Pertumbuhan cabutan cinnamomum iners dan sandoricum koetjape dengan perlakuan pemotongan akar dan perangsang akar dan daun di pt antam tbk, banten

PERTUMBUHAN CABUTAN Cinnamomum iners DAN Sandoricum
koetjape DENGAN PERLAKUAN PEMOTONGAN AKAR DAN
PERANGSANG AKAR DAN DAUN DI PT ANTAM Tbk, BANTEN

DWI WAHYUNI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan Cabutan
Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape dengan Perlakuan Pemotongan Akar
dan Perangsang Akar dan Daun di PT Antam Tbk, Banten adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Dwi Wahyuni
NIM E44100036

ABSTRAK
DWI WAHYUNI. Pertumbuhan Cabutan Cinnamomum iners dan Sandoricum
koetjape dengan Perlakuan Pemotongan Akar dan Perangsang Akar dan Daun di
PT Antam Tbk, Banten. Dibimbing oleh IWAN HILWAN.
Pengadaan bibit dari cabutan alam seringkali mengalami hambatan karena
persentase hidupnya yang rendah akibat kerusakan akar. Penelitian ini dilakukan
untuk melihat daya hidup cabutan Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape
serta melihat pengaruh penggunaan perangsang akar dan daun terhadap
pertumbuhan cabutan alam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
rancangan acak lengkap faktorial. Dua faktor perlakuan yang diujicobakan adalah
faktor pemotongan akar (P) dan perangsang akar dan daun (B). Faktor P meliputi :
P0 = tanpa pemotongan akar dan P1 = dengan pemotongan akar; sedangkan faktor
B meliputi B0 = tanpa perangsang akar dan daun B1 = konsentrasi 2.50% B2 =
konsentrasi 1.25% B3 = konsentrasi 0.83%. Pemberian perangsang akar dan daun

pada Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape dapat meningkatkan jumlah
daun dan panjang akar. Perlakuan pemotongan akar dapat meningkatkan
pertumbuhan tinggi pada Sandoricum koetjape. Perlakuan yang tepat untuk
meningkatkan pertumbuhan Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape adalah
perlakuan tanpa pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan daun dengan
konsentrasi 0.83%.
Kata kunci: cabutan alam, Cinnamomum iners, perangsang akar dan daun,
Sandoricum koetjape

ABSTRACT
DWI WAHYUNI. The Growth of Wilding Cinnamomum iners and Sandoricum
koetjape by Root Cutting Treatment and Root and Leaf’s Stimulant Applications.
Supervised by IWAN HILWAN.
Stock of the wilding often had problem because of the lower growth rate due
to root damage. The objectives of this research were to consider the live rate of
Cinnamomum iners and Sandoricum koetjape’s wilding and to consider the effect
of root and leaf’s stimulant to the wilding’s growth. Factorial in completely
randomized block design was used in this experimnent. The first factor was root
and leaf’s cutting (P0 = no cutting, P1 = with cutting) and the second one was root
and leaf’s stimulant application in concentration B0 = without stimulant, B1 = 2.5%,

B2 = 1.25% and B3 = 0.83%. The used of root and leaf’s stimulant on Cinnamomum
iners and Sandoricum koetjape’s wilding can stimulate the growth of leaves and
root. The root’s cutting stimulated Sandoricum koetjape’s height. The combination
treatment of root and leaf’s stimulant 0.83% and without root’s cutting showed the
best effect to stimulate the growth of Cinnamomum iners and Sandoricum
koetjape’s wildings.
Keywords: Cinnamomum iners, root and leaf’s stimulant, Sandoricum koetjape,
wilding

PERTUMBUHAN CABUTAN Cinnamomum iners dan Sandoricum
koetjape DENGAN PERLAKUAN PEMOTONGAN AKAR DAN
PERANGSANG AKAR DAN DAUN DI PT ANTAM Tbk, BANTEN

DWI WAHYUNI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Penulis berterima
kasih kepada:
1.
Bapak Dr Ir Iwan Hilwan, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan, bimbingan, motivasi, solusi, dan seluruh bantuannya
dalam penyelesaian skripsi.
2.
Bapak Zulkifli Dt Malintang Bumi, Ibu Anita Lestari Parinding, Beny
Hidayatullah, dan Alex Candra yang selalu memberikan do’a, kasih sayang
dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
3.

