Hubungan Antara Status Gizi dan Gambaran Tubuh Remaja Putri di SMAN 3 Cimahi

(1)

Hubungan Antara Status Gizi dan Gambaran Tubuh Remaja Putri

di SMA Negeri 3 Cimahi

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

Diza Liane Sahputri

NIM: 1111104000042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/ 1436 H


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juli 2015


(3)

iii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Diza Liane Sahputri, NIM: 1111104000042

The Relationship Between Nutritional Status and Body Image on Teenage Girls at SMAN 3 Cimahi

xvii + 83 pages + 9 tables + 2 schemes + 6 attachments

ABSTRACT

Adolescence‟s characteristic is starting to grow and develop their body rapidly. These characteristics will depanding on their nutritional status. Adolescence‟s nutritional health has association with body image. On the other hand, girls student at SMAN 3 Cimahi tend to feel shy and not confident with their body shape. Dissatisfaction on her body and incomprehension on the nutritional adequacy rate can result in unsafe dieting, use of laxatives, and eating disorders so that adolescents susceptible to have nutritional problem.

The purpose of this study was to examined the association between nutritional status and body image of teenage girls at SMAN 3 Cimahi. This study was quantitative with descriptive analyze and cross sectional design. Samples consisted of 198 teenage girls around 15-17 years old, class X and XI MIA and IIS students of SMAN 3 Cimahi with simple random sampling metode. Quantitative data were obtained through a Body Mass Index measurements and questionnaires of Body Images which refers to the theory of physical and personal self by Kozier.

Result shows that respondents with normal nutritional status is 144 (72,7%) students. Body image questionnaire results show that about 104 (52,5%) students have a negative body image and 94 (47,5%) female students have a negative body image. Results of statistical test by Spearman rank shows that there is a relationship between nutritional status and body image (p = 0.010) and the results of correlation (r = -0182) are inversely proportional.

This study can be a reference that given a better understanding of nutritional adequacy rate of adolescents and satisfaction with body shape, so that they will have normal nutritional status and positive body image.

Keywords: Relationship, Nutritional Status, BMI, Body Image, Teenage Girls


(4)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Diza Liane Sahputri, NIM: 1111104000042

Hubungan Antara Status Gizi dan Gambaran Tubuh Remaja Putri di SMAN 3 Cimahi

xvii + 83 halaman + 9 tabel + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK

Karakteristik remaja dilihat saat mulai terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada tubuhnya. Karakteristik tersebut akan dipengaruhi oleh status gizinya. Kesehatan gizi remaja memiliki hubungan dengan gambaran tubuhnya. Disisi lain, remaja putri SMAN 3 Cimahi cenderung merasa malu dan tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Ketidakpuasan pada tubuhnya serta ketidakpahaman mengenai angka gizi yang cukup dapat menghasilkan diet yang tidak aman, pemakaian laksatif dan gangguan pola makan sehingga remaja rentan mengalami masalah gizi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan gambaran tubuh pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi. Sampel penelitian ini adalah 198 siswi usia 15-17 tahun tingkat X dan XI MIA dan IIS dengan metode simple random sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional . Pengambilan data kuantitatif dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh dan kuesioner Gambaran Tubuh yang mengacu pada teori physical and personal self oleh Kozier.

Pada hasil statistik responden memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 144 (72,7%) siswi. Hasil gambaran tubuh siswi sebanyak 104 (52,5%) negatif dan 94 (47,5%) siswi memiliki gambaran tubuh positif. Hasil uji statistik dengan spearman rank

menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dan gambaran tubuh (p=0.010) dan hasil uji korelasi (r= -0.182) adalah berbanding terbalik.

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan agar diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai angka kecukupan gizi remaja dan kepuasan terhadap bentuk tubuhnya sehingga remaja memiliki status gizi normal dan gambaran tubuh yang positif.

Kata kunci: Hubungan, Status Gizi, IMT, Gambaran Tubuh, Remaja Putri


(5)

v PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN GAMBARAN TUBUH REMAJA PUTRI DI SMAN 3 CIMAHI

Telah disetujui dan diperiksa pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Diza Liane Sahputri NIM: 1111104000042

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Kustati Budi Lestari M.Kep. Sp.Kep.An Maulina Handayani S.Kp, M.Sc

NIP. 197804092011012014 NIP. 197902102005012002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2015 M


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN GAMBARAN TUBUH

REMAJA PUTRI DI SMAN 3 CIMAHI

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Diza Liane Sahputri

NIM: 1111104000042

Pembimbing I

Pembimbing II

Ns. Kustati Budi Lestari M.Kep. Sp.Kep.An Maulina Handayani S.Kp, M.Sc

NIP. 197804092011012014 NIP. 197902102005012002

Penguji I

Penguji II

Maftuhah, M.Kep, Ph.D Ns. Kustati Budi Lestari M.Kep. Sp.Kep.An NIP. 196808082006042001 NIP. 197804092011012014

Penguji III

Maulina Handayani S.Kp, M.Sc NIP. 197902102005012002


(7)

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN GAMBARAN TUBUH

REMAJA PUTRI DI SMAN 3 CIMAHI

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Diza Liane Sahputri

NIM: 1111104000042

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani S.Kp., M.Sc NIP. 197902102005012002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. H. Arif Sumantri. S.KM., M.Kes NIP. 196508081988031002


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DIZA LIANE SAHPUTRI

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 11 November 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Dr. Ratna Kavling BNI46 No. 57, Jatiasih-Jatimakmur Bekasi

Hp : 082213041505

E-mail : ms_chacha@ymail.com

Fakultas/jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam Al- Hikmah Jakarta 1997-1999 2. SDIT Al- Hikmah Jakarta 1999-2003 3. SD Islam Al- Muslim Surabaya 2003 4. SD Islam Athira Makassar 2003-2005 5. SMPN 23 Makassar 2005-2008 6. SMAN 11 Makassar 2008-2010 7. SMAN 100 Jakarta 2010-2011 8. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja dan Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Ar-Rahman, kita meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya. Atas berkat rahmat Allah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Antara Status Gizi dan Gambaran Tubuh Remaja Putri di SMAN 3 Cimahi”. shalawat serta doa tidak lupa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari oleh penulis serta untuk berlatih belajar berfikir kritis dan metodologis.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Adapun banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya dalam penyusunan skripsi ini. Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Orang tuaku, Ibu Nenden Syahsiah dan Bapak Ruliadi Natawihardja yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang dan mendoakan keberhasilan penulis serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses skripsi ini. Tak lupa, Adikku, Daffa Mufti Syahputra dan Sepupuku, Salma Nur Aliya serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih


(10)

2. Maulina Handayani, S.Kp,M.Sc selaku Ketua Program Studi dan Ernawati, S.Kp,M.Kep,Sp.KMB., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.An dan Ibu Maulina

Handayani, S.Kp., M.S.c selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Bapak/ Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Enung, selaku guru BP SMAN 3 Cimahi yang telah memberikan ijin

kepada penulis dalam melakukan proses penelitian kepada siswi-siswi disana.

8. Remaja putri tingkat X dan XI di SMAN 3 Cimahi yang telah bersedia menjadi responden untuk mengisi kuesioner dan diukur berat serta tingga badannya.

9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Nur Triningtyas Putri, Silvia Rahmawati dan Rizka Nazriah yang selalu menemani dan memberi dukungan moril yang sangat banyak selama mengenyam pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, walaupun nantinya kita akan memiliki kehidupan yang berjauhan namun kalian selalu dekat di hati. Tak lupa, terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Haikal yang selalu ada saat dibutuhkan dan memberi banyak dukungan kepada penulis


(11)

xi

10.Teman-teman PSIK 2011 yang telah 4 tahun sekelas dan kompak di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Ciputat, Juli 2015

Diza Liane Sahputri

DAFTAR ISI


(12)

Halaman Judul

Pernyataan Keaslian Karya

Abstract

Abstrak

Pernyataan Persetujuan

Lembar Pengesahan

Daftar Riwayat Hidup

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Bagan

Daftar Tabel

Daftar Lampiran

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix xi xv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 6

C. Pertanyaan Penelitian 6

D. Tujuan Penelitian 7

E. Manfaat Penelitian 7

F. Ruang Lingkup Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Umum Remaja 10


(13)

xiii

2. Karakteristik Remaja 11

B. Konsep Diri 18 1. Pengertian Konsep Diri 18

2. Komponen Konsep Diri 18

3. Pengertian Gambaran Tubuh 19

C. Definisi Gambaran Tubuh 20

1. Faktor Yang Mempengaruhi Gambaran Tubuh 21

2. AspekAspek Gambaran Tubuh 24

3. Pengukuran Gambaran Tubuh 26 D. Gizi 29 1 Status Gizi 30

2 Masalah Gizi 32

E. Kebutuhan Gizi Remaja 35

1 Angka Kebutuhan Gizi Remaja 37

2 Pengukuran Status Gizi 37

3 Klasifikasi Status Gizi 38

F. Penelitian Terkait 39

G. Kerangka Teori 40

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep 41

B. Hipotesis Penelitian 42 C. Definisi Operasional 42 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 45

B.Lokasi dan Waktu Penelitian 45 C.Populasi, Sampel dan Sampling 46


(14)

