UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
Oleh
RINA APRIANI
Penelitian ini bertujuan ingin kemampuan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa dengan perincian 14 laki-laki dan 15 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar servis panjang forehand dengan rentang nilai 1-4. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dengan menggunakan alat modifikasi berupa : raket modifikasi, shuttlecock modifikasi, dan lapangan modifikasi, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar servis panjang forehand dalam bermain bulutangkis pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung. Pada siklus pertama jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 6 siswa atau 25 %, pada siklus kedua meningkat menjadi 12 siswa atau 50 % dan pada siklus ketiga jumlah siswa yang tuntas telah mencapai 92 % atau 22 siswa, hanya menyisakan 2 siswa lagi yang belum tuntas dan perlu belajar lagi.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengajukan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani yaitu materi servis bulutangkis dapat digunakan alat modifikasi berupa raket modifikasi, shuttlecock modifikasi, dan lapangan modifikasi.
(2)
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
OLEH : RINA APRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(3)
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI
ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
OLEH :
RINA APRIANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara Memegang Raket ... 17
2. Sikap Berdiri ... 18
3. Arah Gerakan Kaki ... 20
4. Gerakan Servis Panjang Forehand... 21
5. Raket Modifikasi dan Raket Asli ... 30
6. Shuttlecock Modifikasi dan Shuttlecock Asli ... 31
7. Net Modifikasi dan Net Asli ... 32
8. Lapangan Modifikasi dan Lapangan Asli ... 33
9. Spiral PTK ... 35
10.Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 46
11.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Awal ... 47
12.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus Pertama ... 48
13.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus Kedua ... 49
14.Grafik Batang Perbandingan Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus Ketiga ... 50
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Belajar ... 8
B. Belajar Gerak ... 11
C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 12
D. Permainan Bulutangkis ... 14
E. Prinsip Dasar Bermain Bulutangkis ... 16
F. Teknik Pukulan Servis ... 21
G. Media Pendidikan... 22
H. Alat Bantu Pembelajaran... 25
I. Modifikasi Alat Pembelajaran... 26
J. Hipotesis ... 33
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian... 35
B. Setting Penelitian ... 36
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Rencana Tindakan Persiklus ... 37
E. Instrumen Penelitian... 42
F. Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data ... 43
H. Jadwal Penelitian ... 44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 54
V. SIMPULAN DAN DARAN ... 57
(6)
B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN ... 60
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Servis Panjang Forehand... 42
2. Jadwal Penelitian PTK ... 44
3. Deskripsi Hasil PTK Servis Panjang Forehand ... 45
4. Analisis Hasil Tes Awal Servis Panjang Forehand ... 47
5. Analisis Hasil Siklus Pertama Servis Panjang Forehand ... 48
6. Analisis Hasil Siklus Kedua Servis Panjang Forehand ... 49
(8)
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Rina Apriani
NPM : 1013068040
Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Servis Panjang Forehand Dalam Bermain Bulutangkis Melalui Alat Modifikasi Pada Siswa Kelas IV Di SD Negeri 1 Sumur Putri Bandar Lampung” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.
Bandar Lampung, Juli 2012
(9)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan dan kebugaran para siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan ini diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat.
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa.
(10)
Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk selalu aktif dan terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.
Dengan demikian tahap perkembagan anak pada usia sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak selanjutnya akan lebih mudah diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan sebagai keterampilan gerak dasar,tekhnik dasar dan strategi bermain dan olahraga,intrernalisasi nilai nilai( sportivitas,jujur,kerjasama dan lain lain) serta pembiasaan hidup sehat.
Sebagai seorang guru sering kali dihadapkan terhadap beragamnya karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, motivasi. Hal ini yang terjadi pada pembelajaran teknik dasar menggiring bola pada siswa kelas V ( Lima ) SD Negeri 2 Sumur Putri ketika menggunakan alat permainan
(11)
3
dengan menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola. Akibatnya hasil belajar siswa di SD tersebut belum mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil belajar teknik dasar menggiring bola di sekolah tersebut masih rendah, adapun siswa yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 65 sebanyak 75%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 25%.Dari keseluruhan kelas V, memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan teknik dasar menggirng bola.
Uraian di atas merupakan pengamatan penulis selama mengajar di SD Negeri 2 Sumur Putri kota Bandar Lampung. Peranan dan fungsi guru pendidikan jasmani yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel, ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan gerakan yang kita harapkan.Yaitu dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar menggirng bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola plastik). Penulis memilih metode penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai solusinya.
