Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana.

(1)

 

Abstrak ………..………. Kata Pengantar ………. Ucapan Terima Kasih ………... Daftar Isi ………..……….. Daftar Gambar ……….. Daftar Tabel ………..……….

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……….. 1.2 Perumusan Masalah ……….. 1.3 Batasan Masalah ……….. 1.4 Tujuan Tugas Akhir ………. 1.5 Manfaat Tugas Akhir ………

1.6 Metodologi ………

1.7 Sistematika Penulisan ………... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penganggulangan Bencana ………..………….. 2.1.1 Bencana ………... 2.1.2 Tanggapan Terhadap bencana ………. 2.1.3 Manajemen Bencana ………... 2.1.4 Kesiapsiagaan Bencana ………... 2.1.5 Pemulihan, Rehabilitas dan Rekontruksi ………

i ii iii iv ix xv 1 2 2 3 3 4 5 9 9 10 12 14 15


(2)

2.3 Definisi Internet ……… 2.4 Fasilitas Internet ………... 2.4.1 Elektronik Mail atau Email ………. 2.4.2 Website (Situs) ……… 2.4.3 Home Page ……….. 2.4.4 World Wide Web ……… 2.5 HTML (HyperText Markup Language) ……….. 2.6 Pengenalan MySql ………..… 2.6.1 Dasar MySql ……….. 2.6.2 Administrasi Database ………

2.7 PHP ………...

2.8 JavaScript ……….. 2.9 Flowchart (Diagram Alir) ………. 2.10Power Designer ………..………... 2.11Google Maps API ……….……… 2.11.1 Pengertian Google Maps ………... 2.11.2 Menggunakan Google Maps Api ………... BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis dan Konsep Perancangan Program ………. 3.2 Perancangan Sistem ………... 3.3 Data Flow Diagram ………...

18 19 20 20 20 20 21 23 23 24 28 30 31 32 35 35 35 39 39 39 43


(3)

 

3.3.3 Data Flow Diagram Level 1 ……… 3.4 Flowchart ……….…... 3.5 Entity Relationship Diagram ………..…….

3.5.1 Conceptual Data Model (CDM) ……….. 3.5.2 Physical Data Model (PDM) ………... 3.6 Kebutuhan Database ……….. BAB IV.IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Lingkungan Implementasi ………. 4.2 Implementasi Data ………. 4.3 Implementasi Antarmuka ………..

4.3.1 Form Login ………. 4.3.2 Form Data Admin ………... 4.3.3 Form Master Wilayah ………. 4.3.4 Form Jenis Bencana ……… 4.3.5 Form Emergency Call ………. 4.3.6 Form Master Rujukan ………. 4.3.7 Form Potensi Kekuatan Perlengkapan PB ………. 4.3.8 Form Potensi Kekuatan Pendukung PB ………. 4.3.9 Form Manajemen Bencana ………. 4.3.10Form Penampungan ……… 4.3.11Form Permintaan Bantuan ………..

49 50 62 63 64 65 66 66 67 79 80 80 81 81 82 83 83 84 84 85 86


(4)

BAB V. UJI COBA DAN EVALUASI

5.1 Lingkungan Uji Coba ………. 5.2 Skenario Uji Coba……… 5.3 Pelaksanaan Uji Coba……….. 5.3.1 Uji Coba Koneksi Modem O2 Global V4………. 5.3.2 Uji Coba Koneksi Web Server……….. 5.3.3 Uji Coba Login……….. 5.3.4 Uji Coba Insert, Update dan Delete……….. 5.3.5 Uji Coba Laporan dan Grafik Kejadian Bencana………….. BAB VI.PENUTUP

6.1 Kesimpulan ……….. 6.2 Saran……….

Daftar Pustaka ………...

88 88 89 89 90 90 92 93 113 115 115 115 117


(5)

 

Gambar 2.1 Phase Bencana ………... 9

Gambar 2.2 Tahapan Aktifitas Penanggulangan Bencana ……… 11

Gambar 2.3 Siklus Manajemen Bencana……… 12

Gambar 2.4 Jaringan Internet ………...……. 19

Gambar 2.5 Tampilan HTML di Notepad ………. 22

Gambar 2.6 Tampilan HTML di Browser ………... 22

Gambar 2.7 MySQL Prompt ………..……… 24

Gambar 2.8 Simbol Flowchart ………..………. 31

Gambar 2.9 Conceptual Data Modeling ……… 34

Gambar 2.10 Physical Data Modeling ……….… 34

Gambar 3.1 Context diagram SIMPB ………... 45

Gambar 3.2 DFD level 0 (Overview Diagram) ... 48

Gambar 3.3 DFD level 1 ……… 49

Gambar 3.4 flowchart login ………... 51

Gambar 3.5 flowchart kelola manajemen data superadmin ……….. 52

Gambar 3.6 flowchart kelola manajemen data admin ………... 53

Gambar 3.7 Flowchart kelola manajemen data sub-admin ………... 54

Gambar 3.8 Flowchart pendaftaran admin baru ……… 55

Gambar 3.9 flowchart kelola data jenis bencana ………... 56

Gambar 3.10 Flowchart kelola data GIS ………... 56


(6)

Gambar 3.14 Flowchart kelola data pendukung PB ……… 58

Gambar 3.15 Flowchart data bencana ………. 59

Gambar 3.16 Flowchart kelola data penampungan ………. 60

Gambar 3.17 Flowchart kelola data pilih penampungan untuk korban …………. 60

Gambar 3.18 Flowchart permintaan bantuan dan pemberian bantuan ……… 61

Gambar 3.19 Flowchart kelola data rujukan ……….... 62

Gambar 3.20 Model Data Konseptual ( Conceptual Data Modeling ) ... 63

Gambar 3.21 Model Data Fisik ( Physical Data Modeling ) ………... 64

Gambar 4.1 Tabel datagis, data_bencana dan data_korban ………... 67

Gambar 4.2 Tabel master_rujukan, master_wilayah dan pemberian_bantuan ….. 68

Gambar 4.3 Tabel data_korban ………... 69

Gambar 4.4 Tabel permintaan_bantuan dan sukwan ………. 70

Gambar 4.5 Tabel emergency_call, jenis_bencana, kerusakan dan login ………. 71

Gambar 4.6 Tabel datagis ……….. 72

Gambar 4.7 Tabel data_bencana ………...………… 72

Gambar 4.8 Tabel data_korban ……….………. 73

Gambar 4.9 Tabel emergency_call ………...………… 73

Gambar 4.10 Tabel jenis_bencana ………..………… 74

Gambar 4.11 Tabel kerusakan ………...………. 74

Gambar 4.12 Tabel login ………..……….. 75


(7)

 

Gambar 4.16 Tabel penampungan ………... 77

Gambar 4.17 Tabel pendukung_pb ……….. 77

Gambar 4.18 Tabel perlengkapan_pb ……….. 78

Gambar 4.19 Tabel permintaan_bantuan ……… 78

Gambar 4.20 Tabel sukwan ………. 79

Gambar 4.21 Form Login ……… 80

Gambar 4.22 Form Data Admin ……….. 80

Gambar 4.23 Form Master Wilayah ……… 81

Gambar 4.24 Form Jenis Bencana ………... 81

Gambar 4.25 Form Emergency Call ……… 82

Gambar 4.26 Form Master Rujukan ……… 83

Gambar 4.27 Form Potensi Kekuatan Perlengkapan PB ……… 83

Gambar 4.28 Form Potensi kekuatan Pendukung PB ………. 84

Gambar 4.29 Form Manajemen Bencana ……… 85

Gambar 4.30 Form Penampungan ………... 85

Gambar 4.31 Form Permintaan Bantuan ………. 86

Gambar 4.32 Form Laporan ……… 86

Gambar 4.33 Form Laporan Grafik ………. 87

Gambar 4.34 Laporan Grafik ………... 87

Gambar 5.1 O2 Verbindungsmanager ………... 90


(8)

Gambar 5.5 Uji Coba Login ……….. 92

Gambar 5.6 PopUp Login Berhasil ………... 92

Gambar 5.7 Halaman Awal ………... 93

Gambar 5.8 Uji coba Data Bencana ……….. 93

Gambar 5.9 Hasil Uji Coba Data Bencana ……… 94

Gambar 5.10 Uji Coba Data Korban ………... 95

Gambar 5.11 PopUp Pemberitahuan Data Korban ……….. 95

Gambar 5.12 Hasil Uji Coba Data Korban ……….. 96

Gambar 5.13 Uji Coba penampungan ………. 96

Gambar 5.14 PopUp Pemberitahuan Data Penampungan ………... 97

Gambar 5.15 Hasil Uji Coba Data Penampungan ………... 97

Gambar 5.16 Halaman Pilih Penampungan ………. 97

Gambar 5.17 Uji Coba Pilih Penampungan ………. 98

Gambar 5.18 Uji Coba Master Rujukan ……….. 98

Gambar 5.19 PopUp Pemberitahuan Data Rujukan ……… 99

Gambar 5.20 Hasil Uji Coba data Rujukan ………. 99

Gambar 5.21 Uji Coba Potensi Kekuatan perlengkapan PB ………... 100

Gambar 5.22 PopUp Pemberitahuan Potensi Kekuatan perlengkapan PB ……….. 100

Gambar 5.23 Hasil Uji Coba data Potensi Kekuatan Perlengkapan PB ………….. 100

Gambar 5.24 Uji Coba Potensi Kekuatan Pendukung PB ………... 101


(9)

 

Gambar 5.28 PopUp Pemberitahuan Emergency Call ……… 103

Gambar 5.29 Hasil Uji Coba Emergency Call ………. 103

Gambar 5.30 Uji Coba GIS 1 ……….. 104

Gambar 5.31 Uji Coba GIS 2 ……….. 105

Gambar 5.32 Uji Coba GIS 3 ……….. 106

Gambar 5.33 PopUp GIS ……… 106

Gambar 5.34 Hasil Uji Coba GIS ……… 107

Gambar 5.35 Tampilan GMap berdasarkan pilihan bencana ……….. 107

Gambar 5.36 Uji Coba Pencarian Rute ……… 108

Gambar 5.37 Hasil Uji Coba Pencarian Rute ……….. 109

Gambar 5.38 Uji Coba Permintaan Bantuan ………... 109

Gambar 5.39 PopUp Pemberitahuan Permintaan Bantuan ……….. 110

Gambar 5.40 Hasil Uji Coba Permintaan Bantuan ……….. 110

Gambar 5.41 Uji Coba Pemberian Bantuan ………... 111

Gambar 5.42 PopUp Pemberitahuan Pemberian Bantuan ………. 111

Gambar 5.43 Hasil Uji Coba Pemberian Bantuan ……….. 111

Gambar 5.44 Uji Coba Sukwan ………... 112

Gambar 5.45 PopUp Pemberitahuan Sukwan ………. 112

Gambar 5.46 Hasil Pemberitahuan Sukwan ……… 112

Gambar 5.47 Uji Coba Laporan ……….. 113


(10)

(11)

 

Tabel 2.1 Contoh Pembuatan Tabel ……… 26 Tabel 2.2 Contoh Pemasukan Data ………. 27


(12)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “ Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana” tepat pada waktunya.

