Pengelompokan Wilayah Di Indonesia Dengan Analisis Gerombol Dan Analisis Input Output Dalam Bidang Teknologi Komunikasi

PENGELOMPOKAN WILAYAH DI INDONESIA
DENGAN ANALISIS GEROMBOL DAN ANALISIS INPUT
OUTPUT DALAM BIDANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

AHMAD NUR ROHMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul pengelompokan wilayah di
Indonesia dengan analisis gerombol dan analisis input output dalam bidang
teknologi komunikasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2015
Ahmad Nur Rohman
NIM G152130281

RINGKASAN
AHMAD NUR ROHMAN. Pengelompokan Wilayah di Indonesia dengan Analisis
Gerombol dan Analisis Input Output dalam Bidang Teknologi Komunikasi.
Dibimbing oleh ERFIANI dan MUHAMMAD NUR AIDI.
Perkembangan teknologi di Indonesia sekarang ini sangat pesat. Salah satu
teknologi yang sedang berkembang pesat adalah teknologi komunikasi. Hal ini
dikarenakan teknologi komunikasi dapat mempermudah dan mempercepat dalam
berkomunikasi. Selain itu teknologi komunikasi juga merupakan salah satu fokus
pemerintah dalam pembangunan nasional serta merupakan sektor yang mendukung
perekonomian nasional. Akan tetapi Indonesia memiliki wilayah yang luas, jumlah
penduduk yang banyak, kondisi geografi yang berbeda-beda dan perbedaan level
ekonomi masyarakat sehingga sulit dalam menerapkan kebijakan untuk setiap
wilayah. Sehingga perlu dilakukan pengelompokan wilayah dalam teknologi
komunikasi serta peran komunikasi sendiri dalam perekonomian. Oleh karena itu

tujuan penelitian ini adalah untuk mengelompokkan provinsi di Indonesia serta
mengukur peran subsektor komunikasi dalam perekonomian sebagai dasar langkah
pemerintah dalam menerapkan kebijakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis
gerombol metode hirarki dengan menggunaan kriteria Cubic Clustering Criterion
(CCC) dan pseudo F dalam penentuan metode terbaik dan banyak gerombol optimal.
Peran subsektor komunikasi diperoleh menggunakan analisis input-output pada
setiap gerombol dengan menghitung nilai indeks daya penyebaran dan indeks
derajat kepekaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya gerombol yang terbentuk
berdasarkan peubah dalam bidang teknologi komunikasi adalah 3 gerombol.
Gerombol 1 beranggotakan 21 provinsi, gerombol 2 beranggotakan 7 provinsi, dan
gerombol 3 beranggotakan 3 provinsi. Gerombol 1 masih harus meningkatkan
potensi desa , perekonomian dan pemanfaatan komunikasi karena masih ada yang
kurang, gerombol 2 memiliki sosial ekonomi yang sudah bagus dan gerombol 3
memiliki potensi desa dan penggunaan komunikasi yang sudah bagus. Analisis
input-output diperoleh nilai rata-rata indeks daya penyebaran dan indeks derajat
kepekaaan Subsektor komunikasi pada ketiga gerombol masih lemah sehingga
belum bisa menarik maupun mendorong sektor lain, oleh karena itu sektor
komunikasi harus menjadi perhatian khusus oleh pemerintah

Kata kunci: analisis gerombol, analisis input-output, cubic clustering criterion
(CCC), pseudo F, teknologi komunikasi

SUMMARY
AHMAD NUR ROHMAN. Clustering Regions in Indonesia with Cluster Analysis
and Input Output Analysis in Field of Communication Technology. Supervised by
ERFIANI and MUHAMMAD NUR AIDI.
Technological development in Indonesia is growing rapidly. One of the
technologies which grows rapidly is communication technology. The growth of
communication technology has made communication faster and easier. Moreover
communication technology has become one the government’s targets in national
development as a sector that support the national economy. However, the vast
territory and the large population of Indonesia, which different geographically and
different economic levels of society have made it difficult to implement policies for
each region. Consequently, grouping regions on communication technology level
and its contribution to regional economy is needed. Therefore the objective of this
research was to cluster regions in Indonesia as well as to measure contribution of
communication sub-sector in the economy as a basic step in implementing
government policies.
The method was used in this research were hierarchical cluster analysis

method with Cubic Clustering Criterion (CCC) and pseudo F as criterions to
determine the best method and optimal cluster. The contribution of the
communications subsector was obtained using input-output analysis on each cluster
by calculating power of dispersion index and sensitivity of dispersion index.
The results showed that the number of cluster formed by variables in the field
of communication technology was 3 clusters. 1st cluster consists of 21 provinces,
2nd cluster consists of 7 provinces, and 3rd cluster consists of 3 provinces. 1st cluster
had low village potencies, regional economy and communication usage and still
had to increase its capabilities, 2nd cluster had good social and economic potencies,
and 3rd cluster had good village potencies and communication usage. From inputoutput analysis, the average value of power of dispersion index and sensitivity of
dispersion index of communication subsector on all clusters were still weak so it
could not pull or push other sectors, therefore communication subsector should be
given extra attention by the government.
Keywords: cluster analysis, communication technology, cubic clustering criterion
(CCC), input-output analysis, pseudo F

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGELOMPOKAN WILAYAH DI INDONESIA
DENGAN ANALISIS GEROMBOL DAN ANALISIS INPUT
OUTPUT DALAM BIDANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI

AHMAD NUR ROHMAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Statistika Terapan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Bagus Sartono, MSi

Judul Tesis : Pengelompokan Wilayah di Indonesia dengan Analisis Gerombol
dan Analisis Input Output dalam Bidang Teknologi Komunikasi
Nama
: Ahmad Nur Rohman
NIM
: G152130281

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Erfiani, MSi
Ketua

Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS
Anggota


Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Statistika Terapan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Indahwati, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 11 November 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Penulis menghaturkan puji syukur sebesar-besarnya kepada Allah Subhanahu
wata’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah dengan judul “Pengelompokan wilayah di Indonesia dengan analisis
gerombol dan analisis input output dalam bidang teknologi komunikasi”. Tesis ini

juga dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Erfiani, MSi sebagai ketua
pembimbing dan Bapak Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS sebagai anggota komisi
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran serta semangat
kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ayahnda Paiman
dan almarhumah Ibunda Samini sebagai orangtua penulis yang telah memberikan
kesempatan untuk menempuh sekolah pascasarjana ini serta dukungan, semangat
dan do’anya, kemudian kepada adik-adikku Siti Nur Hidayah dan Siti Nur Rohmani
yang selalu mendoakan dan memberi semangat, serta kepada Febriyani yang selalu
memberi semangat dan motivasi serta selalu menemani dalam penyelesaian tesis
ini. Terima kasih juga kepada seluruh staff program studi Statistiska, Teman-teman
S2 Statistika Terapan 2013, teman-teman S2 Statistika Terapan BPS, Teman-teman
S2 Statistika 2013 yang telah membantu dan kebersamaannya. Dan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
karya ilmiah ini, sehingga saran, masukan, dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan agar penelitian ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Semoga penelitian ini dapat segera dilaksanakan sehingga dapat memberikan
manfaat.


