UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA (HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA
(HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI
SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG
Oleh
Seprendy Eko Nugroho

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul
bola (heading) melalui alat bantu. Metode penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode kaji tindak (Class room Action Research), yaitu putaran
bersepiral (Self Reflective Spiral) yang dirancang secara : (a) Rencana, (b)
Pelaksanaan, (c) Observasi, (d) Refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, di
setiap siklusnya dilakukan tindakan yang berbeda. Subjek penelitian ini adalah
sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan
pada kelas VI SD Negeri 1 Bakung, Bandar Lampung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing siklus terdapat
peningkatan, yaitu siklus pertama siswa memperoleh RK 44, 14 yang memperoleh
RK ada 12 siswa (37,5 %). Dilanjutkan ke siklus kedua siswa yang memperoleh
RK 61,32 yang memperoleh RK ada 20 siswa (62,5 %). Dan dilanjutkan ke
siklus ketiga siswa yang memperoleh RK 73,14 yang memperoleh RK ada 24

siswa (75 %).
Simpulan yang dapat di ambil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bantuan
alat bantu (bola karet) dapat meningkatkan keterampilan menyundul bola
(heading) pada siswa kelas VI A SD Negeri 1 Bakung Teluk Betung Barat Bandar
Lampung.

Kata kunci : Keterampilan, Menyundul, Alat Bantu

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA
(HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI
SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG

Oleh
SEPRENDY EKO NUGROHO

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Seprendy Eko Nugroho, lahir di Hanau Brak pada
tanggal 11 September 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
dilahirkan dari pasangan Bapak Suyadi, S.Pd. dan Ibu Indawati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Taman Kanak-kanak
(TK) Taman Siswa yang selesai pada tahun 1994, Sekolah Dasar Swasta (SDS)
Tri Bhakti dan selesai pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) Negeri 3 B.Lampung selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 4 B.Lampung selesai tahun 2006.


Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan
Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB). Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

MOTO

“ Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan – pekerjaan yang baik
untuk menghilangkan akibat – akibat yang jelek dari kesalahan – kesalahan
yang dilakukan “ (QS Al Baqarah,160)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dibalas pahalanya tanpa
perhitungan (QS. Az-Zumar:10)

“Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi
jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi
kesalahan lagi”. (Seprendy Eko Nugroho)

PERSEMBAHAN


Puji syukur penulis ucapakan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan
kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda Suyadi, S.Pd dan Ibunda Indawati,
adik-adik yang kusayangi (Dendy Mahesa Putra, M.Diaz Widhi Satya),
dan Wike Yudiastara, A.Md. Kep yang tercinta yang slalu mendampingiku dan
mendukungku sampai saat ini
serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah
membantu & mendoakan,
selalu mengharapkan
hal yang terbaik
”untukku”.
Almamater Tercinta

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menyundul Bola (Heading) Melalui Alat Bantu
Pada Siswa Kelas VI di SD Negeri 1 Bakung B.Lampung” dapat diselesaikan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari
luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap
dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
4. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku pembahas, Dosen Pembimbing Akademik, dan
ketua program studi pendidikan jasmani Unila dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.
6. Kepala SD Negeri 1 Bakung B.Lampung beserta dewan guru yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses
perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses
terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung,

2015

Penulis

Seprendy Eko Nugroho

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
C. Batasan Masalah ..............................................................................
D. Tujuan Penelitian .............................................................................
E. Rumusan Masalah .............................................................................
F. Kegunaan Penelitian .........................................................................
G.Batasan Istilah ....................................................................................
H.Ruang Lingkup Penelitian ................................................................


1
1
4
5
5
5
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
A. Hakikat Pendidikan Jasmani ............................................................
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ........................................................
C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran .......................................
D. Pengembangan Keterampilan Motorik ...........................................
E. Bermain Sepak Bola .........................................................................
F. Teknik Menyundul Bola ..................................................................
G. Alat Bantu ..........................................................................................
H. Bola Karet ........................................................................................
I. Kerangka Fikir .................................................................................

J. Hipotesis .............................................................................................

9
9
10
11
13
16
23
25
27
28
29

III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
A. Metode Penelitian ............................................................................
B. Subjek Penelitian .............................................................................
C. Setting Penelitian .............................................................................
D. Rancangan Penelitian Menyundul Bola ..........................................
E. Instrumen Penelitian ........................................................................

F.Teknik Analisis Data .........................................................................

