Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang Di Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA
Oleh :
R a h m a n t a 1)
1) Staf Pengajar Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU, Medan
ABSTRAK Penelitian ini menganalisis pengaruh produk domestik bruto dan tingkat bunga terhadap permintaan uang di Indonesia, dengan variabel bebas yaitu nilai produk domestik bruto dan tingkat bunga serta variabel terikat yaitu permintaan uang. Data diperoleh dari data sekunder yaitu permintaan uang, produk domestik bruto dan tingkat bunga selama tahun 1980-2009 (30 observasi). Penelitian ini diestimasi dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara serempak variabel independen produk domestik bruto dan tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu permintaan uang. Secara parsial produk domestik bruto mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang, sedangkan variabel tingkat bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang.
Kata Kunci: Permintaan Uang, Produk Domestik Bruto, Tingkat Bunga.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Latar Belakang
Permintaan masyarakat akan uang sangat besar, sehingga jarang sekali ditemui keadaan seimbang antara jumlah uang yang diminta dengan jumlah uang yang ditawarkan. Permintaan ini menjadi sangat besar dikarenakan dengan uang semua kegiatan menjadi lancar dan mudah. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan yaitu tukar menukar, pembayaran, satuan hitung, dan lainnya. Dengan uang masyarakat dapat memperoleh barang tanpa harus melakukan sistem barter yang tidak jarang nilai diantara kedua barang tersebut berbeda, sehingga dapat merugikan keduanya. Pada sistem ini, kalau ingin memperoleh suatu barang maka harus mengorbankan barang yang dimiliki yang jauh lebih berharga, misalnya hanya untuk memperoleh ubi harus mengorbankan harta milik sendiri seperti emas.
Definisi mengenai uang sangatlah beragam sehingga sulit untuk diambil kesimpulan mengenai hal tersebut. Untuk itu dalam mempermudah penyatuan persepsi mengenai uang, maka diambillah pengertian yaitu uang merupakan suatu alat yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat yang dapat dijadikan sebagai alat transaksi. Permintaan akan uang berhubungan dengan berbagai faktor makro dan mikro, yang diantaranya tingkat bunga dan pendapatan.
Oleh sebab itu, hal ini menunjukkan bahwa jumlah permintaan uang, produk domestik bruto dan tingkat bunga di Indonesia terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Adanya hubungan antara masing-masing variabel, di mana terlihat kecenderungan perubahan produk domestik bruto dan tingkat bunga menyebabkan perubahan pada jumlah permintaan uang. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pembangunan. Karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan stabil yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan fenomena di atas perlu ada kajian apakah jumlah uang beredar atau permintaan uang dipengaruhi oleh produk domestik bruto dan tingkat bunga. Tulisan ini mencoba untuk menganalisis masalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Apakah produk domestik bruto berpengaruh terhadap permintaan uang
di Indonesia ?. 2. Apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap permintaan uang di Indonesia ?.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh produk domestik bruto terhadap permintaan uang di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat bunga terhadap permintaan uang di Indonesia.

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Landasan Teori
Dalam menganalisis permintaan uang terdapat dua pandangan yaitu teori permintaan uang Klasik dan teori permintaan uang Keynesian.
Teori permintaan uang Klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Dengan cara sederhana menjelaskan hubungan antara uang, harga, dan output (Dornbusch: 2008).
M V = PY ..................................................................................... (1) Dimana: M = Jumlah uang beredar V = Kecepatan uang berputar P = Tingkat harga Y = Output
Persamaan (1) adalah persamaan kuantitas uang yang menghubungkan tingkat harga dan output dengan jumlah uang beredar. Persamaan kuantitas ini menjadi teori kuantitas uang Klasik, ketika kecepatan uang berputar dan tingkat output adalah tetap. Output riil menjadi tetap karena perekonomian berada pada full employment dan kecepatan diasumsikan tidak berubah banyak. Tak satupun
Universitas Sumatera Utara