1. Populasi 46

2. Sampel 46

3. Besar Sampel 46

D.Karakteristik Sampel 48

1. Kriteria Inklusi 48

2. Kriteria Eksklusi 48

E.Prosedur Pengumpulan Data 48

F.Uji Validitas dan Realibilitas 49

G.Instrumen Penelitian 50

H.Pengolahan Data 52

1. Editing 52

2. Koding 53

3. Entry Data 53

4. Tabulasi 53

I. Analisa Data 54

1. Analisa Univariat 54


(15)

xv

2. Analisa Bivariat 54

J. Etika Penelitian 55

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 58

B. Hasil Analisa Univariat 59

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 60

2. Karatkteristik Status Gizi Responden 60

3. Karakteristik Gambaran Tubuh Responden 61

C. Hasil Analisa Bivariat 61

BAB VI PEMBAHASAN A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian 63

1.Karakteristik Usia Responden 63

2.Karakteristik Status Gizi Responden 64

3.Karakteristik Gambaran Tubuh Responden 68

B. Hubungan Status Gizi dan Gambaran Tubuh 72 C. Keterbatasan Penelitian

78

BAB VII PENUTUP

A. Simpulan 80

B. Saran 80


(16)

LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori 40


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Angka Kecukupan Gizi 37

2.2 Klasifikasi Status Gizi 38

3.1 Defisini Operasional 43

4.1 Pembagian Sampel 47


(18)

5.2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Status Gizi 60

5.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Gambaran Tubuh 61

5.4 Hasil Component Matrix Kuesioner Gambaran Tubuh 62

5.5 Hubungan Status Gizi dan Gambaran Tubuh 63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian


(19)

xix

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Lampiran 6. Analisa Uji Bivariat


(20)

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, berdasarkan data pada tahun 2000, jumlah dan presentase penduduk Indonesia golongan usia 10-24 tahun adalah 64 juta atau sekitar 31% dari total seluruh populasi, sedangkan khusus untuk remaja usia 10-19 tahun, berjumlah 44 juta atau 21%. Jumlah tersebut harus diperhatikan karena remaja adalah salah satu aset yang potensial yang penting bagi pemerintah. Pemerintahan harus memberikan prioritas untuk remaja agar membuat tingkat pengetahuan dan daya pencapaian remaja mengenai kesehatannya menjadi baik (Efendi & Makhfudli , 2009).

Masa remaja adalah masa peralihan pada individu. Remaja adalah periode perkembangan di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 sampai 20 tahun (Potter & Perry, 2005). Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan karakteristis seks sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun (Wong, 2003). Masa peralihan yang dialami dari anak-anak ke remaja merupakan kesulitan yang cukup berarti pada individu.

Individu mengalami banyak perubahan mengenai dirinya sendiri pada masa tersebut. Adapun perubahan tersebut mulai dari perubahan dan perkembangan fisik, maturasi seksual hingga perubahan secara psikologis yang diakibatkan oleh hormone


(21)

2

fisik di masa pubertas adalah remaja menjadi amat memperhatikan tubuh mereka (Santrock,2003).

Perubahan fisik yang terlihat jelas pada remaja adalah meningkatnya tinggi badan dan berat badan selama masa pubertas. Laju pertumbuhan pada perempuan umumnya mulai antara usia 8 sampai 14 tahun. Tinggi badan 5 sampai 20 cm dan berat badan meningkat 7 sampai 27,5 kg. Pertumbuhan pada anak laki-laki mulai antara usia 10 sampai 16 tahun. Tinggi badan meningkat kira-kira 10 sampai 30 cm dan berat badan meningkat 7 sampai 32,5 kg (Potter & Perry, 2005).

Laju pertumbuhan tinggi badan ini menjadi salah satu penyebab remaja mulai kesulitan menerima perubahan pada bentuk tubuhnya . Kecenderungan yang terjadi pada perkembangan komposisi tubuh ini menyebabkan persepsi gambaran tubuh

yang berbeda pada mereka. Umumnya remaja putra ingin menaikan berat badan, sedangkan remaja putri ingin menurunkan berat badan (Azni,2012). Gambaran tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar yang merupakan salah satu komponen dari konsep diri (Sunaryo, 2004). Konsep diri adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri yang terbentuk melalui pengalaman hidup dan interaksinya dengan lingkungan dan juga karena pengaruh orang-orang yang dianggap penting atau dijadikan panutan (Gunawan, 2005).

Secara literature masa remaja berarti “tumbuh hingga mencapai kematangan”,

secara umum berarti proses fisiologis, social dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas (Wong, 2003). Efek perubahan fisik pada interaksi sebaya di kalangan remaja adalah adanya perbedaan pada pola pertumbuhan tiap individu.Status gizi individu merupakan gambaran kesehatan sebagai refleksi dari konsumsi pangan


(22)

dan penggunaannya oleh tubuh (Sunarti,2004). Remaja sulit memenuhi konsumsi pangan dan kebutuhan gizinya akibat dari kurangnya pengetahuan pada pola makannya (Azni, 2013).

Dampak pada kurangnya pengetahuan terhadap pola pertumbuhan remaja adalah jumlah gangguan makan yang semakin meningkat pada remaja (Potter & Perry, 2005). Tahun 2008, menurut WHO terdapat 10% lelaki dan 14% wanita di dunia yang menderita obesitas (IMT > 30kg/m2).Menurut Riskesdas tahun 2007 status gizi usia 15 tahun keatas di wilayah Jawa Barat 14,6 % dikategorikan kurus, 63,3% normal, 9,3% berat badan lebih dan 12,8% obesitas sedangkan menurut Riskesdas 2013, prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional sebesar 9,4 persen (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus) dan prevalensi gemuk nasional sebesar 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas. Provinsi Jawa Barat tahun 2006 menunjukkan prevalensi status gizi kurang pada remaja adalah sebesar 24,37% dan status gizi lebih sebesar 3,36% (Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2006).

Afrianti, Garna dan Idjradinata (2012), dalam penelitian ini melibatkan 973 orang remaja berusia 10–18 tahun di SMAN 24 Bandung. Berdasarkan pemeriksaan antropometris pada responden, hasil pengukuran yang dilakukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh tesebut bertujuan untuk mengetahui postur tubuh ideal. Pengukuran Indeks Massa Tubuh dapat memberikan penilaian massa tubuh yang lebih objekstif (James, Baker & Swain ,2008). Hasilnya didapatkan remaja kelompok gizi kurang 68 (6%), kelompok gizi normal 696 (71%), kelompok berisiko gizi lebih (risk of overweight) 177 (18%), dan kelompok obes 32 (3%).


(23)

4

Masalah gizi pada remaja terjadi karena remaja diet tanpa tahu dampaknya bagi tubuh (Hoek,2012). Diet remaja dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kebutuhan nutrisi, perhatian tentang gambaran tubuh dan penampilan dan keinginan untuk bebas (Potter & Perry, 2005). Penerapan diet bagi tubuh sangat diperlukan adanya pemahaman gizi yang tepat.

Penelitian Bibiloni, Pich, Pons dan Tur (2013) menemukan bahwa sebanyak 47.8% remaja putri yang memiliki status gizi kurus dan normal dan 96.6% status gizi gemuk ingin bentuk tubuhnya lebih kurus. Keinginan untuk mememiliki bentuk tubuh yang lebih kurus tersebut berhubungan dengan asupan pola makannya, sehingga mereka cenderung menghindari sarapan dan makanan selingan.

Hasil penelitian Filaire, Larue & Rouveix (2011) menemukan hubungan antara kepuasan terhadap bentuk tubuh dan adaptasi emosionalnya dengan perilaku makan. Mereka yang memiliki kepuasan yang rendah pada bentuk tubuhnya serta adaptasi emosional yang buruk, cenderung menunjukan gangguan pada pola makannya. Cara yang dilakukan responden untuk menurunkan berat badan mencakup memuntahkan makanannya sendiri (20%), puasa (40%), diuretik (15%), dan laksatif (50%). Wong, Lin, & Chang (2014) menemukan bahwa berat badan, kepuasan pada tubuh, dan harapan pada bentuk tubuh yang ideal memiliki hubungan dengan perilaku dan gangguan pola makan pada remaja.

Pemahaman yang salah pada tubuh bisa menjadi pemicu timbulnya kebiasaan makan yang buruk atau eating disorder seperti anorexia, bulimia dan binge eating. Kejadian anoreksia semakin meningkat pada wanita usia 15-19 tahun dan jumlah kasusnya sebanyak 40%. Sedangkan bulimia nervosa terjadi pada wanita usia 10-19


(24)

tahun dan jumlah kasusnya sebanyak 40 per 100.000 orang per tahun. Pada Binge Eating, didapatkan sebanyak 660 per 100.000 orang per tahun pada remaja putri dan putra. Jumlah kematian pada kasus Anoreksia didapatkan sebanyak 0,51% tiap tahunnya. Kematian pada kasus ini akibat bunuh diri menjadi penyebab meninggalnya 5 orang pasien. Sedangkan sebanyak 96 pasien yang mengidap Bulimia Nervosa, ditemukan 35 orang diantaranya meninggal dunia. Terdapat 23% kematian tersebut disebabkan oleh bunuh diri (Hoek, 2012).

Remaja-remaja putri merasa tertekan dengan pemikiran masyarakat yang salah tentang ukuran dan berat badan ideal seorang wanita (Setiawan, 2004). Pada penelitian Hisar dan Toruner (2012), ditemukan persepsi pada responden sebanyak 13,1% menganggap bahwa berat badannya kurang dari normal, 65% menganggap berat badannya normal dan 19,7% menganggap bahwa berat badannya berlebih. Namun pada hasil perhitungan BMI (Body Mass Index) ditemukan bahwa 11,2% siswa berat badannya kurang dari normal, 74,1% berat badannya normal, dan 8,2% siswa yang obesitas. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut bahwa persepsi remaja terhadap berat badan idealnya cenderung berbeda dengan hasil perhitungan BMI.

