Uji coba rumpon tali rafia sebagai alat pengumpul ikan di Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribu
PROGRAM
M IT R A B A H A R I
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI
(Sea Partnership Program)
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
M IT R A
~
'.
'
1;:'-
'.
BAHARI
XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- : ,Y - ;
_
~ _ LKJIHGFEDCBA
=,
. _/=~-=-,-"~-i--:ljT-8;Y:::.;'_"fOI.·,-~
tv ;
- ~---~~-~--~~~-------------~-----
-
~
~~~
rSl:\:j'/:j:)J:''':.Tt
~ ~ --------
"S -
---
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
-::~
-
.
----
IS S N . 0216 - 4841
V O L .7
DEW AN
No.2, M e i - A g u s t u s
P E N A S IH A T
2013
P E M IM P IN
Direktur lenderal KP3K
REDAK SI
Kepala Bagian Program
Sesditjen KP3K
Direktur Pesisir dan Lautan
DEW AN
REDAK SI
Prof. Dr. Abimanyu T. Alamsyah, MS.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
Prof. Dr. Ari Purbayanto, M.Sc.
Dr. Fedi A. Sondita, M.Sc.
Dr. Semeul Littik, M.Sc
Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
Hasyim Zaini, M,Ec
Direktur Pemberdayaan
Pulau-pulau Kecil
Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
S E K R E T A R IA T
REDAK SI
R. Tomi Supratomo, M.Si
Rini W idayanti, SP.
Bustamin, S. St.Pi
Mochammad Danyalin. A. Md
AriefFajar Fitriani, A. Md
Teddy Septiansa, S. Si
S u m b e r F o to S a m p u l D e p a n
:
1. Mitra Bahari Pusat
(Manggrove di Pesisir Demak)
2. Teluk Mayalibit
ALAM AT
REDAK SI
J1. Medan Merdeka TimurNo.16 Lantai 7
Jakarta 10110 Telp.lFax: 021-3522560
Email: setnasmitrabahari@kkp.go.id
setnasmitrabahari@yahoo.com
W ebsite: www.kp3k.kkp.go.idlmitrabahari
J u rn a l
M it r a
B a h a ri
V o l. 7 N o . 2 , M e i- - A 9 L ls t u s
.•
Daftar Isi
Contents
Roza Yusfiandayani
Ujl Coba Rumpon Tali Rafia sebagai Alat Pengumpul
Beras, Kepulauan Seribu
-
2013
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
".
-- -,
Ikan di Pulau Karang
1
Sarah Usman
Analisis Margin Profit Usaha Produk Olahan Ikan Masyarakat
Kampung Lopintol Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat
Pesisir
12
Marjan Bato, Fredinan Yulianda, Achmad Fahruddin
Kajian Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Bagi Pengembangan
Ekowisata Bahari (Studi Kasus Di Kawasan Konservasi Perairan
Nusa Penida, Bali
31
Dewi Purnama
Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat
Kawasan Danau Padang Betuah
43
untuk Mengatasi Degradasi
Sidiq Pranoto, Achmad Fahrudin, Rahmat Kurnia
Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang Berkelanjutan
W ulan Demak
Deddy Bakhtiar dan Zamdial Ta'alidin
Keanekaragaman
Jenis dan Distribusi Zooplankton
Pulau Enggano
di Muara Sungai
47
di Perairan
56
Gladys Peuru
Pengembangan Ekowitasa di Pulau Terluar Berbasis Kesesuaian Lahan dan
Daya Dukung (Studi Kasus Pulau Lingayan sebagai Pulau Terluar di
Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah)
66
Endratno, Domu Simbolon, Budy W iryawan, Roza Yusfiandayani
Pol a Pemanfaatan
Perikanan Tangkap di Kawasan Konsevasi Perairan
Kabupaten Ciamis
IS S S N .
0216
9770216484185
- 4841
75
J u rn a l
1 5 5 N . 0 2 1 6 - 4 8 4 1 ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
M itra B a h a ri
U JI C O B A
RUM PON
PULAU
T A L I R A F IA
KARANG
SEBAG AI
BERAS,
R o z a Y u s f ia n d a y a n i
I
ALAT
PENGUM PUL
KEPULAUAN
IK A N
DI
S E R IB U
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
12* LKJIHGFEDCBA
StafPengajar di Bagian TelcnologiP enangkapanIkan, DepartemenPemanfaatanSumber Daya Perikanan,Fakultas
Perikanan dan llmu Kelautan,Institut PertanianBogor
2
KonsorsiumMitra Bahari Jawa Barat
ABSTRAK
Tingginya aktivitas penangkapan ikan di perairan laut yang kedalamannya lebih kecil 200 meter berdampak
terhadap produksi dan produktivitas hasil tangkapan nelayan. Untuk meningkatkan produksi, berbagai cara
dilakukan yaitu dengan cara menggunakan bahan peledak dan bahan-bahan kimia. Penangkapan dengan cara
demikian tentu saja merusak habitat ikan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( d e s t r u c t i v e j i s h i n g ) . Salah satu cara untuk mengurangi kegiatan
d e s t r u c t i v e j i s h i n g , yaitu perlu dilakukan upaya penanggulangan dengan memberikan informasi kepada nelayan
mengenai usaha perikanan altematif dengan teknologi yang sederhana, murah dan dapat meningkatkan produksi
nelayan. Salah satunya upaya tersebut adalah usaha perikanan dengan menggunakan rumpon. Pembuatan
rurnpon ikan sebenamya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar
laut menjadi mirip dengan kondisi habitat ikan. Usaha pembuatan rurnpon merupakan solusi terbaik untuk
meningkatkan hasil perikanan di laut. Fungsi rurnpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan antara lain:
sebagai tempat berkumpulnya ikan; sebagai tempat daerah penangkapan ikan dan sebagai tempat berlin dung
jenis ikan tertentu dari serangan ikan predator. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memberikan
suatu strategi untuk mengurangi aktivitas penangkapan ikan yang merusak lingkungan ( d e s t r u c t i v e f i s h i n g ) ,
dengan suatu pengembangan perikanan rurnpon yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
e x p e r i m e n t a l f i s h i n g dengan melakukan operasi penangkapan ikan yang terkumpuJ menggunakan rumpon tali
rafia. Kegiatan operasionaJ menggunakan rumpon adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan
menggunakan alat bantu rumpon sebagai pemikat ikan dalam proses penangkapan ikan. Selama ini nelayan di
Kepulauan Seribu tidak pernah menggunakan alat bantu dalam proses penangkapan ikan, hanya menggunakan
alat tangkap seadanya yang mereka miliki. Untuk mengetahui keberadaan ikan, nelayan hanya mengandalkan
pengalaman mereka dalam melaut tanpa mengetahui apakah daerah penangkapan ikan yang mereka tuju ada
atau tidak ikan yang akan menjadi sasaran tangkap. Hal ini mengakibatkan pemborosan bahan bakar, serta
hanya membuang waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan ikan menggunakan
rumpon tali rafia lebih banyak yaitu 67 ekor dibandingkan penangkapan ikan yang tidak menggunakan rump on
hanya 17 ekor, sehingga rumpon tali rafia layak untuk dikembangkan.
K a ta k u n c i: r u m p o n , ta li r a fia , K e p u la u a n S e r ib u
sp.),
PENDAHULUAN
baronang
Latar
B e la k a n g
Potensi
Indonesia
diduga
dan
ekonomis
kerapu
hias
penting
(E p in e p h e lu s
Surel Korespondensi:
875
ton
ekonomis
yang
antara
sp.),
per
Ikan
ikan
lain
di
nilainya
tinggi,
maupun
karang
karang
besar,
1998).
Mubarak
ikan
ikan
, cukup
nilai
ikan
daya
75.
mencapai
mempunyai
lenis-jenis
sumber
terhitung
(Djamali
sebagai
yang
karang
baik
konsumsi.
memiliki
adalah
kakap
nilai
ikan
memiliki
potensi
yang
adalah
Perairan
Kepulauan
Kondisi
terumbu
laut
cukup
di
berbagai
dilaporkan
sudah
akibat
melanggar
habitat
ikan
daya
Pulau
di
yang
seperti
Cara
ikan
lawa
Seribu.
karang
ikan
pukat.
merusak
di
lokasi
hukum
sangat
baik
kuning
satu daerah
mengalami
pencarian
penggunaan
ekor
Salah
sumber
karang
tahun
sp.),
(S ig a n u s
sp.) dan lain-lain.
(C a e s io
bom
pencarian
terumbu
di perairan
nusantara
kerusakan
ilegal
ikan
ikan
dan
dan
ini
karang
sebagai
ikan
konsumsi
(L u tja n u s
karang.
lenis
o c h a ip b @ g m a il.c a m
1
J u rn a l
M itra B a h a ri
yang memiliki habitat di karang yakni ikan
kakap dan kerapu menjadi berkurang
jumlahnya secara signifikan, Pembuatan
rumpon sebagai rumah tinggal buatan dapat
dijadikan
salah
satu
usaha
untuk
mengembalikan kelestarian hayati di dasar
laut.
Tingginya aktivitas penangkapan
ikan di perairan laut yang kedalamannya
lebih kecil 200 meter berdampak terhadap
produksi dan produktivitas hasil tangkapan
nelayan. Sehingga, untuk meningkatkan
produksi, nelayan cenderung melakukan
kegiatan penangkapan yang merusak habitat
ikan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(d e s tr u c tiv e fis h in g )
yaitu dengan cara
menggunakan bahan peledak dan bahanbahan kimia. Penggunaan bahan peledak dan
bahan-bahan kimia oleh nelayan dalam
aktivitas
penangkapan
menyebabkan
kerusakan habitat ikan terutama daerahdaerah terumbu karang. Salah satu cara
untuk
fis h in g ,
mengurangi kegiatan d e s t r u c t i v e
yaitu perlu dilakukan upaya
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
meningkatkan hasil perikanan di laut. Fungsi
rumpon
sebagai
alat
bantu
dalam
penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
sebagai tempat berkumpulnya ikan; sebagai
tempat daerah penangkapan ikan dan sebagai
tempat berlindung jenis ikan tertentu dari
serangan ikan predator.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
P eru m u san
M a s a la h
Permasalahan
yang
terjadi
di
Kepulauan Seribu adalah terumbu karang
yang rusak akibat dari penggunaan alat
tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Sehingga dibutuhkan inovasi baru dalam
pencarian
teknologi
alternatif
yang
sederhana, murah dan dapat meningkatkan
produksi nelayan.
T u ju a n
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah memberikan suatu
strategi
untuk
mengurangi
aktivitas
penangkapan
nelayan
yang
merusak
lingkungan ( d e s t r u c t i v e
fis h in g )
dengan
suatu pengembangan perikanan rumpon yang
berkelanjutan.
penanggulangan
dengan
memberikan
informasi kepada nelayan mengenai usaha
perikanan alternatif dengan teknologi yang
sederhana, murah dan dapat meningkatkan
produksi nelayan. Salah satunya upaya
tersebut adalah usaha perikanan dengan
L u a r a n y a n g D ih a r a p k a n
menggunakan rumpon (Jamal 2003).
