MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

Manajemen
Penanggulangan
Bencana
(Bencana Kebakaran Di
RS)

Budi Santosa
sdmbudi@yahoo.co.id

Anatomy of Disaster

Hazard
Event
Damage
Change in
Function

Needs
Local Response
OutsideResponse


Disaster

Emergency/MCI

Hazard
Event
Damage
Change in
Function

• Apapun yang bisa mengakibatkan
bahaya
• Bisa natural, human-made, campuran
• Memiliki potensi untuk berefek negatif
terhadap kesehatan manusia,
properti, aktivitas dan/atau lingkungan
• E ergi Pote sial

Needs
Local Response

OutsideResponse

Disaster

Emergency

Hazard
Event
Damage
Change in
Function

• Peristiwa/kejadian yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi
makhluk hidup ataupun
lingkungan.
• Aktualisasi dari Hazard
• Primer – Sekunder
• Energi yang dilepaskan


Needs
Local Response
OutsideResponse

Disaster

Emergency

• Kerusakan atau luka
• Hasil negatif dari event

Hazard
Event
Damage
Change in
Function

Needs
Local Response
OutsideResponse


Disaster

Emergency

Hazard

• Damage dapat mengakibatkan
berubahnya fungsi (change in function)

Event
Damage
Change in
Function

Needs

– Kerusakan pipa mengakibatkan kekurangan
suplai air
– Kerusakan jembatan mengakibatkan

terganggunya transportasi
– Robohnya bangunan mengakibatkan
kehilangan tempat tinggal
– Kaki yang patah mengakibatkan kehilangan
mobilitas

Local Response
OutsideResponse

Disaster

Emergency/

Hazard
Event

• Perbedaan antara kebutuhan dan
sumberdaya yang tersedia

Damage

Change in
Function

Needs
Local Response
OutsideResponse

Disaster

Emergency

Hazard
Event
Damage
Change in
Function

• Gangguan serius atas keberfungsian
masyarakat,
• yang menyebabkan kerugian manusia,

material maupun lingkungan,
• yang melebihi kemampuan masyarakat tsb
untuk mengatasinya dengan
kemampuan/sumberdayanya sendiri


Needs

A serious disruption of the functioning of a society, causing widespread
human, material, and/or environmental losses, which exceed the ability of
an affected society to cope using only its own resources. (WADEM, WHO)

Local Response
OutsideResponse

Disaster

Emergency

Disaster Management

Prevention and Mitigation
• Risk assessment
• Spatial Planning
• Eco-structural measures
• Public Awareness
• Education..

Preparedness

• Risk forecasting
• Organization
• Planning of resources
• Emergency Planning
• Training
• Public awareness..

Disasters

Reconstruction


• Permanent rehabilitation
• Infrastructures reconstruction
• Building reconstruction
• Reinforcement of structures, ..

Post-Disaster

• Damage Assessment
• Follow-up of rehabilitation measures, ..

Rehabilitation

• Temporary rehabilitation
• Re-establishing Transport systems
• Re-establishing communication routes..

Response

• Alarm
• Life, property saving

• Reduction of impact of disaster
• Information dissemination
• Communication

• Med.Emerg.
Response
• SAR

Hyper
Acute

Disaster Management

•Public Health
•Psikososial
•Food Safety

Acute

Disasters


Response

• Alarm
• Life, property saving
• Reduction of impact of disaster
• Information dissemination
• Communication

Hubungan antar unsur / formulasi

R = Risiko

A = Ancaman
K = Kerentanan
M = Kemampuan
11

Unsur-unsur dalam bencana
ANCAMAN (A)

Suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana

KERENTANAN (K)

Suatu kondisi yang melekat pada masyarakat yang
mengarah dan menimbulkan konsekuensi (fisik, sosial,
ekonomi dan perilaku) yang berpengaruh buruk terhadap
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana

KEMAMPUAN (M)

Suatu gabungan antara semua kekuatan dan sumberdaya
yang tersedia dalam suatu masyarakat atau organisasi yang
dapat mengurangi tingkat risiko atau akibat dari bencana

RISIKO (R)

Kemungkinan timbulnya kerugian (kematian, luka-luka,
kerusakan harta dan gangguan kegiatan perekonomian)
karena suatu bahaya di suatu wilayah dan pada suatu kurun
waktu tertentu

12

Ancaman

Rumah
Kuat / tahan

Ada Kerugian/kerusakan ,
bisa diatasi masyarakat nya

Bencana Bukan ?
13

Ancaman

Membangu
n Penahan

Bencana Bukan ?
14

Ancaman

RUMAHrumah di
Pindah

Alarm

Tidak Ada Korban

Bencana Bukan ?
15

Where are we?