Laporan tugas akhir ini kami laksanakan sebagai salah satu syarat yang ditetapkan oleh Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar S1. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak yang terus membantu hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Atas bantuan tersebut penulis ucapkan terima kasih sebesar – besarnya.

Penulis juga menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan yang penulis buat ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 05 April 2011


(13)

Pembimbing II : M.Irwan Afandi.,S.T.,M.Sc

Penyusun : Siti Chodijah

ABSTRAK

Dalam 5 tahun terakhir Negara tercinta kita Indonesia seolah-olah tidak pernah berhenti menerima cobaan berupa bencana alam yang silih berganti terjadi di seluruh wilayah Indonesia dalam periode waktu yang berdekatan. Masih segar dalam ingatan kita ketika headline seluruh surat kabar dalam negeri memuat berita-berita bencana tersebut. Mulai dari bencana meletusnya gunung merapi, banjir, maupun gempa dan tsunami.

Namun, satu persamaan dari isi berita-berita tersebut adalah adanya korban-korban yang seharusnya dapat dihindari jika bencana tersebut dideteksi lebih awal sebelum terjadi. Selain pendeteksian dini faktor yang tidak kalah penting ketika bencana terlanjur terjadi adalah penanganan paska bencana yang tepat, cepat dan berkesinambungan. Poin inilah yang mendasari penulis untuk membuat “Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana“

Kegiatan pra bencana dalam “Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana” ini, meskipun terlihat sederhana namun mampu menjadi wadah koordinasi yang baik antar lintas sektor dan lintas wilayah.

“Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana“ ini diharapkan dapat membantu tim evakuasi dalam proses menolong korban bencana alam melalui data permintaan bantuan, data sirkulasi tim penolong, data letak posko bantuan maupun rujukan, serta bantuan navigasi satelit (GIS) yang terdapat di dalam “ Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana “ ini. Dan, bagi keluarga korban bencana alam diharapkan aplikasi ini dapat membantu proses pencarian dengan adanya data master rujukan dan data master posko penampungan beserta data korban yang ada.

Selain itu Aplikasi ini juga dilengkapi laporan dan grafik bencana alam yang pernah terjadi dari tahun ke tahun di seluruh wilayah Indonesia, serta tidak menutup kemungkinan Aplikasi ini kedepannya dapat di akses melalui perangkat mobile sehingga manfaatnya dapat lebih terasa.

Keywords : Bencana, Sistem, Informasi, Manajemen, Korban, Mitigasi,


(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang

Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya. Informasi yang bermanfaat bagi penanggulangan bencana tidak hanya berupa peta atau kondisi geografis yang rentan terkena bencana alam, tetapi juga potensi non-fisik seperti kesenjangan komunikasi antar kelompok masyarakat.

Perbaikan koordinasi dan manajemen penanggulangan didaerah rawan bencana merupakan salah satu prioritas upaya kesiapsiagaan. Sistem informasi manajemen penanggulangan bencana, dapat dijadikan sebagai salah satu wadah yang berperan dalam pengkoordinasian tindakan tanggap darurat bencana. Dengan adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antar kanlintas sector diharapkan penanggulangan bencana dapat lebih terkoordinir dengan baik.

Sistem informasi manajemen penanggulangan bencana ini diharapkan dapat menjadi upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, terutama karena belum siapnya kinerja kelembagaan dalam mengurangi resiko bencana, pengurangan resiko bencana belum terencana dan terprogram serta masih rendahnya dayaguna rencana tata ruang wilayah dalam mengurangi resiko bencana.


(15)

1.2 Perumusan

Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Membuat Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana berbasis Web yang dapat digunakan sebagai pusat koordinasi dan penyedia informasi bencana”.

1.3 Batasan

Masalah

Ruang lingkup permasalahan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah pembuatan Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana berbasis web yang dapat dijadikan sebagai pusat koordinasi dan pengolahan data / informasi, dengan batasan masalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pra bencana

a. Kesiapsiagaan

- Emergency call

- Potensi kekuatan pendukung PB

- Potensi kekuatan perlengkapan PB

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat bencana

a. Informasi bencana, meliputi :

- Data kejadian bencana

- Data korban


(16)

b. Data kerusakan sarana dan prasarana

c. Permintaan bantuan

d. Pemberian bantuan

e. Sukarelawan

3. Analisa data (Laporan)

1.4

Tujuan Tugas Akhir

Tujuan yang akan dicapai dari Tugas Akhir pembuatan Sistem Informasi

Manajemen Penanggulangan Bencana ini adalah:

“Membuat Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana berbasis Web sebagai pusat koordinasi antar lintas sektor”.

1.5

Manfaat Tugas Akhir

Manfaat dari Tugas Akhir dalam pembuatan Sistem Informasi Manajemen

Penanggulangan Bencana ini adalah:

1. Memberikan sumber data dan informasi kebencanaan yang dapat dipercaya dan

dapat digunakan untuk pengambilan keputusan maupun pembuatan laporan kebencanaan.

2. Menyediakan informasi bencana dan analisanya akan sangat membantu semua

pemangku kepentingan untuk fokus kepada upaya-upaya pengurangan risiko bencana di seluruh Indonesia.

3. Memberikan kemudahan dalam menerima dan menyampaikan informasi sehingga


(17)

kabupaten/kota, provinsi maupun di tingkat pusat khususnya yang membidangi masalah kebencanaan.

1.6 Metodologi

Metode yang dipakai dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu:

a. Metoda Observasi

Pada tahap awal ini dilakukan survei lapangan yaitu, dengan mengamati beberapa kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, yang kemudian akan diberikan solusinya.

b. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi–referensi, dokumen–dokumen, buku–buku, sumber dari inetrnet dan sumber–sumber lainnya yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan Sistem Informasi Penanggulangan Bencana.

c. Metoda Analisa

Dari hasil survey lapangan dan studi literatur akan dibuat skripsi umum tentang Sistem Informasi Penanggulangan Bencana berbasis web yang akan dibuat serta dilakukan kebutuhan sistem, selain itu juga dilakukan perancangan awal sistem.

d. Metoda Development ( Design and Coding )

Pada tahap ini Sistem Informasi Penanggulangan Bencana yang telah dirancang sebelumnya akan diimplementasikan ke komputerisasi dengan menggunakan PHP dan extended Java Script serta Ajax dan untuk penyimpanan data atau database yang digunakan adalah MySQL.


(18)

e. Metoda Evaluasi

Mengevaluasi hasil – hasil yang telah dikerjakan, sistem informasi yang telah dibuat ini akan diuji coba penggunaannya dan juga akan dievaluasi untuk kelayakan sistem tersebut untuk digunakan, serta error handling-nya.

f. Penyusunan Buku Tugas Akhir

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dalam penyusunan Tugas Akhir. Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Tugas Akhir, dan dari hasil laporan dari buku ini akan memudahkan pembaca untuk mengetahui alur dari Sistem Informasi Penanggulangan Bencana.

1.7 Sistematika

Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat tugas akhir, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang teori–teori pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung pembuatan tugas akhir ini.


(19)

Bab ini dijelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem, antara lain :

Flowchart, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD).

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat menjadi lingkungan implementasi, implementasi proses dan implementasi antarmuka.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber – sumber literatur yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Pada bagian ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada pembuatan


(20)

2.1 Penanggulangan Bencana

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi kedalam tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini;

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk

meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;

3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan

rekonstruksi.

2.1.1 Bencana

Sekretariat Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana atau

International Strategy for Disaster Reduction - Perserikatan Bangsa- Bangsa

(ISDR 2004), mendefinisikan bahwa bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasinya dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.


(21)

Gambar 2.1. Phase Bencana

Bencana dapat berupa (1) fenomena alam seperti banjir, kekeringan, gempa bumi, longsor, tsunami, putting beliung, angin topan dan badai; (2) akibat kelalaian manusia seperti kebocoran nuclear plant atau pipa gas, kebakaran karena kelalaian, tumpahan minyak dilaut yang tidak disengaja, arus pendek listrik, pengeboran minyak tanah yang tidak sesuai prosedur, penyebaran virus; (3) kejahatan seperti sabotase, pembakaran, peledakan, pemboman, penyebaran virus dan perusakan fisik aset.

2.1.2 Tanggapan Terhadap Bencana

Tanggapan terhadap bencana adalah jumlah total tindakan yang dilakukan oleh orang-orang atau institusi-institusi dalam menghadapi bencana. Tindakan-tindakan ini mulai dengan peringatan akan datangnya satu kejadian yang mengancam atau dengan kejadian itu sendiri jika kejadiannya muncul tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. Tanggapan terhadap bencana mencakup


(22)

implementasi dari rencana-rencana kesiapan bencana dan prosedur-prosedurnya, dengan demikian ada persamaannya dengan kesiapan bencana.