Luaran
yang
diharapkan
dari
Rumpon dalam bahasa kelautan
penelitian ini yaitu adanya sebuah artikel
adalah karang buatan yang dibuat oleh
paten yang diharapkan mampu memberikan
manusia dengan tujuan sebagai tempat
informasi dan usulan kepada pihak terkait
tinggal ikan. Rumpon merupakan rumah
mengenai upaya melestarikan terumbu
buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat
karang
dari
sudut
pandang
metode
secara sengaja dengan menaruh berbagai
penangkapan ikan yang ramah lingkungan di
jenis barang di dasar laut secara kontinyu.
Kepulauan Seribu.
Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah
salah satu cara untuk mengumpulkan ikan,
K egunaan
dengan membentuk kondisi dasar laut
Kegunaan dari penelitian ini antara
menjadi mirip dengan kondisi karang-karang
lain sebagai berikut :
alami, rumpon membuat ikan merasa seperti
1) Memudahkan nelayan menemukan tempat
mendapatkan rumah baru. U saha pembuatan
untuk mengoperasikan alat tangkapnya;
rumpon merupakan solusi terbaik untuk LKJIHGFEDCBA
2
J u rn a l
M itra B a h a ri
Lethrinidae,
terjadinya XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
d e s tr u c tiv e fis h in g ,
2) Mencegah
akibat
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
penggunaan
bahan
peledak
dan
bahan kimialberacun;
3) Meningkatkan
Priacanthidae,
Lutjanidae
dan
2013
Labridae,
Haemulidae.
Beberapa
jenis ikan karang konsumsi yang banyak
produksi
terdapat
dan produktifitas
nelayan.
di
pasaran
(Serranidae),
adalah
kerapu
kakap (Lutjanidae),
kakatua
(Scaridae),
napoleon
(Labridae)
(Tarwiyah,2001).
T IN JA U A N
Nybakken
PUSTAK A
terumbu
karang
masif
S u m b er D aya Ik an K aran g
Sumber daya ikan karang meliputi ikan
(1986) menyatakan
dari
adalah
kalsium
dengan sedikit tambahan
dan
merupakan
ordo
Hutomo
(1995)
(2001),
kelompok
kaitannya
P e r c ifo r m e s .
d ia c u
d a la m
ikan
karang
dengan
dan
(te le o s te i)
orgaisme
Menurut
kalsium
Nasution
terdiri
yang
lingkungan
erat
karbonat.
atas
yaitu
farnili
Scaridae
karang,
merupakan
farnili dalam
sub ordo
Labridae
(kakatua)
dan
Labridae,
(napoleon),
Pomacentridae
kurang
dari
50m,
dan
c r u s ta c e a ,
ikan
yaitu
famili
Siganidae
Acanthuridae
(baronang)
(bendera atau
(3) Lethrinidae
(swanggi).
m o o r is h
(lencam)
Famili
(butana),
dan
Zanclidae
rendah,
Menurut
(2000),
kecil (Katrunada, 2001).
(2) Tiga famili dari sub ordo Acanthuridae,
spesifik
Rornimoharto
terumbu
menjadi
atol,
penghalang
terumbu
terumbu
tepi
Di antara
terumbu karang yang paling
sering dijumpai
di kawasan
memiliki
tersebut,
dari
corak
mana
konsumsi,
Holocentridae,
terdapat
sepuluh
merupakan
produksi
yaitu
Serranidae,
sebagian
terumbu
Asia Tenggara,
besar
pulau-pulau
karang.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bintik
Djamali
menyatakan
dalam
ketiga
tepi merupakan
2001).
terbesar
dan
dan Holocentridae
Serranidae
karang
yaitu
(b a r r ie r )
bentuk
dikenali
yang
umumnya
id o l).
pada kepala badan dan sirip (Tarwiyah,
utama
substrat
tiga bentuk,
(fr in g in g ).
terumbu
air
dan Juwana
karang
dikelompokkan
dikelilingi oleh pertumbuhan
Indonesia
di atas
dan Juwana 2000).
mulut panjang mernipih dan memanjang
(4) Di
hanya
peredaran
dan tersedianya
di
mudah
suhu
cukup
ciri bentuk tubuh agak rendah, moncong
diHGFEDCBA
dan
tumbuhnya
karang
memiliki
keras (Rornimohtarto
cacing,
khatulistiwa
18°C, salinitas berkisar antara 30-50 psu, laju
be bas pencemaran
moluska,
dan
dapat tumbuh di perairan dengan kedalaman
di
berupa
karang
berpasir
Terumbu
farnili diurnal yang aktif mencari makan
Mangsanya
daerah
temp at
karang.
pencemaran
hari.
mengeluarkan
perairan
(betok laut). Farnili Labridae merupakan
siang
dari alga berkapur
yang
W ilayah terumbu
Daerah
terumbu
(1) Tiga
lain
daerah alga.
terumbu
karang adalah :
terutama
dihasilkan oleh karang dari ordo Scleractinia
karang
keras
endapan-endapan
karbonat,
hias dan ikan konsumsi. Sebagian besar ikan
bertulang
bahwa
famili
dan
bahwa
Mubarak
sebaran
di
Indonesia
banyak
penyumbang
Sulawesi,
Laut
Laut
Banda.
ikan
Selain itu terdapat pula di Kepulauan
Seribu,
karang
Caesiodidae,
Scaridae,
terdapat
(1998)
karang
Flores
di sekitar Pulau
dan
bagian barat Sumatera hingga ke Pulau W eh,
Kepulauan
Riau,
Pulau
Bangka-Belitung,
3
J u rn a l
V o l. 7 LKJIHGFEDCBA
N o . 2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
Kepulauan
Karimunjawa,
Teluk
Kebiasaan
Lampung,
Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Teluk
pencarian
Cenderawasih
dengan
dan Maluku.
Terumbu
karang
yang
makanan.
Selain
itu juga
berperan
sebagai
temp at
mencari
(fe e d in g
g ro u n d ),
daerah
asuhan
dan
g ro u n d ),
dan
tempat
kaya
Tingkah
faktor
dalam
penting
(s p a w n ig
2003).
untuk
laku
salah
diketahui
penangkapan
bubu. Pengetahuan
tingkah
ikan
mengenai
ikan karang
seperti
kebiasaan makan ikan, pola rnigrasi dan pola
interaksi
dengan
digunakan
terumbu
sebagai
menentukan
karang
dapat
pendekatan
metode penangkapan
makan
waktu
ikan
ikan
dan
waktu
erat
hubungannya
pengoperasian
alat tangkap
bubu dan jenis umpan yang digunakan. Bubu
akan
dioperasikan
ketika
ikan
sesuai
mulai
dengan
mencari
waktu
makan.
Lebih
lanjut Gunarso (1985) menjelaskan
makan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(n u rse ry
memijah
kegiatan
berbagai
karang
laku ikan merupakan
yang
menggunakan
akan
terumbu
ikan karang (Murdianto
ground)
satu
subur
merupakan
ekosistem
makan
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONML
dalam
ikan yang
bahwa
pengetahuan
tentang berbagai jenis makanan
yang
dimakan
biasa
untuk
usaha
terkait
dengan
ikan
penangkapan
yang
ikan.
penggunaan
yang dapat digunakan
ikan
sangat
menjadi
jenis
berguna
Hal
ini
makanan
sebagai umpan
target
bagi
penangkapan.
Menurut struktur trofik, ikan terumbu karang
dapat dibedakan
menjadi enam grup trofik,
yaitu herbivora, ornnivora,
pemakan
crustacea,
pemakan
lain-lain.
terumbu
karang
p la n k to n
ikan
fe e d e r s ,
piscivora
Komposisi
dan
ikan
berdasarkan
pada
tingkatan
trofiknya dapat dilihat pada Tabell.
tepat (Murdianto 2003).
Tabell Komposisi ikan terumbu karang berdasarkan tingkatan trofik
J u m la h famili
Nama famili
Grup trofik ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Herbivora
Scaridae, Acanthuridae, Pomacentridae, Blennidae,
5
Kyphosidae
Omnivora
13
Labridae, Acanthuridae, Pomacentridae, Mullidae,
Ostraciontidae,
Chaetodontidae,
Monacanthidae,
Gobiidae,
Diodontidae,
Sparidae,
Carangidae,
Gerridae, Pempheridae
P la n k to n fe e d e r s
Apogonidae,Pomacentridae,Holocantridae,
7
Grammidae,Pricanthidae, Sciaenidae, Pempheridae
krustacea
Pemakan
Serranidae, Holocenrridae, Lutjanidae, Scorpaenidae,
9
Sciaenidae, Acanthuridae, Muraenidae,Ophichthidae,
danikan
Gramministidae
Serranidae, Lutjanidae, Carangidae,
Piscivora
9
Sphyrenidae,
Muraenidae,
Fistulariidae,
Synodontidae,
Aulostomidae, Bothidae
Pemakan lain - lain
4
Pomacentridae, Balistidae, Acanthuridae, Gobiidae
Sumber : Lowe dan McConnel (1987)
Arami (2006) menyatakan
dalam mencari makan, meliputi hubungan
antara
ikan
karang
dengan
dengan
hidup
pada
karang
termasuk
terumbu
karang,
interaksi
langsung,
berlindung
dari predator
terutama
4
bahwa ada tiga
bentuk umum interaksi antara ikan karang
bagi
ikan
yaitu
sebagai
:
(1 )
tempat
atau pemangsa
muda;
(2)
interaksi
interaksi
tak
langsung
biota
akibat
alga,
yang
(3)
struktur
karang dan kondisi hidrologi sedimen.
J u rn a l
M itra B a h a ri
Berdasarkan
karang
dapat
kelompok,
distribusi harian, ikan
dibagi
yaitu
menjadi
dua
diurnal
dan
ikan
nokturnal.
Kelompok
kelompok
ikan yang aktif berinteraksi
mencari
makan
famili
ikan diurnal adalah
pada
siang
hari,
Pomacentridae,
Acanthuridae,
seperti
Bleenidae
buatan seperti bahan sintetis, plat besi, ban
bekas, tali baja, tali rafia serta semen.
Rumpon
FAD
skala
di Indonesia
kecil
dan
umumnya
dibuat
Rumpon
tersebut
kedalaman
perairan
sederhana
dari bahan
yang dangkal dengan
Cirhitidae,
dan umumnya tidak lebih dari 10 - 20 mil
dan
Gobiide.
laut
(35
km)
dari
pangkalan
aktif berinteraksi
Selanjutnya
Subani
bahwa
pengumpulan
dan mencari makan pada
yang kedua
celah
siang
menetap
karang,
hari, kelompok
di gua dan celah-
antara
lain
Holocentridae,
Apogonidae,
Scorpaenidae,
Serranidae
famili
Haemulidae,
dan
Labridae
(Arami 2006).
cara
atau
F is h
A g g r e g a tin g
adalah alat bantu penangkapan
ikan
dipasang
pada
perairan
dan
ditempatkan
laut. Rumpon telah digunakan
Indonesia
sejak
diketahui
lama
digunakan
sekali
dan
di
telah
lebih dari 30 tahun
dibanyak daerah sekitar wilayah Sulawesi,
khususnya
1993).
Sulawesi
Utara
Berdasarkan
(Monintja,
pemasangan
dan
pemanfaatan
rumpon dibagi atas 3 jenis :
(a) rumpon
perairan
dasar,
(b) rumpon
perairan dangkal dan (c) rumpon perairan
dalam.