Mengacu pada hasil penelitian Hisar dan Toruner tersebut maka peneliti melakukan studi pendahuluan melalui wawancara pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi. Beberapa remaja putri mengatakan bahwa masih bingung menggambarkan bentuk tubuh yang ideal itu seperti apa. Seperti kutipan yang dikatakan oleh remaja putri: “Kak, aku harus makan apa ya agar punya tubuh yang bagus? Menurut kakak, bentuk tubuh aku ini


(25)

6

dengan berat badan yang mereka miliki, seperti kutipan ini: “Kak, aku gendut. Jangan bilang-bilang ya berat badan aku berapa. Aku malu.”

Selain itu, studi pendahuluan dilakukan peneliti menggunakan kuesioner mengenai gambaran tubuh pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi, Bandung terkait dengan pertanyaan tinggi badan dan berat badan pada 10 orang remaja putri. Sesuai hitungan IMT (Indeks Massa Tubuh), ditemukan sebanyak 5 remaja putri kurus , 4 orang dinyatakan normal dan 1 orang gemuk. Hasil mengenai gambaran tubuh remaja putri yaitu 6 dari 10 remaja putri khawatir menjadi gemuk. Selain itu, 4 dari 10 remaja putri tersebut menyatakan ingin mencoba diet untuk menurunkan berat badannya yang menurut mereka belum ideal. Sebanyak 4 remaja putri lainnya dari kelompok yang sama menyatakan tidak puas dengan bentuk tubuhnya saat ini.

Peneliti akan menggunakan istilah status gizi untuk melihat gizi seimbang pada remaja putri. Gambaran tubuh merupakan komponen yang ada pada konsep diri remaja yang mulai terbentuk ketika masa pubertas terjadi. Gambaran tubuh ini menjadi acuan pada remaja di SMA untuk mulai membentuk tubuh yang ideal. Tubuh yang ideal membuat remaja percaya diri untuk di terima dalam sebuah komunitas sebayanya. Penerimaan ini akan membuat remaja berusaha membentuk tubuh yang ideal dengan cara apapun, termasuk melalukan pola makan yang tidak sesuai gizi yang dibutuhkan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

Masa transisi remaja dilihat dari karakteristiknya yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kondisi ini akan dipengaruhi oleh status gizinya. Kesehatan gizi remaja memiliki hubungan yang erat dengan gambaran tubuh yang


(26)

dimilikinya (Hughes, 2013). Di samping itu, kesehatan gizi tersebut berpengaruh terhadap masalah gizi remaja (Zarei ,2013). Berdasarkan hasil penelitian Chang, Lin, dan Wong (2011) menunjukkan bahwa ketidakpuasan pada bentuk tubuh serta tujuan yang tidak realistik pada berat badan yang diinginkan memiliki kaitan dengan gangguan pola dan asupan makan remaja putri. Pada studi pendahuluan di SMAN 3 Cimahi, menunjukkan remaja putri cenderung khawatir dan tidak puas dengan bentuk tubuhnya saat ini, remaja merasa malu karena memiliki tubuh gendut. Hal tersebut menyebabkan peneliti tertarik ingin mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dan gambaran tubuh anak usia remaja khususnya remaja putri yang bersekolah di SMAN 3 Cimahi.

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

1) Bagaimana gambaran status gizi pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2015?

2) Bagaimana gambaran tubuh remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2015?

3) Adakah hubungan antara status gizi dan gambaran tubuh remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2015?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara status gizi dan gambaran tubuh remaja di SMAN 3 Cimahi tahun 2015.


(27)

8

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik status gizi remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2015

b. Diketahuinya karakteristik gambaran tubuh remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2015

c. Diketahuinya hubungan antara status gizi dan gambaran diri remaja putri di SMAN 3 Cimahi tahun 2014

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1) Bagi peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan dapat memberikan informasi mengenai gambaran tubuh pada remaja putri di masa pubertas di SMAN 3 Cimahi tahun 2014.

2) Bagi Ilmu Keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar asuhan keperawatan secara psikis pada anak usia remaja agar memiliki gambaran tubuh dan rasa percaya diri yang baik sehingga mampu menerapkan pola makan yang sesuai angka kecukupan gizi.

3) Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pihak sekolah sehingga memberikan perhatian terhadap siswa dengan memberikan edukasi mengenai pola makan yang sehat agar tidak menerapkan pola makan yang tidak sesuai dengan gizi seimbang.

4) Bagi dinas kesehatan di Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan program penanggulangan gizi pada anak usia remaja, sehingga terhindar dari pola makan yang tidak sesuai dengan gizi seimbang.


(28)

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang ebrtujuan untukmengetahui bagaimana hubungan antara status gizi terhadap gambaran tubuh remaja putri di SMAN 3 Cimahi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan data dengan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) yaitu mengukur tinggi badan dengan stature meter dan berat badan dengan timbangan dan menyebarkan kuesioner yang mengacu dari pengkajian Physical and Personal Self

milik Kozier (1984) kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015. Subjek yang diteliti adalah Remaja Putri SMAN 3 Cimahi.


(29)

10 BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan beberapa konsep dan teori serta penelitian terkait yang menjadi landasan penelitian. Konsep yang dibahas adalah konsep remaja, status gizi dan gambaran tubuh.

2.1 Remaja

Remaja merupakan masa peralihan pada periode pertumbuhan dan terjadinya perkembangan fisik yang pesat.

2.1.1 Pengertian Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua, maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja.

Efendi dan Makhfudli (2009) menyatakan remaja digolongkan dari usia 12-24 tahun dan beberapa literature lain menyebutkan pada usia 15-12-24 tahun. Perkataan Adolescence (remaja) berasal dari bahasa latin yaitu adolscere yang

bermaksud „tumbuh dan berkembang kearah „kematangan‟. Perkembangan

remaja melibatkan siri transisi atau peralihan dari keadaan belum matang kearah kematangan (Hasan, Chien, & Chin , 2006). Remaja merupakan tahapan


(30)

seseorang di mana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikososial, kognitif,biologis dan emosi.

2.1.2 Karakteristik Remaja

Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang meliputi seluruh komponen tubuh remaja, baik organ dalam maupun luar. Pertumbuhan fisiologis adalah pertumbuhan organ-organ dalam , sedang yang dimaksud dengan pertumbuhan eksternal adalah pertumbuhan organ luar (Djawandono, 2006).

2.1.2.1 Perkembangan Fisik dan Biologis

Masa puber adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembangan sangat cepat. Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organism secara matang mampu berproduksi. Remaja yang sedang mengalami early puberty akan berbeda dengan late puberty dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.

Remaja yang mengalami early puberty akan menyesuaikan diri terhadap perubahan lebih lama. Individu yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan untuk mengerti perubahan pubertasnya sedangkan individu yang terlambat matang atau telat puber, mungkin lebih banyak membutuhkan bantuan untuk dapat bersaing dalam situasi tertentu (Djawandono, 2006). Tahapan pada perkembangan fisiologis remaja terbagi tiga


(31)

12 a.Early Adolescence

Onset pubertas pada remaja awal biasanya terjadi ketika menarke pada usia 8 hingga 12 tahun. Usia ini mulai terjadinya perkembangan dada, rambut pubis dan berkembangnya hormone estrogen. Onset menarke ini biasanya disebabkan oleh status gizi remaja.Terlihat tanda awal dari pubertas seperti ukuran dada bertambah anatara usia 8 hingga 12 tahun. Mulainya perubahan ukuran pada pelebaran ovarium, uterus, labia dan klitoris. Pada bagian endometrium dan mukosa vagina juga makin bertambah ketebalannya. Terlihat juga perkembangan pada area lengan dan kaki yang mulai berubah bentuknya sesuai asupan makannya (Kliegman, 2007)

b. Middle Adolescence

Pertambahan tinggi yang sangat terlihat di usia ini disebabkan oleh kematangan pubertas yang dialami remaja putri. Setelah menarke, biasanya setahun setelahnya akan terjadi pertambahan tinggi yang disesuaikan dengan usia remaja usia ini. Remaja usia ini juga akan memiliki bentuk uterus yang makin besar, meningkatnya cairan vagina, melebarnya bentuk pinggul, dan mulai sulit untuk tidur sesuai angka kecukupan yang disarankan (Kliegman, 2007). Masa remaja pertengahan adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai 16 tahun. (Djawandono, 2006)


(32)

c. Late Adolescence

Remaja dimasa ini merupakan tahap akhir pada pembentukan ukuran dada,

penile, dan rambut pubis. Tahap ini terjadi pada remaja yang berusia 17-18 tahun. Jerawat mulai bermunjulan akibat hormon yang berkembang di tubuh remaja. Remaja di tahap ini mulai lebih stabil pada gambaran tubuhnya akibat perubahan fisiknya yang sudah tidak berubah secara dramatis (Kliegman, 2007).

Sesuai dengan beberapa surat di AL-QUR‟AN:

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al -Qamar : 49)

Pertumbuhan fisik selama remaja terlihat pada karakteristik penampilan dan ukuran tubuh. Remaja putri akan terlihat pertambahan ukuran pada area dada diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis seiring juga dengan pertumbuhan rambut di ketiak (James & Ashwill. 2007).

Remaja putri umumnya mencapai kematangan fisik lebih dulu dibanding remaja laki-laki dan dimulai dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche). Menarche biasanya terjadi pada usia 9 dan 15 tahun (James & Ashwill, 2007). Usia menarche semakin menurun dan pertambahan BMI makin bertambah selama kurang dari 25 tahun ini (Kliegman, 2007).

