Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo
i
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG GIZI DAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI
BALITA DI KECAMATAN PASAR REBO
FANJI ANDI BIMANTORO
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita
di Kecamatan Pasar Rebo adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Fanji Andi Bimantoro
NIM I14114002
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
iii
ABSTRAK
FANJI ANDI BIMANTORO. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo.
Dibimbing oleh SRI ANNA MARLIYATI.
Pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu diperlukan dalam
pemberian pola makan yang baik bagi balita sehingga gizi yang cukup bagi balita
akan tercapai, dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan
dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi balita di Kecamatan
Pasar Rebo. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah desain cross
sectional. Contoh dalam penelitian ini adalah 100 orang ibu dan balitanya.
Pengolahan dan analisis data menggunakan program Microsoft Excell dan
Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji statistika, terdapat hubungan signifikan antara partisipasi ibu
balita di posyandu terhadap tingkat pengetahuan gizi dan posyandu ibu balita
(p0.05). Tingkat pengetahuan gizi
ibu balita juga tidak berpengaruh signifikan terhadap status gizi balita berdasarkan
indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB (p>0.05).
Kata kunci: Pengetahuan gizi, sikap gizi, status gizi balita, posyandu.
ABSTRACT
FANJI ANDI BIMANTORO. Correlation between Knowledge and Mother’s
Attitudes about Nutrition and Posyandu with Nutritional Status of Children in
Subdistrict Pasar Rebo. Supervised by SRI ANNA MARLIYATI.
Knowledge and mother’s attitudes about nutrition and posyandu are
required to improve children feeding pattern so that adequate nutrition for the
children is reached, and in this way they can grow and develop well. The purpose
of this study was to analyze the correlation between knowledge and mother’s
attitudes about nutrition and posyandu with nutritional status of children in
subdistrict Pasar Rebo. Study design used in this study was a cross-sectional
design. The sampling of this reasearch was 100 mother and their underfive
children. Data processing and analysis was done using Microsoft Excel and the
Statistical Package for Social Science (SPSS) version 16.0 for Windows. Based on
the results of statistical test, there was a significant correlation between the level
of participation of mothers with nutrition knowledge levels (p 0.05). Mothers nutrition knowledge level had no significant
correlation with nutritional status of children based index weight for age, height
for age, and weight for height (p> 0.05).
Key word : Nutrition knowledge, nutrition attitudes, nutritional status, posyandu.
iv
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG GIZI DAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI
BALITA DI KECAMATAN PASAR REBO
FANJI ANDI BIMANTORO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
v
Judul : Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu
dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo
Nama : Fanji Andi Bimantoro
NIM : I14114002
Disetujui oleh
Dr Ir Sri Anna Marliyati MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
hikmat dan kasih karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Hubungan
antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi
Balita di Kecamatan Pasar Rebo” ini dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, serta
masukan sehingga skripsi ini bisa ditulis dengan baik, serta kepada dr. Karina
Rahmadia Ekawidyani, MSc selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang
telah banyak memberi saran terhadap skripsi ini. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada ibu-ibu kader Posyandu Dahlia Mekar 2 Kelurahan Pekayon
Kecamatan Pasar Rebo, serta teman-teman yang terlibat dalam proses
pengumpulan data di lokasi penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, mama, mbah
Mudjiati, adik-adik (Edo, Riski, Fani), serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
dukungan yang diberikan. Terima kasih juga untuk AKK (Tin, Andrian,
Alfriendo, Jo, Amos) dan keluarga COOL Sabtu (bang Hendri, Kak Jessy, Mona,
Yusuf, Yanto, Yanuar, Ledy, Ricky, Riko, Vicky, dan teman-teman lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu) yang telah mendukung dalam doa dan selalu
memberi semangat. Terima kasih pula kepada teman-teman alih jenis Gizi
angkatan 5 yang banyak memberi masukan demi terlangsungnya seminar,
penelitian, dan sidang akhir.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2014
Fanji Andi Bimantoro
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Hipotesis .............................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................... 3
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 5
Desain, Waktu, dan Tempat ................................................................................. 5
Teknik Penarikan Contoh .................................................................................... 5
Jenis dan Metode pengumpulan data ................................................................... 5
Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 6
Definisi Operasional ............................................................................................ 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 10
Karakteristik Keluarga ....................................................................................... 10
Karakteristik Balita ............................................................................................ 12
Status Gizi Balita ............................................................................................... 12
Pengetahuan Ibu Balita tentang Gizi dan Posyandu .......................................... 14
Kebiasaan Makan Balita .................................................................................... 14
Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Balita............................. 16
Partisipasi Ibu Balita di Posyandu ..................................................................... 18
HubunganTingkat Kehadiran Ibu Balita di Posyandu dengan
Pengetahuan Gizi ............................................................................................... 19
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Balita dengan
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein ............................................................. 20
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi dan Posyandu dengan
Status Gizi Balita (BB/U, TB/U, BB/TB) .......................................................... 20
Hubungan Tingkat Kehadiran Ibu Balita di Posyandu dengan
Status Gizi Balita (BB/U, TB/U, BB/TB) .......................................................... 21
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 22
Kesimpulan ........................................................................................................ 22
Saran .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 33
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jenis dan cara pengumpulan data ................................................................. 6
Jenis Varibel Data dan Kategorinya ............................................................. 8
Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga ............................... 10
Karakteristik balita menurut umur dan jenis kelamin ................................ 12
Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi ............................................ 12
Persentase jawaban benar setiap pertanyaan mengenai Posyandu ............. 14
Kebiasaan makan balita berdasarkan tingkat pendidikan ibu .................... 15
Total asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi balita .................. 16
Sebaran tingkat kehadiran ibu balita di Posyandu berdasarkan ................. 18
Sebaran ibu balita menurut tingkat pengetahuan dan kehadiran di
Posyandu .................................................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 4
Posyandu Dahlia Mekar 2 tampak depan .................................................... 32
Ibu-ibu dan balita di Posyandu Dahlia Mekar II ......................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuesioner recall 2x24 jam ........................................................................... 26
Hasil uji normalitas data .............................................................................. 29
Hasil uji chi-square antara tingkat pendidikan dengan kebiasaan
sarapan pada balita ...................................................................................... 29
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat partisipasi ibu balita
di Posyandu dengan tingkat pengetahuan gizi dan Posyandu ..................... 29
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan ibu
balita dengan tingkat kecukupan energi dan protein ................................... 30
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan ibu
balita dengan status gizi balita menurut BB/TB, BB/U, TB/U ................... 30
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat kehadiran ibu balita
dengan status gizi balita menurut BB/TB, BB/U, TB/U ............................. 30
Peta Kelurahan Pekayon .............................................................................. 31
Dokumentasi kegiatan ................................................................................. 32
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak dasawarsa 1990-an, kata kunci pembangunan bangsa-bangsa di dunia
berkembang, termasuk Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang
kuat, kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Salah satu cara mengukur tinggi rendahnya kualitas SDM menggunakan Indeks
Pembangungan Manusia (Human Development Indeks). Kualitas sumber daya
manusia (SDM) Indonesia yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Indeks) masih sangat rendah. Pada tahun 2000 berdasarkan
informasi yang diperoleh oleh United Nation Development Program, HDI
Indonesia berada pada urutan ke 109 dari 174 negara. Indonesia masih tertinggal
dari Negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Brunai Darussalam
(Soekirman 2000).
Kualitas manusia dari pandangan gizi dijabarkan dalam bentuk
peningkatan kemampuan intelektual dan kesehatan yang bisa diukur dengan
terwujudnya kemampuan fisik dan produktifitas kerja. Perhatian besar dalam
usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dewasa ini adalah usaha
mempersiapkan generasi muda melalui pembinaan gizi dan kesehatan sejak dini
mulai dari pembinaan wanita calon ibu, pemeliharaan janin, bayi, anak balita, dan
anak sekolah. Hal ini dimaksudkan dengan semakin dini dan berkesinambungan
pembinaan gizi dan kesehatan serta stimulasi yang dilakukan maka pembentukan
generasi berkualitas semakin cepat terwujud (Yuliana et al. 2006).
Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat yang dimanfaatkan oleh
ibu untuk memperoleh pelayanan dan sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuannya dalam hal gizi dan kesehatan. Pemantauan status
gizi dan kesehatan anak dapat dilakukan dengan baik melalui kegiatan di
posyandu, (Madanijah & Triana 2007). Posyandu telah berperan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu balita. Hal ini terbukti dengan berkurangnya
angka kematian ibu hamil dan menurunnya jumlah balita yang kurang gizi serta
meningkatnya kesehatan ibu dan anak balita. Selama 5 tahun, dapat menurunkan
angka kematian ibu dan anak (AKB) sebesar 73/1000 kelahiran hidup, nenjadi
58/1000 kelahiran hidup (Depkes 1997).
Peran Posyandu perlu didukung oleh masyarakat, khususnya peran ibu
sebagai tokoh penting di keluarga sebagai pengambil keputusan pemenuhan gizi
bagi balita. Penemuan Khomsan et al. (2007) di Jawa Barat memaparkan ibu yang
sering pergi ke posyandu memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi daripada
ibu yang jarang pergi ke posyandu. Menurut Khomsan et al. (2006) masalah yang
menyebabkan malnutrisi adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya
pengertian tentang kebiasaan makan yang baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan
antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi
balita di Kecamatan Pasar Rebo. Pasar Rebo merupakan salah satu wilayah yang
terletak di daerah pinggiran Ibu Kota Jakarta, melalui penelitian ini penulis ingin
2
mengamati bagaimana pelaksanaan kegiatan posyandu di daerah pinggiran Ibu
Kota Jakarta.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penilitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan
dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi balita di Kecamatan
Pasar Rebo.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1.
Mengidentifikasi karakteristik keluarga (besar keluarga, umur, pendidikan,
dan pekerjaan)
2.
Mengidentifikasi karakteristik balita (umur, jenis kelamin, dan status gizi)
3.
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu balita seputar gizi dan posyandu
4.
Mengidentifikasi tingkat kehadiran ibu di posyandu
5.
Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan
konsumsi pangan balita (recall 2x24 jam)
6.
Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu balita di posyandu
dengan tingkat pengetahuan gizi
7.
Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan tingkat
kecukupan energi dan zat gizi
8.
Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi
balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB)
9.
Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu balita di posyandu
dengan status gizi balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB)
Hipotesis
1.
2.
