal limbah cair industri
tahrr Kemudian koagulan (seftuk biji kelor) 7 %o
ditambahkan ke dalam beaker masing-rnasing sebanyak
2000, 3000, 4000, dan 5000 mgl 200 ml limbah cair
indusfti tahu. Sampel kemudian diaduk cepat selama 3
menit (300 rpm) dan diikuti denganpengadukan lambat
selarna 12 menit (80 rpm). Setelah penga&rkan, diendaptan selama 50, 60 dan 70 menit. Setelah
pengendqan, hasil diambil dan dilakukan pengukunm
Jumal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. I (2013)
pH, Turbiditas, TSS dan COD dari rnasing-masing
sampel, lalu dosis dan waktu optimumnya dipilih.
Pengrkuran Turbiditas Sampel dimasukkan ke dalam botol turbidimaer
i[21 dirrsehakarr tidak ada gelembung udara Kemudian
botol tersebut ditempatkan pada teryat fngukuran.
Dibaca nilai kekeruhan yang mrmcul padaalat.
Penyisihan tubiditas dapat dihitung deng;an
persamaan berikut :
-Penyisihm Tubiditas (A - B) * f 00olo .......... (1)
A
Keterangan:
:A: Tutiditas awal (FAU)
B Turbiditas akhir (FAt,)
Pengukuran Totul Solid Suspended (TSS)
Disiapkan kertas saring. Kertas sming dimasrrkkan ke dalam oven pada suhu 105 oC seliama 1jam. Kertas
saitng dtnio;sulftan ke dalam desikator selarna 15
hingga 30 menit unfuk menetralkan suhunya. Kertas
saring ditimbang menggunakan neraca analitik dan
dicatat hasilnya. Diletakkan kertas saring pada corong
di aCIs erlenmeyer. Diambil 100 ml sampel limbah cair
tahu kemudian disaring. Kertas saring dibilas
menggunakan 5 ml aquadest. Kertas saring dan residu
dimasukkarm ke dalam oven pada suhu 105 "C selama
I jarn Kertas saring dan residu ditimbang dar dicaht
hasilnya. Diukur kadar TSS nya.
Kadar z^ padat tersuspensi dapat dihi$ng dengan
persamaan berikut :
TSS (rngll-) : (A - B)xlOoO
(2)
Keterangan:
A: Beratresidu sebehrm pemanasan 105 "C (mg)
B = Berat residu sesudah pefiumasan 105 "C (mg) C = Volume mmpel (ml)
Pengukuran Chemical Axygen Dqrrnrrd (COD) 1. Pembuatan Lanrtan Pereaksi
a. Pembuatan Standar Primer K2CrO7 0,1 N Larulkan 4,903 g rlrcro? AR dalam tabu ular hingga volumenya 1 L dengan aquadest.
b. Asam Sulfat, AR.
c.Larfiaa AgSOa 1,25%0
Dengan hati-hati larutkan 12,5 g Ag2SOa menjadi
1 liter dengan ILSO4 50 % pila saat campuao
asam sulfat tersebut masih hangat. d.Ferro-l : LO phenanthicline rn&krdior
Lmarlutkaanqu0a,6d9e5sgt,ratmamFebSaOhak.TaHnzO1,d4i 8d5algarml:11000
phenanthicline mono hydrate, kocok dan biarkan 2 hari agarmelarut semua. e. Ferro sulfat 0,1 N Larutkan )3,8 gFeSOa.TH2O di dalam + 500 ml aquades! tambahkan 25 ml HrSO4 pekat kocok,
dinginkan dan tepatkan 1 liter dengan aquadest. Larutan ini harus disimpan dalam botol berwama
dan ditempat gelap. Jika larutan ini disimpan
terlalu 1am4 ada kecenderungan rmf,rk teroksidasi
menjadi ferri sulfat. Oleh karefla itu setiap melakukan penetapan COD, larutan ini hanrs
distandarisasi dengan KzCrOr.
2. Prosedur Anatisa COI)
a. Pipet 25 tnlK2croa 0,1 N ke dalam labu destilasi
500 ml
b. Perlahan-lahan (melalui buret) ditambahkar 30
ml HrSO4 pekat sambil digoyang-goyang
c- Pada saat campuran masih agak panas, perlahanlahm melalui pipet berskala ditahbahkan
sejumlah tertentu contoh (air limbah) sambil terus
digoyang hingga warna benrbah dad oxange
kemerahan menjadi orange kehijauan Perubahan
warna rliamati dengan membandingkan terhadap
blanko
d. Tambahkan sejumlah asam sulfat pekat yang
setan dengan volume contoh dikali 1,2
e. Kemudian tambahhn 10 ml Ag2SOa l,2S o/o daln
beberapa butir batu reflux dilakukan selama 2 jam (minirmrm)
f. Dinginkan + % jalrl. dan bilasi kondensor dengan
aquadest. Campukan pembilas ke dalam labu
destilasi, dinginkan dengan air mengalir
g. vsSoeelumbmeuluelamn.yatTitarmamesbni,ajathdalimcakbniamh5-kk4airnaat4qeutaekdaselsiitnvdhoiiklnuagmtgoear
phenanthrolin
tr Titmsi dengan ferro sulfat 0,1 N hingga warna
menjadi cokelat kemerahan (titik akhir). Titik
Untukekuivalen ini cukup tajarq kerjakan titrasi blanko.
nilai COD digunakan nrmus:
COD(mg/L)
(a-b)
=
(cx8000)
=mglL
volumecontoh
(3)
Keterangan:
:a ml FeSO4 0,1 N urtuk titrasi blanko :b rd FeSO+ 0,1 N untuk titrasi contoh
c = normalitas FeSOa (0,1 lO
Hasil
Tabel 1. DataAwal Limbah Cair Industri Tahu
No Parameter
Jumiah
Satuan
1 Kekeruhan 2 TSS f COD
l pH
3s0 3 100 678s
4
FAU mv{l ms/l
JurmlTelmikKimiaUSU, Vol. 2,No. 1 (2013)
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk B,iji Kellar 7 yo
dengan Ukuran 50 il{esh terhadap penur"trnan
Turbiditas Limbah Cair Industri Tahu
10s
i-. 8D
ffi
L
4
n
*{*5S rgeait
**&,-60mait
..-"-,.,:,..'7S rneit
5000
Ilosls Koaguhu (mg,900 mI)
Gambar 1. Hubungan Ilosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Penurunan Turbiditas (Knd,ar 7 o/o, 50 Mesh)
IGambar menunjukkan bahwa serbuk biji kelor
dengan kadar air 7 %o marrpu menurunkan tudiditas
liflbah cair indusfti tahu pada berbagai wakhr
pengendapan d*n dosis koagglan Dari Gambar I
terlihat adanya penyimpangan pada dosis koagulan
3000 m1200 ml limbah cair industri tahu dengan lama
pengendapan 50 menit dan pada dosis koagulan ,1000
mgl200 mI limbah cair industri trhu dengan lama
pengend4an 60 menit dimana persentase pefl[rman
turtiditas mengalami perunman
24,86 olo. Penyimpangan ini
meqiadi 20,57 % dar_
mungfuin disebabkan
karena pada waktu tersebut tidak semua koagulan yang
terkoagulasi dan terflokulasi dengan sempuma.
Penunrnan tubiditas optimum diperoleh pada
dosis koagulan serbuk biji kelor 5000 mgi200 ml
limbah cair indusfti tahu pada waktu pengendapan 60 menit sebesar 69,43 o/o, dengan ukuxan partikel 50
mesh dan pH 4 limbah cair industri tahu. Nilai pH
limbah cair indusfii tahu tidak mengalami penrbahan.
IIal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
oleh I9l dalam [67, dirnana pros€s
dilakukan koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadry derajat keasaman dan konduktifitas.
Berdasmkan teori, dosis koagulan sangat
berpengaruh terhadap penyisihan tu$iditas limbah cair
industri tahu karena dengan memberikan dosis yang
tepat maka penyisihan ffibiditas sampel akan semakin
signifikan Menurut [16] suaf,r koagulan dikAakan
efektif, apabita mampu mengurangi nilai tubiditas
sebesar 50 Yo *hlrlrgga koagulan seftuk biji kelor ini
merupakan koagulan yang efektif untuk menurunkan
turbiditas limbah cair industri tahu.
