Pengaruh Profitabilitas (ROE) Dan Laba Perlembar Saham (EPS) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Pada Sektor Makanan Dan Minuman Periode 2010-2014

(1)

Oleh : Silmi Kaffah Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas dan Laba per lembar saham terhadap Nilai perusahaan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif - verifikatif, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis jalur (path analysis), uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, analisis koefisien determinasi dengan uji hipotesis menggunakan Uji-F dengan menggunakan software SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan positif terhadap PBV sedangkan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV. Variabel ROE dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap PBV yang ditunjukkan dari nilai koefisien beta standardized-nya yaitu 0.369, EPS dengan nilai koefisien -0,333

Kata Kunci : Profitabilitas, Laba per lembar saham, Nilai perusahaan.

EFFECT OF PROFITABILITY (ROE) SHEET AND EARNINGS PER SHARE (EPS) VALUE OF THE COMPANY (PBV) IN THE FOOD AND

DRINK SECTOR LISTED IN BEI PERIOD 2010-2014

Abstract– This study was conducted to examine the effect of variable profitability (ROE) and earnings per share (EPS) of the company Value (ROE) on food and beverage companies listed on the Stock Exchange in 2010-2014. The method used in this research is descriptive method - verification, the sample used in this study is Accidental Sampling. The analysis used is path analysis, the classical assumption test, Pearson correlation analysis, coefficient of determination analysis to test the hypothesis using F-test using SPSS 17.0 software. The results showed that partially positive ROE no significant effect on EPS PBV whereas no significant effect on PBV. ROE in this study is the most influential variable to the PBV indicated value of its standardized beta coefficient is 0369, with the value of the coefficient of -0.333 EPS


(2)

tersebut pasti mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu mendapat laba maksimal dengan sumber daya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ini akan menunjukkan kemakmuran pemegang saham, nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Sartono (2010:122), Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham.

Earning per ShareEarning per share atau laba per lembar saham menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor, informasi earning

Nilai perusahaan dapat

menggambarkan keadaan

perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor, demikian pula sebaliknya nilai Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas dan keadaan pasar modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun oleh faktor eksternal tersebut. Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang lalu mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah (Suharli, 2006).

Promosi yang tidak terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang laku


(3)

Profitabilitas

Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham.

Sedangkan menurut Rafika Diaz dan Jufrizen (2014) ROE (Return On Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahan dapat menghasilkan laba atau keuntungan dari hasil pengelolaan modal yang dimiliknya, baik modal sendiri maupun modal dari investor.

Menurut Van Horne (2005:234) Yang termasuk dalam ratio profitabilitas ini adalah: :

1. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

3. Earning Power of Total investment

4. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)

5. Return on Investment ( Pengembalian atas investasi)

perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share (EPS).

Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. EPS perusahaan tinggi menggambarkan laba yang didapatkan perusahaan dari saham tinggi dan hal ini akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhuddin, 2006 dalam Suherman dan Anwar Siburian, 2013).

Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. EPS perusahaan tinggi menggambarkan laba yang didapatkan perusahaan dari saham tinggi dan hal ini akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhuddin, 2006 dalam Suherman dan Anwar Siburian, 2013).

Nilai perusahaan

Price to Book Value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar


(4)

berarti semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Tri Marlina 2013).

Investor dapat

mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga terhadap nilai bukunya (Price to Book Value) yang selanjutnya disingkat PBV, untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued) Wardjono, 2010 dalam Tri Marlina 2013.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif. Definisi Metode Analisis Deskriptif menurut Sugiyono (2009: 35) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”.

Metode deskriptif ditujukan untuk mengetahui perkembangan Profitabilitas, Laba per lembar saham, dan Nilai perusahaan

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila

Metode verifikatif untuk mengetahui besarnya pengaruh Profitabilitas dan Laba per lembar saham terhadap Nilai perusahaan. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data sekunder, karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.

Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini mengenai pengaruh Profitabilitas dan Laba per lembar saham terhadap Nilai perusahaan adalah data sekunder.

Penelitian ini menggunakan sampel data Profitabilitas, Laba per lembar saham dan Nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel data dari sebanyak 6 perusahaan sektor Makanan dan Minuman (data csoss section) dengan periode laporan keuangan selama 5 tahun (data time series). Total keselurnhan data yang dijadikan sampel adalah 30 buah panel data.. Rancangan analisis data yang digunakan adalah path analysis. Sementara uji hipotesis menggunakan uji - t serta uji – F dengan tingkat signifikansi 5%. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Path


(5)

mengetahui besarnya pengaruh Profitabilitas, Laba per lembar saham terhadap Nilai perusahaan. Dengan menggunakan software SPSS 17.0, diperoleh hasil uji sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara ROE dengan EPS adalah sebesar 0,519, artinya hubungan yang terjadi antara ROE dengan EPS adalah searah, dimana semakin tinggi ROE, maka akan diikuti pula oleh semakin tingginya EPS.

Jika digambarkan, nilai variabel bebas ROE dan EPS masing-masing sebesar -0,827 dan 0,291, koefisien jalur sebesar 0, 454 dan pengaruh variabel lain sebesar 0,546

UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas

Syarat lolos uji normalitas, nilai probability nya harus lebih besar dari 0,05 ( > 5%). dengan menggunakan software SPSS versi 17.0, diperoleh hasil perhitungan nilai Kolmogorov sebesar 0,986 lebih besar 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residu dalam model berdistribusi secara normal, sehingga model telah memenuhi salah satu asumsi untuk dilakukan pengujian regresi.