Akhir dari tanggapan terhadap bencana muncul dengan penyelesaian program-program rehabilitasi bencana. Tahapan dari aktivitas penanggulangan bencana tersebut adalah seperti tampak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tahapan Aktifitas Penanggulangan Bencana

2.1.3 Manajemen Bencana

Manajemen bencana merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi


(23)

bencana yang dikenal sebagai Siklus Manajemen Bencana (seperti terlihat dalam Gambar Siklus Manajemen Bencana), yang bertujuan untuk (1) mencegah kehilangan jiwa; (2) mengurangi penderitaan manusia; (3) memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko, serta (4) mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangan sumber ekonomis.

Gambar 2.3. Siklus Manajemen Bencana

Kegiatan pada tahap pra bencana selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak bencana.

Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa


(24)

penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun masyarakatnya.

Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi.

Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam Siklus Manajemen Bencana adalah pada tahapan sebelum / pra bencana, sehingga hal inilah yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau meminimalisasi dampak bencana yang terjadi.

2.1.4 Kesiapsiagaan Bencana

Indonesia telah kehilangan ratusan ribu penduduk akibat bencana gempa bumi dan tsunami. Banyaknya korban jiwa menggambarkan bahwa persiapan dan kesiapsiagaan masyarakat masih rendah, terutama dikarenakan kurangnya


(25)

pengetahuan dan kepedulian akan fenomena alam ini serta segala hal yang diakibatkan.

Pemerintah dan masyarakat Indonesia selama ini menfokuskan pengelolaan bencana pada kegiatan tanggap daurat dan kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana.Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana yang akan terjadi belum menjadi prioritas kegiatan.

Bencana gempa dan tsunami yang maha dasyat di Aceh merupakan momentum untuk merubah paradigm pengelolaan bencana dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat . Kegiatan pendidikan public dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi sangat penting dan urgent untuk dilakukan agar dapat mengurangi resiko bencana.

Kesadaran dan kepedulian akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat baru menjadi penting dalam penanganan bencana setelah terjadi mega bencana di Aceh yang menggemparkan seluruh dunia. Pengalaman yang sangat pahit ini mengajarkan bahwa masyarakat mutlak dan harus terlibat dalam kegiatan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana.

2.1.5 Pemulihan, Rehabilitasi dan Rekontruksi

Pemulihan bencana terdiri dari pada pemberian bantuan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Sehingga rehabilitasi dan rekonstruksi termasuk ke dalam fase pemulihan bencana , keduanya muncul setelah adanya bantuan.

Rehabilitasi (tanggapan darurat) adalah tindakan-tindakan yang dilakukan setelah terjadi satu bencana untuk memungkinkan pelayanan-pelayanan dasar


(26)

guna memfungsikan kembali, membantu para korban dengan usaha mandiri mereka untuk memperbaiki tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas komunitas, dan memberikan fasilitas terhadap bangkitnya kembali aktifitas-aktifitas ekonomi (termasuk pertanian).

Rekonstruksi (konstruksi permanent) adalah penggantian bangunan-bangunan fisik yang rusak parah, pembangunan-bangunan kembali secara total dari semua pelayanan-pelayanan dan infrastruktur local, dan penguatan ekonomi (termasuk pertanian).

Terdapat perbedaan pokok dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah :

a. Rekonstruksi cenderung ke pembangunan fisik, seperti sarana umum (jalan,

jembatan, listrik, air bersih, dll), pendidikan (gedung sekolah, dll), dan sarana ibadah (masjid, mushollah,dll).

b. Rehabilitasi cenderung ke pembangunan social seperti pendidikan, pelatihan,

kesehatan, penyuluhan, dll.

2.1.6 Model Manajemen Bencana

Manajemen bencana pada dasarnya berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari bencana baik dengan mengurangi kemungkinan munculnya

hazard maupun mengatasi kerentanan.

Terdapat lima model manajemen bencana yaitu:

a. Disaster management continuum model. Model ini mungkin merupakan


(27)

lebih mudah diimplementasikan. Tahap-tahap manajemen bencana di dalam model ini meliputi emergency, relief, rehabilitation, reconstruction,

mitigation, preparedness, dan early warning.

b. Pre-during-post disaster model. Model manajemen bencana ini membagi

tahap kegiatan di sekitar bencana. Terdapat kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan sebelum bencana, selama bencana terjadi, dan setelah bencana. Model ini seringkali digabungkan dengan disaster management continuum

model.

c. Contract-expand model. Model ini berasumsi bahwa seluruh tahap-tahap

yang ada pada manajemen bencana (emergency, relief, rehabilitation,

reconstruction, mitigation, preparedness, dan early warning) semestinya tetap

dilaksanakan pada daerah yang rawan bencana. Perbedaan pada kondisi bencana dan tidak bencana adalah pada saat bencana tahap tertentu lebih dikembangkan (emergency dan relief) sementara tahap yang lain seperti

rehabilitation, reconstruction, dan mitigation kurang ditekankan.

d. The crunch and release model. Manajemen bencana ini menekankan upaya

mengurangi kerentanan untuk mengatasi bencana. Bila masyarakat tidak rentan maka bencana akan juga kecil kemungkinannya terjadi meski hazard tetap terjadi.

e. Disaster risk reduction framework. Model ini menekankan upaya manajemen

bencana pada identifikasi risiko bencana baik dalam bentuk kerentanan maupun hazard dan mengembangkan kapasitas untuk mengurangi risiko tersebut.


(28)

Terkait dengan manajemen penanggulangan bencana, maka UU No. 24 tahun 2007 menyatakan “Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi”.

Rumusan penanggulangan bencana mengandung dua pengertian dasar yaitu:

a. Penanggulangan bencana sebagai sebuah rangkaian atau siklus.

b. Penanggulangan bencana dimulai dari penetapan kebijakan pembangunan

yang didasari risiko bencana dan diikuti tahap kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

2.2 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah aplikasi computer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi :operasi, instalasi, dan peraqwatan computer, perangkat lunak, dan data. Definisi Lain dari Sistem Informasi antara lain :

a. Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur

atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengembalian keputusan.

b. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling

melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.


(29)

c. Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu.

d. Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub system yang saling

berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah diolah sehingga lebih berguna bagi user).

e. Sistem informasi adalah sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi satu

dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.

2.3 Definisi Internet

Internet adalah suatu jaringan terbesar yang terbentuk dari jaringan - jaringan komputer yang tersebar diseluruh dunia yang memungkinkan terjadinya komunikasi data antar komputer yang terhubung kejaringan tersebut. Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai jenis komputer dan sistem operasi.

Gambar 2.4 Jaringan Internet

Agar dapat terkoneksi dengan internet, perlu terhubung dengan host atau jaringan yang telah terkoneksi dengan jaringan internet yaitu Internet Service


(30)

Provider (ISP) adalah suatu perusahaan atau badan baik pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan fasilitas layanan koneksi ke jaringan Internet bagi jaringan yang terhubung kepadanya.

Koneksi jutaan komputer dan jaringan dengan berbagai platform ditangani dengan menggunakan protokol TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Satu alamat IP mempunyai suatu nama untuk dapat mempermudah mengidentifikasi suatu komputer di internet yang disebut sebagai host. Tata cara penamaan suatu host dikenal dengan istilah Domain, yang digunakan untuk menentukan posisi hirarki host dari jaringan internet ini. Sebagai contoh adalah 202.114.143.4.

2.4 Fasilitas Internet

Diantara sekian banyaknya fasilitas yang ditawarkan oleh internet yang dapat mempermudah user dalam memakainya, di bawah ini hanya beberapa layanan atau fasilitas yang sering digunakan oleh pengguna internet.

2.4.1 Elektronik Mail atau Email

Email adalah surat atau pesan elektronik yang dikirimkan dan diterima oleh dan antar individu atau komputer. Email bekerja seperti mesin penjawab telepon, walaupun kita tidak sedang online dengan internet kita masih bisa menerima email dari seluruh penjuru dunia.

2.4.2 Website (Situs)

Dapat Diibaratkan sebuah kumpulan dari halaman-halaman web yang sejenis atau saling berkaitan didalam website tersebut. Website seperti sebuah


(31)

tempat penyimpanan data dan informasi berdasarkan topic yang diinginkan oleh user.

2.4.3 Home Page

Merupakan halaman yang berisi sebuah daftar isi atau menu dari sebuah website atau situs web.

Homepage adalah halaman awal yang merupakan halaman pembuka dari sebuah website. Biasanya sebuah homepage pasti memiliki link-link yang dapat mengantar kita untuk mendapatkan suatu informasi dari website tersebut.

2.4.4 World Wide Web

WWW adalah layanan internet yang paling banyak dikenal orang dan paling cepat perkembangan teknologinya. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi suara, gambar, animasi, text, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis.

Pengguna dapat melihat World Wide Web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan HTML (script halaman web).

2.5 HTML ( HyperText Markup Language )

HTML ( Hyper Text Markup Language ) adalah suatu format data yang digunakan untuk membuat dokumen hypertext. Dokumen HTML disebut mark up


(32)

language, karena berisi tanda-tanda (Tag) dan disusun oleh elemen-elemen yang merupakan ciri utama dari dokumen HTML.

Tag html terdiri atas sebuah kurung sudut kiri (<), sebuah nama tag, dan sebuah kurung sudut kanan (>). Tag umumnya berpasangan (misalnya <H1> dengan </H1> Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML dinyatakan dengan tag <html>, <head>, dan <body> berikut tag-tag pasangannya. Setiap dokumen terdiri atas tag head dan body. Contoh penulisan html dasar sebagai berikut:

<HTML> <HEAD> <TITLE>

WEB SISTEM INFORMASI MANAJEMEN </TITLE>

</HEAD> <BODY>

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIIA <BR> SISTEM INFORMASI 2006

</BODY> </HTML>


(33)

Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks biasa ataupun dengan editor khusus. Untuk menjalankan dokumen HTML harus menggunakan program khusus yang disebut web browser atau browser.

