PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum) Pengaruh Pemotongan Akar Tunggangbengkok Terhadap Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum).

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Pendidikan Biologi

Diajukan oleh :
IKE RIDHA RUSNANI
A 420010076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH
(Syzygium aromaticum)


Diajukan Oleh :
IKE RIDHA RUSNANI
A 420 010 076

Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I

Pembimbing II

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH
(Syzygium aromaticum)
Ike Ridha Rusnani, A 420 010 076, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012
ABSTRAK
Telah diadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pemotongan Akar
Tunggang Bengkok Terhadap Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemotongan akar tunggang terhadap
pertumbuhan benih tanaman Eugenia aromatic, untuk mengetahui perbedaan

pertumbuhan benih tanaman cengkeh dengan akar bengkok, akar lurus dan akar bengkok
yang telah dilakukan pemotongan.
Penelitian dilaksanakan di Desa Penggung, Kecamatan Nawangan, Kabupaten
Pacitan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2011.
Pengamatan dilakukan setiap dua minggu, sampai tanaman berumur 2 bulan. Sampel
yang digunakan dalam penelitian adalah tumbuhan cengkeh (Zyzygium aromaticum)
yang ditanam pada polybag, masing-masing berjumlah 5 pada benih tanaman cengkeh
dengan akar tunggang bengkok, lurus dan bengkok yang dipotong. Umur cengkeh yang
digunakan adalah 7 bulan.
Dalam penelitian, parameter produktivitas yang diamati adalah jumlah daun
cengkeh (Syzygium aromaticum) dan tinggi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum)
Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis
varian satu jalan (One Way ANOVA). Hasil analisis menunjukkan bahwa benih cengkeh
yang berakar tunggang bengkok mengalami penghambatan pertumbuhan. Benih cengkeh
yang berakar tunggang lurus tidak mengalami penghambatan pertumbuhan. Pemotongan
akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan benih cengkeh menjadi lebih
baik.

PENDAHULUAN
Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama

latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini
tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini,
sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) dipasok oleh Indonesia.
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat, bibit perlu diseleksi. Beberapa kriteria
yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah: Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1
tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun), sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan
hara), mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan panjang ± 45 cm serta
akar cabang 30-35 buah, mempunyai batang tunggal, jumlah rata-rata percabangan 7
pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua (Anonim, 2009).
Menurut Aryulina (2004), akar merupakan bagian tumbuhan berbiji yang berada
di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah
menembus tanah. Akar memiliki tugas untuk memperkuat berdirinya tumbuhan,
menyerap air dan unsur hara yang terlarut didalamnya dari dalam tanah, serta terkadang
sebagai tempat untuk menimbun makanan. Cengkeh memiliki perakaran tunggang. Akar
tunggang adalah akar utama yang berdaging dan sangat jauh masuk ke dalam tanah
dengan hanya sedikit akar lateral yang tumbuh dari akar utama (Fried dan Hademenos,
1999).
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang, tetapi bagian akar yang
dekat dengan permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar. Bulu akar tersebut berguna
untuk penghisapan zat-zat makanan. Karena perakarannya relative kurang berkembang,

maka akar tersebut kurang kuat untuk menahan pohon bila dibandingkan dengan
ketinggiannya. Hal ini karena pohon cengkeh berasal dari tempat-tempat yang kurang
terbuka, sehingga habitat aslinya terlindung terhadap angin oleh pohon-pohon
disekelilingnya.
Pemotongan akar tunggang bengkok pada bibit cengkeh tersebut diharapkan
mampu mengatasi permasalahan perhambatan pertumbuhan tersebut menjadi normal
seperti pada bibit cengkeh yang memiliki akar tunggang lurus.

Tujuan Penelitian
Dalam mengadakan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemotongan akar tunggang bengkok terhadap
pertumbuhan benih tanaman Eugenia aromatica.
2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan benih tanaman cengkeh dengan akar
bengkok, akar lurus dan akar bengkok yang telah dilakukan pemotongan.

