PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) BERBASIS MANITOL

(1)

SKRIPSI

FRIDA YULIA PERMANASARI

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN

KETEPENG CINA (Cassia alata L.) BERBASIS

MANITOL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN

KETEPENG CINA (Cassia alata L.) BERBASIS

MANITOL

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh :

FRIDA YULIA PERMANASARI NIM : 08040035

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Achmad Radjaram, apt Dian Ermawati. S.Farm., Apt NIP. 194908281978021001 NIP-UMM : 112.0907.0480


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh kadar gelatin terhadap mutu fisik tablet dalam formulasi tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan basis manitol.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dan selalu berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Dian Ermawati. S.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing II yang penuh semangat dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta selalu memberikan motivasi.

3. Drs. Ahmad Inoni, Apt. dan Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku dosen penguji yang sudah memberikan saran dan kritik dan selalu memberikan motivasi.

4. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium sediaan farmasetika.

7. Keluarga, motivasi hidupku, kedua orang tuaku tercinta Julianto dan Siti Tarwiyati serta Adikku Shimus Junianda atas segala doa, semangat yang tidak pernah berhenti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil.

8. Lutfi Jamil Sofyan Mubarok yang tidak pernah lelah mendampingi serta memotivasi dan selalu mendoakan penulis dalam segala situasi.


(4)

9. Pusparani Aisyah Andhartini, Ikrima Khaerunnisa, Feny Ika Nurhayati dan Trisdian Hadi Jaya atas semua diskusi yang telah dilakukan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Reni Oktavia, Arianti Purnamasari, Yofrita Anggriana dan Syarifah

Hania yang memberikan semangat, motivasi dan kebersamaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sopha Dwi Arti, Nurandini, Henny Prima, Kholifatul dan Siska Ramadhani atas segala kerjasama serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

12. Martina Kurnia R, Didit P. Efendi, Harnowo dan Alif Nurhaqiqi P atas segala bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Mas Ferdi selaku Laboran di Laboratoriun Solida yang membantu

penulis dalam penelitian skripsi.

14. Teman – teman angkatan 2008 yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 19 Juli 2012


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARPENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Ketepeng Cina ... 5

2.2 Flavonoid ... 6

2.3 Ekstrak ... 7

2.4 Tablet ... 8

2.5 Evaluasi Sifat Fisik Granul ... 10

2.5.1 Kecepatan alir dan sudut diam ... 10

2.5.2 Disrtibusi ukuran granul ... 11

2.5.3 Kandungan lembab ... 12

2.5.4 Penentuan persen kompresibilitas ... 12

2.5.5 Uji kompaktibilitas ... 12

2.6 Sifat Fisik Tablet ... 13

2.6.1 Keseragaman bobot ... 13


(6)

2.6.3 Kerapuhan tablet ... 14

2.6.4 Waktu melarut ... 14

2.7 Tinjauan Bahan Penelitian ... 14

2.7.1 Gelatin ... 14

2.7.2 Manitol ... 16

2.7.3 Magnesium Stearat ... 16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Bahan ... 21

4.2 Alat ... 21

4.3 Rancangan Penelitian ... 21

4.4 Metode Penelitian ... 23

4.5 Pemeriksaan Kualitatif Bahan ... 25

4.5.1 Ekstrak daun ketepeng cina ... 25

4.5.2 Manitol ... 25

4.5.3 Gelatin ... 25

4.6 Uji Efektifitass EDKC Dengan Metode Dilusi Cair ... 26

4.7 Pembuatan Tablet Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 26

4.8 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 27

4.8.1 Kecepatan alir dan sudut diam ... 27

4.8.2 Disrtibusi ukuran granul ... 27

4.8.3 Kandungan lembab ... 27

4.8.4 Penentuan persen kompresibilitas ... 28

4.8.5 Uji kompaktibilitas ... 28

4.9 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 28

4.9.1 Keseragaman bobot ... 28

4.9.2 Kekerasan tablet ... 29

4.9.3 Kerapuhan tablet ... 29

4.9.4 Waktu melarut ... 29

4.10 Analisa Statistik ... 30

BAB V HASIL PENELITIAN ... 31


(7)

5.1.1 Pemerikaan Kualitatif Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 31

5.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Manitol ... 34

5.1.3 Pemeriksaan Kualitatif Gelatin ... 34

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 35

5.3 Hasil Pemeriksaan Distribusi Granul ... 35

5.4 Pemeriksaan Mutu Fisik dan Analisis Data Tablet Hisap EDKC ... 37

5.4.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap EDKC ... 38

5.4.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap EDKC ... 41

5.4.3 Hasil Uji Waktu Melarut Tablet Hisap EDKC ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

7.1 Kesimpulan ... 51

7.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ... 55

Lampiran 2 Surat Pernyataan ... 56

Lampiran 3 Determinasi Tanaman Ketepeng Cina ... 57

Lampiran 4 Hasil Uji Dilusi Cair Ekstrak Ketepeng Cina ... 58

Lampiran 5 Sertifikat Analisis Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 59

Lampiran 6 Sertifikat Analisis Mg Stearat ... 60

Lampiran 7 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 61

Lampiran 8 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 64

Lampiran 9 Hasil Analisis Statistik Dengan Program SPSS 17 ... 69

Lampiran 10 Hasil FT Infra Merah Manitol ... 78

Lampiran 11 Standar Spektra Inframerah Manitol ... 80

Lampiran 12 Hasil FT Inrfa Merah Gelatin ... 81

Lampiran 13 Standar Spektra Inframerah Gelatin ... 83

Lampiran 14 Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 84

Lampiran 15 Foto Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 85

Lampiran 16 Daftar F Tabel ... 86


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ansel H.C., 1989. Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Terjemahan: Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Ke-4, Jakarta: UI Press, hal 607-608.

