Hubungan status gizi, asupan zat gizi Mikro, dan Minuman Berkafein dengan Dismenorea primer pada Remaja putri di Sman 1 Pamekasan dan Sman 1 Galis
HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI MIKRO, DAN
MINUMAN BERKAFEIN DENGAN DISMENOREA PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMAN 1 PAMEKASAN DAN SMAN 1 GALIS
SAKINAH ULFIYANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Status gizi,
Asupan Zat Gizi Mikro, dan Minuman Berkafein dengan Dismenorea Primer pada
Remaja Putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 15 Agustus 2014
Sakinah Ulfiyanti
NIM I14100041
ABSTRACT
SAKINAH ULFIYANTI. The Correlation between nutritional status,
micronutrient intake, and caffeine beverages with primary dysmenorrhoea of
Adolescent School Girls at SMAN 1 Pamekasan and SMAN 1 Galis. Supervised
by FAISAL ANWAR and KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI
This study was aimed to analyze correlation of nutritional status,
menstrual characteristics, food consumption, and caffeine beverages to primary
dysmenorrhoea of adolescent school girls at urban and rural high school. A cross
sectional study of 53 girls at SMAN 1 Pamekasan and 35 girls at SMAN 1 Galis
was conducted. The sample was determined by Sample random sampling based on
inclusion criteria. Correlation test showed there was no significant correlation
between menstrual characteristics, nutritional status, and macronutrient to
primary dysmenorrhoea (p>0.05). While there was significant correlation
between intake of vitamin B1 and primary dysmenorrhoea (p0.05).
Keywords: caffeine, menstruation, nutritional status, primary dysmenorrhoea
ABSTRAK
SAKINAH ULFIYANTI. Hubungan Status gizi, Asupan Zat Gizi Mikro, dan
Minuman Berkafein dengan Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis. Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan KARINA
RAHMADIA EKAWIDYANI
Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi, karakteristik
menstruasi, konsumsi pangan, dan minuman berkafein terhadap dismenorea
primer pada remaja putri di SMA perkotaan dan SMA perdesaan. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan subjek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 53 siswi SMAN 1 Pamekasan dan 35 siswi
SMAN 1 Galis. Pengambilan sampel dengan cara Sample random sampling
berdasarkan kriteria inklusi. Hasil uji korelasi antara karakteristik menstruasi,
status gizi, dan zat gizi makro terhadap derajat dismenorea primer menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05). Sementara itu, terdapat
hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi mikro (vitamin B1) dan derajat
dismenorea primer (p0.05).
Kata kunci: dismenorea primer, kafein, menstruasi, status gizi,
HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI MIKRO, DAN
MINUMAN BERKAFEIN DENGAN DISMENOREA PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMAN 1 PAMEKASAN DAN SMAN 1 GALIS
SAKINAH ULFIYANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Hubungan Status gizi, Asupan Zat Gizi Mikro, dan Minuman
Berkafein dengan Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMAN
1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis
Nama
: Sakinah Ulfiyanti
NIM
: I14100041
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS
Pembimbing I
dr Karina Rahmadia Ekawidyani, M Sc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, pencipta semesta alam yang
telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya, begitu banyak kemudahan dalam
hidup penulis hingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Judul yang dipilih
ialah Hubungan status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein
dengan dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Mei 2014 di
SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS dan Ibu dr Karina Ekawidyani, M Sc
selaku pembimbing pertama dan kedua yang telah memberikan banyak
masukan baik bersifat teori maupun praktek.
2. Ibu Dr Katrin Roosita, SP, M Si selaku dosen pemandu seminar dan
penguji skripsi yang telah memberikan koreksian dan saran demi
perbaikan skripsi
3. Pihak DIKTI yang telah memberikan beasiswa bidik misi kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah selama 4 tahun dengan baik.
4. Bapak (Suyanto), Ibu (Arba’iyah), dan adik tercinta (Roihan) atas
perhatian dan kasih sayangnya.
5. Para pembahas seminar (ita, lilis, imel, dan ambar) yang telah memberikan
banyak masukan dan perbaikan untuk terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Sutrisno dan seluruh keluarga besar SMAN 1 Pamekasan atas
keramahan dan kesediaan dalam membantu kelancaran penelitian.
7. Ibu Susilawati Widiarsih dan seluruh keluarga besar SMAN 1 Galis atas
keramahan dan kesediaan dalam membantu kelancaran penelitian.
8. Sahabat dekat (Fitriana Astuti dan Sulistyawati) atas bantuannya selama
proses pengambilan data. Dila, Nai, Dita, Farida, Hayu, Isna, Desy, Ega,
Fani, Umami dan semua teman-teman Gizi Masyarakat 47 atas do’a,
dukungan, dan dorongan semangat dalam penulisan penelitian ini
9. Teman-teman Escifion yang banyak memberikan inspirasi dan
pembelajaran kehidupan selama 7 tahun terakhir.
