Pengembangan Sistem Simulasi Pembelajaran Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Gigi

Pengembangan Sistem Simulasi Pembelajaran Kasus pada
Mahasiswa Kedokteran Gigi
(Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
Malang)

Nurul Qamariyah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Sistem
Simulasi Pembelajaran Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Gigi (Studi kasus
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Malang) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Nurul Qamariyah
NIM G651140301

RINGKASAN
NURUL QAMARIYAH. Pengembangan Sistem Simulasi Pembelajaran Kasus
pada Mahasiswa Kedokteran Gigi. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan AGUS
BUONO.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang
komputer saat ini menunjukkan grafik perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan ini telah mempengaruhi banyak bidang termasuk bidang pendidikan
kedokteran gigi. Beberapa metode pembelajaran diterapkan untuk mengembangkan
kemampuan penalaran klinik dokter gigi, tetapi masih belum ada penerapan
computer untuk melakukan penilaian terhadap hasil penalaran klinik. Maka tujuan
dari penelitian ini adalah merancang sistem evaluasi pembelajaran yang dapat
mengukur tingkat penalaran klinik calon dokter gigi dan menentukan nilai hasil
ujian paraktikum nyata calon dokter gigi di FKGUB Malang. Dalam pengembangan

sistem tersebut, yang digunakan adalah Framework CodeIgniter (CI) dengan
konsep MVC (Model, View, Controller) dan metode Software Development Life
Cycle (SDLC).
Agar memahami lebih dalam dilakukan analisis pengguna mengenai sistem
ini kepada mahasiswa (n= 30) dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hampir keseluruhan mahasiswa dapat menerima sistem karena
membantu dan memudahkan dalam proses pembelajaran dan ujian. Secara
keseluruhan persentase penerimaan sebesar 91% artinya hampir keseluruhan
mahasiswa dapat menerima. Kemudian tujuan rancangan PINUS mendapatkan
nilai yang sama yaitu 91%, artinya tujuan rancangan PINUS sudah sesuai dengan
yang diharapkan oleh peneliti dan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. Pada aspek
penilaian sistem 83% menyatakan bahwa sistem memberikan umpan balik yang
terstruktur dan dapat digunakan dengan mudah serta simulasi yang sesuai dengan
pasien nyata. PINUS juga memudahkan kasus klinik bagi mahasiswa sehingga bagi
dosen sistem ini sangat membantu dan dapat mengembangkan kemampuan
mahasiswa dalam pembelajaran dan ujian penalaran klinik.

Kata kunci: Penalaran Klinik, Sistem Evaluasi, PINUS, Framework CodeIgniter,
Software Development Life Cycle (SDLC)


SUMMARY
NURUL QAMARIYAH. Development of Simulation Sistem Case Study on
Student of Dentistry. Supervised by IRMAN HERMADI and AGUS BUONO.
The development of science and technology especially in the field of
computer graphics when it shows very rapid development. This development has
affected many fields including dentistry education. Several teaching methods are
applied to develop reasoning ability dental clinic, but there is still no computer
application for assessment of the results of clinical reasoning. So the goal of this
research is to design learning evaluation sistem that can measure the level of
reasoning clinic doctor candidates and determine the real value of the test results
practicum FKGUB prospective dentist in Malang. In the development of such
sistems, which are used are CodeIgniter Framework (CI) with the concept of MVC
(Model, View, Controller) and model of Software Development Life Cycle
(SDLC).
In order to understand the deeper analysis of the users of this sistem to the
students (n = 30) using a questionnaire. The results showed that nearly all students
can receive the sistem for help and facilitate the process of learning and exams.
Overall the percentage of acceptance of 91% means that almost all students can
receive. Then the design objectives PINUS get the same value that is 91%, meaning
that the design objectives PINUS been as expected by researchers and can be

utilized by students. In the aspect of sistem assessment 83% stated that the sistems
provide structured feedback and can be used easily and simulations corresponding
to real patients. PINUS also facilitate clinical case for the students so that the
lecturer sistem is very helpful and can develop students' ability of learning and
reasoning test clinics.
Keywords: Clinical Reasoning, Sistem Evaluation, PINUS, Software Development
Life Cycle (SDLC)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Yani Nurhadryani, Ph.D

Judul Tesis

Nama
NIM

: Pengembangan Sistem Simulasi Pembelajaran Kasus Pada
Mahasiswa Kedokteran Gigi
: Nurul Qamariyah
: G651140301

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Irman Hermadi, S.Kom., MS, Ph.D
Ketua

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Sri Wahjuni, MT

Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 29 Juli 2016

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 sampai April 2016 ini adalah model
pembelajaran dan ujian, dengan judul Pengembangan Sistem Simulasi
Pembelajaran Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Gigi. Tesis ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Ilmu
Komputer Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini

penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Irman Hermadi, SKom MS PhD dan Bapak Dr Ir Agus Buono, MSi
MKom selaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Yani Nurhadryani selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan
dan masukan untuk perbaikan tesis ini.
3. Keluargaku tercinta bapak Muhally, ibu Qurratu a’yun, adik Ali Mahfud
Efendy, Faisol Adim, Firdaus Rizky Maulidi, Nurkhalizah Agustina, Naila
Vellayati dan Keluarga besar di Bogor yang selalu membantu dan mendoakan
untuk kelancaran penyusunan laporan tesis ini.
4. Pak Agung Almais, Ulul Albab, dan Citra Insany yang selalu membantu dan
mendoakan untuk kelancaran penyusunan laporan tesis ini.
5. Departemen Ilmu Komputer-FMIPA Institut Pertanian Bogor berserta seluruh
staf sivitas akademika.
6. Fakultas Kedokteran Gigi Universita Brawijaya Malang berserta seluruh staf
sivitas akademika.
7. Rekan-rekan MKOM 15 yang setia berdiskusi dan membantu dengan ikhlas.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini,
namun demikian penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat untuk bidang ilmu
komputer, bidang pendidikan dan bidang umum lainnya.