Menurut
menjelaskan
dari
Barus
et
a l.
(1 9 9 2 )
bahwa
metode
pemasangan
laut
dangkal
dan
rumpon
hampir
sarna, perbedaannya
hanya
pada
serta bahan yang digunakan . Rumpon laut
menggunakan
bahan
dari
alam
seperti bambu, rotan, daun kelapa dan batu
kali. Sebaliknya
pada rumpon
laut dalam
sebagian
bahan
digunakan
bukan
besar
yang
dari alam melainkan
berasal
1996).
menyatakan
ikan
dengan
benda atau bangunan yang dipakai sebagai
sarana
untuk
penangkapan
Rumpon
pembantu
ikan
agar
merupakan
dengan
ikan-kan
alat bantu
ikan yang fungsinya
untuk
menarik
berkumpul
disuatu
sebagai
perhatian
ikan
tempat
yang
selanjutnya diadakan penangkapan.
lain
penangkapan
rumpon
dengan
dis amp ing
pengumpul
mudah
adalah
ditangkap
tangkap
yang
Prinsip
alat
berfungsi
kawanan
hakekatnya
bantu
sebagai
ikan,
agar
pada
kawanan
ikan
dengan
alat
sesuai
dikehendaki.
Selain
itu
dengan adanya rump on, kapal penangkap
dapat menghemat
karena
tidak
mengejar
waktu dan bahan bakar,
perlu
lagi
gerombolan
mencari
ikan
dan
dari
dan
menuju ke lokasi penangkapan.
dalam
desain rumpon, lokasi daerah pemasangan
dangkal
(1972)
salah satu bentuk dari FAD, yaitu metode,
penangkapan
R um pon
yang
terdekat
dan Naamin,
pikatan berupa benda terapung merupakan
tersebut.
D e v ic e
Monintja
cara memikat dan mengumpulkan
Rumpon
pada
jarak 5 - 10 mil (9 - 18 km) dari pantai
(Mathews,
hari. Pada
yang
tradisional.
ditempatkan
Ikan nokturnal adalah kelompok ikan yang
malam
merupakan
Serranidae,
Balistidae,
Tetraodontidae,
dan
Labridae,
Chaetodontidae,
Lutjanidae,
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
(1995)
dalam
Direktorat
Jenderal
Perikanan
melaporkan
beberapa
keuntungan
penggunaan
memudahkan
pencarian
rumpon
yakni
gerombolan
ikan,
biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat
dirnanfaatkan
oleh nelayan
kecil. Desain
rumpon, baik rumpon laut dalam maupun
rumpon
laut dangkal
secara
terdiri atas empat komponen
garis
besar
utama yaitu:
dariLKJIHGFEDCBA
- ( t 7 o a t ) , (2) tali ( r o p e ) , ( 3 ) ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
(1) pelampung XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
5
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
pemikatXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(a tr a c to r )
dan (4) pemberat
berada
(s in k e r ).
karena:
Tali
yang
pemberat
dan
menghubungkan
pelampung
pada
jarak
tertentu disisipkan daun nyiur yang masih
melekat
pada pelepabnya
setelah dibelah
di
1) Rumpon
(fe e d in g
temp at
rumpon
tersebut
ditanam
komponen
umum
dari konstruksi
komponenrumpon adalah
(1) Pelampung:
yang
jenis
3) Rumpon
ikan-ikan
sustrat
sebagai
untuk
bagi
telurnya
ikan-ikan
tertentu.
4) Rumpon sebagai tempat berlindung dari
predator bagi ikan-ikan tertentu.
sebagai berikut :
mengapung
bagi
ground)
meletakkan
Persyaratan
berteduh
beberapa
2) Rumpon sebagai tempat mencari makan
tertentu.
(Subani 1986).
tempat
bagi
p la c e )
disebabkan
ikan tertentu.
pada umumnya
laut
rumpon
sebagai
(s h a d in g
menjadi dua. Panjang tali bervariasi, tetapi
adalah l,5 kali kedalaman
sekitar
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Mempunyai
kemanpuan
yang cukup baik (bagian
mengapung
diatas
air
1/3
5) Rumpon
sebagai
navigasi
(m e e tin g
tempat
titik
acuan
bagi ikan-ikan
p o in t)
tertentu yang beruaya.
bagian), Konstruksi cukup kuat, Tahan
terhadap
gelombang
dikenali
dari jarak
pembuatnya
dan air, Mudah
jauh
mudah didapat;
(2) Pemikat: Mempunyai
baik
terhadap
Mempunyai
potongan
bentuk
vertical
daya
apung
seperti
posisi
umumnya
akan mendekati
flo a tin g
o b je c ts
ke
mencegah
benda
lainnya
(4) Pemberat:
mudah
dengan
Mempunyai
cukup
untuk
terhadap
benda-
dan
diperoleh,
famili
yang memindahkan
parasit
terhadap
arus,
(2000),
iritasi
sebagai
p la c e )
bagi jenis-jenis
d a la m
jenisnya
tidak liein dan
Menurut
area
rumpon
merupakan
Soemarto
terdapat
makanan
dan Sproul (1985)
mengemukakan
teori tertariknya
d ia c u
. (2004),
ikan yang
ikan untuk
dalam
yang
yang
rumpon.
bahwa
perairan
akan
organisme
yang pertama
adalah
menarik
dan memakannya.
(1994) mengemukakan
kelapa
lebih
diluar
Soedharma
daun
6
planktonnya
mendekat
(1962)
plankton
ikan
dijelaskan
yang banyak
Ik an
Yusfiandayani
ikan
tertentu. Ikan berkumpu1 disekitar rumpon
Selanjutnya
Samples
tentang
berasosiasi
untuk mencari makan.
Massa
B erkum pu1nya
dengan
teori
tempat
dapat mencengkeram.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
banyak
dibandingkan
M e k a n is m e
kulit
Freon dan Dagorn
menambahkan
(a s s o c ia tio n
murah, kuat dan
besar, permukaannya
menghilangkan
rumpon
ini sesuai
dari
eara menggesekkannya.
(le s s k n o t);
Bahannya
1aku
atau
busuk,
menggesekkan
laku ikan
tingkah
p la c e )
dewasa
bagian bawah
dan
Tingkah
mudah
murah,
gesekan
Tidak bersimpul
badannya.
tertentu.
dari bahan yang
yang
merupakan
(c le a n in g
c o r y p h a e n id s
relatif
rumpon
Dolphin
lama dan murah;
Harganya
bahwa
bagi ikan-ikan
arab
(1967)
(2004)
tempat stasiun pembersih
dengan
tidak
Magnuson
Yusfiandayani
lama,
dari bahan yang kuat, tahan
dan
dan
d a la m
Tahan
ikan-ikan kecildan
(3) Tali temali: Terbuat
kuat
Gooding
d ia c u
me1aporkan
daya pikat yang
ikan,
bawah, Melindungi
Terbuat
dan Bahan
bahwa
ada di pelepah
perifiton.
Hasil
J u rn a l
M itra B a h a ri
(2004)
adanya
ikan di sekitar rumpon
bahwa ada sekitar 26 genus
dengan
pola
rumpon
menciptakan
penelitian
Yusfiandayani
menemukan
perifiton
alga
yang
atraktor
rumpon
perifiton
avertebrata.
ditemukan
genus
alga yang
antara
lain
menarik
ukuran
B a la n u s ,
dan
M ic r o s e te lla
perifiton
organisme
sedangkan
dijelaskan
mempengaruhi
proses
pemangsa
ikan.
kolonisasi
lainnya
Selanjutnya
termasuk
dikemukakan
bahwa selain perifiton ditemukan
jenis
fitoplankton
zooplankton.
dan
E u tin tin u s ,
zooplankton
E u c a la n u s ,
genus
antara lain
dan
R h iz o s o le n ia
jenis
pula 23
6
Jenis fitoplankton
C h a e to c e r o s ,
sedangkan
laju
di
dipengaruhi
bahwa
ikan-ikan
pelagis
pelagis
ini akan
lebih besar
1986),
tempat
menyatakan
tertentu
yang
berada
atraktor
di lihat dari arah
arus. Kadang kadang mereka bergerak ke
kiri dan ke kanan
ketempat
arus
tetapi
selalu
semula demikian
(sifat
pemangsa
suatu
dan
perairan
sangat
lingkungan
fisika, kirnia dan biologi.
tersebut
antara
kecerahan,
lain adalah
pH, gas-gas
dengan
organisme
ikan
umurnnya
arus).
Sedangkan
yang
lebih
kembali
juga terhadap
dalam
yang berenang
berenang
dari
arah
terdapat
ikan
ke pertengahan
lain
fisikaJkimia
(Odum
perairan
ikan yang berukuran
bergerombol
rumpon
dalam
bahwa
W AKTU
TEMP AT P E N E L I T I A N
DAN
disekitar
Penelitian
di
dilaksanakan
ke-4
pekan
di Perairan
salinitas 30% serta
oksigen terlarut 4-4,57 ppm. Subani (1986)
ikan-ikan
pada
dan
temp at berlindung
Pulau
Karang
akhir
Beras,
A la t d a n B a h a n
Peralatan
juga
yang
1)
dijelaskan
sampai
setiap
Kepulauan Seribu (Lamp iran 1).
tidak
daun-daun
ke-J
bulan
penelitian ini adalah :
Selanjutnya
akan
dilakukan
untuk mencari makan dalam arti luas tetapi
memakan
lapang
yang
berkumpul disekitar rump on menggunakan
sebagai
oleh
1971).
bulan
bahwa
mangsanya
ikan yang lemah terlindungi
m/det, suhu 29,33-3~),330C,
mengemukakan
adanya
akan mengalami
menyambar
kecepatan arus berkisar antara 0,001- 0,30
77,33-84,67
dengan
adanya ikan lain dan atraktor.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
rumpon berada pada kisaran normal, yaitu
kecerahan
lebih kecil. Perilaku
ikan
maka pemangsa
kesulitan
karena
dari
interaksi
Menurut Jamal (2003) menyatakan
tersebut.
lainnya,
Sebagai
(Subani
atau belakang
dan
unsur hara dan adanya
rumpon
bersama
disekitar rump on berenang pada sisi depan
lapisan
terlarut,
31 ppt,
dipasang.
ini
kecil
Ikan-ikan
ikan- ikan
menentang
fitoplankton
suhu, kekeruhan,
parameter
rumpon
renik
memakannya.
berlindung
lain
oleh faktor-faktor
Faktor-faktor
untk
bakteri
atau permukaan perairan untuk memangsa
Kelimpahan
yang meliputi
ketika
ikan yang berukuran
antara
S to lo m o p h o r u s .
perifiton
memikat
dimana
tumbuhnya
perhatian
T hysanessa
S y n c h a e ta
makanan
hewan-hewan
kecil.
berkaitan
suatu arena makan
dengan
dan mikroalga
ditemukan
yang
Selanjutnya
perkembangan
dirnulai
dengan
C a la n u s ,
T y p h lo s c o le x .
dan
P e r id in u m ,
C h a e to c e r o s
avertebrata
T hysanopoda,
untuk
jaringan
Kemudian
mahluk
lain XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N itz c h ia ,
N a v ic u la ,
dan
disekitar
Perifiton
perifiton
juvenil
9
antara
A m p h ip r o r a
bahwa
teramati
dan
R h iz o s o le n ia ,
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
rumpon
bahwa
digunakan
dalam
Bambu ukuran 10 meter sebanyak
10
buah;
7
J u rn a l
M itra B a h a ri
2)
Tali tambang;
3)
Alat
masing
dasar
dan
snorkel
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
rumpon
dipasang
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
dengan
menggunakan alat bantu untuk menangkap
berupa XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m asker,
selam
ikan yaitu bubu tambun dan pancing ulur
fin ;
(Lamp iran 2).