Bogor, November 2015
Ahmad Nur Rohman

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
2
2

2 TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Komunikasi
Analisis Gerombol
Analisis Input - Output

3
3
3
8

3 METODE

Data
Prosedur Analisis Data

10
10
11

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Eksplorasi Data
Analisis Gerombol
Analisis Input - Output
Analisis Profil

13
13
14
17
21

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

26
26
26

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

28

RIWAYAT HIDUP

42

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Transaksi input output n x n sektor
Peubah-peubah bidang teknologi komunikasi
Sektor-sektor dalam perekonomian nasional
Metode analisis penelitian
Deskripsi data
Nilai CCC dan pseudo F seluruh metode
Anggota masing-masing gerombol
Nilai karakteristik masing-masing gerombol
Penjelasan subsektor
Nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi gerombol 1
Nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi gerombol 2
Nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi gerombol 3
Perbandingan nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi
antar gerombol

8
10
11
11
13
14
15
16
18
19
20
21
25

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Alur penelitian
Dendogram analisis gerombol dengan metode ward
Peta pengelompokan hasil analisis gerombol
Kuadran IDP dan IDK gerombol 1
Kuadran IDP dan IDK gerombol 2
Kuadran IDP dan IDK gerombol 3
Pemetaan provinsi terpilih berdasar nilai IDP dan IDK

12
14
15
22
23
24
25

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Data analisis gerombol
Matriks pengganda Provinsi Sumatra Utara (gerombol 1)
Matriks pengganda Provinsi Sulawesi Utara (gerombol 1)
Matriks pengganda Provinsi Aceh (gerombol 1)
Matriks pengganda Provinsi Papua (gerombol 1)
Matriks pengganda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung(gerombol 2)
Matriks pengganda Provinsi Kalimantan Timur (gerombol 2)
Matriks pengganda Provinsi Jawa Tengah (gerombol 3)
Matriks pengganda Provinsi Jawa Barat (gerombol 3)
Agregasi subsektor dalam perekonomian nasional
Rata-rata IDP dan IDK gerombol , gerombol 2, dan gerombol 3

28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
41

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Teknologi komunikasi merupakan teknologi yang mempermudah semua
orang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan komunikasi
merupakan kebutuhan setiap orang dalam melakukan aktifitas sehari-hari untuk
menunjang hidupnya. Teknologi komunikasi juga merupakan instrumen dalam
proses pembangunan nasional, dapat meningkatkan pendapatan serta dapat
mengembangkan sistem informasi yang menghubungkan seluruh wilayah
nusantara. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin pesat sehingga
mendorong peran strategis komunikasi dan informasi sebagai modal dasar
pembangunan dan menjadi faktor yang harus diperhatikan agar dapat bersaing pada
era globalisasi saat ini. Pengelolaan komunikasi dan informasi harus tepat agar
dapat memenangkan persaingan yang semakin mengglobal. Salah satu langkah
yang dilakukan pemerintah adalah menjadikan teknologi komunikasi sebagai salah
satu rencana jangka panjang pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang No.
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025 yaitu mewujudkan masyarakat informasi Indonesia (MII) pada periode jangka
menengah ketiga tahun 2015-2019.
Rencana pemerintah untuk mewujudkan masyarakat informasi Indonesia
dihadapkan pada permasalahan yang ada di Indonesia. Menurut BPS (2014),
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1910931.32 km2 yang terdiri dari
17504 pulau dengan jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa dengan sosial
ekonomi, politik, budaya maupun agama yang heterogen. Indonesia memiliki
kondisi geografi yang berbeda-beda yang terdiri dari kepulauan, dataran tinggi
maupun dataran rendah. Permasalahan infrastruktur yang berbeda-beda pada tiap
daerah antara perkotaan dan pedesaan seperti penetrasi telepon, komputer ataupun
internet serta perbedaan tingkat ekonomi masyarakat. Semua permasalahan tersebut
mengakibatkan perbedaan tingkat teknologi komunikasi pada setiap wilayah. Hal
tersebut menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam menerapkan
kebijakan pada setiap wilayah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai langkah dasar pemerintah adalah
mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasar peubah yang berkaitan dengan
teknologi komunikasi agar diperoleh wilayah dengan karakteristik yang sama.
Pengelompokan provinsi dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu alat
statistika yaitu analisis gerombol. Penelitian menggunakan analisis gerombol antara
lain: Nechaev et al (2010) mengklasifikasikan responden sesuai dengan
karakteristiknya dilihat dari konten internet yang biasa digunakan dan peran
utamanya dalam komunikasi internet. Penelitian tentang perkembangan metode
analisis gerombol dilakukan oleh Rezankova (2014) untuk membandingkan
beberapa pendekatan dalam analisis gerombol untuk data nominal, data dalam
jumlah yang besar serta data kategori. Popat dan Emmanuel (2014) melakukan
perbandingan beberapa metode dalam analisis gerombol sehingga dapat diketahui
karakteristik utama dari masing-masing metode.