30
30
33
34
34
39
40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................
A. Hasil Penelitian ................................................................................
B. Pembahasan .....................................................................................

42
42
45

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................

B. Saran ................................................................................................

50
50
50

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

52

LAMPIRAN .............................................................................................

54

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Penilaian Teknik Dasar Heading dalam sepak bola ............................
1. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Menyundul Bola ........................
2. Instrumen Penilaian .............................................................................
3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Menyundul Bola ......................................
4. Program Latihan ..................................................................................
5. Hasil Tes Awal Keterampilan Menyundul Bola ..................................
6. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Menyundul Bola ........................... ...
7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Menyundul Bola ..............................
8. Hasil Tes Siklus III Keterampilan Menyundul Bola .............................
10. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Siklus I ....................................
11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus I Ke Siklus II ...............................
12. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Siklus III ............................
13. Hasil Peningkatan Keterampilan Menyundul Bola Pada Setiap Siklus...
14. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus .....
15. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Menyundul Bola ............................
16. Hasil Prosentase Keterampilan Menyundul Bola dari Tes Awal Hingga
Siklus III ...............................................................................................

40
43
55
56
58
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Halaman

Daftar Siswa .........................................................................................
Intrumen Penilaian Menyundul Bola ................................................
Kisi-Kisi Tes Keterampilan Menyundul Bola.....................................
Langkah- langkah Perhitungan Skor dan Prosentase .........................
Program Latihan .................................................................................
Hasil Tes Awal Keterampilan Menyundul Bola ..............................
Hasil Tes Siklus I Keterampilan Menyundul Bola .............................
Hasil Tes Siklus II Keterampilan Menyundul Bola ..........................
Hasil Tes Siklus III Keterampilan Menyundul Bola ...........................
Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus I ....................
Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus I Ke Nilai Tes Siklus II .............
Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Nilai Tes Siklus III.............
Hasil Peningkatan Keterampilan Menyundul Bola Pada Setiap Siklus
Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus ....
Deskripsi Hasil Belajar Penelitian Tindakan Kelas ............................
Gambar Grafik Histogram Rata-rata dari Hasil Tes Mengoper Bola ..
Gambar Grafik Histogram Ketuntasan Belajar dari Hasil Tes
Menyundul Bola...................................................................................
Gambar grafik Peningkatan Hasil Tes Menyundul Bola dari Tes
Awal Hingga Siklus Ke Tiga ..............................................................
Hasil Presentase Keterampilan Menyundul Bola Dari Tes Awal Hingga
Siklus Ketiga .......................................................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tes Awal ................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu .........................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ............................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga .............................
Foto-foto...............................................................................................

52
55
56
55
56
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
72
73
74
76
79
82
85
88

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7

Halaman

: Menyundul Bola (Heading) ..................................................
: Bola Karet .............................................................................
: Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian adaptasi .........
: Mengoper bola yang digulirkan rekannya ............................
: Menyundul bola (heading) ke dinding ..................................
: Menyundul bola (heading) dengan rekannya................ .........
: Perbandingan Rata-rata Kelas dari Temuan Awal hingga
Siklus Ketiga ..........................................................................
Gambar 8 : Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar dari Tes Awal
hingga Siklus Ketiga ..............................................................
Gambar 9 : Grafik Histogram Ketuntasan Belajar Menyundul Bola .......

24
27
34
36
37
39
72
73
75

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani
(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja
mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur
pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial
dan moral-spiritual.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan
dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
pancasila.
Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam
pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan
Negara ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan

2

bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada
peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan mental masyarakat.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan
penalaran,

keterampilan

penghayatan

motorik,

nilai

kemampuan

fisik,

pengetahuan,

(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai
manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola
hidup

sehat

perkembangan

yang
yang

bermuara
seimbang.

untuk

merangsang

Materi

pokok

pertumbuhan
Pendidikan

serta

Jasmani

diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar
permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas
ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).
Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan
keterampilan gerak untuk memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak,
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganya( Rusli Lutan:1997).
Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur.
Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia
maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita, anakanak, masa remaja, dewasa dan masa tua.
Dengan demikian tahap perkembagan anak dalam hal ini usia siswa SDN 1
Kelas VI Bakung merupakan proses belajar menguasai gerak dasar menyundul
bola, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk

3

mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna
mempelajari gerak dasar yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentukbentuk gerakan suatu cabang olahraga.
Pada saat melakukan observasi di lapangan, penulis mendapat informasi dari
guru mata pelajaran

penjaskes bahwa siswa kelas VI SDN 1 Bakung

mempunyai

dalam

masalah

penguasaan

menyundul

bola

pada

saat

pengambilan nilai dalam pelajaran sepakbola. Bola yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut adalah bola yang sebenarnya untuk bermain sepakbola
dengan jumlah bola 4 buah dan anak sering mengeluh ketika menggunakan
bola yang standar merasa sakit kepalanya dan kurangnya sarana prasarana
dalam pembelajaran materi sepak bola gerak dasar menyundul bola.
Akibatnya hasil belajar siswa di SD tersebut belum mencapai tingkat
keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil pembelajaran gerak
dasar sepak bola menyundul bola disekolah tersebut masih rendah, adapun
siswa yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 70 sebanyak 75%,
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebanyak 25%. Dari
keseluruhan kelas VI

memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam

melakukan teknik dasar sepak bola menyundul bola, belum terlihat adanya
modifikasi pembelajaran penjaskes gerak dasar menyundul bola dan
pembelajaran penjas gerak dasar menyundul bola kurang efektif. Uraian diatas
merupakan informasi dari guru penjaskes di SDN tersebut.

4

Sebagai seorang guru, sering sekali kita dihadapkan terhadap beragamnya
karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah
jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, model pembelajaran. Hal ini yang
terjadi pada pembelajaran gerak dasar sepak bola menyundul bola pada siswa
kelas VI SD Negeri 1 Bakung ketika menggunakan alat permainan dengan
menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola. Peranan dan Fungsi
guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta
selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat penunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel, ekonomis dan
disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses kegiatan
belajar mengajar.
Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang
diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan
gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan
fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis
mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar
menyundul bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola karet). Penulis
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau kolaborasi
partisipatris sebagai solusinya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya alat pembelajaran dan pembelajaran kurang bervariasi.

5

2. Dalam pembelajaran penjaskes gerak dasar menyundul bola kelas VI SD
Negeri 1 Bakung belum terlihat adanya modifikasi alat.
3. Pembelajaran penjas gerak dasar menyundul bola di SD Negeri 1 Bakung
kurang efektif.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah
Peningkatan gerak dasar menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1
Bakung Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan proses pembelajaran dan mengetahui apakah dengan
modifikasi alat permainan ( bola karet) dapat meningkatkan gerak dasar
menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.
2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar menyundul bola pada
siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi
masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah melalui alat bantu bola karet dapat meningkatkan

6

efektivitas pembelajaran sehingga memperbaiki keterampilan menyundul bola
pada siswa kelas VI di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung ?”.
F. Kegunaan penelitian
1. Siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan dasar gerak
menyundul

bola.

Dapat

memberikan

kontribusi

dalam

upaya

mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran
gerak dasar menggunakan modifakasi alat sehingga dapat memberikan
peningkatan gerak dasar menyundul bola.
2. Guru Penjas
Hasil penelitian ini sebagai sumbangan dalam meningkatkan pembelajaran
penjaskes khususnya pelajaran sepakbola dan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak
dapat

mengoptimalkan

segenap

kemampuannya

dan

tercapailah

keberhasilan pembelajaran.
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai
penggunaan modifikasi alat permaianan (bola karet) untuk meningkatkan
gerak dasar menyundul bola.

7

4. Program studi
Sebagai solusi untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran Penjas.
G. Batasan Istilah
Untuk memperjelas istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka
peneliti membatasi makna dalam istilah yang dipergunakan. Adapun makna
dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang di maksud, KBBI
(1990:995).
2. Peningkatan adalah sebuah peroses atau cara untung meningkatkan usaha
atau kegiatan, KBBI (1990:951).
3. Gerak dasar adalah Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang
menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut
meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Suharsimi
Arikunto (2008:123).
4. Menyundul adalah menanduk bola untuk mengoper kepada rekannya atau
mencetak gol. (Luxbacher.J.A, 2002).
5. Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara
penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, Lutan
(1998:2)
6. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung atau kulit
bola (Wikipedia).