-Uji Heteroskedastisitas

model regresi terbebas dari adanya heteroskedastisitas, sehingga model tersebut memenuhi salah satu syarat untuk dilakukan pengujian regresi.

ANALISIS KORELASI

Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Keeratan hubungan antara Profitabilitas (X1) dengan nilai perusahaan (Y) sebesar 0.442 menunjukan bahwa hubungan antar kedua variabel adalah sedang (dalam interval 0,41 – 0,60). Arah hubungan positif antara Profitabilitas dan Nilai perusahaan menunjukkan tingginya Profitabilitas akan mempengaruhi meningkat Nilai perusahaan.

2. Keeratan hubungan antara Laba per lembar saham (X2) dengan nilai perusahaan (Y) sebesar 0,614 menunjukan bahwa hubungan antar kedua variabel adalah cukup tinggi (dalam interval 0,61 – 0,80). Arah hubungan positif antara Laba per lembar saham dan Nilai perusahaan menunjukkan tingginya Laba per lembar saham akan mempengaruhi meningkat Nilai perusahaan.

ANALISIS KOEFISIEN


(6)

pengaruh terhadap Nilai perusahaan sebesar 53,7%, sedangkan sisanya 46,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

-Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan

Hasil pengujian secara parsial pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel ROE sebesar 1,747. Nilai ini akan dibandingkan dengan t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0,05, untuk pengujian satu pihak dan dan db = 30-2-1 = 27, diperoleh nilai t-tabel sebesar ± 2,052. Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa t-hitung untuk variabel ROE (X1) (1,747) < t-tabel (2,052) dan thitung bertanda positif maka H0 di tolak dan H1 diterima. Selain itu, hubungan yang terjadi merupakan hubungan yangsignifikan, itu ditunjukkan dengan angka probabilitas (sig) dalam perhitungan software SPSS 20 for windows pada tabel coefficient sebesar 0,02. Dikatakan signifikan karena 0,02<0,05.

Hasil ini sama dengan hasil penelitian Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri (2012) yang menyatakan bahwa ROE mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan menurut Ayu

-Laba per lembar saham terhadap Nilai perusahaan

Nilai t-hitung yang diperoleh variabel EPS (X2) sebesar 1,579. Nilai ini akan dibandingkan dengan t-tabel pada t-tabel distribusi t. Dengan α = 0,05, untuk pengujian satu pihak dan db = 30-2-1 = 37, diperoleh nilai t-tabel sebesar ± 2,052. Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa t-hitung untuk variabel inflasi (X2) (1,579) < t-tabel (2,052), artinya H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial, EPS berpengaruh signifikan terhadap PBV pada Bursa Efek Indonesia. Dalam perhitungan software SPSS 20 for windows ditunjukkan dengan angka probabilitas (sig) pada tabel coefficient sebesar 0,005. Dikatakan tidak signifikan karena 0,00 > 0,05.hasil ini sesuai penelitian Tito Perdana Putra, M Chabachib, Mulyo Haryanto, Irine Rini Dewi Pangestuti (2007) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan positif terhadap variabel PBV dan menurut Tri Marlina (2013) EPS dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV secara parsial.

KESIMPULAN DAN SARAN -Kesimpulan

1. Perkembangan Profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar


(7)

PT. Indofood sukses makmur Tbk. Hal ini terjadi karena adanya penarikan produk indofood di taiwan akibat di temukannya bahan yang tidak sesuai peryaratan Food and Durgs Administration (FDA) sehingga menyebabkan profitabilitas perusahaan menurun.

2. Perkembangan Laba Per Lembar Saham pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 mengalami fluktuasi. Keadanan rata-rata Profitabilitas mengikuti pergerakan grafik EPS yaitu naik turun stabil hal ini sesuai hasil penelitian yang menyatakan bahwa jika ROE meningkat maka EPS ikut meningkat.

3. Perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 mengalami fluktuasi, Adapun fluktuasi yang selalu meningkat setiap tahunnya terjadi pada PT Siantar Top Tbk hal tersebut terjadi karena profitabilitas nya dianggap baik sehingga Laba per Lembar Saham pun meningkat dan berakibat pula pada peningkatan nilai perusahaan.

4. Hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat

terhadap Nilai Perusahaan dan Laba Per Lembar Saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

5. Hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Profitabilitas terhadap Laba Per Lembar Saham secara parsial Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Laba Per Lembar Saham Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran bagi perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun untuk pihak lainnya mengenai pengaruh profitabilitas dan Laba per lembar saham terhadap nilai perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Lebih meningkatkan lagi kemampuan perusahaan dalam meningkatkan return untuk pengembangan usaha, sehingga dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat berdampak terhadap nilai perusahaan

2. Jika perusahaan mengalami kerugian terus menerus harus melakukan pinjaman modal untuk perkembangan

usahanya kedepan

kemungkinan perusahaan tersebut akan meningkat kembali dan kemudian


(8)

terhadap profitabilitas yang mengakibatkan nilai perusahaan meningkat pula. 3. Profitabilitas dan Laba per

lembar saham bagi manajemen perusahaan variabel-variabel ini dapat dijadikan bahan pertimbangan agar dihasilkan nilai perusahaan yang optimal dengan memperhitungkan kemampuan perusahaan itu

sendiri, yaitu

mempertimbangkan dan memanfaatkan keuntungan atas modal untuk menghasilkan keuntungan yang terus menerus agar nilai perusahaan tinggi dan di anggap baik.