4)
Batu sebagai pemberat;
5)
Alat pengukur berat berupa timbangan
dengan skala terkecil 1 gram;
6)
Alat dokumentasi.
Bahan
penelitian
sebagai
H A S IL
yang
digunakan
ini adalah tali rafia dan kawat
a ttr a c to r
DAN PEM BAH ASAN
dalam
Salah satu altematif adalah membuat
atraktor
pengumpul
ikan yang
pengumpul ikan.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
mengumpulkan
M e to d e
mengefisienkan
p e n e lit ia n
Penelitian
metode
ini
e x p e r im e n ta l
dilakukan
fis h in g
dengan
tidak
yaitu dengan
yaitu
melakukan operasi penangkapan
terkumpul
menggunakan
selama
9 hari. Rumpon
dalam
penelitian
peluang
terkumpul
dipakai
Rafia
tersebut
dengan
Untuk
mengetahui
terkumpul
ikan
sarna
rumpon.
peletakan
pada
dipasang
sehingga
Jarak
Kepulauan
secara
acak.
banyaknya
rumpon
ikan yang
maka,
dapat
di
Rumpon
bahan
karena
yang
digunakan
bakar,
tali
tergolong
cukup
dalam
tinggi
jangka
waktu yang lama. Bahan tali rafia relatif
mudah
5 -I 0
menggunakan
sehingga
dan
rumpon
Seribu.
dipilih
daya tahan
untuk
berkisar
bahan
membuat
memiliki
dapat
penangkapan
Kepulauan
rafia.
antar rumpon
meter
lingkungan
dapat
agar
pemborosan
yang
3 buah
waktu
dengan
rump on di laut
yang
pada
pemasangan
terjadi
yang digunakan
berselang-seling
memiliki
ikan yang
ini berjumlah
(Lamp iran 2). Rumpon
secara
ikan
didapatkan
Seribu
memudahkan
nelayan
rumpon
rafia
tali
penangkapan
di
hal
lingkungan
mi
untuk
dalam
sangat
membuat
membantu
ikan.
masing-
Hasil Tangkapan
Tanpa Rumpon
250
200
50
•
P a n ja n g
(e m )
o +--.-,~r-T-~~~r-T-~~~r-~~~~~~~~LKJIHGFEDCBA
1
2
Trip ke-
Gambar 1 Hasil tangkapan tanpa menggunakan
Kegiatan
operasional
menggunakan
rumpon adalah kegiatan penangkapan
8
ikan
yang dilakukan
rumpon.
menggunakan
alat bantu
rumpon sebagai pemikat ikan dalam proses
2013
J u rn a l
M itra B a h a ri
penangkapan
ikan. Selama ini nelayan di
Kepulauan
Seribu
tidak
apakah
daerah
penangkapan
proses
menjadi
alat
bantu
dalam
ikan,
hanya
menggunakan
sasaran
mengakibatkan
yang digunakan,
Untuk
waktu
keberadaan
ikan,
nelayan hanya mengandalkan
pengalaman
mereka
mengetahui
tanpa
H a s ll T a n g k a p a n
tangkap.
Hal
pemborosan
alat tangkap seadanya yang mereka miliki.
melaut
yang
mereka tuju ada atau tidak ikan yang akan
penangkapan
mengetahui
ikan
pernah
menggunakan
dalam
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
bahan
serta hanya
sehingga,
ini
bakar
membuang
perlu
diupayakan
altematif so lusinya.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dengan Rum pon
•
P a n l.a n p ,I C (M
• B c r .: n ( e r .lm )
T rip k e -
Gambar 2
Hasil
beragam
tali rafia memiliki daya tahan yang cukup
lama hingga enam bulan. Oleh karena itu
ikan
dibandingkan
rumpon
Dokumentasi
ikan-ikan
dilihat
disebabkan
rumpon.
dengan
menggunakan
dapat
Hasil tangkapan menggunakan
rumpon lebih bervariasi dan
tangkapan
menggunakan
LKJIHGFEDCBA
dengan
(Gambar
hasil
tidak
I dan 2).
tangkapan
pada
Lampiran
4. Hal ini
karena
rumpon
merupakan
rumpon
untuk
menggunakan
dipakai
dan
tali rafia ini layak
dimanfaatkan
oleh
nelayan di Kepulauan Seribu.
K E S IM P U L A N
DAN
SARAN
tempat untuk XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A s s o c ia tio n
P la c e , F e e d in g
G round,
R e fe r e n c e /M e e tin g
P r o te c tio n
F rom
C le a n in g
P la c e
P r e d a to r ,
P o in t,
S h a d in g
(Yusfiandayani
2004).
Dari segi harga dan ketahanan rumpon tali
rafia
juga
harga
lebih murah
rumpon
Rp
memiliki
Ketahanan
rumpon
rumpon
hanya
hingga
hari
28
(Yusfiandayani
dengan
daun kelapa
1
unit
yaitu
rumpon.
tali rafia juga
lebih
dengan rumpon daun
daun
sebelurnnya)
yaitu
dibandingkan
untuk
unggul dibandingkan
kelapa,
keunggulan,
menggunakan
224.000
kelapa
(penelitian
mampu
dan
K e s im p u la n
P la c e ,
bertahan
cepat
busuk
2004), sedangkan
rumpon
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah :
1) Jumlah
hasil
menggunakan
banyak
yaitu
penangkapan
menggunakan
tangkapan
rumpon
67
ekor
ikan
tali rafia
ikan
lebih
dibandingkan
yang
tidak
rumpon hanya 17 ekor.
2) Daya tahan atraktor tali rafia memiliki
jangka
enam
waktu yang lama yaitu sampai
bulan,
sedangkan
menggunakan
atraktor
rumpon
yang memiliki
daya tahan
daun
yang
kelapa
selama
28
9
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
hari seperti penelitian
Yusfiandayani
3) Rumpon
sebelumnya
Ikan. Diktat kuliah. Program Studi
Pemanfaatan
Sumber
daya
Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
oleh
(2004).
menggunakan
tali
rafia
ini
layak untuk dipakai dan dimanfaatkan
oleh
nelayan
di
Kepulauan
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
Seribu
karena sang at efektif dan efisien.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jamal,
M.,
2003.
Studi
Pengguaan
Rumpon
untuk
Meningkatkan
Produksi Hasil Tangkapan Gillnet
dan Bubu Dasar yang dioperasikan
di
Perairan
Kabupaten
Sinjai
Sulawesi Selatan. Lutjanus. Jumal
Teknologi Perikanan dan Kelautan.
Vol 8 No.2, Juli 2003, ha1223-231
Saran
Saran dari penelitian ini adalah :
Penelitian
lanjut
dilakukan
pengembangan
teknologi
atraktor
komprehensif
dalam
ilmu
perikanan
non
alami
perlu
meningkatkan
pengetahuan
rumpon
yang
dan
dengan
berwawasan
lingkungan.
DAFTAR
Ar amI,.
.
PUS TAKA
H
2006 . Seleksi Tekonologi
Penangkapan Ikan Karang Dalam
Rangka
Pengembangan
Perikanan
Tangkap
Berwawasan
Lingkungan di
Kepulauan
W akatobi,
Sulawesi
Tenggara.
[Tesis).
Bogor:
Sekolah
Pascasarjana.
Institut
Pertanian
Bogor. Hal 10-14.
Direktorat
Jenderal
Perikanan,
1995.
Penggunaan
Payaos/rumpon
di
Indonesia. Jakarta 11 hal.
Freon, P and L. Dagom. 2000. Review of
Fish Associate Behaviour: Toward
a Generalisation
of the Meeting
Point Hypothesis. Fish Biology and
Fisheries, 10 : 183-207
Katrunada,
M. 2001. Uji Coba Alat
Tangkap Bubu di Pulau Pramuka,
Kepulauan
Seribu.
[Skripsi).
Bogor:
Fakultas
Perikanan
dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
Lowe,
RH
and
McConnel.
1987.
Ecological
Studiesa
in Tropical
Fish
Communities.
London
Cambridge University Press. 235
hal.
Mathews, C.P., D.R Monintja and N.
Naamin,
1996.
Studies
of
Indonesian Tuna Fisheries: Part 2.
Changes in Yellow fin Abundance
in the Gulf of Tomini and North
Sulawesi.
In:
Shomura,
RS.,
lMajkowski
and R.F. Horman
(Eds.). Scientific Papers from the
Second FAa Expert Consultation
on Interactions
of Pasific Tuna
Fisheries, 23 31 January
1995,
Shimizu, Japan. P 298-305
Monintja,
D.R.
1993. Study on the
Development of Rumpon as a Fisf
I I Magnuson.
1967.
Gooding, RM and LKJIHGFEDCBA
Aggregating
Devices
(FADs).
Ecological
Significance
of
a
Maritek Buletin ITK, FPIK-IPB,
Drifting Object to Pelagic Fishes.
3(2) : 137 p
Pasific Science, 21: 486-497
Gunarso, W . 1985. Tingkah Laku Ikan
Dalam Hubungannya Dengan Alat,
Metoda, dan Teknik Penangkapan
10
Murdianto,
B.XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2003.
M e n g e n a l,
M e m e lih a r a
dan
M e le s ta r ik a n
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
E k o s is te m
Jakarta:
T erum bu
P e n d e k a ta n
Gramedia
Odum,
Soemarto,
1962. The Rumpon Fishing
K a r a n g . onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
COFISH Project. 53 hal.
~ ybakken, JW . 1986.
B io lo g i
2 0 1 3 XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Laut
Method.
Fisheries
Department
Faculty
of
Agriculture
The
University of Tokyo.
S u a tu
Jakarta:
Pustaka Utama.
E k o lo g is .
E.P.
1971.
Fundamentals
of
Ecology.
Third
Edition.
W .B.
Sounder co. Philadelphia.
Soedharma,
D. 1994. Suatu
Struktur
Komunitas Ikan pada Kombinasi
Rumpon Permukaan dan Rumpon
Dasar di Teluk Lampung. Laporan
Penelitian
Fakultas
Perikanan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hal 9-26.
Subani,
W . 1986. Telaah Penggunaan
Rumpon
dan
Payaos
dalam
Perikanan
Indonesia.
Jurnal
Penelitian Perikanan Laut, BPPL,
Jakarta, 35: 35-45
Yusfiandayani,
R. 2004. Studi Tentang
Mekanisme
Berkumpulnya
Ikan
Pelagis Kecil di Sekitar Rumpon
dan Pengembangan
Perikanan di
Perairan Pasauran, Propinsi Banten.
Disertasi.
Sekolah
Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.LKJIHGFEDCBA
11
M IT R A B A H A R I
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI
(Sea Partnership Program)
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
M IT R A
~
'.