Dr Barkah Djaka P SpPD
RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

SIFAT BENCANA
Bencana Internal
Bencana yang terjadi di dalam lingkungan RS

Bencana Eksternal
bencana terjadi diluar RS, tdk mempengaruhi bangunan RS

Campuran

Gempa 27 mei 2006

Butuh Disaster plan ???
b

HOSPITAL INCIDENT
COMMAND SYSTEM

TiM Penanggulangan Bencana
Inc. Commad

Safety & security

Liason officer

Operational

Planning

Public Information

Medical Officer

Logistic

Finance

KETUA TIM

LOGISTIK

PERENCANAAN

KEUANGAN

OPERASIONAL

FASILITAS

YAN MEDIS

SITUASI

KOMUNKASI

TENAGA
CAD.

YAN KEP.

STAF MEDIS

YAN
PENUNJANG

TRANSPORTASI
MATERIAL
SUPPLY
NUTRITIONAL
SUPP.

KLAIM
NURSING

PENGADAAN
PEMBIAYAAN

Yang Harus Dipersiapkan oleh RS
PUSAT KOMANDO
SISTEM KOMUNIKASI
MANAJEMEN LALU LINTAS
KEAMANAN

PENGUNJUNG
SUKARELAWAN
PENERIMAAN KORBAN
LOKASI UTAMA DI RS
DAFTAR KONTAK
TRAINING

Pusat Komando Rumah Sakit
Hospital Command Center

SPO
• KOMUNIKASI
• SISTEM PELAPORAN
• PERALATAN
• TUGAS & TANGGUNGJAWAB
PERSONEL

LOKASI DI RS YANG SEGERA DIAKTIFKAN :
• Control Centre
• Triage

• Decontamination Area












Red/Yellow Area
Green Area
Media/Press Area
Relatives Waiting Area
Discharged Casualties Area
Volunteers Area
Police Documentation
Ambulance Liaison
Off Duty Staff Assembly
Paediatric Area

SISTEM KOMUNIKASI

• Selama bencana mungkin sistem komunikasi biasa tidak memadai

• Harus ada sistem alternatif

• Rencana: Familier dg RS, Perlu denah RS yg jelas

• Siapkan jalur telpon untuk pusat komando

• Semua telp masuk yg terkait bencana hrs melewati sentral RS

Manajemen
lalulintas
internal

• Perlu kelancaran lalu lalang di
dalam RS

Manajemen
lalulintas
external

• Pengaturan arus ambulan dan
kendaraan lain
• Akses untuk kendaraan barang
• Perluasan area parkir
• Koordinasi dg POLANTAS

SUKARELAWAN
Terlatih

• Penugasan, Jadwal
• Pengawasan

Tidak
terlatih

• Identifikasi
• Pengawasan

Asuransi

• Apakah dijamin asuransi?

FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
KEMAMPUAN RS MENANGANI KEADAAN
BENCANA
KESIAPAN KAPASITAS LEBIH
PERSEDIAAN OBAT-OBATAN & ALKES
ORGANISASI YANG MEMADAI
INFRA STRUKTUR YANG TANGGUH
STAF YANG TERLATIH
RENCANA KONTINJENSI/Disaster plan

DISASTER PLAN RS

KOMPONEN DASAR DISASTER PLAN RS
KOMANDO BENCANA
PERENCANAAN
KEUANGAN
LOGISTIK
OPERASIONAL

KOMANDO BENCANA
Initiate the response and
recovery activities
Notify staff and external
authorities
Identify and assign staff

To a age the hospital’s
resources
To e the fa e of the
hospital to the outside world

TUGAS PUSAT KOMANDO
Communication
Information processing
Identification of capacity
Resource managemen

Management of media inquiries
Patient allocation
Record keeping

UNSUR-UNSUR PERENCANAAN
GARIS KEWENANGAN DALAM RS &
DEPARTEMEN

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONEL

KARTU TUGA“ YANG MEMUAT JABARAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

IDENTIFIKASI PERSONEL INTI, (DG.BAN
LENGAN)

KEUANGAN
ADMINISTRASI KEUANGN DARI
KEGIATAN PENANGANAN BENCANA.