Penulis sadar bahwa tulisan dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun penulis harapkan
dari semua pihak. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Bogor, 15 Agustus 2014
Sakinah Ulfiyanti
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
3
Manfaat
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat dan Waktu
5
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
5
Jenis dan Pengumpulan Data
6
Pengolahan Data dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum Sekolah
11
Karakteristik Subjek Penelitian
12
Karakteristik Keluarga
13
Pengetahuan Gizi
14
Status Gizi
15
Karakteristik Menstruasi
16
Dismenorea Primer
17
Konsumsi Kafein
20
Konsumsi Pangan
21
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Konsumsi Pangan
26
Hubungan Konsumsi Pangan dan Status Gizi
26
Hubungan Status Gizi dan Karakteristik Menstruasi
27
Hubungan Karakteristik Menstruasi dan Derajat Dismenorea Primer
27
Hubungan Status Gizi dan Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Derajat Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro dan Derajat Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Minuman Berkafein dan Derajat Dismenorea Primer
29
SIMPULAN DAN SARAN
29
Simpulan
29
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
34
RIWAYAT HIDUP
2
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data primer
2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder
3 Pengkategorian variabel penelitian
4 Karakteristik subjek penelitian
5 Karakteristik keluarga subjek
6 Pengetahuan gizi di SMA perkotaan dan perdesaan
7 Status gizi di SMA perkotaan dan perdesaan
8 Karakteristik menstruasi subjek penelitian di SMA perkotaan dan
perdesaan
9 Dismenorea subjek penelitian di SMA perkotaan dan perdesaan
10 Hari saat subjek penelitian SMA perkotaan dan perdesaan mengalami
dismenorea
11 Derajat dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
12 Gangguan dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
13 Cara mengatasi dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
14 Informasi cara mengatasi dismenorea primer SMA perkotaan dan
perdesaan
15 Frekuensi konsumsi kafein
16 Jenis kafein yang dikonsumsi
17 Rata-rata asupan dan tingkat kecukupan subjek di SMA perkotaan dan
perdesaan
18 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKE
19 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKP
20 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKL
21 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKZn
22 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin E
23 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin B1
24 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin B6
7
7
8
12
13
15
15
16
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
23
23
24
25
25
26
DAFTAR GAMBAR
1.
Kerangka penelitian
5
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
Kuisioner
Dokumentasi penelitian
35
42
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia 12-49 tahun, tidak hamil, dan
belum mengalami menopause setiap bulannya akan mengalami siklus menstruasi.
Menstruasi merupakan proses biologis yang berhubungan dengan kematangan
seks, kesuburan, dan kesehatan tubuh (Glasier 2005). Saat menstruasi, wanita
sering mengalami beberapa permasalahan diantaranya rasa nyeri yang hebat. Hal
ini biasa disebut dismenorea. Dismenorea menyebabkan ketidaknyamanan saat
beraktivitas sehingga secara tidak langsung akan mengganggu produktivitas
(Khorsidi 2003). Dismenorea merupakan permasalahan ginekologi utama yang
paling sering dikeluhkan oleh remaja (French 2008) dan yang paling umum terjadi
adalah dismenorea primer (Zukri et al. 2009). Sekitar 70-90% kasus dismenorea
terjadi di usia remaja (Singh et al. 2008). Remaja yang mengalami dismenorea
akan terpengaruh aktivitas akademis dan sosialnya (Antao et al. 2005). Hal ini
dibuktikan dengan penelitian Kurniawati (2008) yang menunjukan bahwa
dismenorea mempengaruhi aktivitas siswi SMK Batik 1 Surakarta, dari 85 siswi
yang menjadi responden penelitian 61.7% di antaranya mengalami penurunan
aktivitas.
Dismenorea primer mirip seperti kejang spasmodik, yang dirasakan pada
perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat menjalar ke paha dan pinggang
bawah. Nyeri dapat disertai mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang
bawah, iritabilitas, rasa lelah dan sebagainya. Nyeri mulai dirasakan pada 24 jam
pertama menstruasi dan bisa bertahan selama 48-72 jam (Baradero et al. 2006).
Banyak studi yang telah dilakukan untuk mengetahui kejadian dismenorea primer.
Di Nigeria, prevalensi dismenorea primer pada remaja sebesar 53% (Loto et al.
2008). Di Indonesia, kejadian dismenorea cukup besar. Menurut Glasier (2005)
dalam Novia dan Puspitasari (2008), prevalensi dismenorea primer di Indonesia
sebesar 60-70%. Hasil penelitian Utami (2003) terhadap siswa SMA di Bogor
dan Jakarta menunjukkan bahwa sebanyak 79.8% remaja putri mengalami
keluhan menjelang menstruasi dan 82.1% mengalami keluhan saat menstruasi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, prevalensi dismenorea pada
remaja putri sebesar 38.3%, sedangkan angka kejadian dismenorea di wilayah
Madura belum ada angka pasti.
Penyebab dismenorea primer sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa
teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan menyebabkan iskemia
pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Beberapa faktor telah diidentifikasi
untuk mengetahui faktor risiko dismenorea primer. Adapun yang termasuk di
dalamnya adalah faktor usia (Zukri et al. 2009). Puncak kejadian dismenorea
primer berada pada rentang usia remaja menuju dewasa muda yaitu umur 15-25
tahun dan akan menurun setelah melewati rentang usia tersebut (Nathan 2005).
Selain itu, faktor risiko lainnya adalah berat badan (Zukri et al. 2009). Menurut
penelitian Ningrum (2009), obesitas berhubungan dengan kejadian dismenorea
primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS. Faktor risiko lain yang diduga
berpengaruh terhadap dismenorea primer adalah panjang siklus menstruasi, usia
menarche (Zukri et al. 2009) dan lamanya menstruasi (Loto et al. 2008).
2
Penelitian mengenai hubungan dismenorea dengan kebiasaan asupan
makanan masih belum banyak diteliti, terutama asupan mikronutrien diantaranya
seng, vitamin E, vitamin B1, dan vitamin B6. Padahal kebiasaan makan diduga
memiliki pengaruh terhadap kejadian dismenorea (Fujiwara 2007). Vitamin E
dapat mengurangi nyeri menstruasi melalui hambatan terhadap biosintesis
prostaglandin, sedangkan vitamin B1 dan B6 dapat membawa zat anti depresan
pada tubuh saat menstruasi (Nursafitri 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Eby
(2006) pada remaja putri usia 17 tahun di Amerika menunjukkan bahwa konsumsi
suplemen seng sebesar 31 mg/hari selama 1–4 hari pada awal menstruasi dapat
menghilangkan gejala tekanan nyeri menstruasi.
