Perancangan Promosi PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan di dunia bisnis meningkat dengan sangat pesat, terutama dalam sektor jasa, hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dari sektor jasa transportasi, telekomunikasi, jasa finansial, hiburan, kesehatan dan lain sebagainya. Perkembangan ini dikarenakan oleh meningkatnya permintaan akan sektor jasa, salah satu jasa yang mengalami peningkatan adalah jasa transportasi.

Transportasi merupakan sarana perkembangan yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan. Dengan semakin meningkatnya akan kebutuhan jasa transportasi, maka semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, sehingga akan meningkatkan pula persaingan di bidang transportasi, oleh karena itu setiap perusahaan yang bergerak di dalamnya harus mempunyai strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan.

PT. Kereta Api (Persero) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi kereta api di Indonesia, dengan sembilan daerah operasi dan satu sub divisi regional di pulau Jawa dan tiga sub divisi regional di pulau Sumatera PT. Kereta Api (Persero) mempunyai target pasar yang beragam dari semua kalangan, kalangan atas menengah dan sampai kalangan bawah yang tersebar di pulau Sumatera dan pulau Jawa.

Kereta api merupakan salah satu transportasi yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebagai salah satu transportasi yang strategis,


(2)

2 penyelenggaran angkutan kereta api dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dalam hal ini PT. Kereta Api (Persero) sebagai penyelenggara tunggal kereta api, dituntut untuk menyelenggarakan pengangkutan yang memperhatikan faktor kenyamanan, kemanan dan keselamatan penumpang, sesuai dengan visi perusahaan: Menjadi penyedia jasa perkereta apian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Namun pada pelaksanaanya masih banyak hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, banyak hal yang tidak berada dalam kondisi ideal yang mempengaruhi pada pelayanan penumpang sehingga berimbas pula pada pendapatan yang menurun, hal inilah yang juga dialami oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.

Dihapuskannya kereta api Parahyangan pada tahun 2010 ini merupakan salah satu bukti kongkrit bahwa PT.Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung kurang mampu bersaing, terlebih paska dioprasikannya jalan tol Cipularang okupansi kereta api Parahyangan anjlok hingga titik terendah 30% ( sumber : Divisi Sarpen Daerah Operasi 2 Bandung).

Terlepas dari berbagai macam kendala yang dihadapi, PT. Kereta Api (Persero) juga telah melakukan berbagai upaya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan, diantaranya adalah pembenahan pada interior kereta api, penggantian bantalan rel kayu dengan bantalan beton, pembenahan fasilitas stasiun dan fasilitas informasi, pemberlakuan tarif promo dan lain sebagainya, namun pada pelaksanaanya data menunjukan kurangnya perubahan yang signifikan dari segi pendapatan seperti yang diharapkan.


(3)

3 1.2. Identifikasi Masalah

Ada beberapa faktor permasalahan diantaranya adalah :  Keterbatasan usia dan jumlah Lokomotif

 Keterbatasan Prasarana (rel kereta api)  Tingkat keterlambatan

 Masih terjadinya angka kecelakaan

 Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada trasportasi perkereta apian

Hal tersebut diatas adalah berbagai kendala yang mempengaruhi pada kualitas pelayanan yang berimbas pada penurunan pendapatan terutama yang dialami oleh PT. Kereta API (Persero) Derah Operasi 2 Bandung. Diperlukan adanya suatu program yang efektif sebagai penunjang atas pembenahan - pembenahan yang dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero).

1.3. Fokus Masalah

Permasalahan difokuskan pada bagaimana menerapkan perancangan promosi pada kelas Eksekutif dan Bisnis yang mencakup PT. Kereta Api (Persero) Daerah operasi 2 Bandung.

1.4. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah :

 Sebagai program penunjang atas pembenahan – pembenahan yang telah dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

 Upaya peningkatan pendapatan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

 Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan

 Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial


(4)

4

 Meningkatkan mutu promosi yang telah di lakukan sebelumnya

 Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.


(5)

5 BAB II

PT. KERETA API (Persero) DAERAH OPERASI 2 BANDUNG 2.1. Sejarah Umum PT. Kereta Api (Persero)

Dalam Company Profile PT. Kereta Api (Persero) diuraikan kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Mr. L. A. J. Baron Sloet van den Beele. Dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada 10 Agustus 1867. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indosesia mencapai 6.811 km. tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5. 910 km, kurang lebih 901 km, yang diperkirakan karena dibongkar sesama penduduk Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan kereta api di sana. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 september 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).

Meskipun DKARI telah terbentuk, namun tidak semua perusahaan kereta api telah menyatu. Sedikitnya ada 11 perusahaan kereta api swasta di Jawa dan 1 swasta (Deli Spoorweg Maatschapii) di Sumatra Utara yang masih terpisah dengan DKARI. Lima tahun


(6)

6 kemudian, berdasarkan Pengumuman Menteri Perhubungan, Tenaga dan Pekerjaan Umum No. 2 tanggal 6 Januari 1950, ditetapkan bahwa mulai 1 Januari 1950 DKARI dan “Staat-Spoor Wegn en Verenigde Spoorweg Bedrijf (SS/VS) digabung menjadi satu perusahaan kereta api bernama “Djawatan Kereta Api” (DKA).

Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintahan mengeluarkan UU No. 19 tahun 1960, yang menetapkan bentuk usaha BUMN. Atas dasar UU ini dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963, tanggal 25 Mei 1963 dibentuk “Perusahaan Negara Kereta Api” (PNKA), sehingga Djawatan Kereta Api dilebur kedalamnya.

Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pemerintahan mengeluarkan UU No. 9 tahun 1969 tanggal 1 Agustus 1969, yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga Perseroan, Perusahaan Umum dan Perusahaan Jawatan. Sejalan dengan UU dimaksud, berdasarkan Pemerintah No. 61 tahun 1971 tanggal 15 September 1971, bentuk perusahaan PNKA mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api” (PJKA).

Selanjutnya berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA mengalami perubahan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api disingkat Perumka.

Sejalan dengan maksud dari REP (Railway Efficiency Project), dengan PP No. 19 tahun 1998 tanggal 3 Februari 1998, pemerintah menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Kereta Api menjadi perusahaan Perseroan (Persero). Prosesi perubahan status perusahaan dari Perum menjadi Persero secara “de-facto” dilakukan tanggal 1 Juni 1999, saat Menhub Giri S Hadiharjono mengukuhkan susunan direksi PT Kereta Api (Persero) di Bandung.