4. Profitabilitas tentunya harus ditingkatkan oleh perusahaan karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham sehingga dapat menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Perusahaan juga harus meningkatkan Earningper Share (EPS), karena EPS yang naik mencerminkan hasil investasi per lembar saham meningkat sehingga kepercayaan investor meningkat dan harga saham juga meningkat dampak

berpengaruh signifikan terhadap laba per lembar saham maka perusahaan harus menjaga perusahaan tetap mendapatkan profit yang stabil bahkan lebih baik bila profit tersebut terus meningkat karena semakin tinggi return atau penghasilan/pengembalian atas penginvestasian modal yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan karena menujukkan efektifitas

manajemen dalam

menggunakan modal yang mereka miliki. Pengembalian ekuitas yang tinggi pada perusahaan memungkinkan menarik investor untuk menginvestasikan modal mereka kepada perusahaan untuk dikelola dan menghasilkan laba.

DAFTAR PUSTAKA

Agus sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.

Cetakan Keempat.

Yogyakarta: BPFE

Alimuhidin. 2006. Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhinikacipta.


(9)

Dedi Aji Hermawan. 2012. Pengaruh Debt to Equity, Earning per Share dan Net Profit Margin terhadap Return Saham. Management Analysis Journal ISSN 2252-6522 1 (5)

Dwi Martani, Mulyono dan Rahfiani Khairurizka. 2009. The Effect of Financial Ratio, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities in the Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review ISSN 1537-1506 Volume 8 No.6

Farkhan Ika. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham. Value Added Volume 9 No.1

Gurjarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Insukindro.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori Kasus dan Riset bisnis). Jakarta: Bumi Aksara

Husen Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Bisnis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan Kesatu.

Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi Program SPSS dan Lisrel 8. Bandung: UPI

Laporan Keuangan Perusahaan Farmasi yang terdaftar Di BEI melalui website nya yaitu

www.idx.co.id

Michell Suharli. 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha ilmu Mursidah Nurfadillah. 2011. Analisis

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. M. Nazir. 2005. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(10)

Jurnal Manajemen dan Bisnis ISSN 1693-7619 Vol 14 No.2 Rahmawati. 2002. Create a Value of

Brand with a Personalit. Usahawan No.10

Suad Husnan. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Edisi ketiga Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Suherman, Anwar Siburian. 2013. Pengaruh Earning per Share, Debt to Ratio, Return on Equity dan Price to Book Value terhadap Return Saham. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Volume 4 No.1 Sutrisno. 2009. Manajemen

Keuangan : Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi 7. Yogyakarta: Ekonisia.

Tri Marlina. 2013. Pengaruh Earning per Share, ROE, DER dan Size terhadap PBV. Bogor: Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan. ISSN 2337-7852 Vol.1 No.1 Umi Mardiyanti, Gatot Nazir Ahmad,

Ria Putri. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2010. Jakarta: JRMSI Vol.3 No.1

Van Horne. 2005. Accounting Economics Translation. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum http://www.teguhhidayat.com/2014/0 5/indofood-sukses-makmur.html# http://artikel-mini.blogspot.com/2011/12/st rategi-pemasaran-pt-indofood-tbk.html


(11)

15 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Kemampuan perusahaan untuk pengembalian atas ekuitas biasa disebut Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) dihitung dari laba bersih yang diperoleh dibagi dengan total ekuitas biasa (Brigham 2010 dalam Tri Marlina 2013). Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham.

Sedangkan menurut Rafika Diaz dan Jufrizen (2014) ROE (Return On Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahan dapat menghasilkan laba atau keuntungan dari hasil pengelolaan modal yang dimiliknya, baik modal sendiri maupun modal dari investor. Rasio ini sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Jika ROE tinggi, maka perusahaan telah efektif dalam mengelola modalnya sehingga akan mengundang minat dan kepercayaan investor untuk berinvestasi.


(12)

2.1.1.2 Manfaat Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas sendiri, dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap profitabilitas suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuangan. Adapun Manfaat dari rasio Rasio Profitabilitas yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri. 2.1.1.3 Rasio-Rasio Profitabilitas

Menurut Van Horne (2005:234) Yang termasuk dalam ratio profitabilitas ini adalah:

a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:


(13)

a. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu:

b. Earning Power of Total investment

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

c. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

� =

� = ℎ �

� � = �


(14)

d. Return on Investment ( Pengembalian atas investasi)

Merupakan rasio pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terdapat peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam margin laba bersih, atau keduanya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:

2.1.2 Laba per Lembar Saham(EPS)

2.1.2.1 Pengertian Laba per Lembar Saham (EPS)

EPS merupakan rasio keuangan yang digunakan investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. EPS pada umumnya digunakan para pemegang saham untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh per lembar saham. EPS yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin tinggi eps, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi juga. EPS menggambarkan jumlah data yang diperoleh setiap lembar saham selama periode tertentu.


(15)

Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu indikator rasio keuntungan adalah Earning per Share (Sutrisno, 2009:222).

Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT (Earning After Tax).

Earning per Share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham. EPS perusahaan tinggi menggambarkan laba yang didapatkan perusahaan dari saham tinggi dan hal ini akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhuddin, 2006 dalam Suherman dan Anwar Siburian, 2013).