dari asumsi ini terbukti, meski demikian, menarik untuk diperhatikan bagaimana kesimpulan dari teori ini. Jika V dan Y tetap, maka tingkat harga proporsional dengan jumlah uang beredar.
Teori kuantitas Klasik menyatakan bahwa tingkat harga proporsional dengan jumlah uang beredar :
P  MV ............................................................................................. (2) Y
Jika V konstan, maka perubahan uang beredar menjadi perubahan PDB nominal, PY secara proporsional.
Sedangkan, menurut pandangan Keynesian ada tiga motif orang memegang atau meminta uang antara lain sebagai berikut : 1. Transaction motive, yaitu motivasi untuk memegang uang adalah keinginan
untuk mempermudah kegiatan transaksi atau untuk membiayai keperluan transaksi. Dalam permintaan uang untuk keperluan transaksi, pandangan Klasik sama dengan pandangan Keynesian. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Bila pendapatan naik, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat. 2. Precautionary motive yaitu motif orang memegang uang untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak terduga. Misalnya sakit atau berhenti bekerja. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini juga sangat bergantung pada besarnya pendapatan atau berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, di samping pendapatan, tingkat risiko yang mungkin dihadapi juga akan mempengaruhi orang dalam memegang uang untuk berjaga-jaga. 3. Speculative motive yaitu motivasi meminta uang untuk keperluan spekulasi. Permintaan uang untuk spekulasi selalu berkaitan dengan upaya mencari keuntungan. Peluang keuntungan akan diperoleh bila uang yang diminta dibelikan obligasi yang jatuh temponya tidak terbatas (consol band) dan tidak memiliki resiko tinggi. Dari pembelian obligasi tersebut akan diperoleh keuntungan berupa bunga.
Universitas Sumatera Utara

Tingkat Bunga dengan Permintaan Uang Tingkat bunga dengan permintaan uang dalam masyarakat berkaitan erat
dan memiliki hubungan yang negatif. Hal ini dapat terlihat dari semakin tinggi tingkat bunga maka permintaan uang (jumlah uang beredar) akan semakin berkurang, dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga dalam masyarakat, maka permintaan uang (jumlah uang beredar) akan semakin meningkat. Dalam menggabungkan ketiga motif untuk memegang uang secara bersama-sama ke dalam persamaan permintaan akan uang, Keynes cermat dalam membedakan antara jumlah nominal dan jumlah riil. Uang dinilai dari apa yang bisa dibeli. Kalau misalnya semua harga dalam perekonomian meningkat dua kali (tingkat harga dua kali lipat), jumlah nominal uang yang sama hanya akan dapat membeli separuh dari banyaknya barang. Keynes kemudian memberi alasan bahwa orang ingin memegang sejumlah tertentu saldo uang riil (jumlah uang dalam bentuk riilreal money balances) suatu jumlah yang ditunjukkan oleh ketiga motifnya akan berhubungan dengan pendapatan riil Y dan dengan tingkat bunga r. Keynes menuliskan persamaan permintaan akan uang berikut ini, yang dikenal sebagai fungsi preferensi likuiditas, yang menyatakan bahwa permintaan akan saldo uang riil Md/P adalah fungsi dari (terkait dengan) r dan Y: (Mishkin, 2008).
Produk Domestik Bruto dengan Permintaan Uang Dalam bukunya yang berjudul the General theory of employment, interest
and money (1936), Keynes mengemukakan ada tiga motif yang mendorong seseorang atau masyarakat memegang uang tunai (motives for holding money). Tetapi dalam hal ini yang berkaitan dengan pendapatan adalah dua dari ketiga motif Keynes, yaitu : 1. Motif untuk transaksi (transaction motive). 2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive).
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (transaction and precautionary demand for money) biasanya dinotasikan dengan Mt, dan menurut Keynes sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (produk domestik bruto).