PENGADAAN/PEMBELIAN

KOMPENSASI

KLAIM

PEMBIAYAAN

LOGISTIK
Responsible for the procurement and provision of
personnel, equipment (medical equipment, PPE)
support services needed to sustain the hospital’s
response, including food, drink, linen, and supplies
witch are critical .
Back up internal and external communications

Transportation of patients,staff and necessities

Facilities for isolation and decontamination

OPERASIONAL
PATIENT TREATMENT

EVACUATION
ALTERNATIVE CARE SITE

SECURITY
REESTABLISHING USUAL
OPERATIONS AFTER THE
EMERGENCY

Penerimaan Korban
IDENTIFIKASI
PENCATATAN
TRIAGE
PENGOBATAN
ADMISI PERAWATAN

TRANSFER

Klasifikasi Triage
Prioritas 1

: darurat/prioritas tertinggi/
severe/merah/P1
Prioritas 2 : gawat/prioritas kedua/moderate
/kuning/P2
Prioritas 3 : tdk gawat/prioritas plg rendah/
mild/hijau/P3
Prioritas 4 : meninggal

Terimakasih
ALHAMDULILLAAHIROBBIL’AALAMIIN

Triage
• Triase tunggal : digunakan saat
korban tdk banyak
• Triase IGD : digunakan di RS
• START : korban massal di bencana

DISASTER PLAN
RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM
PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL
2010
Jl. Jend. Sudirman No.124 Bantul 55711 Yogyakarta
Telp : (0274) 367437 & (0274) 368238
Fax : (0274) 368586
e-mail : pkubantul@gmail.com
www.pkubantul.com

DAFTAR ISI
1.Pendahuluan
2.Tujuan
3.Tim Penanggulangan Bencana
4.Kewaspadaan
5.Pemberlakuan Rencana:
* Dukungan Medis
* Dukungan Manajemen
6.Pengakhiran Rencana, kembali ke keadaan sehari-hari dan
evaluasi
7.Pelatihan

Lampiran:
Lampiran 1 : Penanganan Bencana External
Lampiran 2: Penanganan Bencana Internal
Lampiran 3: Standar penyediaan obat & alkes

Gambaran Umum RS







Jumlah Karyawan.
Jumlah dan komposisi karyawan di rumah sakit adalah sebagai berikut:
Dokter Umum
: 14 orang (tetap 7, part time 17
orang)
Dokter gigi
: 5 orang (tetap 1, part time 4)
Dokter spesialis





Perawat
Karyawan penunjang
Karyawan umum

»
»
»
»
»
»
»
»
»
»
»
»
»
»

Bedah Umum
Bedah Orthopedi
Bedah Anak
Bedah Digestive
Bedah toraks
Penyakit dalam
Penyakit mata
THT
Kulit Dan Kelamin
Anak
Obsgyn
Syaraf
Radiologi
Anestesi

: 4 orang (1 org tetap, 4 part time)
: 2 orang (part time)
:1 orang (part time)
: 1 orang (part time)
: 1 orang (part time)
: 4 orang (1 tetap, 3 part time)
: 3 orang (part time)
: 3 orang (part time)
: 2 orang (part time)
: 3 orang (part time)
: 5 orang ( 1 tetap, 4 paret time)
: 2 orang ( 1 tetap, 1 part time)
: 4 orang (1 tetap, 3 partimer)
: 4 orang (1 tetap, 3 part time)

: 134 orang
: 66 orang
: 99 orang.

DAFTAR TELEPON PENTING
No

Nama Instansi

No Telepon

1

Ambulance

118

2

Pemadam Kebakaran

113

3

PLN

123

4

Polisi

110

5

Dinkes Kab. Bantul

(0274) 367-531

6

Dinkes Prop. DIY

(0274) 563-153

7

POM (Pengawasan Obat dan Makanan)

(0274) 519-052/ 552-250

8

PMI Bantul

(0274) 749-841

9

PMI Yogyakarta/Tegal Gendu

(0274) 379-212

10

RSU PKU Yogyakarta

(0274) 512-653 /512-654

11

RSUD Bantul

(0274) 367-381 / 367-386

12

RSU Kota Yogya

(0274) 371-195/ 367-386

13

RSUP DR. Sardjito

(0274) 587-333

Sumber daya Manusia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bangsal/unit