8

H. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Objek dan Subyek:
1. Tempat penelitian
Di lapangan SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung

2. Objek penelitian yang diamati adalah pembelajaran gerak dasar menyundul
bola dengan menggunakan modifikasi bola.
3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda
pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani
adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan berpartisipasi dalam
aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta
nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan
pendidikan jasmani. Samsudin, (2008:21).
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via aktivitas jasmani,
permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai
tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup
aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan moral (Rusli Lutan, 1997).
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama
mengembangkan tiga ranah utama: psikomotor, afektif dan kognitif. Namun
demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak
dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah

10

psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan
kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. Samsudin,
(2008:21)
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik
peserta

didik,

tingkat

kematangan,

kemampuan

pertumbuhan

dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku
hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
efisien, dan afektif setiap siswa (Samsudin, 2008 : 2).
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih
mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan
luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk
seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game

11

membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin
diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga
beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan
ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai
minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anakanak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan
gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan

perilaku

dan

mental

anak,

menanamkan

dasar-dasar

keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

C. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.
Menurut Dimyati Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar
dalam 7 kategori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

12

2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan
oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami
sendiri.
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati
secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil
belajarnya.
4. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,
karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulanganpengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.
5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai
tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul motif
yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus
memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung
masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya.

13

6. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
D. Pengembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin
komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi
dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk
dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan
cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai
dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular
dan diekspresikan dalam gerak tubuh yang dipelajari di dalam belajar gerak
adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha
untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu
dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh
secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang
dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian
kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,

14

otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah
menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang
akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi
tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara
optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1988:102) jadi belajar
motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif

permanen, yaitu

Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut
Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b)
Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.
a) Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam
tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang
akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik
secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik
yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
b) Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui
tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi
permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan
balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih
penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah

15

sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan
secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga
penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
c) Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif
lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat,
yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat
efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar
diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap
gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.
Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat
dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama
gerakan terlihat nyata.
2. Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi yang
berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan gerakan.
3. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk
tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh
tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

16

E. Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua
kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.
Moeliono

(1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan

seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang
dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti
dikemukakan

Luxbacher

(2004:2)

bahwa

kiper

diperbolehkan

untuk

mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya
tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,
tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala.
Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim.
Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut
memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut
dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat
menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Adapun tehnik
dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola. Sukatamsi, (1984:34).
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk
lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di
tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling
berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian
luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi
udara.

17

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang
penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran
tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai
akhir

pertandingan

lebih

banyak

memasukkan

bola

ke

gawang

lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam
permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang
baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.
Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo
Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a)
faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor
keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar
kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)
anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)
jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop
learning), dan e) buat program yang terarah.

18

1. Gerak dasar bermain sepakbola
Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan
pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan
pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks.
Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada
ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak
lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Arikunto (2008:123).
Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding
dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis
didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak
manipulative yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam
kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya.
Arikunto (2008:123)
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.
Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula
koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin
sulit juga untuk dilakukan.
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang
bisa dilakukan melalui proses belajar. Sugiyanto ( 1993:8).

19

Lutan (1988) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling.
Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan,
memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif
adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan
kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya
menggiring bola basket dan shooting bola. Gerak dasar dalam lari gawang
adalah lokomotor kerena dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat yang lain atau memproyekan ubuh ke atas.
Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik dasar
secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik
dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan
dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola
dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun
gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil
pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang
(pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang
mengolah bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan gerakangerakan,

baik

(1999/2000:9).

selaku

penyerang

maupun

bertahan.Sucipto

dkk,

20

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.
a) Gerak dasar dengan bola
Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan
menggunakan bola, yang terdiri dari:
1. Menendang bola
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan
sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik
menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan
menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke
gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan
serangan lawan (sweeping).
2. Menghentikan bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola
yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat
dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk
menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang
biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian
dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

21

3. Menggiring bola
Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki
menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil
berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputusputus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan
dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan
untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk
mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat
permainan.
4. Gerak tipu dengan bola
Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya
dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.
5. Merampas atau merebut bola
Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan
lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing
tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).
6. Melempar bola
Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping
lapangan.
7. Gerak khusus penjaga gawang
Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga
menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.