Bogor, Juli 2016

Nurul Qamariyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Ruang Lingkup
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengajaran Penalaran Klinik
Virtual Pasien
Simulasi Kasus Berbasis Komputer
Object Oriented Analysis and Design
Framework CodeIgniter (CI)

Metode Pengujian Black Box
3 METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan Data
Analisis
Analisis Pengguna
Analisis Infrastruktur Pada Fakultas
Analisis Kebutuhan
Identifikasi Sumber Daya
Perancangan Sistem
Verifikasi dan Validasi
Implementasi Sistem
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Analisis
Analisis Pengguna
Analisis Infrastruktur Pada Fakultas
Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis Penilaian
Identifikasi Sumberdaya
Perancangan Sistem

Arsitektur Sistem
Model Pembelajaran
Verifikasi dan Validasi Sistem PINUS
Implementasi Sistem PINUS
5 SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
1
2
2
2
3

3
3
4
4
4

5
5

6
7

7
7
7
7
8
8
8
8

9
9

9
9
9
10
11
12
12

12
13
20
25

28
29
31

DAFTAR TABEL
1 Aktifitas Pengguna PINUS
2 Infrastruktur FKGUB
3 Variabel Penilaian
4 Pemetaan Gap
5 Identifikasi Sumberdaya
6 Deskripsi Interface Sistem VP
7 Aktivitas Pengguna PINUS
8 Perbedaan PINUS 1 dan 2
9 Deskripsi Class Diagram PINUS
10 Black Box Testing
11 Presentasi Nilai

9
10
11
12
12
14
15
18
20
21
21

DAFTAR GAMBAR
1 Interface CodeIgniter
2 Strukturisasi Aplikasi
3 Metode Penelitian
4 Arsitektur Sistem Ujian
5 Arsitektur PINUS
6 Interface Sistem VP
7 Tahapan Ujian Penalaran
8 Use case PINUS
9 Class Diagram PINUS
10 Penerimaan PINUS
11 Tujuan Pinus
12 Penilaian PINUS
13 Penilaian Tampilan PINUS
14 Tampilan Awal Sistem
15 Halaman Mahasiswa
16 Ruang Tunggu Pasien
17 Tahapan Pemeriksaan
18 Umpan Balik PINUS
19 Nilai Akhir Training

5
5
6
13
13
14
15
17
19
22
22
23
24
25
26
26
27
27
28

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data Pasien
2 Kuesioner
3 Wawancara dengan Dosen
4 Wawancara Penanggungjawab PINUS
5 Activity Diagram Pengaturan Jadwal Ujian
6 Activity Diagram Mahasiswa Ujian
7 Sequence Diagram Mahasiswa Ujian
8 Struktur Menu PINUS

Error! Bookmark not defined.
32
40
43
45
46
47
48

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang
komputer saat ini menunjukkan grafik perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan ini telah mempengaruhi banyak bidang termasuk bidang pendidikan
kedokteran gigi. Dalam pendidikan kedokteran gigi terdapat kurikulum yang
mempelajari cara untuk mendiagnosis suatu keadaan klinik patologis penyakit gigi
yang membutuhkan sebuah penalaran klinik. Keadaan klinik patalogis merupakan
perwujudan kompetensi pada level tertinggi.
Sebuah proses berpikir yang menunjukkan sejauh mana informasi
terkandung pada kasus-kasus klinik dan pengalaman yang digunakan untuk
mendiagnosis atau mengelola masalah pasien disebut penalaran klinik. Pencapaian
sulit diraih pada sebagian kurikulum pendidikan dokter gigi karena akses yang
terbatas kepada pasien pada masa pendidikan pre klinik. Kurikulum pendidikan
dokter gigi juga mempelajari secara akurat suatu keadaan klinik patologis penyakit
gigi dan mulut yang merupakan hasil penting (Littlefield et al. 2003).
Penalaran klinik merupakan proses kognitif yang sulit untuk dijelaskan,
ditunjukkan, dan dinilai. Penalaran klinik ini memanfaatkan teknologi simulasi
komputer berbasis layar interaktif skenario klinis nyata yaitu Virtual Patient (VP).
VP bertujuan untuk kesehatan dan pelatihan medis, pendidikan atau penilaian.
Penilaian tersebut mensimulasikan pertemuan antara profesional kesehatan dengan
pasien dan rata-rata sistem VP memiliki fitur-fitur umum termasuk pengantar,
mengambil riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium atau pencitraan,
fitur untuk menyarankan diagnosis yang tepat, dan perawatan serta bagian umpan
balik (Bergin dan Fors, 2003; Zary et al., 2007).
Simulasi pembelajaran VP dirancang untuk calon dokter gigi ketika
mengikuti sebuah program pendidikan yang memberikan sedikit kesempatan pada
mereka untuk berinteraksi dengan pasien. Interaksi berbentuk simulasi diciptakan
dalam beberapa model salah satunya Computer Assisted Learning (CAL). CAL
adalah situasi buatan yang menyerupai kondisi dan situasi sesungguhnya atau
melakukan praktik nyata tanpa harus menghadapi resiko yang sebenarnya
(Laureallard 1993). CAL merupakan model interaksi yang efektif dalam berbagai
topik pembelajaran (Grynszpan et al. 2013; Ramdoss et al. 2012). Selain itu CAL
merupakan sebuah model yang baik dalam desain, pelaksanaan dan evaluasi terapi
autisme (Watson 2013).
Wilson et al. (2006) juga mengembangkan program e-learning melalui
simulasi kasus berbasis komputer. Simulasi kasus komputer membuat calon dokter
gigi dapat berlatih mengambil kesimpulan tentang suatu penyakit pasien. Ellaway
(2008) Penyakit pasien dibuat berdasarkan data-data pasien secara lengkap. Data
pasien tersebut meliputi riwayat kesehatan, penemuan hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, dan respon terhadap pengobatan. Salah satu model pembelajaran
lainnya adalah Problem Based Learning (PBL). PBL didirikan pada tahun 2006
ketika pembelajaran didactic berkurang 30%. Metode ini yang kemudian
memfasilitasi pengetahuan yang relevan, keterampilan dan sikap siswa (Hande et
al. 2014; Baden dan Savin 2003).

2

Ketiga model pembelajaran diatas tidak menampilkan umpan balik dari
jawaban pengguna dengan jawaban yang telah disimpan dalam database. Selain itu
dari ketiganya tidak terdapat gap dan penilaian terhadap hasil dari program simulasi
sehingga calon dokter gigi hanya melakukan simulasi tanpa mengetahui tingkat
kemampuan mereka seperti yang diusulkan oleh Cook dan Triola (2009) bahwa VP
tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk penilaian penalaran klinis.
VP saat ini telah berjalan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijawa
Malang (FKGUB) dengan nama Program Interaktif Simulasi Kasus (PINUS).
PINUS masih dijadikan sistem pembelajaran untuk mensimulasikan kasus pasien.
tetapi tidak melakukan penilaian penalaran klinik mahasiswa. Berawal dari
permasalahan diatas maka akan dirancang dan dibuat sistem pengembangan
pembelajaran dan ujian kasus yang dapat mengukur tingkat penalaran klinik
mahasiswa dalam menangani kasus pasien dengan menggunakan framework
CodeIgniter (CI) dengan konsep Model, View, Controller (MVC).
Framework CI adalah framework aplikasi web yang open source dan tidak
seperti beberapa framework ia memiliki fitur yang sangat lengkap. CI juga mampu
berjalan di shared hosting karena memiliki ukuran yang sangat kecil, namun
memiliki kinerja yang luar biasa (Griffiths 2010). Selain menggunakan framework
CI pengembangan sistem simulasi ini juga menerapkan metode Gap ke dalam
sistem.
Gap diterapkan untuk memberikan umpan balik, mengukur, dan mengetahui
tingkat penalaran klinik calon dokter gigi serta menentukan kelulusan dari setiap
aspek penilaian yang dikelola oleh FKGUB Malang. Hal ini karena tidak semua
blok kegiatan pembelajaran memfasilitasi paparan kasus klinik pada calon dokter
gigi melalui kehadiran pasien. Metode gap merupakan proses membandingkan
hasil penalaran calon dokter gigi dengan hasil penalaran yang terdapat pada
database yang diperoleh dari pakar, sehingga dapat diketahui perbedaan
kompetensinya (gap). Sistem ini dapat digunakan oleh calon dokter gigi secara
mandiri untuk mengembangkan kemampuan penalaran klinik.
Rumusan Masalah
Proses pembelajaran di FKGUB Malang saat ini berbasis komputer hanya
saja dalam ujian praktikum penalaran klinik masih berbasis manual. Sehingga
penelitian ini akan merancang sistem evaluasi pembelajaran untuk mengetahui
tingkat penalaran klinik mahasiswa di FKGUB Malang.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini mengembangkan PINUS untuk mengukur tingkat
penalaran calon dokter gigi dalam penanganan kasus pasien nyata secara virtual
yang akan diterapkan di FKGUB Malang.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sistem evaluasi pembelajaran yang akan memudahkan dosen
FKGUB.Malang untuk mengukur tingkat penalaran klinik mahasiswa.
2. PINUS membantu memahami secara nyata kasus pasien.