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

Laba bersih Jumlah Lembar Saham Earning per Share =


(16)

2.1.3 Nilai Perusahaan

2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan

Price to Book Value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggiPrice to Book Value (PBV), semakin baik pasar memandang perusahaan dan prospeknya.Hal ini berarti semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Tri Marlina 2013).

Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga terhadap nilai bukunya (Price to Book Value) yang selanjutnya disingkat PBV, untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued) Wardjono, 2010 dalam Tri Marlina 2013. Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi rasio Price to Book Value dapat diartikan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Dalam menganalisis harga saham, dapat menggunakan rasio keuangan yang sering dikaitkan dengan profitabilitas guna mengukur kinerja perusahaan. Price to Book Value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan


(17)

relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang


(18)

baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

b. Ukuran Perusahaan (size)

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualanlebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel danbiaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham and Houston 2001). Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakanstrategi usahanya dengan efektif dan efisien.Dalam aspek finansial, penjualan dapatdilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasiyang diukur dalam satuan rupiah. Dalam sisiperencanaan, penjualan direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari


(19)

kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.

c. Sruktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya


(20)

yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Husnan, 2000)

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Price to Book Value (PBV) karena berkaitan dengan pertumbuhan modal sendiri yang membandingkan nilai pasar dengan nilai bukunya. PBV adalah suatu rasio yang sering digunakan untuk menentukan nilai perusahaan dan mengambil keputusan investasi dengan cara membandingkan harga pasar saham akhir tahun dengan nilai buku perusahaan. Dalam penelitian ini PBV rasio dihitung dengan :

� � = Nilai Buku per Lembar Saham

2.1.4 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Tito Perdana Putra, M Chabachib, Mulyo Haryanto, Irine Rini Dewi Pangestuti

Penelitian yang dilakukan oleh Tito Perdana Putra, M Chabachib, Mulyo Haryanto, Irine Rini Dewi Pangestuti (2007) tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Beta Saham terhadap Price to Book Value (Studi Perusahaan


(21)

Real Estate dan Property yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini EPS berpengaruh signifikan positif terhadap variabel PBV.

2. Penelitian Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri

Penelitian yang dilakukan oleh Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri (2012) tentang “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010”. Setelah dianalisis hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ROE mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

3. Penelitian Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya (2013) tentang “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan”. Hasil pengujian mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan. 4. Penelitian Tri Marlina

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Marlina (2013) tentang “Pengaruh Earning per Share, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Size terhadap Price to Book Value” Setelah dianalisis hasil penelitian EPS dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

5. Penelitian Rafika Diaz dan Jufrizen

Penelitian yang dilakukan oleh Rafika Diaz dan Jufrizen (2014) tentang “Pengaruh Return on Asset dan Return on Equity terhadap Earning per


(22)

Share pada Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Setelah dianalisis hasil penelitian secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap EPS.

6. Penelitian Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy Gavoury

Penelitian yang dilakukan Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy Gavoury dengan dalam jurnal Maging Global Transitions, Volume 9, Nomor 9. Winter 2011 mengatakan bahwa Return on Equity (ROE) and Return on Capital Employed (ROCE) are considered as profitability control variables for the study. The Total Debt to Total Assets (TD-TA) and Debt-Equity Ratio (DER) have been used as proxy for cs. For empirical evaluation of the effect of cs on Profitability, the statistical techniques, viz,. Pearson’s co efficient of correlation and regression analysis in addition to descriptive statistics such as mean, standard deviation have been used.the study. The Total Debt to Total Assets (TD-TA) and Debt-Equity Ratio (DER) have been used as proxy for cs. For empirical evaluation of the effect of cs on Profitability, the statistical techniques, viz,. Pearson’s co efficient of correlation and regression analysis in addition to descriptive statistics such as mean, standard deviation have been used Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy Gavoury


(23)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

Tito Perdana

Putra, M

Chabachib, Mulyo

Haryanto, Irine

Rini Dewi

Pangestuti (2007)

Pengaruh Kinerja

Keuangan dan Beta

Saham terhadap Price to

Book Value (Studi

Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006)

EPS berpengaruh signifikan positif terhadap variabel PBV.

Periode waktu penelitian dan objek penelitian.

Menggunakan variabel EPS dan PBV

Umi Mardiyati,

Gatot Nazir

Ahmad, Ria

Putri (2012)

Pengaruh Kebijakan

Dividen, Kebijakan

Hutang dan Profitabilitas

terhadap Nilai

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010

ROE mempunyai

pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Periode waktu penelitian dan objek penelitian.

Menggunakan variabel ROE dan PBV

Ayu Sri

Mahatma Dewi

dan Ary

Wirajaya (2013)

Pengaruh Struktur

Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan

profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.

Periode waktu penelitian dan objek penelitian.

Menggunakan variabel profitabilitas

dan nilai

perusahaan

Tri Marlina

(2013)

Pengaruh Earning per Share, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Size terhadap Price to Book Value

EPS dan ROE

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PBV

secara parsial

Periode waktu penelitian.

Menggunakan variabel EPS,

ROE dan

PBV serta

objek penelitian sama Rafika Diaz dan

Jufrizen (2014)

Pengaruh Return on Asset

dan Return on Equity

terhadap Earning per

Share pada Perusahaan

Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROE tidak

berpengaruh signifikan terhadap EPS.

Periode waktu penelitian dan objek penelitian.

