DAMPAK KONSENTRASI INDUSTRI TERHADAP PERFORMANS DI INDUSTRI BROILER INDONESIA

Prosiding Seminar Nasional

Kristalisasi Paradigma Agribisnis
dalam Pembangunan Ekonomi
dan Pendidikan Tinggi
IPB International Convention Center – Bogor
18 April 2015

Prosiding Seminar Nasional

Kristalisasi Paradigma Agribisnis
dalam Pembangunan Ekonomi
dan Pendidikan Tinggi
IPB International Convention Center – Bogor
18 April 2015

EDITOR :
Nunung Kusnadi
Amzul Rifin
Anna Fariyanti
Netti Tinaprilla

Burhanuddin
MARYONO

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan
Pendidikan Tinggi
IPB International Convention Center – Bogor
18 April 2015

Tim Penyusun
Editor :







Dr. Ir. Nunung Kusnadi, M.S
Dr. Amzul Rifin, S.P, M.A

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si
Dr. Ir. Netti Tinaprilla, M.M
Dr. Ir. Burhanuddin, M.M
Maryono, S.P, M.Si

Desain Sampul :


Hamid Jamaludin Muhrim, SE

Tata Letak Isi :




Hamid Jamaludin Muhrim, S.E
Triana Gita Dewi, S.E, M.Si
Tursina Andita Putri, S.E, M.Si

Administrasi Umum :




Tita Nursiah, S.E
Tursina Andita Putri, S.E, M.Si

Diterbitkan oleh Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB
Bekerjasama dengan Asosiasi Agribisnis Indonesia (AAI)
Copyright © 2015
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB
Jl. Kamper Wing 4 Level 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
Telp/Fax : 0251-8629654
e-mail
: depagribisnis@yahoo.com, dep-agribisnis@apps.ipb.ac.id
Website : http://agribisnis.ipb.ac.id

ISBN : 978-602-14623-3-1

KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Agribisnis diselenggarakan dalam rangka Tujuh Puluh Tahun Prof.

Bungaran Saragih yang diselenggarakan pada Sabtu 18 April 2015 dengan tema
“Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan dan Pendidikan Tinggi”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen (FEM) IPB bekerjasama dengan Asosiasi Agribisnis Indonesia (AAI),
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Pusat Pangan Agribisnis (PPA),
PROFITA Unggul Konsultama, Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI)
serta AGRINA.
Prof. Bungaran Saragih pada awal tahun 90-an memperkenalkan istilah Agribisnis yang
merupakan cara baru dalam melihat pertanian. Hal ini berarti pertanian bukan hanya pada
kegiatan usahatani (on farm activities) tetapi juga kegiatan di luar usahatani (off farm
activities). Dengan kata lain, pertanian tidak hanya berorientasi produksi (production
oriented) tetapi juga berorientasi pasar (market oriented), tidak hanya dilihat dari sisi
permintaan (demand side) tetapi juga dari sisi penawaran (supply side).
Prosiding ini merupakan kompilasi artikel-artikel yang dipresentasikan dalam Seminar
Nasional Agribisnis tersebut. Latar belakang bidang keilmuan serta daerah penulis yang
beragam menghasilkan berbagai perspektif dalam pembangunan agribisnis di Indonesia.
Artikel dalam prosiding ini penuh dengan gagasan dan ide-ide baru yang melihat pertanian
dalam arti luas yang dikelompokkan ke dalam subtema: Sistem Agribisnis, Pengadaan
Input, Usahatani, Pengolahan, Pemasaran, dan Penunjang. Artikel-artikel dalam prosiding
ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di bidang agribisnis serta dapat pula

dijadikan rekomendasi kebijakan bagi pengambil keputusan.
Pada kesempatan kali ini, ijinkanlah kami untuk mengucapkan terima kasih kepada Dr
Rachmat Pambudy, MS; Dr Nunung Kusnadi, MS; Dr Andriyono K Adhi; Dr Suharno,
MADev; Dr Anna Fariyanti, MS; Dr Burhanuddin, MM; Dr Netti Tinaprila, MM; Dr Amzul
Rifin, MA; Siti Jahroh, PhD, serta Etriya, MM yang telah bekerja keras untuk menilai artikel
yang dipresentasikan sehingga layak untuk ditampilkan dalam prosiding ini. Penghargaan
juga disampaikan kepada Hamid Jamaludin M, Tursina Andita Putri, Triana Gita Dewi, dan
Tita Nursiah yang telah membantu dalam penyusunan prosiding ini. Semoga prosiding ini
dapat berkontribusi dalam pengembangan agribisnis dan peningkatan kesejahteraan petani.
Terimakasih