Gambar 2.6 Tampilan HTML di Browser

2.6 Pengenalan MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itulah sebabnya seperti tabel, baris, kolom digunakan pada MySQL.

Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.


(34)

Untuk menjalankan MySQL cukup dengan mengetikan mysql pada system prompt.

Bentuk umum perintah

mysql database –h host –u user –p password Dengan windows

Menu Start All Program MySQL MySQL server

5.1 pilih dan klik Command line client Aplikasi xampp

Aktifkan menu cmd.exe pada menu start run ketik cmd OK

Ketik cd “c:\program file\xampp\mysql\bin “

Aktifkan mysql dengan : mysql –u root –p password (tekan enter) Muncul menu :

Gambar 2.7 MySQL Prompt

Dalam penulisan di dalam MySQL tidak membedakan huruf besar dan huruf kecil, yang membedakan adalah sistem operasi yang digunakan :


(35)

2. Sistem operasi windows tidak membedakan

2.6.2 Administrasi Database

a. Membuat dan Menghapus Database

Untuk mulai membuat sebuah database, cobalah perintah berikut ini: mysql>CREATE DATABASE nama_database;

Bahwa penulisan perintah di atas adalah case sensitif artinya anda harus menuliskan perintah diatas persis dengan huruf besar. Jika tidak persis, perintah tersebut akan dikenal sebagai perintah lain yang dapat saja tidak dikenali. Tanda “;” digunakan untuk mengakhiri baris perintah. sebagai contoh, marilah bersama-sama membuat sebuah database yang bernama “belajar”. Jalankan perintah seperti contoh:

mysql>CREATE DATABASE Siti;

Jika benar akan muncul tulisan berikut yang menandakan bahwa database telah berhasil dibuat:

Query OK, 1 row affected (0,10 sec)

Untuk menghapus database yang baru anda buat dari server Anda, gunakan perintah berikut:

mysql>DROP DATABASE Siti; Query OK, 0 rows affected (0,04 sec)

b. Menggunakan Database

Untuk mengarahkan di database manakah kita ingin bekerja, dapat digunakan perintah:


(36)

mysql> USE Siti; Database changed

Perintah tersebut harus selalu dikerjakan untuk memberitahukan bahwa di database tersebut kita ingin memanipulasi data yang ada di dalamnya. jika anda lupa melakukan perintah ini, akan muncul pesan:

ERROR 1064: you have an error in your SQL syntax near”at line1

c. Membuat Tabel

Setelah berhasil membuat database dan menggunakannya, langkah selanjutnya adalah mengisi database tersebut dengan table-tabel yang kita inginkan. Perhatikan bahwa table dalam database tersebut masih belum terisi. Jangan lupa menggunakan perintah USE NAMA_TABEL; untuk mengarahkan didatabase mana table akan dibuat.

mysql> SHOW TABLES; Empty set (0.00 sec)

Berikutnya, kita akan membuat table di dalam database. Sebelumnya rancanglah terlebih dahulu isi dari table ini. Sebagai contoh, kita ingin membuat tabel dengan lima kolom seperti berikut:


(37)

d. Mengisi Tabel

Sekarang, Anda dapat mengisi table yang baru anda buat sesuai yang Anda inginkan. Cara untuk mengisinya dapat dibedakan dalam dua cara, pertama dengan memasukkan data satu per satu untuk masing-masing baris, cara kedua yang lebih efektif adalah dengan mengubah file .txt yang berisi data yang diinginkan ke dalam table tadi.

Sebagai contoh, Anda ingin memasukkan data berikut ke dalam tabel data:

Tabel 2.2 Contoh Pemasukan Data

Anda dapat menggunakan perintah berikut ini:

mysql> INSERT INTO pemesanan VALUES (“Deni”,”Jl Bri No.12,-“,”Polar pop”,”25”,”23-11-2006”);

perintah di atas berarti Anda menambahkan nilai,”Deni”,”Jl Bri No 12“,”Polar

pop”,”25”,”23-11-2006” secara berurutan ke kolom ke satu hingga lima ke dalam table bernama “data”. Jika ada data di sebuah kolom yang Anda ingin kosongkan, Anda dapat menggunakan NULL atau \N.


(38)

e. Membaca dan Mengatur Isi Tabel

Untuk membaca semua data dari sebuah table dapat digunakan perintah

SELECT * FROM nama_table;.

Untuk menampilkan data di dalam table yang sesuai dengan yang diinginkan di sebuah kolom gunakan perintah berikut:

mysql> SELECT * FROM barang WHERE nama = “penghapus”;

Di samping menampilkan seluruh data, MySQL juga memberikan kemudahan untuk menampilkan data berdasarkan kolom yang diinginkan saja. Sebagai contoh, perhatikan perintah berikut:

mysql> SELECT nama,stok FROM barang;

Perintah tersebut berarti meminta program untuk menampilkan seluruh kolom nama dan stok dari table bernama “barang”.

salah satu bagian yang penting dalam sebuah data adalah pengurutan data. MySQL juga memiliki fasilitas dalam pengurutan data ini. Perintah yang digunakan untuk pengurutan data ini adalah ORDER. Dalam MySQL, tipe DATE merupakan tipe data yang istimewa. Untuk memeriksa bulan atau tahun dari barang, Anda dapat menggunakan perintah MONTH().

Salah satu hal yang juga sangat penting dalam administrasi sebuah table adalah perhitungan jumlah baris dalam sebuah table. Perintah yang dapat digunakan adalah:

Mysq>SELECT COUNT(*) FROM barang;


(39)

PHP, merupakan akronim dari “PHP: Hypertext Preprocessor” merupakan sebuah aplikasi OpenSource yang banyak digunakan sebagai bahasa pemrograman berbasis scripting untuk keperluan pengembangan aplikasi atau system berbasis web yang dapat dipadukan dengan HTML. syntax pada PHP hampir menyerupai C, Java, and Perl, dan mudah untuk dipelajari.

Dengan menggunakan PHP sebuah halaman web akan menjadi labih dynamic dan dapat digenerate dalam waku yang singkat. Tidak hanya itu, banyak Hal lain yang juga dapat dikembangkan dengan PHP.

PHP dapat digunakan yang berkenaan dengan penanganan masalah pemrograman pada umumnya. Namun PHP lebih difokuskan untuk scripting berbasis server side, dan dapat melakukan semua hal yang umum dilakukan oleh CGI, seperti mengolah form data, membuat dinamik content pada halaman web, atau mengolah cookies. dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan dengan PHP.

Beberapa hal utama yang dapat dilakukan dengan PHP yaitu.

1. Server-side scripting. Hal ini merupakan target utama dari PHP. diperlukan 3

component utama untuk menggunakan funsi ini yaitu Web Server lengkap dengan modul PHP, Interpreter PHP itu sendiri, dan web browser.

2. Command line scripting. Interpreter PHP juga dapat di running tanpa

menggunakan webserver dan browser. disini hanya diperlukan interpreter PHP saja terpasang pada mesin yang akan digunakan utuk menginterprete script-script PHP yang telah ditulis

3. desktop applications. PHP juga dapat digunakan untuk pembuatan aplikasi


(40)

mengkombinasikannya dengan modul GTK, atau lebih dikenal dengan PHP-GTK

PHP dapat berjalan hampir disemua sistem operasi seperti Linux dan berbagai varian Unix, Microsoft Windows, Mac OS, RISC OS, dan lain-lain. modul PHP juga dapat digabungkan dengan berbagai jenis web server seperti Apache, IIS, PWS, Netscape & iPlanet Server, Oreilly Website Pro server, Caudium, Xitami, OmniHTTPd dan masih banyak lagi yang lainnya, disamping itu PHP juga dapat diguanakan sebagai CGI processor pada web server yang belum dapat menggunakan modul PHP namun sudah dapat menggunakan modul CGI.

2.8 JavaScript

JavaScript adalah nama implementasi Netscape Communications Corporation untuk ECMAScript standar, suatu bahasa skrip yang didasarkan pada konsep pemrograman berbasis prototipe. Bahasa ini terutama terkenal karena penggunaannya di situs web (sebagai JavaScript sisi klien) dan juga digunakan untuk menyediakan akses skrip untuk objek yang dibenamkan (embedded) di aplikasi lain.

Kode JavaScript biasanya dituliskan dalam bentuk fungsi yang ditaruh di tag <head> yang dibuka dengan tag <script type="teks/javascript">.