(7)

7 2.2. Profil Daerah Operasi 2 Bandung

Menurut wawancara dengan Hermanto (staf divisi Komersial PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung). Daerah Operasi 2 Bandung adalah salah satu daerah operasi PT. Kereta Api (Persero) dari sembilan daerah operasi yang ada di pulau Jawa, terletak di Jawa Barat dengan batas teritorial wilayah antara stasiun Cibungur (Kab. Cikampek), stasiun Cianjur, sampai stasiun Banjar di kota Banjar Jawa Barat.

Daerah operasi 2 Bandung memiliki 53 stasiun yang diklasifikasikan atas beberapa kelas stasiun yaitu stasiun kelas besar, stasiun kelas 1, stasiun kelas 2 dan stasiun kelas 3, penetapan kelas tersebut disesuaikan dengan potensi dari masing-masing stasiun, adapun perincian jumlah stasiun berdasarkan kelas yang dimiliki oleh Daerah Operasi 2 Bandung adalah sebagai berikut :

 Stasiun kelas Besar : 4 stasiun

 Stasiun kelas 1 : 7 stasiun

 Stasiun Kelas 1 (khusus angkutan barang) : 1 Stasiun

 Staiun kelas 2 : 5 stasiun


(8)

8 2.2.1. Struktur Organisasi Daerah Operasi 2 Bandung

Tabel. 1 Struktur Organisasi DAOP 2 Bandung

Sumber: Dokumen PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

Menurut SK Direksi PT. Kereta Api (Persero) No: KEP.U/OT.003/VI/4/KA-2009 Tanggal 5 Juni 2009, hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan jasa angkutan penumpang dan barang adalah merupakan tugas dari Manager Komersial yang


(9)

9 dalam hal ini dibantu oleh Asisten Manager Pemasaran angkutan penumpang untuk melakukan survey/riset pemasaran pengembangan produk/jasa termasuk pemaketan layanan, mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan. Program penjualan dan evaluasinya, menjaga administrasi pentarifan, melakukan pemantauan pelayanan, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi pemasaran.

2.2.2. Permasalahan yang Dihadapi

Sejatinya transportasi kereta api adalah transportasi paling efektif sebagai pemecah masalah kemacetan, polusi, kebisingan dan kecelakaan lalu lintas yang semakin hari semakin meningkat. Namun pada kenyataanya dilapangan kereta api belum mampu menjadi transportasi efektif seperti yang diharapkan masyarakat, terutama dalam masalah kenyamanan dan ketepatan waktu.

Melalui analisa yang dilakukan oleh penulis dengan cara mewawancarai sebanyak 30 orang yang dikategorikan pernah menggunakan kereta api yang dipilih secara acak, dari hasil wawancara tersebut diperoleh komentar yang cukup beragam. diperoleh hasil bahwasanya 23 dari 30 responden menyatakan ketidak puasanya mengenai ketepatan waktu sedangkan 7 responden menilai wajar, sementara kenyaman adalah hal yang dikeluhkan oleh sebanyak 19 responden sementara 11 responden menyatakan sudah cukup nyaman. Persepsi Kereta Api sebagi transportasi yang tidak tepat waktu merupakan tantangan tersendiri bagi PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan serta dalam mencapai target pendapatannya. Menurut data yang terdapat di www.kereta-api.co.id, rata-rata keterlambatan datang pada tahun 2009 adalah 5 menit, sedangkan keterlambatan berangkat adalah 35 menit.


(10)

10 Ada beberapa hal yang menjadi kendala penting yang dialami oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung, diantaranya adalah :

a. Keterbatasan Lokomotif

Menurut Reglemen 19 Lokomotif adalah “mesin penarik tidak untuk mengangkut penumpang dan barang”.

Jumlah lokomotif yang dimiliki DAOP 2 Bandung adalah sebanyak 26 lokomotif, itu pun yang masuk kategori siap operasi (SO) hanya berjumlah 22 lokomotif, sedangkan sisanya masuk dalam kategori tidak siap operasi (TSO) 2 lokomotif, dan tidak siap guna operasi (TSGO) berjumlah 2 lokomotif. Hal ini tentu saja tidak ideal karna tidak ada lokomotif cadangan untuk antisipasi kemogokan, dan tidak ada lokomotif langsir. Adapun usia lokomotif nya juga sudah sangat tua, tercatat lokomotif paling muda adalah keluaran tahun 2003, sedangkan lokomotif paling tua adalah keluaran tahun 1977, hal ini tentu saja tidak ideal karna sangat riskan akan terjadinya kemogokan pada mesin lokomotif.

b. Keterbatasan Kondisi Prasarana (Rel)

Daerah operasi 2 Bandung memang cukup berbeda dengan daerah operasi lainya, dimana di daerah operasi 2 Bandung ini dikenal cukup banyak kelokan, dataran tinggi, dan jalan rel yang mengitari pegunungan, menjadi salah satu tantangan tersendiri karna di tengah cuaca yang tidak menentu sering terjadi bahaya bencana alam seperti longsor, pohon tumbang, banjir dan lain sebagainya. Menurut Divisi Pusat Pengendalian Operasi Kereta Api (PUSDALOPKA) DAOP 2 Bandung sepanjang tahun 2009 sampai oktober 2009 telah terjadi sebanyak 11 kali longsoran yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. Pada proses penanggulangan longsoran tersebut biasanya akan di pasang


(11)

11 pembatas kecepatan pada kereta api sampai masa penanggulanganya selesai. Sehingga akan mempengaruhi terhadap keterlambatan suatu kereta api, keterlambatan suatu kereta api akan berimbas pada keterlambatan kereta api lainya karna mayoritas jalur di Daerah Operasi 2 Bandung ini menggunakan jalur tunggal.

Menurut Nota Dirtek No. 498/TJ/XI/2010 tanggal 12 november 2010 perihal penurunan kecepatan tetap pada GAPEKA. Ditetapkan penurunan pembatas kecepatan antara lain sebagai berikut :

 Purwakarta - Padalarang dari 55 km/jam menjadi 50 km/jam

 Padalarang -Bandung dari 85 km/jam menjadi 80 km/jam

 Bandung - Cicalengka dari 85 km/jam menjadi 70 km/jam

 Cicalengka – Nagreg dari 50 km/jam menjadi 45 km/jam

 Nagreg – Ciawi dari 50 km/jam menjadi 40 km/jam  Ciawi – Manonjaya dari 80 km/jam menjadi 70

km/jam

 Manonjaya – Banjar dari 65 km/jam menjadi 60 km/jam

Penurunan pembatasan kecepatan tersebut menyebabkan bertambahnya waktu tempuh. Karena kereta api tidak diperbolehkan untuk melampaui batas kecepatan yang telah ditentukan.