3

3. Memudahkan mahasiswa dalam melakukan penalaran klinik kasus pasien
nyata.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan tingkat penalaran kliniknya.
5. Membuat lingkungan yang aman untuk praktikum kasus nyata.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Data yang digunakan berasal dari data-data pasien FKGUB Malang dan RS
Permata Bunda Malang
2. Rekam medis pasien yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 10.
3. Sistem ini hanya digunakan untuk kedokteran gigi.
4. Gap digunakan hanya untuk menghitung nilai selisih yang dianggap benar
oleh ahli.
5. Pengembangan aplikasi menggunakan ruang lingkup pemprograman Web
dan menggunakan DBMS MySQL.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengajaran Penalaran Klinik
Fonteyn dan Ritter (2008) mendefinisikan penalaran klinis sebagai proses
kognitif dan strategi yang perawat gunakan untuk memahami signifikansi dari data
pasien. Selain itu penalaran klinik untuk mengidentifikasi dan mendiagnosa
masalah pasien aktual atau potensial. Penalaran klinik juga membuat keputusan
klinis untuk membantu dalam penyelesaian masalah dan mencapai hasil pasien
yang positif. Secara umum penalaran klinik merupakan cara berpikir kritis dan
bertindak yang menunjukkan karakteristik dokter.
Rahayu (2007) dalam penalaran klinik terdapat beberapa tahapan-tahapan
pemeriksaan yang harus dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasien. Tahapan
yang dilakukan seorang dokter kepada pasien sebelum melakukan dignosis diantara
lain:
1. Riwayat Pasien adalah diagnostik yang memberi kontribusi untuk
penilaian status kesehatan pasien. Riwayat pasien terdapat beberapa
kategori antara lain:
a. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, ras dan data
personal yang lain.
b. Keluhan utama yaitu pernyataan pasien mengenai masalah yang
sedang dihadapi atau sesuatu yang mendorong pasien datang ke klinik.
c. Riwayat medik yaitu riwayat penyakit atau kondisi medik yang pernah
di diagnosis yang dialami pasien.
d. Riwayat gigi yaitu riwayat penyakit gigi yang pernah di diagnosis.
2. Pemeriksaan fisik merupakan suatu kajian terhadap berbagai temuan yang
telah dikumpulkan baik melalui anamnesis atau pemeriksaan penunjang
yang lain. Secara konseptual dan prosedural pemeriksaan diklinik
kedokteran gigi dapat dibagi sebagai berikut

4

a. Pemeriksaan umum: pemeriksaan untuk mendapatkan Gambaran
umum mengenai status fisik maupun mental pasien
b. Pemeriksaan Ekstraoral yaitu pemeriksaan regio kepala dan leher
c. Pemeriksaan intraoral pemeriksaan bagian dalam daerah-daerah yang
memerlukan perhatian lebih khusus.
3. Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan medis yang dilakukan atas
indikasi tertentu guna memperoleh keterangan lebih lengkap.
Virtual Pasien
Botezatu et al. (2010) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan VP dapat
menghasilkan penilaian yang lebih baik dibandingkan dengan format pemeriksaan
yang lain dan memberikan keterampilan yang mudah dibagi atau ditransfer. VP
meningkatkan kemampuan dalam penalaran klinik dan performa dari calon dokter
gigi lebih baik dan efektif dengan menggunakan VP dibandingkan dengan ujian
tertulis (Botezatu et al. 2010, Consorti et al. 2012). Zary et al. (2007) VP memiliki
keuntungan yaitu memungkinkan untuk latihan berulang ulang dan mempraktekkan
keterampilan klinis bagi setiap pelajar yang aman tanpa resiko bagi pasien dan
calon dokter gigi.
Simulasi Kasus Berbasis Komputer
Simulasi dapat berupa bentuk yang statis, seperti dalam model anatomi (for
task training), simulasi juga dapat berbentuk automate, menggunakan teknologi
komputer yang canggih (Gaghie dan Issenberg 2009). Zary et al. (2009) melakukan
penelitian menunjukkan bahwa penerimaan calon dokter gigi terhadap Web-based
Virtual Patient yang telah dirancang oleh pengajar mendapat respon positif, serta
dapat digunakan sebagai alat belajar yang tepat untuk menyampaikan pasien nyata
kepada calon dokter gigi. Hasil penelitian juga menunjukkan calon dokter gigi lebih
menyukai program interaktif dengan disertai umpan balik terhadap hasil belajar
mereka dengan program tersebut.
Object Oriented Analysis and Design
Menurut Satzinger et al. (2009) Object Oriented Analysis Design (OOAD)
adalah proses yang terdiri dari rincian model desain orientasi objek yang dibangun
dan kemudian digunakan oleh programmer untuk menulis dan menguji sebuah
sistem baru. Salah satu keunggulan pendekatan orientasi objek adalah model design
biasanya perpanjangan dari analisis kebutuhan. Objek oriented menyediakan
beberapa macam diagram untuk memodelkan aplikasi. Oleh karena itu digunakan
tiga diagram yaitu:
1. Use case diagram, menjelaskan dan menerangkan kebutuhan yang
diinginkan pengguna, serta sangat berguna dalam menentukan struktur
fakultas dan model dari pada sebuah sistem.
2. Sequance diagram, memperlihatkan hubungan antar kelas diagram atau
objek-objek dengan suatu urutan pesan antar objek tersebut.
3. Activity diagram, memperlihatkan aliran urutan aktivitas.