LANDASAN TEORI
Tinjauan tentang tanaman cengkeh
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia
romaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae
pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%)

masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania. Tanaman cengkeh
(Syzygium aromaticum) di Indonesia lebih kurang 95 % diusahakan oleh rakyat dalam
bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi. Sisanya sebesar 5%
diusahakan oleh perkebunan swasta dan perkebunan negara. Cengkeh merupakan
tanaman rempah yang termasuk dalam komoditas sektor perkebunan yang mempunyai
peranan cukup penting antara lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai
sarana untuk pemerataan wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan. Pada mulanya bagian dari tanaman cengkeh yaitu
bunga cengkeh hanya digunakan sebagai obat terutama untuk kesehatan gizi
(Nurdjannah, 2007).
Jenis-jenis cengkeh
Menurut Aak (1981), jenis-jenis cengkeh yang banyak ditanam di Indonesia
sekarang ini dapat dibedakan dalam tiga dasar, yakni:
1. Tipe siputih
Daun bagian pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda.
Sedangkan tangkai daun dan gagangnya yang muda berwarna kuning hijau, daun tua
berwarna hijau, helaian daun hamper tidak mengkilat. Pohon tidak rindang, cabangcabang yang dekat dengan permukaan tanah mati dari bawah hingga 2 m tingginya,

maka batangnya kelihatan. Bunga berwarna kuning, berukuran besar, tetapi jumlah
pertandan kurang dari 15 bunga.

2. Tipe sikotok
Daun muda atau daun pucuk berwarna agak kemerah-merahan, tangkai daun dan
cabang yang masih muda berwarna hijau. Sedangkan daunnya yang tua berwarna
hijau, berukuran kecil dan sedikit mengkilat. Pohon sangat rindang, cabang tidak
melandai, bahkan membentuk sudut, berdaun lebat, hingga ranting-rantingnya
tertutup daun. Dan dari bawah tetap tumbuh cabang hingga batangnya sering tidak
tampak. Jumlah bunga pertandan melebihi 15 bunga berwarna kuning sedangkan
pada pangkalnya kadang-kadang sedikit merah.
3. Tipe Zanzibar/bunga lawang kiri
Daun muda atau daun pucuk berwarna merah sampai merah muda, tangkai daun dan
cabang-cabang yang masih muda juga berwarma merah. Sedang daunnya yang tua
berwarna hijau tua menghitam, daun bentuknya kecil mengkilat. Pohon sangat
rindang, percabangan dimulai dari bawah dan melandai hingga banyak daun yang
terletak diatas tanah. Jumlah bunga pertandan lebih dari lima belas bunga, berwarna
merah.
Taksonomi tanaman Syzygium aromaticum
Menurut Tjitrosoepomo (1993), kedudukan tanaman cengkeh dalam tata nama
(sistematika) tumbuhan adalah sebagai berikut:
Sub Divisio


: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus


: Syzygium

Spesies

: Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry.

Persemaian
Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar
benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit. Cara
melakukan persemaian adalah sebagai berikut

1. Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih selama
2 bulan.
2. Disiapkan bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara – selatan. Jarak antar bedengan 30 –
50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar
30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta
pemeliharaan.
3. Biji-biji ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung teratas benih tepat
dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan

mulai berkecambah.
4. Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi
atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet
yang dapat menahan intensitas matahari sebesar 75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan
ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur.
5. Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila kandungan
liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm.
Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara lain :
1. Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar tidak terlalu basah.
2. Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman. Penggemburan dilakukan secara
hati-hati agar tidak merusak perakaran.
3. Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar pesemaian tetap baik (air tidak sampai
menggenang).
4. Kerapatan naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap menurut kebutuhan dan
perkembangan umur bibit (50% pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10 bulan),
untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak daun kuning kecoklatan, bercak
daun merah coklat) dan memperkokoh pertumbuhan bibit.
5. Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih.
6. Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3–4 bulan menggunakan pupuk NPK