(12)
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi dari masalah ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan gerak dasar menggiring bola 2. Belum terlihatnya penggunaan alat modifikasi dalam pembelajaran gerak
dasar menggiring bola
3. Kurangnya Kemampuan dalam pelaksanaan gerak dasar mengiring bola di SD Negeri 2 Sumur Putri
C. Ruang Lingkup.
Untuk menghindari penafsiran yang meluas, perlu adanya batasan sehingga ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas dan terarah pada sasaran, maka yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup yaitu tentang gerak dasar menggiring bola melalui modifikasi alat dalam permainan sepak bola (Bola Plastik) pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan modifikasi alat bola plastik dapat meningkatkan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas V SD. Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung ?
(13)
5
G. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Ingin mengetahui tentang keterampilan menggiring bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung.
2. Ingin mengetahui tentang proses pembelajaran menggiring bola pada siswa kelas V. SD. Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung
3. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggiring bola pada siswa kelas V SD. Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung.
H. Manfaat Penelitian. 1. Siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan
keterampilan gerak dasar menggiring bola. 2. Guru
Sebagai bahan referensi guru dalam meningkatkan proses pembelajaran menggiring bola
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi kepala sekolah mengenai penggunaan modifikasi alat permainan, bola plastik pada olahraga cabang sepak bola
4. Instansi
(14)
1. Sejarah Sepak Bola a. Awal mula sepak bola
Permainan sepak bola awal mulanya berasal dari negeri Tiongkok pada masa musim semi dan musim gugur, catatan tertua mengenai sepak bola ditemukan pada masa dinasti Tsin (255-206 SM ).Dalam permainan sepak bola tersebut , jumlah pemain satu tim terdiri dari 6 orang bola terbuat dari kulit binatang yang diisi rambut berdiameter 40 cm untuk jaringnya setinggi 10,5 m yang ditancapkan di tengah lapangan yang dikelilingi tembok. Di yunani permainan sepak bola telah dikenal 800 tahun SM dengan nama epis kyiro dan harpastron di inggris sepak bola mulai dikenal sekitar abad ke 8. Permainan ini dimainkan di lapangan yang luas, tetapi pada april 1314 pemerintah inggris melarang permainan tersebut.
b. Perkembangan Sepak Bola di Indonesia.
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Pendirinya adalah Suratin Sosro Soegondo. Sepak bola merupan wahana terbaik untuk nasonalisme di kalangan pemuda sebagai tindakan untuk menentang penjajahan.
(15)
7
c. Perkembangan Sepak Bola Dunia
Pada tahun 1580 Brovani Bahdi dari Italia dan Richard Mulcaster dari Inggris membukukan serentetan aturan sepak bola. 200 tahun kemudian Yoseph Strutt menyempurnakan aturan tersebut, sepak bola harus dimainkan 2 tim yang berebut bola untuk memasukanya ke gawang lawan yang terpisah oleh jarak 70-90 meter. Pada tahun 1863 peraturannya disempurnakan lagi selain ada wasit, luas lapagan dan jumlah pemain di batasi. Sepak bola juga hanya memakai kulit binatang yang diisi oleh udara ( Ina Hasanah 2009: 3 ).
2. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola adalah jenis permainan beregu yang menggunakan bola sepak dan dimainkan oleh dua kelompok yang berlainan regu dengan jumlah pemain masing masing terdiri atas 11 pemain. Permainan sepak bola dimainkan dilapangan yang permukaan tanahnya berumput asli atau buatan dan bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang dengan ukuran lapangan yaitu panjang 100 sampai 110 meter dan lebar 64 samapai 75 meter, pada kedua garis lebar lapangan di tengah tengahnya masing masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya ter dari karet yang berisi udara dengan berat bola tidak lebih dari 450 gram dan tidak kurang dari 410 gram Abdul Rohim (2008:4)
Permainan sepak bola dimainkan oleh dua kelompok yang masing masing beranggota sebelas orang. Permainan sepak bola dipimpin oleh seorang wasit, wasit tersebut menerapkan peraturan permainan dan memiliki
(16)
kekuasaan mutlak di atas lapangan. Dua penjaga garis mendampingi wasit, penjaga garis menunjukkan ketika bola keluar ( tunduk kepada keputusan wasit ) dan menentukan tim manakah yang harus melakukan lemparan ke dalam, tendangan gawang atau tendangan sudut.Mereka yang mendampingi wasit ketika pelanggaran offside terjadi ( Muhammad Zein, 2008:6 )
Permainan sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukan bola kedalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola. Permainan sepak bola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan kedua diberi waktu istrirahat, dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukan bola ke gawang lawannya M. Zaein. (2008 :30)
3. Gerak dasar menggiring bola
Ketika berjalan atau berlari sambil membawa dan mencoba untuk mengalahkan pemain bertahan atau di depannya, disebut menggiring, jagalah bola selalu dekat dengan kaki dan terkontrol setiap saat, saat bergerak doronglah bola ke depan dengan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar hal ini untuk mengalahkan atau mengecok dan bola dapat dibelokkan untuk melakukan gerak tipu.( Clive Gifford 2007:20)
Untuk dapat menggiring bola dengan sempurna, posisi kaki tumpu harus sesuai dengan posisi kaki yang akan digunakan untuk menendang bola.Kaki yang digunakan untuk menggiring bola ditarik kebawah dan di putar kearah
(17)
9
dalm pergelangan kaki tumpu.Bola disentuh dengan kura kura kaki bagian dalam atau luar untuk bergerak maju atau apabila lintasanya
melengkung.Posisi badan harus ditempelkan diantara bola dan
lawan.Kemudian bola digiring oleh kaki yang jauh dari lawan
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau perlahan-lahan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.