'
1;:'-
'.
BAHARI
XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- : ,Y - ;
_
~ _ LKJIHGFEDCBA
=,
. _/=~-=-,-"~-i--:ljT-8;Y:::.;'_"fOI.·,-~
tv ;
- ~---~~-~--~~~-------------~-----
-
~
~~~
rSl:\:j'/:j:)J:''':.Tt
~ ~ --------
"S -
---
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
-::~
-
.
----
IS S N . 0216 - 4841
V O L .7
DEW AN
No.2, M e i - A g u s t u s
P E N A S IH A T
2013
P E M IM P IN
Direktur lenderal KP3K
REDAK SI
Kepala Bagian Program
Sesditjen KP3K
Direktur Pesisir dan Lautan
DEW AN
REDAK SI
Prof. Dr. Abimanyu T. Alamsyah, MS.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
Prof. Dr. Ari Purbayanto, M.Sc.
Dr. Fedi A. Sondita, M.Sc.
Dr. Semeul Littik, M.Sc
Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
Hasyim Zaini, M,Ec
Direktur Pemberdayaan
Pulau-pulau Kecil
Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
S E K R E T A R IA T
REDAK SI
R. Tomi Supratomo, M.Si
Rini W idayanti, SP.
Bustamin, S. St.Pi
Mochammad Danyalin. A. Md
AriefFajar Fitriani, A. Md
Teddy Septiansa, S. Si
S u m b e r F o to S a m p u l D e p a n
:
1. Mitra Bahari Pusat
(Manggrove di Pesisir Demak)
2. Teluk Mayalibit
ALAM AT
REDAK SI
J1. Medan Merdeka TimurNo.16 Lantai 7
Jakarta 10110 Telp.lFax: 021-3522560
Email: setnasmitrabahari@kkp.go.id
setnasmitrabahari@yahoo.com
W ebsite: www.kp3k.kkp.go.idlmitrabahari
J u rn a l
M it r a
B a h a ri
V o l. 7 N o . 2 , M e i- - A 9 L ls t u s
.•
Daftar Isi
Contents
Roza Yusfiandayani
Ujl Coba Rumpon Tali Rafia sebagai Alat Pengumpul
Beras, Kepulauan Seribu
-
2013
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
".
-- -,
Ikan di Pulau Karang
1
Sarah Usman
Analisis Margin Profit Usaha Produk Olahan Ikan Masyarakat
Kampung Lopintol Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat
Pesisir
12
Marjan Bato, Fredinan Yulianda, Achmad Fahruddin
Kajian Manfaat Kawasan Konservasi Perairan Bagi Pengembangan
Ekowisata Bahari (Studi Kasus Di Kawasan Konservasi Perairan
Nusa Penida, Bali
31
Dewi Purnama
Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat
Kawasan Danau Padang Betuah
43
untuk Mengatasi Degradasi
Sidiq Pranoto, Achmad Fahrudin, Rahmat Kurnia
Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang Berkelanjutan
W ulan Demak
Deddy Bakhtiar dan Zamdial Ta'alidin
Keanekaragaman
Jenis dan Distribusi Zooplankton
Pulau Enggano
di Muara Sungai
47
di Perairan
56
Gladys Peuru
Pengembangan Ekowitasa di Pulau Terluar Berbasis Kesesuaian Lahan dan
Daya Dukung (Studi Kasus Pulau Lingayan sebagai Pulau Terluar di
Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah)
66
Endratno, Domu Simbolon, Budy W iryawan, Roza Yusfiandayani
Pol a Pemanfaatan
Perikanan Tangkap di Kawasan Konsevasi Perairan
Kabupaten Ciamis
IS S S N .
0216
9770216484185
- 4841
75
J u rn a l
1 5 5 N . 0 2 1 6 - 4 8 4 1 ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
M itra B a h a ri
U JI C O B A
RUM PON
PULAU
T A L I R A F IA
KARANG
SEBAG AI
BERAS,
R o z a Y u s f ia n d a y a n i
I
ALAT
PENGUM PUL
KEPULAUAN
IK A N
DI
S E R IB U
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
12* LKJIHGFEDCBA
StafPengajar di Bagian TelcnologiP enangkapanIkan, DepartemenPemanfaatanSumber Daya Perikanan,Fakultas
Perikanan dan llmu Kelautan,Institut PertanianBogor
2
KonsorsiumMitra Bahari Jawa Barat
ABSTRAK
Tingginya aktivitas penangkapan ikan di perairan laut yang kedalamannya lebih kecil 200 meter berdampak
terhadap produksi dan produktivitas hasil tangkapan nelayan. Untuk meningkatkan produksi, berbagai cara
dilakukan yaitu dengan cara menggunakan bahan peledak dan bahan-bahan kimia. Penangkapan dengan cara
demikian tentu saja merusak habitat ikan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( d e s t r u c t i v e j i s h i n g ) . Salah satu cara untuk mengurangi kegiatan
d e s t r u c t i v e j i s h i n g , yaitu perlu dilakukan upaya penanggulangan dengan memberikan informasi kepada nelayan
mengenai usaha perikanan altematif dengan teknologi yang sederhana, murah dan dapat meningkatkan produksi
nelayan. Salah satunya upaya tersebut adalah usaha perikanan dengan menggunakan rumpon. Pembuatan
rurnpon ikan sebenamya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar
laut menjadi mirip dengan kondisi habitat ikan. Usaha pembuatan rurnpon merupakan solusi terbaik untuk
meningkatkan hasil perikanan di laut. Fungsi rurnpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan antara lain:
sebagai tempat berkumpulnya ikan; sebagai tempat daerah penangkapan ikan dan sebagai tempat berlin dung
jenis ikan tertentu dari serangan ikan predator. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memberikan
suatu strategi untuk mengurangi aktivitas penangkapan ikan yang merusak lingkungan ( d e s t r u c t i v e f i s h i n g ) ,
dengan suatu pengembangan perikanan rurnpon yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
e x p e r i m e n t a l f i s h i n g dengan melakukan operasi penangkapan ikan yang terkumpuJ menggunakan rumpon tali
rafia. Kegiatan operasionaJ menggunakan rumpon adalah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan
menggunakan alat bantu rumpon sebagai pemikat ikan dalam proses penangkapan ikan. Selama ini nelayan di
Kepulauan Seribu tidak pernah menggunakan alat bantu dalam proses penangkapan ikan, hanya menggunakan
alat tangkap seadanya yang mereka miliki. Untuk mengetahui keberadaan ikan, nelayan hanya mengandalkan
pengalaman mereka dalam melaut tanpa mengetahui apakah daerah penangkapan ikan yang mereka tuju ada
atau tidak ikan yang akan menjadi sasaran tangkap. Hal ini mengakibatkan pemborosan bahan bakar, serta
hanya membuang waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan ikan menggunakan
rumpon tali rafia lebih banyak yaitu 67 ekor dibandingkan penangkapan ikan yang tidak menggunakan rump on
hanya 17 ekor, sehingga rumpon tali rafia layak untuk dikembangkan.
K a ta k u n c i: r u m p o n , ta li r a fia , K e p u la u a n S e r ib u
sp.),
PENDAHULUAN
baronang
Latar
B e la k a n g
Potensi
Indonesia
diduga
dan
ekonomis
kerapu
hias
penting
(E p in e p h e lu s
Surel Korespondensi:
875
ton
ekonomis
yang
antara
sp.),
per
Ikan
ikan
lain
di
nilainya
tinggi,
maupun
karang
karang
besar,
1998).
Mubarak
ikan
ikan
, cukup
nilai
ikan
daya
75.
mencapai
mempunyai
lenis-jenis
sumber
terhitung
(Djamali
sebagai
yang
karang
baik
konsumsi.
memiliki
adalah
kakap
nilai
ikan
memiliki
potensi
yang
adalah
Perairan
Kepulauan
Kondisi
terumbu
laut
cukup
di
berbagai
dilaporkan
sudah
akibat
melanggar
habitat
ikan
daya
Pulau
di
yang
seperti
Cara
ikan
lawa
Seribu.
karang
ikan
pukat.
merusak
di
lokasi
hukum
sangat
baik
kuning
satu daerah
mengalami
pencarian
penggunaan
ekor
Salah
sumber
karang
tahun
sp.),
(S ig a n u s
sp.) dan lain-lain.
(C a e s io
bom
pencarian
terumbu
di perairan
nusantara
kerusakan
ilegal
ikan
ikan
dan
dan
ini
karang
sebagai
ikan
konsumsi
(L u tja n u s
karang.
lenis
o c h a ip b @ g m a il.c a m
1
J u rn a l
M itra B a h a ri
yang memiliki habitat di karang yakni ikan
kakap dan kerapu menjadi berkurang
jumlahnya secara signifikan, Pembuatan
rumpon sebagai rumah tinggal buatan dapat
dijadikan
salah
satu
usaha
untuk
mengembalikan kelestarian hayati di dasar
laut.
Tingginya aktivitas penangkapan
ikan di perairan laut yang kedalamannya
lebih kecil 200 meter berdampak terhadap
produksi dan produktivitas hasil tangkapan
nelayan. Sehingga, untuk meningkatkan
produksi, nelayan cenderung melakukan
kegiatan penangkapan yang merusak habitat
ikan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(d e s tr u c tiv e fis h in g )
yaitu dengan cara
menggunakan bahan peledak dan bahanbahan kimia. Penggunaan bahan peledak dan
bahan-bahan kimia oleh nelayan dalam
aktivitas
penangkapan
menyebabkan
kerusakan habitat ikan terutama daerahdaerah terumbu karang. Salah satu cara
untuk
fis h in g ,
mengurangi kegiatan d e s t r u c t i v e
yaitu perlu dilakukan upaya
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
meningkatkan hasil perikanan di laut. Fungsi
rumpon
sebagai
alat
bantu
dalam
penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
sebagai tempat berkumpulnya ikan; sebagai
tempat daerah penangkapan ikan dan sebagai
tempat berlindung jenis ikan tertentu dari
serangan ikan predator.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
P eru m u san
M a s a la h
Permasalahan
yang
terjadi
di
Kepulauan Seribu adalah terumbu karang
yang rusak akibat dari penggunaan alat
tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Sehingga dibutuhkan inovasi baru dalam
pencarian
teknologi
alternatif
yang
sederhana, murah dan dapat meningkatkan
produksi nelayan.
T u ju a n
Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah memberikan suatu
strategi
untuk
mengurangi
aktivitas
penangkapan
nelayan
yang
merusak
lingkungan ( d e s t r u c t i v e
fis h in g )
dengan
suatu pengembangan perikanan rumpon yang
berkelanjutan.
penanggulangan
dengan
memberikan
informasi kepada nelayan mengenai usaha
perikanan alternatif dengan teknologi yang
sederhana, murah dan dapat meningkatkan
produksi nelayan. Salah satunya upaya
tersebut adalah usaha perikanan dengan
L u a r a n y a n g D ih a r a p k a n
menggunakan rumpon (Jamal 2003).