<script type="teks/javascript"> alert("Halo Dunia!"); <script>


(41)

K e t e r a n g a n

S i m b o l t i t i k t e r m i n a l d i g u n a k a n u n t u k m e n u n j u k k a n a w a l d a n a k h i r d a r i s u a t u p r o s e s S im b o l

N o

1

S i m b o l p r o s e s d i g u n a k a n u n t u k m e w a k i l i s u a t u p r o s e s a t a u u n t u k p e n g o l a h a n a r i t m a t i k a d a n p e m i n d a h a n d a t a

2

3 S i m b o l i n p u t o u t p u t d i g u n a k a n u n t u k m e w a k i l i d a t a i n p u t/ o u t p u t d a n m e n u n j u k k a n h a s i l d a r i s u a t u p r o s e s

4

S i m b o l D e c i s i o n ( k e p u t u s a n ) d i g u n a k a n u n t u k s u a t u p e n y e l e k s i a n ( p e r b a n d i n g a n l o g i k a ) k o n d i s i d i d a l a m p r o g r a m 5 S i m b o l P r e d e f i n e d ( p e r s i a p a n )

d i g u n a k a n u n t u k m e m b e r i n i l a i a w a l s u a t u v a r i a b e l a t a u c o u n t e r

6

S i m b o l C o n n e c t o r ( p e n g h u b u n g ) d i g u n a k a n u n t u k m e n u n j u k k a n h u b u n g a n a r u s p r o s e s y a n g t e r p u t u s m a s i h d a l a m h a l a m a n y a n g s a m a

7

S i m b o l p r o s e s t e r d e f i n i s i d i g u n a k a n u n t u k m e n u n j u k k a n s u a t u o p e r a s i y a n g r i n c i a n n y a d i t u n j u k k a n d i t e m p a t l a i n

8

S i m b o l O f f - p a g e c o n n e c t o r d i g u n a k a n u n t u k m e n u n j u k k a n h u b u n g a n a r u s p r o s e s y a n g t e r p u t u s m a s i h d a l a m h a l a m a n y a n g b e r b e d a

9 S i m b o l d i s p l a y d i g u n a k a n u n t u k

Kode JavaScript juga bisa diletakkan di file tersendiri yang berekstensi

.js (singkatan dari JavaScript). Untuk memanggil kode JavaScript yang terdapat

di file sendiri, di bagian awal <head> harus ditentukan dahulu nama file .js yang dimaksud menggunakan contoh kode seperti berikut:

<script type="teks/javascript" src="alamat.js"> </script>

2.9 Flowchart ( Diagram Alir )

Bagan alir program (program flow chart) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir. Bagan alir terdiri dari simbol-simbol yang mewakili fungsi-fungsi langkah program dan garis alir (flow line) menunjukkan urutan dari simbol-simbol yang akan dikerjakan.


(42)

Gambar 2.8 Simbol Flowchart

2.10 Power Designer

Satu paket permodelan dan perancangan untuk perusahaan yang memerlukan pembangunan atau perancangan ulang aplikasi bisnis dengan cepat, hemat dan konsisten. Power Designer terintegritasi untuk semua RDBMS modern dan pengembangan untuk Java™, .NET, PowerBuilder® dan Web Services. Seperangkat alat permodelan yang unik dengan menggabungkan beberapa teknik permodelan standar, yaitu: permodelan aplikasi melalui UML, Permodelan Proses Bisnis dan permodelan data yang paling banyak diminati pasar, semuanya didukung oleh solusi manajemen meta-data yang tangguh dan protektifitas yang sangat sempurna di bidangnya.

a. ERD

Entity Relationship Diagram adalah pemodelan data utama dan akan membantu mengorganisasikan data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas.

b. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu yang nyata atau abstrak dimana kita akan menyimpan data. Contoh : entitas pegawai, entitas kampus, entitas buku dsb.

c. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas, misal proses pembayaran pegawai. Kardinalitas menentukan kejadian suatu entitas


(43)

untuk satu kejadian pada entitas yang berhubungan. Misal, mahasiswa bisa mengambil banyak mata kuliah.

d. Atribut (Attribute)

Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu. Sebutan lain atribut adalah properti, elemen data dan field. Misal, nama, alamat, nomor pegawai, gaji dsb.

e. Metodologi ERD

• Menentukan entitas Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata dan

konsep

dimana penggunaan untuk menyimpan data.

• Menentukan relasi Menentukan hubungan antar pas angan entitas

menggunakan matriks relasi.

• Gambar ERD sementara Entitas digambarkan dengan kotak, dan relasi

digambarkan dengan garis.

• Isi kardinalitas Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah

kejadian pada entitas yang berhubungan.

• Tentukan kunci utama Menentukan atribut yang mengidentifikasikan satu

dan hanya satu kejadian masing-masing entitas.

• Gambar ERD berdasarkan kunci Menghilangkan relasi many to many dan

memasukkan primary dan kunci tamu pada masing masing entitas.

• Menentukan atribut Menentukan field -field yang diperlukan system.

• Pemetaan atribut Memasangkan atribut dengan entitas yang sesuai.

• Gambar ERD dengan atribut Mengatur ERD dari langkah 6 dengan


(44)

• Periksa hasil Apakah ERD sudah menggambarkan system yang akan dibangun.

f. CDM

Conceptual Data Model (CDM) : model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.

Gambar 2.9 Conceptual Data Modeling

g. PDM

Physical Data Model (PDM) : model yang menggunakan sejumlah tabel

untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik.

Gambar 2.10 Physical Data Modeling

2.11 Google Maps Api


(45)

Google Maps adalah layanan gratis Google yang cukup popular. Anda dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web Anda sendiri dengan Google Maps API.

Google Maps API adalah library JavaScript. Menggunakan Google Maps API sangat mudah. Yang Anda butuhkan adalah pengetahuan tentang HTML dan JavaScript, serta koneksi Internet.

Dengan menggunakan Google Maps API Anda dapat menghemat waktu dan biaya Anda untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga Anda dapat focus hanya pada data-data Anda. Biarkan data peta-peta dunia menjadi urusan Google saja.

2.11.2 Menggunakan Google Maps API

Kita bisa mulai menulis program Google Map API dengan urutan sebagai berikut:

1. Memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML kita.

2. Membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta. 3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan property-properti pada peta. 4. Menuliskan fungsi JavaScript untuk membuat objek peta.

5. Meng-inisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload. Beginilah kode program dasarnya:


(46)

Perhatikan urutan langkah-langkahnya yang saya tuliskan dalam komentar HTML dan

JavaScript kode HTML di atas.

Perhatikan baris ini:

Kode yang saya cetak tebal dan berwarna merah adalah Google Maps API key. Anda harus mendaftar untuk mendapatkan key untuk website Anda, jika Anda ingin menampilkan peta untuk website Anda. Setelah mendaftar, termasuk memberikan alamat website Anda, Google akan memberi Anda sebuah API key. Bentuknya kurang lebih seperti ini (tentu saja milik Anda nantinya akan berbeda):


(47)

ABQIAAAA8tt4eKTuBZMVnLJfP2BZrBT2yXp_ZAY8_ufC3CFXhHIE1Nv

wkxS4Rz1LFzG0odNPtk8VLkdrQF5grA

Key di atas digunakan untuk computer lokal (daftar untuk alamat situs localhost). Jadi, jika ingin mencoba menulis program untuk dijalankan di computer Anda sendiri, sementara Anda bisa pakai key ini. Nanti kalau program Anda sudah siap, baru Anda perlu mendaftar sendiri API key Anda, kemudian dipakai menggantikan API key contoh dari saya.

Parameter sensor berisi true (berwarna hijau) digunakan untuk menggunakan sensor lokasi , misalnya GPS (jika ada, misalnya jika aplikasi web based kita diakses dengan ponsel tertentu yang memiliki GPS).

Pada baris ini:

Kita menentukan lebar tag div adalah 600px, dan lebar juga 600px, dengan style CSS. Ukuran peta yang ditampilkan akan selalu mengikuti ukuran yang Anda tentukan pada tag tersebut.

Kita menentukan setting peta pada baris program ini:

Parameter zoom menentukan zoom level yang Anda inginkan. Semakin kecil nilainya, semakin jauh jarak pandang Anda dari tanah. Nilai 0 akan menunjukkan peta seluruh dunia. Nilai maksimal adalah 19.

Parameter mapTypeId menentukan jenis peta yang akan ditampilkan. Pilihannya ada 4:


(48)

1. ROADMAP, ini yang saya pilih, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi

2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit

3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan

menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan menunjukkan gunung dan sungai

4. HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa

yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota)

Sebenarnya ada 3 kelompok lagi jenis peta yang bisa dipakai, tetapi pembahasannya di luar lingkup ebook ini. Mereka adalah:

a. Kelompok Google Map Maker, peta-peta dalam kategori ini merupakan

kontribusi dari seluruh dunia

b. Kelompok peta Celestial, selain peta bumi, Google juga menyediakan peta

bulan, dan Mars


(49)

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

3.1 Analisis dan Konsep Perancangan Program

Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang terjadi pada aplikasi, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi system yang baik.

Dengan aplikasi berbasis Web ini selain dapat memperoleh suatu informasi juga dapat dijadikan sebagai pusat koordinasi dan pengolahan data / informasi.

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan system berisikan penjelasan tentang deskripsi umum system yang akan dibuat. Berikut ini lebih jelasnya report yang akan dihasilkan dari system aplikasi ini :

1. Untuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Hak akses untuk BNPB dalam system ini adalah :

9 Pendaftaran Administrator untuk system

9 Master wilayah

9 Kegiatan pra bencana


(50)

- Emergency call

Berisi nomor-nomor penting yang dapat dihubungi.

- Potensi kekuatan pendukung PB

Berisi lembaga pendukung, coordinator pendukung, alamat, nomor telepon yang dapat dihubungi dan jumlah personil pendukung yang siap untuk dikerahkan ketika bencana terjadi.

Lembaga pendukung tidak hanya berasal dari pemerintah saja, melainkan dapat juga dari lembaga non pemerintah dan perguruan tinggi.

- Potensi kekuatan perlengkapan PB

Berisi jenis perlengkapan, jumlah yang mampu disediakan, penyedia dan coordinatornya. Penyediaan perlengkapan ini, guna sebagai bentuk kesiapsiagaan ketika bencana terjadi.

9 Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat

bencana

a. Informasi bencana, meliputi :

- Data kejadian bencana, yang terdiri dari :

• Data jenis bencana

• Nama bencana

• Lokasi terjadinya bencana (GIS)

• Waktu kejadian dan


(51)

- Data korban, berisi :

a. Nama korban jika diketahui

b. Alamat korban jika diketahui

c. Jenis kelamin

d. Usia korban (bisa menggunakan perkiraan)

e. Ciri-ciri yang dimiliki korban secara fisik

f. Status korban (selamat, luka parah, luka ringan, meninggal,

hilang/tidak diketahui)

- Data pengungsian / penampungan, berisi nama dan alamat

penampungan serta daya tampungnya.