2
Penerapan kebijakan yang tepat dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dan masyarakat dalam memanfaatkan akses komunikasi dan
informasi yang secara ekonomi akan meningkatkan kualitas dan taraf hidup
masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan teknologi komunikasi menjadi salah satu
subsektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Peran subsektor teknologi komunikasi terhadap subsektor lain dalam
perekonomian perlu diketahui untuk melihat pertumbuhan subsektor teknologi
komunikasi. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya
peran subsektor komunikasi adalah menggunakan analisis input output. Penelitian
menggunakan analisis input output yang pernah dilakukan antara lain : analisis peran
sektor ekonomi terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Pemalang (Suryani
2013) yang menyimpulkan sektor – sektor yang mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Pemalang ; analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan dengan
perekonomian wilayah Provinsi Jawa Barat (Diyana et al 2008) ; Economic
landscape subsektor perikanan pada perekonomian Kabupaten Sidoarjo (Juanti et
al 2014).
Berdasar uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan
mengkombinasikan antara analisis gerombol untuk mengelompokkan provinsi di
Indonesia berdasarkan peubah yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan
analisis input-output untuk mengetahui peran subsektor teknologi komunikasi
dalam perkonomian sehingga diharapkan dapat memberikan masukan kebijakan
kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan subsektor teknologi komunikasi
dalam mewujudkan masyarakat informasi Indonesia sesuai tujuan pembangunan
nasional.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan peubah yang berkaitan
dengan teknologi komunikasi.
2. Mengukur peran teknologi komunikasi dalam perekonomian

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan pemerintah
terkait dalam pengambilan kebijakan agar sesuai yang diharapkan sehingga dapat
mendukung pembangunan nasional khususnya dalam mewujudkan masyarakat
informasi Indonesia.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis yang memproses dan
menyampaikan informasi (BPS 2014). TIK memiliki 2 aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi merupakan segala hal
yang berakitan dengan proses, penggunaan, pengolah dan pengelolaan informasi,
sedang teknologi komunikasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke lainnya sehingga kedua teknologi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Teknologi Komunikasi merupakan salah satu subsektor dalam perekonomian
nasional. Saat ini teknologi komunikasi merupakan subsektor yang menjadi salah
satu fokus agar pembangunan nasional lebih maju. Sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025, masyarakat informasi Indonesia diproyeksikan
terwujud pada periode jangka menengah ketiga, yaitu tahun 2015-2019. Oleh
karena itu subsektor teknologi komunikasi harus mendapat perhatian lebih dari
pemerintah agar rencana tersebut dapat terwujud. Teknologi komunikasi juga
memfasilitasi pertumbuhan perdagangan, investasi dan keuangan sehingga
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Perekonomian nasional di Indonesia, dalam Statistika Indonesia (2014), ada
sembilan sektor besar yaitu : pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan;
pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih;
bangunan; perdagangan, hotel, restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan,
real estat, dan jasa perusahaan; jasa- jasa. Subsektor teknologi komunikasi termasuk
dalam sektor pengangkutan dan komunikasi. Kegiatan ekonomi dalam subsektor
komunikasi ada sebanyak 22 kegiatan yaitu pos nasional, unit pelayanan pos, jasa
kurir, jaringan tetap, jaringan bergerak terrestrial, jaringan bergerak seluler,
jaringan bergerak satelit, jaringan panggilan premium, jasa radio panggil untuk
umum, jasa radio trunking, warung telekomunikasi, jasa telekomunikasi lainnya,
Internet service provider, jasa sistem komunikasi, jasa portal, jasa voice over
internet protocol, warung internet, jasa multimedia lainnya, telekomunikasi khusus
untuk sendiri, telekomunikasi khusus untuk keamanan, telekomunikasi khusus
untuk penyiaran.

Analisis Gerombol
Analisis gerombol merupakan salah satu analisis peubah ganda untuk
mengelompokkan objek yang memiliki kesamaan karakteristik satu dengan yang
lain ke dalam satu kelompok tersebut, dan objek lainnya ke dalam kelompok lain
(Hair et al 1995). Analisis gerombol memiliki beberapa tahapan yang harus
dilakukan yaitu penentuan ukuran jarak, metode, dan validasi keakuratan dari
metode yang digunakan untuk menentukan jumlah kelompok yang optimal.

4
Ukuran Jarak
Salah satu faktor penentu pengelompokan dalam analisis gerombol adalah
didasarkan pada kedekatan jarak antar objek. Menurut Gan et al (2007) ada enam
jenis jarak yang biasa digunakan dalam analisis gerombol yaitu:
1. Jarak euclidean
Jarak euclidean digunakan untuk data kontinu. Jarak euclidean
merupakan besarnya jarak suatu garis lurus yang menghubungkan antar objek.
Jarak euclidean antar objek ke-i dan objek ke-j dengan p merupakan banyak
peubah adalah sebagai berikut:


� = [∑(



=

) ]

Dengan

: Jarak euclidean antara objek ke-i dengan objek ke-j

: Jumlah peubah
: Nilai atau data dari objek ke-i pada peubah ke-k
: Nilai atau data dari objek ke-j pada peubah ke-k
2. Jarak manhattan
Jarak manhattan disebut juga city block distance merupakan besarnya
jarak dari dua buah objek dilihat dari nilai selisih kedua objek tersebut. Jarak
manhattan dari objek ke i ke objek ke j dengan banyak peubah p dapat dihitung
dengan:


� = [∑|
=



|]

Dengan

: Jarak manhattan antara objek ke-i dengan objek ke-j

: Jumlah peubah
: Nilai atau data dari objek ke-i pada peubah ke-k
: Nilai atau data dari objek ke-j pada peubah ke-k
3. Jarak maksimum
Jarak maksimum dapat dicari dengan mencari nilai maksimum jarak pada
tiap peubah. Fungsi jarak maksimum dari objek i ke objek j dengan p
merupakan banyak peubah p adalah sebagai berikut:
� = max |
≤k≤p



|

Dengan

: Jarak maksimum antara objek ke-i dengan objek ke-j

: Jumlah peubah
: Nilai atau data dari objek ke-i pada peubah ke-k
: Nilai atau data dari objek ke-j pada peubah ke-k
4. Jarak Minkwoski
Jarak minkwoski merupakan bentuk umum dari jarak euclidean, jarak
manhattan dan jarak maksimum. Fungsi jarak minkwoski objek ke-i ke objek
ke-j adalah sebagai berikut:

5


� = (∑|
=





| ) ,� ≥



Dengan

: Jarak minkwoski antar objek ke-i dengan objek ke-j

: Jumlah peubah
: Nilai atau data dari objek ke-i pada peubah ke-k
: Nilai atau data dari objek ke-j pada peubah ke-k

: Orde dari jarak
Apabila nilai r = 2 maka menjadi jarak euclidean, apabila r=1 maka merupakan
jarak manhattan dan apabila r= ∞ maka menjadi jarak maksimum.
5. Jarak Mahalanobis
Jarak mahalanobis berguna untuk menghilangkan atau mengurangi
perbedaan skala pada masing-masing komponen karena jarak ini
mempertimbangkan nilai ragam dan peragamnya. Jarak mahalanobis antar dua
objek i dan j dinyatakan dalam bentuk vektor dan matriks:
� =(

− � S−

− � ′)

Dengan
S : Matriks ragam peragam dari data

= ( , , … , �)
=( ,

,…,

�)