Bogor, September 2015
Ketua Departemen Agribisnis FEM IPB
Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi

v


DAFTAR ISI

Sistem Agribisnis
Model Pengembangan Agribisnis Kelapa Terpadu di Kabupaten Indragiri Hilir
Djaimi Bakce, dan Syaiful Hadi

1

Perubahan Sistem Agribisnis Petani Hortikultura dalam Menghadapi Era Pasar
Modern (Studi Kasus Petani Hortikultura di Kecamatan Ciwidey
Kabupaten Bandung)
Gema Wibawa Mukti, Dini Rochdiani, dan Rani Andriani Budi Kusumo

23

Sistem Insentif untuk Mendukung Daya Saing Agribisnis Kopi Rakyat di Jawa Timur
Luh Putu Suciati, dan Rokhani

41


Pengadaan Input
Peran Industri Benih Jagung dalam Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
(Kasus di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah)
Kurnia Suci Indraningsih

57

Analisis Aksesibilitas Petani Perkotaan terhadap Agroinput dan Implikasinya
terhadap Pengembangan Urban Farming
Harniati, dan Reni Suryanti

73

Kajian Karakteristik Produsen dan Penangkar Benih Padi di
Daerah Istimewa Yogyakarta
Wahyuning K. Sejati, dan M. Suryadi

83

Sistem “Jabalsim” Sebagai Solusi untuk Penyediaan Benih Kedelai

(Kasus di Kabupaten Wonogiri)
Tri Bastuti Purwantini

97

Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Pupuk Bersubsidi sebagai Supporting
System Agribusiness terhadap Agribisnis Perberasan
Surya Abadi Sembiring

109

Usahatani
Pemahaman dan Partisipasi Petani dalam Adopsi Teknologi Biochar
di Lahan Kering Blitar Selatan
Asnah, Masyhuri, Jangkung Handoyo Mulyo, dan Slamet Hartono

127

Diterminan Pengelolaan Satuan Usaha Perhutanan Kerakyatan (SUPK)
di Kawasan Perhutanan Kerakyatan-Tanggamus, Lampung

Ismalia Afriani, F. Sjarkowi, Najib Asmani, dan M Yazid

135

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi

vii

Emisi Gas Rumah Kaca Aktivitas On-Farm Sektor Pertanian di Provinsi Jawa
Timur: Studi Empiris The Environmental Kuznets Curve
Gilang Wirakusuma, Irham, dan Slamet Hartono

151

Ketahanan Pangan di Sumatera Selatan Ditinjau dari Tren Produksi Beras
dan Stok Beras Pedagang
Desi Aryani

167


Produksi dan Pendapatan Petani Kelapa Dalam (Cocos Nucifera Linn)
di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau
Sisca Vaulina, dan Saiful Bahri

183

Keunggulan Kompetitif Kedelai: Pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM)
(Kasus di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur)
Syahrul Ganda Sukmaya, dan Dwi Rachmina

199

Percepatan Adopsi Tanaman Manggis melalui Sekolah Lapang di Kecamatan
Mandalawangi Provinsi Banten
Asih Mulyaningsih, Imas Rohmawati, dan Suherna

207

Dampak Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Terhadap

Efisiensi Teknis Usahatani Kedelai di Kabupaten Jember
Indah Ibanah, Andriyono Kilat Adhi, dan Dwi Rachmina

219

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Lobster Laut
Sitti Aida Adha Taridala , Asriya, dan Yusnaini