Bapak Dr Supriyanto sebagai ketua sidang dan Ibu Dr Yeni Aryati Mulyani
MSc sebagai dosen penguji sidang komprehensif yang telah memberikan
masukan dalam penyusunan skripsi.
4.
Bapak Dr Ir Yadi Setiadi, MSc yang telah memberikan bantuan dan
memfasilitasi terlaksananya penelitian ini.
5.
Staff Departemen Environmental PT Antam, Banten yaitu Bpk Dodi
Rahadian, Pak Narja, Pak Jari, Sapria, Teh Mimin, Bu Esih, Pak Redi, Teh
Anah, Teh Menah, Pak Ahmad, Silvi atas semua bantuan, keceriaan, dan
pengalaman yang telah diberikan selama penelitian.
6.
Staff Departemen Silvikultur yaitu Ibu Aliyah, Pak Ismail, Pak Dedi, Pak
Zainal yang telah bersedia membantu dalam penyediaan beberapa alat dan
bahan dalam penelitian.
7.
Sahabat kesayangan Yahdiyani Silmi, Try Yessi Sipayung, Novita Yanti
Sidabutar dan Anisah Fitriana atas dukungan dan semangatnya
8.
Seluruh angkatan Silvikultur 47 terima kasih buat kebersamaannya,

9.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014
Dwi Wahyuni
NIM E44100036

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR


viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

TINJAUAN PUSTAKA


2

Akar dan Perangsang akar dan daun

2

Kecapi (Sandoricum koetjape)

2

Kiteja (Cinnamomum iners)

2

METODE

3

Waktu dan Tempat Penelitian


3

Alat dan Bahan

3

Prosedur Penelitian

3

Rancangan Percobaan

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Persentase hidup (%)


6

Pertumbuhan Tinggi

7

Pertambahan Daun

9

Panjang akar
SIMPULAN DAN SARAN

12
13

Simpulan

13


Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

14

RIWAYAT HIDUP

15

DAFTAR TABEL

1 Kombinasi Perlakuan
5
2 Persentase hidup C.iners dan S.koetjape
6
3 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan pemotongan akar,
perlakuan perangsang akar dan daun, dan interaksi pemotongan akar dan
perangsang akar dan daun terhadap pertumbuhan C. iners dan S. koetjape
7
4 Rekapitulasi hasil uji lanjut Duncan pengaruh pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan daun terhadap pertumbuhan tinggi C.
iners dan S. koetjape
8
5 Rekapitulasi hasil uji lanjut Duncan pengaruh pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan daun terhadap pertumbuhan daun C.
iners dan S. koetjape
10
6 Rekapitulasi hasil uji lanjut Duncan pengaruh pemotongan akar dan
perangsang akar dan daun terhadap panjang akar C.iners dan S. koetjape
12

DAFTAR GAMBAR

1 Rata-rata pertumbuhan tinggi per-3 minggu C. iners dan S. koetjape pada
berbagai perlakuan
9
2 Rata-rata pertumbuhan daun per-3 minggu C. iners dan S. koetjape pada
berbagai perlakuan
11