Luaran
yang
diharapkan
dari
Rumpon dalam bahasa kelautan
penelitian ini yaitu adanya sebuah artikel
adalah karang buatan yang dibuat oleh
paten yang diharapkan mampu memberikan
manusia dengan tujuan sebagai tempat
informasi dan usulan kepada pihak terkait
tinggal ikan. Rumpon merupakan rumah
mengenai upaya melestarikan terumbu
buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat
karang
dari
sudut
pandang
metode
secara sengaja dengan menaruh berbagai
penangkapan ikan yang ramah lingkungan di
jenis barang di dasar laut secara kontinyu.
Kepulauan Seribu.
Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah
salah satu cara untuk mengumpulkan ikan,
K egunaan
dengan membentuk kondisi dasar laut
Kegunaan dari penelitian ini antara
menjadi mirip dengan kondisi karang-karang
lain sebagai berikut :
alami, rumpon membuat ikan merasa seperti
1) Memudahkan nelayan menemukan tempat
mendapatkan rumah baru. U saha pembuatan
untuk mengoperasikan alat tangkapnya;
rumpon merupakan solusi terbaik untuk LKJIHGFEDCBA
2
J u rn a l
M itra B a h a ri
Lethrinidae,
terjadinya XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
d e s tr u c tiv e fis h in g ,
2) Mencegah
akibat
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
penggunaan
bahan
peledak
dan
bahan kimialberacun;
3) Meningkatkan
Priacanthidae,
Lutjanidae
dan
2013
Labridae,
Haemulidae.
Beberapa
jenis ikan karang konsumsi yang banyak
produksi
terdapat
dan produktifitas
nelayan.
di
pasaran
(Serranidae),
adalah
kerapu
kakap (Lutjanidae),
kakatua
(Scaridae),
napoleon
(Labridae)
(Tarwiyah,2001).
T IN JA U A N
Nybakken
PUSTAK A
terumbu
karang
masif
S u m b er D aya Ik an K aran g
Sumber daya ikan karang meliputi ikan
(1986) menyatakan
dari
adalah
kalsium
dengan sedikit tambahan
dan
merupakan
ordo
Hutomo
(1995)
(2001),
kelompok
kaitannya
P e r c ifo r m e s .
d ia c u
d a la m
ikan
karang
dengan
dan
(te le o s te i)
orgaisme
Menurut
kalsium
Nasution
terdiri
yang
lingkungan
erat
karbonat.
atas
yaitu
farnili
Scaridae
karang,
merupakan
farnili dalam
sub ordo
Labridae
(kakatua)
dan
Labridae,
(napoleon),
Pomacentridae
kurang
dari
50m,
dan
c r u s ta c e a ,
ikan
yaitu
famili
Siganidae
Acanthuridae
(baronang)
(bendera atau
(3) Lethrinidae
(swanggi).
m o o r is h
(lencam)
Famili
(butana),
dan
Zanclidae
rendah,
Menurut
(2000),
kecil (Katrunada, 2001).
(2) Tiga famili dari sub ordo Acanthuridae,
spesifik
Rornimoharto
terumbu
menjadi
atol,
penghalang
terumbu
terumbu
tepi
Di antara
terumbu karang yang paling
sering dijumpai
di kawasan
memiliki
tersebut,
dari
corak
mana
konsumsi,
Holocentridae,
terdapat
sepuluh
merupakan
produksi
yaitu
Serranidae,
sebagian
terumbu
Asia Tenggara,
besar
pulau-pulau
karang.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bintik
Djamali
menyatakan
dalam
ketiga
tepi merupakan
2001).
terbesar
dan
dan Holocentridae
Serranidae
karang
yaitu
(b a r r ie r )
bentuk
dikenali
yang
umumnya
id o l).
pada kepala badan dan sirip (Tarwiyah,
utama
substrat
tiga bentuk,
(fr in g in g ).
terumbu
air
dan Juwana
karang
dikelompokkan
dikelilingi oleh pertumbuhan
Indonesia
di atas
dan Juwana 2000).
mulut panjang mernipih dan memanjang
(4) Di
hanya
peredaran
dan tersedianya
di
mudah
suhu
cukup
ciri bentuk tubuh agak rendah, moncong
diHGFEDCBA
dan
tumbuhnya
karang
memiliki
keras (Rornimohtarto
cacing,
khatulistiwa
18°C, salinitas berkisar antara 30-50 psu, laju
be bas pencemaran
moluska,
dan
dapat tumbuh di perairan dengan kedalaman
di
berupa
karang
berpasir
Terumbu
farnili diurnal yang aktif mencari makan
Mangsanya
daerah
temp at
karang.
pencemaran
hari.
mengeluarkan
perairan
(betok laut). Farnili Labridae merupakan
siang
dari alga berkapur
yang
W ilayah terumbu
Daerah
terumbu
(1) Tiga
lain
daerah alga.
terumbu
karang adalah :
terutama
dihasilkan oleh karang dari ordo Scleractinia
karang
keras
endapan-endapan
karbonat,
hias dan ikan konsumsi. Sebagian besar ikan
bertulang
bahwa
famili
dan
bahwa
Mubarak
sebaran
di
Indonesia
banyak
penyumbang
Sulawesi,
Laut
Laut
Banda.
ikan
Selain itu terdapat pula di Kepulauan
Seribu,
karang
Caesiodidae,
Scaridae,
terdapat
(1998)
karang
Flores
di sekitar Pulau
dan
bagian barat Sumatera hingga ke Pulau W eh,
Kepulauan
Riau,
Pulau
Bangka-Belitung,
3
J u rn a l
V o l. 7 LKJIHGFEDCBA
N o . 2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
Kepulauan
Karimunjawa,
Teluk
Kebiasaan
Lampung,
Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Teluk
pencarian
Cenderawasih
dengan
dan Maluku.
Terumbu
karang
yang
makanan.
Selain
itu juga
berperan
sebagai
temp at
mencari
(fe e d in g
g ro u n d ),
daerah
asuhan
dan
g ro u n d ),
dan
tempat
kaya
Tingkah
faktor
dalam
penting
(s p a w n ig
2003).
untuk
laku
salah
diketahui
penangkapan
bubu. Pengetahuan
tingkah
ikan
mengenai
ikan karang
seperti
kebiasaan makan ikan, pola rnigrasi dan pola
interaksi
dengan
digunakan
terumbu
sebagai
menentukan
karang
dapat
pendekatan
metode penangkapan
makan
waktu
ikan
ikan
dan
waktu
erat
hubungannya
pengoperasian
alat tangkap
bubu dan jenis umpan yang digunakan. Bubu
akan
dioperasikan
ketika
ikan
sesuai
mulai
dengan
mencari
waktu
makan.
Lebih
lanjut Gunarso (1985) menjelaskan
makan XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(n u rse ry
memijah
kegiatan
berbagai
karang
laku ikan merupakan
yang
menggunakan
akan
terumbu
ikan karang (Murdianto
ground)
satu
subur
merupakan
ekosistem
makan
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONML
dalam
ikan yang
bahwa
pengetahuan
tentang berbagai jenis makanan
yang
dimakan
biasa
untuk
usaha
terkait
dengan
ikan
penangkapan
yang
ikan.
penggunaan
yang dapat digunakan
ikan
sangat
menjadi
jenis
berguna
Hal
ini
makanan
sebagai umpan
target
bagi
penangkapan.
Menurut struktur trofik, ikan terumbu karang
dapat dibedakan
menjadi enam grup trofik,
yaitu herbivora, ornnivora,
pemakan
crustacea,
pemakan
lain-lain.
terumbu
karang
p la n k to n
ikan
fe e d e r s ,
piscivora
Komposisi
dan
ikan
berdasarkan
pada
tingkatan
trofiknya dapat dilihat pada Tabell.
tepat (Murdianto 2003).
Tabell Komposisi ikan terumbu karang berdasarkan tingkatan trofik
J u m la h famili
Nama famili
Grup trofik ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Herbivora
Scaridae, Acanthuridae, Pomacentridae, Blennidae,
5
Kyphosidae
Omnivora
13
Labridae, Acanthuridae, Pomacentridae, Mullidae,
Ostraciontidae,
Chaetodontidae,
Monacanthidae,
Gobiidae,
Diodontidae,
Sparidae,
Carangidae,
Gerridae, Pempheridae
P la n k to n fe e d e r s
Apogonidae,Pomacentridae,Holocantridae,
7
Grammidae,Pricanthidae, Sciaenidae, Pempheridae
krustacea
Pemakan
Serranidae, Holocenrridae, Lutjanidae, Scorpaenidae,
9
Sciaenidae, Acanthuridae, Muraenidae,Ophichthidae,
danikan
Gramministidae
Serranidae, Lutjanidae, Carangidae,
Piscivora
9
Sphyrenidae,
Muraenidae,
Fistulariidae,
Synodontidae,
Aulostomidae, Bothidae
Pemakan lain - lain
4
Pomacentridae, Balistidae, Acanthuridae, Gobiidae
Sumber : Lowe dan McConnel (1987)
Arami (2006) menyatakan
dalam mencari makan, meliputi hubungan
antara
ikan
karang
dengan
dengan
hidup
pada
karang
termasuk
terumbu
karang,
interaksi
langsung,
berlindung
dari predator
terutama
4
bahwa ada tiga
bentuk umum interaksi antara ikan karang
bagi
ikan
yaitu
sebagai
:
(1 )
tempat
atau pemangsa
muda;
(2)
interaksi
interaksi
tak
langsung
biota
akibat
alga,
yang
(3)
struktur
karang dan kondisi hidrologi sedimen.
J u rn a l
M itra B a h a ri
Berdasarkan
karang
dapat
kelompok,
distribusi harian, ikan
dibagi
yaitu
menjadi
dua
diurnal
dan
ikan
nokturnal.
Kelompok
kelompok
ikan yang aktif berinteraksi
mencari
makan
famili
ikan diurnal adalah
pada
siang
hari,
Pomacentridae,
Acanthuridae,
seperti
Bleenidae
buatan seperti bahan sintetis, plat besi, ban
bekas, tali baja, tali rafia serta semen.
Rumpon
FAD
skala
di Indonesia
kecil
dan
umumnya
dibuat
Rumpon
tersebut
kedalaman
perairan
sederhana
dari bahan
yang dangkal dengan
Cirhitidae,
dan umumnya tidak lebih dari 10 - 20 mil
dan
Gobiide.
laut
(35
km)
dari
pangkalan
aktif berinteraksi
Selanjutnya
Subani
bahwa
pengumpulan
dan mencari makan pada
yang kedua
celah
siang
menetap
karang,
hari, kelompok
di gua dan celah-
antara
lain
Holocentridae,
Apogonidae,
Scorpaenidae,
Serranidae
famili
Haemulidae,
dan
Labridae
(Arami 2006).
cara
atau
F is h
A g g r e g a tin g
adalah alat bantu penangkapan
ikan
dipasang
pada
perairan
dan
ditempatkan
laut. Rumpon telah digunakan
Indonesia
sejak
diketahui
lama
digunakan
sekali
dan
di
telah
lebih dari 30 tahun
dibanyak daerah sekitar wilayah Sulawesi,
khususnya
1993).
Sulawesi
Utara
Berdasarkan
(Monintja,
pemasangan
dan
pemanfaatan
rumpon dibagi atas 3 jenis :
(a) rumpon
perairan
dasar,
(b) rumpon
perairan dangkal dan (c) rumpon perairan
dalam.