233

Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah Lokal Palu di Tinjau
dari Tingkat Pendapatan di Desa Boluponto Jaya Kecamatan Sigi Kabupaten Sigi
Lien Damayanti, Yulianti Kalaba, dan Erny

245

Analisis Kesiapan dan Strategi Pengembangan Bisnis Koperasi Produsen Kopi
“Margamulya” (Studi Kasus Koperasi Produsen Kopi Margamulya Pangalengan
Kabupaten Bandung)
Ima Marlina, dan Endah Djuwendah

257

Dampak Ekonomi Karakteristik Peternak terhadap Pola Usaha Kemitraan Ayam
Broiler di Daerah Jember, Situbondo, Bondowoso Lumajang dan Banyuwangi
Hariadi Subagja, dan Wahjoe Widhijanto Basuki

267

Dampak Konsentrasi Industri terhadap Performans di Industri Broiler Indonesia
Anna Fitriani, Heny K. Daryanto, Rita Nurmalina, dan Sri Hery Susilowati

279

Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Kelapa Sawit di Desa Indra Sakti
Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar
Elinur, dan Asrol

297

Introduksi Potensi Integrasi Sapi-Sawit dalam Mendukung Akselerasi
Peningkatan Produksi Daging Sapi Nasional
Priyono

311

Perilaku Harga Bawang Putih Jawa Timur dan Cina
Herdinastiti

325

viii

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi

Performansi Pembagian Kerja antara Laki-Laki dan Perempuan pada
Usahatani Kentang
Ana Arifatus S, dan Dyanasari

339

Pengolahan
Potensi Sumberdaya Pertanian Lokal dalam Pemenuhan Kebutuhan Bahan Pangan
Sumber Karbohidrat di Provinsi Bengkulu
Putri Suci Asriani, dan Bonodikun

357

Perbandingan Analisis Nilai Tambah Kopi Arabika dengan Metode Proses
Pengolahan Kering dan Basah (Studi Kasus pada Malabar Mountain Coffee
PT. Sinar Mayang Lestari, Kabupaten Bandung)
Resty Tyagita Aprilia, dan Tuti Karyani

371

Analisis Penerapan Manajemen Mutu Susu Pasteurisasi (Studi Kasus Unit Susu
Pasteurisasi Pondok Modern Darul Ma’rifat Gontor 3 Desa Sumbercangkring
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri)
Akhadiyah Afrila, dan Asnah

385

Studi Komparasi Nilai Tambah Produk Olahan Kentang Granola di Wilayah
Pangalengan (Jawa Barat) dengan Banjarnegara (Jawa Tengah)
Vela Rostwentivaivi Sinaga, dan Doni Sahat Tua Manalu

397

Pengembangan Agroindustri Teh Rakyat dengan Pendekatan Soft System
Methodology (Studi Kasus di Kabupaten Bandung)
Sulistyodewi NW

409

Karakteristik Pengusahaan Usaha Penggilingan Padi di Kabupaten Cianjur,
Provinsi Jawa Barat
Tursina Andita Putri

421

Pemasaran
Pengaruh Konsep Produk, Budaya Konsumsi, Keluarga terhadap Perilaku
Konsumen Mengkonsumsi Produk Kebab (Studi Kasus: Kebab Turki XXX)
Adhi Tejo Dwicahyo, Nunuk Adiarni, dan Mudatsir Najamuddin

441

The Demand and Competition Among Supply Source in Indonesia Meat Import Market
Resti Prastika Destiarni, Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

455

Kinerja Rantai Pasok Komoditas Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Koperasi
untuk Memenuhi Permintaan Pasar Terstruktur (Studi Kasus di Koperasi Pondok
Pesantren Al-Ittifaq, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Ciwidey,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat)
Nurul Risti Mutiarasari, Eddy Renaldi, dan Ery Supriyadi Rustidja

469

Analisis Determinan Permintaan Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara
Rahmanta

489

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi

ix

Analisis Permintaan dan Penawaran Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten
Jember Jawa Timur
Novi Haryati, Soetriono, dan Anik Suwandari

503

Analisis Permintaan Impor Garam Indonesia dengan Pendekatan Almost Ideal
Demand System
Ahmad Syariful Jamil, Netti Tinaprilla, dan Suharno