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk Biiji KeJror 7 Va
dengan lJkuran 70 Mesh terhadap penurunan
Turbiditas Limbah Cair Industri Tahu
1SO ., 1i
80
ffi
!
I
2e
i; :r-:::. i:
!:. , a: ia '.:
= ttt{. t-
O ,r-.-_
2m
, ..-.__,__.*-._! ____..,_,*:
3ffi 4000 50m
DorisKorgdrr (ug€gDml)
Gambar 2. Eubungan Ilosis l(oagutan Serbuk Biji Kdor terhadap Penumnan Turbiditas e{adar 7 Vo,
70 Mesh)
Gambar 2 mensnj,kkan bahwa serbuk biji kelor
dengan kadar air 7 Yo ,fiita]trry]t- menurunkan turbiditas
limbah cair industri trhu pada berbagai waktu
pengend4m den dosis koagulan Dari Gambar 2 terlihat adanya penyimpangan pada dosis koagulan
aW mgl2ffi ml limbah cair industri tahu deng:m lama
50 menit dan pzd.a dosis koagulan 4000
mgl200 ml limbah cair industri tahu dengan lama
pengendpan 70 m€nit dimana turbiditas mengalami penrrtrrum
70"29 o/o. Penyimpangan ini
opersentase penuruum
menjadi 76,29 fun mungkin disebabkan
kxerlapada waktu tersebut tidak semua koagulan yang
terkoagulasi dan terflokulasi dengan sempuma.
Pemrunan tubiditas optimum diperoleh pada
dosis koagulan serbuk biji kelor 5000 mg/200 ml
limbah cair indushi tahu pada waktu pengendapan 50
rnenit sebesar 82,29 yo, dengan ukuran prtikel 70 mesh dan pH 4 limbah cair industri rahu Nilai pH
limbah cair indusEi tahu tidak mengalami perubaharl
Iful ini sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan
oleh [9] dalam Chandra t6l, dimana proses koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas.
Berdasarkan teori, dosis koagulan sargat
berpengaruh terhadap penyisihan turtiditas limbah cair
indusfii tahu karena dengan memberikan dosis yang
tepat mzka penyisihen turbiditas campel akan semakin
signifikan Memrnrt [16] suatu koagulan dikatakan efeltif, apabila mampu mengurangi nilai fusiditas
sebesar 5O Yo sehngga koagulan seftuk biji kelor ini
menrpakan koagulan yang efektif untuk menurunkan
tutbiditas limbah cat industri tahu.
l0
/
JumalTeknikKimiaUSU, Vol. 2,No. I (2013)
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk B.iii Kelar 7 o/o
dengan Ukuran 50 Mesh terhadap Persentase
Pcnurunan TSS Limbah Cair Industri Tahu
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor 7 % dengan Ukuran 7{} Mesh terhadap Persentase
Penurunan TSS Limbah Cair Industri Tahu
2W
$Foo
840
!zo
$
U
:i :l-,,1 i.
."' 'i:
i
Doris Koagalan (mgl!00 mI)
Gambar 3. Eubungan Dosis Kelor terhadap Penurunan
Koagulan Serbuk Biji TSS (Kadar 7 ohr 50
lVIesh)
Gambar 3 menu4fukkan bahwa penurunan TSS tertinggi diperoleh pda dosis koagulan serbuk biji kelor 7 % sebanyak 5000 mg/200 ml limbah cair industri tahu dengan waktu pengendapan 50 menit
dengan perururum sebesar 93,55 Va deng;an ukuran 50
mesh.
Dari Gambar 3 terlihat adanya penytmpangan pada dosis koagulan 4C[)0 mg/2ffi ml limbah cair indusEi
tahu dengan lama pengendapan 60 menit dimana
pmeersnejnatdasi e61p,e"1n4uroun/oa.nPTeSnySimmpaennggaanlamini ipemouunrugukmin
disebabkan karena pada waktu tersebut tidak semua partikel koagutan bereaksi membentuk flok-flok dalam
fiulimbah cair industri tahu.
Berdasarkan teori yang
sernakin besar
konsentrasi koagulan yang digunakan maka sernakin
besar juga j'mlah partikel bahan tersuspensi (TSS)
yang tersisihkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh [14] bahwa penghilangan flok
berupa turbiditas dan TSS dari media cair berganong
pada jenis dan jumlah suspensi koloi{ pH, komposisi
kimia cairan dan jenis koagulan
Nilai pH limbah cair industri tahu tidak mengalami
perubahan- I{al ini sesuai dengan hasil percobaan yang
dilakukan oleh [9] dalam t6l, dimana proses koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan penganrh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas-
-3 oA
ae i
!- fd\ -l!
I I
-, i
-1 I
0 =I ---
Ilosis Ksrgdta dmg2tl0 ad)
Gambar 4. Eubungan Ilosis Koagulan Serbuk Biji Kelor terhadap Penurunan TSS (Kadar 7 Vor 70
Mesh)
Gambar 4 menunjukkan bahwa penurunan TSS
tertinggi diperoleh pada dosis koagulan serbuk biji
kelor 7 % sebanyak 4OO0 mgl2}O nil limbah cair indusri tahr dengan wakhr pengendapan 50 menit
dengan peilrrunan sebesar 93,55 a/o dengan ukuran 70
mesh-
Dari Gambar 4 terlihat adanyapenyimpangan pada dosis koagulan 5000 mgl200 ml limbah cair industri tahu dengan lama pengendapan 50 menit dan pada dosis koagulan 4000 mg/200 ml limbah cair industri
tahu dengan lama pengendapan 60 menit dimana persentase pemrrman TSS mengalami pemrunan menjadi 87,1 yo dan 83,87 %. Penyirryang;an ini
mungkin disebabkan karena pada waktu tersebut tidak semua partikel koagulan bereaksi menibentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
Berdasarkan teori yang adU semakin besar
korsentrasi koagulan yang digunakan maka semakin
besar juga jumlah partikel bahan tersuspensi (TSS)
yang tersisihkan. IIal ini sesuai dengan hasil penelitian
[4]yang dilalarkan oleh
bahwa penghilangan flok
berupa turbiditas dan TSS dari media cair bergantmg
pada jenis dan junlah suspensi koloid pH, kornposisi
kimia cairan dan jenis koagulan.
Nilai pH limbah cair industri tahu tidak mengalami
perubahatl l{al ini sesuai dengim hasil percobaan yang
dilals*an oleh [9] drlam [6], dimana proses koagulasi
menggunakm biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan kondulaifitas-
11
7
Jumal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. I (2013)
Penganrh Dosis Koagulan Serbuk B,iii Kdar 7 Yo dengan lJkuran 50 mesh terhadap Persentase
Penurunan COD Limbah Cair Industri Tahu
10O r
s80 Uc60 840 E:o
***,*5rl t1}sii{ -**--' 6{ rnenir
jtj tt1&l.l
Sori+ I{orgalar (mgr?{X} mI}
Gambzr 5. Hubunsan Dosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Persentase Penurunan COD (Kadar 7 o/sr50 Mesh)
Dari Gal;r:&iat 5 dapat dililtoit Wrnfiurwn optimum
COD limbah cair industri tahu dengan koagulan serbuk
biji kelor 7 % berukuran 50 mesh diperoleh pada dosis
5000 mgl200 ml dengan waktu pengendapan 70 menit rurmpu menunmkan COD sebesar 72,7 oA.Ilasil yang diperoleh jauh diatas baku mutu limbah cair yang
ditetapkan kep-51/IvIENLHllOtl995, dirnana baku
mutu COD limbah cair yang dapat dibuaug ke
lingtangan adalah sebesar lO0 mgfL.