(15:15:15) dengan dosis 1 g/bibit dan pemupukan berikutnya 4 bulan sekali dengan

dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah dengan menyemprotkan pupuk daun dengan
dosis 6-8 g/liter air setiap 2 minggu sekali.
7. Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada serangan.
Pertumbuhan
Untuk pertumbuhan terbaik, menghendaki lingkungan yang baik. Faktor
lingkungan yang paling penting bagi cengkeh adalah iklim dan tanah. Tumbuh optimal
pada ketinggian 300 - 600 m dpl, dengan suhu antara 22-30° C. Namun pada ketinggian
0 - 800 m dpl pun, cengkeh masih tumbuh baik. Menghendaki iklim panas dengan curah
hujan yang cukup merata (1.500 - 4.500 mm/tahun). Bulan kering tidak lebih dari 3
bulan karena cengkeh tidak tahan terhadap kekeringan. Menghendaki tanah gembur
dengan kedalaman solum minimal 2 m, tidak bercadas, berdraenase baik. Produksi akan
lebih baik pada tanah latosol, andosol, dan podsolik merah. Sedangkan jenis tanah liat
yang berwarna kuning atau kelabu kurang cocok, karena biasanya tanah tersebut
berdraenase jelek (Setiawan, 1993).
Menurut kanisius (1973), pohon cengkeh menghendaki tanah gembur dan dalam
setidaknya 2 m dari permukaan tanah, serta mempunyai drainase (pembuangan air) yang
baik, dan banyak mengandung bunga tanah. Cengkeh menghendaki iklim dengan curah
hujan yang merata sepanjang tahun, karena tidak tahan musim kemarau yang panjang.

Curah hujan yang dikehendaki pada musim kering antara 60-80 mm tiap bulan. Atau
menghendaki bulan-bulan basah sembilan bulan dan bulan-bulan kering tiga bulan
dengan hujan 2.000-6.000 mm tiap tahun. Musim kering yang agak panjang dapat diatasi
dengan penyiraman. Banyak sedikitnya hujan selain besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan juga mempengaruhi adanya kualitas.
]
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Penggung, Kecamatan Nawangan, Kabupaten
Pacitan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April 2011.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi: polybag, cethok kecil, ember,
gayung, kertas label, timbangan, kamera, penggaris, alat tulis, buku tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian: tanah, pupuk kompos, air sumur, benih
Eugenia aromatica berakar tunggang lurus dan bengkok.
Pelaksanaan Penelitian
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian adalah :
1.

Persiapan media tanam
a. Menyediakan media berupa kompos dan tanah, dengan ukuran 1:1.
b. Memasukkan pupuk kandang dan tanah ke dalam polybag.
c. Memberi kode huruf pada masing-masing perlakuan untuk memudahkan
pengamatan.

2.

Pelaksanaan penelitian
a. Pemilihan benih
1) Membeli benih cengkeh langsung dari petani cengkeh.
2) Mencabut benih yang sudah dikecambahkan dengan usia tujuh bulan
b. Penanaman
1) Menanam 5 benih cengkeh akar tungang lurus, 5 benih cengkeh akar tungang
bengkok, 5 benih cengkeh akar tungang bengkok yang telah dipotong pada
polybag masing-masing satu benih tiap polybag.
2) Menyiram tanaman tiap hari yaitu pagi hari dan sore hari. Penyiraman ini
bertujuan untuk menjaga agar tanah tetap basah dan gembur.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap dua minggu, sampai tanaman berumur 2
bulan. Parameter produktivitas yang akan diamati adalah :

1) Jumlah daun cengkeh (Syzygium aromaticum)
2) Tinggi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum)

Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan satu perlakuan yaitu pemotongan akar tunggang bengkok. Setiap perlakuan
diulang 5 kali, sehingga terdapat 15 satuan perlakuan. Prosedurnya adalah sebagai
berikut:

1.

Kelompok A adalah cengkeh dengan akar tunggang lurus.

2.

Kelompok B adalah cengkeh dengan akar tunggang bengkok.

3.