IGD
Poli
An nisa
VK
An nur
Al fath
Al Insan
AlKahfi
Al kahfi (utara)
Ar Rahman
OK
ICU
Dokter IGD, CM
13 poli&poli gigi
14 Dokter spesialis
15 Fisioterapi

P
5
8
3
2
6
2
5
4
2
3
2
3

hari biasa
S
4
9
3
2
3
2
4
4
2
3
3
3

M
3
0
3
2
3
2
4
3
2
3
2
3

3
5
2

3
0
2

2
0
0

P
5
1
3
2
2
2
5
4
2
3
2
3

Hari libur
S
4
1
3
2
2
2
4
3
2
3
3
3

M
3
0
3
2
3
2
4
2
2
3
2
3

2
0
0

3
0
0

2
0
0

Rawat inap
No

Bangsal

Jmlah Bed

Kap. maksimal

1

An Nisa

17

28

2

Al insan

25

33

3

Ar Rahman

18

28

4

Al Kahfi

22

57

5

Al Fath

5

17

6

Kamar Bersalin

6

8

7

ICU

4

4

8

IGD

7

20

9

Poliklinik

9

32

10

An Nur

19

38

11

Ar Kautsar

5

18

12

Al A’Rof
total

22
149

30
313

Kewenangan dalam operasional
Pagi

Sore

malam

Hari Biasa

Direksi
Manajer
Asmen
Dr IGD
Dr CM

Dr IGD
Dr CM
Supervisor

Dr IGD
Dr CM
Supervisor
Ketua Shift,

Hari libur

Dr IGD
Dr CM
Supervisor
Ketua Shift

Dr IGD
Dr CM
Supervisor
Ketua Shift

Dr IGD
Dr CM
Supervisor
Ketua Shift

pagi

Sore

malam

Hari biasa

121

67

47

Hari libur

65

57

47

Ambulan
No

Jenis

Peruntukan

1

Disaster Emergency

Emergency/disaster (oksigen, DC
Shok,alat medis, obat emergency)

2

Travelo 118

Emergency (oksigen, alat medis,
obat emergency)

3

Hyundai

Emergency, logistic (oksigen, alat
medis, obat emergency)

4

Pregio

Peralatan non medis

5

Yakult

Antar pasien sehat (alat non medis)

6

L 300

Jenazah

Genzet:

Bed Cadangan:

- Besar : 3 (450, 125, 125 KVA)
- Sedang: 1 (25 KVA)
- Kecil : 4

- Veltbed
- Bed

Tenda: - Tenda angin/Dom (1 bh),
- Tenda Komando 4x8m ( 2bh)

- Tenda shelter 2x2m (4 bh)

: 130 bh
: 10 bh

Lampiran - lampiran
Lampiran A : Penanganan Bencana Eksternal :
– Prosedur pengiriman ambulans
– Prosedur pengiriman tim lapangan
– Prosedur penerimaan korban
– Prosedur dekontaminasi
– Prosedur penanganan jenazah
Lampiran B : Penanganan Bencana Internal :
– Prosedur penanganan kebakaran
– Prosedur penanganan gempa bumi
– Prosedur penanganan kebocoran zat kimia
– Prosedur penanganan bahaya biologis
– Prosedur penanganan bahaya banjir
– Prosedur penanganan ancaman bom
Lampiran C : Standar Penyediaan Obat – obatan dan Alkes :

MANAJEMEN SDM KESEHATAN DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA

Ilustrasi

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Prabencana

Saat
bencana

Pasca
bencana

Grafik korban meninggal akibat bencana th 1815 2010 (BNPB)

Grafik korban dan menderita akibat bencana th 1815 2010 (BNPB)

Grafik kejadian rumah rusak berat-ringan th 1815 -2010
(BNPB)

Pra bencana
Analisis risiko pada wilayah rawan bencana

Kondisi penduduk di daerah bencana (gografi, populasi,
ekonomi, sosial budaya)

Ketersediaan fasilitas kesehatan

Kemampuan SDM kesehatan setempat

Kebutuhan minimal pelayanan kesehatan di wilayah setempat

Attention
Waktu
bereaksi
yang singkat

Kecepatan
dan
Ketepatan

Kemampuan
SDM
setempat

Kebutuhan
minimal
yankes saat
bencana

2. Saat dan Pascabencana
a. Tim Gerak Cepat 
bergerak dalam waktu
0 – 24 jam, setelah ada
informasi kejadian
bencana
Tim gerak cepat terdiri dari :
1. Pelayanan Medis
2. Surveilens : 1 orang
3. Petugas komunikasi : 1
orang