Tingkat kehadiran ibu balita di posyandu berhubungan dengan tingkat
pengetahuan gizinya
Pengetahuan ibu balita tentang gizi dan posyandu berhubungan dengan
status gizi balita
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan
status gizi balita. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengembangan keilmuan, institusi terkait seperti institusi kesehatan, serta kepada
pemerintah maupun pihak swasta dalam membuat kebijakan program tentang gizi
dan kesehatan yang akan berdampak pada pencapaian status gizi baik pada
seluruh balita di Indonesia.
3
KERANGKA PEMIKIRAN
Balita merupakan salah satu dari penduduk yang masuk dalam kategori
rawan kekurangan gizi. Menurut Khomsan et al. (2009) periode kritis anak berada
pada lima tahun pertama setelah kelahiran. Pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal pada periode ini, akan melahirkan generasi yang berkualitas dikemudian
hari. Balita perlu mendapat perhatian khusus karena selain peka terhadap
kekurangan gizi juga sangat peka terhadap lingkungan. Status gizi pada balita
secara langsung diakibatkan oleh makanan yang dikonsumsi dan penyakit infeksi
yang diderita oleh balita.
Pelayanan dasar gizi dan kesehatan untuk balita salah satunya dapat
dilaksanakan melalui posyandu. Menurut Khomsan et al. (2007) pelayanan gizi
dan kesehatan yang diberikan oleh posyandu kepada balita mencangkup
penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, pemberian suplemen
zat gizi, imunisasi, pemberian makanan tambahan, penyuluhan gizi dan kesehatan
pada ibu balita. Posyandu diharapkan dapat mempercepat uapaya perbaikan status
gizi dalam menurunkan angka kematian balita dan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk serta mampu mengubah sikap dan perilaku keluarga dari yang kurang sehat
menjadi sikap dan perilaku yang sehat.
Selain peran dari posyandu, peran yang paling penting dalam menjaga status
gizi dan kesehatan anak adalah peran keluarga sebagai komponen terdekat dengan
balita. Peranan ibu banyak berpengaruh terhadap pola makan keluarga karena
ibulah yang mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja,
memasak, serta mengajarkan tata cara makan terhadap anak-anaknya. Dengan
meningkatnya pengetahuan gizi yang dimiliki ibu, semakin tinggi pula
kemampuan ibu dalam memilih dan merencanakan makanan dengan ragam dan
kombinasi yang sesuai dengan syarat-syarat gizi.
Pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi dan posyandu diharapkan
meningkatkan kesadaran ibu untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan di
posyandu. Salah satu fungsi posyandu melalui pemantauan status gizi balita
memberikan informasi yang akurat dan cepat kepada ibu tentang status gizi
balitanya, sehingga ibu mempunyai kesempatan untuk memperbaiki status gizi
balitanya. Selain itu, salah satu kegiatan posyandu adalah memberikan
penyuluhan tentang gizi dan informasi kesehatan terkini, sehingga kepada peserta
yang hadir akan dibekali dengan pengetahuan gizi yang lebih baik. Menurut
penemuan Khomsan et al. (2007) di Jawa Barat, ibu yang sering pergi ke
posyandu memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi daripada ibu yang jarang
pergi ke posyandu.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu
dengan status gizi balita. Adapun sampel berasal dari ibu-ibu di Kecamatan Pasar
Rebo.
4
Karakteristik keluarga
Besar keluarga
Pengetahuan ibu balita
tentang gizi dan
posyandu
Konsumsi pangan
Tingkat kehadiran Ibu
di posyandu
Status gizi Balita
Karakteristik orang tua
balita:
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Kegiatan posyandu:
Pemberian PMT
Pelayanan posyandu
Sarana & Prasarana
Penyakit infeksi
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
:
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
5
METODE PENELITIAN
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan data hasil program CSR PT Nutricia Indonesia
Sejahtera yang bekerjasama dengan PERGIZI Pangan Indonesia, dan Departemen
Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor yang dilakukan pada bulan Oktober
2013. Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional study.
Lokasi penelitian terletak di kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara melalukan wawancara kepada
ibu balita menggunakan kuesioner, serta melakukan pengambilan data status gizi
balita melalui penimbangan dan pengukuran tinggi atau panjang badan.
Teknik Penarikan Contoh
Contoh dalam penelitian ini berasal dari populasi rumah tangga yang
memiliki bayi dan balita, bertempat tinggal di RW terpilih di Kelurahan Pekayon,
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Jumlah contoh minimum untuk rumah
tangga ditentukan dengan menggunakan rumus perhitungan minimum sebagai
berikut:
n = zα2 x p (1-p) = 1.962 x 0.5 (1-0.5)
d2
0.12
n = 97
Keterangan:
n = Jumlah contoh minimal
p = Estimasi proporsi
d = simpangan mutlak = 10% (batas toleransi)
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2 = 1.96 (nilai z pada derajat
kepercayaan
1-α/2 (α = 0.5)
Jumlah contoh minimal yang dihasilkan kemudian dibulatkan menjadi 100
yang merupakan jumlah contoh dalam penelitian ini.
Jenis dan Metode pengumpulan data
Contoh dalam penelitian ini dipilih dengan teknik convenience sampling.
Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu dan balitanya yang pernah
berkunjung ke Posyandu Dahlia Mekar II RW 01 Kelurahan Pekayon, serta
bersedia di wawancara sebagai contoh dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi dari
penelitian ini adalah balita yang berusia kurang dari 6 bulan, atau balita yang
hanya mengonsumsi ASI eksklusif saja.
Data primer dari penelitian ini meliputi besar keluarga, karakteristik ibu dan
balita (umur, pendidikan, pekerjaan), karakteristik balita (jenis kelamin, umur,
berat badan, tinggi/panjang badan), pengetahuan ibu balita tentang gizi dan
posyandu, praktek pemberian makan pada balita dan partisipasi ibu balita di
Posyandu. Data berat badan diperoleh dari pengukuran langsung dibantu dengan
alat timbang injak (analog) kapasitas 130 kg dengan ketelitian 0.5 kg dan tinggi
6
badan menggunakan alat microtoise kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm.
Data sekunder meliputi data gambaran umum lokasi penelitian. Jenis data dan
cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 1. Kuesioner untuk recall 2x24 jam
disajikan pada Lampiran 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
Data
Karakteristik keluarga -Besar Keluarga
Karakteristik orang
tua balita
-Umur
-Pendidikan
-Pekerjaan
Pengetahuan ibu
-Pengetahuan ibu
balita tentang gizi dan balita tentang gizi
posyandu
-Pengetahuan ibu
tentang posyandu
Praktek dan
-Respon dan sikap Ibu
partisipasi ibu pada
terhadap pelayanan
posyandu
posyandu
-Tingkat kehadiran ibu
di posyandu
Konsumsi pangan
-Jenis pangan yang
balita
dikonsumsi
- Jumlah pangan yang
dikonsumsi
Status gizi balita
-Umur
-Jenis Kelamin
-Berat badan (BB)
-Tinggi/panjang badan
(TB)
Keadaan umum
Profil wilayah dan
lokasi penelitian
posyandu
Jenis
Data
Primer
Cara
pengumpulan
data
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
serta Pengukuran
langsung
Sekunder
Arsip dari
Instansi terkait
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
program komputer Microsoft Excel 2010, SPSS versi 16.0 for windows, dan WHO
Anthro V3.0.1. Proses pengolahan data meliputi pengeditan data, pemberian kode,
entri data, cleaning data dan analisis data. Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk menggambarkan frekuensi, rata-rata, dan standar deviasi dari besar
keluarga, pendidikan dan pekerjaan orangtua, karakteristik balita, pengetahuan ibu
balita tentang gizi dan posyandu, sedangkan statistik inferensia meliputi uji
korelasi.
Data karakterisktik keluarga yaitu besar keluarga dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 8 orang). Data
karakteristik orang tua balita menurut usia dikelompokkan menjadi dewasa dini
(18-39 tahun), dewasa madya (40-60 tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun). Data
7
tingkat pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Jenis pekerjaannya terdiri
dari ibu rumah tangga, wiraswasta, PNS, karyawan swasta, petani, buruh, TNI dan
Polri.
Penilaian pengetahuan ibu balita tentang gizi dan posyandu berdasarkan
kemampuan ibu balita dalam menjawab berbagai pertanyaan tentang gizi dan
Posyandu, kemudian skor dari hasil jawaban dikategorikan menjadi kurang (skor
80%). Sikap ibu terhadap gizi dan
pelayanan di posyandu digambarkan dengan jumlah kehadirannya di posyandu,
berdasarkan kehadirannya dikategorikan menjadi rutin, kadang-kadang, jarang,
dan tidak pernah datang.
Data konsumsi pangan balita diperoleh dengan metode Food Recall 2 x 24
jam. Data tersebut diolah secara deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel
2010. Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan gizi yang
dikonsumsi adalah:
Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan:
Kgij
= Kandungan zat gizi i dari bahan pangan j
Bj
= Berat bahan pangan j (gram)
Gij
= Kandungan zat gizi i dari bahan pangan j
BDD
= Persen bahan pangan j yang dapat dimakan
(Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994)
Setelah diketahui jumlah asupan zat gizi, kemudian dibandingkan dengan
angka kecukupan gizi (AKG) untuk balita. Secara umum, tingkat kecukupan gizi
dapat dihitung dengan rumus berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):
Tingkat kecukupan zat gizi =
Konsumsi zat gizi aktual
x 100 %
Angka kecukupan gizi (AKG)
Hasil akhir dari perhitungan kecukupan zat gizi akan berbentuk persentase,
kemudian kecukupan energi dan protein dikategorikan berdasarkan Depkes (1996)
ke dalam lima kategori yaitu: (1) Defisit tingkat berat: 120% AKG. Kategori kecukupan
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B dibagi menjadi dua
kategori menurut Gibson (2005), yaitu defisit apabila +2 SD)
3. BB/TB
Sangat kurus (z-score < -3 SD)
Kurus (-3 SD ≤ z-score < -2 SD)
Normal (-2 SD ≤ z-score ≤ + 2 SD
Gemuk (z-score > +2 SD)
Sumber
Acuan
Hurlock
1993
WNPG
2004
Kemenkes
2010
Khomsan
2000
-
Depkes
1996
Gibson
2005
WHO
2006
9
Definisi Operasional
Balita merupakan singkatan dari Bawah Lima Tahun, merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita
dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan.
Besar keluarga adalah banyaknya individu yang tinggal bersama dalam satu atap
dan bergantung pada sumber penghidupan yang sama.
Karakteristik contoh adalah data yang berisi tentang jenis kelamin, umur, berat
badan, dan tinggi badan contoh yang diambil melalui wawancara dengan
orang tua contoh dan pengukuran langsung atau data dari Posyandu di
Kelurahan Pekayon.