2.1.2.2 Perkembangan Emosional dan Kognitif

Perkembangan otak memiliki pengaruh besar terhadap kematangan otak individu. Kematangan otak pada remaja mempengaruhi proses emosional dan


(33)

14

kognitif (James & Ashwill, 2007). Menurut Piaget, masa remaja adalah tahap transisi dari penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional (Djawandono, 2006)

Proses kognitif remaja adalah mulai menyadari batasan-batasan pikiran mereka dan berusaha dengan konsep-konsep yang jauh dari pengalaman mereka sendiri. Proses emosional yang terlihat yaitu remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Remaja mudah menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri., mengkritik sifat-sifat pribadinya, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba mengubahnya seperti diri orang lain (Djawandono, 2006)

a. Early adolescence mulai merasakan ketidakcocokan lagi dengan pikirannya yang konkret operasional (Djawandono, 2006). Remaja tahap awal akan mulai merasakan self-awareness yaitu menjadi pusat perhatian. Mereka akan sangat memperhatikan seluruh perubahan pada bagian tubuhnya, penampilannya dan merasa semua orang memperhatikan mereka (Kliegman, 2007).

b. Middle adolescence mulai menerima perubahan bentuk tubuhnya dan mulai berpikir ideal untuk masa mendatang. Remaja tahap ini mengalami peningkatan kemampuan untuk berpikir kritis dan sikap untuk menyelesaikan masalah. Pembentukan self-image dan identitas berasal dari kelompok sebaya. Remaja mulai membentuk karakternya sesuai dengan hubungan interpersonalnya dengan teman lain (Kliegman, 2007).


(34)

c. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai 20 tahun ditandai dengan transisi untuk memulai tanggung jawab ,membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa (Djawandono, 2006)

2.1.2.3 Perkembangan Psikososial

Menurut Freud, Fase pubertas berlangsung sekitar umur 13-20 tahun. Pada fase pubertas, impuls-impuls yang semula tenang, terpendam menonjol kembali sehingga menimbulkan aktivitas dinamis (Sunaryo,2004). Remaja dibagi dalam tiga tahapan (James & Ashwill, 2007).

a.Early Adolescence (11 sampai 14 tahun)

Remaja pada masa ini memiliki perasaan yang intense mengenai gambaran tubuh dan banyak perubahan fisik yang terjadi. Mereka cenderung memiliki

kepercayaan diri yang rendah, egois dan melakukan “pemberontakkan” terhadap

orang tua. Perilaku self-concious juga hasil dari transisi fisik dan emosional menuju ke middle adolescence.

b. Middle Adolescence (15 sampai 17 tahun)

Masa ini biasanya dideskripsikan sebagai masa paling frustasi pada perkembangannya. Konformitas dan konflik pada kelompok sebaya maupun orang tua sering terjadi. Mereka sangat memikirkan mengenai konsep dirinya dan hubungan sosialisasi. Pertemanan dengan kelompok sesama maupun berbeda jenis memiliki porsi yang sama.


(35)

16

Erikson menyatakan masa ini adalah mulai berkembangnya fase psikososial yaitu formasi identitas versus kebingungan peran. Bahkan mereka cenderung memiliki imajinasi dan harapan tinggi mengenai kehidupannya saat ini. Djawandono (2006) menyatakan kemampuan intelekstual remaja masa ini termasuk kecenderungan baru tentang refleksi dan analisis diri dan juga membuat perubahan dalam konsep diri dan integritas terhadap keterampilan logika baru.

Orang tua cenderung mendeskripsikan karakteristik remaja pertengahan merupakan pemalas, tidak bertanggungjawab dan egois. Kelompok sebaya memiliki peranan penting sebagai pembentuk kepribadian individu. Remaja di masa ini mengikuti banyak hal dari teman sebayanya, mulai dari penampilan, perilaku dan bahasa sehari-hari. Hal ini membuat remaja pertengahan menjauh dari lingkungan keluarganya.

c. Late Adolescence (18 sampai 21 tahun)

Masa remaja akhir dideskripsikan sebagai individu yang mampu berpikir secara abstrak dan menunjukkan pikiran serta perasaannya mengenai segala aspek di kehidupan. Masa ini adalah tempat remaja berpikir mengenai kehidupan percintaan yang realistic, isu social, etika dan gaya hidup. Remaja di masa ini mulai memiliki tujuan karir dan kehidupan yang penting untuk mereka capai.

2.1.2.3.1 Tugas Psikososial Remaja

Teori psikososial menurut Erikson didukung oleh Ego Psychology, hal tersebut mempengaruhi cara berpikir dan pembentukan kepribadian pada individu. Hasil yang positif akan terlihat jika individu memiliki kesehatan mental


(36)

yang baik (Watts. J, Cockcroft. K, Duncan N. ,2009). Tugas psikososial remaja, menurut Erikson, adalah menciptakan suatu perasaan yang disebut ego identity. Untuk mencapai ini biasanya tergantung pada beberapa aktivitas: (Djiwandono, 2006)

a. Remaja menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandangan mereka. b. Remaja mencari sesuatu dari pengalaman masa lalu. Remaja yang sehat

menjelajahi siapakah mereka sehingga mereka mampu mencoba untuk berbeda dari masa lalu.

c. Remaja mengadaptasi sifat-sifat orang lain untuk melihat apakah cocok dengan diri mereka.

2.1.2.4 Perkembangan Moral dan Spiritual (James & Ashwill, 2007)

Kohlberg menyatakan bahwa remaja berada pada tahap 3 dan 4. Tahap 3 adalah tahap remaja masih berpikir konkret, yaitu menerapkan konformitas dan menghindari hukuman. Tahap 4 mengubah pikiran konkret menjadi pikiran analisa. Tahap 4 merupakan tahap pemikiran yang konvensional. Tahap ini mengembangkan rasa hormat terhadap hukum yang berlaku dan bersosialisasi dengan baik.

Remaja usia awal cenderung berpikir konkret dan logis sehingga mereka mampu menyerap pelajaran spiritual yang diberikan. Remaja masa pertengahan mampu berpikir analisa dan muungkin mulai berpikir mengenai pembelajaran spiritual yang diberikan. Remaja tahap akhir mungkin mulai mengenal berbagai pembelajaran agama dan membaginya dengan teman lainnya.


(37)

18

Karakteristik remaja yaitu terdapat (1) perkembangan fisik dan biologis (2) perkembangan emosional dan kognitif (3) perkembangan psikososial (4) moral dan spiritual.

2.2 Konsep Diri 2.2.1 Pengertian

Adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, social dan spiritual. Di dalam konsep diri terdiri dari beberapa hal penting yaitu persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan keinginannya (Sunaryo,2004)

2.2.2 Komponen konsep diri: 2.2.2.1 Identitas diri

Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi datu kesatuan utuh.

2.2.2.2 Ideal diri

Ideal Diri adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan, dan nilai yang ingin dicapai.


(38)

2.2.2.3 Harga diri

Harga diri merupakan penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh dari orang lain dan diri sendiri. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain.

2.2.2.4 Peran Diri

Peran diri merupakan pola perilaku, sikap ,nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat.

2.2.2.5 Gambaran Tubuh

Gambaran Tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal-hal terkait gambaran tubuh:

a. Focus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja

b. Bentuk tubuh, Tinggi Badan, dan Berat Badan serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder

c. Cara individu memandang diri berdampak pada aspek psikologis

d. Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri.


(39)

20

e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran dirinya, dapat mendorong sukses dalam kehidupannya

2.2.2.5.1Definisi

Gambaran Tubuh adalah salah satu aspek psikologis mengenai perubahan fisik pada masa remaja. Remaja akan sangat memperhatikan perkembangan tubuh dan persepsi orang lain mengenai tubuhnya. Perhatian pada gambaran tubuh ini akan semakin terlihat saat individu mengalami pubertas yang menandakan mulainya masa remaja (Sunaryo, 2004).

Gambaran tubuh adalah sesuatu yang individu rasakan mengenai seberapa nyaman dan puas individu terhadap ukuran, bentuk dan keseluruhan tubuhnya.(Kolodny, 2013). Gambaran tubuh merupakan bagian dari konsep diri (self image). Seiring dengan perkembangan konsep diri, gambaran tubuh juga makin berubah dan berkembang

selama masa remaja. Perubahan ini dipengaruhi oleh “tiga P‟s”: Parents, Peers dan the Press (Orang tua, Teman sebaya dan tekanan).

Gambaran tubuh memiliki hubungan dengan harga diri individu. Harga diri yang tinggi akan meningkatkan gambaran tubuh yang baik. Sebaliknya, ketika individu memiliki perasaan meragukan diri sendiri, harga diri akan menurun. Rendahnya harga diri adalah salah satu kondisi

yang memungkinkan eating disorder „masuk‟ ke kehidupan individu


(40)

Gambaran tentang tubuh memainkan peran penting dalam cara individu mengevaluasi diri sendiri. Gambaran Tubuh merupakan suatu pengalaman psikologis yang difokuskan pada sikap dan perasaan individu terhadap keadaan tubuhnya (Melliana, 2006).

2.2.2.5.2 Faktor yang mempengaruhi Gambaran Tubuh

a. Mood individu

Ketika seseorang merasa bahagia, maka apa yang ia lihat dalam dirinya adalah sesuatu yang bagus dan ideal. Mood sedih ,stress ataupun kelelahan yang dialami individu mampu mengubah persepsi tubuhnya, bahwa tubuhnya tidak sesuai gambaran ideal yang diinginkannya (Kolodny, 2013).

b. Perbandingan dengan orang lain.