Di sisi lain perilaku mengonsumsi kafein semakin banyak ditemukan pada
remaja dan dewasa muda. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya popularitas
minuman berenergi dan minuman ringan yang mengandung kafein (McIlvain
2008). Whalen et al (2008) menyatakan bahwa 75-98% golongan muda berusia
hingga 18 tahun mengonsumsi minimal satu minuman berkafein setiap hari
(Morgan et.al 1982) dengan 31% mengonsumsi minuman berkafein lebih dari dua
gelas per hari (National Sleep Foundation 2006). Konsumsi kafein berlebih juga
dapat meningkatkan kejadian dismenorea. Menurut Dianamawih (2003) kafein
dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan otot uterus.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara
status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein terhadap kejadian
dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan pokokpokok permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan kejadian dismenorea primer pada remaja putri
kota dan desa yang diwakili oleh SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1
Galis?
2. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara karakteristik menstruasi
dengan kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1 Pamekasan dan
SMAN 1 Galis
3. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara status gizi dengan
kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1
Galis?
4. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara kebiasaan konsumsi
kafein dengan kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis?
5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makro
dengan kejadian dismenorea primer pada SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis?
6. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara asupan zat gizi mikro
(Zn, vitamin E, B1, dan B6) dengan kejadian dismenorea primer pada
siswi SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis?
3
Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein dengan kejadian
dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui karakteristik subjek (usia dan uang saku) dan karakteristik
keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pendapatan).
2. Menilai tingkat pengetahuan gizi subjek
3. Menilai karakteristik menstruasi, meliputi usia menarche, lama menstruasi, dan
panjang siklus menstruasi
4. Menilai status gizi subjek
5. Menilai asupan zat gizi makro dan mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6) serta
kebiasaan konsumsi minuman berkafein
6. Membandingkan kejadian dismenorea primer pada remaja putri kota dan desa
yang diwakili oleh SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
7. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan, hubungan
konsumsi pangan dengan status gizi, dan hubungan status gizi dengan
karakteristik menstruasi.
8. Menganalisis hubungan status gizi, karakteristik menstruasi, asupan zat gizi
mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6), dan konsumsi kafein dengan kejadian
dismenorea primer.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
tentang dismenorea primer di Madura khususnya Pamekasan sehingga dapat
dilakukan tindakan perawatan dan pencegahan yang paling tepat dalam
mengurangi dismenorea primer untuk mengurangi morbiditas saat menstruasi
beserta dampak yang ditimbulkan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi mengenai kejadian dismenorea primer di SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis serta mengetahui hubungan status gizi, asupan zat
gizi mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6), dan konsumsi minuman berkafein dengan
kejadian dismenorea pada remaja putri.
KERANGKA PEMIKIRAN
Masa remaja adalah masa puncak pertumbuhan seseorang. Pada usia ini,
aktivitas fisik tergolong tinggi, sehingga remaja memerlukan kondisi kesehatan
fisik dan emosional yang maksimal agar mampu melakukan aktivitas yang padat.
Remaja puteri memerlukan perhatian lebih karena setiap bulannya kehilangan
4
darah melalui proses menstruasi, sehingga rentan terjadi gangguan akibat
kekurangan zat gizi apabila asupan zat gizi dan kesehatannya tidak dijaga.
Peristiwa menstruasi ditentukan oleh proses somato-psikik dan bersifat
kompleks yang meliputi unsur-unsur hormonal, biokimiawi, dan psikososial.
Menstruasi tidak hanya sekedar keluarnya darah dari vagina, tetapi juga disertai
gangguan fisik dan mental. Keluhan utama yang dihadapi remaja wanita
menjelang dan saat menstruasi adalah kram di bawah perut (Hardinsyah 2004).
Keluhan ini disebut dengan kejadian dismenorea primer. Remaja yang mengalami
dismenorea primer akan mengalami kontraksi dari miometrium yang diinduksi
oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Dismenorea primer
akan meningkatkan produksi prostaglandin oleh endometrium. Pelepasan
prostaglandin terbanyak selama menstruasi didapati pada 48 jam pertama dan
berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi. Prostaglandin F2α (PGF2α)
adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya dismenorea primer.
Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek
vasokontriksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti
dengan penurunan progesteron pada fase luteal sehingga membuat membran
lisosomal menjadi tidak stabil dan melepaskan enzim lisosomal. Peningkatan
kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan
kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat
menstruasi (Baradero et al. 2006). Dismenorea primer dipengaruhi berbagai faktor.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya dismenorea yaitu konsumsi
pangan (Fujiwara 2007), status gizi (Zukri et al 2009), keturunan, konsumsi
kafein (Dianamawih 2003), keadaan psikis, aktivitas fisik, dan usia menarche
(Loto et al 2008). Namun keadaan psikis, aktivitas fisik, dan faktor keturunan
tidak diteliti oleh penulis.
Penyebab langsung dari kejadian dismenorea primer pada penelitian ini
adalah status gizi, karakteristik menstruasi, kebiasaan konsumsi minuman
berkafein, dan konsumsi pangan meliputi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi mikro
yang diteliti adalah seng, vitamin B1, vitamin E, dan vitamin B6. Asupan kafein
dapat dilihat dari jenis dan jumlah minuman yang dikonsumsi sehingga akan
dapat diestimasikan jumlah dan frekuensinya dalam satu hari. Karakteristik
menstruasi meliputi usia menarche, lama dan panjang siklus menstruasi.
Keseimbangan hormon setelah terjadinya menarche akan mempengaruhi
menstruasi-menstruasi berikutnya. Kondisi keteraturan dan kesehatan tubuh saat
menstruasi juga sangat mempengaruhi terjadinya dismenorea.
Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi dismenorea primer adalah
pengetahuan gizi. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin luas ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi segala
kegiatan baik dalam pola pikir maupun aktivitas dalam menjaga kesehatannya
(Notoatmodjo 2003). Berikut gambar kerangka pemikiran penyebab langsung dan
tidak langsung dismenorea primer dan variabel-variabelnya.