5

Framework CodeIgniter (CI)
Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang membentuk
aturan-aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam
pembuatan aplikasi web harus mengikuti aturan dari framework tersebut.
Sedangkan CI adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat
developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP.
CodeIgniter pertama kali dibuat oleh Rick Ellis, CEO Ellislab, Inc.
(HTTP://ellislab.com), sebuah perusahaan yang memproduksi sebuah CMS
(content management sistem) yang cukup handal, yaitu expression engine
(HTTP://www.expressionengine.com). Saat ini CodeIgniter dikembangkan dan
dimaintain oleh expression engine development team (Sidik 2012).
Proses data pada sistem yang menggunakan CI dapat diilustrasikan pada
Gambar 2.

Gambar 1 Interface CodeIgniter (Pribadi 2010)
Frame CodeIgniter sering menggunakan pola desain Model-View-Controller
(MVC) yang merupakan cara untuk mengatur aplikasi web kedalam tiga bagian
yang berbeda, yaitu model-lapisan abstraksi database, views- file file template
tampilan depan, dan Controller logika bisnis aplikasi. MVC adalah
sebuahpendekatan untuk memisahkan aplikasi menjadi tiga segmen yaitu model
view dan Controller. MVC menstrukturisasi aplikasi dengan cara tersebut untuk
mempromosikan penggunaan kembali dari kode program.

Gambar 2 Strukturisasi Aplikasi (Griffiths 2010)
Metode Pengujian Black Box
Naik (2010) pengujian adalah untuk memastikan bahwa secara fungsional,
data yang dimasukkan ke dalam sistem telah sesuai dengan output yang

6

dikeluarkan. Skenario pengujian dibuat dalam bentuk Tabel pengujian agar
mempermudah proses pengujian. Jika setelah tahapan ini terdapat kekurangan pada
sistem yang dievaluasi, maka dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan kekurangan.
Perbaikan yang dilakukan dapat disesuaikan pada tahapan dimana harus dilakukan
perbaikan seperti pada tahapan analisis kebutuhan sistem, perancangan atau
tahapan implementasi sistem. Selain itu, pengujian juga dilakukan pada beberapa
browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera dan Internet Explorer
untuk melihat kestabilan tampilan sistem.
3

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data, mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan kebutuhan sistem, termasuk data-data mengenai analisis
pengguna, analisis infrastruktur serta menganalisis kebutuhan sistem, melakukan
identifikasi sumberdaya, merancang sistem, memferivikasi dan memvalidasi
sistem, dan terakhir mengimplementasikan sistem (Gambar 3).

Gambar 3 Metode Penelitian

7

Pengumpulan Data
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data mengenai kebutuhan sistem.
Data-data tersebut didapat dari berbagai sumber jurnal, artikel ilmiah, buku serta
dari hasil diskusi dengan dosen FKGUB Malang. Kemudian data tersebut akan
dianalisis pada tahap analisis. Hasil yang dicapai pada tahap ini berupa kumpulan
data pasien serta data sekunder dengan melakukan wawancara pada dosen, survei
dan kuesioner yang diberikan kepada calon dokter FKGUB untuk mengetahui
kebutuhan dosen dan mahasiswa.
Analisis
Analisis Pengguna
Analisis pengguna untuk mengetahui pengguna sistem dan memahami
aktifitas penggunaan melalui wawancara dengan dosen FKGUB Malang. Data
tersebut akan menjadi acuan perancangan yang tepat untuk mendukung aktivitas
pengguna.
Analisis Infrastruktur Pada Fakultas
Menganalisis dan identifikasi infrastruktur teknologi yang ada pada Fakultas
antara lain portal web dan infrastruktur yang dimiliki oleh FKGUB dalam
menunjang pembelajaran. Hasil yang dicapai pada tahap ini berupa daftar portal
web dan infrastruktur fisik yang menunjang pembelajaran mahasiswa.
Analisis Kebutuhan
Tahapan analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang
menjadi kebutuhan dalam membangun sistem. Pada tahap ini, model pendekatan
sistem yang digunakan adalah OOAD (Satzinger et al. 2010). Model ini digunakan
untuk membangun sistem PINUS berbasis web. Analisis yang dilakukan untuk
memodelkan aplikasi meliputi use case diagram, activity diagram, sequance
digram. Selain itu, dilakukan pula analisis basisdata dengan menggunakan class
diagram.
Analisis Penilaian
Analisis penilaian dilakukan untuk mengetahui gap kompetensi dan
pembobotan nilai yang didapat dari jawaban mahasiswa dengan membandingkan
dengan jawaban pakar untuk menyatakan kelulusan dari mahasiswa kedokteran
gigi. Gap secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi
individu ke dalam kompetensi tujuan sehingga dapat diketahui perbedaan
kompetensinya, semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin
besar yang berarti memiliki peluang lebih (asfan 2013). Setya Ningsih Wiji (2012)
menyatakan Gap Kompetensi merupakan perbedaan / selisih value masing-masing
aspek/attribut dengan value target terhadap komposisi yang diujikan.
Gap Kompetensi merupakan perbedaan / selisih value masing-masing
aspek/attribut dengan value target terhadap komposisi yang diujikan. Rumus
pemetaan gap kompetensi sebagai berikut.
Gap = Value Attribut – Value Target

(1)

8

Identifikasi Sumber Daya
Pembentukan tim pengelola sistem evaluasi pembelajaran kasus pada
FKGUB Malang masing-masing yang terdiri dari dosen, calon dokter, dan kepala
lab FKGUB Malang (administrator/sub-administrator).
Perancangan Sistem
Setelah melakukan tahap analisis kebutuhan sistem, tahap berikutnya adalah
merancang sistem dari hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
Adapun perancangan yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang arsitektur
sistem dan merancang antarmuka sistem. Aplikasi yang digunakan untuk
melakukan perancangan sistem ini yaitu Microsoft Visio 2010.
Verifikasi dan Validasi
Verifikasi dan validasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang
sudah dibuat sudah sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan mendasar yang menjadi tujuan pengembangan sistem. Uji coba yang
dilakukan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Questionnaire for User
Interfase Satisfaction (QUIS) terhadap pengembangan PINUS. Pengujian
melibatkan calon dokter dan dosen untuk melakukan serangkaian pengujian pada
sistem yang telah dibuat. Quis tersebut diberikan setelah mahasiswa menggunakan
PINUS. Hal ini relevan dengan penelitian Forsberg et al. (2011) yang memberikan
kuesioner kepada siswa setelah melakukan simulasi pasien berbasis web untuk
menilai tingkat penerimaan siswa tersebut dalam melakukan simulasi berbasis web.
Sedangkan tahap pengujian fungsi sistem dilakukan dengan menggunakan
metode pengujian black box. Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa
secara fungsional, data yang dimasukkan ke dalam sistem telah sesuai dengan
output yang dikeluarkan (Naik dan Tripathy 2008). Pada tahap pengujian sistem ini
melibatkan para pakar yang memiliki pengetahuan mengenai penyakit gigi.
Skenario pengujian dibuat dalam bentuk Tabel pengujian agar mempermudah
proses pengujian. Jika setelah tahapan ini terdapat kekurangan pada sistem yang
dievaluasi, maka dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan kekurangan. Perbaikan
yang dilakukan dapat disesuaikan pada tahapan dimana harus dilakukan perbaikan
seperti pada tahapan analisis kebutuhan sistem, perancangan atau tahapan
implementasi sistem. Selain itu, pengujian juga dilakukan pada beberapa browser
seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera dan Internet Explorer untuk melihat
kestabilan tampilan sistem.
Implementasi Sistem
Pada tahapan ini melakukan implementasi sistem berdasarkan hasil
rancangan yang telah dibangun pada tahapan sebelumnya. Penerapan gap untuk
mengetahui tingkat penalaran klinik mahasiswa diimplementasikan ke dalam
bentuk coding sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman berbasis web.
Hasil dari tahapan ini berupa sistem PINUS untuk pembelajaran, ujian serta
penilaian penalaran klinik mahasiswa.