Semua type menggiring bola yang baik terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut mencakup perubahan kecepatan dan arah yang mendadak, gerakan tipuan tubuh dan kaki, dan kontrol bola yang rapat. Mengontrol bola dengan rapat dalam situasi dimana lawan-lawan memenuhi ruang gerak . Beberapa perubahan kecepatan dan arah yang cepat disertai dengan gerak tipu tubuh dan kaki terhadap lawan.
a. Menggiring bola dengan kontrol yang rapat : Persiapan :
1. Lutut ditekukkan
2. Badan direndahkan
3. tubuh diatas bola
(18)
Pelaksanaan :
1. Fokuskan perhaian pada bola
2. Gunakan gerak tipu tubuh dan kaki
3. Kontrol bola dengan bagian kaki yang tepat
4. Gantilah kecepatan arah atau keduanya
b. Menggiring bola dengan cepat :
Dorong bola beberapa kaki didepan kearah ruang yang terbuka, berlari dengan cepat kearah bola tersebut dan kemudian mendorongnya kembali.
Persiapan :
1. Postur tubuh tegak
2. Bola didekat kaki
3. Kepala tegak untuk melihat lapangan dengan baik
Pelaksanaan :
1. Fokuskan perhatian pada bola
2. Tendang bola dengan permukaan instep (menendang
dengan kura-kura kaki)
3. Dorong bola kedepan beberapa meter
(Joseph A. Luxbarcher, 2004:49)
c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
(19)
11
2. kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti tekhnik menendang bola. Akan tetapi setiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.
3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu ditekuk sedikit. Dan pada waktu kaki menyentuh bola pandangan bola, kemudian melihat situasi lapangan, melihat posisi lawan dan posisi teman.
d. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh.
2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki penuh, kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir kedepan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
3. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, juga melihat situasi lapangan, melihat posisi lawan dan posisi teman.
e. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki bagian dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar.
(20)
2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar. Kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir kedepan. Dan bola harus selalu dekat dengan kaki, sesuai dengan irama lari. 3. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu
kaki menyentuh bola pandangan pada bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan, posisi lawan dan posisi teman.
f. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar ini paling banyak digunakan dalam bermain karena :
1. Bagian kaki yang bersentuhan engan bola cukup luas
2. Pemain dengan mudah dapat bergerak kedepan atau membelok, berputar, mengubah arah,. Hal ini sesuai dengan arah sikap kaki pada waktu lari.
3. Pemain dapat mengontrol bola atau menguasai bola dengan baik. 4. Pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada teman.
Menggiring bola berputar kearah lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan. Sesuai dengan irama lari, setiap langkah kaki kanan bola didorong dengan kura-kura kaki bagian luar.
Menggiring bola harus kedepan dapat juga dilakukan dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan dan kaki kiri secara berganti-ganti. Sesuai dengan irama langkah lari.
- Dengan kura-kura bagian dalam kaki kanan bola didorong kedepan sesuai dengan langkah kaki kanan.
(21)
13
- Kemudian dilanjutkan dengan kura-kura bagian dalam kaki kiri bola didorong kedepan sesuai dengan langkah kaki kiri dan seterusnya. (Sukatamsi, 2004:34)
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan dengan cara : 1. Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan
kedepan.
2. Sikap kedua lengan di samping badan agak telentang 3. Pergelangan kaki di putar keluar dan di kunci
4. Dorong bola dengan kaki bagian dalam kearah depan dengan posisi kaki agak terangkat dari tanah dan berat badan di bawa kedepan. 5. Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan
menggiring bola.
Menggiring bola dengan kaki bagian luar dapat dilakukan dengan cara:
1. Diawali sikap berdiri menghadap kearah gerakan, pandangan
kedepan.
2. Sikap kedua lengan disamping badan agak telentang
3. Pergelangan kaki diputar kedalam dan dikunci
4. Dorong bola dengan kaki bagian luar kearah depan dengan posisi
kaki agak terangkat dari tanah.