Individu cenderung membandingkan dirinya dengan orang yang hampir serupa dengan dirinya. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, maka individu akan mengalami suatu kondisi di mana ia menganggap dirinya tidak memiliki daya tarik fisik (Kolodny,2013).

c. Jenis Kelamin

Wanita cenderung mengalami krisis terhadap bentuk tubuhnya. Dari penelitian McNicholas (2012) Remaja putri pada masa pubertas awal dan pubertas komplit memiliki keinginan untuk kurus dan tidak puas dengan bentuk tubuhnya.


(41)

22

d. Usia

Remaja putri di fase pre-pubertas lebih puas dengan bentuk badan yang mereka miliki sehingga keinginan untuk menjadi kurus sangat kecil. Remaja putri pada fase pubertas awal dan pubertas komplit cenderung tidak puas dengan tubuh yang dimiliki dan keinginan untuk kurus sangat besar sehingga sangat memperhatikan asupan makannya (McNicholas, 2012).

e. Budaya

Standar ideal disetiap budaya hampir sama. Faktanya “Ideal Weight

adalah hal pertama yang akan masyarakat lakukan untuk menilai sseorang. Budaya menggambarkan bahwa tubuh ideal adalah yang kurus dan tinggi seperti banyaknya selebritis dan actor film. Tidak semua orang memiliki gen kurus dan tinggi dalam riwayat keluarganya dan tidak semua orang yang kurus adalah orang yang lebih sehat dibandingkan mereka yang gemuk.

Budaya juga membentuk fenomena bernama “Weight Prejudice”. Hal

ini memiliki pengertian bahwa gemuk merupakan sesuatu yang harus diwaspadai oleh individu. Menjadi kurus memiliki banyak keuntungan seperti individu terlihat pintar, mampu bersosialisasi, sukses dan disukai banyak orang. Sebaliknya menjadi gemuk tidak memiliki hal-hal tersebut. Menjadi gemuk akan terlihat antisocial, individu yang gagal dan tidak disukai masyarakat. Perlu dipahami, bahwa sehat atau tidaknya


(42)

seseorang bukanlah dilihat dari bentuk tubuh. Penentu sehat seseorang dilihat dengan pengukuran BMI. (Kotecha, 2013)

f. Interaksi Sosial

James dan Ashwill (2007) menyatakan bahwa remaja sering menghabiskan waktu bersama teman-teman di sekolah. Remaja juga biasanya melakukan aktivitas bersama teman-teman sebayanya hingga larut malam bahkan melalui telepon di rumah. Gunarsa (2008) menegaskan bahwa perkembangan remaja dipengaruhi oleh model sosialisasi. Model sosialisasi adalah cara individu yang akan melakukan proses interaksi dengan lingkungan sosialnya.

g. Media

Saat ini, media akan sangat berpengaruh dalam membentuk gambaran tubuh individu. Majalah fashion menggambarkan bahwa model yang ideal untuk memakai banyak jenis pakaian adalah mereka yang kurus dan tinggi. Media massa sering menampilkan fitur individu denga tubuh yang dinilai sempurna (Pinho, 2014).

h. Perubahan fisik

Tubuh individu akan mengalami perubahan ketika beranjak remaja. Perubahan fisik selama masa pubertas sangat mempengaruhi gambaran diri pada remaja. Tubuh remaja akan berkembang seiring dengan perkembangan masa pubertasnya. Perkembangan tubuhnya diimbangi


(43)

24

dengan persepsi mengenai tubuhnya yang berbanding lurus dengan gambaran tubuh (Pinho,2014)

i.Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja ada dua, yaitu model belajar dan sosialisasi. Remaja akan menerapkan teori belajar yang dipelajari dari tingkah laku lingkungan sekitarnya. Orang tua memiliki peranan penting yang mempengaruhi tingkah laku remaja (Gunarsa, 2008)

Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran tubuh remaja yaitu (1) Mood (2) perbandingan dengan orang lain (3) Jenis Kelamin (4) Usia (5) Budaya (6) Interaksi Sosial (7) Media (8) Perubahan fisik (9)

Lingkungan

2.2.2.5.3 Aspek-Aspek Gambaran Tubuh

Gambaran tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya ,baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi (Sunaryo, 2004)

a. Performance

Cara individu menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugasnya pada suatu kelompok tertentu merupakan kinerja yang dapat dilihat dari aspek ini.(Rai, 2008 ).


(44)

b. Potensi tubuh

Menurut Dr. Myles Munroe di kutip Kandani (2010), Potensi adalah suatu sumber daya yang sangat besar diberikan pada saat individu lahir di dunia dan merupakan kemampuan yang belum diaktifkan.

c. Fungsi tubuh

Sekresi hormon selama maa pubertas pada remaja putri menghasilkan system yang rumit pada keseluruhan fungsi tubuhnya, mencakup system saraf pusat, kelenjar adrenal, hipotalamus dan sebagainya. Perkembangan estrogen mempengaruhi fungsi tubuh remaja putri (James & Ashwill, 2007).

d. Persepsi tentang ukuran dan bentuk tubuh

Individu, terutama remaja, sangat ketat dalam mendalami persepsi tubuh yang sempurna mencapai tubuh ideal ala selebritis. Individu yang mengagumi satu tokoh yang dianggapnya sempurna seringkali meniru cara berdandan, cara berpakaian, dan lain-lain (Kolodny, 2013)

e.Perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh

Seringnya individu melihat tubuhnya tidak sempurna dan tidak seideal individu seumurannya, padahal orang lain melihat tubuhnya sudah cukup ideal. Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan member rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri (Kolodny, 2013)


(45)

26

Aspek-aspek gambaran tubuh yaitu (1) Performance (2) Potensi Tubuh (3) Fungsi Tubuh (4) Persepsi tentang ukuran dan bentuk tubuh (5) Perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh

2.2.2.5.4 Pengukuran Gambaran Tubuh

Secara spesifik, konsep diri mengacu pada kumpulan kepercayaan dan gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri. Menurut Goldin dalam Kozier (1998) bahwa konsep diri dilihat berdasarkan bagaimana seseorang menerima dan mengevaluasi dirinya sendiri pada beberapa area ini, yaitu Vocational Performance, Intellectual Functioning,

Personal Appearance and Physical Attractiveness, Secual Attractiveness and Performance, Being liked by others, Ability to cope with and Resolve problem, Independence, Particular Talent.

Salah satu komponen konsep diri adalah gambaran tubuh. Menurut Kozier (1998), gambaran mengenai fisik individu ini adalah bagaimana seseorang mempersepsikan ukuran tubuhnya, penampilannya dan fungsi tubuhnya. Berdasarkan model adaptasi Roy diteori keperawatan, Roy memiliki dua sistem pada modelnya ini.

Sistem pertama mencakup fungsi internal tubuh dan sistem kedua mencakup system efektor dan regulator. Sistem kedua ini mampu emmperkuat teori dari gambaran tubuh karena terdapat empat model di mana Roy menuliskan salah satunya mengenai model konsep diri. Roy menuliskan bahwa model konsep diri ini ada dua komponen yaitu


(46)

Physical Self yang mencakup body image dan body sensation serta

Personal Self yang mencakup self-ideal, self-consistency dan moral-ethical self.

Gambaran tubuh merupakan bagian dari konsep diri yang mencakup sikap dan pengalaman berkaitan dengan tubuh, termasuk pandangan tentang maskulinitas dan feminimitas, kecantikan fisik, daya tahan tubuh dan kapabilitas. Gambaran tubuh dapat terlihat secara kognitif dan affektif di mana kognitif mencakup pengetahuan seseorang mengenai materi tubuhnya dan affektif mencakup sensasi yang dirasakan pada tubuhnya (Potter & Perry, 2005).

Body image sendiri memiliki pengertian bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri secara fisik dan penampilannya. Body image

menunjukkan bagaimana tubuh seseorang memiliki fungsinya terhadap penampilan yang dimilikinya. Lain halnya dengan body sensation yang merujuk pada deskripsi seseorang pada perasaan dan pengalamannya secara fisik (Kozier, 1998).

Berdasarkan buku Kozier (1998), terdapat pengkajian mengenai self perception yang mencakup physical self dan personal self. Kedua hal tersebut memiliki hubungan terhadap gambaran tubuh. Pengkajian tersebut mencakup:

Physical Self Personal Self


(47)

28 penampilan diri Anda?

2. Menurut Anda, apa yang akan orang lain katakan mengenai penampilan fisik Anda?

3. Bagaimana Anda mendeskripsikan mengenai gerakan dalam aktivitas fisik Anda?

4. Apa hasil yang Anda harapkan pada tubuh Anda setelah mendapatkan perawatan tubuh?

5. Apakah perubahan yang ada di tubuh Anda serta fungsinya memengaruhi aktivitas Anda? 6. Seberapa penting reaksi orang lain

di hidup Anda terhadap perubahan tubuh yang terjadi?

7. Apa yang Anda pikirkan saat orang terdekat di hidup Anda bereaksi terhadap perubahan di tubuh Anda?

mendeskripsikan karakteristik dan kepribadian Anda?

2. Apa yang Anda sukai pada karakteristik Anda?

3. Bagaimana orang lain mendeskripsikan karakteristik Anda?

4. Apakah Anda telah melakukan sesuatu yang baik pada diri sendiri maupun orang lain? 5. Apa sajakan talenta dan

kemampuan yang Anda miliki? 6. Apa yang ingin Anda ubah

mengenai diri Anda jika memungkinkan?

7. Jika ada orang lain yang tidak menyukai Anda, apakah hal tersebut akan memengaruhi hidup Anda?

8. Apakah sulit bagi Anda untuk mengatakan tidak saat Anda tidak menginginkan untuk mengikuti aktivitas tersebut? 9. Apa yang Anda rasakan

mengenai pendidikan yang sudah Anda tempuh hingga saat ini?