Menggunakan variabel ROE dan EPS

Ramachandran Azhagaiah dan Candasamy Gavoury

TheImpact of Capital Structure on Profitability with Special Reference to IT Industry in India

Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

Periode waktu penelitian dan objek penelitian.

Menggunakan variabel Profitabilitas

2.2 Kerangka pemikiran

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, karena dengan profitabilitas kita dapat melihat suatu laba pada perusahaan. Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan


(24)

kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya.

Nilai perusahaan juga akan menunjukkan kemakmuran pemegang saham, nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kebijakan keputusan pembayaran dividen merupakan hal yang penting yang menyangkut apakah arus kas akan dibayarkan kepada investor atau akan ditahan untuk di investasikan kembali oleh perusahaan.

Return On Equity merupakan hasil laba yang diperoleh dibagi dengan total ekuitas. Bila dilihat dari perubahan rata-rata EPS yang naik, seharusnya ROE juga naik. Kenyataannya terjadi perubahan ROE yang menurun kemudian naik dan turun kembali yang tidak sebanding dengan perubahaan EPS. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Meningkatnya Return On Equity (ROE) akan meningkatkan Price to Book Value. Earning Per Share merupakan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Adanya kenaikan Earning Per Share (EPS) seharusnya diikuti dengan perubahan kenaikan Price to Book Value (PBV) yang searah.


(25)

ROE (Return On Equity) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahan dapat menghasilkan laba atau keuntungan dari hasil pengelolaan modal yang dimiliknya, baik modal sendiri maupun modal dari investor. Rasio ini sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Jika ROE tinggi, maka perusahaan telah efektif dalam mengelola modalnya sehingga akan mengundang minat dan kepercayaan investor untuk berinvestasi (Rafika Diaz dan Jufrizen, 2013).

Berikutnya mengenai Return On Equity (ROE), Kasmir (2012) menyatakan bahwa hasil pengembalian Ekuitas atau Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi pengguna modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Selanjutnya Lukman Syamsuddin (2009) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas besarnya modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Agus Sartono (2010) menyatakan bahwa Return On Equity atau Return On Net Worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.


(26)

Menurut Harmono (2009) besarnya rasio pengembalian atas pengelolaan modal perusaaan (ROE) dapat diketahui melalui hasil perhitungan antara besarnya laba bersih dibagikan dengan besarnya total modal/total ekuitas perusahaan. Dalam kaitannya dengan EPS, maka secara umum semakin tinggi return atau penghasilan/pengembalian atas penginvestasian modal yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan karena menujukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan modal yang mereka miliki. Pengembalian ekuitas yang tinggi pada perusahaan memungkinkan menarik investor untuk menginvestasikan modal mereka kepada perusahaan untuk dikelola dan menghasilkan laba.

2.2.2 Hubungan Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hasilnya, investor dapat melihat seberapa efisien perusahaan menggunakan asset dan dalam melakukan operasinya untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Umi Mardiyati, 2012).

Jika Return on Equity tinggi maka akan meningkatkan nilai perusahaan karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.


(27)

Menurut Tri Marlina (2013) Earning Per Share merupakan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Adanya kenaikan Earning Per Share (EPS) seharusnya diikuti dengan perubahan kenaikan Price to Book Value (PBV) yang searah. Laba merupakan indikator untuk mengetahui keuangan perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan yaitu melalui perbandingan dengan periode sebelumnya. Perubahan kenaikan atau penurunan ini memberi dampak terhadap kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan penetapan jumlah deviden, pembayaran hutang, penyisihan atau untuk investasi lagi guna menjaga kelangsungan operasi perusahaan.

Earning Per Share (EPS) merupakan hasil laba bersih yang diperoleh perusahaan (Net Income) dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Shares outstanding) (Ross, 2010 dalam Tri Marlina, 2013). Makin tinggi Earning Per Share menunjukkan makin tinggi laba yang diperoleh perusahaan. Ketika investor mengevaluasi performance dari perusahaan, investor tidak cukup hanya mengetahui apakah income suatu perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan, investor juga perlu mencermati bagaimana perubahan income berakibat terhadap investasinya. Perusahaan yang mapan umumnya mempunyai rasio Earning Per Share tinggi, sedangkan perusahaan yang berusia muda mempunyai kecenderungan Earning Per Share (EPS) yang rendah. Earning per Share (EPS) yang naik mencerminkan hasil investasi per lembar saham meningkat, sehingga kepercayaan investor meningkat dan harga saham juga meningkat, dampak akhirnya Price to book value ( PBV) juga meningkat. Sebaliknya bila Earning per Share (EPS) turun,


(28)

investor enggan untuk membeli saham, kondisi ini akan berakibat harga saham juga akan turun. Turunnya harga saham akan berakibat pada turunnya Price to book value ( PBV) .

Berikut ini merupakan gambar skema paradigma diatas :

Taswan, (2003)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut:

Profitabilitas ( ROE ) - Laba Bersih - Modal Sendiri

Laba per Lembar Saham (EPS)

- Laba Bersih

- Jumlah Lembar Saham

Nilai Perusahaan (PBV) - Harga Perlembar saham

- Nilai Buku Perlembar saham

Rafika Diaz (2013)

Umi Mardiyanti (2012)


(29)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalinat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoristis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS)

Hipotesis 2 : Profitabilitas (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hipotesis 3 : Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)


(30)

33

3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono ( 2011 : 32 ) adalah sebagai berikut : “ objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang-orang, atau objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik dari kesimpulan “.