Universitas Sumatera Utara

Studi Terdahulu Rangkuti (2008) mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
uang kartal di Indonesia. Variabel yang digunakan jumlah uang kartal, pendapatan perkapita, tingkat inflasi, kurs, tingkar bunga. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Dari penelitian ini menghasilkan bahwa pendapatan, inflasi, nilai tukar berpengaruh positif terhadap permintaan uang kartal sedangkan tingkat bunga memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan uang kartal.
Sulaiman (2008) mengkaji tentang permintaan uang di Indonesia dengan pendekatan stok penyangga. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk domestik bruto, tingkat bunga deposito 3 bulan, dan inflasi dengan menggunakan data triwulan. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu Error Correction Model (ECM). Dalam analisis ini menghasilkan bahwa produk domestik bruto dan inflasi mempunyai pengaruh positif dan tingkat bunga deposito 3 bulan mempunyai pengaruh negative terhadap permintaan uang.
Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan landasan teori dan studi terdahulu di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap permintaan uang di Indonesia. 2. Produk domestik bruto berpengaruh positif terhadap permintaan uang
di Indonesia.
METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perkembangan permintaan uang di Indonesia dengan pendekatan estimasi metode Error Correction Model (ECM) selama kurun waktu 1980-2009.
Universitas Sumatera Utara

Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui
laporan tahunan yang diolah dan dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansi lainnya. Di samping itu untuk data pendukung lainnya diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melakukan pencatatan langsung berupa data seri waktu (time series) yaitu tahun 1980-2009 (sampel data selama 30 tahun) yang diperoleh dari laporan tahunan yang dikeluarkan oleh berbagai instansi.
Metoda Analisis Sebagai variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah
permintaan uang (Md), variabel bebasnya (independent variable) adalah produk domestik bruto (Y) dan tingkat bunga (r). Dalam penelitian ini akan dilihat berapa besar pengaruh variabel bebas terhadap permintaan uang, dengan fungsi matematis sebagai berikut:
Md = f (Y, r) Dari fungsi ini dispesifikasi model yang akan dijadikan sebagai model penelitian adalah sebagai berikut:
Md = a0 + a1 Y + a2 r + t Dimana: Md : Jumlah Permintaan Uang di Proxy dengan Jumlah Uang Beredar
(Miliar Rupiah) Y : Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah) r : Tingkat Bunga (Persen) a0 : Intercept (Konstanta) a1 .....a2 : Koefisien Regresi

t : Kesalahan Pengganggu
Berdasarkan model di atas, maka akan dibangun model permintaan uang dengan menggunakan Error Correction Model (ECM) yaitu :
t = Md – a0 – a1Y – a2 r
Universitas Sumatera Utara

Besaran inilah yang akan digunakan untuk menganalisis perilaku permintaan uang dalam jangka pendek dan permintaan uang jangka panjang. Teknik-teknik mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang disebut dengan Error Correction Model (ECM). Model ECM untuk melihat hubungan antara permintaan uang dan pendapatan (PDB) serta tingkat bunga adalah sebagai berikut :
Δ Mdt = a0 + a1 ΔYt + a2 Δrt + a3 t-n + et Dimana: Δ Mdt : Perbedaan pada derajat ke-t jumlah uang beredar (Miliar Rupiah) Δ Yt : Perbedaan pada derajat ke-t PDB (Miliar Rupiah) Δ rt : Perbedaan pada derajat ke-t tingkat bunga (Persen)
t-n : Error kointegrasi εt : Error Terms
Dalam rangka jangka panjang, produk domestik bruto dan tingkat bunga terhadap permintaan uang merupakan regresi kointegrasi atau mengalami keseimbangan jangka panjang. Dalam jangka pendek, permintaan uang mungkin tidak mengalami keseimbangan atau disequilibrium. Oleh sebab itu disturbance term error pada persamaan di atas digunakan untuk menyatakan bahwa dua atau lebih variabel terkointegrasi maka hubungan dua atau lebih variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai Error Correction Model (ECM).
Jika estimasi koefisien regresi komponen koreksi kesalahan tidak signifikan, maka hubungan keseimbangan seperti yang diinginkan oleh teori tidak dapat ditaksir dan dapat diduga akan adanya kemungkinan kesalahan spesifikasi. Kesalahan ini dapat terjadi antara lain karena kesalahan memilih variabel yang relevan, kesalahan bentuk fungsi, kesalahan membuat defenisi operasional dan cara mengukurnya serta kesalahan pemilihan atau pengambilan sampel. Dengan sendirinya estimasi koefisien regresi koreksi kesalahan dapat dijadikan peringatan awal sebelum peneliti membahas lebih lanjut hasil penelitiannya.
Universitas Sumatera Utara

Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji akar unit dari Dickey Fuller maupun Philips-Perron adalah untuk
melihat stasionaritas data time series. Adapun formula dari uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔYt = a0 + Yt-1 + ∑ i ΔYt-1+1 + εt Sedangkan untuk uji Philips- Perron (PP) adalah:
ΔYt = a0 + Y t-1 + εt ΔYt = Yt-Y t-1 BY = Y t-1 Kedua uji dilakukan dengan hipotesis null = 0 untuk ADF dan =1 untuk PP. Stasioner tidaknya data didasarkan pada perbandingan nilai statistik ADF dan PP yang diperoleh dari nilai t hitung koefisien dan dengan nilai kritis statistik dari Mackinnon. Jika nilai absolut statistik ADF dan PP lebih besar dari nilai kritis Mackinnon maka data stationer, dan jika sebaliknya maka data tidak stasioner.
Uji Kointegrasi Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan
dalam jangka panjang. Untuk menguji apakah ada hubungan kointegrasi antara dua variabel di atas adalah dengan menggunakan Engle-Granger (ER) atau Augmented Engle- Granger (AEG) test. Langkah yang diperlukan untuk melakukan pengujian AEG test ini adalah: 1. Lakukan estimasi model 2. Dapatkan residual dari model tersebut 3. Uji apakah residual tersebut sudah stasioner. Apabila residualnya telah
stasioner, berarti ada kointegrasi.
Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit) Estimasi terhadap model dilakukan dengan mengguanakan metode yang

tersedia pada program statistik. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang di analisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat siginifikansi tiap variabel yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara

1. R² (koefisien determinasi) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas (independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variabel).
2. Uji serempak (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak.
3. Uji parsial (t-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Jika t-statistik > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Signifikansi koefisien regresi secara parsial dapat juga diamati dari nilai probabilitas (p- value). Apabila Nilai probabilitas lebih kecil dari  , maka Ho ditolak, dan sebaliknya apabila nilai probabilitas lebih besar dari  maka Ho diterima.
Definisi Operasional 1. Jumlah permintaan uang yang diidentikkan dengan jumlah uang beredar
merupakan penjumlahan antara jumlah uang kartal dan giral dalam arti sempit (M1). Dalam hal ini jumlah uang beredar yang digunakan adalah jumlah uang beredar riil (diukur dengan satuan miliar rupiah). 2. Produk Domestik Bruto adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh warga negara di negara Indonesia dalam satu tahun (PDB menurut harga konstan tahun 2000 diukur dengan satuan miliar rupiah). 3. Tingkat bunga, yang dipakai adalah tingkat bunga SBI yang merupakan tingkat bunga surat berharga yang dikeluarkan Bank Indonesia per tahun, diukur dalam satuan persen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi Error Correction Model dari permintaan uang selama periode 1980 sampai dengan 2009 sebagai fungsi dari produk domestik bruto dan tingkat bunga. Hasil estimasi permintaan uang dengan ECM adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara

D(Md) = 15650,58 – 4116,421 D(SBI) + 0,229 D(PDB) + 0,503 D( t-1)