9

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer yang terdiri dari data pasien penyakit gigi sebanyak
10 orang diperoleh dari 6 pasien dari FKGUB Malang dan 4 pasien dari RS Permata
Bunda Malang. Data ini kemudian menjadi data penunjang penelitian terlampir
pada lampiran 1. Data selanjutnya dikumpulkan melalui survei lapangan,
wawancara dengan dosen serta pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Survei
lapangan dilakukan untuk melihat fasilitas penunjang pembelajaran dan ujian di
fakultas, wawancara dosen dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada dosen selaku administrator berupa persepsi mengenai sistem PINUS.
Kuesioner yang dilakukan oleh mahasiswa dengan memberikan pernyataan terkait
dengan sistem PINUS untuk proses pembelajaran dan ujian yang telah dilaksanakan
oleh mahasiswa. Pertanyaan kuesioner dan wawancara terlampir pada lampiran 2
dan 3.
Analisis
Analisis Pengguna
Pengguna PINUS adalah mahasiswa dan administrator. Mahasiswa dapat
melakukan ujian praktikum penalaran klinik sesuai dengan perintah sistem.
Administrator dapat melakukan pengelolaan data PINUS. Penjelasan mengenai
aktifitas pengguna dari PINUS pada Tabel 1:
Kategori Pengguna
Mahasiswa

Administrator

Tabel 1 Aktifitas Pengguna PINUS
Tugas
Melihat Tutorial
Melihat Help
Melihat About
Melakukan login
Melihat daftar pasien
Mengikuti Training
Mengikuti ujian
Melihat hasil ujian
Mengikuti ujian remedial
Melakukan login
Manajemen Ujian
Manajemen Pasien
Manajemen User

Analisis Infrastruktur Pada Fakultas
Analisis terhadap infrastruktur pada FKGUB Malang telah dilakukan.
Kemudian ditemukan beberapa fasilitas yang telah memadai dalam melakukan
proses pembelajaran dan ujian berbasis komputer di FKGUB Malang. Infrastruktur
dapat dilihat pada Tabel 2 membuktikan bahwa dengan banyaknya fasilitas yang
memadai pada FKGUB Malang. Fasilitas yang ada sudah memenuhi syarat untuk

10

dapat melakukan evaluasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi
bidang kedokteran gigi.
Tabel 2 Infrastruktur FKGUB
FKGUB
Web

Fasilitas

HTTP://old.fk.ub.ac.id/id/
HTTP://pdg.fk.ub.ac.id/en/
HTTP://vlm.ub.ac.id/
Ruang akademik
Akademik Pengawasan dan Layanan Konseling
Minat dan Bakat Jasa (Ekstrakurikuler)
Pelayanan kesehatan
Laboratorium ketrampilan rekam medic(Tramed)
Laboratorium Skill gigi
Koneksi internet dalam ruangan laboratorium Tramed dengan
bandwith 185 mbs.
8. Perpustakaan prodi kedokteran gigi memiliki sekitar 10.000
koleksi buku, majalah, jurnal, laporan penelitian, termasuk pula
laporan-laporan tugas akhir mahasiswa dan data pasien pada
penelitian sebelumya.
9. E-learning, perkuliahan didukung oleh lingkungan pembelajaran
online yang berpusat pada mahasiswa.

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis sistem dilakukan untuk dapat mengetahui kebutuhan yang
diperlukan untuk membangun sistem. Analisis yang dilakukan juga akan
mempermudah proses pada tahapan perancangan dan implementasi sistem.
Deskripsi Umum Sistem
Sistem yang dibangun pada penelitian ini disebut Program Interaktif Simulasi
Kasus (PINUS). PINUS dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan dengan menggunakan basisdata MySQL. Sistem ini dibangun dengan 3 tujuan
yaitu: 1) memudahkan mahasiswa dalam melakukan penalaran kasus pasien, 2)
mahasiswa dapat mengukur tingkat penaran klinik yang dimilikinya, 3)
memudahkan dosen dalam melakukan penilaian penalaran klinik mahasiswa.
Kebutuhan Perangkat Keras Sistem
Dalam membangun sistem PINUS ini dibutuhkan beberapa perangkat
pengembang sistem agar mudah menyelesaikan tahapan demi tahapan. Adapun
perangkat keras yang digunakan untuk membangun sistem berupa Laptop dengan
spesifikasi Toshiba L510, Intel(R) Core(TM) i3 CPU M370 @ 2.40 GHz 64-bit,
Memory 4 GB, Harddisk 250GB.
Kebutuhan Perangkat Lunak
Selain dibutuhkan perangkat keras, dibutuhkan juga perangkat lunak yang
memadai dalam membangun sistem. Adapun spesifikasi perangkat lunak yang
digunakan terdiri dari Windows 10 ultimate (sistem operasi), MySQL 5.6.25
(basisdata), phpMyAdmin 4.4.12 (antarmuka basisdata), PHP 5.6.11 (bahasa

11

pemrograman), Google Chrome 43.0.2357.130 (Web browser), Microsoft Visio
2010 (perancangan antarmuka), dan StarUML 2.5.1 (perancangan diagram UML).
Analisis Penilaian
Sebuah gap kompetensi diperoleh dari penilaian beberapa pertanyaan yang
diajukan oleh PINUS, selanjutnya dilakukan inisialisasi untuk memperoleh
perbedaan dari selisih value masing-masing aspek yang kemudian dikurangi oleh
attribut value target, gap kompetensi direpresentasikan dalam bentuk larik dengan
tipe data record yang berisi pertanyaan yang harus diberi jawabanuntuk mendukung
proses simulasi pembelajaran. Panjang dari gap kompetensi adalah sebanyak
pertanyaan yang ada, dalam hal ini setiap gap kompetensi mewakili pertanyaan
yang diajukan PINUS.
Gap = Profile mahasiswa – Profile dokter ahli bidang
Keterangan: Profile mahasiswadan profile dokter ahli bidang yang telah berada
pada sistem dengan membandingkan data yang ada di-database.
Kategori
DD
KU
RM
RG
PF1
PF2
PF3
PF4
PF5
PP
D
RP
Keterangan:

Tabel 3 Variabel Penilaian
Jumlah Pertanyaan Dibutuhkan Ahli
9
4
7
7
9
5
7
5
8
7
5
5
5
5
1
1
20
20
2
2
1
1
1
1

DD = Data Diri
KU = Keluhan Utama
RM = Riwayat Medis
RG = Riwayat gigi
PF1 = Pemeriksaan Fisik Umum
PF2 = Pemeriksaan Fisik Subjektif
PF3 = Pemeriksaan Fisik Objektif Ekstraoral
PF4 = Pemeriksaan Fisik KeadaanUmum Intraoral
PF5 = Pemeriksaan Fisik Objektif Intraoral
PP = Pemeriksaan Penunjang Radiologi Dental
D
= Diagnosis Penyakit Pulpa
RP = Rencana Perawatan
Mahasiswa dikatakan lulus ketika nilai gap yang didapat dari setiap kategori
mendapatkan nilai minimal selisih -3, serta diagnosis penyakit yang diberikan benar
dan pemeriksaan penunjang benar. Jika salah 1 pemeriksaan ada yang tidak lulus

12

maka ujian penalaran tidak lulus. Penilaian ini di dapat berdasarkan kurikulum
FKGUB Malang.
ID Mahasiswa
G 0942100943
G 0942100945
AhliBidang
G 0942100943
G 0942100945

Tabel 4 Pemetaan Gap
DD KU RM RG PF1 PF2 PF3
0
5
6
5
7
4
2
4
7
5
5
7
5
4
4
7
5
5
7
5
5
-4
-2
1
0
0
-1
-3
0
0
0
0
0
0
0

PF4
1
1
1
0
0

PF5
18
18
18
0
0

PP
1
1
2
0
0

D
1
1
1
0
0

RP
1
1
1
0
0

Identifikasi Sumberdaya
Identifikasi sumber daya dilakukan dengan membentuk tim pengembang
sistem evaluasi pembelajaran. Adapun anggota tim pengembang sistem evaluasi
pembelajaran kasus pasien dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5 Identifikasi Sumberdaya
Nama
Tanggung Jawab
Drg. Citra Insany Irgananda, M.Med.
Super admin, tanggung jawab akan
Ed
sistem secara keseluruhan
Agung Teguh Wibowo Almais, SKom Sub-admin dari super admin, hak akses
dan kontrolnya terhadap sistem terbatas
Irman Hermadi, SKom MS PhD
Sistem analyst yang memastikan proses
penelitian dan pengembangan sistem
secara menyeluruh dapat berjalan
dengan benar
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom
Sistem analyst yang memastikan proses
penelitian dan pengembangan sistem
secara menyeluruh dapat berjalan
dengan benar
Nurul Qamariyah, SKom
Peneliti dan programmer yang
mengembangkan PINUS
Mahasiswa Ilmu Komputer IPB dan Pengujian black box
Dosen FKGUB
Perancangan Sistem
Perancangan sistem ini dilakukan untuk memberikan kemudahan dan
Gambaran bagaimana sistem ini dibangun. Adapun pengembangan sistem
pembelajaran ini dirancang menggunakan arsitektur framework CI dengan model
MVC. Perancangan sistem menggunakan use case diagram, activity diagram dan
sequance diagram untuk mengambangkan PINUS.
Arsitektur Sistem
Kasapbasi (2014) menyatakan bahwa integerasi manajemen pengetahuan
berbasis web untuk kursus pembelajaran, pada rancangan modelnya lebih
menekankan pada integerasi modul-modul dalam satu sistem kursus pembelajaran.
Agustina (2013) Sistem ujian online dibangun dengan menggunakan teknologi

13

web. Penelitian ini dirancang dan dikembangkan untuk mempermudah tim
penerimaan mahasiswabaru dalam mengelola data dan informasi tentang
mahasiswa baru.

Gambar 4 Arsitektur Sistem Ujian (Agustina 2013)
Secara konsep kedua konsep tersebut memiliki arsitektur sistem yang tidak
jauh berbeda dengan PINUS. Arsitektur PINUS lebih menekankan pada Model
MVC dan memerlukan pemisahan di dalam struktur data dan database. Arsitektur
PINUS dapat dilihat pada Gambar 5

Gambar 5 Arsitektur PINUS
Konsep MVC adalah konsep pemisahan antara logika dengan tampilan dan
database. Model MVC terdiri dari (1) Model yang merupakan code struktur data
yang berisi fungsi di dalam pengolahan database, (2) View merupakan code untuk
menampilkan tampilan satu program, sedangkan (3) Controller merupakan code
untuk logika, algoritma dan sebagai penghubung antara model, view dan sumber
lain yang diperlukan untuk mengolah request dan generate web page.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dirancang oleh Zary et al. (2007) lebih
menekankan pada proses pembelajaran tanpa mengetahui hasil perbandingan
jawaban dari pakar. Model Pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 6.

14

Gambar 6 Interface Sistem VP
Tabel 6 Deskripsi Interface Sistem VP
Aktor
Module
Fungsi
Administrator Administrative 1. Dapat melakukan authentifikasi user untuk
module
mengakses
berdasarkan
username
dan
password masing-masing pengguna,
2. Dapat membuat soal ujian, jadwal ujian yang
akan dilaksanakan.
Student and Acces module 1. Mahasiswa memerlukan pendaftaran dengan
Teacher
email dan password untuk login
2. Menampilkan ruang tunggu berupa daftar soal
yang dapat diakses
Interaction
1. Menampilkan informasi pembelajaran sebelum
module
ujian
2. berdasarkan hasil pemeriksaan
3. Menampilkan pengenalan data diri pasien
4. Menampilkan tahapan wawancara
5. Menampilkan tahapan pemeriksaan yang
dibutuhkan
6. Untuk membuat diagnosis dan keputusan terapi
Feedback
1. Menampilkan aktifitas yang sudah dilakukan
module
pada tahap interaction module
2. Menampilkan rekomendasi pakar
Keseluruhan fungsi VP yang dikembangkan oleh zary (2007) hampir sama
dengan PINUS tetapi pada VP tidak terdapat penilaian sehingga mahasiswa tidak
mengetahui nilai penalaran klinik. Berdasarkan hal tersebut PINUS dikembangkan
dengan memberikan fungsi penilaian untuk meningkatkan penalaran klinik
mahasiswa. Hal ini sejalan dengan saran dari Cook dan Triola (2009)