Karakteristik keluarga adalah kondisi keluarga contoh yang meliputi umur,
pendidikan, pekerjaan, dan status gizi orang tua, diambil melalui pengisian
kuesioner dan pengukuran langsung.
Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dimakan oleh balita dinilai dari
recall 2x24 jam.
Pekerjaan adalah jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga, seperti wiraswasta, PNS, karyawan swasta,
petani, buruh, TNI dan Polri.
Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh anggota
keluarga dari pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan dalam bentuk uang
dan dibagi dengan seluruh tanggungan keluarga yang dinyatakan dalam
rupiah (Rp) perkapita perbulan.
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh
oleh orang tua balita, dikelompokkan menjadi SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.
Pengetahuan ibu balita tentang gizi dan Posyandu adalah tingkat pemahaman
ibu balita mengenai gizi, pelayanan, dan program yang terdapat di
posyandu seperti gizi seimbang, slogan 4 sehat 5 sempurna, pemberian
ASI eksklusif, MP-ASI, PMT, dan pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi.
Partisipasi dalam hal kehadiran adalah keterlibatan ibu untuk aktif
menimbangkan balita setiap bulan ke posyandu secara rutin.
Perilaku ibu adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh ibu balita dalam praktek
pemberian makanan kepada balitanya serta ditunjukkan dengan tingkat
kehadirannya di posyandu.
Sikap gizi adalah kecenderungan seseorang untuk menyetujui atau tidak
menyetujui terhadap suatu pernyataan (statement) yang diajukan terkait
dengan pangan dan gizi.
Status gizi balita adalah keadaan gizi balita yang diukur menggunakan metode
antropometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) yang mengacu pada WHO tahun 2006.
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Pekayon merupakan salah satu dari lima kelurahan di Kecamatan
Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kelurahan Pekayon berbatasan dengan Cijantung di
sebelah utara, berbatasan dengan Cibubur di sebelah timur, berbatasan dengan
Depok di sebelah selatan, dan berbatasan dengan kali Suwuk di sebelah barat.
Luas wilayahnya 313,73 Ha, terdiri atas 116 RT dan 10 RW. Posyandu Dahlia
Mekar II merupakan Posyandu yang terletak di RT 009 RW 01 Kelurahan
Pekayon. Jumlah penduduk di RW 01 terdiri dari laki-laki, sebesar 2.097 dan
penduduk perempuan sebesar 1.983 jiwa, sedangkan jumlah balita sebesar 308
jiwa. Tingkat pendidikan penduduk terbanyak adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) sederajat dengan mata pencaharian penduduk terbanyak sebagai karyawan
swasta. Posyandu ini memiliki kader aktif sejumlah 5 orang, yang aktif juga
sebagai pengajar di PAUD. Setiap bulannya, posyandu ini melayani penimbangan,
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, pemberian pil KB, Program Makanan
Tambahan (susu dan biskuit) , dan pemeriksaan kesehatan pada balita. Selain itu,
Posyandu Dahlia Mekar II memiliki program tambahan seperti Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UP2KS), Bina Keluarga Bahagia (BKB),
pembinaan lansia, Gerakan Sayang Ibu, pemberantasan sarang nyamuk, dan
pembuatan lubang resapan biopori.
Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga dalam penelitian ini meliputi besar keluarga,
karakteristik umur ibu, tingkat pendidikan formal, dan jenis pekerjaan. Sebaran
contoh menurut karakteristik sosial keluarga disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga
Variabel
n
%
Besar keluarga
80
80
Kecil (≤ 4 orang)
19
19
Sedang (5-7 orang)
1
1
Besar (≥ 8 orang)
100
100
Total
4±0.94
Rata-rata±SD
Umur ibu balita
Dewasa muda (≤ 29 tahun)
36
36
Dewasa madya (30-49 tahun)
61
61
Dewasa lanjut (≥ 50 tahun)
3
3
100
100
Total
31.8±6.07
Rata-rata±SD
Tingkat pendidikan
SD/sederajat
9
9
SMP/sederajat
17
17
SMA/sederajat
55
55
PT/sederajat
19
19
100
100
Total
11
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga (lanjutan)
Variabel
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
PNS
Wiraswasta
Buruh
Lainnya
Total
n
%
80
1
9
5
5
100
80
1
9
5
5
100
Besar Keluarga
Besar keluarga merupakan banyaknya individu yang tinggal bersama dalam
satu atap dan bergantung pada sumber penghidupan yang sama. Anggota keluarga
terdiri dari ayah, ibu, anak, saudara, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal
dalam satu atap. Jumlah keluarga dalam penelitian ini berkisar antara 3 sampai 8
orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, dimana
sebagian besar terdiri atas orang tua dengan dua anak. Pada Tabel 3 dapat dilihat
bahwa sebanyak 80% contoh memiliki besar keluarga masuk dalam kategori kecil.
Hal ini memenuhi norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak (BPS 2000).
Umur Ibu Balita
Umur ibu balita diklasifikasikan menurut WNPG (2004), rata-rata umur ibu
balita yaitu 31.8 tahun. Rentang umur ibu balita berkisar antara 20-55 tahun,
dimana persentase terbesar yaitu 61% berada pada kategori umur 30-49 tahun.
Menurut Kotler (2002), salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
seseorang dalam menerima informasi adalah umur. Sunyoto (1991) menyatakan
bahwa seseorang yang berumur relatif muda cenderung lebih cepat menerima
sesuatu yang baru sedangkan orang yang termasuk golongan tua cenderung
bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga sulit untuk menerima hal-hal yang
bersifat baru.
Pendidikan
Menurut Hardinsyah (2007) semakin tinggi pendidikan seseorang maka
akan semakin mudah mengakses informasi mengenai gizi, sehingga diharapkan
akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih baik. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
persentase pendidikan ibu balita terbanyak pada tingkat pendidikan
SMA/sederajat sebesar 55%, diikuti tingkat pendidikan Perguruan
Tinggi/sederajat sebesar 19%.
Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas
hidup seseorang. Tingkat pendidikan orangtua khususnya ibu merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak, termasuk pemberian
makan, pola konsumsi pangan, dan status gizi anak (Madanijah 2003).
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang merupakan sumber pendapatannya, menurut Khomsan
et al. (2007), dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka keluarga
tersebut relatif terjamin pendapatan setiap bulannya. Menurut Soekirman (2000)
12
tingginya tingkat pendapatan cenderung diikuti dengan tingginya jumlah dan jenis
pangan yang dikonsumsi. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase pekerjaan
ibu balita terbesar adalah sebagai ibu rumah tangga (80%), diikuti oleh bidang
pekerjaan wiraswasta (9%). Pekerjaan utama seseorang mempengaruhi partisipasi
seseorang dalam suatu kegiatan. Jika pekerjaan utama seseorang membutuhkan
waktu yang banyak maka partisipasi orang tersebut dalam suatu kegiatan akan
rendah.
Karakteristik Balita
Karakteristik balita meliputi jenis kelamin, umur, dan status gizi. Sebaran
contoh berdasarkan karakteristik umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik balita menurut umur dan jenis kelamin
Laki-Laki Perempuan
Total
Kelompok umur
n
%
n
%
n
%
0-6 bulan
7-12 bulan
13-36 bulan
37-60 bulan
Total
Rata-rata±SD
0
1
22
24
47
0
2
47
51
100
0
0
2
4
29
55
22
42
53
100
35,11±13,61
0
3
51
46
100
0
3
51
46
100
Balita dalam penelitian ini terdiri atas 47% laki-laki dan 53% perempuan.
Balita laki-laki terbanyak pada kelompok umur 37-60 bulan (51%), sedangkan
balita perempuan terbanyak pada kelompok umur 13-36 bulan (55%). Rata-rata
umur balita yaitu 35,11 bulan dengan persentase balita terbanyak pada kelompok
umur 13-36 bulan (51%), diikuti dengan kelompok umur 37-60 bulan (46%).
Status Gizi Balita
Menurut Soekirman (2004), bayi sampai anak berusia lima tahun atau
disebut dengan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui merupakan penduduk
golongan rawan kekurangan gizi. Status gizi balita dapat menggambarkan status
gizi di masyarakat. Penilaian status gizi anak dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometrik, klinik, dan laboratorik. Cara antropometrik merupakan cara yang
relatif sederhana dan banyak dilakukan. Sebaran contoh status gizi balita dalam
penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi
Variabel
Indeks BB/U
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
Total
Z-Scored
(Ratarata±SD)
0
2
39
6
47
0
8
78
14
100
-0.048±
1.76
0
4
83
13
100
0
6
39
8
53
0
11
74
15
100
13
Tabel 5 Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi (lanjutan)
Variabel
Indeks TB/U
Sangat pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Total
Indeks BB/TB
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Total
Laki-laki
n
%
Jenis kelamin
Perempuan
n
%
Total
0
1
36
10
47
0
2
77
21
100
4
3
37
9
53
8
6
70
17
100
4
4
73
19
100
2
5
32
8
47
4
11
68
17
100
0
6
38
9
53
0
11
72
17
100
2
11
70
17
100
Z-Scored
(Ratarata±SD)
0.244±
1.86
0.032±
2.03
Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur
Indeks berat badan menurut umur lebih mencerminkan status gizi saat ini
karena berat badan menggambarkan massa tubuh yang sensitif terhadap
perubahan mendadak. Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk
air, lemak, tulang, dan otot. Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata nilai Z-score
BB/U balita adalah -0.048 atau tergolong baik. Sebesar 83% balita laki-laki dan
74% balita perempuan berstatus gizi baik.
Status Gizi Balita berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur
Indeks tinggi badan menurut umur dapat menggambarkan status gizi masa
lalu seseorang. Hal ini disebabkan tinggi badan lebih menggambarkan
pertumbuhan skeletal yang dalam keadaan normal berjalan seiring dengan
pertumbuhan umur dan relatif kurang sensitif terhadap masalah kurang gizi dalam
waktu pendek (Supariasa et al. 2001).
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata Z-score TB/U adalah 0.244
atau tergolong normal. Sebesar 77% balita laki-laki dan 70% balita perempuan
berstatus gizi normal. Namun sebanyak 8% dari balita perempuan masuk dalam
kategori sangat pendek dan pendek (stunting) sedangkan pada balita laki-laki
tidak ditemukan kasus tersebut. Hasil ini sejalan dengan penelitian Khomsan et al.
(2007) di Jawa Barat, dimana balita laki-laki memiliki kecenderungan tinggi
badan lebih tinggi dibanding balita perempuan.
Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan status gizi,
karena BB/TB dapat memberi gambaran proporsi berat badan relatif terhadap
tinggi badan, sehingga indeks ini dijadikan indikator kekurusan seseorang.