� : Jumlah peubah
6. Jarak rata-rata
Jarak ini merupakan modifikasi dari jarak euclidean. Fungsi jarak ratarata adalah sebagai berikut:


� = ( ∑(

=



) )

Dengan

: Jarak rata-rata antar objek ke-i dengan objek ke-j

: Jumlah peubah
: Nilai atau data dari objek ke-i pada peubah ke-k
: Nilai atau data dari objek ke-j pada peubah ke-k
Metode Analisis Gerombol
Salah satu metode yang digunakan dalam analisis gerombol adalah metode
hirarki. Metode hirarki merupakan metode yang digunakan apabila belum
diketahui jumlah gerombol. Ada dua tipe dasar yang digunakan dalam metode
hirarki yaitu pemusatan dan pemecahan. Prosedur metode pemusatan yaitu
menganggap semua observasi adalah gerombol, sehingga dua objek terdekat yang
memiliki kemiripan menjadi satu gerombol kemudian dilanjutkan ke objek yang
lain. Prosedur metode pemecahan adalah kebalikan dari metode pemusatan yaitu
menganggap semua observasi adalah satu gerombol, kemudian pengamatan yang
berbeda akan keluar dan membentuk gerombol yang baru.

6
Metode hirarki yang biasa digunakan adalah metode pemusatan. Metode
tersebut adalah single linkage, complete linkage, average linkage, ward’s method
dan centroid method.
1. Single linkage
Metode analisis gerombol ini menggunakan prinsip penggerombolan
didasarkan pada jarak terpendek antar anggotanya. Langkah awal metode ini
dimulai dengan mencari dua objek terdekat dan keduanya membentuk gerombol
pertama kemudian dilanjutkan pada objek selanjutnya sampai masing-masing
anggota memiliki gerombol. Jarak antar gerombol (i, j) dengan k adalah


,

= min � , �



,

= max � , �

2. Complete linkage
Metode analisis gerombol ini merupakan kebalikan dari metode single
linkage, yaitu dengan menggunakan prinsip penggerombolan didasarkan pada
jarak terjauh antar anggotanya. Jarak antar gerombol (i, j) dengan k adalah
3. Average linkage
Metode analisis gerombol ini didasarkan pada jarak rata-rata antar semua
anggota dalam satu gerombol dengan semua anggota gerombol lain. Jaraknya
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


d ij, k =
� , +
� ,
� +�
� +�

4. Ward’s method
Metode ward merupakan metode analisis gerombol yang didasari karena
adanya informasi yang hilang akibat penggabungan objek menjadi gerombol.
Tahapan metode ward dimulai dengan menghitung rata-rata untuk setiap
gerombol kemudian dihitung jarak setiap objek dengan nilai rata-rata tersebut.
Setiap tahapan dua gerombol yang memiliki kenaikan sum of square dalam
gerombol terkecil digabungkan. Metode ini diukur dari total deviasi kuadrat
pada rata-rata gerombol pada setiap pengamatan untuk mencari gerombol. Dua
objek akan menjadi satu gerombol apabila memiliki fungsi objektif terkecil
diantara kemungkinan yang ada. Fungsi objektif yang digunakan adalah Error
Sum of Square (ESS) dengan rumus sebagai berikut:




=

=

ESS = ∑ ∑







(∑
=

)

Dengan
: Nilai pada objek ke-i pada peubah ke-k
� : Banyaknya peubah
� : Banyaknya obyek dalam gerombol yang terbentuk
Selisih nilai ESS pada setiap tahap menggunakan rumus sebagai berikut:
��
� ��
��
ΔESS =
� , +
� , −
� ,
� +� +�
� +� +�
� +� +�

7
5. Centroid method
Metode ini didasarkan pada jarak antar centroid. Centroid merupakan jarak
rata-rata semua objek dalam satu gerombol. Dalam metode ini setiap terbentuk
gerombol baru maka dilakukan penghitungan ulang centroid sampai diperoleh
gerombol yang tetap. Pada setiap tahapan metode ini dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

� �

d ij, k =
� , +
� , −
� ,
� +�
� +�
(� + � )

Cubic Clustering Criterion (CCC)
Sarle (1983) menjelaskan bahwa CCC merupakan perbandingan koefisien
nilai pengamatan dari R2 dengan pendekatan nilai harapan dari R2. Selain itu juga
melakukan pengembangan terhadap CCC, yang digunakan dalam penentuan
banyaknya gerombol. CCC dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
CCC = � [





]

.

��∗

+

.

Dengan
: Keragaman yang dapat dijelaskan gerombol
: Nilai harapan dari
n
: Jumlah pengamatan
�∗ < �, p adalah jumlah peubah
Nilai CCC positif menunjukkan bahwa nilai R2 lebih besar dari nilai harapan
2
R berarti dapat digunakan dalam penentuan banyak kelompok. Nilai CCC lebih
dari 2 atau 3 mengindikasikan bahwa gerombol yang terbentuk bagus. Nilai CCC
antara 0 dan 2 menunjukkan bahwa gerombol yang terbentuk potensial, sedangkan
apabila nilai CCC negatif yang besar menunjukkan adanya pencilan.
Pseudo F
Calinski dan Harabasz (1974) mengemukakan bahwa pseudo F merupakan
fungsi dari jumlah gerombol yang dihasilkan dalam setiap langkah dalam
penggerombolan. Fungsi dari pseudo F adalah sebagai berikut:
=

�/ � −
/ �−�

Dengan
� : Jumlah kuadrat jarak antar gerombol
: Jumlah kuadrat jarak dalam gerombol

: Banyak gerombol yang dihasilkan

: Banyak pengamatan
Nilai pseudo F maksimum menunjukkan banyaknya gerombol yang optimal.
Setiap langkah dalam analisis gerombol dapat dihitung nilai pseudo F

8
Analisis Input Output
Analisis input-output merupakan salah satu analisis yang sering digunakan
dalam bidang ekonomi. Daryanto dan Hafizrindia (2010) menjelaskan bahwa
analisis tabel input output merupakan suatu metode yang secara sistematis
digunakan untuk mengukur hubungan timbal balik antar sektor dalam sistem
ekonomi. Analisis input output sebenarnya sederhana, tetapi dapat melihat
hubungan antara sektor dalam perekonomian. Saat ini dalam pembangunan
ekonomi tidak hanya dilihat dari pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga melihat
pertumbuhan sektor produksi lainnya sehingga dalam hal ini hubungan antar sektor
menjadi penting (Nazara 2005).
Bentuk umum dari tabel transaksi input output nxn sektor tersaji secara rinci
pada Tabel 1.
Tabel 1 Transaksi input-output nxn sektor

Sumber Input
1
Sektor
Produksi

Nilai Tambah
Total Input

1
2
.
.
.
n
V
Z

.
.
.