Dari Gambar 5 terlihat adanya penyimpanganpada
dosis koagulan 3ffi0 mgl2ffi ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 50 menit dan pada
dosis koagulan 4000 mgl200 ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 60 menit dirnana
opersentase penururum COD mengalami perururun
menjadi 33,22 dail 35,5 7o. Penyimpangar ini
mrmgkin disebabkan karena pada waknr tersebut tidak
semua partikel koagulan bereaksi membentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik di
dalzlrr^ afi. COD yang diperoleh dari proses koagulasi
tidak dapat memenuhi baku mutu dikarenakan
banyaknya kandungan zat-zat organik dan anorganik
yang terkandung di dalam limbah cair indusEi tahu
tersebut. Untuk dapat menyisihkan kadar COD yang
ltarnngjugt.WDdai
limbah dalam
cair, diperlukan pengolahan lebih proses pengolalr,an lfunbah cair,
koagulasi
bagian dari Primary Treatrnent
(pengolahan tahap pertama) yang memiliki trjuan
unttrk menghilangkm padatan tersuspensi didalam air
limbah. Sedangkan tahapan selanjuntya yaitu
bSeerctuojunadnarmy eTnrgehaitlamnegnkat n(pmenagteorliaahl aonrgtaanhikappfkueduaai)r limbah 121. Tahap ini dapat memberikan angka
peilrnuun COD yang lebih besar, dengan hasil yang
dicapai dryat disesuaikan dengan baku mutu COD
ditetapkan kep-5l/IvIENLIVrclI9gs sehingga aman bagi lingkur€an sekitar.
Nilai pH limbah cair industritahutidak mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
kdoilaakguukalansoi lmehen[9g]gudanlaakmanChbalnjdiiak[e6l]o, rdimmaenmabperroiksaens
pengaruh kecil terhadap deraiat keasanran dan
konduktifitas.
Pengamh Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor 7 %o dengan lIkuran 70 mesh terhadap Persentase
Penurunan COD Limbah Cair Industri Tahu
tff:
5m ! r
C=:soj 5g-, :mr...-i
5zo-
-"--+.6*;J*S6mrnesaiit*
. ,r1i , ;* fBrfiil
t) i-,-
am sm 400s 5000
Ilosis Kmgalr* (r92fi) mf!
Gambar 6. Hubungan Dosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Persentase Penurunan COD (Kadar 7 o/or70 Mesh)
Dari Gambar 6 daqt dilihat penururum optimum
COD limbah cair indusei tahu dengan koagulan serbuk
biji kelor 7 % berukuran 70 mesh diperoleh pada dosis
5000 mg/200 ml dengan waktu pengendapan 60 menit mampu menrlrurkan COD sebesar 63,26 yo. Flasil yang
diperoleh jauh diatas baku mutu limbah car yang
ditetapkan kep-5UIvIENLII/10/1995, dimana baku
mutu COD limbah cair yang dapt dibuang ke
linglnmganadalah sebesar 100 mg&.
Dari Gambar 6 terlihat adanya pnyimpangan pada
dosis koagulan 4000 rnglz00 ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 50 menit dan pada
dosis koagulan 4000 mgl2B rnl limbah cair indusfri tahu dengan larna pengendapan 70 menit dimana
perser(ase pemrnilxm COD mengalami penuruurn menjadi 39,72 yo dan 53,65 %. Penyimpangan ini
mungkin disebabkan karena pada waktu tersebut tidak
semua partikel koagulan bereaksi membentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
COD adalahbaryaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik di
dalan air. COD yang dipemleh dari proses koagulasi
tidak dzpt memenuhi baku mutr dikarenakan
banyaknya kandungan zat-zat organik dan anorganik
yang terkandurg di dalam limbah cair industri tahu
tersebut. Untuk dapat menyisihkan kadar COD yang
tingg pada limbah cair, diperlukan pengolahan lebih
lanjut Di dalam proses pengolahan limbah cafi
koagulasi
bagian dari Primary Treatment
L2
Jumal Teknik Kimia USU, Vot. 2, No. I (2013)
(pengolahan tahap pertama) yang memiliki tujuan
ulinmtubk amlelnSgheidlaannggkaknanWtdaahtaarp. atenrsussepleiansnijudnidtyaatarynaaituir
Secondary Treatment (pengolahan 'ahap kedua)
bertujuan menghilangkan
limbah {21. Tahap ini
material organik pad€. atr dapat memberikan angka
pemrruxm COD yang lebih besar, dengan hasil yang
dicapai dapat disesuaikan dengan baku mutu COD ditetapkan kep-5lltrdENl,lVrcfiggs sehingga aman
bagi lingkungan sekitar.
Nilai pH limbah cair industritahu tidak mengalami perubahan IIal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
dilalcukan oleh [9] dalam [6], dimana proses koagulasi menggunakan biji kelor memberikan pngaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas.
Kesimpulan
Semakin rendah kadar afu yang terdapal di dalam biji kelor, maka semakin besar kemampuannya dalam menurunkan tubiditas, TSS, dan COD dalam limbah cair industri tahu. Semakin kecil (tralus) ukuxan serbuk
bUi kelor dan semakin banyak dosisny4 maka
penuruftm nubiditas, TSS, dan COD juga semakin
besar. Penambahan koagulan tidak menpengaruhi nilai
pH limbah cair industri tahu Lama pengendapm
optimum adalah 60 menit dengan peilrnuum tu6iditas 77,43 oL TSS 90,32 %danCOD 63,26 oZ pada dosis koagulan 5000 mg/L, kadar air 7 Yo, pH akhir limbah cair fudustri tahu 4 dan ukuran partikel koagulan 70 mesh. Te{adinya penyimpangan hasil penelitian yang diperoleh mungkin disebabkan karena tidak semua koagulan yang terkoagulasi dan terflokulasi secara sempurna. Biji kelor merupkan koagulan yang efektif
untuk limbah cair industri tahrf ini terlihat dari
penuruxm kadar Uffiidilas, TSS, dan COD optimum yang diperoleh melebihi 50 7o.
Daftar Pustaka
[] Adieska Penelitian Koagulan Biji Kelor pada
Limbah Cair Industri, httplladieskane!
2010.
I2l Airnyaya Tahapan Pengolahan Limbah Cair,
httpl I aimyay a.blogspot. com, 2008.
[3] Amedi, 1., Penyisihan BOD5, COD dan TSS Limbah Cair Tahu dengan Kombinasi
Koagulasi-Flokalasi dan UltraJil*asi,
[a]
BapeUndivaerls,tiaEs rRwiaiur,oPnemkanebnatra\ l2M0afin.agement Development in lrcdonesia, BAPEDAL,
Jakafia" L994.
[5] Bappeda MedaCI, Penelitian Pencemaran Air
Limbqh di Sentra industri Kecil Tahu/ Tempe di Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Dati lI Medan, Bapedda TK tr
MedarL 1993.
t6l Chandra A-, Penentuan Dosis Optimum Koagulan Fewo Sulfat-Kapur Flokulan ChemiJloc dan
Besfloc, serta Biaflokulan Moringa Oleifera
dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik
Tekstil, Laporan Penelitian Jurusan Teknik Kimia, Universitas Parahyangan, Bandung
1998.
[7] Chondro, A., Studi Komparasi Efelctivrtas
Pengolahan Limbah Cair Indastri Tahu Dengan Media Pasir Antara Down Flow Dan Up Flow Untuk Mengurangi Kadar
Bod, Univsrsitas Jenderal Sudirman,
hlrwokerto, 2010.
[8] Husin, A-, Pengolahan Limbah Cair lndustri Tahu
dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor
Fixed-Bed, Dspartemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utan, ll.fiedaL 2008.
[9] Ndabigengesere, A., Narasiah, K. S. rlan Talbot B. G., Active Agents and Mechanism of
Coagulation af Turbid Water using
Moringa Oledera, Water Researc[ New York, 1995.
[l0]Nuhasan dan Pramudyanto, B. 8., Penanganan
Air Limbah Tahu, Yayasan Bina Karya
Lestari Jakafia,l99l.
[1f]Nurhidayat Biji Kelor Moringa oletfera, tl2lNurikh4ttp:II.,lnvPrbetdmaayantf.aleacttaunre.BubA.aic.Aids, 2a0m10.Jawa
(Tamarindus indica) sebagai Koagulan
pada Proses Koagulasi Limbah Cair Tahu, Fakultas Telnologi Pertanian, Universitas
Brawijay4 Malang, 2007.