517

Analisis Tataniaga Pisang sebagai Daya Ungkit Revitalisasi Pengembangan
Produksi Hortikultura di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah
Endang Siti Rahayu, dan Joko Sutrisno

531

Sistem Pemasaran Karet dengan Pendekatan Food Supply Chain Network (FSCN)
di Kabupaten Tebo, Jambi
Rikky Herdiyansyah, Rita Nurmalina, dan Ratna Winandi A

545

Penunjang
Potensi Pengembangan Agrowisata dan Konservasi Ex-Situ Tumbuhan Kantong
Semar (Nepenthes sp.) di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Ryan Budi Setiawan, dan Eksa Rusdiyana

565

Analisis Perbedaan Pendapatan Petani Budidaya Ikan Patin Penerima dan Non
Penerima Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi “PUKK”
PT Perkebunan Nusantara V
Rika Amelia Jas, Amzul Rifin, dan Netti Tinaprilla

575

Efektivitas Perilaku Komunikasi di Dalam Sekolah Lapang – Pengelolaan Tanaman
Terpadu di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
Ali Alamsyah Kusumadinata

585

Karakteristik Perempuan Wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor,
Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor
Iqbal Reza Fazlurrahman, Anna Fariyanti, dan Suharno

603

Biaya Transaksi pada Pembiayaan Usahatani Kedelai di Kabupaten Lamongan,
Jawa Timur
Hardiyanti Sultan, Dwi Rachmina, dan Anna Fariyanti

615

Proses Penumbuhan dan Efektivitas Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA)
(Kasus di LKMA Sejahtera, Kabupaten Lamongan)
Ratih Apri Utami, Lukman M. Baga, dan Suharno

631

Faktor atas Pengambilan Keputusan Mahasiswa dalam Memilih
Program Studi Agribisnis
Anita Primaswari Widhiani, dan Triana Gita Dewi

647

x

Prosiding Seminar Nasional
Kristalisasi Paradigma Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi

Dampak Konsentrasi Industri … 

DAMPAK KONSENTRASI INDUSTRI TERHADAP
PERFORMANS DI INDUSTRI BROILER INDONESIA
Anna Fitriani1), Heny K. Daryanto2), Rita Nurmalina2), dan Sri Hery Susilowati3)
1)

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Pertanian, FEM, Institut Pertanian Bogor
2)
Staf Pengajar Departemen Agribisnis, FEM, Institut Pertanian Bogor
3)
Peneliti Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor
E-mail: 1)annafitri92@yahoo.com

ABSTRACT
One of the concentrated sectors in the agricultural industry is broiler industry. High
concentration in the industry can have an impact on the high market powers so that social
welfare will be reduced, or high concentration can increase cost efficiency, which will increase
social welfare. This study aims to analyze the impact of industry concentration on the industry
performance, including efficiency, productivity, profit rate and market power in the industry,
using analysis of Structure, Conduct and Performance (SCP). Panel data in company and
industry levels obtained from the Central Bureau of Statistics (2009-2011) were analyzed using
an econometric approach and estimated by using Two Stages Least Square ( 2SLS ). The results
showed that there is a simultaneous relationship in the SCP of Indonesianbroiler industry, where
the concentration has a negative impact on productivity, but a positive impact on the profit rates
and market power. The results also indicate that there is an increase in concentration and
inefficiency during the study period .
Keyword(s): industry concentration , market power , Structure Conduct Performance

ABSTRAK
Salah satu sektor di industri pertanian yang terkonsentrasi adalah industri broiler. Konsentrasi
tinggi di industri dapat berdampak pada tingginya kekuatan pasar sehingga kesejahteraan sosial
menurun, atau konsentrasi tinggi dapat meningkatkan efisiensi biaya yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak konsentrasi industri
terhadap performans industri dan menghitung tingkat responsivitas jangka pendek terhadap
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur, Perilaku dan Kinerja (SCP) industri
broiler. Data panel di tingkat perusahaan dan industri diperoleh dari Badan Pusat Statistik (20092011) dianalisis menggunakan pendekatan ekonometrika dan diestimasi menggunakan Two
Stages Least Square (2SLS). Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan simultan di SCP industri
broiler Indonesia, dimana konsentrasi berdampak negatif terhadap produktivitas, namun
berdampak positif pada tingkat keuntungan dan kekuatan pasar. Hasil juga mengindikasikan
bahwa terjadi peningkatan konsentrasi dan inefisiensi selama periode penelitian ini.
Kata Kunci: konsentrasi industri, kekuatan pasar, Struktur-Perilaku-Kinerja