c. Angka Kecelakaan

Dalam suatu perusahaan jasa transportasi idealnya angka kecelakaan adalah 0%, namun pada kenyataanya masih terjadi angka kecelakaan terutama yang terjadi di


(12)

12 wilayah daerah operasi 2 Bandung, menurut evaluasi Pusat Pengendalian Operasi Kereta Api (PUSDALOPKA) sepanjang tahun 2009 sampai oktober 2010 telah terjadi sebanyak 8 kali kereta anjlog yang mengakibatkan 1 orang tewas dan 6 luka berat. Hal ini tentu saja mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih transportasi pilihanya.

d. Persaingan

Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan serta pencapaian target pendapatan PT. Kereta Api (Persero) juga harus mampu bersaing dengan perusahaan jasa transportasi lainya terutama bus dan travel, yang mampu memberikan pelayanan dan waktu tempuh yang lebih singkat, paska dioperasikanya jalan tol cipularang permintaan akan jasa travel meningkat hal ini dapat dilihat dari menjamurnya jasa travel terutama koridor Bandung – Jakarta, dan hal tersebut memberikan efek yang besar sekali terhadap kemerosotan jumlah penumpang kereta api Parahyangan, hingga pada pertengahan tahun 2010 kereta api Parahyangan dihapuskan karna tingkat okupansi yang tidak sesuai dengan biaya operasional. Berdasarkan data Dishub Bandung jumlah Travel Bandung-Jakarta ada 18 perusahaan dengan total 642 armada, sementara bus Bandung-Jakarta dengan lima trayek berjumlah 361 armada, menurut kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Timbul Butar Butar mengungkapkan

berdasarkan aturan kementrian perhubungan, jumlah Travel hanya 20 persen dari jumlah armada bus yang ada. (dikutip dari detikbandung.com edisi 26/05/2010). Hal tersebut tentu saja sudah menyalahi aturan.


(13)

13 Kondisi perkereta apian Indonesia yang seolah berjalan ditempat, memang tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang kurang memihak pada transportasi angkutan masal seperti Kereta Api, sebagai contoh kasus pembangunan jalan tol Cipularang yang menghubungkan kota Jakarta ke Bandung. Sejak jalan tol tersebut beroperasi tingkat pendapatan PT Kereta Api (Persero) menurun, pendapatan Kereta Api Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung menurun drastis. Negara donor yang sering diutangi pemerintah Indonesia seperti Jepang jelas senang dan bersedia membatu pembangunan jalan raya dan jalan bebas hambatan. Tujuannya agar produk mobil dan motornya terus meningkat penjualannya. Pengoperasian jalan tol Cipularang jelas surga bagi para pemilik kendaraan. Tetapi hal itu neraka bagi pengembangan transportasi kereta api dalam negeri. Ironisnya pemerintah seperti abai bahwa terjadi pemborosan tiada tara. Pasalnya setiap akhir pekan pintu tol Cikampek selalu macet yang berarti pemborosan. Padahal transportasi kereta api Parahyangan jelas lebih murah dan hemat.

Tak aneh minimnya perhatian pemerintah tersebut makin menyurutkan infrastruktur angkutan kereta api di tanah air. Sebut saja panjang rel KA pada 1939 tercatat mencapai 6811 km. Tetapi panjang rel itu susut menjadi 4030 km pada 2000 atau turun 41 persen selama lebih dari setengah abad. Begitu pula dengan sarana pendukungnya seperti jumlah stasiun pemberhentian KA. Pada tahun 1955 jumlah stasiun mencapai 1516 buah. Dalam kurun waktu yang hampir sama jumlah itu susut menjadi tinggal 571 stasiun atau turun 62 persen.

Menurut data Antara, jumlah lokomotif tahun 1939 sebanyak 1314 dan terus merosot jumlahnya menjadi 530 tahun 2000 atau turun 60 persen dalam 61 tahun. Sementara


(14)

14 peran kereta api dalam angkutan penumpang juga kian memudar. Pada tahun 1955 penduduk Jawa dan Madura sebanyak 54,5 juta. Kereta api waktu itu mengakut 137,5 juta atau 248 persen. Bandingkan dengan jumlah penduduk Jawa dan Madura tahun 2000 yang sebanyak 114,9 juta, kereta api hanya mengangkut 69,2 juta atau 60.

2.2.3. Penurunan Jumlah Pendapatan

Semua kendala dan permasalahan yang dipaparkan diatas adalah hal yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan penurunan pendapatan bagi PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung. Dihapuskanya kereta api Parahyangan berarti mengurangi jumlah angakutan, jumlah angkutan yang berkurang berimbas juga pada target pendapatan yang menurun.

Berikut adalah tabel perbandingan target penumpang kelas Bisnis dan Eksekutif, ketika kereta api Parhyangan masih ada pada tahun 2009, dengan target penumpang setelah kereta api parahyangan dihapuskan pada tahun 2010 :

Tahun Target Jumlah Penumpang TRIWULAN I Target Jumlah Penumpang TRIWULAN II Target Jumlah Penumpang TRIWULAN III Target Jumlah Penumpang TRIWULAN IV

2009 410.389 476.747 512.541 508,266

2010 226.305 232.417 259,729 235,329

Tabel. 2 Penurunan Target Pendapatan Sumber data ( SARPEN DAOP 2 Bandung)

Tabel diatas menunjukan bagaimana penghapusan kereta api Parahyangan berimbas cukup besar terhadap penurunan pendapatan yang dialami oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.


(15)

15 2.2.4. Analisis Permasalahan Melalui SWOT

Strenghts (Kekuatan)

 Kereta api adalah transportasi anti macet, karna memiliki jalan dan jalur tersendiri

 Kereta api adalah transportasi ramah lingkungan

 Keret api adalah transportasi hemat energi, karena berdaya angkut banyak.

Weakness (Kelemahan)

 Kereta api adalah transportasi yang kurang fleksibel :  tidak bisa menjangkau semua tempat yang detail  Tidak bisa berhenti di sembarang tempat

 Kereta api dimata masyarakat masih dianggap sebagai transportasi yang lamban dan kurang nyaman.

Opportunity (Peluang)

 Dengan semakin tingginya angka kemacetan, polusi udara, serta kecelakaan lalulintas,kereta api akan menjadi salah satu transportasi alternatif yang sangat ideal

 Dengan semakin gencarnya isu pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah, transportasi masal seperti kereta api akan menjadi salah satu pilihan utama.