5
Karakteristik Keluarga
Besar keluarga
Pendidikan orangtua
Pendapatan orangtua
Karakeristik Subjek
Usia
Jumlah uang saku
Pengetahuan gizi
Konsumsi pangan dan
kebiasaan konsumsi
kafein
Status gizi
Karakteristik menstruasi
Usia menarche
Lama menstruasi
Panjang siklus
menstruasi
Dismenorea
primer
Keterangan
:
:
:
:
:
Variabel yang diteliti
Hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka penelitian
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan
yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1
Pamekasan sebagai perwakilan sekolah yang ada di kota dan SMAN 1 Galis
sebagai perwakilan sekolah yang ada di desa. Penelitian berlangsung pada bulan
April sampai Mei 2014.
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
Populasi penelitian ini adalah siswi kelas 10 SMAN 1 Pamekasan dan
SMAN 1 Galis yang mengalami dismenorea. Subjek penelitian diambil dengan
cara screening terlebih dahulu kepada seluruh siswi SMAN 1 Pamekasan dan
6
SMAN 1 Galis, setelah itu diperoleh populasi siswi yang mengalami dismenorea
dari hasil screening kemudian dilakukan pengambilan sampel yang mengalami
dismenorea dengan cara Sample random sampling. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah subjek pernah mengalami dismenorea selama 3 bulan terakhir
(Februari-April), subjek berusia 15-16 tahun, merupakan siswi kelas X, dan
bersedia mengikuti penelitian. Perhitungan subjek penelitian didapatkan dari
rumus berikut:
n=
n=
NZ2 pq
Nd2 + Z2 pq
NZ2 p(1-p)
Nd2 + Z2 p(1-p)
(Lemeshow S & David WH 1997)
Dimana:
n
= Besar subjek
N
= Jumlah populasi siswi kelas 10 SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis yang mengalami dismenorea.
Z(1-α/2) = Tingkat signifikansi pada 95% (α = 0.05) = 1.96
p
= proporsi remaja putri yang mengalami dismenorea (0,38)
d
= presisi/tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.05)
Populuasi dismenorea primer di SMAN 1 Pamekasan adalah 58 siswi dan
SMAN 1 Galis 37 siswi. Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan jumlah
subjek penelitian minimal yang diperlukan adalah 50 siswi SMAN 1 Pamekasan
dan 33 siswi SMAN 1 Galis. Namun subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 53 siswi SMAN 1 Pamekasan dan 35 siswi SMAN 1 Galis. Jadi total
seluruh subjek yang harus diambil adalah 88 siswi yang mengalami dismenorea.
Jenis dan Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
data primer meliputi karakteristik subjek, karakteristik keluarga, pengetahuan gizi,
status gizi, konsumsi pangan dan kafein, serta karakteristik menstruasi. Data
sekunder meliputi gambaran umum tempat penelitian dan jumlah siswa kelas 10.
Berikut merupakan variabel dan cara pengumpulan data primer dan sekunder yang
disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
7
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data primer
No
Variabel
Data
Usia
Uang saku
Cara Pengumpulan
Data
1
Karakteristik
subjek
2
Karakteristik
menstruasi
3
Karakteristik
keluarga
4
Pengetahuan
gizi
Pengetahuan gizi
5
Konsumsi
kafein
Kebiasaan konsumsi minuman Menggunakan
yang mengandung kafein
kuesioner
6
Konsumsi
pangan
Usia menarche
Panjang siklus menstruasi
Lama menstruasi
Besar keluarga
Pendidikan orangtua
Pendapatan orang tua
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Metode FFSQ
dengan
Jumlah asupan E, P, L, Zn,
menggunakan
Vitamin E, B1, B6
kuesioner
7
Status gizi
IMT/U
8
Dismenorea
primer
Tingkat keluhan
Pengukuran
langsung BB
menggunakan
timbangan
digital.Pengukuran
langsung TB
menggunakan
microtoice
Menggunakan
kuesioner
Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder
No
1
Variabel
Letak geografis
Jenis Data
Lokasi Sekolah
Cara Pengumpulan Data
Arsip data sekolah
2
Gambaran umum
Keadaan umum
sekolah
Arsip data sekolah
8
Pengolahan Data dan Analisis Data
Data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran
dianalisis secara deskriptif inferensia. Data sekunder yang diperoleh melalui data
arsip sekolah dianalisis secara deskriptif. Proses pengolahan data meliputi editing,
coding, entry, cleaning, dan analisis. Data diolah dengan menggunakan program
komputer SPSS 16. Data konsumsi pangan yang diperoleh dari FFSQ meliputi
frekuensi makan dan ukuran porsi pangan. Jenis dan jumlah pangan dikonversi
menjadi jumlah zat gizi yang dikonsumsi subjek serta tingkat kecukupan energi
dan zat gizi lainnya. Jumlah pangan yang dikonsumsi subjek dikonversi menjadi
berat dalam gram kemudian dihitung asupan energi dan zat gizi lainnya
menggunakan Nutrisurvey versi Indonesia, untuk asupan kafein dari minuman
siap saji diperoleh dari penelitian Sianturi (2001) tentang kandungan kafein pada
berbagai macam minuman. IMT/U diolah dengan menggunakan WHO Antro plus.
Berikut ini merupakan pengkategorian variabel penelitian yang disajikan pada
Tabel 3
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian
No
1.
Varibael
Pengetahuan
(Khomsan 2000)
2.
Status gizi (WHO
IMT/U
3.
Uang saku
4
Akses informasi
5.
Pendidikan orang tua
6.
Pendapatan per
(BPS Jatim 2012)
7.
Besar keluarga (BKKBN
2005)
8.