- Data rujukan meliputi data Rumah sakit yang berisi nama, alamat dan

nomor telepon yang bisa dihubungi

- Data kerusakan sarana dan prasarana, meliputi nama sarana dan

prasarana, jenis bangunan dan perkiraan jumlah kerugian.

b. Permintaan bantuan, berisi :

- Jenis barang yang diminta

- Jumlah kebutuhan

- Waktu permintaan dibuat

- Status permintaan yang dibuat (darurat, biasa)

c. Pemberian bantuan, berisi :

- Nama organisasi / lembaga yang membantu

- Nama perseorangan (individu maupun yang mewakili lembaga)


(52)

- Jenis bantuan (uang / barang)

- Jumlah bantuan yang diberikan

d. Sukarelawan

9 Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan

rekonstruksi.

a. Analisa data (Laporan)

- Laporan data bencana, meliputi :

a. Wilayah kejadian

b. Jenis bencana

c. Jumlah Korban

d. Jumlah Pengungsian / penampungan

e. Jumlah Rujukan

f. Jumlah Kerusakan sarana dan prasarana

- Detil laporan data bencana, meliputi :

a. Wilayah kejadian

b. jenis bencana

c. detail korban

d. detil pengungsian

e. detil rujukan

f. detil kerusakan sarana dan prasarana


(53)

Hak akses untuk BPBD dalam system ini hampir sama dengan BNPB hanya saja BPBD tidak memiliki akses untuk :

a.Membuat data administrator baru

b.Master wilayah

c.Jenis- jenis bencana

d.Laporan dan

e.Grafik

3. Untuk Satlak

Hak akses yang dimiliki oleh satlak sangat terbatas, Satlak yang bisa mengelola data sebatas :

a. Kelola data penampungan

b. Kelola data rujukan

c. Permintaan bantuan

d. Pemberian bantuan dan

e. Pendaftaran sukwan

3.3 Data Flow Diagram

DFD ( Data Flow Diagram ) merupakan alat perancangan system yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposis dapat digunakan untuk penggambaran analisis maupun rancangan system yang sudah dikomunikasikan oleh professional system kepada pemakai maupun pembuat program.


(54)

DFD juga merupakan suatu model data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari system, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

3.3.1 Context Diagram

Context Diagram atau Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari

suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu system. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke system atau output ke system. Dan akan memberi gambaran tentang keseluruhan system. System dibatasi oleh boundary ( dapat digambarkan dengan garis putus ). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum ( secara garis besar ) system yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi

“siapa saja yang memberi data ( dan data apa saja ) ke system, serta kepada siapa saja informasi ( dan informasi apa saja yang harus dihasilkan sistem).”

Dibawah ini adalah gambaran rancangan Data Flow Diagram (DFD) level Context berdasarkan rancangan sistem yang telah dijabarkan di atas.


(55)

hak akses superadmin kelola manajemen data hak akses superadmin tervalidasi

kelola manajemen data hak akses admin

kelola manajemen data

hak akses admin tervalidasi kelola manajemen data hak akses satlak

hak akses satlak tervalidasi kelola manajemen data

laporan tervalidasi laporan

kelola manajemen data

0.

Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana BNPB

a

BPBD b SATLAK

c

Gambar 3.1 Context diagram SIMPB

Pada context diagram di atas mengandung hanya satu proses saja (dengan nomor proses 0) dan empat entitas. Proses pada level context mewakili proses dari seluruh sistem proses tersebut adalah Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana (SMPB), dan empat entitasnya yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana daerah), Satlak PB dan user.

Pada entitas BNPB terjadi proses login ke sistem sebagai superadmin kemudian kelola manajemen data dan laporan. Sedangkan untuk entitas BPBD terjadi proses yang hampir sama dengan BNPB hanya saja proses login ke sistem sebagai admin bukan superadmin dan tidak dapat memproses laporan. Selanjutnya pada entitas Satlak terjadi proses login kesistem sebagai subadmin dimana hak akses untuk mengelola data manajemen sangat sempit. Terakhir, entitas user,


(56)

pada entitas ini terjadi proses pendaftaran sukwan secara online dan user dapat melihat data bencana yang telah dikelola sebelumnya oleh superadmin, admin dan subadmin.

3.3.2 Overview Diagram (Level 0)

Pada overview diagram (level 0) proses di jabarkan berdasarkan diagram context yang telah dibuat. Dalam sistem ini, dijabarkan menjadi 20 proses, 4 entitas dan 16 data store. Adapun 4 entitas tersebut sama dengan diagram context yaitu :

1. Entitas BNPB, dengan proses yang terjadi didalamnya, yaitu :

a. Proses login sebagai superadmin yang memiliki hak akses penih.

b. Manajemen data (insert, update dan delete), dalam manajemen data

terdapat proses sebagai berikut :

√ Proses manajemen admin

√ Proses manajemen jenis bencana

√ Proses manajemen data bencana

√ Proses manajemen data GIS

√ Proses manajemen data korban

√ Proses manajemen data penampungan

√ Proses manajemen data rujukan

√ Proses manajemen data wilayah

√ Proses manajemen data pendukung PB


(57)

√ Proses manajemen data emergency call

√ Proses manajemen data kerusakan sarana dan prasarana

√ Proses manajemen data permintaan bantuan

√ Proses manajemen data pemberian bantuan dan

√ Proses manajemen data sukwan

c. Proses laporan, dalam proses ini akan dijabarkan pada DFD (Data Flow

Diagram) level 1

2. Entitas BPBD, dengan proses dimana hampir sama dengan proses pada

entitas BNPB, hanya saja dalam entitas ini, login yang dimiliki BPBD adalah sebagai admin bukan superadmin dan karena hak akses yang digunakan adalah admin, maka BPBD tidak memiliki hak akses untuk beberapa proses, yaitu pengelolaan administrator, dan laporan

3. Entitas Satlak, hanya memiliki proses login, penampungan dan rujukan.

Dimana login satlak hanya sebagai sub admin yang hak aksesnya sangat sempit.

4. Entitas User, juga memiliki dua proses yaitu proses pendaftaran sukwan dan

proses view data.

Pada masing – masing proses diatas yang dimiliki oleh masing-masing entitas, seluruhnya memiliki data store untuk penyimpanan database sebagai akhir dari proses yang terjadi. terkecuali untuk proses laporan, karenan proses laporan masih akan dijabarkan lagi pada Data Flow Diagram level selanjutnya yaitu DFD level 1. Berikut DFD level 0 pada sistem ini :


(58)

login superadministrator login administrator tervalidasi

Penyimpanan database login

kelola manajemen data manajemen data tervalidasi

aktivitas manajemen jenis bencana data bencana jenis bencana aktivitas manajemen data bencana data bencana aktivitas manajemen data information system data information system

aktivitas manajemen data korban data korban aktivitas manajemen data penampungan data penampungan aktivitas manajemen data rujukan data rujukan aktivitas manajemen wilayah data wilayah pendukung PB aktivitas manajemen pendukung PB aktivitas manajemen perlengkapan PB perlengkapan PB aktivitas manajemen emergency call

aktivitas manajemen kerusakan

aktivitas manajemen sukwan aktivitas manajemen kerusakan aktivitas manajemen sukwan GIS data korban data penampungan rujukan wilayah pendukung PB perlengkapan PB emergency call kerusakan permintaan bantuan pemberian bantuan sukwan login tervalidasi login admin kelola manajemen data

manajemen data tervalidasi

aktifitas manajemen pendukung PB

aktivitas manajemen perlengkapan PB

manajemen admin data admin

aktivitas manajemen data admin aktivitas manajemen emergency call

aktivitas manajemen kerusakan

aktivitas manajemen data bencana Aktivitas GIS

aktivitas data korban aktivitas data penampungan

aktivitas manajemen rujukan

login satlak tervalidasi login satlak aktivitas permintaan bantuan

aktivitas pemberian bantuan

aktivitas manajemen data penampungan

aktivitas manajemen data rujukan kelola manajemen data

manajemen data tervalidasi laporan laporan tervalidasi BNPB a 1 Proses Login Manajemen data superadmin (insert, update, delete)

1 Login Database

2

6

2 Data Jenis bencana Proses Management Jenis Bencana 7 Proses Management Data Bencana

3 Data bencana

1.4 Proses Management Trans. Pengembalian + 9 Proses Management data korban Proses Management data information system 8

5 data korban 4 GIS 10 Proses Manajemen data penampungan 11 Proses manajemen rujukan 12 manajemen wilayah 13 Management Pendukung PB 14 Management perlengkapan PB 15 Management emergency call 16 Management kerusakan 17 Management permintaan bantuan 18 Management pemberian bantuan 19 Management sukwan

6 data penampungan

8 data wilayah 7 data rujukan 9 data pendukung PB

10 data Perlengkapan PB

11 data Emergency Call

12 data kerusakan

13 data permintaan bantuan

14 data pemberian bantuan

15 data sukwan

BPBD b Manajemen data admin (insert, update, delete) 3 5

2 Data admin Proses Management Admin SATLAK c Manajemen data satlak (insert, update, delete) 4 + laporan 20


(59)

3.3.3 Data Flow Diagram Level 1

Data Flow Diagram Level 1 merupakan hasil pemecahan dari Data Flow Diagram level 0 atau biasa disebut dengan overview diagram. Dalam kasus kali ini, proses yang dipecah adalah proses laporan. Dan hasil pecahannya adalah sebagai berikut :

rekapitulasi bencana jenis bencana nam bencana

kerusakan saana dan pasarana

jenis bencana nama bencana data korban jenis bencana nama bencana sukwan jenis bencana nama bencana laporan rekapitulasi bencana

laporan kerusakan sarana dan prasarana

laporan korban laporan sukwan 20.1 membuat laporan rekapitulasi bencana 20.2 membuat laporan data kerusakan sarana dan prasarana 1.4 Proses Management Trans. Pengembalian + 20.4 membuat laporan sukwan membuat laporan korban 20.3 BNPB a

1 rekapitulasi bencana 2 jenis bencana

3 nama bencana

4data kerusakan saran dan prasarana 5 jenis bencana

6 nama bencana

7 data korban

8 jenis bencana

9 nama bencana

10 sukwan

11 jenis bencana

12 nama bencana

Gambar 3.3. DFD level 1

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat, entitas yang dimiliki hanya satu yaitu entitas BNPB sebagai superadministrator yang memiliki hak akses penuh. Proses laporan dipecah menjadi beberapa proses lagi yaitu proses membuat


(60)

laporan rekapitulasi bencana, membuat laporan data kerusakan sarana dan prasarana, membuat laporan korban, dan membuat laporan sukwan.