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan yang pesat dalam bisnis peternakan sejauh ini lebih banyak
dinikmati oleh perusahaan-perusahaan

multinasional (MNCs) berskala besar.
Digerakkan oleh adanya keuntungan
skala ekonomi (economies of scale) dan
globalisasi sistem rantai nilai, MNCs
semakin mendominasi sektor agribisnis
279

Anna Fitriani, Heny K. Daryanto, Rita Nurmalina, dan Sri Hery Susilowati 

di seluruh rantai nilai, dari hulu sampai
hilir. Hal ini telah meninggalkan pasarpasar tradisional dimana para petani atau
peternak skala kecil menjual ke pasar dan
pedagang lokal (Daryanto, 2009).
Secara umum, industri perunggasan,
khususnya industri broiler, sering dianggap sebagai panutan bagi industrialisasi
pertanian. Industri ini telah mendominasi
area persaingan di dalam pasar daging
selama 30 tahun terakhir, memperluas
pangsa pasar secara dramatis karena
meningkatnya efisiensi, mempertahankan
harga yang lebih rendah dibandingkan
pesaingnya dan meningkatkan penawaran
produk serta variasinya (Tsolouhas dan
Vukina, 2001). Industri broiler di
Indonesia sepenuhnya terintegrasi secara
vertikal, mulai dari pembibitan dan
penetasan, mesin pembuatan pakan,
divisi transportasi dan pabrik pengolahan.
Tahap finishing produksi diatur hampir
seluruhnya melalui kontrak dengan
peternak. Sebagian besar nilai tambah
dalam pengolahan adalah alasan utama
mengapa prosesor menjadi koordinator
dari industri.
Menurut Yusdja et al. (2004),
kegiatan pada usaha broiler ini patut
diduga telah terjadi praktek monopoli
dalam bentuk kartel, atau paling tidak
peternak rakyat menghadapi masalah
ganda yaitu struktur pasar yang oligopolistik pada pasar input dan struktur
yang oligopsonistik pada pasar output.
Disamping itu isu adanya integrasi
vertikal yang disertai integrasi horisontal
telah menyebabkan peternak rakyat
berada pada posisi rebut tawar yang
lemah.

280

Perhatian utama sehubungan dengan
konsentrasi adalah, hal ini bisa mengurangi tingkat persaingan di pasar hasil
pertanian dan produk pangan dan
menghasilkan kekuatan pasar (sebagai
contoh, kemampuan perusahaan mempengaruhi harga-harga), menempatkan
pada posisi yang kurang menguntungkan
pada beberapa segmen penduduk, misalnya produsen atau konsumen. Namun,
konsentrasi bisa juga menghasilkan efisiensi, dimana terjadi penghematan biaya
yang diteruskan kepada konsumen
melalui harga eceran yang rendah, yang
pada gilirannya dapat menghasilkan
permintaan tambahan untuk komoditas
dan menguntungkan petani (Shields,
2010). Menurut Lopez dan Lirón-España
(2005), konsentrasi dapat menyebabkan
efisiensi biaya atau inefisiensi biaya atau
biaya netral. Ada atau tiadanya efek
efisiensi yang mampu mengimbangi atau
memperkuat efek kekuatan pasar sangat
penting untuk kinerja sistem pangan.
Adapun kajian yang dilakukan pada
industri broiler dipandang sangat relevan,
mengingat sekitar 60-70 persen kegiatan
industri ayam pedaging nasional dilakukan secara kemitraan antara integrator
dan peternak plasma. Persoalan mendasar
saat ini adalah bagaimana industri
perunggasan Indonesia bisa menjadi
efisien kalau isu monopoli masih saja
mengkhawatirkan para peternak mandiri.
Cara pandang yang salah terhadap
keberadaan integrator di satu sisi dan
peternakan rakyat di sisi lain mungkin
harus diperbaiki terutama dalam melihat
secara objektif penyebab terjadinya
disparitas dalam input dan output.