10. Apakah Anda pernah merasa lemah saat bersama orang lain? 11. Apakah mudah bagi Anda

untuk memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain serta mengutarakannya?


(48)

mudah berteman dengan orang lain?

13. Apakah Anda merasa disukai oleh teman sepermainan Anda? 14. Apakah yang Anda rasakan

mengenai lingkungan disekitar Anda?

15. Apakah Anda merasa dihargai oleh teman sebaya Anda?

Menurut Potter Perry (2005), seseorang yang mengalami gambaran tubuh negative akan mengalami perasaan tidak berdaya, perasaan ditolak, perasaan isolasi social bahkan merasa takut dan bersalah sehingga menghindari kontak dengan orang lain. Gambaran tubuh biasanya berasal dari diri seseorang yang sulit beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tubuhnya, misalnya seseorang yang telah mengalami penurunan berat badan namun tidak lantas menganggap dirinya sudah kurus.

Berdasarkan pengertian gambaran tubuh yang mencakup physical self

dan personal self sehingga peneliti akan membuat beberapa pernyataan di kuesioner mengacu pada pengkajian tersebut.

2.4 Gizi

Gizi adalah suatu masukan untuk dan berdasarkan kesehatan dan perkembangan individu. Gizi yang baik dapat menghasilkan kesehatan yang baik


(49)

30

juga berdasarkan keseimbangan gizi dan aktivitas fisik. Gizi yang baik mampu membangun system imun yang kuat, mencegah penyakit dan kesehatan yang lebih baik (Zarei, 2013).

2.4.1 Status Gizi

Status Gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Zarei, 2013).

2.4.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Menurut WHO 2014 ,status gizi dapat dilihat dengan adanya interaksi antara makanan yang dikonsumsi, keseluruhan dari kesehatan individu dan lingkungan fisik. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu

a.Pengetahuan Orang Tua

Monteiro (2007) menemukan pengetahuan orang tua mempengaruhi status nutrisi anak. Data menunjukkan, pengetahuan orang tua berpengaruh 10% terhadap prevalensi masalah gizi pada anak.

b. Pemilihan Makanan

Remaja seringnya mengurangi konsumsi susu dan olahannya serta buah-buahan yang memiliki banyak keuntungan untuk tubuhnya. Zarei (2013) menemukan bahwa remaja konsumsi karbohidrat, lemak dan protein dalam kadar tinggi namun konsumsi vitamin C , kalsium dan zat besi sangat kurang


(50)

dari angka kebutuhan gizi remaja. Anjuran yang disarankan untuk remaja adalah mengurangi makanan tinggi lemak jenuh, gula dan garam.

c.Aktivitas Fisik

Rendahnya aktivitas fisik pada 69 remaja, menyebabkan 9,7% obesitas. Pada 64 remaja yang tinggi aktivitas fisiknya menunjukkan hanya 3,2% obesitas. Selain itu, kecenderungan melakukan diet yang salah juga menjadi trend gaya hidup remaja masa kini (Zarei, 2013). Hampir setengah dari remaja di sekolah menengah atas memiliki televise, computer pribadi dan akses internet di kamar mereka. hal ini mampu menyebabkan remaja putri malas untuk bergerak sehingga menyebabkan overweigth.

d.Persepsi

Remaja akan sering memikirkan mengenai berat badannya. Persepsi yang salah akan berat badannya mempengaruhi asupan nutrisi. Remaja cenderung mispersepsi terhadap tubuhnya bahwa mereka tidak memiliki berat ideal seusianya. Padahal menurut perhitungan IMT yang dilakukan, remaja cenderung memiliki badan yang ideal sesuai hasil IMT (Hisar & Toruner, 2012).

e.Sosialekonomi

Sosial ekonomi memiliki hubungan sebab akibat dengan status nutrisi individu. Level sosial ekonomi individu yang rendah memperlihatkan status nutrisi yang kurang dari kebutuhan. Individu yang malnutrisi dilihat dari ketidakadekuatan pada indeks anthropometri yang telah di ukur. Studi kohort


(51)

32

yang telah dilakukan ini juga menunjukkan bahwa status gizi yang dimiliki individu berhubungan dengan pencapaian prestasinya (Baraldi, 2013)

f. Genetics

Menurut NHS Beberapa orang memiliki kondisi genetik yang langka yang dapat menyebabkan obesitas, seperti Prader-Willi syndrome. Ada kemungkinan kecil, keinginan dan pola makan orang tua dapat menurun pada anak.

g. Pengobatan

Pada beberapa kasus, kondisi seseorang di bawah pengobatan tertentu menyebabkan bobot tubuh menjadi tidak normal. Hypotiroidisme dan

Cushing‟s syndrome merupakan beberapa kondisi langka akibat gangguan hormone yang menyebabkan berat badan naik. Pengobatan kortikosteroid dan antidepresan juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi berat badan. Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu (1) Pengetahuan (2) Pola Makan (3) Aktivitas Fisik (4) Persepsi (5) Sosialekonomi

2.4.2. Masalah Gizi

Kekurangan Gizi yang cukup membuat individu menjadi lebih mudah terserang penyakit dan mengalami kematian dini. Jumlah remaja yang dinyatakan gemuk atau obesitas meningkat di negara miskin maupun maju. Beberapa masalah-masalah mencakup gizi menurut WHO yaitu


(52)

Malnutrisi dapat juga diartikan sebagai “Bad Nourishment”. Hal tersebut memperlihatkan ketidakadekuatan individu untuk mengkonsumsi makanan yang cukup, kesalahan pada jenis makanan dan respon tubuh terhadap suatu infeksi yang mengakibatkan tidak mampunya proses absorpsi nutrisi (malabsopsi) (WHO 2014).

b. Anemia

Anemia diakibatkan sebagai insufisiensi asupan zat besi individu (WHO 2014). Kondisi anemia adalah ketika jumlah sel darah merah atau kapasitas oksigen yang dibawa tidak memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Zat besi yang kurang dikonsumsi oleh individu menunjukkan tanda-tanda kekurangan folat, Vitamin B12 dan Vitamin A, inflamasi kronik, infeksi dan gangguan kesehatan. Anemia menghasilkan kekurangan besi pada remaja, dan menjadi penyebab ketiga pada kematian dan kecacatan pada remaja. Zat besi merupakan suplemen yang mampu meningkatkan kesehatan remaja.

c.Obesitas

Obesitas adalah kondisi abnormal atau akumulasi lemak berlebih yang berisiko terhadap kesehatan. Individu yang obesitas memiliki risiko yang besar terhadap penyakit kronik seperti diabetes, gangguan kardiovaskular dan kanker.

2.4.2.1Individu yang berisiko terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan gizi adalah


(53)

34 British Dietetic Association (BDA) telah mengeluarkan daftar diet yang paling tidak sehat (Oktaviani, 2013), yaituBreatharian dietadalah

Diet sangat ekstrim. Metodenya adalah tanpa makan dan minum, hanya menghirup udara. Biotyping adalah diet yang dapat mengurangi lemak dengan cara menyeimbangkan hormone. Gluten-free-Dietini adalah mengurangi konsumsi gluten yaitu protein yang ada di gandum, kue-kue dan oat.Alcorexia/Drunkorexia Dietadalah makan sedikit kalori dan minum alkohol saat pesta atau akhir pekan.Dukan Dietmerupakan diet yang sulit untuk dijalankan karena harus memilih makanan tinggi protein dan karbohidrat rendah.

b.Kurang melakukan aktivitas fisik

Secara global pada 2008, WHO menyatakan bahwa sebanyak 31% dewasa berumur 15 tahun keatas tidak aktif secara fisik. Remaja cenderung malas untuk bergerak (Zarei, 2013). Orang-orang lebih memilih untuk duduk seharian dan melakukan aktivitas ringan yang tidak melakukan banyak gerak. Jika tubuh tidak aktif bergerak, energi yang berasal dari makanan akan menumpuk menjadi lemak (NHS, 2014) c.Riwayat breastfeeding

Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula berbasis kedelai sering ditemukan gejala kekurangan tiamin, yang harus ditangani oleh terapi tiamin. Mengkonsumsi ASI ditemukan sebagai pelindung terhadap obesitas. Efek perlindungan ini lebih besar pada bayi yang secara


(54)

eksklusif disusui ASI. Tidak dilakukannya breasfeeding dalam jangka lama bisa menyebabkan masalah pada status gizi individu (Sutanto, 2011)

d. Tidak seimbangnya konsumsi kalori, lemak, gula dan garam

Prevalensi overweigth dan obesitas dapat diakibatkan oleh meningkatnya proporsi asupan makan yang dikonsumsi sehari-hari

e.Pola Makan Menyimpang

Anoreksia dan bulimia adalah dua kasus spesifik dari gangguan pola makan sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition (DSM-IV). Kasus lain yang sering terjadi di

klinik dan komunitas adalah „Eating disorder no otherwise specified’. EDNOS adalah kasus gangguan pola makan yang tidak spesifik seperti anoreksia dan bulimia namun EDNOS termasuk sebagian dari kedua sindrom tersebut. Sindrom yang muncul adalah sedikitnya konsumsi makanan sehari-hari, tidak nafsu makan dan memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsi (Hoek , 2012)

2.5 Kebutuhan Gizi Remaja (Bestbook, 2010) a.Karbohidrat

Pada remaja perempuan usia 13-18 tahun dibutuhkan energy sebesar 40-50 kal/kg BB/hari. Sumber energy seperti nasi, gandum, umbi-umbian dan sereal secara proporsional paling banyak dikonsumsi dalam sehari (3-8 porsi). Kebutuhan karbohidrat rata-rata sekitar 60-75%.