22

8. Mengoper bola
Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa
baik itu bola mendatar maupun bola melambung.
9. Menyundul bola
Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala.
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk
mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan
atau membuang bola.
b) Gerak dasar tanpa bola
Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan
bola terdiri dari :
1. Lari cepat dan mengubah arah
Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan
kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu
dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah
mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.
2. Melompat dan meloncat
Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk
mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik
melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).
3. Gerak tipu tanpa bola
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan
badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu

23

merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap
gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.
4. Gerakan khusus penjaga gawang
Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap
menunggu dari gerakan pemain lawan.
Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik menggiring bola yang akan
dibahas dalam penelitian ini, karena menggiring bola sangat penting dalam
permainan sepakbola, “gunakanlah dribbling untuk untuk menciptakan ruang
di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu berada pada posisi yang
lebih baik untuk mengoper atau melakukan shooting”. (Danny Mielke, 2007:3).
F. Pengertian Menyundul bola (Heading)
Menyundul bola (heading) adalah salah satu teknik dasar sepakbola yang
menuntut skill yang tinggi untuk memenangkan bola-bola lambung di atas
kepala,baik untuk mengoper bola atau mencetak gol ke gawang lawan.
Kepandaian menyundul bola itu bearti akan memenangkan setiap permainan
bola melambung di atas kepala. (Abdoellah, 1981:424).
Menyundul bola dapat dilakukan dengan baik, jika setiap pemain sepakbola
mengetahui prinsip dasar menyundul bola yang benar. Menyundul bola harus
memakai dahi dan mata harus selalu terbuka jangan sekali-kali mata tertutup.
(Kosasih, 1993:233).
Menyundul bola merupakan gerakan dari seluruh anggota badan yaitu dari
gerakan dari seluruh anggota badan yaitu dari gerakan kaki, badan, otot-otot

24

leher, dan kepala, mata tetap terbuka. Bagian-bagian badan tersebut merupakan
rangkaian gerakan menyundul bola yang harus dikoordinasikan secara baik dan
harmonis. Penyundul bola yang baik memerlukan koordinasi yang baik antara
lengan, kaki, leher, dan kepala dan memerlukan latihan praktek. (Winddow &
Buckle, 1981:45)
Pada dasarnya menyundul bola adalah menyundul bola menggunakan kepala
bagian dahi dan mata selalu terbuka,jika menyundul bola menggunakan kepala
bagian lain maka akan terasa sakit. Tujuan menyundul bola antara lain untuk
mengoper atau mencetak gol..

Gambar 1. Menyundul Bola
Menyundul bola (heading) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai berikut:
a) Untuk memenangkan bola lambung di udara.
b) Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan
tepat.

25

Menyundul bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu
daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung.
G. Alat Bantu
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurangkurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses
kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan
contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,
dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh siswa.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran saat itu.

26

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya
mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Menurut Azhar Arsyad (2005: 7), media pendidikan memiliki pengertian alat
bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu
(peraga) digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran
yang disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika
yang dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta
didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses
pembelajaran dan efektif serta efesien.

27

Menurut Amir Hamzah (1988: 110), penekanan alat bantu belajar terdapat pada
visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya
menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan
grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu
panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan
barang contoh).
H. Bola Karet
Bola karet merupakan alat bantu untuk memperbaiki teknik passing siswa.
Pemilihan alat bantu bola ini selain praktis dan mudah penggunaannya,
diharapkan alat bantu ini dapat menarik minat siswa agar tertarik dan
melakukan tugas gerak dengan baik.

Gambar 1. Modifikasi Bola Karet.
Penggunaan alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan
tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran
Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila :
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak
yang dicurahkan siswa semakin banyak.

28

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif.
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
I. Kerangka Fikir
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian
belajar sepakbola teknik dasar menyundul bola atau heading menggunakan
alat bantu permainan (bola karet).
Alat bantu dalam permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat
dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini
antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola karet yang relatif lebih ringan dan dan mudah. Hal ini dapat
memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar seperti
yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan
gerak dasar menyundul bola.
Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan tetapi
hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi kebiasaan dan
keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas tersebut. Dengan
demikian pembelajaran menyundul bola dengan menggunakan alat bantu dapat
mengefektifkan pembelajaran dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola
di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung.

29

J. Hipotesis
Menurut Arikunto (2006:07), bahwa “Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji
guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang
menunjukan sebenarnya atau tidak”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu
konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Alat Bantu Bola Karet Dapat
Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Sehingga Memperbaiki Keterampilan
Menyundul Bola Pada Siswa Kelas VI di SD N 1 Bakung Bandar Lampung”.

30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan
data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang
dihadapi.
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,
agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebena

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 55

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG

1 12 27

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 7 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 5 49

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 12 51

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 12 51

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 9 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 18 56