Menurut Soekirman (2000) berat badan berkolerasi linear dengan tinggi badan.
Hal ini berarti bahwa dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan
diikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata Z-score BB/TB adalah 0.032 atau
tergolong normal. Sebesar 68 % balita laki-laki dan 72% balita perempuan masuk
dalam kategori normal. Namun sebanyak 13% dari total balita masuk dalam
14
kategori kurus dan sangat kurus berdasarkan kriteria WHO. Masalah gizi dan
kesehatan masyarakat tergolong tinggi apabila prevalensi kurus (wasting) berkisar
antara 10-14%. Riyadi (2001) menyatakan bahwa wasting secara luas digunakan
untuk menjelaskan proses yang mengarah pada terjadinya kehilangan berat badan,
sebagai akibat dari kelaparan akut atau penyakit berat. Selain itu dalam penelitian
ini sebanyak 17% dari total balita termasuk gemuk.
Pengetahuan Ibu Balita tentang Gizi dan Posyandu
Menurut Sukandar dan Riyadi (2009), pengetahuan gizi merupakan aspek
kognitif yang mencirikan seseorang memahami tentang gizi, pangan, dan
kesehatan. Menurut Suhardjo (1996), pengetahuan gizi mempengaruhi praktek
melalui sikap terhadap makanan, sedangkan praktek konsumsi makanan
merupakan hasil interaksi dari pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi. Tingkat
pengetahuan ibu balita diukur dari pertanyaan-pertanyaan umum mengenai gizi
dan Posyandu. Tabel 6 menyajikan persentase jawaban yang benar dari
pertanyaan yang diajukan kepada ibu balita seputar gizi dan Posyandu.
Tabel 6 Persentase jawaban benar setiap pertanyaan mengenai Posyandu
No.
Pengetahuan mengenai posyandu
n
%
1. Tahu dan memahami beberapa kegiatan di posyandu
96
96
2. Tahu manfaat tentang posyandu bagi anak
81
81
3. Tahu mengenai slogan 4 sehat 5 sempurna
78
78
4. Tahu tentang gizi seimbang
11
11
5. Tahu mengenai fungsi KMS
81
81
6. Tahu manfaat dari KMS
56
56
7. Tahu mengenai ASI eksklusif
77
77
8. Tahu manfaat ASI eksklusif
95
95
9. Tahu mengenai pemberian MP ASI
84
84
10. Tahu contoh beberapa MP ASI yang baik
93
93
11. Tahu tentang PMT
51
51
12. Tahu tentang menentukan status gizi pada balita
47
47
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42% ibu balita memiliki
pengetahuan gizi dan Posyandu dalam kategori sedang (skor 60-79). Berdasarkan
hasil wawancara, sebagian besar ibu balita (>80%) hanya mengetahui fungsi
posyandu sebatas tempat penimbangan balita saja. Pengetahuan tentang gizi dan
posyandu cukup wajar jika banyak diketahui oleh ibu balita, karena pelaksanaan
kegiatan posyandu yang rutin dilaksanakan setiap bulannya melibatkan ibu balita.
Aspek pengetahuan gizi dan posyandu yang paling sedikit diketahui/dijawab
benar oleh ibu adalah pertanyaan mengenai gizi seimbang (11%), indikator status
gizi balita (47%), mengenai PMT (51%), dan manfaat dari KMS (56%). Khomsan
et al. (2009) menyatakan bahwa pengetahuan gizi merupakan prasyarat penting
untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku gizi. Pengetahuan gizi yang baik
akan mendorong ibu untuk mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi
anak-anaknya.
Kebiasaan Makan Balita
Mariani (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa ketidaktahuan
tentang gizi dapat mengakibatkan seseorang salah memilih dan menyajikan
15
makanan bagi anak. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan mempraktekkan
pemberian makanan yang sehat dan bergizi kepada anak-anaknya. Peranan ibu
banyak berpengaruh terhadap pola makan keluarga karena ibulah yang
mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak, serta
mengajarkan tata cara makan terhadap anak-anaknya. Kebiasaan makan balita
pada penelitian mencakup frekuensi makan dan kebiasaan makan. Data kebiasaan
makan berdasarkan tingkat pendidikan ibu disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Kebiasaan makan balita berdasarkan tingkat pendidikan ibu
Kebiasaan
Makan
Frekuensi Makan
≤2 kali per hari
3 kali per hari
>3 kali per hari
Total
Kebiasaan sarapan
Ya, setiap hari
Tidak
Total
Waktu Sarapan
Jam 5-6
Jam 6-7
Jam 7-8
Jam 8-9
>Jam 9
Total
n
SD
%
n
SMP
%
SMA
n
%
n
PT
%
n
Total
%
1
7
1
9
11
78
11
100
3
13
1
17
18
76
6
100
10
41
4
55
18
75
5
100
4
14
1
19
21
74
5
100
18
75
7
100
18
75
7
100
9
0
9
100
0
100
13
4
17
76
24
100
39
16
55
71
29
100
10
9
19
53
47
100
71
29
100
71
29
100
0
5
2
2
0
9
0
56
22
22
0
100
1
8
4
4
0
17
6
47
24
24
0
100
4
24
14
11
2
55
7
44
25
20
4
100
3
11
4
0
1
19
16
58
21
0
5
100
8
48
24
17
3
100
8
48
24
17
3
100
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa frekuensi makan rata-rata balita
adalah 3 kali per hari (75%). Namun tidak semua balita terbiasa sarapan pagi,
masih ada sebesar 29% balita yang tidak terbiasa sarapan pagi. Hasil survey ini
sedikit berbeda dengan hasil penelitan Khomsan et al. (2009) yang dilakukan di
wilayah Bogor dimana jumlah anak yang terbiasa sarapan lebih dari 75%.
Kebiasaan tidak sarapan pada balita menunjukkan kebiasaan makan yang
kurang baik. Menurut Khomsan et al. (2009) sarapan pagi adalah bekal untuk
melakukan aktivitas sepanjang pagi hingga siang. Paling tidak ada dua manfaat
pentingnya sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat
yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula darah
yang normal merupakan bekal untuk melakukan aktivitas fisik. Kedua, sarapan
pagi akan memberikan kontribusi penting pemenuhan beberapa zat gizi yang
diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat
gizi ini bermanfaat dalam proses fisiologis tubuh.
Sarapan pagi yang terlewatkan akan menyebabkan tubuh kekurangan
glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena
tiadanya suplai energi. Jika hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar
persediaan tenaga yang ada dari jaringan lemak tubuh. Tidak sarapan pagi
menyebabkan kekosongan lambung selama 10-11 jam karena makanan terakhir
yang masuk ke tubuh seseorang adalah saat makan malam.
Kebiasaan waktu sarapan pada balita beragam, mulai dari jam 5 pagi hingga
di atas jam 9 pagi. Waktu sarapan yang paling sering dilakukan berkisar antara
jam 6-7 pagi (48%). Waktu tersebut adalah saat sebagian besar orang tua maupun
16
anak-anak memulai aktivitas harian. Hasil analisis chi-square menunjukkan
bahwa kebiasaan sarapan pada balita tidak berhubungan signifikan dengan
pendidikan ibu balita (P>0.05). Kebiasaan makan balita kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi keluarga, tingkat pendapatan, dan
besar keluarga.
Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Balita
Menurut Khomsan et al. (2007), pangan merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia agar dapat hidup sehat. Semakin beragam pangan yang
dikonsumsi maka akan semakin beragam pula zat gizi yang diperoleh sehingga
dapat meningkatkan mutu gizi. Asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi
balita disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Total asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi balita
Energi dan Zat gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (µgRE)
Vitamin C (mg)
Vitamin B1 (mg)
Asupan
854±255
29.1±58.6
306±222
460.8±528.5
5.9±4,6
580.1±335.7
9±8
15.5±97.5
Tk. kecukupan
70%
100%
60%
120%
10%
140%
20%
140%
Kategori
Defisit tingkat sedang
Normal
Defisit
Cukup
Defisit
Cukup
Defisit
Cukup
Asupan Energi Anak Balita
Asupan energi secara keseluruhan rata-rata sebesar 854 kkal/hari, terlihat
bahwa asupan energi hanya mencukupi 70% angka kecukupan gizi yang
dianjurkan (RDA). Sumbangan energi terbesar untuk balita berasal dari konsumsi
makanan pokok yaitu nasi. Menurut Hardinsyah dan Martianto (1988),
kekurangan zat gizi khususnya energi dan protein pada tahap awal menimbulkan
rasa lapar, dalam jangka waktu tertentu maka berat badan akan menurun.
Kekurangan yang berlanjut akan menyebabkan kekurangan energi dan protein
(marasmus, kwashiorkor, atau marasmus-kwashiorkor). Bila tidak ada perbaikan
asupan energi dan protein yang mencukupi maka seseorang akhirnya akan mudah
terserang penyakit dan selanjutnya mengakibatkan kematian.
Asupan Protein Anak Balita
Protein berfungsi sebagai katalisator, pembawa, penggerak, pengatur,
ekspresi genetik, neurotransmitter, penguat struktur, penguat imunitas, dan untuk
pertumbuhan (Hardinsyah & Tambunan 2004). Tabel 8 menunjukkan bahwa
asupan protein anak balita rata-rata sebesar 29.1 g/hari. Secara keseluruhan,
asupan tersebut telah mencukupi angka kecukupan protein yang dianjurkan
(100%). Asupan protein ini pada umumnya berasal dari konsumsi telur ayam.
Konsumsi 1 butir telur ayam telah memberikan kontribusi protein sekitar 30%
dari rata-rata angka kebutuhan protein yang dianjurkan untuk balita dalam
penelitian ini, olahan telur ayam yang biasa dikonsumsi oleh balita pada penelitian
ini adalah telur dadar dan telur ceplok. Selain berasal dari telur, asupan protein
pada balita banyak bersumber dari konsumsi daging ayam, susu bubuk, tempe,
dan tahu.
17
Asupan Kalsium Anak Balita
Asupan kalsium anak balita pada umumnya masih defisit, hanya mencukupi
60% dari angka yang dianjurkan, adapun rata-rata konsumsi kalsium aktual anak
balita sebesar 306 mg/hari. Konsumsi kalsium ini bervariasi pada anak balita, dari
yang sangat rendah sampai yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari standar deviasi
yang cukup besar. Susu dan produk-produk olahannya umumnya kaya akan
kalsium karena memiliki kandungan kalsium
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG GIZI DAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI
BALITA DI KECAMATAN PASAR REBO
FANJI ANDI BIMANTORO
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita
di Kecamatan Pasar Rebo adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Fanji Andi Bimantoro
NIM I14114002
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
iii
ABSTRAK
FANJI ANDI BIMANTORO. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo.