15

mengharapkan penelitian selanjutnya mahasiswa tidak hanya belajar tetapi terdapat
penilaian untuk mengetahui tingkat penalaran klinisnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini merancang model
pembelajaran dan ujian dengan menggabungkan penelitian dari Zary et al (2009).
dan saran dari Cook dan Triola. Penelitian ini memfokuskan pada rancangan sistem
untuk ujian dan penilaian penalaran klinik mahasiswa FKGUB Malang seperti
terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Tahapan Ujian Penalaran
Pada model pembelajaran ini juga terdapat aktivitas oleh pengguna yang
dapat dilihat pada Tabel 7. Aktivitas pengguna ini menjelaskan bagaimana sistem
digunakan dan dirancang untuk membantu penguna dalam pembelajaran dan ujian.
Tabel 7 Aktivitas Pengguna PINUS
Aktor
Aktifitas
Keterangan
Administrator Autentifikasi
Dapat melakukan Autentifikasi user untuk
user/Login
mengakses berdasarkan username dan password
masing-masing pengguna.
Manajemen
Membuat soal ujian, mengatur jadwal training,
Ujian
ujian, menentukan jadwal ujian remidial, melihat
hasil ujian mahasiswa.
Manajemen
Mengelola data pasien (create, read, update,
Pasien
delete).
Manajemen
Mengelola data mahasiswa (create, read,
User
update, delete).
User/mahasiswa Autentifikasi
Sudah memiliki akun dapat memasukkan
user/Login
username dan password untuk melanjutkan
ketahapan berikutnya.
Tipe Ujian
Terdapat dua pilihan menu yang terdiri dari
training dan Exam.
Memilih
Memilih pasien untuk melakukan ujian
Pasien
penalaran.

16

Aktor
Administrator

Aktifitas
Autentifikasi
user/Login
Manajemen
Ujian
Manajemen
Pasien
Manajemen
User
Data Diri
Pasien
Wawancara
Tahapan
Pemeriksaan

Hasil Tes
Laboratorium
Diagnosis
Rencana
Perawatan
Aktifitas
Mahasiswa
Rekomendasi
Pakar
Penilaian

Keterangan
Dapat melakukan Autentifikasi user untuk
mengakses berdasarkan username dan password
masing-masing pengguna.
Membuat soal ujian, mengatur jadwal training,
ujian, menentukan jadwal ujian remidial, melihat
hasil ujian mahasiswa.
Mengelola data pasien (create, read, update,
delete).
Mengelola data mahasiswa (create, read,
update, delete).
Menampilkan Data Diri pasien.
Tahapan utama dalam melakukan ujian.
Melakukan tahapan pemeriksaan keluhan utama,
riwayat medis, riwayat gigi, pemeriksaan fisik
umum, pemeriksaan fisik subjektif, pemeriksaan
fisik objektif ekstraoral, pemeriksaan fisik
keadaan umum intraoral, pemeriksaan fisik
objektif intraoral.
Melakukan Pemeriksaan Penunjang.
Melakukan diagnosis terhadap gejala pasien
yang sudah di investigasi.
Melakukan terapi penanganan penyakit yang
sudah di diagnosis.
Menampilkan daftar aktif yang telah dilakukan
user dari setiap tahapan yang dilakukan.
Menampilkan hasil perbandingan jawaban yang
telah dilakukan dengan jawaban pakar yang
sudah di simpan dalam database.
Memberikan penilaian terhadap hasil penalaran
klinik yang sudah dilakukan.

Use case Diagram
Berdasarkan model pembelajaran dan ujian yang telah dianalisis maka
dibutuhkan alat untuk mengetahui secara umum peran dan fungsi antara aktor dan
sistem secara objektif. Adapun alat untuk merancang model pembelajaran ini
menggunakan usecase diagram.

17

Gambar 8 Use case PINUS
Dari Gambar 8 terlihat bahwa PINUS masih dijadikan sistem pembelajaran.
Berdasarkan hal ini dilakukan pengembangan PINUS dengan memperbarui
tampilan dan menambahkan fungsi untuk mendukung pembelajaran dan ujian yang
menampilkan nilai umpan balik sehingga mahasiswa dapat mengetahui tingkat
penalaran klinik yang dimilikinya. Perbedaan PINUS 1 dan PINUS 2 yang telah
dirancang berdasarkan analisis kebutuhan pengguna seperti terlihat pada Tabel 8.

18

Tabel 8 Perbedaan PINUS 1 dan 2
No

Kode

SPESIFIKASI

1

F01A

Autentifikasi
Pengguna

2

3

4
5

6
7
8

9
10

11
12

13

14

KETERANGAN

Pengguna melakukan registrasi
sebelum melakukan login untuk
melakukan
hak
akses
berdasarkan username dan
password
masing-masing
pengguna
F01B Melihat Home Pengguna dapat melihat daftar
pasien untuk pembelajaran dan
ujian
F01C Melihat
Tutorial untuk melakukan
Tutorial
langkah-langkah ujian, tutorial
berformat video
F01D Melihat About Informasi tentang FKGUB
Malang
F01E Manajemen
Administrator Mengelola data
User
mahasiswa (insert, update,
delete)
F01F Manajemen
Administrator Mengelola data
Pasien
pasien (insert, update, delete)
F01G Manajemen
Administrator dapat mengatur
Waktu
waktu pelaksanaan ujian
F01H Manajemen
Administrator dapat mengatur
Ujian
jadwal training dan ujian yang
akan dilaksanakan.
F01I Logout
Keluar dari Ujian
F01J Melihat
Bantuan untuk mahasiswa
Ruang
melakukan tahapan training dan
Tunggu
ujian berformat tulisan/text
Pasien
F01K Mengikuti
Melakukan Pembelajaran kasus
Pembelajaran pasien
F01L Memilih Tipe Terdapat dua jenis aktivitas
Ujian
yang dipilih mahasiswa yang
terdiri dari Training dan Ujian.
F01M Mengikuti
Melakukan ujian penalaran
Ujian
dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh administrator
F01N Melihat Hasil Mahasiswa mengikuti ujian,
Ujian
setelah mengikuti ujian sistem
akan menampilkan hasil dari
ujian yang telah dilakukan
sehingga mahasiswa dapat
mengetahui nilai Gap yang
didapat

PINUS PINUS
1
2

























































19

No

Kode

SPESIFIKASI

15

F01O

Mengikuti
Ujian
Remidial

KETERANGAN
Melakukan ujian ulang untuk
kasus pasien yang nilai
mahasiswa tidak memenuhi
nilai target dari setiap kasus
yang dipaparkan

PINUS PINUS
1
2




Class Diagram
Merupakan suatu class yang mendeskripsikan dan menggambarkan struktur
dari beberapa jenis objek dalam suatu sistem dengan berbagai hubungan statis yang
terjadi. Rancangan class diagram dalam rancangan ini terdiri dari beberapa class
antara lain, class admin dan mahasiswa sebagai aktor yang melakukan suatu proses.
Suatu class yang mendeskripsikan dan meggambarkan struktur dari beberapa jenis
objek dalam suatu sistem dengan berbagai hubungan statis yang terjadi. Proses
tersebut dijabarkan kembali kedalam beberapa class yang merupakan sebagai objek
antara lain sistem pembelajaran dan sistem ujian.