Pengertian dari objek penelitian menurut Husen Umar (2005:303) menjelaskan pengertian dari objek penelitian sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambah dengan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Adapun pengertian objek penelitian menurut Iqbal Hasan (2006:4) adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian (variable penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.”

Objek penelitian yang menjadi focus penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terkait (Variabel


(31)

Dependent) Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah Profitabilitas (ROE) (X1), Kebijakan Dividen (EPS) (X2)

2. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun variabel terkait yang digunakan peneliti adalah Nilai Perusahaan (PBV). Penelitian dilakukan pada 6 perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan

data untuk mencapai tujuan tertentu Umi Narimawati (2008 :127) Metode penelitian adalah :

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolahuntuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai data yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2009:29) menyatakan bahwa : “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai empat. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan maslah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat


(32)

dikumpulkan, dianalisis dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2009:8) menyatakan metode kuantitatif adalah sebagai berikut: Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan profitabilitas (ROE), Laba per Lembar Saham (EPS) dan nilai perusahaan (PBV). Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh profitabilitas (ROE) dan Laba per Lembar Saham (EPS) terhadap nilai perusahaan (PBV) serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) menyatakan bahwa :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Pengertian desain penelitian menurut Jonathan Sarwono (2006:79) adalah sebagai berikut :


(33)

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan telah ditetapkan.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan Profitabilitas (ROE), EPS dan Nilai Perusahaan (PBV) yang terjadi pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Menetapkan rumusan masalah Profitabilitas (ROE), EPS dan Nilai Perusahaan (PBV) yang terjadi pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Menetapkan tujuan penelitian untuk mengetahui Profitabilitas (ROE), EPS dan Nilai Perusahaan (PBV) yang terjadi pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif) untuk profitabilitas (ROE), EPS dan Nilai Perusahaan (PBV) yang terjadi


(34)

pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

No. Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Jenis Data

1. Mengetahui Profitabilitas

(ROE) Deskriptif

Sekunder

2. Mengetahui Kebijakan

Dividen (EPS) Deskriptif

3. Mengetahui Nilai

Perusahaan (PBV) Deskriptif

4.

Mengetahui Pengaruh

Profitabilitas (ROE) dan Kebijakan Dividen (EPS) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Verifikatif

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(35)

Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2008:30) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut:

Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Judul yang diambil penulis yaitu “pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Laba per Lembar Saham (EPS) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)”, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari : Profitabilitas (ROE) (X1) dan Laba per Lembar Saham (EPS) (X2) yang merupakan variabel bebas. Adapun terikatnya adalah Nilai Perusahaan (PBV). Adapun definisi operasional masing-masing operasional sebagai berikut :

1. Variabel Bebas / Independen (X1 dan X2)

Definisi Variabel Bebas menurut Sugiyono (2010: 33) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Profitabilitas (ROE)

X2 = Laba per Lembar Saham (EPS) Y =Nilai Perusahaan (PBV)

X

1

X

2


(36)

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (ROE) (X1) dan Laba per Lembar Saham (EPS) (X2).

2. Variabel Terikat / Dependen (Y)

Definisi Variabel Terikat menurut Sugiyono (2010:39) adalah sebagai berikut:

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV).

Skala atau ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio. Menurut Moh. Nazir (2009:132) mendefinisikan ukuran rasio sebagai berikut:

“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur”.

Dalam skala rasio, angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.


(37)

Agar penelitian ini dapat dipahami serta untuk memperjelas dan mempertegas variabel-variabel yang diteliti, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Variabel

Penelitian

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Profitabilitas (ROE)

Rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri. Van Horne

(2009:234)

- Laba bersih setelah pajak - Total Ekuitas

� = �

� �

Persen Rasio

Laba per Lembar

Saham (EPS)

EPS merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham

(Sutrisno, 2009:222)

- Laba bersih

- Jumlah Saham yang beredar

� =

Rupiah Rasio

Nilai Perusahaan

(PBV)

Rasio antara harga saham dibagi dengan nilai buku saham. (Brigham& Ehrhardt, 2002)

- Harga Saham

- Nilai Buku Saham

�� = � Persen Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Laba per Lembar Saham (EPS) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) adalah Laporan Keuangan Tahunan, yang termasuk ke dalam data sekunder.


(38)

“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data yang terkait dengan perusahaan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis.”

Berdasarkan penelitian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Adapun populasi pada penelitian ini sebanyak 6 perusahaan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati, 2008). Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa tahapan dan beberapa kriteria tertentu. Adapun dalam penelitian ini digunakan kriteria–kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu penelitian (periode 2010 –2014).


(39)

2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (periode 2010– 2014).

3. Mencantumkan Nilai Perusahaan (PBV) pada laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (periode 2010 –2014).

Nama – nama perusahaan yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. PT. Siantar Top, Tbk

2. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk 3. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

4. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

6. PT. Mayora Indah, Tbk

Kesimpulannya, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan sektor Makanan dan Minuman (data csoss section) dengan periode laporan keuangan selama 5 tahun (data time series). Total keselurnhan data yang dijadikan sampel adalah 30 buah panel data.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observation. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah dengan mencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu perusahaan Makanan dan Minuman selama periode 2010–2014 sebagai mana yang tercantum di Bursa Efek Indonesia.