[13]Ritwa4 Pemanfaatan Bii Kelor (|,{oringa
Oleifera Lamk) dalam Pengolahan Limbah dan Air Baku Baik Skala Kecil, Sedang dan
Be sar, http:l/lib.uin-malang. ac.id" 2004.
[l4]Rossi, M. E. dan Ward, N. I., The In/luence of
Chemical Treatmenl of Metal Composition of Raw Water, Proc. krt. Conf. on Heavy
Metals in the Environ, New York, 1993.
[15] Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah,
Universitas Indonesia, lakartry 1994.
[16]Witey 1., Principles of Industrial Waste Treatment, John Wiley & Sons Inc, New York, 1955.
L3
7 /E
L[&{UAR IIASII, PENII,AIA]\ SEJA}YA'T SEBIDANG ATAT] PEER REI4EW
KAIIYA Il,MIAll r JIIRNAI. It,MlAI{
Judul JLrrnal Ihriah (Aflikcl)
Pengaruh Kadar Air, Dosis dan I-ama Pengendapan Koagulasi Scrbuk l3rji Kelor Sebagai Alternatif Pengolahan l-inrlrah ('air
Indusfri '['ahu
[)enulis .l urlal lltrriah identitas .lurral Ilmiah
Katcgori I'ublik*si Junral llrniah
( trcr i v Irudil kuteU.or i \ ar)9. teJ)at )
I,leril [:,,nilr' rr, l)1t,t * ]),.,t, iott.
Ayu Ridaniati [3angrm, Siti Arninah, Rudi Anas llutirhaean,
\lulranrrrrad Ytrsul. Ritonga
d^ lL\.rll.l.l.d--,- -lr.t,l-l.t-ldl l
ir. Nornor/\rolunte c. Edisi (l:ulan/tahun)
d Penerlrit
e. Jurnlah haiamarr
Jumal'I'eknik Kirnia 12
20 t3
[)eparlunrnt l'eknik Kirrria - t rSt:
,18
. f] Jumal llmietr lntenrasional
I-lTjunral
M Jturral
llrniah Ilnrialr
Nasional Nasional
Terakreditasi Tidali -t'et*ireditasi
f.-ornilcnelr Yang I)inilai
a. Kelengkal)an unsur isr buku (i0o.,i,) b. Ruaug lingkup dan kedalarnart pembahasar
(30%) c. Kecukqran diiii kerrutahirau data/inlonrtasi dar
rnetodolosi (30%) d.Kelengkapar) ulrsul dan kualitas penerbrt {:30%)
Totat = (I00%)
\i!ri I!rrltsirn:r!,,lurrta! Iluriatr 1{}
TIn ternasional
Nrrsional
lTera kred itasi
N asional Tidak
1'e ra k red/asi
I]/
7 ('7)
A( (zt
2[ {tt
26 (3)
Nilai '{khir
Yartg Diperoleh
0,4/ o,7"F
o,7f
o,7B
2,-({
Medan. 4 2 -I ?./vr...? 0./.y
Narna
Dr. Basuki Wirjosentono. MS., Phd
"i NIP . 1952041898002 1 00 1
t rnil kerja :FN4lPA tistl
LEMBAR
IIASIL
PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER
KARYA ILMIAII : JURNAL ILMIA}I
REYIEV
Judul Jurnal Ilniliah (Artike$ Penulis Jurnal tlmiah Identitas Jurnal Ilmiah
Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah
(heri / pada kategori lang tePat)
Pengaruh Kadar Air, Dosis dan Lama Pengendapan Koagulasi Serb"ukBijiKelorSebagaiAlternatifPengolahanLimbahCair lndustri Tahu
Ayu Ridaniati Bangun, Siti Aminah, Rudi Anas Hutahaean'
Muharnmad Yusuf. Ritonga
a. Nama Jurnal b. Nornor/Volume
Jurnal Teknik Kimia 1i2
c. Edisi (bulan/tahun) 2013
d. Penerbit
I)epartement Teknik Kimia - USU
e. Jurnlah halaman
48
tl J urnal Ilmiah Internasional Jurnal llmiah Nasional Terakleditasi
Zgr Jurnal llmiah Nasional Tidak Terakreditasi
Hasil Penilaian Peer Review:
Komponen Yang Dinilai
Vo7 ; t.i h"k" ( l o'l.)
b. Ruaog lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)
rr Kecukupan dan kemutahiran data/infbrmasi dan metodolosi $A%)
d.Kelenskapan unsur dan kualitas penerbit (3t)%)
Total = (10$%)
Nitai Maksimal Jurnal Ilmiah 10
Ilnternasional
rNasional
Terakreditasi
Nasional Tidak
MTerakredilasi
t() I
Nilai Akhir
Yang Diperoleh
0, JU
dv (1/ o,B I
ert r) 0,7{
Lr( 3) 0 t7t
"2,.'rr
Medan. .ct lw,. :tn.y.. ...
Revier,ver 2
Nama
Silaban. N'I. Si.
NIP
Unit kerja: FMIPA - Universitas Negeri
Medan
Jurnal Teknik Kimia USU, Vo1. 2, No. 1 (2013)
PENGARUH KADARAM, DOSIS DA}[ LAMA PENGENDAPANI KOAGULAI{ SERBT]K BIJI KELOR SEBAGAI ALTERNATTT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
Ayu Ridaniati Bangun, Siti Aminah, Rudi Anas Ilutahaean, 1l{. Yusuf Ritonga Departemen TeknikKimia, Fakultas Teknih Universitas Sumatera Utar4 Jalan Almamater Kampu* USU Medan 2$155, Indonesia e-mail ayu-08040502 I @strdents.usuac.id
Abstrak
LdiamlabmahlicmabirahindcuasirtritetarsheubumtebngiraundpunpgrobUahina,n-kbaarhbaonhiodrrgaat,nilkemyaankgdsodnngmsnt ytionkg.gBi. eSrednaysaawrala-snenhyaosilijlasonrdgai dBkatdaii
Perindustrian Medan terhodap karulxeristik air buangan industri tuha di Medan, diketahui bahwa limbah cair
indus*i tahu mta-rata mengindung BOD g5S3 mgll), COD (7050 mg10, II]SS ft743 mgll) dot minyak atau leuak
(26 mg/l) dengan pH 6,1. Oleh sebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
ii"gk;g"" uink mengtrangi landungan pencenwr )Nng menyertai limfoh tersebut Sdlah satu koagtlan alternatif
y'dVaaainigas7iil0-ipdmoasteissith-igkdoueanngagakalaaninapdlHnanlaogwhdasliegarubdunakalatbihlniit42k.0eAllVo0ra,.k3PtuAe0pn0ee, nl4itgi0aeMnnd,ina5ip0mn00momgpgtgimu/2nuMamlamnyolsrleiymrbdbaiakphebrcioiialeikrhetlaoahrduad,ela*nhugar6na0nlamdkeoanarigtaudilerann7g%5aan.
beyp-peanrutirkuenlankaatugfaiitdalnta7s0iZm,+eSshy,d,eTnSgSan90p,3H2
%, dan COD 63,26 % pada dosis lemgalan 5000 akhir adalah 4, sehinga dapat disimpu-tp"
mg/200 ml, dmt ukuran
biji kelor dapat
itigtorot@n sibagai koagttanyang efehiflarena persentase lerrunnonyong diperoleh di atas 50 94-
Kda Kilnci: limbah cair industi talru, bifi kelor, urbidias, 7I,S, COD
Abstad Liquid waste
industrial
of
wheys
co*tain
very
high
organic
mdeials.