Gambar 9 Class Diagram PINUS

20

Nama Tabel

User/Pengguna

Ujian
Waktu Ujian
Pasien
Hasil Diagnosis
Perawatan
Penyakit
Diagnosa
penyakit
SOPT
Kategori
Pertanyaan
Tahapan
Hasil
Pemeriksaan
Bobot

Tabel 9 Deskripsi Class Diagram PINUS
Deskripsi
Tabel dalam basisdata yaitu Administrator dan mahasiswa yang
berfungsi untuk menyimpan profil/biodata pengguna. Pada Tabel
pengguna ini terdapat username dan password yang digunakan
sebagai autentikasi untuk masing-masing hak akses pengguna
sistem. Tabel user berelasi dengan Tabel, user mahasiswa, jurusan
dan jenis user. Yang membedakan administrator dengan mahasiswa
terletak pada Tabel jenis user.
Tabel yang menyimpan jadwal ujian, Tabel ini berelasi dengan
Tabel jenis ujian, ujian pasien.
Tabel yang mengatur jadwal ujian kapan dimulai dan kapan selesai
untuk melakukan ujian.
Tabel yang menyimpan data pasien.
Tabel yang menyimpan hasil jawaban diagnosis mahasiswa. Tabel
ini berelasi dengan Tabel diagnosis penyakit.
Tabel yang menyimpan data perawatan penyakit pasien yang
berelasi dengan Tabel pasien.
Tabel yang menyimpan data diagnosa penyakit pasien yang berelasi
dengan Tabel pasien dan hasil diagnose
Tabel yang menyimpan alur dari tahapan pertanyaan/alur tahapan
yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan ujian maupun
training.
Tabel yang menyimpan data kategori dalam melakukan penalaran
klinik. Tabel ini berelasi dengan Tabel pertnyaan dan tahapan.
Tabel ini menyimpan data pertanyaan yang diajukan oleh sistem
kepada mahasiswa.
Tabel yang menyimpan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
melakukan ujian penalaran klinik.
Tabel yang menyimpan hasil dari pemeriksaanyang dilakukan oleh
mahasiswa.
Tabel yang menyimpan nilai bobot untuk mengetahui nilai gap
mahasiswa sehingga dapat diketahui tingkat penalaran klinik
mahasiswa dalam melakukan ujian.

Activity Diagram
Merupakan diagram yang menggambarkan alur kejadian sistem dari awal
sampai akhir dalam melakukan ujian praktikum penalaran klinik. Activity diagram
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.
Sequence Diagram
Merupakan Gambaran urutan event dan waktu dari suatu pesan antara objek
dalam melakukan ujian praktikum penalaran klinik. Sequance diagram dapat dilihat
pada Lampiran 7.
Verifikasi dan Validasi Sistem PINUS
PINUS sebelum diimplementasikan dilakukan terlebih dahulu memverifikasi
dan validasi. Tujuan dari dilakukannya pengujian adalah untuk memastikan sistem

21

PINUS dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya. Pengujian dilakukan terhadap
fungsi-fungsi dari sistem yang telah dipaparkan pada tahap desain. Pengujian
dilakukan dengan metode black box yaitu dengan membuat skenario uji berupa
inputan dan melihat hasil keluaran apakah sesuai dengan yang diharapkan. Tabel
daftar uji diperlihatkan pada Tabel 10.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Kode
F01A
F01B
F01C
F01D
F01E
F01F
F01G
F01H
F01I
F01J
F01K
F01L
F01M
F01N
F01O

Tabel 10 Black Box Testing
Nama pengujian
Hasil pengujian
Autentifikasi Pengguna
Berhasil
Melihat Home
Berhasil
Melihat Tutorial
Berhasil
Melihat About
Berhasil
Manajemen User
Berhasil
Manajemen Pasien
Berhasil
Manajemen Waktu
Berhasil
Manajemen Ujian
Berhasil
Logout
Berhasil
Melihat Ruang Tunggu Pasien
Berhasil
Mengikuti Pembelajaran
Berhasil
Memilih Tipe Ujian
Berhasil
Mengikuti Ujian
Berhasil
Melihat Hasil Ujian
Berhasil
Mengikuti Ujian Remidial
Berhasil

Selain pengujian fungsional sistem, pengujian juga dilakukan pada pengujian
usability PINUS dilakukan pada 30 orang user sebagai responden. Tabel presentasi
nilai yang digunakan pada setiap komponen pertanyaan pada kuisoner usability
dapat dilihat pada Tabel 11:
Tabel 11 Presentasi Nilai (Arikunto 2010)
Skor
Kriteria
0 % - 20 %
Sangat tidak mudah
21 % - 40 %
Tidak Mudah
41 % - 60 %
Cukup mudah
61 % - 80 %
Mudah
81 % - 100 %
Sangat mudah
Berdasarkan hasil yang didapat berasal dari kuesioner yang disebarkan
kepada 30 mahasiswa yang sedang menempuh semester 6 di FKGUB Malang,
maka dihasilkan data sebagai berikut:
1. Penerimaan terhadap PINUS
Penerimaan PINUS dinilai dari tingkat antusias mahasiswa terhadap
sistem ini, jika nilai antusias mahasiswa tinggi maka dapat dikatakan sistem ini
diterima dengan baik. Selain tingkat antusias juga dilihat dari kemudahan
PINUS untuk diikuti, pengembangan investigasi dan dari hasil kuesioner juga
dapat diketahui performa dari PINUS. Hasil persentase dari aspek penerimaan
dapat dilihat pada Gambar 10.

22

Mengetahui performa

89%

Mengembangkan investigasi

93%

PINUS mudah diikuti

89%

Menikmati PINUS untuk belajar

90%

Antusias dengan PINUS

93%
0%

20% 40% 60% 80% 100%

Gambar 10 Penerimaan PINUS
Hasil pengumpulan data dari 30 mahasiswa didapat sebesar 89% mahasiswa
mampu mengetahui performa dalam melakukan penalaran klinik. PINUS juga
dinilai mahasiswa dapat mengembangkan investigasi sebesar 93% dan mudah
diikuti sebesar 89% kemudian sebanyak 90% mahasiswa menikmati PINUS untuk
belajar dan ujian. Mahasiswa juga antusias menggunakan PINUS terlihat dari
perolehan hasil sebesar 90%. Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa FKGUB
sudah familiar dengan penggunaan komputer untuk pelaksanaan pembelajaran dan
ujian penalaran klinik.
2. Tujuan Rancangan PINUS
93%
86%
90%
93%
90%
93%
93%
89%
90%

Selektif memilih pertanyaan
Membangun kepercayaan diri
Meningkatkan kemampuan
Menyediakan lingkungan yang aman
Mengo