Dampak Konsentrasi Industri … 

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dampak konsentrasi
industri terhadap performans industri
yaituefisiensi, profitabilitas, produktivitas tenaga kerja dan kekuatan pasar
2. Menghitung tingkat responsivitas
jangka pendek terhadap perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi
SCP industri broiler
KERANGKA PEMIKIRAN
Structure-Conduct-Performance (SCP)
Perkembangan Teori Organisasi pertama kali dilakukan oleh Bain dan Mason
(1959), yang terkenal dengan "Harvard
Tradition"nya telah mengembangkan
paradigma yang terkenal dengan
(Structure-Conduct- Performance-SCP).
Selanjutnya pendekatan model SCP NewHarvard Tradition, dimana masingmasing komponen saling berinteraktif,
misalnya kinerja pasar tergantung pada
perilaku pasar, perilaku tergantung pada
struktur pasar yaitu faktor yang menentukan persaingan, selanjutnya struktur
pasar tergantung pada kondisi dasar yaitu
permintaan dan produksi. Sebaliknya
kondisi dasar mempengaruhi struktur
pasar, struktur mempengaruhi perilaku
dan perilaku mempengaruhi kinerja,
ketiga komponen ini dan kondisi dasar
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
(Carlton dan Perloff, 2000).
Konsentrasi merupakan jumlah dan
ukuran distribusi perusahaan. Kecil dan
besarnya perusahaan mempengaruhi peningkatan konsentrasi penjual. Terdapat
dua alasan pembenaran yang sering
digunakan dalam menjelaskan hubungan
positif antara konsentrasi penjual dan
kekuatan pasar (Church dan Ware, 2000),

yaitu: 1) Meningkatnya derajat konsentrasi akan meningkatkan kemampuan
penjual untuk mengatasi persaingan dan
mengkoordinasikan perilaku harga; 2)
Teori oligopoli pun mengatakan adanya
hubungan positif antara kekuatan pasar
dan konsentrasi penjual. Tingkat konsentrasi dapat dihitung dengan berbagai cara,
dua diantaranya adalah dengan rasio
konsentrasi atau concentration ratio (CR)
dan Herfindhal-Hirschman Index (HHI).
Hubungan antara Tingkat
Konsentrasi dengan Efisiensi
Konsentrasi industri dapat memiliki
efek positif terhadap efisiensi yaitu
industri ditandai dengan skala ekonomi,
dimana biaya rata-rata produksi turun
sejalan dengan peningkatan kuantitas.
Namun ketika konsolidasi industri
mengurangi jumlah penjual sejauh yang
tersisa dari pasar yang terkonsentrasi,
penjual yang tersisa ini dapat mengambil
keuntungan dari kekuatan pasar. Penjual
dapat menggunakan kekuatan pasar ini
untuk membatasi perdagangan pada
beberapa pertukaran yang saling menguntungkan, mendistorsi harga yang
menguntungkan mereka.
Hubungan antara Konsentrasi dengan
Tingkat Keuntungan
Encau dan Jacquemin (1980), menemukan hubungan antara price-cost
margin (PCM) dengan perhitungan
tingkat konsentrasi untuk suatu model
oligopoli baik secara statis maupun
dinamis. Dalam seluruh penelitian yang
mereka lakukan ditemukan bahwa PCM
memiliki hubungan yang positif dengan
perhitungan tingkat konsentrasi dan
281