Threaths (Ancaman)

 Makin marak nya jasa travel yang memberikan harga relatif murah serta waktu tempuh yang lebih singkat.  Semakin mudahnya masyarakat untuk memiliki


(16)

16 2.2.5. Pemecahan Masalah

. Terlepas dari segala kendala dan keterbatasan yang dialami, PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung juga senantiasa berupaya melakukan pembenahan dan perbaikan di berbagai hal diantaranya adalah :

 Peluncuran kereta api trayek baru Bandung – Malang  Tarif promo Argo Parahyangan Rp. 10.000

 Membuat layanan informasi kereta api lewat Hand Phone, yang bernama KABILA (Kereta Api Mobile Application)

 Pembenahan fasilitas stasiun seperti wi-fi, CCTV, TV

plasma, audio system

 Paket perjalanan wisata kereta api dan kereta wisata, dan lain sebagainya.

 Perbaikan interior kereta api kelas bisnis dan eksekutif.

 Penggantian bantalan kayu dengan bantalan beton  Peningkatan disiplin pada karyawan

Berikut adalah gambar interior dari kereta api Turangga :

Gambar. 1 Interior Toilet Turangga Sumber : SARPEN DAOP 2 Bandung

Gambar. 2 Interior Ruang Penumpang Turangga


(17)

17 Berbagai hal hal diatas adalah upaya PT.Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung dalam rangka memberikan pelayan terbaik kepada konsumen nya, dengan harapan bahwa PT. Kereta Api (Persero) mendapatkan timbal balik berupa keuntungan. Diperlukan adanya suatu program promosi untuk mengingatkan kembali konsumen serta sebagai penunjang agar semua upaya yang telah dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero) dapat tersampaikan dengan baik kepada calon konsumen sehingga dapat mempengaruhi pola pikir calon konsumen, untuk menggunakan kereta api sebagai transportasi pilihanya.

2.2.6. Kajian Promosi

Promosi adalah tindakan menginformasikan atau mengingatkan pelanggan mengenai suatu produk atau merk tertentu (Jeff Madura, Introduction To Business, 2007).

Promosi dilakukan untuk mendukung berbagai strstegi pemasaran lainya, promosi akan mempercepat penyampaian strategi pemasaran kepada konsumen, tanpa promosi maka strategi ini akan sulit untuk sampai kepada konsumen, sebagai contoh:

 Strategi diskon tidak akan diketahui oleh konsumen tanpa promosi

 Produk berkualitas akan sulit laku apabila tanpa promosi karna konsumen kurang mengetahui akan keberadaanya.  Diferensiasi produk tidak akan dikenal baik oleh

konsumen jika tidak dipromosikan.

Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran (marketing mix) adalah promosi, bentuk komunikasi bersifat massal, ampuh mencapai setiap lapisan sasaran.


(18)

18 Promosi erat kaitannya dengan komunikasi, melalui beragam senjata dan kelengkapannya / Promotion Mix.

Gambar.3 Bauran Promosi

2.2.7. Target Audiens

Karena objek permasalahannya dibatasi pada kereta api kelas Bisnis dan Eksekutif, maka segmentasi audiens nya adalah sebagai berikut :

2.2.7.1. Target Primer Demografis

1. Usia : 20 – 50

 Usia 20-50 adalah usia produktif manusia, dimana manusia sering aktif untuk bepergian baik itu untuk kepentingan pekerjaan, kuliah, rekreasi dan lain sebagainya.

2. S.E.S : Menengah ke atas

 Karena program promosi ini hanya mencakup kereta api kelas Bisnis dan Eksekutif.


(19)

19 3. Jenis Kelamin : Laki – Laki dan Perempuan

4. Agama : Semua agama

Psikografis

1. Membutuhkan kenyamanan dalam perjalanan

2. Merasa jenuh dengan polusi udara dan kemacetan lalulintas

3. Memiliki prestise tersendiri dengan menggunakan kereta api

4. Masyarakat yang memiliki intensitas yang cukup sering dalam bepergian.

Geografis

 Masyarakat yang berada di kawasan Jawa Barat terutama kota – kota sebagai berikut : Purwakarta, Bandung, Garut, Tasik, Ciamis, Banjar

2.2.7.2. Target Sekunder Demografis

1. Usia : semua usia

2. S.E.S : Menengah ke atas

3. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

4. Agama : Semua agama

Psikografis

1. Memiliki kebutuhan untuk berlibur

2. Memiliki minat untuk menikmati pemandangan sepanjang perjalanan

3. Memiliki intensitas yang tidak terlalu seringa (sesekali saja) dalam bepergian

4. Membutuhkan ketanangan 5. Membutuhkan eksklusifitas


(20)

20 Geografis

 Masyarakat di seluruh Jawa Barat dan yang mencakupi Daerah Operasi 2 Bandung

2.2.7.3. Nilai Segmentasi (Segmenting Value)

Segmentasi yang mendasari peluncuran KA Eksekutif dilakukan dengan mengklasifikasikan pelanggan dalam beberapa tingkatan nilai :

a. Gateway value, konsumen yang menggunakan jasa kereta api hanya mendasarkan kepada fungsinya sebagai alat transportasi

b. Competitive value, disamping mempertimbangkan fungsi utama sebagai alat transportasi, pelanggan mempertimbangkan pula faktor tingkat kenyamanan dan pelayanan yang dibandingkan terhadap moda pesaing

c. Ultimate value, pelanggan tidak sekedar menuntut fungsi dan perbandinggan, melainkan juga pertimbangan-pertimbangan psikologis yang tidak dapat diukur batasnya, misalnya gengsi, prestise dan kepuasan

d. Pasar sasaran yang dipilih adalah pelanggan yang tidak hanya sekedar menuntut fungsi utama kereta api, akan tetapi juga pertimbangan-pertimbangan psikologis (ultimate value), atau tepatnya pemerjalan eksekutif tidak akan kehilangan prestise walau tidak naik pesawat.


(21)

21 e. Positioning dilakukan dengan mempersepsikan produk argo sebagai moda transportasi kereta api yang terbaik, prestise, nyaman, cepat, untuk masing-masing kelas dan koridornya.

2.2.7.4. Studi Indikator


(22)

22 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN

3.1. Strategi Komunikasi

Strategi yang digunakan adalah dengan membuat suatu perancangan dengan konsep yang didasari studi indikator target audiens yang menyatukan unsur verbal maupun visual yang dituangkan dalam suatu media yang menarik, sehingga secara langsung atau tidak langsung akan menarik minat dan mempengaruhi pola pikir target audiens untuk mengikuti program promosi dan menggunakan jasa transportasi kereta api. Hal tersebut dapat memudahkan proses penyampaian pesan. Prinsip komunikasinya adalah:

 Siapa:

PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

 Memberi apa:

Memberi program pelayanan promosi  Kepada siapa:

Target audiens yang telah ditentukan  Tujuan apa:

Menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera.