5. Tumpuan berat badan pada kaki yang tidak digunakan menggiring
(22)
4. Kunci Kesuksesan
a. Faktor Genetika
Kemampuan fisik dan postur tubuh setiap orang berbeda. Hal ini sebabkan oleh warisan secara genetika dari orang tuanya. Perbedaan tersebut di dalam sepak bola sangat mempengaruhinya. Apabila seorang pemain berpostur tubuh kecil, dia akan mudah untuk dijatuhkan oleh lawan begitu juga pemain yang bertubuh besar akan kesulitan dan hambatan tersendiri dalam bermain sepak bola.
b. Faktor Latihan
Dibalik suatu kemenangan dalam permainan sepak bola tentunya tidak terlepas dari seorang pelatih. Kehadiran seorang pelatih merupakan urat nadi permainan. Tanpa pelatih kecil kemungkinan untuk berhasil.
4. Hakikat Belajar Keterampilan Gerak
Pendidikan merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembagan fisik, keterampilan berfikir, emosional, social dan moril. Pembekalan pengalaman belajar itu diharapkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat.
(23)
15
5. Modifikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti dari modifikasi adalah pengubahan Pengubahan berasal dari kata dasar ubah yang berarti lain atau beda mengubah dapat diartikan dengan menjadikan lain dari yang sebelumnya sedangkan arti dari pengubahan adalah proses, perbuatan atau cara mengubah.
Mengubah dapat juga diartikan dengan pembaruan. Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh-sunguh. Pembaruan sistem pengajaran (intructional system) apalagi dalam hal pembaruan kebijaksanaan pendidikan umumnya mengandung unsur kesengajaan, dan karenaannya istilah pembaruan pada umumnya dapat disamakan dengan inovasi. Karena yang akan diperbaiki ialah praktik atau kegiatan, inti pembaruan sebenarnya ialah proses pendidikan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya pembarauan berpokok pada metode mengajar. Bukan karena mengajar itu penting, melainkan karena mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah: Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh siswa.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat permainan merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat permainan yang
(24)
sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola yang terbuat dari plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerakan teknik dasar menggiring bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan menggiring tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat menggirng bola..
Berikut ini adalah modifikasi alat permainan yang akan digunakan
Gambar 1. Bola yang terbuat dari plastik untuk Penelitiann pada siklus I, II dan III
(25)
17
6. Hipotesis
Hipotesis adalah : dugaan sementara dari suatu peristiwa (Suharsimi Arikunto 1998:21) berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Denmgan alat modifikasi (Bola Plastik) dapat meningkatkan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung
(26)
(27)
(1)
4. Kunci Kesuksesan
a. Faktor Genetika
Kemampuan fisik dan postur tubuh setiap orang berbeda. Hal ini sebabkan oleh warisan secara genetika dari orang tuanya. Perbedaan tersebut di dalam sepak bola sangat mempengaruhinya. Apabila seorang pemain berpostur tubuh kecil, dia akan mudah untuk dijatuhkan oleh lawan begitu juga pemain yang bertubuh besar akan kesulitan dan hambatan tersendiri dalam bermain sepak bola.
b. Faktor Latihan
Dibalik suatu kemenangan dalam permainan sepak bola tentunya tidak terlepas dari seorang pelatih. Kehadiran seorang pelatih merupakan urat nadi permainan. Tanpa pelatih kecil kemungkinan untuk berhasil.
4. Hakikat Belajar Keterampilan Gerak
Pendidikan merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembagan fisik, keterampilan berfikir, emosional, social dan moril. Pembekalan pengalaman belajar itu diharapkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat.
(2)
15
5. Modifikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti dari modifikasi adalah pengubahan Pengubahan berasal dari kata dasar ubah yang berarti lain atau beda mengubah dapat diartikan dengan menjadikan lain dari yang sebelumnya sedangkan arti dari pengubahan adalah proses, perbuatan atau cara mengubah.
Mengubah dapat juga diartikan dengan pembaruan. Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh-sunguh. Pembaruan sistem pengajaran (intructional system) apalagi dalam hal pembaruan kebijaksanaan pendidikan umumnya mengandung unsur kesengajaan, dan karenaannya istilah pembaruan pada umumnya dapat disamakan dengan inovasi. Karena yang akan diperbaiki ialah praktik atau kegiatan, inti pembaruan sebenarnya ialah proses pendidikan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya pembarauan berpokok pada metode mengajar. Bukan karena mengajar itu penting, melainkan karena mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah: Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh siswa.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat permainan merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat permainan yang
(3)
sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola yang terbuat dari plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerakan teknik dasar menggiring bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan menggiring tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat menggirng bola..
Berikut ini adalah modifikasi alat permainan yang akan digunakan
Gambar 1. Bola yang terbuat dari plastik untuk Penelitiann pada siklus I, II dan III
(4)
17
6. Hipotesis
Hipotesis adalah : dugaan sementara dari suatu peristiwa (Suharsimi Arikunto 1998:21) berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Denmgan alat modifikasi (Bola Plastik) dapat meningkatkan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumur Putri Bandar Lampung
(5)
(6)