Anna Fitriani, Heny K. Daryanto, Rita Nurmalina, dan Sri Hery Susilowati 

berhubungan negatif dengan elastisitas
permintaan. Studi lainnya yang dilakukan
oleh Waterson (1984) menunjukkan
hubungan antara PCM dengan tingkat
konsentrasi. Waterson menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara
tingkat konsentrasi dengan PCM.
Semakin tinggi tingkat konsentrasi maka
akan semakin tinggi kekuatan pasar yang
akhirnya akan membuat semakin tingginya tingkat keuntungan suatu perusahaan.
Hubungan antara Tingkat
Konsentrasi dengan Produktivitas
Hubungan konsentrasi dan produktivitas adalah positif dan menunjukkan
signifikan dari meningkatnya konsentrasi. Perusahaan besar di pasar yang
terkonsentrasi adalah sumber jangka
panjang dari ekspansi output. Yaitu,
keuntungan tambahan dari menaikkan
harga di atas biaya marjinal sebagai
sumber daya untuk inovasi sehingga
produktivitas meningkat (Gopinath et al,
2002).
Sedangkan
menurut
Jayanthakumaran (2002), konsentrasi industri
diduga memiliki hubungan negatif
dengan produktivitas. Hal ini dikarenakan
apabila semakin rendah rasio konsentrasi
suatu industri maka semakin besar
persaingan yang terjadi pada industri
tersebut. Dengan meningkatnya persaingan maka perusahaan akan cenderung
terdorong untuk bertindak efisiensi
dengan berupaya menurunkan biaya
produksi dan meningkatkan teknologi.
Perluasan output akan menciptakan skala
ekonomis, dimana skala ekonomis
merupakan salah satu keuntungan utama
dalam suatu usaha. Hal ini dikarenakan
282

skala ekonomis akan menciptakan
kesempatan yang lebih baik untuk
berspesialisasi, berproduksi dengan skala
besar dan meningkatkan efisiensi. Oleh
karena itu, pertumbuhan output akan
berdampak positif pada produktivitas
tenaga kerja.
Hubungan antara Tingkat
Konsentrasi dan Kekuatan Pasar
Semakin besar penguasaan pasar
(market share), semakin kecil tekanan
bersaing perusahaan tersebut. Ini berarti
bahwa kekuatan pasar (market power)
yang dimiliki perusahaan untuk menentukan harga dan output semakin besar.
Dengan meningkatnya kemampuan perusahaan untuk menentukan harga dan
output akan berdampak pada meningkatnya tingkat keuntungan yang diterima
perusahaan. Oleh karena itu rasio
konsentrasi akan berhubungan positif
dengan price-cost margin (Teguh, 2010).
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Indonesia berdasarkan Laporan Tahunan
Perusahaan Peternakan Unggas. Perusahaan peternakan ayam broiler yang
dicakup adalah semua usaha peternakan
unggas yang berbadan hukum/badan
usaha, dijalankan secara teratur dan terus
menerus pada suatu tempat tertentu untuk
tujuankomersial (BPS, 2011). Data tahun
2009-2011 di delapan kawasan/provinsi
di Indonesia yaitu Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan
Timur dan Sulawesi Selatan. Secara

Dampak Konsentrasi Industri … 

umum, data yang digunakan pada
penelitian ini dapat mewakili dengan
cukup baik industri broiler Indonesia.
Data mencakup informasi jumlah pekerja,
upah dan pendapatan, bahan baku yang
digunakan, struktur biaya input dan
output serta konsumsi energi.
Spesifikasi Model
Model ekonometrika dalam penelitian ini dikembangkan untuk membangun
model persaingan oligopolistik di industri
broiler dan dengan memadukan kenyataan yang ada yang menggambarkan bahwa ada keterkaitan diantara komponenkomponen dalam model persaingan
oligopolistik, seperti ditunjukkan oleh
peubah endogenous pada suatu komponen relevan sebagai peubah explanatory pada komponen lainnya, sehingga
model keterkaitan ini merupakan sebuah
sistem persamaan simultan. Model yang
dibangun terdiri dari 10 persamaan
struktural yaitu Produksi Daging Broiler
Domestik, Konsumsi Daging Broiler
Domestik, Jumlah Perusahaan Broiler,
Konsentrasi Industri, Integrasi Vertikal,
Pangsa Biaya Pakan, Biaya per Unit,
Produktivitas Tenaga Kerja, Tingkat
Keuntungan dan Kekuatan Pasar.
Hipotesis dibangun berdasarkan teori
yang relevan dan hasil penelitian
sebelumnya. Berdasarkan kriteria order
condition maka setiap persamaan
struktural yang ada dalam model adalah
over identified, dengan demikian estimasi
parameter dapat menggunakan metode
Two Stages Least Square (2SLS)
(Koutsoyiannis, 1977).