Kelompok C adalah cengkeh dengan akar tunggang bengkok dipotong.

Metode Pengumpulan Data
1.

Metode eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode percobaan sehingga diharapkan dapat
memperlancar dalam mendapatkan data karena penelitian mengadakan percobaan
langsung terhadap tanaman cengkeh.

2.

Metode observasi
Metode observasi merupakan metode pengamatan yang paling membantu
dalam pengumpulan data. Disini peneliti secara langsung mengamati keadaan dan
kondisi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum).

3.

Metode kepustakaan
Selain dengan mengadakan eksperimen dan observasi untuk mendapatkan
materi yang lengkap peneliti mencari dari buku, majalah, makalah, internet yang dapat
menunjang pembuatan landasan teori dan pembahasan.

4.

Metode dokumentasi
Metode ini pada dasarnya adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan melihat keterangan yang telah didokumentasikan.

Analisis Data
Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian
satu jalan (One Way ANOVA). Rumus yang digunakan adalah:

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Hasil pengukuran Tinggi Tanaman
Hasil pengukuran tinggi tanaman cengkeh dapat dilihat pada
berikut:

Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Pengamatan Pengaruh Pemotongan Akar Tunggang Bengkok
Pada Tinggi Tanaman Cengkeh Selama 2 Bulan
No

Kelompok

Tinggi Tanaman
Awal

Tinggi Tanaman
2 bulan

Peningkatan
Tinggi Tanaman

Standar
Deviasi

1

A

13,0

13,7

0,7

0,49

2

A

15,1

15,9

0,8

0,57

3

A

13,4

14,2

0,8

0,57

4

A

11,9

12,5

0,6

0,42

5

A

15,3

16,0

0,7

0,49

6

B

8,0

8,0

0,0

0,00

7

B

8,2

8,3

0,1

0,07

8

B

11,1

11,3

0,2

0,14

9

B

7,4

7,5

0,1

0,07

10

B

8,9

9,1

0,2

0,14

11

C

7,9

8,3

0,4

0,28

12

C

8,9

9,3

0,4

0,28

13

C

10,2

10,8

0,6

0,42

14

C

7,3

7,8

0,5

0,35

15

C

11,5

12,1

0,6

0,42

Sumber: Data Primer diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari ketiga kelompok,
peningkatan tinggi tanaman cengkeh paling tinggi adalah kelompok A, yaitu
kelompok tanaman cengkeh dengan akar tunggang lurus.

2. Hasil penghitungan jumlah daun
Hasil penghitungan jumlah daun tanaman cengkeh dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Data Pengamatan Pengaruh Pemotongan Akar Tunggang Bengkok
Pada Jumlah Daun Tanaman Cengkeh Selama 2 Bulan
Standar
Deviasi

No

Kelompok

Daun
Tanaman
Awal

Daun
Tanaman
2 Bulan

Penambahan
Jumlah Daun

1

A

11

17

6

4,2

2

A

10

18

8

5,7

3

A

12

18

6

4,2

4

A

10

16

6

4,2

5

A

26

36

10

7,1

6

B

8

10

2

1,4

7

B

5

9

4

2,8

8

B

12

14

2

1,4

9

B

10

14

4

2,8

10

B

9

13

4

2,8

11

C

8

14

6

4,2

12

C

8

12

4

2,8

13

C

10

18

8

5,7

14

C

12

18

6

4,2

15

C

10

16

6

4,2

Sumber: Data Primer diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari ketiga kelompok, jumlah
daun tanaman cengkeh paling banyak adalah kelompok A, yaitu kelompok tanaman
cengkeh dengan akar tunggang lurus.

Analisis Data
1. Analisis Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian
satu jalan (One Way ANOVA). Hasil uji One Way ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji One Way Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman
ANOVA
PertumbuhanCengkeh

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

.921

2

.461

57.583

.000

Within Groups

.096

12

.008

Total

1.017

14

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Analisis Pertumbuhan Daun
Untuk menganalisa pertumbuhan daun tanaman cengkeh digunakan uji analisis
varian satu jalan (One Way ANOVA). Hasil uji One Way ANOVA dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji One Way Anova Pertumbuhan Daun
ANOVA
PertumbuhanDaun
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

42.133

2

21.067

Within Groups

25.600

12

2.133

Total

67.733

14

F

Sig.