Menurut
menjelaskan
dari
Barus
et
a l.
(1 9 9 2 )
bahwa
metode
pemasangan
laut
dangkal
dan
rumpon
hampir
sarna, perbedaannya
hanya
pada
serta bahan yang digunakan . Rumpon laut
menggunakan
bahan
dari
alam
seperti bambu, rotan, daun kelapa dan batu
kali. Sebaliknya
pada rumpon
laut dalam
sebagian
bahan
digunakan
bukan
besar
yang
dari alam melainkan
berasal
1996).
menyatakan
ikan
dengan
benda atau bangunan yang dipakai sebagai
sarana
untuk
penangkapan
Rumpon
pembantu
ikan
agar
merupakan
dengan
ikan-kan
alat bantu
ikan yang fungsinya
untuk
menarik
berkumpul
disuatu
sebagai
perhatian
ikan
tempat
yang
selanjutnya diadakan penangkapan.
lain
penangkapan
rumpon
dengan
dis amp ing
pengumpul
mudah
adalah
ditangkap
tangkap
yang
Prinsip
alat
berfungsi
kawanan
hakekatnya
bantu
sebagai
ikan,
agar
pada
kawanan
ikan
dengan
alat
sesuai
dikehendaki.
Selain
itu
dengan adanya rump on, kapal penangkap
dapat menghemat
karena
tidak
mengejar
waktu dan bahan bakar,
perlu
lagi
gerombolan
mencari
ikan
dan
dari
dan
menuju ke lokasi penangkapan.
dalam
desain rumpon, lokasi daerah pemasangan
dangkal
(1972)
salah satu bentuk dari FAD, yaitu metode,
penangkapan
R um pon
yang
terdekat
dan Naamin,
pikatan berupa benda terapung merupakan
tersebut.
D e v ic e
Monintja
cara memikat dan mengumpulkan
Rumpon
pada
jarak 5 - 10 mil (9 - 18 km) dari pantai
(Mathews,
hari. Pada
yang
tradisional.
ditempatkan
Ikan nokturnal adalah kelompok ikan yang
malam
merupakan
Serranidae,
Balistidae,
Tetraodontidae,
dan
Labridae,
Chaetodontidae,
Lutjanidae,
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
(1995)
dalam
Direktorat
Jenderal
Perikanan
melaporkan
beberapa
keuntungan
penggunaan
memudahkan
pencarian
rumpon
yakni
gerombolan
ikan,
biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat
dirnanfaatkan
oleh nelayan
kecil. Desain
rumpon, baik rumpon laut dalam maupun
rumpon
laut dangkal
secara
terdiri atas empat komponen
garis
besar
utama yaitu:
dariLKJIHGFEDCBA
- ( t 7 o a t ) , (2) tali ( r o p e ) , ( 3 ) ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
(1) pelampung XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
5
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
pemikatXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(a tr a c to r )
dan (4) pemberat
berada
(s in k e r ).
karena:
Tali
yang
pemberat
dan
menghubungkan
pelampung
pada
jarak
tertentu disisipkan daun nyiur yang masih
melekat
pada pelepabnya
setelah dibelah
di
1) Rumpon
(fe e d in g
temp at
rumpon
tersebut
ditanam
komponen
umum
dari konstruksi
komponenrumpon adalah
(1) Pelampung:
yang
jenis
3) Rumpon
ikan-ikan
sustrat
sebagai
untuk
bagi
telurnya
ikan-ikan
tertentu.
4) Rumpon sebagai tempat berlindung dari
predator bagi ikan-ikan tertentu.
sebagai berikut :
mengapung
bagi
ground)
meletakkan
Persyaratan
berteduh
beberapa
2) Rumpon sebagai tempat mencari makan
tertentu.
(Subani 1986).
tempat
bagi
p la c e )
disebabkan
ikan tertentu.
pada umumnya
laut
rumpon
sebagai
(s h a d in g
menjadi dua. Panjang tali bervariasi, tetapi
adalah l,5 kali kedalaman
sekitar
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Mempunyai
kemanpuan
yang cukup baik (bagian
mengapung
diatas
air
1/3
5) Rumpon
sebagai
navigasi
(m e e tin g
tempat
titik
acuan
bagi ikan-ikan
p o in t)
tertentu yang beruaya.
bagian), Konstruksi cukup kuat, Tahan
terhadap
gelombang
dikenali
dari jarak
pembuatnya
dan air, Mudah
jauh
mudah didapat;
(2) Pemikat: Mempunyai
baik
terhadap
Mempunyai
potongan
bentuk
vertical
daya
apung
seperti
posisi
umumnya
akan mendekati
flo a tin g
o b je c ts
ke
mencegah
benda
lainnya
(4) Pemberat:
mudah
dengan
Mempunyai
cukup
untuk
terhadap
benda-
dan
diperoleh,
famili
yang memindahkan
parasit
terhadap
arus,
(2000),
iritasi
sebagai
p la c e )
bagi jenis-jenis
d a la m
jenisnya
tidak liein dan
Menurut
area
rumpon
merupakan
Soemarto
terdapat
makanan
dan Sproul (1985)
mengemukakan
teori tertariknya
d ia c u
. (2004),
ikan yang
ikan untuk
dalam
yang
yang
rumpon.
bahwa
perairan
akan
organisme
yang pertama
adalah
menarik
dan memakannya.
(1994) mengemukakan
kelapa
lebih
diluar
Soedharma
daun
6
planktonnya
mendekat
(1962)
plankton
ikan
dijelaskan
yang banyak
Ik an
Yusfiandayani
ikan
tertentu. Ikan berkumpu1 disekitar rumpon
Selanjutnya
Samples
tentang
berasosiasi
untuk mencari makan.
Massa
B erkum pu1nya
dengan
teori
tempat
dapat mencengkeram.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
banyak
dibandingkan
M e k a n is m e
kulit
Freon dan Dagorn
menambahkan
(a s s o c ia tio n
murah, kuat dan
besar, permukaannya
menghilangkan
rumpon
ini sesuai
dari
eara menggesekkannya.
(le s s k n o t);
Bahannya
1aku
atau
busuk,
menggesekkan
laku ikan
tingkah
p la c e )
dewasa
bagian bawah
dan
Tingkah
mudah
murah,
gesekan
Tidak bersimpul
badannya.
tertentu.
dari bahan yang
yang
merupakan
(c le a n in g
c o r y p h a e n id s
relatif
rumpon
Dolphin
lama dan murah;
Harganya
bahwa
bagi ikan-ikan
arab
(1967)
(2004)
tempat stasiun pembersih
dengan
tidak
Magnuson
Yusfiandayani
lama,
dari bahan yang kuat, tahan
dan
dan
d a la m
Tahan
ikan-ikan kecildan
(3) Tali temali: Terbuat
kuat
Gooding
d ia c u
me1aporkan
daya pikat yang
ikan,
bawah, Melindungi
Terbuat
dan Bahan
bahwa
ada di pelepah
perifiton.
Hasil
J u rn a l
M itra B a h a ri
(2004)
adanya
ikan di sekitar rumpon
bahwa ada sekitar 26 genus
dengan
pola
rumpon
menciptakan
penelitian
Yusfiandayani
menemukan
perifiton
alga
yang
atraktor
rumpon
perifiton
avertebrata.
ditemukan
genus
alga yang
antara
lain
menarik
ukuran
B a la n u s ,
dan
M ic r o s e te lla
perifiton
organisme
sedangkan
dijelaskan
mempengaruhi
proses
pemangsa
ikan.
kolonisasi
lainnya
Selanjutnya
termasuk
dikemukakan
bahwa selain perifiton ditemukan
jenis
fitoplankton
zooplankton.
dan
E u tin tin u s ,
zooplankton
E u c a la n u s ,
genus
antara lain
dan
R h iz o s o le n ia
jenis
pula 23
6
Jenis fitoplankton
C h a e to c e r o s ,
sedangkan
laju
di
dipengaruhi
bahwa
ikan-ikan
pelagis
pelagis
ini akan
lebih besar
1986),
tempat
menyatakan
tertentu
yang
berada
atraktor
di lihat dari arah
arus. Kadang kadang mereka bergerak ke
kiri dan ke kanan
ketempat
arus
tetapi
selalu
semula demikian
(sifat
pemangsa
suatu
dan
perairan
sangat
lingkungan
fisika, kirnia dan biologi.
tersebut
antara
kecerahan,
lain adalah
pH, gas-gas
dengan
organisme
ikan
umurnnya
arus).
Sedangkan
yang
lebih
kembali
juga terhadap
dalam
yang berenang
berenang
dari
arah
terdapat
ikan
ke pertengahan
lain
fisikaJkimia
(Odum
perairan
ikan yang berukuran
bergerombol
rumpon
dalam
bahwa
W AKTU
TEMP AT P E N E L I T I A N
DAN
disekitar
Penelitian
di
dilaksanakan
ke-4
pekan
di Perairan
salinitas 30% serta
oksigen terlarut 4-4,57 ppm. Subani (1986)
ikan-ikan
pada
dan
temp at berlindung
Pulau
Karang
akhir
Beras,
A la t d a n B a h a n
Peralatan
juga
yang
1)
dijelaskan
sampai
setiap
Kepulauan Seribu (Lamp iran 1).
tidak
daun-daun
ke-J
bulan
penelitian ini adalah :
Selanjutnya
akan
dilakukan
untuk mencari makan dalam arti luas tetapi
memakan
lapang
yang
berkumpul disekitar rump on menggunakan
sebagai
oleh
1971).
bulan
bahwa
mangsanya
ikan yang lemah terlindungi
m/det, suhu 29,33-3~),330C,
mengemukakan
adanya
akan mengalami
menyambar
kecepatan arus berkisar antara 0,001- 0,30
77,33-84,67
dengan
adanya ikan lain dan atraktor.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
rumpon berada pada kisaran normal, yaitu
kecerahan
lebih kecil. Perilaku
ikan
maka pemangsa
kesulitan
karena
dari
interaksi
Menurut Jamal (2003) menyatakan
tersebut.
lainnya,
Sebagai
(Subani
atau belakang
dan
unsur hara dan adanya
rumpon
bersama
disekitar rump on berenang pada sisi depan
lapisan
terlarut,
31 ppt,
dipasang.
ini
kecil
Ikan-ikan
ikan- ikan
menentang
fitoplankton
suhu, kekeruhan,
parameter
rumpon
renik
memakannya.
berlindung
lain
oleh faktor-faktor
Faktor-faktor
untk
bakteri
atau permukaan perairan untuk memangsa
Kelimpahan
yang meliputi
ketika
ikan yang berukuran
antara
S to lo m o p h o r u s .
perifiton
memikat
dimana
tumbuhnya
perhatian
T hysanessa
S y n c h a e ta
makanan
hewan-hewan
kecil.
berkaitan
suatu arena makan
dengan
dan mikroalga
ditemukan
yang
Selanjutnya
perkembangan
dirnulai
dengan
C a la n u s ,
T y p h lo s c o le x .
dan
P e r id in u m ,
C h a e to c e r o s
avertebrata
T hysanopoda,
untuk
jaringan
Kemudian
mahluk
lain XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N itz c h ia ,
N a v ic u la ,
dan
disekitar
Perifiton
perifiton
juvenil
9
antara
A m p h ip r o r a
bahwa
teramati
dan
R h iz o s o le n ia ,
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
rumpon
bahwa
digunakan
dalam
Bambu ukuran 10 meter sebanyak
10
buah;
7
J u rn a l
M itra B a h a ri
2)
Tali tambang;
3)
Alat
masing
dasar
dan
snorkel
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
rumpon
dipasang
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
dengan
menggunakan alat bantu untuk menangkap
berupa XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m asker,
selam
ikan yaitu bubu tambun dan pancing ulur
fin ;
(Lamp iran 2).