Elastisitas
Konsep elastisitas digunakan untuk
mendapatkan ukuran kuantitatif respon
suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dikarenakan model
persamaan dalam penelitian ini bukan
model yang dinamis (tidak melibatkan
peubah tenggang waktu/lagged variable
sebagai peubah penjelas/explanatory
variable), elastisitas yang dapat diukur
hanya elastisitas jangka pendek, sehingga
hanya mampu menginformasikan respon
dalam jangka pendek.
Elastisitas jangka pendek (E- )
SR
dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Gujarati, 1995) :
E-SR= δYt/ δXt* Xt/Yt
dimana :
X = rata-rata peubah eksogen
Y = rata-rata peubah endogen

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengolahan data analisis
struktur, perilaku dan kinerja industri
broiler selengkapnya seperti dibawah ini.
Kondisi Dasar Industri Broiler di
Indonesia
Komponen kondisi dasar industri
broiler adalah produksi dan konsumsi
daging ayam broiler, seperti pada Tabel 1.
Hasil pendugaan pada persamaan
produksi daging ayam broiler domestik
menunjukkan bahwa semua peubah
penjelas memberikan arah dan besaran
nilai parameter dugaan sesuai harapan
dan mampu menerangkan secara baik
(96.50 persen) keragaman nilai peubah
endogennya kecuali harga input pakan.
Hal ini bisa dipahami karena meskipun
283

Anna Fitriani, Heny K. Daryanto, Rita Nurmalina, dan Sri Hery Susilowati 

harga input pakan naik misalnya,
perusahaan tetap melanjutkan produksi
mengingat
produk
ayam
broiler
merupakan komoditi hidup (live bird)
yang harus terus dilanjutkan proses
produksinya. Kandang yang sudah terisi
DOC sesuai kapasitas produksinya tetap
membutuhkan asupan makanan (pakan)
yang didalam proses produksi ayam
broiler, pakan merupakan komponen
pengeluaran terbesar yaitu berkisar antara
70-80 persen.
Produksi daging ayam domestik
dalam jangka pendek sangat respon
terhadap perubahan peubah-peubah
penjelasnya terutama harga input dan
outputnya. Artinya, kebijakan perbaikan
harga output maupun harga input
produksi ayam broiler domestik sangat
efektif dalam mendorong produksi
daging ayam broiler domestik.
Konsumsi daging ayam broiler akan
mengalami peningkatan yang signifikan

apabila terjadi peningkatan harga daging
ikan dan tingkat pendapatan domestik.
Sebaliknya semakin tinggi harga daging
ayam broiler dan harga telur akan
menurunkan secara signifikan konsumsi
daging ayam broiler. Harga daging sapi
yang meningkat juga akan meningkatkan
konsumsi ayam broiler, meskipun tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan hubungan substitusi antara daging sapi dan
daging ikan dengan daging ayam, dan
hubungan yang komplementer antara
telur dan daging ayam. Sementara trend
menunjukkan konsumsi daging ayam
broiler meningkat signifikan selama
periode 2009-2011 di kawasan ini. Hal ini
terbukti bahwa konsumsi daging ayam
broiler cepat pulih setelah berlalunya
krisis di tahun 2008 dan dengan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya protein hewani demi
menunjang kualitas sumber daya
manusia.

Tabel 1. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Dasar
No
Variabel
Lambang Koefisien Pr > | t | Elastisitas
Produksi Daging Ayam Broiler Domestik (PDAB)
1. Konstanta
Intercept
-330317
0.0620
2. Harga eceran broiler
HDABR
8.509662
0.0833
1.3584
3. Jumlah perusahaan broiler
JPAB
7355.853