Pada program promosi ini komunikasi satu arah pada umumnya akan diaplikasikan pada media berbasis cetak, yang mencakup strategi komunikasi yang terdiri dari dua unsur penting, diantaranya adalah:


(23)

23 Unsur visual yang digunakan adalah dengan memadukan unsur ilustrasi, fotografi serta tipografi.

 Verbal

Unsur persuasi dan informasi pada perancangan promosi ini diaplikasikan dalam bahasa Indonesia, yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang bernada simpel, mudah dimengerti dan cermat.

3.2. Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan promosi ini, komunikasi yang dirancang secara tepat bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarakan insentif-insentif dan hadiah-hadiah beserta ketentuanya kepada target audiens agar tepat sasaran sehingga dapat mempengaruhi dan membentuk pola pikir target audiens untuk mengikuti program promosi yang diberikan oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung ini.

3.3. Strategi Kreatif Pendekatan Kreatif

Pendekatan kreatif yang dilakukan dalam penyampaian pesan adalah membuat target audiens termotivasi untuk mengikuti program promosi ini yaitu dengan mempadukan unsur ilustrasi, fotografi serta tipografi yang dituangkan ke dalam media berbasis cetak serta disesuaikan dengan tema kereta api yang nyaman, aman, lancar terkendali. Dalam penyampaian pesannya pendekatan kreatif yang dilakukan bersifat persuasif dan informatif yang dikemas secara efektif, atraktif, elegan, cerdas dan mudah dimengerti yang disesuaikan dengan selera secara umum target audiens yang berasal dari kalangan menengah ke atas.


(24)

24 Pada perancangan program promosi ini, strategi positioning adalah hal yang sangat penting untuk dapat membedakan citra produk dengan produk – produk pesaing, dalam program promosi ini hal yang akan ditekankan adalah sesuai dengan tema yaitu MANCARLI (aman, nyaman, lancer terkendali). Kereta api adalah transportasi yang nyaman dengan segala fasilitas dan pelayanan yang dimilikinya, aman karena tergolong transportasi yang mempunyai angka kecelakaan lebih rendah dibanding transportasi lainya, selain itu kereta api adalah transportasi yang lancar, anti macet karena memiliki jalur tersendiri.

3.4. Strategi Media

Media merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan/informasi kepada target melalui perencanaan yang sistematis dan berharap media tersebut dapat mendapat respon yang baik dari target audiens. Dengan program promosi penjualan (sales promo) dimana konsumen dapat mendapatkan intensif berupa potongan harga tiket, target audiens akan tertarik dan menggunakan trasportasi kereta api sebagai pilihan utama. Maka dalam penyampaian isi pesan kepada target audiens, media-media yang dipilih harus dapat diterima dengan baik oleh target audiens dan bentuknya disesuaikan dengan kepentingan target audiens. Setiap media memiliki nilai kelebihan dan nilai keterbatasan, terutama dari segi efektifitas dan efisiensinya.

3.4.1. Pemilihan Media

Dalam suatu program promosi, pemilihan media yang tepat adalah hal yang sangat penting, karna akan menentukan baik atau tidaknya proses penyampaian informasi terhadap target audiens. Pada program promosi PT. Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung ini, media - media yang dipilih adalah media berbasis cetak yang bersifat masal baik dari pola penyebaran ataupun pemasangan media tersebut, serta dapat


(25)

25 mengakomodir semua aspek informasi visual ataupun verbal yang akan disampaikan kepada target audiens. Dipilihnya media berbasis cetak adalah merupakan hasil dari pertimbangan kemempuan finansial PT. Kereta Api Daerah Operasi 2 Bandung itu sendiri, serta pertimbangan dari ruang lingkup program promosi yang hanya mencakup derah operasi 2 Bandung.

Media yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Poster

Poster adalah bagian dari media cetak yang merupakan bagian dari tahapan komunikasi satu arah. Poster sendiri memiliki karakter yang dapat memberikan informasi kepada audiens dengan jelas dan dapat memberikan informasi secara terarah serta tingkat daya tarik yang optimal dalam menarik perhatian audiens.  Bilboard

Sesuai dengan ukuranya yang relatif besar dan penempatannya yang mencakup banyak masa, media bilboard adalah media efektif untuk menarik perhatian target audiens.

 Brosur

Dari segi bentuk dan ukuranya media brosur ini memiliki nilai strategis yang dapat lebih personal tertuju langsung pada konsumen, sehingga akan lebih efektif untuk memuat konten persuasif dan informatif.

 Spanduk

Secara fungsi dan kegunaan media ini sama dengan media yang memiliki ukuran besar lainya seperti billboard, namun dari segi biaya pemasanganya media ini jauh lebih murah dibandingkan billboard, sehingga


(26)

26 media spanduk ini adalah media yang cukup efektif sebagai media pendukung dari bilboard.

 X – Banner

Media x-banner adalah media yang secara pemasanganya berada di dalam ruangan (indoor), kelengkapan akan media dari segi penempatanya baik di dalam maupun luar ruangan sangatlah diperlukan supaya dapat lebih menjangkau target audiens secara efektif.

 Row Banner

Secara penempatanya media ini dapat mencakup target audiens yang berasal dari kalangan menengah ke atas.  Iklan Koran

Koran adalah bacaan keseharian dari target audiens pada umumnya, pemilihan koran pun disesuaikan dengan target audiens yang berasal dari kelas menengah ke atas.

 Web

Internet adalah suatu hal yang sangat dekat dengan keseharian target audiens yang berasal dari kelas menengah ke atas. Semua informasi lengkap pada program promosi ini dapat di akses pada website resmi kereta api.