Dokter umum

Dokter spesialis:

1 orang

1 orang

Dokter spesialis
anestesi :

Perawat Mahir
(perawat bedah,
gawat darurat) :

1 orang

2 orang

Tenaga D-IV:

Apoteker/Asisten
Apoteker:

1 orang

1 org

Supir Ambulans:
1 orang

Tim RHA yaitu tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan tim gerak
cepat atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam, minimal terdiri dari :

Dokter umum :
1 orang

Ahli
Epidemiologi :
1 orang

Sanitarian : 1
orang

3. TIM BANTUAN KESEHATAN, Yaitu Tim yang diberangkatkan berdasarkan Kebutuhan setelah
tim Tim Gerak Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan dan hasil kegiatan di lapangan.

Dokter Umum

Apoteker/Asisten Apoteker
Perawat Mahir
Bidan ( D-3 Kebidanan)
Sanitarian (D-3 Kesling/Sarjana
Kesmas)
Ahli gizi (D-3/D-4/Sarjana Kesmas)

• PPGD
• ACLS
• Pengelolaan Obat dan Alkes
• Anestesi/Emergency Nursing
• APN dan PONED
• Penanganan Kualitas Air Bersih dan Kesling
• Penangganan Gizi darurat

Tenaga Surveilens ( D-3/D-4/Sarjana
Kesmas)

• Surveilens Penyakit

Ahli Entomolog (( D-3/D-4/Sarjana
Kesmas)

• Pengendalian Vektor

Kebutuhan dokter anestesi

Kebutuhan perawat

Peningkatan kompetensi sdm kes.

Good Team work

PROSEDUR DARURAT KEBAKARAN

Keadaan DARURAT
Kondisi/situasi yang tidak normal:
• Terjadi secara tiba-tiba/mendadak
• Mengganggu kegiatan organisasi/kumunitas
• Perlu segera untuk ditanggulangi

Keadaan darurat bencana (disaster)

Jenis Keadaan Darurat
Natural hazard (Bencana Alamiah)






Banjir
Kekeringan
Angin topan
Gempa
Petir

Technological Hazard (KegagalanTeknis)






Pemadaman listrik
Bendungan bobol
Kebocoran nuklir
Peristiwa Kebakaran/ledakan
Kecelakaan kerja/lalulintas

Huru hara
 Perang
 Kerusuhan

losses

Fenomena Kebakaran
INTENSITAS

FIRE STAGE
Flashover
3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME

Source Energy

Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran
seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan
yang diperlukan dapat segera dilakukan
Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:
• Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau
manual call point)
• Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap
• Ada aktivasi dari panel/control room

Peringatan Tahap Pertama
(Alarm Lantai)

• Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya
sistem dan nampak pada:
– Panel alarm lantai,
– Panel alarm utama
• Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum
(public address)

Peringatan Tahap Kedua
(Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi,
setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran
yang terjadi.
Perberlakuan evakuasi
pemberitahuan umum

harus

melalui

sistem

Prosedur agi…
SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG
• Saat Melihat Api
• Saat Mendengar Alarm Tahap I
• Saat Mendengar Alarm Tahap II
• Saat Evakuasi
• Saat Pengungsian di Luar Gedung

SAAT MELIHAT API
TETAP TENANG JANGAN PANIK !
• Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan
memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil
teriak kebakaran-kebakaran.
• Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut
harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang
lainnya.
• Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP,
Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran
/besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika
ada, tindakan yang telah dilakukan
• Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan
menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.
• Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan
evakuasi segera melalui pintu keluar (EXIT)

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I





Kunci semua lemari dokumen / file.
Berhenti memakai telepon intern & extern.
Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah
terbakar.
• Selamatkan dokumen penting.
• Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman
dari Fire Commander maupun Safety Representative.

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II
• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan
bergerombol dan bersedia untuk menerima instruksi.
• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga
darurat terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.
• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil
barang-barang milik pribadi yang tertinggal.
• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan
sekali-sekali mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah
meluasnya api dan asap

SAAT EVAKUASI







Tetap tenang, Jangan panik !
Segera menuju tangga darurat yang terdekat
Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai
tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.
• Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat
dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak
untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan
dengan orang-orang dibelakang anda
• Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda
dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG
Pusat berkumpulnya para pengungsi
• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
• Petugas evakuasi agar mencatat personil yang menjadi
tanggung jawabnya.
• Apabila ada yang terluka, harap segara melapor kepada First
Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan
• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman
dimumumkan.