Dibimbing oleh SRI ANNA MARLIYATI.
Pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu diperlukan dalam
pemberian pola makan yang baik bagi balita sehingga gizi yang cukup bagi balita
akan tercapai, dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan
dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi balita di Kecamatan
Pasar Rebo. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah desain cross
sectional. Contoh dalam penelitian ini adalah 100 orang ibu dan balitanya.
Pengolahan dan analisis data menggunakan program Microsoft Excell dan
Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji statistika, terdapat hubungan signifikan antara partisipasi ibu
balita di posyandu terhadap tingkat pengetahuan gizi dan posyandu ibu balita
(p0.05). Tingkat pengetahuan gizi
ibu balita juga tidak berpengaruh signifikan terhadap status gizi balita berdasarkan
indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB (p>0.05).
Kata kunci: Pengetahuan gizi, sikap gizi, status gizi balita, posyandu.
ABSTRACT
FANJI ANDI BIMANTORO. Correlation between Knowledge and Mother’s
Attitudes about Nutrition and Posyandu with Nutritional Status of Children in
Subdistrict Pasar Rebo. Supervised by SRI ANNA MARLIYATI.
Knowledge and mother’s attitudes about nutrition and posyandu are
required to improve children feeding pattern so that adequate nutrition for the
children is reached, and in this way they can grow and develop well. The purpose
of this study was to analyze the correlation between knowledge and mother’s
attitudes about nutrition and posyandu with nutritional status of children in
subdistrict Pasar Rebo. Study design used in this study was a cross-sectional
design. The sampling of this reasearch was 100 mother and their underfive
children. Data processing and analysis was done using Microsoft Excel and the
Statistical Package for Social Science (SPSS) version 16.0 for Windows. Based on
the results of statistical test, there was a significant correlation between the level
of participation of mothers with nutrition knowledge levels (p 0.05). Mothers nutrition knowledge level had no significant
correlation with nutritional status of children based index weight for age, height
for age, and weight for height (p> 0.05).
Key word : Nutrition knowledge, nutrition attitudes, nutritional status, posyandu.
iv
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG GIZI DAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI
BALITA DI KECAMATAN PASAR REBO
FANJI ANDI BIMANTORO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
v
Judul : Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu
dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo
Nama : Fanji Andi Bimantoro
NIM : I14114002
Disetujui oleh
Dr Ir Sri Anna Marliyati MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
hikmat dan kasih karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Hubungan
antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi
Balita di Kecamatan Pasar Rebo” ini dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, serta
masukan sehingga skripsi ini bisa ditulis dengan baik, serta kepada dr. Karina
Rahmadia Ekawidyani, MSc selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang
telah banyak memberi saran terhadap skripsi ini. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada ibu-ibu kader Posyandu Dahlia Mekar 2 Kelurahan Pekayon
Kecamatan Pasar Rebo, serta teman-teman yang terlibat dalam proses
pengumpulan data di lokasi penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, mama, mbah
Mudjiati, adik-adik (Edo, Riski, Fani), serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
dukungan yang diberikan. Terima kasih juga untuk AKK (Tin, Andrian,
Alfriendo, Jo, Amos) dan keluarga COOL Sabtu (bang Hendri, Kak Jessy, Mona,
Yusuf, Yanto, Yanuar, Ledy, Ricky, Riko, Vicky, dan teman-teman lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu) yang telah mendukung dalam doa dan selalu
memberi semangat. Terima kasih pula kepada teman-teman alih jenis Gizi
angkatan 5 yang banyak memberi masukan demi terlangsungnya seminar,
penelitian, dan sidang akhir.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2014
Fanji Andi Bimantoro
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Hipotesis .............................................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................... 3
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 5
Desain, Waktu, dan Tempat ................................................................................. 5
Teknik Penarikan Contoh .................................................................................... 5
Jenis dan Metode pengumpulan data ................................................................... 5
Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................. 6
Definisi Operasional ............................................................................................ 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 10
Karakteristik Keluarga ....................................................................................... 10
Karakteristik Balita ............................................................................................ 12
Status Gizi Balita ............................................................................................... 12
Pengetahuan Ibu Balita tentang Gizi dan Posyandu .......................................... 14
Kebiasaan Makan Balita .................................................................................... 14
Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Balita............................. 16
Partisipasi Ibu Balita di Posyandu ..................................................................... 18
HubunganTingkat Kehadiran Ibu Balita di Posyandu dengan
Pengetahuan Gizi ............................................................................................... 19
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Balita dengan
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein ............................................................. 20
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi dan Posyandu dengan
Status Gizi Balita (BB/U, TB/U, BB/TB) .......................................................... 20
Hubungan Tingkat Kehadiran Ibu Balita di Posyandu dengan
Status Gizi Balita (BB/U, TB/U, BB/TB) .......................................................... 21
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 22
Kesimpulan ........................................................................................................ 22
Saran .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 33
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jenis dan cara pengumpulan data ................................................................. 6
Jenis Varibel Data dan Kategorinya ............................................................. 8
Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga ............................... 10
Karakteristik balita menurut umur dan jenis kelamin ................................ 12
Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi ............................................ 12
Persentase jawaban benar setiap pertanyaan mengenai Posyandu ............. 14
Kebiasaan makan balita berdasarkan tingkat pendidikan ibu .................... 15
Total asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi balita .................. 16
Sebaran tingkat kehadiran ibu balita di Posyandu berdasarkan ................. 18
Sebaran ibu balita menurut tingkat pengetahuan dan kehadiran di
Posyandu .................................................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 4
Posyandu Dahlia Mekar 2 tampak depan .................................................... 32
Ibu-ibu dan balita di Posyandu Dahlia Mekar II ......................................... 32
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kuesioner recall 2x24 jam ........................................................................... 26
Hasil uji normalitas data .............................................................................. 29
Hasil uji chi-square antara tingkat pendidikan dengan kebiasaan
sarapan pada balita ...................................................................................... 29
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat partisipasi ibu balita
di Posyandu dengan tingkat pengetahuan gizi dan Posyandu ..................... 29
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan ibu
balita dengan tingkat kecukupan energi dan protein ................................... 30
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan ibu
balita dengan status gizi balita menurut BB/TB, BB/U, TB/U ................... 30
Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat kehadiran ibu balita
dengan status gizi balita menurut BB/TB, BB/U, TB/U ............................. 30
Peta Kelurahan Pekayon .............................................................................. 31
Dokumentasi kegiatan ................................................................................. 32
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak dasawarsa 1990-an, kata kunci pembangunan bangsa-bangsa di dunia
berkembang, termasuk Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang
kuat, kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.
Salah satu cara mengukur tinggi rendahnya kualitas SDM menggunakan Indeks
Pembangungan Manusia (Human Development Indeks). Kualitas sumber daya
manusia (SDM) Indonesia yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Indeks) masih sangat rendah. Pada tahun 2000 berdasarkan
informasi yang diperoleh oleh United Nation Development Program, HDI
Indonesia berada pada urutan ke 109 dari 174 negara. Indonesia masih tertinggal
dari Negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Brunai Darussalam
(Soekirman 2000).
Kualitas manusia dari pandangan gizi dijabarkan dalam bentuk
peningkatan kemampuan intelektual dan kesehatan yang bisa diukur dengan
terwujudnya kemampuan fisik dan produktifitas kerja. Perhatian besar dalam
usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dewasa ini adalah usaha
mempersiapkan generasi muda melalui pembinaan gizi dan kesehatan sejak dini
mulai dari pembinaan wanita calon ibu, pemeliharaan janin, bayi, anak balita, dan
anak sekolah. Hal ini dimaksudkan dengan semakin dini dan berkesinambungan
pembinaan gizi dan kesehatan serta stimulasi yang dilakukan maka pembentukan
generasi berkualitas semakin cepat terwujud (Yuliana et al. 2006).
Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat yang dimanfaatkan oleh
ibu untuk memperoleh pelayanan dan sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuannya dalam hal gizi dan kesehatan. Pemantauan status
gizi dan kesehatan anak dapat dilakukan dengan baik melalui kegiatan di
posyandu, (Madanijah & Triana 2007). Posyandu telah berperan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu balita. Hal ini terbukti dengan berkurangnya
angka kematian ibu hamil dan menurunnya jumlah balita yang kurang gizi serta
meningkatnya kesehatan ibu dan anak balita. Selama 5 tahun, dapat menurunkan
angka kematian ibu dan anak (AKB) sebesar 73/1000 kelahiran hidup, nenjadi
58/1000 kelahiran hidup (Depkes 1997).
Peran Posyandu perlu didukung oleh masyarakat, khususnya peran ibu
sebagai tokoh penting di keluarga sebagai pengambil keputusan pemenuhan gizi
bagi balita. Penemuan Khomsan et al. (2007) di Jawa Barat memaparkan ibu yang
sering pergi ke posyandu memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi daripada
ibu yang jarang pergi ke posyandu. Menurut Khomsan et al. (2006) masalah yang
menyebabkan malnutrisi adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya
pengertian tentang kebiasaan makan yang baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan
antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi
balita di Kecamatan Pasar Rebo. Pasar Rebo merupakan salah satu wilayah yang
terletak di daerah pinggiran Ibu Kota Jakarta, melalui penelitian ini penulis ingin
2
mengamati bagaimana pelaksanaan kegiatan posyandu di daerah pinggiran Ibu
Kota Jakarta.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penilitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan
dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan status gizi balita di Kecamatan
Pasar Rebo.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1.
Mengidentifikasi karakteristik keluarga (besar keluarga, umur, pendidikan,
dan pekerjaan)
2.
Mengidentifikasi karakteristik balita (umur, jenis kelamin, dan status gizi)
3.
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu balita seputar gizi dan posyandu
4.
Mengidentifikasi tingkat kehadiran ibu di posyandu
5.
Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan
konsumsi pangan balita (recall 2x24 jam)
6.
Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu balita di posyandu
dengan tingkat pengetahuan gizi
7.
Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan tingkat
kecukupan energi dan zat gizi
8.
Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi
balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB)
9.
Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu balita di posyandu
dengan status gizi balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB)
Hipotesis
1.
2.
Tingkat kehadiran ibu balita di posyandu berhubungan dengan tingkat
pengetahuan gizinya
Pengetahuan ibu balita tentang gizi dan posyandu berhubungan dengan
status gizi balita
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu dengan
status gizi balita. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengembangan keilmuan, institusi terkait seperti institusi kesehatan, serta kepada
pemerintah maupun pihak swasta dalam membuat kebijakan program tentang gizi
dan kesehatan yang akan berdampak pada pencapaian status gizi baik pada
seluruh balita di Indonesia.