(40)

3.2.4.1 Studi Pustaka

Menurut M.Nazir (1988:111) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan : “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”

Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun analisis-analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Menurut Sugiyono (2011:147) menyatakan bahwa :

Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data


(41)

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Untuk menghitung Profitabilitas (ROE) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

� � � = � �� ℎ

Untuk menghitung Laba per Lembar Saham (EPS) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

�� = �ℎ � �� ℎ

Sedangkan untuk tingkat pengembalian modal (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

��� =� � ℎ � � � �

Sedangkan untuk perkembangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

�� � � =��−��−��− � %

Keterangan :

Pn = Perkembangan Tahun Sekarang Pn-1 = Perkembangan Tahun Sebelumnya


(42)

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2009:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.”

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalahsebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian analisis jalur terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik Hasil pengujian hipotess yang baik tidak melanggar asumsi-asumsi klasik.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis jalur sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:


(43)

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdpat korelasi antara variabel bebas (Imam Ghozali, 2001). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah sebagai berikut:

 Nilai sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebs banyak yang tidak signifikan mengikat variabel terikat.

 Menganalisis matrik korelasi variabel bebas jika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Salah satu cara untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya (Gujarati, 2003: 362). Adapun dasar untuk menganalisisnya, adalah:

 Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telahterjadi heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola tertentu serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen


(44)

yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W). Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

a. Jika D-W<dL atau D-W>dL kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi.

b. Jika du < D-W < 4 – du, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi.

c. Tidak ada kesimpulan jika dL < D-W < du atau 4 - du < D-W < 4 – dL. Apabila hasil uji Surbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan runs test.


(45)

2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Kusnendi (2005:10) menjelaskan bahwa:

“Analisis jalur adalah metode analisis data multivariate dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung beberapa variabel eksogen (penyebab) terhadap variabel endogen (akibat) dengan pola bersifat rekrusif dan semua variabel dapat diobservasi secara langsung”.

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa:

“Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat.Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa path analysis merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Peneliti menggunakan analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Laba per Lembar Saham (EPS) terhadap Nilai Perusahaan (PBV).


(46)

Adapun model analisis jalur yaitu:

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur Keterangan :

X1 : Profitabilitas (ROE)

X2 : Laba per Lembar Saham (EPS) Y : Nilai Perusahaan (PBV)

PX1X2 : Koefisien jalur Profitabilitas (ROE) terhadap (EPS)

PYX1 : Koefisien jalur Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan PYX2 : Koefisien jalur Nilai Perusahaan (PBV) terhadap Nilai Perusahaan Ɛ : Pengaruh faktor lain

Diagram jalur seperti terlihat pada gambar 3.2 diatas dapat diformulasikan kedalam 2 bentuk persamaan struktural sebagai berikut:


(47)

Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua

Dalam metode Analisis Jalur (Path Analysis) terdapat pengujian jalur yang terbagi pada Sub Struktur Pertama dan Sub Struktur Kedua, yaitu :

a) Perhitungan Jalur Pada Sub Struktur Pertama

Pada sub struktur yang pertama variabel profitabilitas (ROE) berperan sebagai variabel independen dan EPS sebagai variabel dependen. Selanjutnya untuk menguji profitabilitas (ROE) terhadap EPS ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung Koefisien Jalur

Karena variabel independen hanya satu, yaitu variabel profitabilitas (ROE), maka nilai koefisien korelasi sekaligus menjadi koefisien jalur.

Dimana koefisien korelasi diperoleh menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:


(48)

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi diperoleh dari mangkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.3

Koefisien Jalur Sub-Struktur Pertama

Berdasarkan gambar diatas dapat dibuat bentuk persamaan jalur sebagai berikut:

b) Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua

Pada analisis jalur, profitabilitas (ROE) dan EPS berfungsi sebagai variabel eksogen (sebab) dan nilai perushaan (PBV) sebagai variabel endogen (akibat). Selanjutnya untuk menguji pengaruh profitabilitas (ROE) dan EPS terhadap nilai perusahaan (PBV) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(49)

2) Hitung invers dari matriks korelasi antara variabel Profitabilitas (ROE) dan EPS

3) Hitung koefisien korelasi antara variabel Profitabilitas (ROE) dan EPS dengan Nilai Perusahaan (PBV).

4) Untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks korelasi terhadap matriks korelasi variabel sebab dengan variabel akibat.

5) Menghitung Koefisien Determinasi.

Besarnya pengaruh struktur modal dan rentabilitas secara bersama-sama (simultan) terhadap nilai perusahaan yang dikenal dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen dengan kualitas informasi.


(50)

6) Menghitung Pengaruh Parsial.

Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substurktur kedua, maka selanjutnya dilakukan perhitungan besar pengaruh masing-masing variabel X1, X2 dan Y sebagai berikut:

Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y :

Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung = PYX1 × PYX1 = ………… Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y = PYX1 × rX1X1 × PYX1 =………….+

Pengaruh Total .…………

Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :

Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = PYX2 × PYX2 = ………….. Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y = PYX2 × rX2X2 × PYX2 = …………..+

Pengaruh Total …………..

3. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara independent variabel dengan dependent variabel. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara independent variabel dengan dependent variabel selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel.Arah dinyatakan dalam positif dan negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila :


(51)

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

a. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independent variabel naik, maka dependent variabel turun, dan jika variabel independent variabel turun, maka dependent variabel naik).

b. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara independent variabel dan dependent variabel dan hubungannya searah (jika independent variabel naik, maka dependent variabel naik, dan jika independent variabel turun, maka dependent variabel turun).