Std. Error (3988,71) (879,347 )

(0.062)

(0,105)

T-stat (3,923) R2-squared = 0.572


(-4,681)***

(3,676) ***

F-stat = 10,733

(4,763) ***

Keterangan: Angka dalam kurung (tanda bintang) adalah nilai signifikan *** Signifikan pada α 1%
Berdasarkan hasil estimasi di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,572 yang bermakna bahwa variasi produk domestik bruto dan tingkat bunga mampu menjelaskan variasi permintaan uang sebesar 57,20 persen selama kurun waktu yang diteliti, sedangkan sisanya sebesar 42,80 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model tersebut.
Berdasarkan hasil uji simultan (serempak) yang dilakukan melihat signifikansi secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Dari estimasi tersebut diperoleh nilai F-statistic (10,733) > F-tabel (5,57) yang berarti secara bersama-sama variabel bebas dapat mempengaruhi permintaan uang di Indonesia dengan tingkat keyakinan 99 persen.
Sebagaimana yang telah dirumuskan pada uraian sebelumnya, bahwa pengujian secara partial dilakukan dengan membandingkan nilai t- hitung dengan nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai probabilitasnya pada hasil estimasi. Berdasarkan uji partial (uji t-statistik) dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang di Indonesia.
Dalam jangka pendek, nilai koefisien variabel perubahan tingkat bunga bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yaitu sebesar - 4116,421 mengandung arti bahwa peningkatan pertumbuhan tingkat bunga sebesar 1 persen akan menurunkan pertumbuhan permintaan uang sebesar 4116,421 miliar rupiah, ceteris paribus. Dengan nilai uji t-hitung sebesar 4,681 > t-tabel sebesar 2,771 berarti perubahan tingkat bunga terhadap permintaan uang menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 1 persen.
Dalam jangka pendek, nilai koefisien variabel perubahan produk domestik bruto bertanda positif sesuai dengan hipotesis yaitu sebesar 0,229 mengandung arti bahwa peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 1 milyar

Universitas Sumatera Utara

rupiah akan meningkatkan pertumbuhan permintaan uang dalam hal ini jumlah uang beredar sebesar 0.229 miliar rupiah, ceteris paribus. Dengan nilai uji thitung sebesar 3,676 > t-tabel sebesar 2,771 berarti perubahan produk domestik bruto terhadap permintaan uang menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 1 persen.
Nilai koefisien residual menjelaskan seberapa cepat nilai keseimbangan dicapai kembali, semakin mendekati nilai nol maka semakin cepat proses koreksi menuju keseimbangan jangka panjang. Secara statistik nilai koefisien residual secara nyata atau signifikan, berarti kesalahan keseimbangan dapat dikatakan mempengaruhi permintaan uang. Nilai koefisien residual sebesar 0,503 artinya permintaan uang sekarang berada di bawah nilai keseimbangan jangka panjangnya, sehingga perlu dikoreksi atau ditambahkan setiap tahunnya sebesar 0,503 untuk mencapai keseimbangan jangka panjang.


Hasil Uji Akar Unit (Uni Root Test) dan Derajat Integrasi

Pengujian ini merupakan uji stasioneritas. Prinsip dari uji akar unit (unit

root test) dari Dickey Fuller ini adalah untuk mengamati atau mendeteksi

stasioneritas data time series yang diteliti. Uji ini dilakukan untuk melihat

validitas suatu data. Pengujian ini diperlukan untuk menghindari model lancung

atau bias (tidak efisien). Uji akar unit menggunakan ADF (Augmented Dickey

Fuller) statistik untuk kurun waktu 1980-2009.

Berikut ini merupakan hasil dari uji akar unit untuk melihat apakah data

yang didapat stasioner dan kita melihat pada derajat integrasi atau order

defference ke berapa data yang akan diamati akan stasioner dengan menggunakan


uji derajat integrasi.