Organic
conpgm!1
in
the
effluent
are
prit"Ut, carbdtydrates,fats anit oits. Based on the resulx offield studies ott hdustry Hall of liqaid waste indus*ial
chamcteristics i|*lruy in Meiton, it is lonwn thot liquid uaste indastrial ofwheys contain avemge BOD (4583 mg/l),
*il\,COD 0A50
treated beforiii
fSS ft7a3 mgl )
is discharged into
and oit orfat (26 mg/l ) at pH 6.1. Therefore, the whq,.waste'wdter must be
the erwironment to reduce the contamirwn* that accompny the waste. One
alternatiye thst can be used as a coagu.lant is moringa seed ptwder. This study used af moinga seed powder with a
ilater eontent of 7 %a Variations of cugtlant dosage which are used 2A00, 30A0, 4000, 500A mg/200 ml liquid
ir*waste industrial of whey, coagulant paticle size 50 anil 70 mesh with the initial pH about 4. The optimum deposltion
time is obtained 60 miiutes
ZZ{S ok reduction in turbidity, TSS 90.32 Yq and 63.26 %
dosage of coagalant and coagtlant ptticle size af 70 mesh with the final pH about 4,
COD
it cot
in
be
5000 mg/200 ml concluded that
moinga-seeds-can be used as sn ffictive cmgulant becarse the reductiotts were obtained wer 50 96.
Kqwortls : liquid vaste indastricl of whey, moringa seed powder, turbidily, TSS, COD
Perdahuluan Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber
protei{ denganbah* dasar kacang kedelai yang sangat
akrab khususlya bagi maEvarakat Indonesia dan
bahkan Asia umumnya. Berdasarkan laporan proyek Envivanmental Management Development in Indonesia
diatau EMDI $1, pada tahun 1990, jumlah industri tahu
Indonesia tercatat sebanyak 25.87A dan 63 diantaranya merupakan industri skala besar dafl
menengah, sedarrgkan sisanya berskala kecil [8].
Limbah tahl adaiah limbah yang dihasilkan dalam
proses pembuatar tahu. Limbah tersebut berupa limbah
padat da;rt limbah cak. Limbah Pafut dapat
drmanfaafl105 "C selama
t 2 jam. Serbuk biji kelor uhran 50 dan 70 mesh
ditimbang sebanyak 2105,3 mg dan dimasukkan ke
>dalam wadah. Kemudian dikeringkan lagi di dalam
oven pada suhu 105 "C sampai wak&r tertentu.
Ditimbang hasilnya hingga konstan yaitu 2000 mg
sebanyak 3 kali.
Pengaruh Kadar Air, I)osis, dan Lama Pengendaan
Koagulan Serbuk Biji lGlor tcrhadap Persentase
Penurunan Turbiditas, TSS dan COI) Beaker gelas masing-masing diisi dengan sampel
limbah cair indusfi tahu sebanyak 200 ml. Diukur pH,
tu6iditas, TSS, dm COD awal limbah cair industri
tahrr Kemudian koagulan (seftuk biji kelor) 7 %o
ditambahkan ke dalam beaker masing-rnasing sebanyak
2000, 3000, 4000, dan 5000 mgl 200 ml limbah cair
indusfti tahu. Sampel kemudian diaduk cepat selama 3
menit (300 rpm) dan diikuti denganpengadukan lambat
selarna 12 menit (80 rpm). Setelah penga&rkan, diendaptan selama 50, 60 dan 70 menit. Setelah
pengendqan, hasil diambil dan dilakukan pengukunm
Jumal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. I (2013)
pH, Turbiditas, TSS dan COD dari rnasing-masing
sampel, lalu dosis dan waktu optimumnya dipilih.
Pengrkuran Turbiditas Sampel dimasukkan ke dalam botol turbidimaer
i[21 dirrsehakarr tidak ada gelembung udara Kemudian
botol tersebut ditempatkan pada teryat fngukuran.
Dibaca nilai kekeruhan yang mrmcul padaalat.
Penyisihan tubiditas dapat dihitung deng;an
persamaan berikut :
-Penyisihm Tubiditas (A - B) * f 00olo .......... (1)
A
Keterangan:
:A: Tutiditas awal (FAU)
B Turbiditas akhir (FAt,)
Pengukuran Totul Solid Suspended (TSS)
Disiapkan kertas saring. Kertas sming dimasrrkkan ke dalam oven pada suhu 105 oC seliama 1jam. Kertas
saitng dtnio;sulftan ke dalam desikator selarna 15
hingga 30 menit unfuk menetralkan suhunya. Kertas
saring ditimbang menggunakan neraca analitik dan
dicatat hasilnya. Diletakkan kertas saring pada corong
di aCIs erlenmeyer. Diambil 100 ml sampel limbah cair
tahu kemudian disaring. Kertas saring dibilas
menggunakan 5 ml aquadest. Kertas saring dan residu
dimasukkarm ke dalam oven pada suhu 105 "C selama
I jarn Kertas saring dan residu ditimbang dar dicaht
hasilnya. Diukur kadar TSS nya.
Kadar z^ padat tersuspensi dapat dihi$ng dengan
persamaan berikut :
TSS (rngll-) : (A - B)xlOoO
(2)
Keterangan:
A: Beratresidu sebehrm pemanasan 105 "C (mg)
B = Berat residu sesudah pefiumasan 105 "C (mg) C = Volume mmpel (ml)
Pengukuran Chemical Axygen Dqrrnrrd (COD) 1. Pembuatan Lanrtan Pereaksi
a. Pembuatan Standar Primer K2CrO7 0,1 N Larulkan 4,903 g rlrcro? AR dalam tabu ular hingga volumenya 1 L dengan aquadest.
b. Asam Sulfat, AR.
c.Larfiaa AgSOa 1,25%0
Dengan hati-hati larutkan 12,5 g Ag2SOa menjadi
1 liter dengan ILSO4 50 % pila saat campuao
asam sulfat tersebut masih hangat. d.Ferro-l : LO phenanthicline rn&krdior
Lmarlutkaanqu0a,6d9e5sgt,ratmamFebSaOhak.TaHnzO1,d4i 8d5algarml:11000
phenanthicline mono hydrate, kocok dan biarkan 2 hari agarmelarut semua. e. Ferro sulfat 0,1 N Larutkan )3,8 gFeSOa.TH2O di dalam + 500 ml aquades! tambahkan 25 ml HrSO4 pekat kocok,
dinginkan dan tepatkan 1 liter dengan aquadest. Larutan ini harus disimpan dalam botol berwama
dan ditempat gelap. Jika larutan ini disimpan
terlalu 1am4 ada kecenderungan rmf,rk teroksidasi
menjadi ferri sulfat. Oleh karefla itu setiap melakukan penetapan COD, larutan ini hanrs
distandarisasi dengan KzCrOr.
2. Prosedur Anatisa COI)
a. Pipet 25 tnlK2croa 0,1 N ke dalam labu destilasi
500 ml
b. Perlahan-lahan (melalui buret) ditambahkar 30
ml HrSO4 pekat sambil digoyang-goyang
c- Pada saat campuran masih agak panas, perlahanlahm melalui pipet berskala ditahbahkan
sejumlah tertentu contoh (air limbah) sambil terus
digoyang hingga warna benrbah dad oxange
kemerahan menjadi orange kehijauan Perubahan
warna rliamati dengan membandingkan terhadap
blanko
d. Tambahkan sejumlah asam sulfat pekat yang
setan dengan volume contoh dikali 1,2
e. Kemudian tambahhn 10 ml Ag2SOa l,2S o/o daln
beberapa butir batu reflux dilakukan selama 2 jam (minirmrm)
f. Dinginkan + % jalrl. dan bilasi kondensor dengan
aquadest. Campukan pembilas ke dalam labu
destilasi, dinginkan dengan air mengalir
g. vsSoeelumbmeuluelamn.yatTitarmamesbni,ajathdalimcakbniamh5-kk4airnaat4qeutaekdaselsiitnvdhoiiklnuagmtgoear
phenanthrolin
tr Titmsi dengan ferro sulfat 0,1 N hingga warna
menjadi cokelat kemerahan (titik akhir). Titik
Untukekuivalen ini cukup tajarq kerjakan titrasi blanko.