Prosedur bagi…

Petugas Pemadam kebakaran dan Tim
Pemadam Kebakaran
Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian
kebakaran, segera :
– Memastikan di mana lokasi kebakaran.
– Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan
terdekat dengan membawa APAR.
– Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada
Pemimpin Regu dan tim penyelamat
– Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus
membahayakan keamanan masing-masing personil.

Prosedur agi…

Fire Commander (1)
Pada saat menerima informasi adanya kebakaran
• Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi
pemadaman
• Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan
dilaksanakan
• Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi
untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan
kebakaran
• Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status
keadaan siaga telah dilakukan
• Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan

Prosedur agi…

Fire Commander (2)
• Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative
dan instansi terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response
team Area lain)
• Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari
Pemimpin Regu Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang
berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya
evakuasi total
• Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi
kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,
• Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire
emergency plan), kunci-kunci yang diperlukan

Prosedur agi…

Petugas Evakuasi (1)
• Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi
kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang
tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri
• Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya,
hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.
• Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur
dan memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi
menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah
kumpul) melalui jalan dan tangya darurat.

Prosedur agi…

Petugas Evakuasi (2)
 Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada
prosedur.evakuasi, antara lain






Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului
Mengingatkan agar tidak membawa barang besar dan berat
keluar gedung untuk menuju assembly area
berkumpul ditempat yg ditentukan
Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan
melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.

 Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna
meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area
kerja
 Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka,
pingsan, meninggal) .

Prosedur agi…

Teknisi (Electrical/Utility)
• Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas
yang bisa dikenai akibat kebakaran
• Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran
seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air berfungsi
dengan baik.
• Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang
harus dilakukan
• Upayakan kelancaran sarana agar prosedur
pengendalian keadaan darurat dan evakuasi berjalan
baik

Prosedur agi…

Petugas Keamanan
• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk
• Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck
• Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman
bekerja memadamkan kebakaran dengan cara :
– Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup
untuk mengendalikan kebakaran,
– Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.

• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari
kemungkinan tindakan seseorang misalnya mencuri barangbarang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet
penghuni yang sedang panik, dll
• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan
dan membawanya ke pos komando

ALGORYTHM
START

Asap/
Api
Fire
Brigade
Respon

Alarm
Lantai

Fire
Comman
der

Evakuasi
Security & FB

Safety
Representati
ve
Evaluasi

END
Emergency Response Team

Safety
Rep.

Alarm Gedung

Penanggulangan
Kebakaran
Lapis III Bantuan
dari lingkungan

POSKO

Lapis I
ERT (Fire Warden)

Lapis II
Fire Brigade

Lapis IV
Dinas Pemadam

LUKA BAKAR

RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS
• Nama
• Usia
• Alamat
Agama
• Pekerjaan
• Pendidikan
• Status
• Masuk RS :

:
Ny. NA
:
32 tahun
:Yogyakarta
:
Islam
:
Usaha warung
:
:
Menikah
Tgl 25 Maret.
pukul 00.31

ANAMNESIS
Keluhan utama
• Kulit wajah, kedua lengan, dan kaki kiri
melepuh karena terkena api sejak delapan jam
sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat penyakit sekarang
• 8 jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di
warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari
dalam warung meledak dan menyambar bensin
yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api
mulai menyambar warung, pasien berusaha
keluar warung sambil berlari. Namun pasien
tetap tersambar api walaupun sangat sebentar.
Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-),
sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-),
pusing (-), mual (-), muntah (-)

• Pasien kemudian dibawa ke RS Di Wates dan
diberi perawatan luka dengan menggunakan
salep, Pasien kemudian dirujuk ke RS PKU atas
permintaan keluarga.