(55)

36

b.Protein

Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang, dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati terdapat pada kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Kebutuhan protein pada remaja usia 13-15 tahun sebanyak 57 g/hari dan usia 16-18 tahun sebesar 55 g/hati. Rata-rata porsi protein dikonsumsi sekitar 10-15%.

c.Lemak

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jeroan dsb. Depkes RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energy. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energy yang dikonsumsi tidak mencakup karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani juga mengakibatkan asupan Fe dan Zn rendah.

Menurut Sumanto (2009), lemak jenuh cenderung meningkatkan kolesterol darah terdiri dari gajih, kuning telur, keju dan mentega. Lemak tidak jenuh tidak mempengaruhi kenaikan kadar kolesterol, yang terdiri dari alpukat, minyak zaitun, minyak jagung dan minyak ikan.

d. Vitamin dan Mineral

Golongan Vitamin B, yaitu tiamin ( Vit B12), riboflavin (Vit B2), maupun niasin. Asam folat dan Vitamin B12 diperlukan untuk metabolism asam nukleat. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh. Vitamin A untuk memelihara sel dan jaringan tubuh. Kekurangan mineral Fe akan menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan Anemia. Sumber zat besi adalah sayuran hijau, hati, telur, dan daging. Vitamin C dibutuhkan untuk penyerapan Fe yang baik.


(56)

e. Sayuran dan buah

Sayuran dan buah-buahan dikonsumsi individu sebanyak 2 hingga 5 porsi dalam sehari. Kedua sumber makanan ini adalah sumber zat pembangun setelah karbohidrat.

Kebutuhan Gizi Remaja yaitu (1) Karbohidrat (2) Protein (3) Lemak (4) Vitamin dan Mineral (5) Sayuran dan Buah

2.6 Angka Kebutuhan Gizi Remaja

Tabel. 2.1 Angka Kecukupan Gizi 13-15

tahun

16-18 tahun

BB (kg) 46 50

TB (cm) 155 158

Energi (kkal) 2125 2125

Protein (g) 69 59

Lemak (g) 71 71

Karbohidrat (g) 292 292

Air (mL) 2000 2100

Serat (g) 30 30

Vit A (mcg) 600 600

Vit C (mg) 65 75

Vit D (mcg) 15 15

Besi (mg) 26 26

Kalsium (mg) 1200 1200

Iodium (mcg) 150 150

(Kemenkes, 2013)

2.6.1 Pengukuran Status Gizi

Pengukuran status gizi anak dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemeriksaan klinis, biokimia, biofisik dan anthropometri. Metode yang paling sering digunakan adalah pengukuran anthropometri. Pengukuran anthropometri dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT = Body Mass Index) menurut umur, sebagai alat penyaringan (screening, bukan alat diagnostic) yang efektif untuk menilai secara cepat status gizi anak.


(57)

38

Indeks Massa Tubuh merupakan pembagian berat badan (dalam kg) terhadap kuadrat tinggi badan (dalam M). IMT dapat digunakan untuk rentang yang panjang yaitu dari usia 2-20 tahun. Penggunaan IMT menurut umur memiliki beberapa manfaat diantaranya menyediakan suatu referensi alat screening bagi remaja yang sebelumnya belum tersedia. Keuntungan lain adalah dapat melacak factor risiko terhadap perkembangan penyakit. (Sunarti,2004)

2.6.2 Klasifikasi Status Gizi

Tabel. 2.2 Klasifikasi Status Gizi

Classification BMI(kg/m2)

Principal cut-off points

Additional cut-off points

Underweight <18.50 <18.50

Severe thinness <16.00 <16.00 Moderate thinness 16.00 - 16.99 16.00 - 16.99 Mild thinness 17.00 - 18.49 17.00 - 18.49

Normal range 18.50 - 24.99 18.50 - 22.99

23.00 - 24.99

Overweight ≥25.00 ≥25.00

Pre-obese 25.00 - 29.99 25.00 - 27.49 27.50 - 29.99

Obese ≥30.00 ≥30.00

Obese class I 30.00 - 34.99 30.00 - 32.49 32.50 - 34.99 Obese class II 35.00 - 39.99 35.00 - 37.49 37.50 - 39.99

Obese class III ≥40.00 ≥40.00

Source: Adapted from WHO, 1995, WHO, 2000 and WHO 2004.

a. Underweight yaitu<-2SD setara dengan BMI 18,49 kg/ m2 b. Normal yaitu rentang BMI 18,50 kg/ m2 – 24,99 kg/ m2 c. Overweight: >+1SD setara dengan BMI 25 kg/m2 d. Obesity: >+2SD setara dengan BMI 30 kg/m2


(58)

2.7 Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan Hisar & Toruner (2012) mengenai persepsi remaja terhadap Berat badan idealnya. Dengan menggunakan sampel sebanyak 703 orang, hasilnya terdapat 64,7% remaja akurat dalam mengkalsifikasikan status berat badannya dengan perhitungan IMT yang dilakukan. Hughes (2013), meneliti persepsi kepuasan tubuh terhadap keinginan menurunkan berat badan pada remaja. Sampel sebanyak 272 remaja di sekolah menengah atas, hasilnya didapatkan 37,4% remaja putri tidak puas terhadap bentuk tubuhnya dan 54,7% remaja putri berusaha menurunkan berat badannya. Chairiah (2012) meneliti hubungan body image dengan pola makan remaja. Sampel sebanyak 170 remaja putri usia 15-17 tahun. Hasil analisis diperoleh sebanyak 54 (96,4%) remaja putri mempunyai body image negative dan pola makannya buruk.


(59)

40

2.8 Kerangka Teori

Teori Aksi Talcott Parsons (Noorkasiani. H & Ismail. R.,2009) RESPON INDIVIDU STIMULUS

Status Gizi Remaja dipengaruhi:

Pengetahuan Orang Tua

Pola Makan

Aktivitas Fisik

Persepsi

Karakteristik Remaja:

Perkembangan fisik dan biologis

Perkembangan emosional dan kognitif

Perkembangan psikososial

Perkembangan moral dan spiritual

Kebutuhan Gizi Remaja:

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin dan Mineral

Sayuran dan Buah

Gambaran Tubuh dipengaruhi:

Mood, budaya, jenis kelamin, usia, interaksi social, media, lingkungan Masalah Gizi: Anemia Malnutrisi Obesitas Individu berisiko:

Menjalani diet yang tidak sehat

Kurang melakukan aktivitas fisik

Riwayat Breastfeeding

Tidak seimbangnya konsumsi kalori, lemak gula , dan garam

Pola makan menyimpang

genetik

Pengukuran Status Gizi: Indeks Massa Tubuh = BB (kg) / TB²(m)

Pengukuran Gambaran Tubuh:

Pengkajian Physical Self and Personal Self (Kozier, 1998).


(60)

41 BAB III Kerangka Konsep

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti (Swarjana, 2012). Kerangka konsep merupakan konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2008). Konsep dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variable. Variable adalah sebuah konsep yang dioperasionalkan yaitu operasional property dari sebuah objek, agar dapat dioperasionalkan, diaplikasikan dan menjadi property dari objek (Nursalam, 2008). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Kerangka konsep penelitian hubungan antara status gizi dengan gambaran tubuh remaja


(61)

42 Variabel Independen Variabel Dependen

3.1.1 Hipotesa atau Pertanyaan Penelitian

Ho: tidak ada hubungan bermakna antara status gizi dan gambaran tubuh pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi

Ha: ada hubungan bermakna anatara status gizi dan gambaran tubuh pada remaja putri di SMAN 3 Cimahi

3.1.2 Definisi Operasional

Peneliti mampu melakukan penelitian jika memahami konsep teori dari variabel yang bersifat operasional agar variabel tersebut dapat diukur. Variable-variabel yang terdapat dalam penelitian ini yang terdiri atas dependent, independent dan confounding. Variabel yang menyebabkan adanya perubahan terhadap variabel yang lain disebut variabel independen atau variabel yang dikategorikan sebagai penyebab dari berubahnya variabel lain. Variabel dependent dikenal sebagai akibat (effect) atau variabel yang berubah akibat perubahan variabel lain. Confounding variabel merupakan variabel lainnya yang kemungkinan berpengaruh terhadap hubungan antar variabel yang ingin diteliti atau peneliti memahaminya sebagai variabel penganggu (Swarjana, 2012)

Gambaran tubuh

- Positif - Negatif

Status Gizi

- Kurus - Normal - Gemuk - Obesitas


(62)

Status gizi merupakan variable independent sedangkan gambaran tubuh merupakan variable dependent, kedua variabel ini akan diteliti hubungannya. Selain itu juga factor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan gambaran tubuh seperti Usia, Jenis kelamin, Aktivitas fisik, perubahan fisik, pola makan, budaya dan media merupakan variabel confounding atau perancu yang terdapat dalam penelitian ini. Vaiabel-variabel penelitian disajikan dalam table dibawah ini:

Tabel 3.1

Variabel Definisi Operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Status gizi Keseimbangan asupan nutrisi yang dikonsumsi yang berkaitan dengan pola makan, pengetahuan, persepsi dan aktivitas fisik sehingga dapat menggunakan angka kebutuhan gizi yang disarankan sebagai acuan Pengukuran anthropometri : Indeks Massa Tubuh menurut umur. Cara pengukurannya dengan pembagian berat badan terhadap kuadrat tinggi badan

IMT = BB (kg) / TB² (m)

(Sunarti, 2004).