Tingkat kecukupan
Energi, Protein (Gibson
2005)
gizi
2007)
kapita
Kategori pengukuran
Kurang 80%
Sangat kurus (
MINUMAN BERKAFEIN DENGAN DISMENOREA PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMAN 1 PAMEKASAN DAN SMAN 1 GALIS
SAKINAH ULFIYANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Status gizi,
Asupan Zat Gizi Mikro, dan Minuman Berkafein dengan Dismenorea Primer pada
Remaja Putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 15 Agustus 2014
Sakinah Ulfiyanti
NIM I14100041
ABSTRACT
SAKINAH ULFIYANTI. The Correlation between nutritional status,
micronutrient intake, and caffeine beverages with primary dysmenorrhoea of
Adolescent School Girls at SMAN 1 Pamekasan and SMAN 1 Galis. Supervised
by FAISAL ANWAR and KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI
This study was aimed to analyze correlation of nutritional status,
menstrual characteristics, food consumption, and caffeine beverages to primary
dysmenorrhoea of adolescent school girls at urban and rural high school. A cross
sectional study of 53 girls at SMAN 1 Pamekasan and 35 girls at SMAN 1 Galis
was conducted. The sample was determined by Sample random sampling based on
inclusion criteria. Correlation test showed there was no significant correlation
between menstrual characteristics, nutritional status, and macronutrient to
primary dysmenorrhoea (p>0.05). While there was significant correlation
between intake of vitamin B1 and primary dysmenorrhoea (p0.05).
Keywords: caffeine, menstruation, nutritional status, primary dysmenorrhoea
ABSTRAK
SAKINAH ULFIYANTI. Hubungan Status gizi, Asupan Zat Gizi Mikro, dan
Minuman Berkafein dengan Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis. Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan KARINA
RAHMADIA EKAWIDYANI
Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi, karakteristik
menstruasi, konsumsi pangan, dan minuman berkafein terhadap dismenorea
primer pada remaja putri di SMA perkotaan dan SMA perdesaan. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan subjek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 53 siswi SMAN 1 Pamekasan dan 35 siswi
SMAN 1 Galis. Pengambilan sampel dengan cara Sample random sampling
berdasarkan kriteria inklusi. Hasil uji korelasi antara karakteristik menstruasi,
status gizi, dan zat gizi makro terhadap derajat dismenorea primer menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05). Sementara itu, terdapat
hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi mikro (vitamin B1) dan derajat
dismenorea primer (p0.05).
Kata kunci: dismenorea primer, kafein, menstruasi, status gizi,
HUBUNGAN STATUS GIZI, ASUPAN ZAT GIZI MIKRO, DAN
MINUMAN BERKAFEIN DENGAN DISMENOREA PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMAN 1 PAMEKASAN DAN SMAN 1 GALIS
SAKINAH ULFIYANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Hubungan Status gizi, Asupan Zat Gizi Mikro, dan Minuman
Berkafein dengan Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMAN
1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis
Nama
: Sakinah Ulfiyanti
NIM
: I14100041
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS
Pembimbing I
dr Karina Rahmadia Ekawidyani, M Sc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, pencipta semesta alam yang
telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya, begitu banyak kemudahan dalam
hidup penulis hingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Judul yang dipilih
ialah Hubungan status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein
dengan dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Mei 2014 di
SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS dan Ibu dr Karina Ekawidyani, M Sc
selaku pembimbing pertama dan kedua yang telah memberikan banyak
masukan baik bersifat teori maupun praktek.
2. Ibu Dr Katrin Roosita, SP, M Si selaku dosen pemandu seminar dan
penguji skripsi yang telah memberikan koreksian dan saran demi
perbaikan skripsi
3. Pihak DIKTI yang telah memberikan beasiswa bidik misi kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah selama 4 tahun dengan baik.
4. Bapak (Suyanto), Ibu (Arba’iyah), dan adik tercinta (Roihan) atas
perhatian dan kasih sayangnya.
5. Para pembahas seminar (ita, lilis, imel, dan ambar) yang telah memberikan
banyak masukan dan perbaikan untuk terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Sutrisno dan seluruh keluarga besar SMAN 1 Pamekasan atas
keramahan dan kesediaan dalam membantu kelancaran penelitian.
7. Ibu Susilawati Widiarsih dan seluruh keluarga besar SMAN 1 Galis atas
keramahan dan kesediaan dalam membantu kelancaran penelitian.
8. Sahabat dekat (Fitriana Astuti dan Sulistyawati) atas bantuannya selama
proses pengambilan data. Dila, Nai, Dita, Farida, Hayu, Isna, Desy, Ega,
Fani, Umami dan semua teman-teman Gizi Masyarakat 47 atas do’a,
dukungan, dan dorongan semangat dalam penulisan penelitian ini
9. Teman-teman Escifion yang banyak memberikan inspirasi dan
pembelajaran kehidupan selama 7 tahun terakhir.
Penulis sadar bahwa tulisan dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun penulis harapkan
dari semua pihak. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Bogor, 15 Agustus 2014
Sakinah Ulfiyanti
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
3
Manfaat
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat dan Waktu
5
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
5
Jenis dan Pengumpulan Data
6
Pengolahan Data dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum Sekolah
11
Karakteristik Subjek Penelitian
12
Karakteristik Keluarga
13
Pengetahuan Gizi
14
Status Gizi
15
Karakteristik Menstruasi
16
Dismenorea Primer
17
Konsumsi Kafein
20
Konsumsi Pangan
21
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Konsumsi Pangan
26
Hubungan Konsumsi Pangan dan Status Gizi
26
Hubungan Status Gizi dan Karakteristik Menstruasi
27
Hubungan Karakteristik Menstruasi dan Derajat Dismenorea Primer
27
Hubungan Status Gizi dan Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Derajat Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro dan Derajat Dismenorea Primer
28
Hubungan Asupan Minuman Berkafein dan Derajat Dismenorea Primer
29
SIMPULAN DAN SARAN
29
Simpulan
29
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
34
RIWAYAT HIDUP
2
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data primer
2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder
3 Pengkategorian variabel penelitian
4 Karakteristik subjek penelitian
5 Karakteristik keluarga subjek
6 Pengetahuan gizi di SMA perkotaan dan perdesaan
7 Status gizi di SMA perkotaan dan perdesaan
8 Karakteristik menstruasi subjek penelitian di SMA perkotaan dan
perdesaan
9 Dismenorea subjek penelitian di SMA perkotaan dan perdesaan
10 Hari saat subjek penelitian SMA perkotaan dan perdesaan mengalami
dismenorea
11 Derajat dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
12 Gangguan dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
13 Cara mengatasi dismenorea primer SMA perkotaan dan perdesaan
14 Informasi cara mengatasi dismenorea primer SMA perkotaan dan
perdesaan
15 Frekuensi konsumsi kafein
16 Jenis kafein yang dikonsumsi
17 Rata-rata asupan dan tingkat kecukupan subjek di SMA perkotaan dan
perdesaan
18 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKE
19 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKP
20 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKL
21 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKZn
22 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin E
23 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin B1
24 Sebaran subjek penelitian berdasarkan persentase TKVitamin B6
7
7
8
12
13
15
15
16
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
23
23
24
25
25
26
DAFTAR GAMBAR
1.