Riwayat penyakit dahulu
• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.
Riwayat penyakit keluarga
• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran compos mentis, BB 55 kg
• Primary survey
A : Bebas, bulu hidung tidak terbakar
B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler,
kedalaman cukup
C : Akral ha gat, C‘T < 2 , teka a darah
100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit,
suhu afebris
D : GCS 15, E4M6V5

• Secondary survey
Kepala&wajah
: deformitas (-), tampak bula pada sisi
kiri wajah, bibir edema (+)
Mata
: kelopak atas mata kiri edema (+) dan
tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik
Leher
: pembesaran KGB (-)
THT
: sekret (-)
Dada
: simetris dalam diam dan pergerakan
Jantung
: BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Abdomen
: datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, H/L ttb
Ekstremitas
: lihat status lokalis

Status lokalis










Kepala dan leher : 4 %
Trunkus anterior : 0 %
Trunkus posterior : 0 %
Ext. atas kanan : 2 %
Ext. atas kiri
:3%
Ext. bawah kanan : 0 %
Ext. bawah kiri : 2 %
Genitalia
:0%+
Total
: 11 %

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RUTIN
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
• Lactate

: 13,3 g/dL
: 40 %
: 16700/ L
: 343.000/ L
: 79 fl
: 27 pg
: 34 g/dL
: 2,7 mmol/L

• PT/APTT: 10,8 (12) / 30,8 (33,5)

• URINALISIS
Sedimen
Sel epitel
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Kristal
Bakteri

:+
: 1-2
: 10-11
:::-

Berat jenis
pH
Protein
Glukosa
Keton
Darah/Hb
Bilirubin
Urobilinogen
Nitrit
Esterase leukosit

: 1.015
:5
:::+
:+
:: 0,2
::-

• KIMIA DARAH
Ur/Cr
SGOT/SGPT
Albumin
GDS
Na
K
Cl

: 23/0,8
: 21/17
: 3,6
: 105

: 144
: 4,3
: 108

DIAGNOSIS KERJA
Luka bakar grade II 11% ec. api

TATALAKSANA
• Pro rawat ULB/Isolasi
• IVFD
: Hes 6%
12 tts/menit
Nacl 3%
500 ml/24 jam
• Vitamin C 2x1 gr
• Injeksi ATS

• Injeksi Antibiotik broad spectrum
• Oralit 2x200 mL
• Rawat luka dengan melolin,Mebo
• Pethidin 1 mg/kg/drip

PEMBAHASAN UMUM

DEFINISI
• Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
• Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut.

ETIOLOGI
• Paparan api
– Flame
– Benda panas
(kontak)

• Scalds (air panas)
• Uap panas
• Gas panas






Aliran listrik
Zat kimia
Radiasi
Sunburn

KLASIFIKASI LUKA BAKAR
• Derajat I
– Kerusakan terbatas pada
bagian epidermis
– Kulit kering, eritema
– Nyeri
– Tidak ada bula

• Derajat II
– Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
– Terdapat proses eksudasi
– Ada bula
– Dasar luka berwarna
merah/pucat
– Nyeri

• Derajat III
– Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih dalam
– Tidak ada bula
– Kulit berwarna abu-abu
dan pucat
– Kering
– Terdapat eskar
– Tidak nyeri

LUAS LUKA BAKAR
Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:
• Estimasi menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.

• Rumus 9 atau rule of nine
untuk orang dewasa
– Luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang
dan bokong, ekstremitas
atas kanan, ekstremitas
atas kiri, paha kanan, paha
kiri, tungkai dan kaki
kanan, serta tungkai dan
kaki kiri masing-masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.

• Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan
luas relatif permukaan
kaki lebih kecil.
– Rumus 10 untuk bayi
– Rumus 10-15-20 untuk
anak.

PEMBAGIAN LUKA BAKAR
• Luka bakar berat (major burn)

– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
– Pasien-pasien dengan resiko tinggi

• Luka bakar sedang (moderate burn)

– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10
tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum

• Luka bakar ringan

– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

PATOFISIOLOGI
• PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
per ea ilitas↑ sel darah rusak anemia
• Per ea ilitas↑ edema bula yang
mengandung banyak elektrolit volume cairan
i travaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar aira ↓
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng
luka bakar derajat III.