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan pembukaan lahan pada pertambangan dapat menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati sehingga perlu dilakukan upaya pemulihan
lingkungan melalui revegetasi. Revegetasi berpengaruh besar untuk
keberlangsungan fungsi ekologi, sehingga dibutuhkan perencanaan yang sangat
matang dalam pemilihan jenis tumbuhan yang tepat. Ginoga dan Masripatin (2009),
diacu dalam Adman et al. (2012) menyatakan bahwa revegetasi dengan tumbuhan
bukan dari jenis pohon lokal akan merubah ekosistem dari kondisinya semula
sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya sebagian jenis tumbuhan
maupun hewan. Sementara revegetasi dengan jenis lokal dapat mendukung
masuknya jenis-jenis lain dan cenderung dapat memulihkan lingkungan ekosistem
mendekati kondisi aslinya. Di sisi lain, pengembangan tumbuhan lokal masih
memiliki kekurangan disebabkan oleh beberapa alasan yaitu benih yang sulit
diperoleh serta kurangnya informasi mengenai cara mengembangkan tumbuhan
lokal. Teknik cabutan merupakan solusi untuk memperoleh anakan alam serta
membantu upaya penyelamatan jenis tumbuhan lokal potensial dan jenis tumbuhan
langka dari pembukaan lahan pada kegiatan pertambangan.
Herdiana et al. (2008) menyatakan bahwa pemanfaatan cabutan alam untuk
tujuan produksi bibit mempunyai kelemahan, karena pertumbuhannya lebih lambat
dibandingkan dengan bibit yang berasal dari benih yang dikecambahkan langsung.
Pengadaan bibit dari permudaan alam juga seringkali mengalami hambatan karena
persentase hidupnya yang rendah disebabkan kematian yang tinggi. Kematian
tersebut disebabkan oleh kerusakan akar. Adanya kendala ini maka perlu dilakukan
upaya untuk mengurangi terjadinya kematian cabutan dengan pemberian
perangsang akar. Perangsang akar dan daun digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan daun terhadap pertumbuhan anakan hasil cabutan
jenis Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi mengenai respon
cabutan alam Cinnamomum iners dan Sandoricum koetjape terhadap pemotongan
akar dan pemberian perangsang akar dan daun dan rekomendasi teknik
perbanyakan anakan tumbuhan lokal yang potensial serta respon cabutan alam di
PT Antam Tbk, Banten.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Akar dan Perangsang Akar dan Daun
Akar merupakan bagian yang penting pada tanaman. Tjondronegoro et al.
(1989) menyatakan bahwa akar selain berguna untuk menyerap dan melekat, juga
berfungsi sebagai cadangan dan penyaluran makanan. Akar pertama pada
tumbuhan berasal dari embrio dan disebut akar primer. Akar primer dan cabangcabangnya atau akar lateral membentuk sistem perakaran.
Perangsang akar dan daun terbuat dari campuran enzim, asam amino, hormon
perangsang akar dan diperkaya dengan unsur makro-mikro esensial untuk tanah,
tanaman dan ramah lingkungan. Fungsi utama perangsang akar dan daun adalah
meningkatkan populasi mikroba dekomposer dan mikroba menguntungkan lainnya
dan sebagai perangsang tumbuh akar tanaman karena perangsang akar dan daun
juga mengandung hormon alami perangsang tumbuh akar (Iskandar et al. 2013).
Kecapi (Sandoricum koetjape)
Kecapi merupakan tumbuhan lokal dari Brunei, Kamboja, India, Laos,
Malaysia, Myanmar, Philiphina, Thailand, dan Vietnam yang tumbuh di tanah
Podsolik. Tanaman yang berasal dari famili Meliaceae ini berfungsi sebagai
pengontrol erosi tanah, tanaman peneduh karna tajuknya yang lebar, tahan terhadap
kekeringan dan merupakan tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza.
Pertumbuhan semai kecapi sangat cepat. Kayunya rentan terhadap serangan hama
pengebor namun kebal terhadap serangan serangga (Orwa et al. 2009).
Menurut Mandang (2005) tinggi kecapi dapat mencapai 25 - 30 m dengan
diameter 70-90 cm. Kecapi dapat ditemukan di Jawa dan tumbuh di bawah 1000
m diatas permukaan laut. Hierarki taksonomi tanaman kecapi adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Class
: Magnoliopsoda
Ordo
: Sapindales
Family
: Meliaceae
Genus
: Sandoricum
Species
: Sandoricum koetjape (Burm.F.) Merr
Kiteja (Cinnamomum iners)
Kiteja merupakan pohon yang tingginya dapat mencapai 20 - 30 m. Kiteja
merupakan tumbuhan asli Kamboja, India, Indonesia (Jawa), Malaysia, Philiphina,
Thailand, Vietnam dan Laos. Kiteja dapat tumbuh di hutan sekunder dan hutan yang
terganggu. Kayunya kebal terhadap serangan serangga dan digunakan sebagai
bahan bangunan dan lemari (Dung 1996). Kiteja merupakan pohon jenis fast
growing species (Corner 1988). Hierarki taksonomi tanaman Kiteja adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Class
: Magnoliopsoda
Ordo
: Lauraceae