3
KERANGKA PEMIKIRAN
Balita merupakan salah satu dari penduduk yang masuk dalam kategori
rawan kekurangan gizi. Menurut Khomsan et al. (2009) periode kritis anak berada
pada lima tahun pertama setelah kelahiran. Pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal pada periode ini, akan melahirkan generasi yang berkualitas dikemudian
hari. Balita perlu mendapat perhatian khusus karena selain peka terhadap
kekurangan gizi juga sangat peka terhadap lingkungan. Status gizi pada balita
secara langsung diakibatkan oleh makanan yang dikonsumsi dan penyakit infeksi
yang diderita oleh balita.
Pelayanan dasar gizi dan kesehatan untuk balita salah satunya dapat
dilaksanakan melalui posyandu. Menurut Khomsan et al. (2007) pelayanan gizi
dan kesehatan yang diberikan oleh posyandu kepada balita mencangkup
penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, pemberian suplemen
zat gizi, imunisasi, pemberian makanan tambahan, penyuluhan gizi dan kesehatan
pada ibu balita. Posyandu diharapkan dapat mempercepat uapaya perbaikan status
gizi dalam menurunkan angka kematian balita dan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk serta mampu mengubah sikap dan perilaku keluarga dari yang kurang sehat
menjadi sikap dan perilaku yang sehat.
Selain peran dari posyandu, peran yang paling penting dalam menjaga status
gizi dan kesehatan anak adalah peran keluarga sebagai komponen terdekat dengan
balita. Peranan ibu banyak berpengaruh terhadap pola makan keluarga karena
ibulah yang mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja,
memasak, serta mengajarkan tata cara makan terhadap anak-anaknya. Dengan
meningkatnya pengetahuan gizi yang dimiliki ibu, semakin tinggi pula
kemampuan ibu dalam memilih dan merencanakan makanan dengan ragam dan
kombinasi yang sesuai dengan syarat-syarat gizi.
Pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi dan posyandu diharapkan
meningkatkan kesadaran ibu untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan di
posyandu. Salah satu fungsi posyandu melalui pemantauan status gizi balita
memberikan informasi yang akurat dan cepat kepada ibu tentang status gizi
balitanya, sehingga ibu mempunyai kesempatan untuk memperbaiki status gizi
balitanya. Selain itu, salah satu kegiatan posyandu adalah memberikan
penyuluhan tentang gizi dan informasi kesehatan terkini, sehingga kepada peserta
yang hadir akan dibekali dengan pengetahuan gizi yang lebih baik. Menurut
penemuan Khomsan et al. (2007) di Jawa Barat, ibu yang sering pergi ke
posyandu memiliki pengetahuan gizi yang lebih tinggi daripada ibu yang jarang
pergi ke posyandu.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi dan posyandu
dengan status gizi balita. Adapun sampel berasal dari ibu-ibu di Kecamatan Pasar
Rebo.
4
Karakteristik keluarga
Besar keluarga
Pengetahuan ibu balita
tentang gizi dan
posyandu
Konsumsi pangan
Tingkat kehadiran Ibu
di posyandu
Status gizi Balita
Karakteristik orang tua
balita:
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Kegiatan posyandu:
Pemberian PMT
Pelayanan posyandu
Sarana & Prasarana
Penyakit infeksi
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
:
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
5
METODE PENELITIAN
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan data hasil program CSR PT Nutricia Indonesia
Sejahtera yang bekerjasama dengan PERGIZI Pangan Indonesia, dan Departemen
Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor yang dilakukan pada bulan Oktober
2013. Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional study.
Lokasi penelitian terletak di kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara melalukan wawancara kepada
ibu balita menggunakan kuesioner, serta melakukan pengambilan data status gizi
balita melalui penimbangan dan pengukuran tinggi atau panjang badan.
Teknik Penarikan Contoh
Contoh dalam penelitian ini berasal dari populasi rumah tangga yang
memiliki bayi dan balita, bertempat tinggal di RW terpilih di Kelurahan Pekayon,
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Jumlah contoh minimum untuk rumah
tangga ditentukan dengan menggunakan rumus perhitungan minimum sebagai
berikut:
n = zα2 x p (1-p) = 1.962 x 0.5 (1-0.5)
d2
0.12
n = 97
Keterangan:
n = Jumlah contoh minimal
p = Estimasi proporsi
d = simpangan mutlak = 10% (batas toleransi)
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2 = 1.96 (nilai z pada derajat
kepercayaan
1-α/2 (α = 0.5)
Jumlah contoh minimal yang dihasilkan kemudian dibulatkan menjadi 100
yang merupakan jumlah contoh dalam penelitian ini.
Jenis dan Metode pengumpulan data
Contoh dalam penelitian ini dipilih dengan teknik convenience sampling.
Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu dan balitanya yang pernah
berkunjung ke Posyandu Dahlia Mekar II RW 01 Kelurahan Pekayon, serta
bersedia di wawancara sebagai contoh dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi dari
penelitian ini adalah balita yang berusia kurang dari 6 bulan, atau balita yang
hanya mengonsumsi ASI eksklusif saja.
Data primer dari penelitian ini meliputi besar keluarga, karakteristik ibu dan
balita (umur, pendidikan, pekerjaan), karakteristik balita (jenis kelamin, umur,
berat badan, tinggi/panjang badan), pengetahuan ibu balita tentang gizi dan
posyandu, praktek pemberian makan pada balita dan partisipasi ibu balita di
Posyandu. Data berat badan diperoleh dari pengukuran langsung dibantu dengan
alat timbang injak (analog) kapasitas 130 kg dengan ketelitian 0.5 kg dan tinggi
6
badan menggunakan alat microtoise kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm.
Data sekunder meliputi data gambaran umum lokasi penelitian. Jenis data dan
cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 1. Kuesioner untuk recall 2x24 jam
disajikan pada Lampiran 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
Data
Karakteristik keluarga -Besar Keluarga
Karakteristik orang
tua balita
-Umur
-Pendidikan
-Pekerjaan
Pengetahuan ibu
-Pengetahuan ibu
balita tentang gizi dan balita tentang gizi
posyandu
-Pengetahuan ibu
tentang posyandu
Praktek dan
-Respon dan sikap Ibu
partisipasi ibu pada
terhadap pelayanan
posyandu
posyandu
-Tingkat kehadiran ibu
di posyandu
Konsumsi pangan
-Jenis pangan yang
balita
dikonsumsi
- Jumlah pangan yang
dikonsumsi
Status gizi balita
-Umur
-Jenis Kelamin
-Berat badan (BB)
-Tinggi/panjang badan
(TB)
Keadaan umum
Profil wilayah dan
lokasi penelitian
posyandu
Jenis
Data
Primer
Cara
pengumpulan
data
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
Primer
Wawancara
dengan Kuesioner
serta Pengukuran
langsung
Sekunder
Arsip dari
Instansi terkait
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
program komputer Microsoft Excel 2010, SPSS versi 16.0 for windows, dan WHO
Anthro V3.0.1. Proses pengolahan data meliputi pengeditan data, pemberian kode,
entri data, cleaning data dan analisis data. Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk menggambarkan frekuensi, rata-rata, dan standar deviasi dari besar
keluarga, pendidikan dan pekerjaan orangtua, karakteristik balita, pengetahuan ibu
balita tentang gizi dan posyandu, sedangkan statistik inferensia meliputi uji
korelasi.
Data karakterisktik keluarga yaitu besar keluarga dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 8 orang). Data
karakteristik orang tua balita menurut usia dikelompokkan menjadi dewasa dini
(18-39 tahun), dewasa madya (40-60 tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun). Data
7
tingkat pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Jenis pekerjaannya terdiri
dari ibu rumah tangga, wiraswasta, PNS, karyawan swasta, petani, buruh, TNI dan
Polri.
Penilaian pengetahuan ibu balita tentang gizi dan posyandu berdasarkan
kemampuan ibu balita dalam menjawab berbagai pertanyaan tentang gizi dan
Posyandu, kemudian skor dari hasil jawaban dikategorikan menjadi kurang (skor
80%). Sikap ibu terhadap gizi dan
pelayanan di posyandu digambarkan dengan jumlah kehadirannya di posyandu,
berdasarkan kehadirannya dikategorikan menjadi rutin, kadang-kadang, jarang,
dan tidak pernah datang.
Data konsumsi pangan balita diperoleh dengan metode Food Recall 2 x 24
jam. Data tersebut diolah secara deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel
2010. Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan gizi yang
dikonsumsi adalah:
Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan:
Kgij
= Kandungan zat gizi i dari bahan pangan j
Bj
= Berat bahan pangan j (gram)
Gij
= Kandungan zat gizi i dari bahan pangan j
BDD
= Persen bahan pangan j yang dapat dimakan
(Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994)
Setelah diketahui jumlah asupan zat gizi, kemudian dibandingkan dengan
angka kecukupan gizi (AKG) untuk balita. Secara umum, tingkat kecukupan gizi
dapat dihitung dengan rumus berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):
Tingkat kecukupan zat gizi =
Konsumsi zat gizi aktual
x 100 %
Angka kecukupan gizi (AKG)
Hasil akhir dari perhitungan kecukupan zat gizi akan berbentuk persentase,
kemudian kecukupan energi dan protein dikategorikan berdasarkan Depkes (1996)
ke dalam lima kategori yaitu: (1) Defisit tingkat berat: 120% AKG. Kategori kecukupan
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B dibagi menjadi dua
kategori menurut Gibson (2005), yaitu defisit apabila +2 SD)
3. BB/TB
Sangat kurus (z-score < -3 SD)
Kurus (-3 SD ≤ z-score < -2 SD)
Normal (-2 SD ≤ z-score ≤ + 2 SD
Gemuk (z-score > +2 SD)
Sumber
Acuan
Hurlock
1993
WNPG
2004
Kemenkes
2010
Khomsan
2000
-
Depkes
1996
Gibson
2005
WHO
2006
9
Definisi Operasional
Balita merupakan singkatan dari Bawah Lima Tahun, merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita
dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan.
Besar keluarga adalah banyaknya individu yang tinggal bersama dalam satu atap
dan bergantung pada sumber penghidupan yang sama.
Karakteristik contoh adalah data yang berisi tentang jenis kelamin, umur, berat
badan, dan tinggi badan contoh yang diambil melalui wawancara dengan
orang tua contoh dan pengukuran langsung atau data dari Posyandu di
Kelurahan Pekayon.