Tabel 1. Hasil Estimasi ADF dan Derajat Integrasi untuk Uji Akar Unit

Variabel MD SBI PDB

Uji Akar Unit ADF Critical Value
4,816479 4,416345 4,899410 4,467895 6,622019 4,339330

Derajat Integrasi
Stasioner I(0) I(2) I(2)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji akar unit (unit root test). Untuk variabel jumlah uang beredar (MD) yang stasioner pada level atau

Universitas Sumatera Utara

pada I (0), tingkat bunga (SBI) yang stasioner pada derajat integrasi 2 atau pada I (2), dan produk domestik bruto (PDB) yang stasioner pada derajat integrasi 2 atau pada I (2). Artinya variabel jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data derajat level dengan tingkat signifikansi pada α = 1 persen atau pada tingkat kepercayaan 99 persen.
Variabel produk domestik bruto yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data second defference dengan tingkat signifikansi pada α = 1 persen atau pada tingkat kepercayaan 99 persen. Variabel tingkat bunga yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data second defference dengan tingkat signifikansi pada α = 1 persen atau pada tingkat kepercayaan 99 persen.
Hal ini terlihat berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk jumlah uang beredar 4,816479, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 1 persen sebesar 4,416345. Hal ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner.

Kemudian berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk tingkat bunga sebesar 4,899410, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 1 persen sebesar 4,467895. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data stasioner.
Kemudian berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk produk domestik bruto sebesar 6,622019, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 1 persen sebesar 4,339330. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data stasioner.
Hasil Uji Kointegrasi Untuk melihat bagaimana hubugan variabel-variabel tersebut dalam jangka
panjang, metode alternatif yang dapat digunakan untuk pengujian kointegrasi adalah pangujian Engle Granger (EG). Metode ini merupakan uji kointegrasi yang melihat residual dari hasil regresi apakah stasioner atau tidak stasioner, yaitu dengan membandingkan nilai statistik ADF terhadap nilai kritis ADF. Apabila nilai ADF statistik lebih besar dibandingkan dengan nilai kritis ADF, maka residual persamaan kointegrasi adalah stasioner. Hasil uji kointegrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Metode Engle-Granger

Variabel Resid

Uji Akar Unit ADF Critical Value
7,693610 4,356068

Derajat Integrasi Stasioner I(2)

Berdasarkan hasil ADF statistik yang diperoleh untuk residual sebesar 7,693610 sedangkan nilai kritis untuk tingkat tingkat signifikansi 1 persen sebesar 4,356068. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa residual telah stasioner, dengan kata lain residual kointegrasi pada derajat dua, berarti ada hubungan keseimbangan jangka panjang diantara variabel yaitu jumlah uang beredar, tingkat bunga dan produk domestik bruto.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa R2 = 0,572 yang bermakna bahwa variasi

produk domestik bruto dan tingkat bunga mampu menjelaskan variasi permintaan uang sebesar 57,20 persen selama kurun waktu yang diteliti, sedangkan sisanya sebesar 42,80 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model tersebut. 2. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa tingkat bunga berpengaruh negatif dan signifikan, dan produk domestik bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang di Indonesia.

Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat
disarankan sebagai berikut : 1. Karena tingkat bunga dan produk domestik bruto memiliki hasil yang signifikan dalam mempengaruhi permintaan uang maka Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan pemerintah diharapkan dapat memperhatikan perkembangan variabel ini sebab jika angkanya yang terlalu tinggi ataupun