3
Family
Genus
Species

: Lauraceae
: Cinnamomum
: Cinnamomum iners Reinw. ex Blume

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2014. Lokasi penelitian
adalah di persemaian PT Antam Tbk, Banten.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Termohygrometer, polybag
dengan ukuran 20x10 cm, plastik bening, gelas ukur 100 ml, kamera, koran,
penggaris, gunting stek, software SAS 9.1 dan software Microsoft Excel 2013.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perangsang akar dan daun,
alkohol 70%, serta dengan C. iners dan S. koetjape dengan tinggi berkisar antara
10-40 cm sebagai objek penelitian.
Prosedur Penelitian
a. Pengadaan bibit, Persiapan media dan Pembuatan Larutan Perangsang
Akar dan Daun
Bibit yang digunakan merupakan hasil dari cabutan dengan penggemburan
tanah yang memiliki tinggi berkisar antara 10-40 cm. Teknik cabutan dengan
penggemburan tanah artinya tanah dari anakan digemburkan sebelum dicabut.
Media tanam merupakan tanah yang berasal dari tanah yang dicampur dengan
kompos dengan perbandingan 1:2. Plastik bening digunakan sebagai sungkup pada
awal penanaman. Pembuatan larutan perangsang akar dan daun dilakukan dengan
cara melarutkan perangsang akar dan daun dengan air. Konsentrasi larutan
perangsang akar dan daun yang digunakan adalah 2.50%, 1.25%, 0.83% dan 0%.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan setelah semua tumbuhan selesai dikumpulkan,
kemudian bibit dibawa ke persemaian. Bibit dikumpulkan di dalam ember yang
berisi koran yang telah dibasahi dengan air agar melindungi akar dari sengatan
cahaya matahari (Dahlan 1992). Proses pengangkutan dilakukan dengan
menghindari guncangan yang berlebihan dan sinar matahari secara langsung.
c. Penyapihan
Pemotongan akar lateral dan daun pada sebagian tumbuhan dilakukan
sebelum penyapihan. Pengguntingan bagian daun ± 60% atau sekitar 2/3 bagian
daun dengan menyisakan 2-3 helai daun. Pemangkasan daun bertujuan untuk
mengurangi penguapan. Pemotongan akar dilakukan pada akar lateral dengan
menyisakan 1/2 akar. Setelah akar dan daun dipangkas, sebagian bibit direndam ke