nilai COD digunakan nrmus:
COD(mg/L)
(a-b)
=
(cx8000)
=mglL
volumecontoh
(3)
Keterangan:
:a ml FeSO4 0,1 N urtuk titrasi blanko :b rd FeSO+ 0,1 N untuk titrasi contoh
c = normalitas FeSOa (0,1 lO
Hasil
Tabel 1. DataAwal Limbah Cair Industri Tahu
No Parameter
Jumiah
Satuan
1 Kekeruhan 2 TSS f COD
l pH
3s0 3 100 678s
4
FAU mv{l ms/l
JurmlTelmikKimiaUSU, Vol. 2,No. 1 (2013)
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk B,iji Kellar 7 yo
dengan Ukuran 50 il{esh terhadap penur"trnan
Turbiditas Limbah Cair Industri Tahu
10s
i-. 8D
ffi
L
4
n
*{*5S rgeait
**&,-60mait
..-"-,.,:,..'7S rneit
5000
Ilosls Koaguhu (mg,900 mI)
Gambar 1. Hubungan Ilosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Penurunan Turbiditas (Knd,ar 7 o/o, 50 Mesh)
IGambar menunjukkan bahwa serbuk biji kelor
dengan kadar air 7 %o marrpu menurunkan tudiditas
liflbah cair indusfti tahu pada berbagai wakhr
pengendapan d*n dosis koagglan Dari Gambar I
terlihat adanya penyimpangan pada dosis koagulan
3000 m1200 ml limbah cair industri tahu dengan lama
pengendapan 50 menit dan pada dosis koagulan ,1000
mgl200 mI limbah cair industri trhu dengan lama
pengend4an 60 menit dimana persentase pefl[rman
turtiditas mengalami perunman
24,86 olo. Penyimpangan ini
meqiadi 20,57 % dar_
mungfuin disebabkan
karena pada waktu tersebut tidak semua koagulan yang
terkoagulasi dan terflokulasi dengan sempuma.
Penunrnan tubiditas optimum diperoleh pada
dosis koagulan serbuk biji kelor 5000 mgi200 ml
limbah cair indusfti tahu pada waktu pengendapan 60 menit sebesar 69,43 o/o, dengan ukuxan partikel 50
mesh dan pH 4 limbah cair industri tahu. Nilai pH
limbah cair indusfii tahu tidak mengalami penrbahan.
IIal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
oleh I9l dalam [67, dirnana pros€s
dilakukan koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadry derajat keasaman dan konduktifitas.
Berdasmkan teori, dosis koagulan sangat
berpengaruh terhadap penyisihan tu$iditas limbah cair
industri tahu karena dengan memberikan dosis yang
tepat maka penyisihan ffibiditas sampel akan semakin
signifikan Menurut [16] suaf,r koagulan dikAakan
efektif, apabita mampu mengurangi nilai tubiditas
sebesar 50 Yo *hlrlrgga koagulan seftuk biji kelor ini
merupakan koagulan yang efektif untuk menurunkan
turbiditas limbah cair industri tahu.
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk Biiji KeJror 7 Va
dengan lJkuran 70 Mesh terhadap penurunan
Turbiditas Limbah Cair Industri Tahu
1SO ., 1i
80
ffi
!
I
2e
i; :r-:::. i:
!:. , a: ia '.:
= ttt{. t-
O ,r-.-_
2m
, ..-.__,__.*-._! ____..,_,*:
3ffi 4000 50m
DorisKorgdrr (ug€gDml)
Gambar 2. Eubungan Ilosis l(oagutan Serbuk Biji Kdor terhadap Penumnan Turbiditas e{adar 7 Vo,
70 Mesh)
Gambar 2 mensnj,kkan bahwa serbuk biji kelor
dengan kadar air 7 Yo ,fiita]trry]t- menurunkan turbiditas
limbah cair industri trhu pada berbagai waktu
pengend4m den dosis koagulan Dari Gambar 2 terlihat adanya penyimpangan pada dosis koagulan
aW mgl2ffi ml limbah cair industri tahu deng:m lama
50 menit dan pzd.a dosis koagulan 4000
mgl200 ml limbah cair industri tahu dengan lama
pengendpan 70 m€nit dimana turbiditas mengalami penrrtrrum
70"29 o/o. Penyimpangan ini
opersentase penuruum
menjadi 76,29 fun mungkin disebabkan
kxerlapada waktu tersebut tidak semua koagulan yang
terkoagulasi dan terflokulasi dengan sempuma.
Pemrunan tubiditas optimum diperoleh pada
dosis koagulan serbuk biji kelor 5000 mg/200 ml
limbah cair indushi tahu pada waktu pengendapan 50
rnenit sebesar 82,29 yo, dengan ukuran prtikel 70 mesh dan pH 4 limbah cair industri rahu Nilai pH
limbah cair indusEi tahu tidak mengalami perubaharl
Iful ini sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan
oleh [9] dalam Chandra t6l, dimana proses koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas.
Berdasarkan teori, dosis koagulan sargat
berpengaruh terhadap penyisihan turtiditas limbah cair
indusfii tahu karena dengan memberikan dosis yang
tepat mzka penyisihen turbiditas campel akan semakin
signifikan Memrnrt [16] suatu koagulan dikatakan efeltif, apabila mampu mengurangi nilai fusiditas
sebesar 5O Yo sehngga koagulan seftuk biji kelor ini
menrpakan koagulan yang efektif untuk menurunkan
tutbiditas limbah cat industri tahu.
l0
/
JumalTeknikKimiaUSU, Vol. 2,No. I (2013)
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk B.iii Kelar 7 o/o
dengan Ukuran 50 Mesh terhadap Persentase
Pcnurunan TSS Limbah Cair Industri Tahu
Pengaruh Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor 7 % dengan Ukuran 7{} Mesh terhadap Persentase
Penurunan TSS Limbah Cair Industri Tahu
2W
$Foo
840
!zo
$
U
:i :l-,,1 i.
."' 'i:
i
Doris Koagalan (mgl!00 mI)
Gambar 3. Eubungan Dosis Kelor terhadap Penurunan
Koagulan Serbuk Biji TSS (Kadar 7 ohr 50
lVIesh)
Gambar 3 menu4fukkan bahwa penurunan TSS tertinggi diperoleh pda dosis koagulan serbuk biji kelor 7 % sebanyak 5000 mg/200 ml limbah cair industri tahu dengan waktu pengendapan 50 menit
dengan perururum sebesar 93,55 Va deng;an ukuran 50
mesh.
Dari Gambar 3 terlihat adanya penytmpangan pada dosis koagulan 4C[)0 mg/2ffi ml limbah cair indusEi
tahu dengan lama pengendapan 60 menit dimana
pmeersnejnatdasi e61p,e"1n4uroun/oa.nPTeSnySimmpaennggaanlamini ipemouunrugukmin
disebabkan karena pada waktu tersebut tidak semua partikel koagutan bereaksi membentuk flok-flok dalam
fiulimbah cair industri tahu.
Berdasarkan teori yang
sernakin besar
konsentrasi koagulan yang digunakan maka sernakin
besar juga j'mlah partikel bahan tersuspensi (TSS)
yang tersisihkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh [14] bahwa penghilangan flok
berupa turbiditas dan TSS dari media cair berganong
pada jenis dan jumlah suspensi koloi{ pH, komposisi
kimia cairan dan jenis koagulan
Nilai pH limbah cair industri tahu tidak mengalami
perubahan- I{al ini sesuai dengan hasil percobaan yang
dilakukan oleh [9] dalam t6l, dimana proses koagulasi
menggunakan biji kelor memberikan penganrh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas-
-3 oA
ae i
!- fd\ -l!