Kerangka penelitian
5
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
Kuisioner
Dokumentasi penelitian
35
42
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia 12-49 tahun, tidak hamil, dan
belum mengalami menopause setiap bulannya akan mengalami siklus menstruasi.
Menstruasi merupakan proses biologis yang berhubungan dengan kematangan
seks, kesuburan, dan kesehatan tubuh (Glasier 2005). Saat menstruasi, wanita
sering mengalami beberapa permasalahan diantaranya rasa nyeri yang hebat. Hal
ini biasa disebut dismenorea. Dismenorea menyebabkan ketidaknyamanan saat
beraktivitas sehingga secara tidak langsung akan mengganggu produktivitas
(Khorsidi 2003). Dismenorea merupakan permasalahan ginekologi utama yang
paling sering dikeluhkan oleh remaja (French 2008) dan yang paling umum terjadi
adalah dismenorea primer (Zukri et al. 2009). Sekitar 70-90% kasus dismenorea
terjadi di usia remaja (Singh et al. 2008). Remaja yang mengalami dismenorea
akan terpengaruh aktivitas akademis dan sosialnya (Antao et al. 2005). Hal ini
dibuktikan dengan penelitian Kurniawati (2008) yang menunjukan bahwa
dismenorea mempengaruhi aktivitas siswi SMK Batik 1 Surakarta, dari 85 siswi
yang menjadi responden penelitian 61.7% di antaranya mengalami penurunan
aktivitas.
Dismenorea primer mirip seperti kejang spasmodik, yang dirasakan pada
perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat menjalar ke paha dan pinggang
bawah. Nyeri dapat disertai mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang
bawah, iritabilitas, rasa lelah dan sebagainya. Nyeri mulai dirasakan pada 24 jam
pertama menstruasi dan bisa bertahan selama 48-72 jam (Baradero et al. 2006).
Banyak studi yang telah dilakukan untuk mengetahui kejadian dismenorea primer.
Di Nigeria, prevalensi dismenorea primer pada remaja sebesar 53% (Loto et al.
2008). Di Indonesia, kejadian dismenorea cukup besar. Menurut Glasier (2005)
dalam Novia dan Puspitasari (2008), prevalensi dismenorea primer di Indonesia
sebesar 60-70%. Hasil penelitian Utami (2003) terhadap siswa SMA di Bogor
dan Jakarta menunjukkan bahwa sebanyak 79.8% remaja putri mengalami
keluhan menjelang menstruasi dan 82.1% mengalami keluhan saat menstruasi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, prevalensi dismenorea pada
remaja putri sebesar 38.3%, sedangkan angka kejadian dismenorea di wilayah
Madura belum ada angka pasti.
Penyebab dismenorea primer sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa
teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan menyebabkan iskemia
pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Beberapa faktor telah diidentifikasi
untuk mengetahui faktor risiko dismenorea primer. Adapun yang termasuk di
dalamnya adalah faktor usia (Zukri et al. 2009). Puncak kejadian dismenorea
primer berada pada rentang usia remaja menuju dewasa muda yaitu umur 15-25
tahun dan akan menurun setelah melewati rentang usia tersebut (Nathan 2005).
Selain itu, faktor risiko lainnya adalah berat badan (Zukri et al. 2009). Menurut
penelitian Ningrum (2009), obesitas berhubungan dengan kejadian dismenorea
primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS. Faktor risiko lain yang diduga
berpengaruh terhadap dismenorea primer adalah panjang siklus menstruasi, usia
menarche (Zukri et al. 2009) dan lamanya menstruasi (Loto et al. 2008).
2
Penelitian mengenai hubungan dismenorea dengan kebiasaan asupan
makanan masih belum banyak diteliti, terutama asupan mikronutrien diantaranya
seng, vitamin E, vitamin B1, dan vitamin B6. Padahal kebiasaan makan diduga
memiliki pengaruh terhadap kejadian dismenorea (Fujiwara 2007). Vitamin E
dapat mengurangi nyeri menstruasi melalui hambatan terhadap biosintesis
prostaglandin, sedangkan vitamin B1 dan B6 dapat membawa zat anti depresan
pada tubuh saat menstruasi (Nursafitri 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Eby
(2006) pada remaja putri usia 17 tahun di Amerika menunjukkan bahwa konsumsi
suplemen seng sebesar 31 mg/hari selama 1–4 hari pada awal menstruasi dapat
menghilangkan gejala tekanan nyeri menstruasi.
Di sisi lain perilaku mengonsumsi kafein semakin banyak ditemukan pada
remaja dan dewasa muda. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya popularitas
minuman berenergi dan minuman ringan yang mengandung kafein (McIlvain
2008). Whalen et al (2008) menyatakan bahwa 75-98% golongan muda berusia
hingga 18 tahun mengonsumsi minimal satu minuman berkafein setiap hari
(Morgan et.al 1982) dengan 31% mengonsumsi minuman berkafein lebih dari dua
gelas per hari (National Sleep Foundation 2006). Konsumsi kafein berlebih juga
dapat meningkatkan kejadian dismenorea. Menurut Dianamawih (2003) kafein
dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan otot uterus.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara
status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein terhadap kejadian
dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan pokokpokok permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan kejadian dismenorea primer pada remaja putri
kota dan desa yang diwakili oleh SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1
Galis?
2. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara karakteristik menstruasi
dengan kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1 Pamekasan dan
SMAN 1 Galis
3. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara status gizi dengan
kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1
Galis?
4. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara kebiasaan konsumsi
kafein dengan kejadian dismenorea primer pada siswi SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis?
5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makro
dengan kejadian dismenorea primer pada SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis?
6. Apakah terdapat hubungan yang siginifikan antara asupan zat gizi mikro
(Zn, vitamin E, B1, dan B6) dengan kejadian dismenorea primer pada
siswi SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis?
3
Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
status gizi, asupan zat gizi mikro, dan minuman berkafein dengan kejadian
dismenorea primer pada remaja putri di SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui karakteristik subjek (usia dan uang saku) dan karakteristik
keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua, dan pendapatan).
2. Menilai tingkat pengetahuan gizi subjek
3. Menilai karakteristik menstruasi, meliputi usia menarche, lama menstruasi, dan
panjang siklus menstruasi
4. Menilai status gizi subjek
5. Menilai asupan zat gizi makro dan mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6) serta
kebiasaan konsumsi minuman berkafein
6. Membandingkan kejadian dismenorea primer pada remaja putri kota dan desa
yang diwakili oleh SMAN 1 Pamekasan dan SMAN 1 Galis.
7. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan konsumsi pangan, hubungan
konsumsi pangan dengan status gizi, dan hubungan status gizi dengan
karakteristik menstruasi.
8. Menganalisis hubungan status gizi, karakteristik menstruasi, asupan zat gizi
mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6), dan konsumsi kafein dengan kejadian
dismenorea primer.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
tentang dismenorea primer di Madura khususnya Pamekasan sehingga dapat
dilakukan tindakan perawatan dan pencegahan yang paling tepat dalam
mengurangi dismenorea primer untuk mengurangi morbiditas saat menstruasi
beserta dampak yang ditimbulkan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi mengenai kejadian dismenorea primer di SMAN 1
Pamekasan dan SMAN 1 Galis serta mengetahui hubungan status gizi, asupan zat
gizi mikro (Zn, vitamin E, B1, dan B6), dan konsumsi minuman berkafein dengan
kejadian dismenorea pada remaja putri.
KERANGKA PEMIKIRAN
Masa remaja adalah masa puncak pertumbuhan seseorang. Pada usia ini,
aktivitas fisik tergolong tinggi, sehingga remaja memerlukan kondisi kesehatan
fisik dan emosional yang maksimal agar mampu melakukan aktivitas yang padat.
Remaja puteri memerlukan perhatian lebih karena setiap bulannya kehilangan
4
darah melalui proses menstruasi, sehingga rentan terjadi gangguan akibat
kekurangan zat gizi apabila asupan zat gizi dan kesehatannya tidak dijaga.
Peristiwa menstruasi ditentukan oleh proses somato-psikik dan bersifat
kompleks yang meliputi unsur-unsur hormonal, biokimiawi, dan psikososial.
Menstruasi tidak hanya sekedar keluarnya darah dari vagina, tetapi juga disertai
gangguan fisik dan mental. Keluhan utama yang dihadapi remaja wanita
menjelang dan saat menstruasi adalah kram di bawah perut (Hardinsyah 2004).
Keluhan ini disebut dengan kejadian dismenorea primer. Remaja yang mengalami
dismenorea primer akan mengalami kontraksi dari miometrium yang diinduksi
oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Dismenorea primer
akan meningkatkan produksi prostaglandin oleh endometrium. Pelepasan
prostaglandin terbanyak selama menstruasi didapati pada 48 jam pertama dan
berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi. Prostaglandin F2α (PGF2α)
adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya dismenorea primer.
Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek
vasokontriksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti
dengan penurunan progesteron pada fase luteal sehingga membuat membran
lisosomal menjadi tidak stabil dan melepaskan enzim lisosomal. Peningkatan
kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan
kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat
menstruasi (Baradero et al. 2006). Dismenorea primer dipengaruhi berbagai faktor.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya dismenorea yaitu konsumsi
pangan (Fujiwara 2007), status gizi (Zukri et al 2009), keturunan, konsumsi
kafein (Dianamawih 2003), keadaan psikis, aktivitas fisik, dan usia menarche
(Loto et al 2008). Namun keadaan psikis, aktivitas fisik, dan faktor keturunan
tidak diteliti oleh penulis.
Penyebab langsung dari kejadian dismenorea primer pada penelitian ini
adalah status gizi, karakteristik menstruasi, kebiasaan konsumsi minuman
berkafein, dan konsumsi pangan meliputi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi mikro
yang diteliti adalah seng, vitamin B1, vitamin E, dan vitamin B6. Asupan kafein
dapat dilihat dari jenis dan jumlah minuman yang dikonsumsi sehingga akan
dapat diestimasikan jumlah dan frekuensinya dalam satu hari. Karakteristik
menstruasi meliputi usia menarche, lama dan panjang siklus menstruasi.
Keseimbangan hormon setelah terjadinya menarche akan mempengaruhi
menstruasi-menstruasi berikutnya. Kondisi keteraturan dan kesehatan tubuh saat
menstruasi juga sangat mempengaruhi terjadinya dismenorea.
Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi dismenorea primer adalah
pengetahuan gizi. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin luas ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi segala
kegiatan baik dalam pola pikir maupun aktivitas dalam menjaga kesehatannya
(Notoatmodjo 2003). Berikut gambar kerangka pemikiran penyebab langsung dan
tidak langsung dismenorea primer dan variabel-variabelnya.