4
dalam perangsang akar dan daun dengan konsentrasi 2.50%, 1.25%, 0.83% dan 0%
selama 15 jam. Setelah itu bibit siap untuk ditanam pada media tanam. Bibit yang
telah disapih di tempatkan di bawah sungkup untuk menjaga kelembaban.
d. Pemeliharaan
Penyiraman anakan dilakukan pagi dan sore hari. Penyiraman tidak dilakukan
jika tanah di polybag masih lembab. Penyiangan dari gulma dilakukan tiga minggu
sekali.
e. Pengukuran dan Pengamatan
Pengukuran data dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur
lamngsung parameter setiap satu minggu sekali. Parameter yang diukur dan diamati
adalah sebagai berikut:
1. Persentase hidup (%)
Persentase hidup tumbuhan dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat
keberhasilan dari pertumbuhan tumbuhan setelah diberikan perlakuan.
Persentase bibit hidup dihitung dengan rumus :
∑ bibit hidup
% bibit hidup=
x 100%
∑ bibit keseluruhan
2. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sebelum perlakuan sebagai tinggi awal
dan setiap satu minggu setelah diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan mistar, mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh daun apikal.
3. Jumlah daun (helai)
Pertambahan jumlah daun didapat dari selisih antara jumlah daun di akhir
pengamatan dengan jumlah daun di awal pengamatan.
4. Panjang akar (cm)
Pengukuran panjang akar dimulai dari pangkal akar sampai ujung akar
terpanjang.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
faktorial (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu perlakuan pemotongan akar
terdiri dari 2 taraf, faktor kedua yaitu perangsang akar dan daun yang terdiri dari 4
taraf. Penelitian ini terdiri dari 10 ulangan untuk setiap perlakuan dan digunakan 2
jenis tumbuhan lokal sehingga jumlah bibit tumbuhan untuk seluruh perlakuan (2 x
4 x 2 x 10) menjadi 160 bibit. Pemberian perlakuan dilakukan secara acak. Untuk
masing-masing faktor dirinci sebagai berikut:
Faktor 1: Perlakuan pemotongan akar
P0 : Perlakuan tanpa pemotongan akar
P1 : Perlakuan pemotongan akar
Faktor 2 : Perlakuan pemberian perangsang akar dan daun
B0 : Perlakuan tanpa perendaman ke dalam perangsang akar dan daun
B1 : Perlakuan perendaman perangsang akar dan daun dengan konsentrasi
2.50%
B2 : Perlakuan perendaman perangsang akar dan daun dengan konsentrasi
1.25%

5
B3 : Perlakuan perendaman perangsang akar dan daun dengan konsentrasi
0.83%
Kombinasi perlakuan pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan
daun yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kombinasi perlakuan pemotongan akar dan pemberian perangsang akar
dan daun
Perlakuan

Ulangan

P0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

P1

B0
P0B0 1
P0B0 2
P0B0 3
P0B0 4
P0B0 5
P0B0 6
P0B0 7
P0B0 8
P0B0 9
P0B0 10
P1B0 1
P1B0 2
P1B0 3
P1B0 4
P1B0 5
P1B0 6
P1B0 7
P1B0 8
P1B0 9
P1B0 10

Perangsang akar dan daun
B1
B2
P0B1 1
P0B2 1
P0B1 2
P0B2 2
P0B1 3
P0B2 3
P0B1 4
P0B2 4
P0B1 5
P0B2 5
P0B1 6
P0B2 6
P0B1 7
P0B2 7
P0B1 8
P0B2 8
P0B1 9
P0B2 9
P0B1 10
P0B2 10
P1B1 1
P1B2 1
P1B1 2
P1B2 2
P1B1 3
P1B2 3
P1B1 4
P1B2 4
P1B1 5
P1B2 5
P1B1 6
P1B2 6
P1B1 7
P1B2 7
P1B1 8
P1B2 8
P1B1 9
P1B2 9
P1B1 10
P1B2 10

B3
P0B3 1
P0B3 2
P0B3 3
P0B3 4
P0B3 5
P0B3 6
P0B3 7
P0B3 8
P0B3 9
P0B3 10
P1B3 1
P1B3 2
P1B3 3
P1B3 4
P1B3 5
P1B3 6
P1B3 7
P1B3 8
P1B3 9
P1B3 10

Keterangan : P0B0 1: P0 menunjukkan pemotongan akar
B0 menunjukkan konsentrasi perangsang akar dan daun
1 menunjukkan ulangan percobaan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran dianalisis dengan
menggunakan model linear:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk ;
i = 1,2 ; j = 1,2,3,4 ;k = 1,2,...,10
Keterangan :
Yijk = nilai pengamatan pada faktor pemotongan akar (A) taraf ke-i, faktor
pemberian Perangsang akar dan daun (B) taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ
= rata-rata umum
αi
= pengaruh utama faktor pemotongan akar
βj
= pengaruh utama faktor pemberian perangsang akar dan daun
(αβ)ij = komponen interaksi dari faktor pemotongan akar dan pemberian
perangsang akar dan daun
εijk
= pengaruh acak yang menyebar normal