V
Z

Alokasi Output
Sektor
Permintaan
Produksi
akhir
2 … n
F

F


F

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

F
��

n
… Vn
V
… Zn
F
Z

Total Penyediaan
Impor
Total
Output
M
Z
M
Z
M
Z
.
.
.
Mn
Zn
V
M
Z

Keterangan:
: Input sektor j yang berasal dari produksi sektor i
Output sektor-i yang digunakan sebagai input antara (IA) pada sektor-j
: Nilai produksi (output) sektor j
: Nilai tambah sektor j
: Permintaan akhir yang berasal dari produksi sektor i
: Impor produksi
Matriks koefisien input dinotasikan sebagai matriks A dengan elemen dalam
matriks A dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
=

Dengan
: Koefisien input sektor ke-i oleh sektor ke-j
: Penggunaan input sektor ke-i oleh sektor ke-j
: Output sektor ke-j
Sehingga diperoleh matriks A sebagai berikut:

9

=

[




.
.
.


.
.
.
.

.
.
.
.

. .



.
.
.
.

.

�⁄

.
.
.

��⁄

�]

Matriks koefisien input (A) menggambarkan komposisi input antara yang
digunakan masing-masing sektor dalam berproduksi. Matriks A digunakan untuk
menghitung matriks kebalikan (B) dengan rumus:
= �− −
Dengan
I : Matriks identitas
A : Matriks koefisien input
Matriks kebalikan biasa disebut matriks pengganda. Matriks pengganda ini
dapat menunjukkan dampak yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai akibat adanya
perubahan pada peubah-peubah perekonomian nasional.
Indeks Daya Penyebaran (IDP)
Daya penyebaran adalah ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang
(backward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Nilai ini menunjukkan
dampak dari suatu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap pertumbuhan
ekonomi dimasing-masing sektor secara keseluruhan. Indeks daya penyebaran
dapat dihitung menggunakan rumus:

=1
∑ ∑

Dengan
: Indeks daya penyebaran sektor-j
: Elemen matriks pengganda
n : Banyak sektor



Indeks Derajat Kepekaan (IDK)
Derajat kepekaaan menggambarkan ukuran untuk melihat keterkaitan
kedepan (forward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Besarnya
derajat kepekaan dapat dicari dengan rumus:

=1
∑ ∑
Dengan
: Indeks derajat kepekaan sektor-i
: Elemen matriks pengganda
n : Banyak sektor



3 METODE
Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari publikasi Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2011 dan Data Komunikasi dan informatika terkait teknologi
komunikasi tahun 2011 serta tabel input output beberapa provinsi di Indonesia.
Data yang digunakan untuk analisis gerombol merupakan data dengan peubah yang
berkaitan dengan teknologi komunikasi yang merupakan tujuan dari pembangunan
kementerian komunikasi dan informatika 2010- 2014 dan merupakan penjabaran
dari kegiatan ekonomi pada subsektor teknologi komunikasi. Berdasarkan tujuan
pembangunan di bidang teknologi komunikasi maka peubah yang digunakan dan
sumber data disajikan secara rinci pada Tabel 2.
Tabel 2 Peubah – peubah dalam teknologi komunikasi
No

Peubah

Satuan

1
2
3
4

Jumlah keluarga berlangganan telepon kabel
Banyak desa yang memiliki fasilitas telepon umum
Banyak desa yang memiliki warung telepon
Banyak desa yang memiliki failitas warung internet

Rumah Tangga
Desa
Desa
Desa

5

Banyak desa yang memiliki menara Base
Transceiver Station (BTS)

Desa

6

Banyak desa menurut penerimaan sinyal telepon
seluler kuat

Desa

7
8
9

Banyak desa yang dapat menerima program/siaran
televisi
Presentase penduduk yang memiliki telepon seluler
Presentase Rumah Tangga yang memiliki komputer

Desa

10
11

Presentase rumah tangga pernah mengakses internet
dalam 3 bulan terakhir
Rata-rata konsumsi Rumah Tangga

Persen

12
13
14
15
16
17
18

Rata-rata konsumsi rumah tangga untuk
bertelekomunikasi
Penggunaan pita frekuensi
Penggunaan frekuensi Radio
Penggunaan frekuensi Televisi
Penggunaan frekuensi GSM/DCS
Utilisasi Kanal TV
Utilisasi Kanal Radio

Rupiah

Persen
Persen

Rupiah

Orang/10000km2
Orang/10000km2
Orang/10000km2
Orang/10000km2
Persen
Persen

Sumber dan
Tahun

BPS, Potensi
Desa (2011)

BPS, Survei
Sosial
Ekonomi
Nasional
(2011)

Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika
(2011)

Analisis input output yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis pada
masing-masing gerombol dengan memilih perwakilan provinsi pada masingmasing gerombol. Hal ini dikarenakan keterbatasan ketersediaan data input output

11
pada setiap provinsi. Secara nasional Indonesia memiliki 9 sektor perekonomian
tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3 Sektor – sektor dalam perekonomian nasional
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jenis Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
Prosedur Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis gerombol dan
analisis input – output. Analisis gerombol dilakukan untuk memperoleh
pengelompokan provinsi di Indonesia berdasarkan peubah yang berkaitan dengan
teknologi komunikasi dan analisis input - output untuk mengukur besarnya peran
subsektor teknologi komunikasi terhadap subsektor lain dalam perekonomian.
Secara lebih jelas output yang diharapkan dari penelitian ini tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 Metode analisis penelitian

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan Penelitian

Metode

1. Mengelompokkan
provinsi di Indonesia
berdasar kemajuan
teknologi
komunikasi
2. Mengukur peran
teknologi
komunikasi dalam
perekonomian
nasional

Analisis
Gerombol

Analisis
Input
Output

Data dan Sumber
Data
Data Publikasi
BPS dan Kominfo
tahun 2011

Data Input
Output dari BPS

Output yang diharapkan
Diperoleh kelompok
provinsi di Indonesia
berdasar kemajuan
komunikasi
Diperoleh nilai indeks
daya penyebaran dan
indeks derajat kepekaan

Secara keseluruhan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Pengambilan data
Menentukan ukuran jarak yang akan digunakan
Menentukan metode yang digunakan
Menentukan jumlah gerombol dan metode yang optimal
Interpretasi gerombol
Melakukan pemilihan provinsi pada masing-masing gerombol
Melakukan analisis input – output pada provinsi terpilih

12
8. Melakukan analisis profil
9. Menarik kesimpulan untuk masing-masing gerombol dan kebijakan yang dapat
diambil dalam rangka peningkatan teknologi komunikasi
Alur penelitian secara keseluruhan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Data

Eksplorasi Data
Analisis gerombol

Gerombol 1

Gerombol 2

. ..

