Teori Interpretasi TINJAUAN PUSTAKA

ritual ini, masyarakat santri membacakan kitab manakib atau biografi para wali, umumnya biografi rajanya wali, yaitu Abdul Qadir Jailani; adapun talqinan dan tahlilan dilakukan untuk mendoakan orang yang telah mati dari hari pertama setelah pemakaman sampai hari ketujuh, keempat puluh, keseratus, setahun, dua tahun, hingga hari keseribu. Pada hari-hari tersebut orang-orang santri membacakan kitab tahlil dan talqin. Dalam perkembangannya, tradisi tersebut tidak hanya dilisankan pada waktu-waktu yang berkaitan dengan daur hidup manusia tetapi tradisi lisan tersebut dilembagakan secara kolektif jamiyah yang aktivitas pelaksanaannya ditentukan oleh peraturan lembaga masing-masing. Pondok pesantren Nurul Jadid memiliki tradisi lisan yang cukup berbeda dengan tradisi di pesantren lainnya. Pondok pesantren Nurul Jadid memiliki tradisi pembacaan Burdah yang dilakukan secara berkeliling serta telah dilaksanakan bertahun-tahun dan melalui proses pewarisan secara lisan yang begitu panjang.

2.6 Teori Interpretasi

Pengertian kata hermeneutik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani hermeneu yang dalam bahasa Inggris menjadi hermeneutics to interpret yang berarti menginterpretasikan, menjelaskan, menafsirkan atau menterjemahkan. Kata hermeneutik pada mulanya merujuk pada nama dewa Yunani kuno yaitu Hermes, yang bertugas menyampaikan berita pesan dari sang maha Dewa kepada manusia. Dalam versi lain disebutkan bahwa Hermes adalah seorang utusan yang bertugas menyampaikan pesan Yupiter kepada manusia. Hermes bersayap, dan lebih dikenal dengan sebutan Mercurius. Tugas utama Hermes adalah menterjemahkan pesan- pesan dari gunung Olimpus ke manusia Sumaryono, 1999:23 . Hermeneutika pada dasarnya adalah suatu metode atau cara untuk menafsirkan simbol yang berupa teks atau sesuatu yang diperlakukan sebagai teks untuk dicari arti dan maknanya, di mana metode hermeneutika ini mensyaratkan adanya kemampuan untuk menafsirkan masa lampau yang tidak dialami, kemudian dibawa ke masa sekarang Faiz, 2003:9 Zaid dalam bukunya Tekstualitas Al- qur‟an 2013:113 mengatakan bahwasannya ilmu Asbab An-nuzul sebab penciptaan merupakan disiplin ilmu yang paling penting dalam menunjukkan hubungan dan dialektika antara teks dan realiatas. Ilmu Azbabun Nuzul memberikan bekal kepada mufasir mengenai materi teks yang merespon realiatas, baik dengan cara menguatkan ataupun menolak, dan menegakkan hubungan dialogis dan dialektis antara teks dan realitas Faiz, 2003:110. Berkaitan dengan setting sosial-historis diharapkan dapat dilacak bagaimana masyarakat yang menjadi penerima teks tersebut memahami teks yang dimaksud. Asumsi dasar dari pandangan ini adalah bahwasannya setting sosial-historis yang berbeda akan memunculkan pemahaman yang berbeda pula, sehingga seorang yang akan berbicara terhadap suatu masyarakat pastilah menyesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut agar apa yang disampaikan bisa dipahami secara tepat.

2.7 Akhlak dalam Kasidah Burdah