I I
-, i
-1 I
0 =I ---
Ilosis Ksrgdta dmg2tl0 ad)
Gambar 4. Eubungan Ilosis Koagulan Serbuk Biji Kelor terhadap Penurunan TSS (Kadar 7 Vor 70
Mesh)
Gambar 4 menunjukkan bahwa penurunan TSS
tertinggi diperoleh pada dosis koagulan serbuk biji
kelor 7 % sebanyak 4OO0 mgl2}O nil limbah cair indusri tahr dengan wakhr pengendapan 50 menit
dengan peilrrunan sebesar 93,55 a/o dengan ukuran 70
mesh-
Dari Gambar 4 terlihat adanyapenyimpangan pada dosis koagulan 5000 mgl200 ml limbah cair industri tahu dengan lama pengendapan 50 menit dan pada dosis koagulan 4000 mg/200 ml limbah cair industri
tahu dengan lama pengendapan 60 menit dimana persentase pemrrman TSS mengalami pemrunan menjadi 87,1 yo dan 83,87 %. Penyirryang;an ini
mungkin disebabkan karena pada waktu tersebut tidak semua partikel koagulan bereaksi menibentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
Berdasarkan teori yang adU semakin besar
korsentrasi koagulan yang digunakan maka semakin
besar juga jumlah partikel bahan tersuspensi (TSS)
yang tersisihkan. IIal ini sesuai dengan hasil penelitian
[4]yang dilalarkan oleh
bahwa penghilangan flok
berupa turbiditas dan TSS dari media cair bergantmg
pada jenis dan junlah suspensi koloid pH, kornposisi
kimia cairan dan jenis koagulan.
Nilai pH limbah cair industri tahu tidak mengalami
perubahatl l{al ini sesuai dengim hasil percobaan yang
dilals*an oleh [9] drlam [6], dimana proses koagulasi
menggunakm biji kelor memberikan pengaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan kondulaifitas-
11
7
Jumal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. I (2013)
Penganrh Dosis Koagulan Serbuk B,iii Kdar 7 Yo dengan lJkuran 50 mesh terhadap Persentase
Penurunan COD Limbah Cair Industri Tahu
10O r
s80 Uc60 840 E:o
***,*5rl t1}sii{ -**--' 6{ rnenir
jtj tt1&l.l
Sori+ I{orgalar (mgr?{X} mI}
Gambzr 5. Hubunsan Dosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Persentase Penurunan COD (Kadar 7 o/sr50 Mesh)
Dari Gal;r:&iat 5 dapat dililtoit Wrnfiurwn optimum
COD limbah cair industri tahu dengan koagulan serbuk
biji kelor 7 % berukuran 50 mesh diperoleh pada dosis
5000 mgl200 ml dengan waktu pengendapan 70 menit rurmpu menunmkan COD sebesar 72,7 oA.Ilasil yang diperoleh jauh diatas baku mutu limbah cair yang
ditetapkan kep-51/IvIENLHllOtl995, dirnana baku
mutu COD limbah cair yang dapat dibuaug ke
lingtangan adalah sebesar lO0 mgfL.
Dari Gambar 5 terlihat adanya penyimpanganpada
dosis koagulan 3ffi0 mgl2ffi ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 50 menit dan pada
dosis koagulan 4000 mgl200 ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 60 menit dirnana
opersentase penururum COD mengalami perururun
menjadi 33,22 dail 35,5 7o. Penyimpangar ini
mrmgkin disebabkan karena pada waknr tersebut tidak
semua partikel koagulan bereaksi membentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik di
dalzlrr^ afi. COD yang diperoleh dari proses koagulasi
tidak dapat memenuhi baku mutu dikarenakan
banyaknya kandungan zat-zat organik dan anorganik
yang terkandung di dalam limbah cair indusEi tahu
tersebut. Untuk dapat menyisihkan kadar COD yang
ltarnngjugt.WDdai
limbah dalam
cair, diperlukan pengolahan lebih proses pengolalr,an lfunbah cair,
koagulasi
bagian dari Primary Treatrnent
(pengolahan tahap pertama) yang memiliki trjuan
unttrk menghilangkm padatan tersuspensi didalam air
limbah. Sedangkan tahapan selanjuntya yaitu
bSeerctuojunadnarmy eTnrgehaitlamnegnkat n(pmenagteorliaahl aonrgtaanhikappfkueduaai)r limbah 121. Tahap ini dapat memberikan angka
peilrnuun COD yang lebih besar, dengan hasil yang
dicapai dryat disesuaikan dengan baku mutu COD
ditetapkan kep-5l/IvIENLIVrclI9gs sehingga aman bagi lingkur€an sekitar.
Nilai pH limbah cair industritahutidak mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
kdoilaakguukalansoi lmehen[9g]gudanlaakmanChbalnjdiiak[e6l]o, rdimmaenmabperroiksaens
pengaruh kecil terhadap deraiat keasanran dan
konduktifitas.
Pengamh Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor 7 %o dengan lIkuran 70 mesh terhadap Persentase
Penurunan COD Limbah Cair Industri Tahu
tff:
5m ! r
C=:soj 5g-, :mr...-i
5zo-
-"--+.6*;J*S6mrnesaiit*
. ,r1i , ;* fBrfiil
t) i-,-
am sm 400s 5000
Ilosis Kmgalr* (r92fi) mf!
Gambar 6. Hubungan Dosis Koagulan Serbuk Biji
Kelor terhadap Persentase Penurunan COD (Kadar 7 o/or70 Mesh)
Dari Gambar 6 daqt dilihat penururum optimum
COD limbah cair indusei tahu dengan koagulan serbuk
biji kelor 7 % berukuran 70 mesh diperoleh pada dosis
5000 mg/200 ml dengan waktu pengendapan 60 menit mampu menrlrurkan COD sebesar 63,26 yo. Flasil yang
diperoleh jauh diatas baku mutu limbah car yang
ditetapkan kep-5UIvIENLII/10/1995, dimana baku
mutu COD limbah cair yang dapt dibuang ke
linglnmganadalah sebesar 100 mg&.
Dari Gambar 6 terlihat adanya pnyimpangan pada
dosis koagulan 4000 rnglz00 ml limbah cair industri
tahu dengan larna pengendapan 50 menit dan pada
dosis koagulan 4000 mgl2B rnl limbah cair indusfri tahu dengan larna pengendapan 70 menit dimana
perser(ase pemrnilxm COD mengalami penuruurn menjadi 39,72 yo dan 53,65 %. Penyimpangan ini
mungkin disebabkan karena pada waktu tersebut tidak
semua partikel koagulan bereaksi membentuk flok-flok
dalam limbah cair industri tahu.
COD adalahbaryaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik di
dalan air. COD yang dipemleh dari proses koagulasi
tidak dzpt memenuhi baku mutr dikarenakan
banyaknya kandungan zat-zat organik dan anorganik
yang terkandurg di dalam limbah cair industri tahu
tersebut. Untuk dapat menyisihkan kadar COD yang
tingg pada limbah cair, diperlukan pengolahan lebih
lanjut Di dalam proses pengolahan limbah cafi
koagulasi
bagian dari Primary Treatment
L2
Jumal Teknik Kimia USU, Vot. 2, No. I (2013)
(pengolahan tahap pertama) yang memiliki tujuan
ulinmtubk amlelnSgheidlaannggkaknanWtdaahtaarp. atenrsussepleiansnijudnidtyaatarynaaituir
Secondary Treatment (pengolahan 'ahap kedua)
bertujuan menghilangkan
limbah {21. Tahap ini
material organik pad€. atr dapat memberikan angka
pemrruxm COD yang lebih besar, dengan hasil yang
dicapai dapat disesuaikan dengan baku mutu COD ditetapkan kep-5lltrdENl,lVrcfiggs sehingga aman
bagi lingkungan sekitar.
Nilai pH limbah cair industritahu tidak mengalami perubahan IIal ini sesuai dengan hasil percobaan yang
dilalcukan oleh [9] dalam [6], dimana proses koagulasi menggunakan biji kelor memberikan pngaruh kecil
terhadap derajat keasaman dan konduktifitas.
Kesimpulan
Semakin rendah kadar afu yang terdapal di dalam biji kelor, maka semakin besar kemampuannya dalam menurunkan tubiditas, TSS, dan COD dalam limbah cair industri tahu. Semakin kecil (tralus) ukuxan serbuk
bUi kelor dan semakin banyak dosisny4 maka
penuruftm nubiditas, TSS, dan COD juga semakin
besar. Penambahan koagulan tidak menpengaruhi nilai
pH limbah cair industri tahu Lama pengendapm
optimum adalah 60 menit dengan peilrnuum tu6iditas 77,43 oL TSS 90,32 %danCOD 63,26 oZ pada dosis koagulan 5000 mg/L, kadar air 7 Yo, pH akhir limbah cair fudustri tahu 4 dan ukuran partikel koagulan 70 mesh. Te{adinya penyimpangan hasil penelitian yang diperoleh mungkin disebabkan karena tidak semua koagulan yang terkoagulasi dan terflokulasi secara sempurna. Biji kelor merupkan koagulan yang efektif
untuk limbah cair industri tahrf ini terlihat dari
penuruxm kadar Uffiidilas, TSS, dan COD optimum yang diperoleh melebihi 50 7o.