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tabel Tingkat Keeratan Korelasi

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih memerlukan pengujian. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, (Arikunto 2003:62).


(52)

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu ROE (X1) dan EPS (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Profitabilitas (ROE) dengan variabel terikat EPS

H0 : Profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS) Hi : Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS).

b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Profitabilitas (ROE) dengan variabel terikat Nilai Perusahaan (PBV)

H0 : Profitabilitas (ROE) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hi : Profitabilitas (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

c) Hipotesis parsial antara variabel bebas EPS terhadap variabel terikat Nilai Perusahaan (PBV)

H0 : Earning per Share (EPS) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hi : Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)


(53)

Hipotesis Statistik

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (two tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu :

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Profitabilitas (ROE) dengan variabel terikat EPS

H0 : βX1X2 = 0: Profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS)

Hi : βX1X2 ≠ 0: Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS) b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Profitabilitas (ROE) dengan variabel terikat Nilai Perusahaan (PBV)

H0 : βX1Y = 0: Profitabilitas (ROE) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hi : βX1Y ≠ 0: Profitabilitas (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

c) Hipotesis parsial antara variabel bebas EPS terhadap variabel terikat Nilai Perusahaan (PBV)

H0 : βX2Y = 0 : Earning per Share (EPS) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Hi : βX2Y ≠ 0 : Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV)


(54)

2. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien signifikan atau tidak dengan rumus

Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel

t = t hitung

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria adalah sebagai berikut :

Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria :

a) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Hi diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.


(55)

b) Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Hi ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan

c) t tabel; dicari didalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1)

Gambar 3.4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 4. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka � ditolak (diterima) dan � diterima (ditolak). Kesimpulannya, Pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Laba per Lembar Saham (EPS) berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Rasio signifikannya yaitu 5% (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya (tidak) adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(56)

93

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dari pengaruh Profitabilitas dan Laba Per Lembar Saham terhadap Nilai perusahaan pada sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014, maka penulis dapat mengambil keputusan sebagai berikut :

1. Perkembangan Profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 mengalami fluktuasi, Adapun fluktuasi yang selalu mengalami penurunan dari tahun 2011-2013 yaitu pada PT. Indofood sukses makmur Tbk. Hal ini terjadi karena adanya penarikan produk indofood di taiwan akibat di temukannya bahan yang tidak sesuai peryaratan Food and Durgs Administration (FDA) sehingga menyebabkan profitabilitas perusahaan menurun.

2. Perkembangan Laba Per Lembar Saham pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 mengalami fluktuasi. Keadanan rata-rata Profitabilitas mengikuti pergerakan grafik EPS yaitu naik turun stabil hal ini sesuai hasil penelitian yang menyatakan bahwa jika ROE meningkat maka EPS ikut meningkat.

3. Perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 mengalami fluktuasi, Adapun fluktuasi yang selalu meningkat setiap tahunnya terjadi pada PT Siantar


(1)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Laba Perlembar Saham (EPS) terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.”

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga dalam pembuatan skripsi ini tidak sedikit bantuan, petunjuk, saran-saran maupun arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi masukkan yang sangat berharga bagi penulis.


(2)

vi

5. Ibu Windi Novianti, SE.,MM Selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk, dorongan, serta nasehat dalam ujian skripsi ini.

6. Bapak Oman Sukirman, SE.,MM Selaku Dosen Penguji II yang juga memberikan masukkan untuk penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Komputer Indonesia.

8. Seluruh staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

9. Kedua Orang Tua dan kakakku terkasih yang telah memberikan perhatian serta doanya.

10.Ananthya Costulata yang selama ini banyak membantu dan memberikan doa, dukungan dan perhatian.

11.Gilang ramadhan, Firda Azkia, Cindy Aryani dan Ramadhan A.Gani dan teman-teman manajemen 1 angkatan 2011 yang selalu membantu, mensupport, dan memotivasi hingga selesainya skripsi ini.

12.Teman-teman Fakultas Ekonomi dan manajemen yang telah memberikan bantuan, dan spiritnya kepada penulis.


(3)

vii

Penulis hanya dapat mendoakan mereka yang telah membantu dalam segala hal yang berkaitan dengan pembuatan skripsi ini semoga diberikan balasan dan rahmat dari Allah SWT. Selain itu saran, kritik dan perbaikan senantiasa sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bandung, Februari 2016


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Silmi Kaffah Azkiati Atqiya

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 Desember 1993

Alamat : Jl. Mukodar Tengah Rt 04/07 Kota Cimahi Nomor Telepon : 088218092384

Agama : Islam

E-Mail : [email protected]

Pendidikan Formal

1998 – 1999 : TK Qurota Ayun Cimahi 1999 – 2005 : SDN Cibereum 11 Cimahi 2005 – 2008 : SMPN 47 Bandung

2008 – 2011 : SMAN 13 Bandung

2011 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Pendidikan Non Formal

1.Pelatihan Kerja Aplikasi Komputer dan Komputer Akuntansi oleh Lembaga Pelatihan Kerja Bina Insan Mandiri, Bandung 2011

2.Character Building oleh Fakultas Ekonomi UNIKOM dan SECAPA TNI/Angkatan Darat, Bandung 2012

3.Seminar "Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT", Auditorium UNIKOM Bandung, 2013

4.Seminar Bedah Buku “Entrepreneur Menjadi Pebisnis Ulung”, Auditorium UNIKOM Bandung, 2013