Gerombol n

Analisis I-O

Analisis I-O

. ..

Analisis I-O

Analisis profil

Interpretasi hasil dan
rekomendasi ke pemerintah
Gambar 1 Alur penelitian
Analisis Gerombol
Analisis gerombol yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode hirarki. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis gerombol adalah
sebagai berikut.
1. Pengambilan data
2. Menentukan ukuran jarak yang akan digunakan
3. Menentukan metode yang digunakan
4. Menentukan jumlah gerombol dan metode yang optimal
5. Interpretasi gerombol
Analisis Input Output (I-O)
Analisis yang dapat dilakukan terhadap tabel input - output adalah
mengetahui gambaran peranan output sektoral dalam perekonomian dan melihat
peranan masing-masing sektor. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis
input-output adalah sebagai berikut:
1. Menghitung matriks transaksi input output (Z) dan matriks koefisien input (A)
2. Menghitung nilai matriks kebalikan Leontif / Matriks Pengganda (B)
3. Menghitung indeks daya penyebaran (IDP) dan indeks derajat kepekaan (IDK)
4. Interpretasi indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan subsektor
komunikasi terhadap subsektor lain

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis gerombol dan analisis
input output. Analisis gerombol untuk mengetahui pengelompokan provinsi di
Indonesia berdasarkan peubah yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan
analisis input – output untuk mengetahui besarnya peran teknologi komunikasi
dalam perekonomian dengan melihat nilai indeks daya penyebaran dan indeks
derajat kepekaan. Pada pembahasan ini juga dilakukan eksplorasi data untuk
mengetahui karakteristik data.

Eksplorasi Data
Eksplorasi data dilakukan untuk mengetahui deskripsi dari data yaitu nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan simpangan baku dari data tersaji pada Tabel 5.
Hasil menunjukkan bahwa rentang nilai cukup bervariasi karena setiap peubah
memiliki satuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dilakukan proses
pembakuan untuk menyamakan semua tipe satuan yaitu dengan tranformasi data ke
dalam bentuk normal baku ~ , . Hal ini dilakukan agar dalam analisis
gerombol menjadi lebih valid. Pembakuan dilakukan dengan persamaan.
Keterangan:
: Data ke-i
̅ : Rata-rata data
: Simpangan baku data ke-i

=

�� −�̅
��

Tabel 5 Deskripsi data
Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Simpangan Baku
X1
5488.00 1171832.00 173531.55
286654.37
X2
9.00
802.00
151.29
189.09
X3
22.00
1916.00
274.29
461.79
X4
60.00
3322.00
540.48
804.90
X5
112.00
3219.00
710.16
802.49
X6
260.00
7356.00
1720.58
1907.99
X7
65.00
22678.00
3488.55
5693.71
X8
20.13
62.26
38.94
9.82
X9
5.72
30.28
12.98
5.95
X10
10.49
56.85
24.85
9.81
X11
1913106.50 4813890.21 2775372.76
588980.83
X12
61082.24 215484.93
96725.82
32267.72
X13
476.00
47958.00
10702.42
11725.97
X14
4.00
213.00
51.29
51.18
X15
2.00
44.00
17.65
10.16
X16
82.00
12272.00
2673.52
3068.89
X17
8.25
100.00
30.99
25.41
X18
3.57
100.00
22.41
23.65

14
Analisis Gerombol
Analisis gerombol yang digunakan pada penelitian ini adalah metode hirarki
yaitu single linkage, complete linkage, average linkage, centroid linkage dan ward
linkage dengan menggunakan ukuran jarak dalam pengelompokan adalah jarak
euclidean karena data berskala kontinu dan data telah dibakukan. Dari metodemetode tersebut dipilih satu metode terbaik. Penentukan banyak kelompok dan
metode yang paling tepat, menurut Sarle (1983) ada salah satu kriteria yang dapat
digunakan yaitu dengan nilai cubic clustering criterion (CCC). Selain
menggunakan CCC, kriteria lain yang dapat digunakan adalah nilai statistik pseudo
F yaitu melihat rasio keragaman antar gerombol dan keragaman dalam gerombol.
Nilai CCC dan pseudo F seluruh metode disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Nilai CCC dan pseudo F (PF)
Banyak
kelompok
2
3
4
5
6

Single Linkage
CCC
-4.10
0.10
-1.40
-1.90
-2.80

PF
5.40
21.00
14.80
12.60
10.20

Complete
Linkage
CCC
PF
0.49 22.50
0.10 21.00
0.88 21.90
1.01 21.00
1.00 19.80

Average
Linkage
CCC
PF
0.49 22.50
0.10 21.00
-0.56 17.30
-0.56 16.30
-1.00 14.00

Centroid
CCC
-4.10
0.10
-0.56
-1.40
-1.00

PF
5.40
21.00
17.30
13.80
14.00

Ward
CCC
0.49
1.03
1.10
1.24
1.21

PF
22.50
24.30
22.70
21.80
20.60

Tabel 6 menunjukkan bahwa metode yang memiliki CCC yang lebih dari nol adalah
metode ward dan complete linkage, akan tetapi metode ward lebih bagus karena
memiliki lebih banyak nilai CCC lebih dari 1. Banyak kelompok yang optimal
adalah 3 karena nilai CCC mulai konsisten pada saat banyaknya gerombol adalah
3. Kemudian dilihat dari nilai pseudo F, metode yang terbaik adalah metode Ward
dengan 3 gerombol karena memiliki nilai pseudo F paling tinggi yaitu 24.3. Untuk
memperjelas banyaknya gerombol yang optimal dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Dendogram analisis gerombol dengan metode ward

15
Hasil pengelompokan provinsi secara lebih jelas tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7 Anggota masing-masing gerombol
Gerombol 1 (G1)
Aceh
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Bengkulu
Lampung
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara
Timur

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan + Barat
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua+Papua Barat

Gerombol 2 (G2)
DKI Jakarta
Kep Bangka
Belitung
Kepulauan Riau
DI Yogyakarta
Banten
Bali
Kalimanta Timur

Gerombol 3
(G3)
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur

Pemetaaan provinsi di Indonesia berdasar hasil analisis gerombol tersaji pada
Gambar 3.