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya disarankan dapat menemukan variabelvariabel lain yang pengaruhnya lebih nyata pada permintaan uang di Indonesia selain variabel yang sudah diujikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dornbusch, Rudiger, dkk. 2008. Makroekonomi. Penerbit Media Global Edukasi, Jakarta.
Kharie, Latif. 2006. Hubungan Kausal Dinamis Antara Variabel-variabel Moneter Utama dan Output: Kasus Indonesia di Bawah Sistem Nilai Tukar Mengambang dan Mengambang Terkendali. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, Jakarta.
Mansur, Ahmed. 2007. Cointegration Error Correction and The Demand For Money In Bangladesh, Bangladesh Institute of Development Studies (BIDS), Bangladesh.
Manurung, Joni J, Adler dan Ferdinand. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Nachrowi, D. N, dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. LPFE UI, Jakarta.
Nasution, M. 2011. Analisis Permintaan Uang di Indonesia. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan. (Tidak Dipublikasikan).
Naury, Sanny. 2005. Analisis Jumlah Uang Beredar Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1970-2002. Tesis. Sekolah Pascasarjana USU. Medan. (Tidak Dipublikasikan).
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Rajawali Pers, Jakarta. Pratomo, Wahyu, Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews dalam Ekonometrika. USU Press, Medan.
Universitas Sumatera Utara


Rangkuti, Agus Edy. 2003. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang Kartal di Indonesia. Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan. (Tidak Dipublikasikan).
Samuelson dan Nordhaus. 2004. Ilmu Makroekonomi, Penerbit Media Global Edukasi, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta. Sulaiman, Wahid. 2008. Analisis Permintaan Uang di Indonesia dengan
Pendekatan Stok Penyangga. Tesis Sekolah Pascasarjana USU. Medan. (Tidak Dipublikasikan).
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Estimasi Error Correction Model

Dependent Variable: D(MD)

Method: Least Squares

Sample(adjusted): 1982 2009

Included observations: 28 after adjusting endpoints

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 15650.58 3988.714 3.923716 0.0006

D(SBI,2)

-4116.421 879.3475 -4.681222 0.0001

D(PDB,2)

0.229445 0.062403 3.676830 0.0012

D(E,2)

0.503851 0.105778 4.763276 0.0001

R-squared

0.572966 Mean dependent var 17314.57

Adjusted R-squared 0.519587 S.D. dependent var

30367.69

S.E. of regression

21048.41 Akaike info criterion 22.87860

Sum squared resid

1.06E+10 Schwarz criterion

23.06892

Log likelihood

-316.3004 F-statistic

10.73388

Durbin-Watson stat 0.647716 Prob(F-statistic)

0.000115

Sumber : Data Sekunder Diolah (2011)

Lampiran 2. Uji Unit Root Variabel Permintaan Uang

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 6 (Automatic based on SIC, MAXLAG=8)

t-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic

4.816479

Test critical values: 1% level

-4.416345

5% level

-3.622033

10% level

-3.248592

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Prob.* 1.0000

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(MD)

Method: Least Squares

Date: 04/25/11 Time: 09:37

Sample(adjusted): 1987 2009

Included observations: 23 after adjusting endpoints

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

MD(-1)

0.952454 0.197749 4.816479 0.0003

D(MD(-1))

-1.733330 0.355109 -4.881116 0.0002

D(MD(-2))

-2.052447 0.369391 -5.556301 0.0001

D(MD(-3))

-1.437113 0.468055 -3.070397 0.0083

D(MD(-4))

-1.385692 0.462306 -2.997349 0.0096

D(MD(-5))

-1.411152 0.397011 -3.554436 0.0032

D(MD(-6))

-1.195798 0.359060 -3.330357 0.0050

C -31400.20 16319.17 -1.924129 0.0749

@TREND(1980) 3300.772 1352.102 2.441216 0.0285

R-squared

0.850134 Mean dependent var 20892.67

Adjusted R-squared 0.764497 S.D. dependent var

32508.69

S.E. of regression

15776.04 Akaike info criterion 22.45654

Sum squared resid

3.48E+09 Schwarz criterion

22.90087

Log likelihood

-249.2503 F-statistic

9.927109

Durbin-Watson stat 1.999803 Prob(F-statistic)

0.000134

Sumber : Data Sekunder Diolah (2011)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Uji Unit Root Variabel Tingkat Bunga