Adapun media pendukung sebagai media kelengkapan atribut suatu promosi adalah berfungsi sebagai pernak – pernik, cendera mata ataupun hiasan yang mempunyai nilai fungsional ataupun tidak, serta mempunyai konsep identitas kereta api yang ditunjukan langsung kepada konsumen, meliputi :

 Kaos  Pin


(27)

27

 Gantungan Kunci  Stiker

 Payung  Jam Dinding

3.4.2. Pola Penyebaran Media

Pemilihan media yang tepat akan dapat mempengaruhi minat konsumen akan kesinambungan informasi mengenai program promosi ini, apabila diatur dengan strategi pola penyebaran media yang baik. Adapun pola penyebaran media ini dibagi akan beberapa tahap diantaranya adalah :

1. Tahap pengenalan (introducing)

Pada tahap ini dilakukan pada minggu terakhir di bilan Maret, pendekatan kreatif dituangkan pada media – media berukuran besar, serta bersifat masal seperti billboard dan spanduk, yang ditempatkan di tempat – tempat yang dinilai mempunyai nilai strategis dimana target audiens berada pada ruang lingkup lokasi pemasangan media tersebut. Bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat pada tahap mengetahui secara sepintas, agar menumbulkan rasa penasaran untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

2. Tahap Informasi dan Persuasi

Tahap ini dilakukan mulai dari 1 April 2011 sampai 17 mei 2011, ketika target audiens telah mengetahui akan adanya program promosi ini, maka media – media yang mempunyai nilai lebih personal dan memuat mengenai informasi dan persuasi lebih lanjut disebarkan, adapun medianya adalah Brosur, Poster, Banner dan X-Banner. Pada tahap ini diharapkan target audiens dapat mngetahui mengerti dan memahami akan program promosi ini serta intensif – intesif apa saja yang akan didapatkan apabila


(28)

28 mengikuti program promosi ini, sehingga target audiens akan mencoba dan mengikuti serta memilih bepergian dengan menggunakan kereta api.

3. Tahap Mengingat (Reminding)

Pada tahap terakhir dimana target audiens telah mencoba maka yang harus dijaga adalah bagaimana target audiens memiliki kesan yang baik terhadap kereta api, serta untuk menjaga kesetiaan konsumen, maka media pelengkap adalah media terakhir yang ditujukan langsung kepada target audiens berupa pernak-pernik ataupun gimmick seperti kaos, pin,gantungan kunci, payung, jam dinding dan striker, media ini diberikan secara langsung kepada penumpang yang melakukan penukaran voucher.

3.5. Konsep Program Promosi Penjualan (Sales Promo)

Kereta api adalah transportasi yang memiliki kelebihan dan keterbatasan tersendiri. Terlepas dari semua masalah dan keterbatasan yang dimiliki oleh kereta api, PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung telah melakukan berbagai perbaikan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan, semua hal positif dalam hal perbaikan pelayanan oleh PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung haruslah tersampaikan dengan baik kepada target audiens supaya target audiens dapat mengetahui dan merasakan langsung atas semua perubahan dan perbaikan kereta api tersebut, maka salah satu cara untuk menarik langsung agar konsumen dapat merasakan perubahan dan perbaikan kereta api adalah dengan memberikan intensif berupa diskon ataupun potongan harga melalui program promosi penjualan (sales promo), yang dapat memberikan keuntungan secara langsung kepada konsumen tanpa menjual janji berupa undian semata. Efek yang diharapkan tentu saja bukan hanya untuk menaikan jumlah pendapatan, tetapi secara berkesinambungan


(29)

29 dan dengan segala perubahan positif pada kereta api, diharapkan dapat menjaga loyatias konsumen untuk tetap menggunakan Kereta Api sebagai transportasi pilihan utama nya.

Program promosi ini berlangsung pada triwulan kedua tahun 2011, yakni dari bulan April sampai juni, dengan memberikan intensif – intensif berupa potongan harga tiket kepada penumpang dengan mekanisme dan ketentuan sebagai berikut :

 Setiap pembelian tiket kereta api kelas Bisnis ataupun Eksekutif maka penumpang akan mendapatkan voucher potongan harga tiket sebesar 20% yang berlaku untuk pemotongan harga pada pembelian tiket berikutnya pada kelas, relasi, dan kereta api yang sama

 Tiket tidak berlaku kelipatan, kecuali pada kereta api Harina, dimana dua voucher dapat diakumulasi menjadi diskon 50%, pada penukaran hari selasa dan rabu (bukan hari libur)  Apabila vocher kelas Eksekutif hendak dipergunakan

pada kelas Bisnis, maka besaranya menjadi 25%, sedangkan apabila voucher kelas bisnis akan dipergunakan pada kelas Eksekutif, maka besaranya menjadi 10%

 Promo ini hanya berlaku pada kereta api kelas Bisnis dan Eksekutif, pada kerta api sebagai berikut :

1. Turangga

2. Mutiara Selatan 3. Argo Wilis

4. Argo Parahyangan 5. Lodaya

6. Harina

3.6. Konsep Visual

Konsep visual adalah konsep yang mulai dari ide verbal kemudian dikembangkan ke dalam bahasa visual. Dalam hal ini visual


(30)

30 yang ditampilkan memuat pesan-pesan yang akan disampaikan kepada target audiens secara terencana dan konseptual. Harmonisasi gaya dan kesan, layout, warna, dan sebagainya, dimaksudkan untuk memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang disampaikan.

3.6.1. Format Desain

Format yang dipakai dalam media promosi ini umumnya berupa persegi empat Landscape ataupun Potrait karena bentuk seperti ini akan tampak lebih simpel dan tidak terkesan ribet.

3.6.2. Lay Out

Perancangan tata letak/lay out yang ditampilkan berupa gabungan dari pesan promosi, fotografi, ilustrasi, logo promosi, dan elemen visual. Semua elemen ini disusun sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat. Aturan lay out yang penulis buat untuk perancangan promosi ini adalah penempatan logo promosi diletakkan pada sudut kanan atas. Pesan promosi disusun sesuai pola pada umumnya yaitu rata kiri dengan maksud agar mudah dibaca dan dipahami oleh target audiens. Sedangkan untuk menghindari kesan monoton pada promosi ini, maka dibuat variasi-variasi yang berupa ketebalan dan perbedaan ukuran huruf yang digunakan untuk memberikan penekanan pada kata-kata yang dianggap penting. Perpaduan antara warna background dan teks akan menghasilkan sesuatu yang kontras sehingga menarik perhatian dan faktor keterbacaan. 3.6.3.Tipografi

Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf Cooper Black. dan Calibri. Jenis huruf ini digunakan karena bentuknya tidak


(31)

31 kaku sehingga cocok untuk menggambarkan pesan yang bersifat mengajak serta tidak bersifat formal.

Cooper Black

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvw xyz

0123456789!@#$%^&* ( ) _+ Calibri

ABCDEFGHIJKLM NOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrst uvw xyz

0123456789!@#$%^& * ()_+

3.6.4. Fotografi

Fotografi digunakan agar mengesankan hal yang lebih nyata yang disesuaikan dengan tema yang makna yang dinilai dapat mewakili maksud dan tujuan program promosi tersebut. 3.6.5. Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan pada media adalah salah satu elemen yang penting untuk memperkuat kesan menarik, tidak terkesan membosankan dan kaku.