Kontak
dengan
agen
kausal

Edema
mukosa
orofaring &
laring s/d
membran
alveoli

Obstruksi
(jarang
dijumpai,
terjadi 8 jam
pasca
cedera)

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Disrupsi, silia
mukosa
+
nekrosis
kemudian
lepas
(sloughing
mucosa)

Terbentuk
fibrin dan atau
partikel
karbon
bereaksi
dengan sekret
membentuk
cast (mucus
plug)

Obstruksi
lumen
(lebih sering
dijumpai,
terjadi pada
hari ke-2 s/d 4
pasca cedera)

Gejala
berupa
suara
serak/stridor,
sulit
bernafas,
gelisah
(hipoksik)

Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial
Damage

Endothelial damage

Platelet agrgegation
Type II
pneumocyte
damage

Decrease
surfactant
production

Release of neutrophil
chemotactic aggregation

Complement (C5a)
Activation
Endotoxin

Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals
- Proteolytic enzymes
- Arachidonic Acid Metabolites
- PAF

Macrophage
mobilization
Release of cytokines
(TNF, IL-1)

Alveolocapilary membrane permeability
Vasocontriction
Atelectasis and
Impaaired lung
compliance

Exudation of fluid protein. RBCs into
interstitium
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation

Decreased flow to
selected areas
V/Q Mismatching

Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Acute respiratory failure

Scheme of
ARDS !!

Cedera Panas
Edema
Kehilangan Epitel
Syok

Malnutrisi

Imunosupresi
Paru

Ginjal

Usus

Insuf.
Paru

ARF

Ileus

ARDS

ATN

Hipermetabolism

Kehilangan protein

Transl. Bakteri

Infeksi Luka

Sepsis

MODS
Kematian

FASE LUKA BAKAR
• Fase awal, fase akut, fase syok

– Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau
trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti
keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

• Fase setelah syok berakhir, fase sub akut

– Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system
Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

• Fase lanjut

– Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi
jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar
seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

Pembagian zona kerusakan jaringan


Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
lsg mgalami kerusakan)
Zona statis







Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit
gangguan perfusi (no flow phenomena) -->
perubahan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi lokal
12-24 jam pasca cedera

• Zona hiperemi
– Daerah diluar zona statis
– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)



Zona hiperemi



Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis

Dermis

Zona Koagulasi
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis

PEMERIKSAAN PENUNJANG







Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi – jika ada indikasi ARDS
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

TATALAKSANA RESUSITASI
• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:

– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Bilasan bronkoalveolar
– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
– Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi
paru

Tatalaksana resusitasi cairan
• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.
• Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Terapi pembedahan pada luka bakar
• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan
nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan
dalam waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk
mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan
derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan
he ostasis da juga skin grafting dia jurka
split thickness skin grafting .
• Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi
fasial

Skin grafting
• Tujuan dari metode ini:

– Menghentikan evaporate heat loss
– Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi
sesuai dengan waktu
– Melindungi jaringan yang terbuka

• Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness skin
graft

• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit
donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang
– lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan
perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6)
dengan mesin. mess grafting.
• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka
yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan
luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor
sebelumnya.
• Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan
esi dermatome ataupu de ga
a ual de ga
pisau Humbly atau Goulian.

• Beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyatuan kulit donor dengan
jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
– Kulit donor setipis mungkin
– Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut
tekan)
• Drainase yang baik
• Gunakan kasa adsorben

PROGNOSIS
• Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
– Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
– Letak daerah yang terbakar
– Usia dan keadaan kesehatan penderita
– Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.

Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS),
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),
dan Sepsis

PEMBAHASAN KHUSUS

• Dari pemeriksaan lab
– Leukosit ↑, dise a ka oleh reaksi i fla asi pada
fase akut luka bakar.

• Pada pemeriksaan urin
– Eritrosit ↑, laktat ↑ pantau!!
dapat menyebabkan kerusakan tubulus ginjal yang
permanen.

• Resusitasi cairan cara Baxter
4 x BB x % luka bakar

= 4 x 55kg x 11%
= 2.420 mL / 24 jam

Hari pertama:
8 jam pertama 1.210 mL.
16 jam kemudian 1.210 mL.
Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam.
Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam.

Jumlah cairan dapat dikurangi bahkan dihentikan bila
diuresis pasien memuaskan dan pasien dapat minum
tanpa kesulitan

Perawatan luka bakar
• Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang
mengalir.
• Untuk menutup luka: kasa lembab steril dgn cairan RL
atau salep
Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam.
• Dapat dilakukan insisi pada bula yg luas utk
mengeluarkan transudat tanpa membuang epidermis
yang terlepas.
Epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup luka. Lalu diletakkan
tulle di atas graft bungkus dengan kasa lembab selama 2-3 hari,
beri salep antibiotik sampai tjd epitelisasi.

• Pada bula-bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi
menggunakan semprit

Prognosis
• Prognosis ad vitam
:bonam
• Prognosis ad functionam : bonam
• Prognosis ad sanactionam: bonam