4)
Batu sebagai pemberat;
5)
Alat pengukur berat berupa timbangan
dengan skala terkecil 1 gram;
6)
Alat dokumentasi.
Bahan
penelitian
sebagai
H A S IL
yang
digunakan
ini adalah tali rafia dan kawat
a ttr a c to r
DAN PEM BAH ASAN
dalam
Salah satu altematif adalah membuat
atraktor
pengumpul
ikan yang
pengumpul ikan.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
mengumpulkan
M e to d e
mengefisienkan
p e n e lit ia n
Penelitian
metode
ini
e x p e r im e n ta l
dilakukan
fis h in g
dengan
tidak
yaitu dengan
yaitu
melakukan operasi penangkapan
terkumpul
menggunakan
selama
9 hari. Rumpon
dalam
penelitian
peluang
terkumpul
dipakai
Rafia
tersebut
dengan
Untuk
mengetahui
terkumpul
ikan
sarna
rumpon.
peletakan
pada
dipasang
sehingga
Jarak
Kepulauan
secara
acak.
banyaknya
rumpon
ikan yang
maka,
dapat
di
Rumpon
bahan
karena
yang
digunakan
bakar,
tali
tergolong
cukup
dalam
tinggi
jangka
waktu yang lama. Bahan tali rafia relatif
mudah
5 -I 0
menggunakan
sehingga
dan
rumpon
Seribu.
dipilih
daya tahan
untuk
berkisar
bahan
membuat
memiliki
dapat
penangkapan
Kepulauan
rafia.
antar rumpon
meter
lingkungan
dapat
agar
pemborosan
yang
3 buah
waktu
dengan
rump on di laut
yang
pada
pemasangan
terjadi
yang digunakan
berselang-seling
memiliki
ikan yang
ini berjumlah
(Lamp iran 2). Rumpon
secara
ikan
didapatkan
Seribu
memudahkan
nelayan
rumpon
rafia
tali
penangkapan
di
hal
lingkungan
mi
untuk
dalam
sangat
membuat
membantu
ikan.
masing-
Hasil Tangkapan
Tanpa Rumpon
250
200
50
•
P a n ja n g
(e m )
o +--.-,~r-T-~~~r-T-~~~r-~~~~~~~~LKJIHGFEDCBA
1
2
Trip ke-
Gambar 1 Hasil tangkapan tanpa menggunakan
Kegiatan
operasional
menggunakan
rumpon adalah kegiatan penangkapan
8
ikan
yang dilakukan
rumpon.
menggunakan
alat bantu
rumpon sebagai pemikat ikan dalam proses
2013
J u rn a l
M itra B a h a ri
penangkapan
ikan. Selama ini nelayan di
Kepulauan
Seribu
tidak
apakah
daerah
penangkapan
proses
menjadi
alat
bantu
dalam
ikan,
hanya
menggunakan
sasaran
mengakibatkan
yang digunakan,
Untuk
waktu
keberadaan
ikan,
nelayan hanya mengandalkan
pengalaman
mereka
mengetahui
tanpa
H a s ll T a n g k a p a n
tangkap.
Hal
pemborosan
alat tangkap seadanya yang mereka miliki.
melaut
yang
mereka tuju ada atau tidak ikan yang akan
penangkapan
mengetahui
ikan
pernah
menggunakan
dalam
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
bahan
serta hanya
sehingga,
ini
bakar
membuang
perlu
diupayakan
altematif so lusinya.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Dengan Rum pon
•
P a n l.a n p ,I C (M
• B c r .: n ( e r .lm )
T rip k e -
Gambar 2
Hasil
beragam
tali rafia memiliki daya tahan yang cukup
lama hingga enam bulan. Oleh karena itu
ikan
dibandingkan
rumpon
Dokumentasi
ikan-ikan
dilihat
disebabkan
rumpon.
dengan
menggunakan
dapat
Hasil tangkapan menggunakan
rumpon lebih bervariasi dan
tangkapan
menggunakan
LKJIHGFEDCBA
dengan
(Gambar
hasil
tidak
I dan 2).
tangkapan
pada
Lampiran
4. Hal ini
karena
rumpon
merupakan
rumpon
untuk
menggunakan
dipakai
dan
tali rafia ini layak
dimanfaatkan
oleh
nelayan di Kepulauan Seribu.
K E S IM P U L A N
DAN
SARAN
tempat untuk XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A s s o c ia tio n
P la c e , F e e d in g
G round,
R e fe r e n c e /M e e tin g
P r o te c tio n
F rom
C le a n in g
P la c e
P r e d a to r ,
P o in t,
S h a d in g
(Yusfiandayani
2004).
Dari segi harga dan ketahanan rumpon tali
rafia
juga
harga
lebih murah
rumpon
Rp
memiliki
Ketahanan
rumpon
rumpon
hanya
hingga
hari
28
(Yusfiandayani
dengan
daun kelapa
1
unit
yaitu
rumpon.
tali rafia juga
lebih
dengan rumpon daun
daun
sebelurnnya)
yaitu
dibandingkan
untuk
unggul dibandingkan
kelapa,
keunggulan,
menggunakan
224.000
kelapa
(penelitian
mampu
dan
K e s im p u la n
P la c e ,
bertahan
cepat
busuk
2004), sedangkan
rumpon
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah :
1) Jumlah
hasil
menggunakan
banyak
yaitu
penangkapan
menggunakan
tangkapan
rumpon
67
ekor
ikan
tali rafia
ikan
lebih
dibandingkan
yang
tidak
rumpon hanya 17 ekor.
2) Daya tahan atraktor tali rafia memiliki
jangka
enam
waktu yang lama yaitu sampai
bulan,
sedangkan
menggunakan
atraktor
rumpon
yang memiliki
daya tahan
daun
yang
kelapa
selama
28
9
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
hari seperti penelitian
Yusfiandayani
3) Rumpon
sebelumnya
Ikan. Diktat kuliah. Program Studi
Pemanfaatan
Sumber
daya
Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
oleh
(2004).
menggunakan
tali
rafia
ini
layak untuk dipakai dan dimanfaatkan
oleh
nelayan
di
Kepulauan
2 0 1 3 onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
Seribu
karena sang at efektif dan efisien.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Jamal,
M.,
2003.
Studi
Pengguaan
Rumpon
untuk
Meningkatkan
Produksi Hasil Tangkapan Gillnet
dan Bubu Dasar yang dioperasikan
di
Perairan
Kabupaten
Sinjai
Sulawesi Selatan. Lutjanus. Jumal
Teknologi Perikanan dan Kelautan.
Vol 8 No.2, Juli 2003, ha1223-231
Saran
Saran dari penelitian ini adalah :
Penelitian
lanjut
dilakukan
pengembangan
teknologi
atraktor
komprehensif
dalam
ilmu
perikanan
non
alami
perlu
meningkatkan
pengetahuan
rumpon
yang
dan
dengan
berwawasan
lingkungan.
DAFTAR
Ar amI,.
.
PUS TAKA
H
2006 . Seleksi Tekonologi
Penangkapan Ikan Karang Dalam
Rangka
Pengembangan
Perikanan
Tangkap
Berwawasan
Lingkungan di
Kepulauan
W akatobi,
Sulawesi
Tenggara.
[Tesis).
Bogor:
Sekolah
Pascasarjana.
Institut
Pertanian
Bogor. Hal 10-14.
Direktorat
Jenderal
Perikanan,
1995.
Penggunaan
Payaos/rumpon
di
Indonesia. Jakarta 11 hal.
Freon, P and L. Dagom. 2000. Review of
Fish Associate Behaviour: Toward
a Generalisation
of the Meeting
Point Hypothesis. Fish Biology and
Fisheries, 10 : 183-207
Katrunada,
M. 2001. Uji Coba Alat
Tangkap Bubu di Pulau Pramuka,
Kepulauan
Seribu.
[Skripsi).
Bogor:
Fakultas
Perikanan
dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
Lowe,
RH
and
McConnel.
1987.
Ecological
Studiesa
in Tropical
Fish
Communities.
London
Cambridge University Press. 235
hal.
Mathews, C.P., D.R Monintja and N.
Naamin,
1996.
Studies
of
Indonesian Tuna Fisheries: Part 2.
Changes in Yellow fin Abundance
in the Gulf of Tomini and North
Sulawesi.
In:
Shomura,
RS.,
lMajkowski
and R.F. Horman
(Eds.). Scientific Papers from the
Second FAa Expert Consultation
on Interactions
of Pasific Tuna
Fisheries, 23 31 January
1995,
Shimizu, Japan. P 298-305
Monintja,
D.R.
1993. Study on the
Development of Rumpon as a Fisf
I I Magnuson.
1967.
Gooding, RM and LKJIHGFEDCBA
Aggregating
Devices
(FADs).
Ecological
Significance
of
a
Maritek Buletin ITK, FPIK-IPB,
Drifting Object to Pelagic Fishes.
3(2) : 137 p
Pasific Science, 21: 486-497
Gunarso, W . 1985. Tingkah Laku Ikan
Dalam Hubungannya Dengan Alat,
Metoda, dan Teknik Penangkapan
10
Murdianto,
B.XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2003.
M e n g e n a l,
M e m e lih a r a
dan
M e le s ta r ik a n
J u rn a l
V o l. 7 N o .2 , M e i--A g u s tu s
M itra B a h a ri
E k o s is te m
Jakarta:
T erum bu
P e n d e k a ta n
Gramedia
Odum,
Soemarto,
1962. The Rumpon Fishing
K a r a n g . onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
COFISH Project. 53 hal.
~ ybakken, JW . 1986.
B io lo g i
2 0 1 3 XWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Laut
Method.
Fisheries
Department
Faculty
of
Agriculture
The
University of Tokyo.
S u a tu
Jakarta:
Pustaka Utama.
E k o lo g is .
E.P.
1971.
Fundamentals
of
Ecology.
Third
Edition.
W .B.
Sounder co. Philadelphia.
Soedharma,
D. 1994. Suatu
Struktur
Komunitas Ikan pada Kombinasi
Rumpon Permukaan dan Rumpon
Dasar di Teluk Lampung. Laporan
Penelitian
Fakultas
Perikanan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hal 9-26.
Subani,
W . 1986. Telaah Penggunaan
Rumpon
dan
Payaos
dalam
Perikanan
Indonesia.
Jurnal
Penelitian Perikanan Laut, BPPL,
Jakarta, 35: 35-45
Yusfiandayani,
R. 2004. Studi Tentang
Mekanisme
Berkumpulnya
Ikan
Pelagis Kecil di Sekitar Rumpon
dan Pengembangan
Perikanan di
Perairan Pasauran, Propinsi Banten.
Disertasi.
Sekolah
Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.LKJIHGFEDCBA
11