3.6.6. Warna

Pada dasarnya semua jenis warna yang digunakan pada media adalah warna bernada cerah, dimaksudkan untuk memberikan kesan menarik, cerah dan eye catching. Adapun warna-warna dominan yang digunakan adalah sebagai berikut:


(32)

32 Gambar. 5 Warna

3.6.7. Makna

Gambar. 6 Poster

Perancangan media didasarkan atas maksud, tujuan dan makna yang sesuai dengan target yang akan dicapai pada program promosi. Adapun makna nya adalah sebagai berikut.

 Background langit bermaksud untuk mengesankan suasana cerah yang nyaman untuk bepergian


(33)

33

 Ikon kota-kota tujuan seperti Bandung diwakilkan dengan Gedung Sate, Jakarta dengan Monas, Semarang dengan Lawang Sewu, Jogja dengan Tugu, Surabaya dengan Monumen Surabaya, semua elemen tersebut ditumpuk dan dijadikan menjadi satu kesatuan adalah elemen yang mempunyai makna bahwasanya semua kota-kota besar tersebut merupakan kota tujuan/jangkauan kereta api yang berada dalam satu kemudahan, kemudahan yang diberikan pada program promosi ini

 Adapun sekumpulan garis yang melingkari elemen ikon kota adalah untuk mengesankan kesan luwes, dinamis yang menjangkau semua kota di pulau jawa yang diwakilkan dengan ikon-ikon tersebut.

 Angka “50%” yang dicetak tebal debgan ukuran besar dengan warna yang mencolok adalah sebagai penegas daya tarik pada program promosi ini.


(34)

34 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

1.1. Poster

Sebagai media promosi penjualan, Poster adalah media yang dibuat dengan konsep menarik, interaktif, informatif, dan persuasif. Poster ini dibuat secara digital dengan menggunakan softwareAdobe Photoshop CS3, yang memiliki varian format berukuran A3 dan A2, hal itu disesuaikan dengan kebutuhan pada penempatan pemasanganya sesuai dengan tempatnya. Media ini dicetak secara didital dengan menggunakan jenis kertas Art Paper.

Teknis Prosuksi : Offset Ukuran : A3

Gambar. 7 Poster

1.2. Bilboard

Sesuai dengan ukuranya yang relatif besar, serta penempatanya yang strategis dan mencakup banyak masa, bilboard ini dibuat dengan konsep yang cukup jelas untuk menarik perhatian, tidak terlalu memuat banyak penjelasan namun media ini hanya memuat keterangan secara umum saja.


(35)

35 Ukuran : 3m X 4,2m Teknis : cetak digital

Gambar. 8 Bilboard

1.3. Spanduk

Secara fungsi dan tujuan pemasangan media spanduk ini sama hal nya dengan bilboard, namun yang membedakan adalah spanduk ini dibuat sebagai pelengkap dari bilboard yang secara pemasanganya tidak memakan banyak biaya.

Gambar. 9 Spanduk Ukuran : 1m x 3m

Teknis Produksi : Cetak Digital

1.4. Row Banner

Sesuai dengan terget pasar yang merupakan kelas menengah keatas, row banner ini secara penempatan ditujukan untuk para pengendara, secara konsep media ini merupakan pelengkap media out door. Teknis produksinya adalah melalui cetak digital dengan menggunakan bahan material


(36)

36 Ukuran : 1m x 2,5m

Teknis Produksi : Cetak digital

Gambar. 10 Row Banner

1.5. X- Banner

Secara pemasangan dan penempatanya media ini lebih eksklusif, karena ditempatkan di dalam ruangan, oleh karena itu material yang digunakan adalah kertas yang dilaminasi dof, berukuran 160cm x 60cm.

Bahan : Syntetic Paper Teknik pengerjaan : Cetak Digital

Ukuran : 160cm x 60cm


(37)

37 1.6. Brosur

Secara konsep brosur ini merupakan media yang lebih personal dan lebih persuasif tertuju langsung kepada target audiens, yang berisikan tentang segala penjelasan mengenai syarat dan mekanisme tentang program promosi penjualan. Media ini dicetak secara digital dengan menggunakan material kertas jenis Art Paper.

Bahan : Art Paper

Teknis Produksi : Offset

Ukuran : 14cm x 15 cm

Gambar. 12 Brosur

1.7. Iklan Koran

Media cetak seperti koran adalah media yang umum yang dekat dengan keseharian target audiens, oleh karena itu secara konsep aplikasi medianya tidak jauh berbeda dengan media-media yang lain yang memuat informasi secara umum program promosi penjualan.

Bb Ukuran : 30 cm x 12 cm

Teknis Produksi : Cetak Digital


(38)

38 1.8. Web

Internet sangatlah dekat dengan ruang lingkup keseharian target audiens. Media ini terletak pada halaman home website resmi PT. Kereta Api (Persero).

Gambar . 14 Web

1.9. Merchandise

Secara umum konsep pada pembuatan Merchandise ini mengangkat tema identitas perusahaan, agar menanamkan citra tersendiri di benak target audiens.

 Pin

Pin adalah salah satu pernak-pernik yang paling fleksibel dan masuk di semua usia, pin juga digunakan sebagai media identitas PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung. Material yang digunakan adalah kertas ink jet berdiameter 5,5cm yang dilaminasi dof dicetak dicetak secara digital

Ukuran : Diameter 5,4cm


(39)

39

 Gantungan Kunci

Dari segi kegunaan, tujuan, serta ukuran media ini sama dengan pin, namun yang membedakan adalah layout desain nya, yang masih mengangkat identitas Kereta Api. Material yang digunakan adalah kertas ink jet berdiameter 5,5cm yang dilaminasi dof dicetak secara digital.

Gambar. 16 Gantungan Kunci

 Kaos

Konsep pembuatan kaos ini mengangkat identitas PT. Kereta Api (Persero). Dibuat dari bahan Cotton berwarna putih dengan ukuran yang disesuaikan. Desain identitas yang terdapat dikaos dicetak sablon.

Teknis Produksi : Sablon


(40)

40

 Payung

Konsep payung yang simpel, dapat dilipat dan dimasukan ke dalam tas adalah merupakan kesesuaian akan kebutuhan penumpang kereta api yang memerlukan sesuatu yang praktis dalam mengantisipasi cuaca hujan, yang juga disertai desain identitas kereta api.

Gambar. 18 Payung

 Jam Dinding

Konsep visual pada jam dinding sama hal nya dengan konsep visual pada pin, yang masih bertemakan identitas PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung, namun format pada media ini lebih memiliki nilai fungsional sebagai penunjuk waktu.