3.4 Flowchart

Flowchart adalah Bagan ( chart ) yang menunjukkan alir ( flow ) di dalam program atau prosedur system secara logika. Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Flowchart juga merupakan :

1. Bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari system.

2. Menjelaskan urutan dari prosedur – prosedur yang ada di dalam system.

3. Menunjukkan apa yang dikerjakan di system.

Tujuan utamanya penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan symbol – symbol standar.

Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat. Hal ini untuk memudahkan orang awam untuk belajar serta untuk mengetahui proses dari system yang dibuat.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah.

Dalam pembuatan flowchart tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam menganalisa suatu masalah dengan komputer. Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan pemrogram lainnya.


(61)

Gambar 3.4 flowchart login

Gambar flowchart diatas menunjukkan alur awal dari sistem yang dibuat, yaitu proses login ke dalam sistem. Adapun alur login diatas menunjukkan bahwa terdapat tiga hak akses yang dimiliki masing-masing admin. Tiga hak akses tersebut adalah hak akses untuk superadmin, admin, dan sub admin.

Hak akses superadmin memiliki hak penuh dalam mengelola manajemen data di sistem. Dalam hal ini dapat dilihat pada gambar 3.5 dan untuk admin memiliki hak akses terbatas (dapat dilihat pada gambar 3.6) begitupun dengan sub admin, hak akses yang dimiliki sangat sempit (dapat dilihat pada gambar 3.7).


(62)

Gambar 3.5 flowchart kelola manajemen data superadmin

Gambar diatas menjelaskan tentang pengelolaan manajemen data yang dapat dilakukan oleh superadmin. Jika login sebagai superadmin maka hal-hal yang dapat dilakukan adalah pengelolaan admin baru, data jenis bencana, data bencana, data GIS, data korban, data penampungan, data rujukan, data pendukung bencana, data perlengkapan bencana, data emergency call, master wilayah, data


(63)

kerusakan sarana dan prasarana, data permintaan bantuan, data pemberian bantuan data sukwan dan laporan.

Selanjutnya pada gambar dibawah ini menjelaskan mengenai alur yang dapat dilakukan oleh admin. Pengelolaan manajemen data hampir sama dengan superadmin hanya saja pada admin tidak dapat mengelola data admin, jenis bencana, kelola wilayah dan melihat laporan.


(64)

Pada gambar dibawah ini menjelaskan mengenai alur yang dapat dilakukan oleh sub admin.

Pengelolaan manajemen data pada hak akses ini sangat terbatas yaitu hanya dapat melakukan pengelolaan pada data penampungan, rujukan, permintaan bantuan, pemberian bantuan dan kelola data sukwan.

SUB ADMIN START

KELOLA DATA BENCANA :

6. kelola data penampungan 7. kelola data rujukan

13. kelola data permintaan bantuan 14. kelola data pemberian bantuan 15. kelola data sukwan

terisi

DATABASE

TAMPILKAN POP UP BERHASIL DIMASUKKAN

ya

tidak

END


(65)

Selanjutnya untuk flowchart dobawah ini menjelaskan satu persatu alur dari sistem berdasarkan pengelolaan data yang dilakukan oleh superadmin, admin, dan sub admin.

Gambar dibawah ini merupakan alur dari pengelolaan data pendaftaran admin baru. Ketika data baru berhasil dimasukkan maka akan secara otomatis tersimpan kedalam database.

Garmbar 3.8 Flowchart pendaftaran admin baru

Sedangkan gambar dibawah ini menjelaskan alur dari pengelolaan manajemen data jenis bencana. Sama dengan pengelolaan data pendaftaran admin, ketika data baru berhasil dimasukkan maka akan secara otomatis tersimpan kedalam database.


(66)

Gambar 3.9 flowchart kelola data jenis bencana

Gambar dibawah ini menjelaskan alur pengelolaan data GIS, dimana ketika data GIS sudah diisi dan berhasil disimpan dalam database maka admin dapat melihat Geography Information System lewat Google Map Api.

START

Isi data GIS

lengkap t

Simpan ke database

y

Tampilkan data baru

gis

end Pilih map

Tampilkan google map

y

t


(67)

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data wilayah.

Gambar 3.11 Flowchart kelola data master wilayah

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data emergency call


(68)

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data perlengkapan PB.

Gambar 3.13 Flowchart kelola data perlengkapan PB

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data pendukung PB.


(69)

Gambar 3.15 Flowchart data bencana

Gambar diatas menjelaskan mengenai alur data bencana, dimana admin menginputkan data bencana baru yang selanjutnya akan disimpan kedalam database jika data yang dimasukkan itu benar. Secara otomatis data baru akan tampil dan didalamnya ada pilihan untuk memasukkan data korban bencana dan data kerusakan yang dialami.

Data korban diisi setelah data bencana dipilih begitu pula dengan data kerusakan sarana dan prasarana. Jika pengisian berhasil maka data – data korban bencana maupun data – data kerusakan sarana dan prasarana akan disimpan kedalam database, yang selanjutnya akan dapat ditampilkan dalam program.

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data penampungan.


(70)

START Isi data penampung an lengkap t Simpan ke database y Tampilkan data penampung na end

Lihat data korban di penampungan

Tampilkan data korban

y

Gambar 3.16 Flowchart kelola data penampungan

Gambar flowchart selanjutnya adalah mengenai pengelolaan manajemen data pilih penampungan untuk korban yang terkena bencana.

START Tampillkan data korban Pilih penampungan t y Tampilkan data penampung an end Pilih datapenampun gan Simpan ke database y t


(71)

START Isi data permintaan bantuan lengkap t y end Simpan ke database Lihat data permintaan bantuan Pilih data pemberian bantuan Isi data pemberian bantuan y Simpan ke database lengkap Lihat data pemberian bantuan Pilih data sukwan t Isi data pemberian bantuan Simpan ke database lengkap Lihat data pemberian bantuan y t

Gambar 3.18 Flowchart permintaan bantuan dan pemberian bantuan

Gambar diatas merupakan diagram alir untuk pengelolaan data permintaan bantuan, pemberian bantuan dan sukarelawan. Berdasarkan data flow diatas admin memasukkan data permintaan terlebih dahulu yang kemudian akan diproses pada tahap selanjutnya ketika mendapat bantuan dan sukarelawan, data pemberian bantuan dan sukarelawan akan dimasukkan kedalam database.


(72)

Diagram flow diatas merupakan gambaran dari aliran data dalam pengelolaan rujukan.

Gambar 3.19 Flowchart kelola data rujukan

3.5 Entity Relationship Diagram

ERD merupakan notasi grafis dalam permodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relative kompleks. Dengan ERD, dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang dilakukan dan mencoba menjawab pertanyaan, “Data apa yang diperlukan ?, bagaimana data yang satu berhubungan dengan yang lain?”.

ERD menggunakan sejumlah notasi dan symbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data.


(73)

3.5.1 Conceptual Data Model ( CDM ) mempunyai menghitung memperkirakan terjadi meminta memperoleh menerima mendata mendata_1 mendata_2 mendata_3 menempati mendapat jenis_bencana id_bencana jenis_bencana <pi> Integer

Variable characters (25) <M> <M> id_bencana <pi> master_wilayah id_wilayah provinsi kota kecamatan <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (50)

<M> <M> <M> <M> id_wilayah <pi> master_rujukan id_rujukan nama_rujukan alamat_rujukan no_telp_rujukan <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Integer <M> <M> <M> id_rujukan <pi> data_bencana id_databencana nama_bencana waktu_kejadian ket_bencana <pi> Integer Variable characters (25) Date

Variable characters (300) <M> <M> <M> id_databencana <pi> penampungan id_penampungan nama_penampungan alamat_penampungan kapasitas_penampungan <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Integer <M> <M> <M> <M> id_penampungan <pi> permintaan_bantuan id_permintaan jenis_barang jml_permintaan waktu_permintaan_dibuat status_permintaan <pi> Integer Variable characters (50) Integer Date Variable characters (50)

<M> <M> <M> <M> <M> id_permintaan <pi> pemberian_bantuan id_pemberian nama_organisasi nama_perseorangan tgl_penerimaan jenis_barang_pemberian jml_barang_pemberian <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Date Variable characters (50) Integer <M> <M> <M> <M> id_pemberian <pi> sukwan no_ktp nama_sukwan alamat_sukwan jenkel_sukwan usia_sukwan pekerjaan-sukwan no_telp_sukwan keahlian_sukwan penyakit_yang_pernah_diderita <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (75) Characters (10) Integer Variable characters (50) Integer Variable characters (50) Variable characters (50)

<M> <M> <M> <M> <M> <M> <M> <M> <M> no_ktp <pi> login id_admin username password level <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (15) Variable characters (10)

<M> <M> <M> <M> id_admin <pi> data_korban id_korban nama_korban alamat_korban jenkel_korban usia_korban ciri_korban status_korban <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Characters (10) Integer Variable characters (200) Variable characters (50)

<M> <M> <M> <M> <M> id_korban <pi> kerusakan id_kerusakan nama_prasarana perkiraan kerugian jenis_bangunan <pi> Integer Variable characters (100) Integer Variable characters (50)

<M> <M> <M> <M> id_kerusakan <pi> datagis nomor x y namalokasi deskripsi <pi> Integer Variable characters (50) Variable characters (50) Variable characters (150) Text <M> <M> <M> <M> <M> nomor <pi> emergency_call id_emergency nama_emergency alamat_emergerncy telp_emergency <pi> Integer Variable characters (100) Variable characters (100) Integer <M> <M> <M> <M> id_emergency <pi> pendukung_pb id_pendukung lembaga_pendukung koordinator_pendukung alamat_pendukung telp_pendukung jml_personil_pendukung <pi> Integer Variable characters (100) Variable characters (100) Variable characters (100) Integer Integer <M> <M> <M> <M> <M> <M> id_pendukung <pi> perlengkapan_pb id_perlengkapan jenis_perlengkapan jmlh_perlengkapan penyedia_perlengkapan koordinator_perlengkapan keterangan <pi> Integer Variable characters (100) Integer Variable characters (100) Variable characters (100) Text <M> <M> <M> <M> <M> <M> id_perlengkapan <pi>

Gambar 3.20 Model Data Konseptual ( Conceptual Data Modeling )

Gambar diatas merupakan gambar CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM.