6
Data hasil pengukuran penelitian dianalisis dengan menggunakan software
SAS 9.1. Analisis sidik ragam dengan uji F terhadap variabel yang diamati untuk
mengetahui pengaruh interaksi antar perlakuan yang diberikan, dengan hipotesis
sebagai berikut :
H0 = Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati.
H1 = Paling sedikit ada satu i taraf perlakuan dimana τi ≠ 0; i = 1,...,24
Jika hasil analisis sidik ragam uji F terdapat pengaruh nyata, maka selanjutnya
dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test dengan taraf kesalahan 5% yang
bertujuan untuk mengetahui beda rata-rata antar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase hidup (%)
Persentase hidup ditunjukkan oleh banyaknya tumbuhan yang masih hidup
setelah diberi perlakuan.
Tabel 2 Persentase hidup C.iners dan S.koetjape

Jenis tanaman
C. iners

S. koetjape

Persentase hidup (%)
Perangsang akar dan daun
Pemotongan akar
B0
B1
B2
B3
P0

90

80

90

80

P1
rata-rata
P0

50
70
60

90
85
90

70
80
60

70
75
90

P1
rata-rata

50

70

60

80

55

80

60

85

Ket: P0 : Perlakuan tanpa pemotongan akar
P1 : Perlakuan pemotongan akar
B0 : Perlakuan tanpa perendaman ke dalam perangsang akar dan daun
B1 : Perlakuan perendaman dengan perangsang akar dan daun konsentrasi 2.50%
B2 : Perlakuan perendaman dengan perangsang akar dan daun konsentrasi 1.25%
B3 : Perlakuan perendaman dengan perangsang akar dan daun konsentrasi 0.83%

Berdasarkan Tabel 2 secara umum perlakuan tanpa pemotongan akar pada C.
iners dan S. koetjape memiliki persentase hidup lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan pemotongan akar. Hal ini diduga karena C. iners dan S. koetjape yang
dipotong akarnya membutuhkan waktu lebih lama untuk pembentukan akar baru
yang menyebabkan berkurangnya kemampuan akar menyerap unsur hara, sehingga
3 bulan pengamatan pertumbuhannya terlihat lebih lambat dibandingkan dengan C.
iners dan S. koetjape yang tidak dipotong akarnya. Dugaan kedua yaitu kedua jenis
tanaman rentan terhadap pemotongan karena lemahnya kemampuan memulihkan
akar. Namun pada C. iners perlakuan B1 dengan pemotongan akar memiliki
persentase hidup yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pemotongan akar. Hal ini
diduga karena konsentrasi perangsang akar dan daun yang lebih tinggi di antara

7
semua perlakuan, sehingga akar tumbuh dengan cepat sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik.
Secara keseluruhan persentase hidup C. iners terbesar yaitu pada perlakuan
B1 dan persentase terkecil yaitu pada B0. Persentase hidup S. koetjape terbesar yaitu
pada perlakuan B3 dan persentase terkecil yaitu pada B0. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase hidup kedua jenis tanaman ini lebih tinggi dengan perlakuan
pemberian perangsang akar dan daun dibandingkan tanpa pemberian perangsang
akar dan daun.
Tabel 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perlakuan pemotongan akar,
perlakuan perangsang akar dan daun, dan interaksi pemotongan akar
dan perangsang akar dan daun terhadap pertumbuhan C. iners dan S.
koetjape
Jenis
Tanaman
C.iners
S. koetjape

Faktor

Tinggi

Pemotongan akar (P)
Perangsang akar dan daun (B)
P*B
Pemotongan akar (P)
Perangsang akar dan daun (B)
P*B

0.0770tn
0.0965tn
0.0599tn
0.0061*
0.0508tn
0.9725tn

Jumlah
daun
0.1035tn
0.0032*
0.2277tn
0.280tn