(41)

41

 Stiker

Konsep visual pada stiker sama halnya dengan konsep visual pada gantungan kunci, namun yang membedakan adalah format stiker sebagai media identitas yang dapat di tempel di segala ruang.

Ukuran : Diameter 9cm Bahan : kertas stiker

Chrome Teknis Produksi : Offset


(42)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI PT. KERETA API (Persero)

DAERAH OPERASI 2 BANDUNG

DK 38315 TUGAS AKHIR Semester I 2010/2011

Oleh :

DIAN MARYANDHI NIM

51904086 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(43)

42

DAFTAR PUSTAKA

Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill

Indonesian Railway Watch (17 April 2010). Kemunduran Peran Perkereta Apian Indonesia. Tersedia di http://irwatch.wordpress.com[ 23 Desember 2010]

Indonesian Railway Watch (21 April 2010) PT. KA Kalah Bersaing dengan Bus dan Travel. Tersedia di http://irwatch.wordpress.com [ 20 Desember 2010]

Jumlah Travel Bandung Jakarta Berlebih (26 Mei 2010). Tersedia di http://detikbandung.com [15 November 2010]

Medura, Jeff (2007). Introduction To Busines, Jakarta : Salemba Empat Reglemen 19 (2007), Pengertian Lokomotif, Bandung : Balai Grafika Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio

Sejarah Kereta Api Tersedia di http://kereta-api.co.id [ 25 Desember 2010] Segmenting value, Tersedia di http://kereta-api.co.id [12 januari 2011]

Wawancara :

Keterbatasan Sarana dan Prasarana DAOP 2 Bandung, Wawancara dengan Wawan Suhanda (Staf Dipo Lokomotif DAOP 2 Bandung)

 Profil PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung, Wanancara dengan Hermanto ( Staf Divisi Komersial DAOP 2 Bandung)


(44)

Daftar Riw ayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Dian M aryandhi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat , Tanggal lahir : Garut , 20 Okt ober 1986

Kew arganegaraan : Indonesia

St at us Perkaw inan : Single

Agama : Islam

Kesehat an : Sangat Baik

Tinggi, Berat Badan : 165 cm, 63 Kg

A=lamat Lengkap : Jl. St . Bumiw aluya No. 218 RT. 01 RW.02 Desa Cit eras, Kecamat an M alangbong, Kabupat en Garut , Kode Pos 44188

No HP : 08562163921


(45)

Pendidikan Normal

1992 – 1998 : SDN Cit eras 1 M alangbong, Garut

1998 – 2001 : SM PN 1 M alangbong, Garut

2001 – 2004 : SM AN 9 Garut

2004 – 2011 : Program Sarjana (S-1) Desain Komunikasi Visual, Unikom Bandung

Pengalaman Organisasi

 PADI (Pengenalan Anaka Desain) DKV UNIKOM sebagai Kordinat or Humas pada t ahun 2006

Pengalaman Kerja

Bekerja di PT. Keret a Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

Periode : Februari 2007 – Sept ember 2011

St at us : Pegaw ai Tet ap


(46)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-nya penulis telah berhasil menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini, dengan judul Perancangan Promosi PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademi dalam mencapai jenjang studi Strata-1 pada Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dengan rasa rendah hati penulis mengharapkan penilaian dan saran dari para pembaca serta dosen yang bersangkutan demi perbaikan menuju kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi setiap orang yang membacanya sehingga dapat dijadikan sebuah bekal dan dasar ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Bandung, 22 Februari 2011


(47)

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI PT. KERETA API (Persero)

DAERAH OPERASI 2 BANDUNG

DK 38315 TUGAS AKHIR Semester I 2010/2011

Oleh :

DIAN MARYANDHI NIM

51904086 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

42

DAFTAR PUSTAKA

Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill

Indonesian Railway Watch (17 April 2010). Kemunduran Peran Perkereta Apian Indonesia. Tersedia dihttp://irwatch.wordpress.com [ 23 Desember 2010]

Indonesian Railway Watch (21 April 2010) PT. KA Kalah Bersaing dengan Bus dan Travel. Tersedia dihttp://irwatch.wordpress.com [ 20 Desember 2010]

Jumlah Travel Bandung Jakarta Berlebih (26 Mei 2010). Tersedia di http://detikbandung.com [15 November 2010]

Medura, Jeff (2007). Introduction To Busines, Jakarta : Salemba Empat

Reglemen 19 (2007), Pengertian Lokomotif, Bandung : Balai Grafika Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio

Sejarah Kereta Api Tersedia di http://kereta-api.co.id [ 25 Desember 2010] Segmenting value, Tersedia di http://kereta-api.co.id [12 januari 2011]

Wawancara :

Keterbatasan Sarana dan Prasarana DAOP 2 Bandung, Wawancara dengan Wawan Suhanda (Staf Dipo Lokomotif DAOP 2 Bandung)

 Profil PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung, Wanancara dengan Hermanto ( Staf Divisi Komersial DAOP 2 Bandung)


(3)

Daftar Riw ayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Dian M aryandhi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat , Tanggal lahir : Garut , 20 Okt ober 1986 Kew arganegaraan : Indonesia

St at us Perkaw inan : Single

Agama : Islam

Kesehat an : Sangat Baik

Tinggi, Berat Badan : 165 cm, 63 Kg

A=lamat Lengkap : Jl. St . Bumiw aluya No. 218 RT. 01 RW.02 Desa Cit eras, Kecamat an M alangbong, Kabupat en Garut , Kode Pos 44188

No HP : 08562163921


(4)

Pendidikan Normal

1992 – 1998 : SDN Cit eras 1 M alangbong, Garut

1998 – 2001 : SM PN 1 M alangbong, Garut

2001 – 2004 : SM AN 9 Garut

2004 – 2011 : Program Sarjana (S-1) Desain Komunikasi Visual, Unikom Bandung

Pengalaman Organisasi

 PADI (Pengenalan Anaka Desain) DKV UNIKOM sebagai Kordinat or Humas pada t ahun 2006

Pengalaman Kerja

Bekerja di PT. Keret a Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

Periode : Februari 2007 – Sept ember 2011

St at us : Pegaw ai Tet ap


(5)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-nya penulis telah berhasil menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini, dengan judul Perancangan Promosi PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademi dalam mencapai jenjang studi Strata-1 pada Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dengan rasa rendah hati penulis mengharapkan penilaian dan saran dari para pembaca serta dosen yang bersangkutan demi perbaikan menuju kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi setiap orang yang membacanya sehingga dapat dijadikan sebuah bekal dan dasar ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Bandung, 22 Februari 2011


(6)