Null Hypothesis: D(SBI,2) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 6 (Automatic based on SIC, MAXLAG=8)

t-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic

-4.899410

Test critical values: 1% level

-4.467895

5% level

-3.644963

10% level

-3.261452

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Prob.* 0.0042

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(SBI,3)

Method: Least Squares

Date: 04/25/11 Time: 09:40

Sample(adjusted): 1989 2009

Included observations: 21 after adjusting endpoints

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(SBI(-1),2)

-6.437554 1.313945 -4.899410 0.0004

D(SBI(-1),3)

4.641066 1.185453 3.915013 0.0021

D(SBI(-2),3)

3.416726 1.008368 3.388371 0.0054

D(SBI(-3),3)

2.871082 0.784788 3.658416 0.0033

D(SBI(-4),3)

1.979979 0.553486 3.577288 0.0038

D(SBI(-5),3)

1.152893 0.333304 3.458987 0.0047

D(SBI(-6),3)

0.441892 0.153792 2.873312 0.0140

C -2.205325 2.389127 -0.923067 0.3742

@TREND(1980) 0.067386 0.117639 0.572820 0.5773

R-squared

0.945159 Mean dependent var -0.357143

Adjusted R-squared 0.908598 S.D. dependent var

10.19059

S.E. of regression

3.080894 Akaike info criterion 5.385844

Sum squared resid

113.9029 Schwarz criterion

5.833496

Log likelihood

-47.55136 F-statistic

25.85175

Durbin-Watson stat 2.034135 Prob(F-statistic)

0.000002

Sumber : Data Sekunder Diolah (2011)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Uji Unit Root Variabel PDB

Null Hypothesis: D(PDB,2) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=8)

t-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic

-6.622019

Test critical values: 1% level

-4.339330

5% level

-3.587527

10% level

-3.229230

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Prob.* 0.0000

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(PDB,3)

Method: Least Squares

Date: 04/25/11 Time: 09:42

Sample(adjusted): 1983 2009

Included observations: 27 after adjusting endpoints

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(PDB(-1),2)

-1.293047 0.195265 -6.622019 0.0000

C 2195.709 30154.82 0.072815 0.9426

@TREND(1980) 102.9326 1696.324 0.060680 0.9521

R-squared

0.646774 Mean dependent var 152.2222

Adjusted R-squared 0.617338 S.D. dependent var

110813.1

S.E. of regression

68548.64 Akaike info criterion 25.21291

Sum squared resid

1.13E+11 Schwarz criterion

25.35690

Log likelihood

-337.3743 F-statistic

21.97254

Durbin-Watson stat 2.182378 Prob(F-statistic)

0.000004

Sumber : Data Sekunder Diolah (2011)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Uji Kointegrasi Variabel Residual

Null Hypothesis: D(E,2) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=8)

t-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic

-7.693610

Test critical values: 1% level

-4.356068

5% level

-3.595026

10% level

-3.233456

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Prob.* 0.0000

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(E,3)

Method: Least Squares

Date: 04/25/11 Time: 09:46

Sample(adjusted): 1984 2009

Included observations: 26 after adjusting endpoints

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(E(-1),2)

-2.078544 0.270165 -7.693610 0.0000

D(E(-1),3)

0.689348 0.180754 3.813739 0.0009

C -980.8538 21237.85 -0.046184 0.9636

@TREND(1980) 203.0766 1173.428 0.173063 0.8642

R-squared

0.765678 Mean dependent var 3582.863

Adjusted R-squared 0.733725 S.D. dependent var

86724.00

S.E. of regression

44751.19 Akaike info criterion 24.39626

Sum squared resid

4.41E+10 Schwarz criterion

24.58982

Log likelihood

-313.1514 F-statistic

23.96262

Durbin-Watson stat 2.046268 Prob(F-statistic)

0.000000

Sumber : Data Sekunder Diolah (2011)

20
Universitas Sumatera Utara