Karakteristik keluarga adalah kondisi keluarga contoh yang meliputi umur,
pendidikan, pekerjaan, dan status gizi orang tua, diambil melalui pengisian
kuesioner dan pengukuran langsung.
Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dimakan oleh balita dinilai dari
recall 2x24 jam.
Pekerjaan adalah jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga, seperti wiraswasta, PNS, karyawan swasta,
petani, buruh, TNI dan Polri.
Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh anggota
keluarga dari pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan dalam bentuk uang
dan dibagi dengan seluruh tanggungan keluarga yang dinyatakan dalam
rupiah (Rp) perkapita perbulan.
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh
oleh orang tua balita, dikelompokkan menjadi SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.
Pengetahuan ibu balita tentang gizi dan Posyandu adalah tingkat pemahaman
ibu balita mengenai gizi, pelayanan, dan program yang terdapat di
posyandu seperti gizi seimbang, slogan 4 sehat 5 sempurna, pemberian
ASI eksklusif, MP-ASI, PMT, dan pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi.
Partisipasi dalam hal kehadiran adalah keterlibatan ibu untuk aktif
menimbangkan balita setiap bulan ke posyandu secara rutin.
Perilaku ibu adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh ibu balita dalam praktek
pemberian makanan kepada balitanya serta ditunjukkan dengan tingkat
kehadirannya di posyandu.
Sikap gizi adalah kecenderungan seseorang untuk menyetujui atau tidak
menyetujui terhadap suatu pernyataan (statement) yang diajukan terkait
dengan pangan dan gizi.
Status gizi balita adalah keadaan gizi balita yang diukur menggunakan metode
antropometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) yang mengacu pada WHO tahun 2006.
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Pekayon merupakan salah satu dari lima kelurahan di Kecamatan
Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kelurahan Pekayon berbatasan dengan Cijantung di
sebelah utara, berbatasan dengan Cibubur di sebelah timur, berbatasan dengan
Depok di sebelah selatan, dan berbatasan dengan kali Suwuk di sebelah barat.
Luas wilayahnya 313,73 Ha, terdiri atas 116 RT dan 10 RW. Posyandu Dahlia
Mekar II merupakan Posyandu yang terletak di RT 009 RW 01 Kelurahan
Pekayon. Jumlah penduduk di RW 01 terdiri dari laki-laki, sebesar 2.097 dan
penduduk perempuan sebesar 1.983 jiwa, sedangkan jumlah balita sebesar 308
jiwa. Tingkat pendidikan penduduk terbanyak adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) sederajat dengan mata pencaharian penduduk terbanyak sebagai karyawan
swasta. Posyandu ini memiliki kader aktif sejumlah 5 orang, yang aktif juga
sebagai pengajar di PAUD. Setiap bulannya, posyandu ini melayani penimbangan,
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, pemberian pil KB, Program Makanan
Tambahan (susu dan biskuit) , dan pemeriksaan kesehatan pada balita. Selain itu,
Posyandu Dahlia Mekar II memiliki program tambahan seperti Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UP2KS), Bina Keluarga Bahagia (BKB),
pembinaan lansia, Gerakan Sayang Ibu, pemberantasan sarang nyamuk, dan
pembuatan lubang resapan biopori.
Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga dalam penelitian ini meliputi besar keluarga,
karakteristik umur ibu, tingkat pendidikan formal, dan jenis pekerjaan. Sebaran
contoh menurut karakteristik sosial keluarga disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga
Variabel
n
%
Besar keluarga
80
80
Kecil (≤ 4 orang)
19
19
Sedang (5-7 orang)
1
1
Besar (≥ 8 orang)
100
100
Total
4±0.94
Rata-rata±SD
Umur ibu balita
Dewasa muda (≤ 29 tahun)
36
36
Dewasa madya (30-49 tahun)
61
61
Dewasa lanjut (≥ 50 tahun)
3
3
100
100
Total
31.8±6.07
Rata-rata±SD
Tingkat pendidikan
SD/sederajat
9
9
SMP/sederajat
17
17
SMA/sederajat
55
55
PT/sederajat
19
19
100
100
Total
11
Tabel 3 Sebaran contoh menurut karakteristik sosial keluarga (lanjutan)
Variabel
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
PNS
Wiraswasta
Buruh
Lainnya
Total
n
%
80
1
9
5
5
100
80
1
9
5
5
100
Besar Keluarga
Besar keluarga merupakan banyaknya individu yang tinggal bersama dalam
satu atap dan bergantung pada sumber penghidupan yang sama. Anggota keluarga
terdiri dari ayah, ibu, anak, saudara, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal
dalam satu atap. Jumlah keluarga dalam penelitian ini berkisar antara 3 sampai 8
orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, dimana
sebagian besar terdiri atas orang tua dengan dua anak. Pada Tabel 3 dapat dilihat
bahwa sebanyak 80% contoh memiliki besar keluarga masuk dalam kategori kecil.
Hal ini memenuhi norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak (BPS 2000).
Umur Ibu Balita
Umur ibu balita diklasifikasikan menurut WNPG (2004), rata-rata umur ibu
balita yaitu 31.8 tahun. Rentang umur ibu balita berkisar antara 20-55 tahun,
dimana persentase terbesar yaitu 61% berada pada kategori umur 30-49 tahun.
Menurut Kotler (2002), salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
seseorang dalam menerima informasi adalah umur. Sunyoto (1991) menyatakan
bahwa seseorang yang berumur relatif muda cenderung lebih cepat menerima
sesuatu yang baru sedangkan orang yang termasuk golongan tua cenderung
bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga sulit untuk menerima hal-hal yang
bersifat baru.
Pendidikan
Menurut Hardinsyah (2007) semakin tinggi pendidikan seseorang maka
akan semakin mudah mengakses informasi mengenai gizi, sehingga diharapkan
akan memiliki pengetahuan gizi yang lebih baik. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
persentase pendidikan ibu balita terbanyak pada tingkat pendidikan
SMA/sederajat sebesar 55%, diikuti tingkat pendidikan Perguruan
Tinggi/sederajat sebesar 19%.
Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas
hidup seseorang. Tingkat pendidikan orangtua khususnya ibu merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak, termasuk pemberian
makan, pola konsumsi pangan, dan status gizi anak (Madanijah 2003).
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang merupakan sumber pendapatannya, menurut Khomsan
et al. (2007), dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka keluarga
tersebut relatif terjamin pendapatan setiap bulannya. Menurut Soekirman (2000)
12
tingginya tingkat pendapatan cenderung diikuti dengan tingginya jumlah dan jenis
pangan yang dikonsumsi. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase pekerjaan
ibu balita terbesar adalah sebagai ibu rumah tangga (80%), diikuti oleh bidang
pekerjaan wiraswasta (9%). Pekerjaan utama seseorang mempengaruhi partisipasi
seseorang dalam suatu kegiatan. Jika pekerjaan utama seseorang membutuhkan
waktu yang banyak maka partisipasi orang tersebut dalam suatu kegiatan akan
rendah.
Karakteristik Balita
Karakteristik balita meliputi jenis kelamin, umur, dan status gizi. Sebaran
contoh berdasarkan karakteristik umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik balita menurut umur dan jenis kelamin
Laki-Laki Perempuan
Total
Kelompok umur
n
%
n
%
n
%
0-6 bulan
7-12 bulan
13-36 bulan
37-60 bulan
Total
Rata-rata±SD
0
1
22
24
47
0
2
47
51
100
0
0
2
4
29
55
22
42
53
100
35,11±13,61
0
3
51
46
100
0
3
51
46
100
Balita dalam penelitian ini terdiri atas 47% laki-laki dan 53% perempuan.
Balita laki-laki terbanyak pada kelompok umur 37-60 bulan (51%), sedangkan
balita perempuan terbanyak pada kelompok umur 13-36 bulan (55%). Rata-rata
umur balita yaitu 35,11 bulan dengan persentase balita terbanyak pada kelompok
umur 13-36 bulan (51%), diikuti dengan kelompok umur 37-60 bulan (46%).
Status Gizi Balita
Menurut Soekirman (2004), bayi sampai anak berusia lima tahun atau
disebut dengan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui merupakan penduduk
golongan rawan kekurangan gizi. Status gizi balita dapat menggambarkan status
gizi di masyarakat. Penilaian status gizi anak dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometrik, klinik, dan laboratorik. Cara antropometrik merupakan cara yang
relatif sederhana dan banyak dilakukan. Sebaran contoh status gizi balita dalam
penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi
Variabel
Indeks BB/U
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
Total
Z-Scored
(Ratarata±SD)
0
2
39
6
47
0
8
78
14
100
-0.048±
1.76
0
4
83
13
100
0
6
39
8
53
0
11
74
15
100
13
Tabel 5 Sebaran contoh balita berdasarkan status gizi (lanjutan)
Variabel
Indeks TB/U
Sangat pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Total
Indeks BB/TB
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Total
Laki-laki
n
%
Jenis kelamin
Perempuan
n
%
Total
0
1
36
10
47
0
2
77
21
100
4
3
37
9
53
8
6
70
17
100
4
4
73
19
100
2
5
32
8
47
4
11
68
17
100
0
6
38
9
53
0
11
72
17
100
2
11
70
17
100
Z-Scored
(Ratarata±SD)
0.244±
1.86
0.032±
2.03
Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur
Indeks berat badan menurut umur lebih mencerminkan status gizi saat ini
karena berat badan menggambarkan massa tubuh yang sensitif terhadap
perubahan mendadak. Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk
air, lemak, tulang, dan otot. Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata nilai Z-score
BB/U balita adalah -0.048 atau tergolong baik. Sebesar 83% balita laki-laki dan
74% balita perempuan berstatus gizi baik.
Status Gizi Balita berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur
Indeks tinggi badan menurut umur dapat menggambarkan status gizi masa
lalu seseorang. Hal ini disebabkan tinggi badan lebih menggambarkan
pertumbuhan skeletal yang dalam keadaan normal berjalan seiring dengan
pertumbuhan umur dan relatif kurang sensitif terhadap masalah kurang gizi dalam
waktu pendek (Supariasa et al. 2001).
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata Z-score TB/U adalah 0.244
atau tergolong normal. Sebesar 77% balita laki-laki dan 70% balita perempuan
berstatus gizi normal. Namun sebanyak 8% dari balita perempuan masuk dalam
kategori sangat pendek dan pendek (stunting) sedangkan pada balita laki-laki
tidak ditemukan kasus tersebut. Hasil ini sejalan dengan penelitian Khomsan et al.
(2007) di Jawa Barat, dimana balita laki-laki memiliki kecenderungan tinggi
badan lebih tinggi dibanding balita perempuan.
Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan status gizi,
karena BB/TB dapat memberi gambaran proporsi berat badan relatif terhadap
tinggi badan, sehingga indeks ini dijadikan indikator kekurusan seseorang.
Menurut Soekirman (2000) berat badan berkolerasi linear dengan tinggi badan.
Hal ini berarti bahwa dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan
diikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata Z-score BB/TB adalah 0.032 atau
tergolong normal. Sebesar 68 % balita laki-laki dan 72% balita perempuan masuk
dalam kategori normal. Namun sebanyak 13% dari total balita masuk dalam
14
kategori kurus dan sangat kurus berdasarkan kriteria WHO. Masalah gizi dan
kesehatan masyarakat tergolong tinggi apabila prevalensi kurus (wasting) berkisar
antara 10-14%. Riyadi (2001) menyatakan bahwa wasting secara luas digunakan
untuk menjelaskan proses yang mengarah pada terjadinya kehilangan berat badan,
sebagai akibat dari kelaparan akut atau penyakit berat. Selain itu dalam penelitian
ini sebanyak 17% dari total balita termasuk gemuk.
Pengetahuan Ibu Balita tentang Gizi dan Posyandu
Menurut Sukandar dan Riyadi (2009), pengetahuan gizi merupakan aspek
kognitif yang mencirikan seseorang memahami tentang gizi, pangan, dan
kesehatan. Menurut Suhardjo (1996), pengetahuan gizi mempengaruhi praktek
melalui sikap terhadap makanan, sedangkan praktek konsumsi makanan
merupakan hasil interaksi dari pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi. Tingkat
pengetahuan ibu balita diukur dari pertanyaan-pertanyaan umum mengenai gizi
dan Posyandu. Tabel 6 menyajikan persentase jawaban yang benar dari
pertanyaan yang diajukan kepada ibu balita seputar gizi dan Posyandu.
Tabel 6 Persentase jawaban benar setiap pertanyaan mengenai Posyandu
No.
Pengetahuan mengenai posyandu
n
%
1. Tahu dan memahami beberapa kegiatan di posyandu
96
96
2. Tahu manfaat tentang posyandu bagi anak
81
81
3. Tahu mengenai slogan 4 sehat 5 sempurna
78
78
4. Tahu tentang gizi seimbang
11
11
5. Tahu mengenai fungsi KMS
81
81
6. Tahu manfaat dari KMS
56
56
7. Tahu mengenai ASI eksklusif
77
77
8. Tahu manfaat ASI eksklusif
95
95
9. Tahu mengenai pemberian MP ASI
84
84
10. Tahu contoh beberapa MP ASI yang baik
93
93
11. Tahu tentang PMT
51
51
12. Tahu tentang menentukan status gizi pada balita
47
47
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42% ibu balita memiliki
pengetahuan gizi dan Posyandu dalam kategori sedang (skor 60-79). Berdasarkan
hasil wawancara, sebagian besar ibu balita (>80%) hanya mengetahui fungsi
posyandu sebatas tempat penimbangan balita saja. Pengetahuan tentang gizi dan
posyandu cukup wajar jika banyak diketahui oleh ibu balita, karena pelaksanaan
kegiatan posyandu yang rutin dilaksanakan setiap bulannya melibatkan ibu balita.
Aspek pengetahuan gizi dan posyandu yang paling sedikit diketahui/dijawab
benar oleh ibu adalah pertanyaan mengenai gizi seimbang (11%), indikator status
gizi balita (47%), mengenai PMT (51%), dan manfaat dari KMS (56%). Khomsan
et al. (2009) menyatakan bahwa pengetahuan gizi merupakan prasyarat penting
untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku gizi. Pengetahuan gizi yang baik
akan mendorong ibu untuk mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi
anak-anaknya.
Kebiasaan Makan Balita
Mariani (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa ketidaktahuan
tentang gizi dapat mengakibatkan seseorang salah memilih dan menyajikan
15
makanan bagi anak. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan mempraktekkan
pemberian makanan yang sehat dan bergizi kepada anak-anaknya. Peranan ibu
banyak berpengaruh terhadap pola makan keluarga karena ibulah yang
mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak, serta
mengajarkan tata cara makan terhadap anak-anaknya. Kebiasaan makan balita
pada penelitian mencakup frekuensi makan dan kebiasaan makan. Data kebiasaan
makan berdasarkan tingkat pendidikan ibu disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Kebiasaan makan balita berdasarkan tingkat pendidikan ibu
Kebiasaan
Makan
Frekuensi Makan
≤2 kali per hari
3 kali per hari
>3 kali per hari
Total
Kebiasaan sarapan
Ya, setiap hari
Tidak
Total
Waktu Sarapan
Jam 5-6
Jam 6-7
Jam 7-8
Jam 8-9
>Jam 9
Total
n
SD
%
n
SMP
%
SMA
n
%
n
PT
%
n
Total
%
1
7
1
9
11
78
11
100
3
13
1
17
18
76
6
100
10
41
4
55
18
75
5
100
4
14
1
19
21
74
5
100
18
75
7
100
18
75
7
100
9
0
9
100
0
100
13
4
17
76
24
100
39
16
55
71
29
100
10
9
19
53
47
100
71
29
100
71
29
100
0
5
2
2
0
9
0
56
22
22
0
100
1
8
4
4
0
17
6
47
24
24
0
100
4
24
14
11
2
55
7
44
25
20
4
100
3
11
4
0
1
19
16
58
21
0
5
100
8
48
24
17
3
100
8
48
24
17
3
100
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa frekuensi makan rata-rata balita
adalah 3 kali per hari (75%). Namun tidak semua balita terbiasa sarapan pagi,
masih ada sebesar 29% balita yang tidak terbiasa sarapan pagi. Hasil survey ini
sedikit berbeda dengan hasil penelitan Khomsan et al. (2009) yang dilakukan di
wilayah Bogor dimana jumlah anak yang terbiasa sarapan lebih dari 75%.
Kebiasaan tidak sarapan pada balita menunjukkan kebiasaan makan yang
kurang baik. Menurut Khomsan et al. (2009) sarapan pagi adalah bekal untuk
melakukan aktivitas sepanjang pagi hingga siang. Paling tidak ada dua manfaat
pentingnya sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat
yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Kadar gula darah
yang normal merupakan bekal untuk melakukan aktivitas fisik. Kedua, sarapan
pagi akan memberikan kontribusi penting pemenuhan beberapa zat gizi yang
diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat
gizi ini bermanfaat dalam proses fisiologis tubuh.
Sarapan pagi yang terlewatkan akan menyebabkan tubuh kekurangan
glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena
tiadanya suplai energi. Jika hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar
persediaan tenaga yang ada dari jaringan lemak tubuh. Tidak sarapan pagi
menyebabkan kekosongan lambung selama 10-11 jam karena makanan terakhir
yang masuk ke tubuh seseorang adalah saat makan malam.
Kebiasaan waktu sarapan pada balita beragam, mulai dari jam 5 pagi hingga
di atas jam 9 pagi. Waktu sarapan yang paling sering dilakukan berkisar antara
jam 6-7 pagi (48%). Waktu tersebut adalah saat sebagian besar orang tua maupun
16
anak-anak memulai aktivitas harian. Hasil analisis chi-square menunjukkan
bahwa kebiasaan sarapan pada balita tidak berhubungan signifikan dengan
pendidikan ibu balita (P>0.05). Kebiasaan makan balita kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi keluarga, tingkat pendapatan, dan
besar keluarga.
Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Balita
Menurut Khomsan et al. (2007), pangan merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia agar dapat hidup sehat. Semakin beragam pangan yang
dikonsumsi maka akan semakin beragam pula zat gizi yang diperoleh sehingga
dapat meningkatkan mutu gizi. Asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi
balita disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Total asupan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi balita
Energi dan Zat gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (µgRE)
Vitamin C (mg)
Vitamin B1 (mg)
Asupan
854±255
29.1±58.6
306±222
460.8±528.5
5.9±4,6
580.1±335.7
9±8
15.5±97.5
Tk. kecukupan
70%
100%
60%
120%
10%
140%
20%
140%
Kategori
Defisit tingkat sedang
Normal
Defisit
Cukup
Defisit
Cukup
Defisit
Cukup
Asupan Energi Anak Balita
Asupan energi secara keseluruhan rata-rata sebesar 854 kkal/hari, terlihat
bahwa asupan energi hanya mencukupi 70% angka kecukupan gizi yang
dianjurkan (RDA). Sumbangan energi terbesar untuk balita berasal dari konsumsi
makanan pokok yaitu nasi. Menurut Hardinsyah dan Martianto (1988),
kekurangan zat gizi khususnya energi dan protein pada tahap awal menimbulkan
rasa lapar, dalam jangka waktu tertentu maka berat badan akan menurun.
Kekurangan yang berlanjut akan menyebabkan kekurangan energi dan protein
(marasmus, kwashiorkor, atau marasmus-kwashiorkor). Bila tidak ada perbaikan
asupan energi dan protein yang mencukupi maka seseorang akhirnya akan mudah
terserang penyakit dan selanjutnya mengakibatkan kematian.
Asupan Protein Anak Balita
Protein berfungsi sebagai katalisator, pembawa, penggerak, pengatur,
ekspresi genetik, neurotransmitter, penguat struktur, penguat imunitas, dan untuk
pertumbuhan (Hardinsyah & Tambunan 2004). Tabel 8 menunjukkan bahwa
asupan protein anak balita rata-rata sebesar 29.1 g/hari. Secara keseluruhan,
asupan tersebut telah mencukupi angka kecukupan protein yang dianjurkan
(100%). Asupan protein ini pada umumnya berasal dari konsumsi telur ayam.
Konsumsi 1 butir telur ayam telah memberikan kontribusi protein sekitar 30%
dari rata-rata angka kebutuhan protein yang dianjurkan untuk balita dalam
penelitian ini, olahan telur ayam yang biasa dikonsumsi oleh balita pada penelitian
ini adalah telur dadar dan telur ceplok. Selain berasal dari telur, asupan protein
pada balita banyak bersumber dari konsumsi daging ayam, susu bubuk, tempe,
dan tahu.
17
Asupan Kalsium Anak Balita
Asupan kalsium anak balita pada umumnya masih defisit, hanya mencukupi
60% dari angka yang dianjurkan, adapun rata-rata konsumsi kalsium aktual anak
balita sebesar 306 mg/hari. Konsumsi kalsium ini bervariasi pada anak balita, dari
yang sangat rendah sampai yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari standar deviasi
yang cukup besar. Susu dan produk-produk olahannya umumnya kaya akan
kalsium karena memiliki kandungan kalsium