Gambar 3 Peta pengelompokan hasil analisis gerombol
Karakteristik masing masing gerombol dilihat dari nilai rata-rata setiap peubah pada
setiap gerombol kemudian dibandingkan dengan rata-rata nasional. Apabila
gerombol memiliki peubah dengan nilai rata-rata lebih besar dibandingkan rata-rata
nasional maka gerombol tersebut memiliki peubah yang sudah bagus. Sebaliknya
apabila gerombol memiliki peubah dengan rata-rata kurang dari rata-rata nasional
maka peubah tersebut belum cukup bagus dan harus diberikan perhatian khusus
terhadap peubah tersebut. Secara lebih jelas nilai karakteristik setiap gerombol
dapat dilihat pada Tabel 8.

16
Tabel 8 Nilai karakteristik masing-masing gerombol
Peubah
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18

Gerombol 1 (G1) Gerombol 2 (G2)
55506.95
252987.71
139.43
93.14
127.19
141.14
305.05
253.29
512.62
363.57
1411.38
574.29
1883.05
1393.43
34.80
51.66
10.34
21.97
20.45
38.07
2653228.34
3415576.85
87793.60
133556.81
6228.52
11981.43
36.71
36.14
16.29
14.29
1532.33
2744.86
17.27
61.48
11.01
47.27

Gerombol 3 (G3) Nasional
814306.00 173531.60
370.00
151.29
1614.67
274.29
2858.67
540.48
2901.67
710.16
6559.67
1720.58
19615.67
3488.55
38.25
38.94
10.51
12.98
24.80
24.85
2136574.22
2775373
73312.43 96725.82
39035.33 10702.42
188.67
51.29
35.00
17.65
10495.33
2673.52
55.88
30.99
44.18
22.41

Berdasarkan Tabel 8, diperoleh karakteristik masing-masing gerombol adalah
sebagai berikut:
Gerombol 1 : Provinsi pada gerombol ini memiliki desa dengan fasilitas yang
masih sedang dalam hal telepon umum, warung internet, sinyal
telepon seluler, program televisi, penggunaan frekuensi radio dan
televisi, akan tetapi mempunyai rata-rata konsumsi untuk
telekomunikasi yang cukup tinggi
Gerombol 2: Provinsi pada gerombol ini memiliki perekonomian yang baik
terlihat dari persentase penduduk dan rumah tangga yang memiliki
telepon seluler dan komputer lebih banyak, selain itu juga banyak
penduduk yang mengakses internet serta mempunyai konsumsi
rumah tangga dan telekomunikasi yang paling tinggi serta telah
optimal dalam pemanfaatan kanal televisi dan radio yang telah
tersedia.
Gerombol 3: Provinsi pada gerombol ini memiliki banyak desa dengan fasilitas
teknologi komunikasi yang bagus antara lain fasilitas telepon,
internet, base transceiver station, sinyal telepon seluler dan
penerimaan program/siaran televisi. Selain fasilitas yang dimiliki,
provinsi dalam gerombol ini juga sudah banyak memanfaatkan
frekuensi radio, televisi ataupun GSM
Berdasarkan karakteristik yang telah dimiliki masing-masing gerombol, maka ada
beberapa hal yang harus ditingkatkan pada masing-masing gerombol agar dapat
memajukan kondisi teknologi komunikasinya yaitu:

17
Gerombol 1: Penambahan fasilitas-fasilitas di desa, serta peningkatan
pemanfaatan frekuensi yang telah tersedia baik frekuensi televisi,
radio maupun GSM
Gerombol 2: Penambahan fasilitas-fasilitas yang ada di desa seperti telepon
umum, base transceiver station, program televisi
Gerombol 3: Peningkatan dalam hal pemanfaatan kanal televisi dan radio serta
penambahan komputer dan penggunaan internet, serta anggaran
untuk telekomunikasi

Analisis Input output (I-O)
Analisis input output dilakukan untuk mengetahui peran subsektor
komunikasi terhadap subsektor lain dalam perekonomian nasional. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan subsektor teknologi komunikasi dan mengetahui
sejauh mana peran subsektor komunikasi dalam setiap gerombol. Setiap provinsi
yang mewakili masing-masing gerombol memiliki banyak sektor dan subsektor
yang berbeda-beda sehingga dalam peneltian ini dilakukan agregasi pada setiap
gerombol untuk memperoleh banyak subsektor yang sama. Agregasi dilakukan
berdasarkan penjabaran sektor besar dalam tabel input output nasional yaitu
menjadi 27 x 27 subsektor dengan perincian yang dapat dilihat pada Tabel 9. Suatu
subsektor merupakan agregat dari berbagai jenis kegiatan ekonomi yang
dikelompokkan ke dalam subsektor yang bersangkutan, misalnya subsektor
tanaman bahan makanan adalah agregat dari berbagai kegiatan ekonomi seperti
padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, buah-buahan, sayursayuran dan bahan makanan lainnya, begitu juga dengan subsektor lain secara lebih
jelas disajikan pada Lampiran 10.
Analisis input output dilakukan pada setiap gerombol untuk mengukur
besarnya peran setiap subsektor pada setiap gerombol dan keterkaitan antara
subsektor satu terhadap subsektor lainnya sehingga dapat diperoleh subsektor yang
dominan atau menjadi sektor kunci dan subsektor yang perlu diperhatikan
keberadaanya karena belum berperan terhadap subsektor lain. Setiap gerombol
dipilih provinsi yang menjadi perwakilan gerombol. Analisis input-output
menghasilkan indeks daya penyebaran (IDP) dan indeks derajat kepekaan (IDK).