Stature meter 2 m dan Timbangan dengan merk miyako yang sudah di kalibrasi

1. Pada nilai

BMI ≤

18,49 dinyatakan kurus 2. Pada rentang BMI 18,50-24,99 dinyatakan normal 3. Pada nilai

BMI

≥25,00

dinyatakan gemuk 4. Pada nilai

BMI

≥30,00

dinyatakan obesitas


(63)

44 (WHO, 2004) Gambaran tubuh Persepsi, sikap, dan keyakinan responden mengenai perubahan fisik atau tubuh berkaitan dengan kemampuannya untuk diakui dalam bersosialisasi, meliputi penampilan diri yang dianggap menarik, usaha-usaha memperbaiki dan meningkatkan penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan persepsi terhadap berat badan Pernyataan pada kuesioner gambaran tubuh menggunakan skala Likert, yaitu pada pernyataan positif nilai 4=sangat setuju, 3=setuju, 2=tidak setuju, 1=sangat tidak setuju. Pada pernyataan negative, 4=sangat tidak setuju, 3=tidak setuju, 2=setuju, 1=sangat setuju

Kuesioner Positif jika nilai rata-rata ≥ 26.33. Negatif jika nilai rata-rata ≤ 26.32.

(Dahlan,2011)


(1)

42 15 18.42 1 2 1 2 4 1 1 3 2 2 3 21 2

43 16 23.24 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 24 2

44 16 22.07 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 3 23 2

45 15 19.22 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 28 1

46 16 21.22 2 3 1 1 2 3 2 2 2 1 3 18 2

47 16 22.93 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 21 2

48 15 23.06 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 22 2

49 15 23.78 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 22 2

50 15 21.04 2 2 3 2 4 3 2 3 3 4 4 27 1

51 15 23.04 2 4 3 3 3 3 2 4 4 1 1 24 2

52 15 23.06 2 3 2 1 4 4 3 2 4 2 3 28 1

53 16 18.76 2 1 1 1 4 1 1 3 4 4 1 21 2

54 15 17.05 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 24 2

55 15 19.89 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 27 1

56 16 19.04 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 29 1

57 16 21.91 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 29 1

58 16 19.73 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 23 2

59 17 21.9 2 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 30 1

60 16 21.28 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28 1

61 17 18.02 1 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 25 2

62 16 24.03 2 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 26 2

63 16 22.22 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 4 24 2

64 17 30.7 3 2 3 2 3 1 2 2 2 4 4 25 2

65 17 25 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3 4 23 2

66 17 25.2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 20 2

67 16 24.74 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 3 18 2

68 17 20.02 2 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3 30 1

69 17 22.91 2 4 3 2 4 2 2 3 4 3 3 30 1

70 15 24 2 3 3 1 2 2 2 3 3 4 3 26 2

71 15 20 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 1

72 16 21.22 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 24 2

73 17 29.67 3 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 24 2

74 17 16.63 1 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 37 1

75 16 24.6 2 4 2 2 3 1 3 3 3 4 4 25 2

76 16 26.7 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 31 1

77 16 19.62 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 4 30 1

78 17 19.87 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 25 2

79 17 21.62 2 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 29 1

80 16 20.56 2 2 3 3 3 1 3 4 1 4 4 28 1

81 17 18.9 2 2 2 1 1 2 2 3 1 3 3 26 2

82 16 18.49 1 2 3 2 4 2 4 3 4 3 3 33 1

83 17 17.71 1 3 2 2 3 1 3 3 2 4 3 26 2


(2)

85 16 20.71 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 28 1

86 16 16.44 1 2 1 2 3 2 4 3 2 2 3 30 1

87 17 19.9 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 26 2

88 17 17.74 1 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 26 2

89 16 24.52 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 4 25 2

90 16 19.89 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 4 25 2

91 17 24.06 2 2 1 2 3 1 3 3 2 3 4 24 2

92 17 22.76 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 4 25 2

93 17 22.03 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 36 1

94 17 18.61 2 2 2 2 4 3 2 3 1 3 3 29 1

95 16 21.9 2 3 2 1 3 1 3 3 1 3 3 23 2

96 16 23.19 2 3 2 2 4 2 2 3 4 2 3 33 1

97 16 19.9 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 37 1

98 16 23.3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 25 2

99 15 21.75 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 27 1

10

0 15 16.66 1 2 3 1 4 2 2 3 4 3 3 30 1

10

1 17 22.8 2 2 3 2 3 1 3 2 4 3 3 26 2

10

2 17 18.02 1 2 3 2 3 2 2 3 2 4 3 26 2

10

3 15 17.08 1 3 3 1 3 1 2 3 2 3 4 25 2

10

4 15 18.46 1 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 30 1

10

5 16 18.61 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 30 1

10

6 15 22.36 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 23 2

10

7 17 33.33 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 23 2

10

8 16 18.17 1 4 3 2 2 4 4 3 2 2 4 30 1

10

9 16 16.2 1 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 28 1

11

0 16 20.81 2 2 2 1 3 3 2 3 4 3 3 26 2

11

1 16 16.73 1 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 29 1

11

2 15 20.83 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 25 2

11

3 15 20.54 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 24 2

11

4 15 20.95 2 2 4 1 3 2 4 4 3 4 4 27 1


(3)

5 11

6 16 17.33 1 3 2 1 1 1 2 4 1 3 3 21 2

11

7 16 17.85 1 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 32 1

11

8 15 18.77 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 27 1

11

9 15 17.08 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27 1

12

0 17 21.4 2 3 3 2 4 1 3 3 4 3 3 29 1

12

1 16 20.69 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3 25 2

12

2 16 20.28 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 28 1

12

3 16 18.17 1 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 29 1

12

4 15 29.24 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 1

12

5 16 23.49 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2

12

6 15 21.05 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 25 2

12

7 16 20.39 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 26 2

12

8 16 21.2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 28 1

12

9 17 18.73 2 1 2 1 3 3 3 4 4 3 4 28 1

13

0 16 21.05 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 3 22 2

13

1 15 20.23 2 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 27 1

13

2 15 19.97 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 28 1

13

3 15 19.23 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 26 2

13

4 15 16.76 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 24 2

13

5 15 21.21 2 3 3 1 2 2 2 3 2 4 4 26 2

13

6 16 21.78 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 1

13

7 15 22.07 2 3 2 2 4 3 4 4 4 3 4 33 1

13

8 15 17.8 1 3 1 2 4 1 3 3 1 3 3 24 2


(4)

9 14

0 15 21.07 2 1 1 2 3 1 4 1 4 4 4 25 2

14

1 17 24 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 26 2

14

2 15 26.67 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 22 2

14

3 15 23.37 2 1 3 1 4 1 1 2 4 4 1 22 2

14

4 16 23.3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 25 2

14

5 15 19.73 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 1

14

6 16 20.18 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 27 1

14

7 15 18.79 2 1 1 2 3 1 3 2 2 4 2 21 2

14

8 16 24.87 2 1 1 2 3 1 3 2 2 4 2 21 2

14

9 17 19.29 2 2 2 1 1 1 2 3 1 4 4 21 2

15

0 16 22.37 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27 1

15

1 16 22.22 2 2 2 1 2 1 3 3 2 3 3 22 2

15

2 16 24.91 2 1 2 1 2 1 3 3 1 4 4 22 2

15

3 16 19.97 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 30 1

15

4 15 23.23 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 32 1

15

5 16 24.14 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 31 1

15

6 16 16.23 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 1

15

7 16 18.21 1 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 29 1

15

8 16 18.21 1 2 2 1 2 1 3 3 2 4 4 24 2

15

9 15 17.79 1 3 3 1 2 2 3 4 1 4 4 27 1

16

0 16 18.61 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 4 25 2

16

1 17 18.59 2 3 3 3 1 3 3 4 1 4 4 29 1

16

2 16 24 2 2 2 1 1 2 2 2 1 4 4 21 2


(5)

3 16

4 17 20.71 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 25 2

16

5 16 15.62 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 26 2

16

6 17 18.51 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 26 2

16

7 16 22.15 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 23 2

16

8 16 19.3 2 1 3 2 3 1 3 3 3 3 4 26 2

16

9 16 19.11 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 4 26 2

17

0 16 18.25 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 27 1

17

1 16 18.13 1 2 2 1 2 1 3 3 2 3 3 22 2

17

2 15 20.28 2 2 1 1 3 3 2 2 1 4 4 23 2

17

3 16 18.04 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 25 2

17

4 16 16.23 1 3 2 2 1 1 3 3 2 3 2 22 2

17

5 16 20.22 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 4 24 2

17

6 15 22.2 2 3 3 2 2 1 1 4 1 4 4 25 2

17

7 16 22.47 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 1

17

8 17 22.2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 28 1

17

9 17 20.45 2 3 1 2 4 1 3 2 4 3 4 27 1

18

0 16 23.01 2 2 2 2 4 4 4 3 4 4 3 27 1

18

1 17 16.23 1 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 31 1

18

2 16 16.01 1 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 27 1

18

3 15 19.87 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 3 22 2

18

4 15 18.67 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 23 2

18

5 16 20.12 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 26 2

18

6 15 20.36 2 4 1 2 4 3 3 3 4 3 3 30 1


(6)

7 18

8 15 20.02 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 28 1

18

9 15 21.5 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 27 1

19

0 15 20.95 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 25 2

19

1 15 19.31 2 3 4 2 3 2 4 3 4 1 4 30 1

19

2 16 29.64 3 2 4 3 3 3 2 3 1 4 2 27 1

19

3 15 19.92 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 1

19

4 15 11.31 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 19 2

19

5 15 19.72 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 28 1

19

6 16 20.71 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 24 2

19

7 16 20.5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 27 1

19