(74)

3.5.2 Physical Data model ( PDM )

PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan. PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM atau OOM. PDM dapat dihasilkan ( di - generate ) dari CDM yang valid.

jenis_bencana id_bencana jenis_bencana integer varchar(25) <pk> master_wilayah id_wilayah provinsi kota kecamatan integer varchar(50) varchar(50) varchar(50) <pk> master_rujukan id_rujukan nama_rujukan alamat_rujukan no_telp_rujukan integer varchar(50) varchar(50) integer <pk> data_bencana id_databencana id_bencana id_wilayah nama_bencana waktu_kejadian ket_bencana integer integer integer varchar(25) date varchar(300) <pk> <fk1> <fk2> penampungan id_penampungan nama_penampungan alamat_penampungan kapasitas_penampungan integer varchar(50) varchar(50) integer <pk> permintaan_bantuan id_permintaan id_penampungan jenis_barang jml_permintaan waktu_permintaan_dibuat status_permintaan integer integer varchar(50) integer date varchar(50) <pk> <fk> pemberian_bantuan id_pemberian id_permintaan nama_organisasi nama_perseorangan tgl_penerimaan jenis_barang_pemberian jml_barang_pemberian integer integer varchar(50) varchar(50) date varchar(50) integer <pk> <fk> sukwan no_ktp id_permintaan nama_sukwan alamat_sukwan jenkel_sukwan usia_sukwan pekerjaan-sukwan no_telp_sukwan keahlian_sukwan penyakit_yang_pernah_diderita integer integer varchar(50) varchar(75) char(10) integer varchar(50) integer varchar(50) varchar(50) <pk> <fk> login id_admin username password level integer varchar(50) varchar(15) varchar(10) <pk> data_korban id_korban id_databencana id_rujukan id_penampungan nama_korban alamat_korban jenkel_korban usia_korban ciri_korban status_korban integer integer integer integer varchar(50) varchar(50) char(10) integer varchar(200) varchar(50) <pk> <fk1> <fk3> <fk2> kerusakan id_kerusakan id_databencana nama_prasarana perkiraan kerugian jenis_bangunan integer integer varchar(100) integer varchar(50) <pk> <fk> datagis nomor id_bencana x y namalokasi deskripsi integer integer varchar(50) varchar(50) varchar(150) long varchar <pk> <fk> emergency_call id_emergency id_wilayah nama_emergency alamat_emergerncy telp_emergency integer integer varchar(100) varchar(100) integer <pk> <fk> pendukung_pb id_pendukung id_wilayah lembaga_pendukung koordinator_pendukung alamat_pendukung telp_pendukung jml_personil_pendukung integer integer varchar(100) varchar(100) varchar(100) integer integer <pk> <fk> perlengkapan_pb id_perlengkapan id_wilayah jenis_perlengkapan jmlh_perlengkapan penyedia_perlengkapan koordinator_perlengkapan keterangan integer integer varchar(100) integer varchar(100) varchar(100) long varchar <pk> <fk>

Gambar 3.21 Model Data Fisik ( Physical Data Modeling )


(75)

3.6 Kebutuhan Database

Dalam system yang akan dirancang ini membutuhkan suatu tempat penyimpanan data yang nantinya bisa mengatur semua data yang ada program aplikasi yang dibuat, dengan demikian tempat penyimpanan data tersebut menggunakan MySQL, dimana database ini akan menampung semua inputan yang akan terjadi di dalam system informasi ini. Tools yang akan digunakan adalah PHPMyAdmin.

Selain PHPMyAdmin, software lain yang digunakan adalah SQLyog Enterprise. SQLyog Enterprise adalah suatu program untuk melihat trigger yang ada. Apabila program tersebut memakai trigger. Trigger adalah bentuk lain dari stored procedure, karena trigger juga berisi suatu subrutin sebagaimana sebuah procedure, trigger terhubung ke dalam suatu tabel. Definisi trigger menspesifikasi sebuah action untuk melakukan suatu spesifikasi event, seperti update, insert, atau delete bila terjadi pada suatu tabel. Trigger tidak pernah dipanggil secara langsung oleh aplikasi atau user. Ketika aplikasi atau user mencoba untuk melakukan sebuah action pada definisi trigger, maka trigger secara otomatis akan tereksekusi. Ada 5 Tipe Trigger, yaitu UPDATE, INSERT, DELETE, INSTEAD OF, dan AFTER


(1)

5.3.5 Uji Coba laporan dan Grafik Kejadian Bencana

Gambar 5.47 Uji Coba Laporan

Gambar di atas adalah contoh proses pemilihan parameter yang akan digunakan dalam proses download laporan sebuah bencana. Jenis laporan yang dapat dipilih ada 4 macam yaitu laporan kerusakan sarana dan prasarana, laporan korban bencana, laporan sukarelawan dan rekapitulasi bencana. Uji coba kali ini, kita mencoba satu jenis laporan yang akan didownload yaitu laporan korban bencana. Jika berhasil maka akan muncul tampilan seperti tampak pada gambar dibawah ini.


(2)

114

Gambar 5.49 Uji Coba Grafik

Selain data yang berbentuk laporan kita juga dapat melihat perkembagan bencana dari tahun ke tahun dalam bentuk grafik, setelah proses input parameter seperti gambar di atas. Sehingga, menampilkan data seperti gambar di bawah ini.


(3)

6.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas, diperoleh suatu kesimpulan mengenai Laporan Tugas Akhir ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan bencana ini dapat menjadi upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

b. Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana ini dapat menjadi salah satu wadah yang berperan dalam pengkoordinasian tindakan tanggap darurat bencana dalam lintas sector dan lintas wilayah serta memiliki rantai komando yang jelas dan efektif

c. Sistem Informasi Manajemen penanggulangan bencana ini diharapkan mampu memberikan informasi yang cukup bagi BNPB dan BPBD pada khususnya.

6.2 Saran

Berdasar pengalaman dalam proses pembuatan aplikasi ini, terdapat beberapa saran yang sifatnya membangun, terkait untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut, diantaranya sebagai berikut :

a. Sistem Informasi Manajemen Penanggulangan Bencana ini pada tahapan pra bencana hanya mampu memberikan panduan koordinasi secara sederhana.


(4)

116

b. Data GIS dalam aplikasi ini juga masih sangat sederhana dan masih mengandalkan google map API, diharapkan GIS ini dapat dikembangkan lagi untuk perencanaan wilayah dan daerah.

c. Kedepannya website ini dapat dikembangkan sehingga dapat diakses melalui perangkat mobile.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Eko, 2004, ”Pemrograman Web PHP dan MySQL untuk Sistem

Informasi Perpustakaan”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

H, Rafiza, 2004, ”Panduan dan Referensi Kamus Fungsi Php 5 untuk

Membangun Database Berbasis Web”, Elex Media Komputindo, Yogyakarta.

Prasetyo, Didik Dwi, 2007, ”Belajar Sendiri Tanpa Guru Php dan MySQL”, Elex Media Komputindo, Yogyakarta.

Sutarman, 2006, ”Pemrograman Web Php dan MySQL”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Al Fatta, Hanif , 2007, ”Analisis dan Perancangan Sistem Informasi”, Penerbit Andi, Jakarta.

Godam, 2009, ”Berbagai Jenis Bencana Alam di Lingkungan Sekitar Kita dan

Berbahaya” (organisasi.org), Diakses tanggal 10 November 2010

Oktarina, Rienna, 2009, ”Konseptual perancangan Sistem Informasi Manajemen

Logistik Penanggulangan Bencana SIMLOG-PB Berbasis GIS (Geographic Information System) di Indonesia”, Seminar nasional Aplikasi Teknologi


(6)

Admin, 2010, ”Tutorial Sederhana Untuk Menggunakan API Google Maps dan

Local Search” (labs.teknojurnal.com), Diakses tanggal 11 November 2010

Fox, Pamela, 2007, ”Geocoding Addresses With PHP / MySql”

(code.google.com), Diakses tanggal 11 November 2010

Swastika, Windra, 2009, ”Menggambar Peta Menggunakan Google Maps API”

(listingprogram.blogspot.com), Diakses tanggal 11 November 2010

Google, 2009, ” Google Code Playground” (Google Code Playground.htm), Diakses tanggal 30 Desember 2010

UGM, Mahasiswa, 2010, ”Membuat Direction System Pada Peta Yogja

Menggunakan Google Map API” (Blog.ugm _ Google API.htm), Diakses tanggal

12 Januari 2011

Davis, Scoot, 2007, ”GIS For Web Developers Adding Where To Your Web

Applications”, The Pragmatic Bookshelf, Raleigh, North Carolina Dallas, Texas

ST. Sunarfrihantono, ”PHP & MySQL untuk Web” Penerbit ANDI, yogyakarta,2002 – 2003