Daftar Pustaka
[] Adieska Penelitian Koagulan Biji Kelor pada
Limbah Cair Industri, httplladieskane!
2010.
I2l Airnyaya Tahapan Pengolahan Limbah Cair,
httpl I aimyay a.blogspot. com, 2008.
[3] Amedi, 1., Penyisihan BOD5, COD dan TSS Limbah Cair Tahu dengan Kombinasi
Koagulasi-Flokalasi dan UltraJil*asi,
[a]
BapeUndivaerls,tiaEs rRwiaiur,oPnemkanebnatra\ l2M0afin.agement Development in lrcdonesia, BAPEDAL,
Jakafia" L994.
[5] Bappeda MedaCI, Penelitian Pencemaran Air
Limbqh di Sentra industri Kecil Tahu/ Tempe di Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Dati lI Medan, Bapedda TK tr
MedarL 1993.
t6l Chandra A-, Penentuan Dosis Optimum Koagulan Fewo Sulfat-Kapur Flokulan ChemiJloc dan
Besfloc, serta Biaflokulan Moringa Oleifera
dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik
Tekstil, Laporan Penelitian Jurusan Teknik Kimia, Universitas Parahyangan, Bandung
1998.
[7] Chondro, A., Studi Komparasi Efelctivrtas
Pengolahan Limbah Cair Indastri Tahu Dengan Media Pasir Antara Down Flow Dan Up Flow Untuk Mengurangi Kadar
Bod, Univsrsitas Jenderal Sudirman,
hlrwokerto, 2010.
[8] Husin, A-, Pengolahan Limbah Cair lndustri Tahu
dengan Biofiltrasi Anaerob dalam Reaktor
Fixed-Bed, Dspartemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utan, ll.fiedaL 2008.
[9] Ndabigengesere, A., Narasiah, K. S. rlan Talbot B. G., Active Agents and Mechanism of
Coagulation af Turbid Water using
Moringa Oledera, Water Researc[ New York, 1995.
[l0]Nuhasan dan Pramudyanto, B. 8., Penanganan
Air Limbah Tahu, Yayasan Bina Karya
Lestari Jakafia,l99l.
[1f]Nurhidayat Biji Kelor Moringa oletfera, tl2lNurikh4ttp:II.,lnvPrbetdmaayantf.aleacttaunre.BubA.aic.Aids, 2a0m10.Jawa
(Tamarindus indica) sebagai Koagulan
pada Proses Koagulasi Limbah Cair Tahu, Fakultas Telnologi Pertanian, Universitas
Brawijay4 Malang, 2007.
[13]Ritwa4 Pemanfaatan Bii Kelor (|,{oringa
Oleifera Lamk) dalam Pengolahan Limbah dan Air Baku Baik Skala Kecil, Sedang dan
Be sar, http:l/lib.uin-malang. ac.id" 2004.
[l4]Rossi, M. E. dan Ward, N. I., The In/luence of
Chemical Treatmenl of Metal Composition of Raw Water, Proc. krt. Conf. on Heavy
Metals in the Environ, New York, 1993.
[15] Sugiharto, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah,
Universitas Indonesia, lakartry 1994.
[16]Witey 1., Principles of Industrial Waste Treatment, John Wiley & Sons Inc, New York, 1955.
L3
7 /E
L[&{UAR IIASII, PENII,AIA]\ SEJA}YA'T SEBIDANG ATAT] PEER REI4EW
KAIIYA Il,MIAll r JIIRNAI. It,MlAI{
Judul JLrrnal Ihriah (Aflikcl)
Pengaruh Kadar Air, Dosis dan I-ama Pengendapan Koagulasi Scrbuk l3rji Kelor Sebagai Alternatif Pengolahan l-inrlrah ('air
Indusfri '['ahu
[)enulis .l urlal lltrriah identitas .lurral Ilmiah
Katcgori I'ublik*si Junral llrniah
( trcr i v Irudil kuteU.or i \ ar)9. teJ)at )
I,leril [:,,nilr' rr, l)1t,t * ]),.,t, iott.
Ayu Ridaniati [3angrm, Siti Arninah, Rudi Anas llutirhaean,
\lulranrrrrad Ytrsul. Ritonga
d^ lL\.rll.l.l.d--,- -lr.t,l-l.t-ldl l
ir. Nornor/\rolunte c. Edisi (l:ulan/tahun)
d Penerlrit
e. Jurnlah haiamarr
Jumal'I'eknik Kirnia 12
20 t3
[)eparlunrnt l'eknik Kirrria - t rSt:
,18
. f] Jumal llmietr lntenrasional
I-lTjunral
M Jturral
llrniah Ilnrialr
Nasional Nasional
Terakreditasi Tidali -t'et*ireditasi
f.-ornilcnelr Yang I)inilai
a. Kelengkal)an unsur isr buku (i0o.,i,) b. Ruaug lingkup dan kedalarnart pembahasar
(30%) c. Kecukqran diiii kerrutahirau data/inlonrtasi dar
rnetodolosi (30%) d.Kelengkapar) ulrsul dan kualitas penerbrt {:30%)
Totat = (I00%)
\i!ri I!rrltsirn:r!,,lurrta! Iluriatr 1{}
TIn ternasional
Nrrsional
lTera kred itasi
N asional Tidak
1'e ra k red/asi
I]/
7 ('7)
A( (zt
2[ {tt
26 (3)
Nilai '{khir
Yartg Diperoleh
0,4/ o,7"F
o,7f
o,7B
2,-({
Medan. 4 2 -I ?./vr...? 0./.y
Narna
Dr. Basuki Wirjosentono. MS., Phd
"i NIP . 1952041898002 1 00 1
t rnil kerja :FN4lPA tistl
LEMBAR
IIASIL
PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER
KARYA ILMIAII : JURNAL ILMIA}I
REYIEV
Judul Jurnal Ilniliah (Artike$ Penulis Jurnal tlmiah Identitas Jurnal Ilmiah
Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah
(heri / pada kategori lang tePat)
Pengaruh Kadar Air, Dosis dan Lama Pengendapan Koagulasi Serb"ukBijiKelorSebagaiAlternatifPengolahanLimbahCair lndustri Tahu
Ayu Ridaniati Bangun, Siti Aminah, Rudi Anas Hutahaean'
Muharnmad Yusuf. Ritonga
a. Nama Jurnal b. Nornor/Volume
Jurnal Teknik Kimia 1i2
c. Edisi (bulan/tahun) 2013
d. Penerbit
I)epartement Teknik Kimia - USU
e. Jurnlah halaman
48
tl J urnal Ilmiah Internasional Jurnal llmiah Nasional Terakleditasi
Zgr Jurnal llmiah Nasional Tidak Terakreditasi
Hasil Penilaian Peer Review:
Komponen Yang Dinilai
Vo7 ; t.i h"k" ( l o'l.)
b. Ruaog lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)
rr Kecukupan dan kemutahiran data/infbrmasi dan metodolosi $A%)
d.Kelenskapan unsur dan kualitas penerbit (3t)%)
Total = (10$%)
Nitai Maksimal Jurnal Ilmiah 10
Ilnternasional
rNasional
Terakreditasi
Nasional Tidak
MTerakredilasi
t() I
Nilai Akhir
Yang Diperoleh
0, JU
dv (1/ o,B I
ert r) 0,7{
Lr( 3) 0 t7t
"2,.'rr
Medan. .ct lw,. :tn.y.. ...
Revier,ver 2
Nama
Silaban. N'I. Si.
NIP
Unit kerja: FMIPA - Universitas Negeri
Medan