5
Karakteristik Keluarga
Besar keluarga
Pendidikan orangtua
Pendapatan orangtua
Karakeristik Subjek
Usia
Jumlah uang saku
Pengetahuan gizi
Konsumsi pangan dan
kebiasaan konsumsi
kafein
Status gizi
Karakteristik menstruasi
Usia menarche
Lama menstruasi
Panjang siklus
menstruasi
Dismenorea
primer
Keterangan
:
:
:
:
:
Variabel yang diteliti
Hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka penelitian
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan
yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1
Pamekasan sebagai perwakilan sekolah yang ada di kota dan SMAN 1 Galis
sebagai perwakilan sekolah yang ada di desa. Penelitian berlangsung pada bulan
April sampai Mei 2014.
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
Populasi penelitian ini adalah siswi kelas 10 SMAN 1 Pamekasan dan
SMAN 1 Galis yang mengalami dismenorea. Subjek penelitian diambil dengan
cara screening terlebih dahulu kepada seluruh siswi SMAN 1 Pamekasan dan
6
SMAN 1 Galis, setelah itu diperoleh populasi siswi yang mengalami dismenorea
dari hasil screening kemudian dilakukan pengambilan sampel yang mengalami
dismenorea dengan cara Sample random sampling. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah subjek pernah mengalami dismenorea selama 3 bulan terakhir
(Februari-April), subjek berusia 15-16 tahun, merupakan siswi kelas X, dan
bersedia mengikuti penelitian. Perhitungan subjek penelitian didapatkan dari
rumus berikut:
n=
n=
NZ2 pq
Nd2 + Z2 pq
NZ2 p(1-p)
Nd2 + Z2 p(1-p)
(Lemeshow S & David WH 1997)
Dimana:
n
= Besar subjek
N
= Jumlah populasi siswi kelas 10 SMAN 1 Pamekasan dan SMAN
1 Galis yang mengalami dismenorea.
Z(1-α/2) = Tingkat signifikansi pada 95% (α = 0.05) = 1.96
p
= proporsi remaja putri yang mengalami dismenorea (0,38)
d
= presisi/tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.05)
Populuasi dismenorea primer di SMAN 1 Pamekasan adalah 58 siswi dan
SMAN 1 Galis 37 siswi. Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan jumlah
subjek penelitian minimal yang diperlukan adalah 50 siswi SMAN 1 Pamekasan
dan 33 siswi SMAN 1 Galis. Namun subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 53 siswi SMAN 1 Pamekasan dan 35 siswi SMAN 1 Galis. Jadi total
seluruh subjek yang harus diambil adalah 88 siswi yang mengalami dismenorea.
Jenis dan Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
data primer meliputi karakteristik subjek, karakteristik keluarga, pengetahuan gizi,
status gizi, konsumsi pangan dan kafein, serta karakteristik menstruasi. Data
sekunder meliputi gambaran umum tempat penelitian dan jumlah siswa kelas 10.
Berikut merupakan variabel dan cara pengumpulan data primer dan sekunder yang
disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
7
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data primer
No
Variabel
Data
Usia
Uang saku
Cara Pengumpulan
Data
1
Karakteristik
subjek
2
Karakteristik
menstruasi
3
Karakteristik
keluarga
4
Pengetahuan
gizi
Pengetahuan gizi
5
Konsumsi
kafein
Kebiasaan konsumsi minuman Menggunakan
yang mengandung kafein
kuesioner
6
Konsumsi
pangan
Usia menarche
Panjang siklus menstruasi
Lama menstruasi
Besar keluarga
Pendidikan orangtua
Pendapatan orang tua
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Menggunakan
kuesioner
Metode FFSQ
dengan
Jumlah asupan E, P, L, Zn,
menggunakan
Vitamin E, B1, B6
kuesioner
7
Status gizi
IMT/U
8
Dismenorea
primer
Tingkat keluhan
Pengukuran
langsung BB
menggunakan
timbangan
digital.Pengukuran
langsung TB
menggunakan
microtoice
Menggunakan
kuesioner
Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data sekunder
No
1
Variabel
Letak geografis
Jenis Data
Lokasi Sekolah
Cara Pengumpulan Data
Arsip data sekolah
2
Gambaran umum
Keadaan umum
sekolah
Arsip data sekolah
8
Pengolahan Data dan Analisis Data
Data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran
dianalisis secara deskriptif inferensia. Data sekunder yang diperoleh melalui data
arsip sekolah dianalisis secara deskriptif. Proses pengolahan data meliputi editing,
coding, entry, cleaning, dan analisis. Data diolah dengan menggunakan program
komputer SPSS 16. Data konsumsi pangan yang diperoleh dari FFSQ meliputi
frekuensi makan dan ukuran porsi pangan. Jenis dan jumlah pangan dikonversi
menjadi jumlah zat gizi yang dikonsumsi subjek serta tingkat kecukupan energi
dan zat gizi lainnya. Jumlah pangan yang dikonsumsi subjek dikonversi menjadi
berat dalam gram kemudian dihitung asupan energi dan zat gizi lainnya
menggunakan Nutrisurvey versi Indonesia, untuk asupan kafein dari minuman
siap saji diperoleh dari penelitian Sianturi (2001) tentang kandungan kafein pada
berbagai macam minuman. IMT/U diolah dengan menggunakan WHO Antro plus.
Berikut ini merupakan pengkategorian variabel penelitian yang disajikan pada
Tabel 3
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian
No
1.
Varibael
Pengetahuan
(Khomsan 2000)
2.
Status gizi (WHO
IMT/U
3.
Uang saku
4
Akses informasi
5.
Pendidikan orang tua
6.
Pendapatan per
(BPS Jatim 2012)
7.
Besar keluarga (BKKBN
2005)
8.
Tingkat kecukupan
Energi, Protein (Gibson
2005)
gizi
2007)
kapita
Kategori pengukuran
Kurang 80%
Sangat kurus (