18
Tabel 9 Penjelasan subsektor
No Subsektor
1
Tanaman Bahan Makanan
2
Perkebunan
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12

13
14

Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan Minyak dan gas
bumi
Pertambangan Tapa Migas dan
Penggalian
Industri Makanan dan minuman
Industri Tekstil, Pakaian
Jadi,kulit dan Alas kaki
Industri Kayu, Bambu, Rotan
dan Furniture
Industri Kertas dan barangbarang dari kertas, Percetakan
dan penerbitan
Industri Kimia, Barang-barang
dari bahan kimia, karet dan
plastik
Pengilangan Minyak Bumi
Industri Barang Mineral bukan
logam

No Subsektor
15 Industri Logam Dasar.
16 Industri Barang Jadi dari
Logam
17 Industri Pengolahan Lainnya
18 Listrik dan Gas
19 Air Bersih
20 Bangunan
21

Perdagangan Besar dan Eceran

22
23

Hotel dan Restoran
Pengangkutan

24

Tekonologi Komunikasi

25

Bank dan Lembaga Keuangan
lainnya

26

Usaha Sewa Bangunan dan
jasa perusahaan

27

Jasa-jasa

Analisis Input – Output Gerombol 1
Gerombol 1 merupakan gerombol yang terdiri dari 21 provinsi dan memiliki
kondisi kemajuan teknologi komunikasi lebih rendah dibandingkan 2 gerombol
lainnya. Provinsi yang dijadikan perwakilan pada gerombol ini adalah Provinsi
Sumatra Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Aceh, dan Provinsi Papua.
Pemilihan Provinsi didasarkan pada jarak provinsi ke centroid pada setiap gerombol.
Semua gerombol yang berada di gerombol ini diasumsikan memiliki karakteristik
yang hampirsama yaitu memiliki wilayah cukup luas, kondisi geografi yang
bermacam-macam, dan dinamika sosial ekonomi belum tinggi.
Sumatra utara memiliki tabel input-output yang terdiri dari 71 x 71 sektor
ekonomi dan Sulawesi Tengah memiliki tabel input-output terdiri dari 50 x 50
sektor ekonomi sedangkan Aceh memiliki tabel 60 x 60 sektor serta Papua memiliki
tabel 84 x 84 sektor. Penelitian ini mengagregasi menjadi 27 x 27 subsektor karena
lebih memfokuskan pada subsektor teknologi komunikasi dengan
menyederhanakan beberapa kegiatan ekonomi ke dalam satu subsektor. Hasil
analisis input output pada gerombol satu diperoleh nilai indeks daya penyebaran
dan indeks derajat kepekaan subsektor teknologi komunikasi yang secara lebih jelas

19
tersaji pada Tabel 10, sedangkan secara lengkap semua nilai rata-rata IDP dan IDK
gerombol satu tersaji pada Lampiran 9.
Tabel 10 Nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi gerombol 1
Provinsi
Sumatra Utara
Sulawesi Tengah
Aceh
Papua
Rata-rata

IDP
0.838
0.920
0.789
0.980
0.882

IDK
0.723
0.789
0.854
1.096
0.866

Tabel 10 menunjukkan bahwa subsektor teknologi komunikasi memiliki nilai ratarata indeks daya penyebaran sebesar 0.882 yang menunjukkan jika terjadi kenaikan
satu unit output subsektor teknologi komunikasi menyebabkan kenaikan output
perekonomian subsektor lainnya secara keseluruhan sebesar 0.882 unit. Dari 4
provinsi pada gerombol 1, Papua memiliki nilai IDP yang paling tinggi karena di
Provinsi Papua teknologi komunikasi sangat diperlukan mengingat daerah Papua
yang sangat susah apabila ditempuh jalur darat untuk melakukan komunikasi
dengan daerah lain. Secara rata-rata yang tersaji pada Lampiran 11, subsektor
teknologi komunikasi menempati urutan ke-15 dibandingkan subsektor yang lain.
Subsektor teknologi komunikasi masih berada diatas subsektor tanaman bahan
makanan, peternakan, perdagangan besar dan eceran, bank dan lembaga keuangan
lainnya.
Nilai indeks derajat kepekaan pada gerombol satu masih lemah karena
dibawah 1, kecuali Provinsi Papua yang memiliki nilai 1.096 karena subsektor
teknologi komunikasi di Papua penting untuk memberikan input ke subsektor yang
lain. Secara rata-rata nilai IDK gerombol 1 sebesar 0.866 yang menunjukkan
kenaikan satu unit permintaan akhir seluruh sektor ekonomi menyebabkan output
subsektor teknologi komunikasi naik sebesar 0.866 unit. Nilai IDK subsektor
teknologi komunikasi berada pada urutan ke 21 dari 27 subsektor yang ada, hal ini
mengindikasikan bahwa subsektor teknologi komunikasi masih kurang dalam
memberikan input terhadap subsektor yang lain. Subsektor teknologi komunikasi
memiliki nilai IDK yang lebih tinggi dibandingkan subsektor peternakan, hotel dan
restoran, industri pengolahan lain (peralatan profesional, ilmu pengetahuan,
pengukur, pengatur) serta subsektor air bersih.
Analisis Input – Output Gerombol 2
Gerombol 2 merupakan gerombol yang terdiri dari 7 provinsi dan memiliki
kondisi kemajuan teknologi komunikasi menengah dibandingkan 2 gerombol
lainnya. Semua gerombol yang berada di gerombol ini memiliki karakteristik yang
hampirsama dengan memiliki luas wilayah yang kecil, jumlah penduduk yang
cukup padat, tingkat perekonomian yang maju dan dinamika sosial ekonomi yang
tinggi. Provinsi yang dijadikan perwakilan pada gerombol 2 adalah Kepulauan
Bangka Belitung dan Kalimantan Timur.

20
Kepulauan Bangka Belitung memiliki tabel input-output terdiri dari 60 x 60
subsektor ekonomi dan Kalimantan Timur memiliki tabel input-output terdiri dari
50 x 50 subsektor ekonomi. Gerombol 2 memiliki nilai indeks daya penyebaran dan
indeks derajat kepekaan yang secara lebih jelas tersaji pada Tabel 11. Nilai rata-rata
IDP dan IDK secara lengkap semua subsektor pada gerombol 2 disajikan pada
Lampiran 11.
Tabel 11 Nilai IDP dan IDK subsektor teknologi komunikasi gerombol 2
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Kalimantan Timur
Rata-rata

IDP
0.883
0.816
0.849

IDK
0.807
0.738
0.773

Tabel 11 menunjukkan bahwa subsektor teknologi komunikasi pada kedua
provinsi memiliki nilai IDP dan IDK dibawah 1 yang berarti masih lemah. Ratarata indeks daya penyebaran sebesar 0.849 menunjukkan jika terjadi kenaikan satu
unit output subsektor teknologi komunikasi menyebabkan kenaikan output
perekonomian subsektor lainnya secara keseluruhan sebesar 0.849 unit.
Berdasarkan Lampiran 11 subsektor teknologi komunikasi menempati urutan ke19 dibandingkan subsektor yang lain. Gerombol 2 memiliki nilai rata-rata IDP dan
IDK tiga urutan teratas adalah subsektor industr