9.875

.003

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Pembahasan
Dilihat dari hasil penelitian, tanaman cengkeh dengan akar tunggang lurus
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tanaman dan penambahan jumlah daun yang lebih
baik dibandingkan

tanaman cengkeh dengan akar tunggang bengkok. Dan setelah

diadakan pemotongan akar tunggang bengkok tersebut maka pertumbuhannya menjadi
lebih baik.
Hal ini diperkuat dengan hasil analisis data dengan menggunakan uji analisis
varian satu jalan (One Way ANOVA). Dengan bantuan program SPSS 17.00 for windows.
Pada penghitungan pertumbuhan tinggi tanaman didapatkan hasil nilai F hitung > F tabel
(57,583 > 3,885) yang berarti bahwa benih cengkeh yang berakar tunggang bengkok
mengalami penghambatan pertumbuhan tinggi tanaman dan pemotongan akar tunggang
bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Dalam perhitungan
pertambahan jumlah daun didapatkan hasil F hitung > F tabel (9,875 > 3,885) yang
berarti bahwa pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan
jumlah daun. Hal ini berarti tanaman yang berakar tunggang bengkok setelah dipotong
sudah tidak mengalami penghambatan pertumbuhan (pertumbuhan normal).

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
1. Benih cengkeh yang berakar tunggang bengkok mengalami penghambatan
pertumbuhan.
2. Benih cengkeh yang berakar tunggang lurus tidak mengalami penghambatan
pertumbuhan.
3. Pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan benih
cengkeh menjadi lebih baik.

Saran
1. Dalam penelitian tentang akar, seharusnya menyertakan dokumentasi data awal dan
akhir perkembangan akarnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pertumbuhan bibit cengkeh
selanjutnya, seperti pengaruh ketinggian tempat, pengaruh media tanam dan masih
banyak lagi yang dapat diteliti, selama ini peneliti belum menemukan penelitian yang
berkaitan dengan tanaman cengkeh.
3. Dibutuhkan jumlah tanaman yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama agar
koefisien keragaman tidak tinggi
4. Bagi petani, sebaiknya tanaman cengkeh yang memiliki akar tunggang bengkok,
dipotong dan ditanam lagi, tidak dibuang begitu saja, sehingga kerugian pembelian
benih dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1981. Petunjuk Bercocok Tanam Cengkeh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Aninom. 2004. Cengkeh (Syzygium aromaticum) 'Obat Bius' yang Menyehatkan Jantung
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cy
bermed|3|0|3|61
Anonim. 2005. Tanaman Obat.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=9

Anonim. 2005. Khasiat Cengkeh. http://lenterahati.web.id/khasiat-cengkeh.html
Anonim. 2009. Pedoman Praktis Budidaya Cengkeh.
http://balittri.litbang.deptan.go.id/database/unggulan/bookletcengkeh.pdf
Anonim. 2009. Pedoman Praktis Budidaya Cengkeh. Jakarta: Direktorat jenderal
Perkebunan-Kementrerian Pertanian.
http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/index.php?option=com_content&view=
article&id=27:pedoman-praktis-budidaya-cengkeh-2&catid=6:iptek&Itemid=47
Aryulina, Diah, Ph.D, dkk. 2004. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Chaniago. 1980. Analisis permintaan cengkeh untuk industri rokok kretek. Bandung:
Tesis SPS –IPB.
Clavey, Steven, Dan Bensky, Erich Stoger, and Andrew Gamble. 2004. Chinese Herbal
Medicine:
Materia
Medica,
Third
Edition.
http://www.apoteker.info/Pojok%20Herbal/cengkeh_tanaman_asli_indonesia.htm
Crofton, R.H, 1936. A Peagent of the Spice Islands. London: John Bale, Sons and
Danielson Ltd.
Deselina. 1999. Respon Semai Ampupu (Eucalypthus Urophylla St Blake) Terhadap
Pemotongan Akar, Input Fosfor dan Lama Tinggal Di Persemaian. Bengkulu:
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Fried, George H. Ph.D. dan Hademenos, George J. Ph.D. 1999. Schaum’s Outlines of
Theory and Problems of Biology Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hanafiah, Kiemas. 2001. Rancangan Percobaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://www.plantamor.com/index.php?plant=551
http://www.tanindo.com/abdi9/hal3101.htm “Perkebunan, Pertanian Non Organik”
Hartmann. H.T.,D.E Keiter and F.T. Davies. 1990. Plant Propagation. Principles and
Practices Anatomical and Physiological Basis of Propagation by Cutting. Printice
Hall International Inc. P 199-205
Iriawati. 2009. Struktur Dan Fungsi Akar. Bandung : SITH-ITB
Kanisius, Aksi Agraris. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius

Karmana. 1988. Penuntun Pelajaran Biologi. Bandung: Ganesa Exact.
Lakitan, Benyamin. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Parsada.
Mugnisjah, Wahyu Qamara, dkk. 1997. Pengaruh Pemotongan Akar dan Sifat Fisik
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Panili (Vanilla Planifolia Andrews).
Bandung: Seminar Mahasiswa Jurusan pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.
Nurdjannah, Nanan. 2007. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Indonesian Center for
Agricultural Postharvest Research and Development.
Nurdjannah, N, S. Yuliani dan L. Yanti, 1997. Pengolahan dan diversifikasi hasil
cengkeh. Monograf Tanaman Cengkeh. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat
Perry, L.M and Metzger, 1990. J Medicinal Plant of East and Southeast Asia. London:
The MIT Press.
Purseglove, J.W, E B. Brown, C. L green and S. R. J. Robbins. 1981. Spices. Vol I.,
London: Longman.
Rizal, Modeli, Dr. Rusli, Meika S, Dr. dan Mulyadi, Ariato. 2009. Minyak Atsiri
Indonesia. Bandung : Dewan Atsiri Indonesia dan IPB.
Rosengarten, F, 1969. The Book of Spices. Wynnewood, Pensylvania: Livingstone
Publishing Company
Salisbury, FB and CW. Ross, 1992. Plant Physiology. In : DR. Lukman dan Sumaryono
(trans), S. Iksolihin (Ed), 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Setiawan, Ade Iwan. 1993. Penghijauan dengan Tanaman Potensial. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Sitompul, S.M. dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sound, R.B. 1973. Teaching Science by Inquiry School and Ohio. Charles Meril:
Publishing co.
Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional, jilid 2. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Berkumur Dengan Larutan Ekstrak Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Dalam Menghambat Akumulasi Plak

11 124 52

Pengaruh Pemotongan Akar Kecambah dan Pemberian Atonik Terhadap Perkembangan Akar Serta Pertumbuhan Bibit Kakao (Theohroma. cacao L.)

1 25 99

Uji Efektifitas Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Dan Daun Serai (Adropogon nardus L.) Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici (Syd) Butler dan Bisby) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Di Lapangan

4 80 94

FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

14 125 24

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK CENGKEH (Syzygium aromaticum (Linn) Merr.) TERHADAP PERTUMBUHAN Colletotricum sp.SECARA IN VITRO

0 4 1

FORMULASI PASTA GIGI MINYAK CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) Formulasi Pasta Gigi Minyak Cengkeh (Syzygium Aromaticum (L.) Merr. & Perry.).

1 4 11

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (S yzygium aromaticum) Pengaruh Pemotongan Akar Tunggangbengkok Terhadap Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum).

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pemotongan Akar Tunggangbengkok Terhadap Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum).

0 0 6

Daya Repelen Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Nyamuk Aedes sp.

1 5 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) 2.1.1 Deskripsi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) - EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PAD

0 0 27