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439

Banker, G. S., Anderson, N. R., Gordon, R. E., Rosanke, T. W., Fonner, D. E., 1990. Granulation Technology and Tablet Characterization in Lieberman, H. A. Pharmaceutical Dosage Forms. Vol. 2 : Tablets. PDF. New York: Marcel Dekker, Inc. p. 327, 330

Benli M, Bingol U, Geven F, Guney K, Yigit N., 2008. An Investigation On To Antimicrobial Activity Of Some Endemic Plant Species From Turkey. Afr. J. Biotechnol. Vol. 7 No.1: p.1-5.

Biswah, S. K., P.L Nayak. 2012. Gelatin Blended With Cloisite 30B (MMT) For Control Release Of Anti Cancer Drug Curcumin. International Journal of Pharmascholars

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.

Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Antimicrobial Agents, Clinical Microbiology Reviews Vol. 12, No. 4 : 564–82.

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid I. Jakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 7, 515, 519.

Dua, Kamal. Pabreja, Kavita. MV, Ramana. 2010. Preparation,

Characterization and In Vitro Evaluation of Aceclofenac Solid Dispersions. Ars Pharmaceutica Vol. 51, No. 1. pp. 57 – 76.

El-Mahmood, A.M., Doughari, J.H. 2008. Phytochemical Screening And Antibacterial Evaluation Of The Leaf And Root Extract Of Cassia alata Linn.African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 2 No. 7, pp. 124 – 129.


(10)

Ferraro, Mary Jane. Swenson, Jana M. 2009. Methods For Dilution Antimicrobial SusceptibilityTest For Bacteria That Grows Aerobically : Approved Standard 8th Edition. Clinical and Laboratory Standards Institute Vol. 29 No. 2 : Pensylvania,USA.

Fessenden & Fessenden, 1986. Kimia Organik; Meislich et al, 1999. Organic Chemistry; Bugay & Findlay, 1999. Pharmaceutical Exipient, Characterization by IR, Raman and NMR Spectroscopy.

Gritsanapan, W., Mangmeesri, P., 2009. Standardized Senna Alata Leaf Extract. J Health Res, Vol. 23 No. 2 p:60.

Hamed E., Moe D., Khankari R., Hontz J., 2005. Binder and Solvents in Dilip M. Parikh. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, Second Edition. New York: p109,112,

Hariana, H. Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya, hal 51.

Juliantina F. R., Citra, D.A.M., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E.T., 2009. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

King, Robert E., 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson, M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King, R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G.L. Remington’s Pharmaceutical Science 16th Edition Vol.2. Easton: Mack Publishing Company p. 1563.

Kusmardi, Sherly Kumala, Enif Esti Triana, 2007. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag. Makara, Kesehatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2007: 50-53.

Markham, K. M., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh

Kosasih, Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB p1,963-969.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Mendes, R. W., Bhargava H.,2007. Lozenges, in Swarbick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Third Edition Vol. 4. New York: Marcel Dekker Inc. p2231-2235.

Narbat, M. K, Fariba Orang, Mehran Solati, Azadeh Goudarzi, 2006. Fabrication of Porous Hydroxyapatite-Gelatin Composite Scaffolds for Bone Tissue Engineering. Iranian Biomedical Journal 10 (4): 215-223


(11)

Parrot, E.L., 1970. Pharmaceutical Technology. Minneapolis: Burgess Publishing Co., p.82.

Peter, D., 1980. Medicated Lozenges in Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schartz, I.B., Eds., Pharmaceutical Dosage Form Tablet Vol. 1, Second Edition Revised and Expanded, New York: Marcel Dekker. Rowe, R.C., Sheshkey, P.J., Owen, S.C., 2006. Handbook of Pharmaceutical

Exipients. Fifth Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association p.430,449,611.

Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp. Terhadap Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi Volume 38 No. 3, Indonesia, pp.135-141.

Siregar, Charles. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound.

http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi . Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Studiawan, H., Sukardiman, Widyawaruyanti, A., Fitrian, A., Ermawati, D., 2011. Buku Petunjuk Praktikum Fitokimia.

Thomas, A.N.S., 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius. Voigt, R., 1994. Buku Ajar Teknologi Farmasi Ed V, diterjemahkan oleh

Soendani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, p. 167-168, 199-200, 579-580.

WHO. 2011. Revision Of Monograph On Tablet. Final Text For Adding to The International Pharmacopoeia.


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia kaya akan sumber bahan alam yang telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara turun menurun. Hampir setiap orang Indonesia telah lama menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Maka peran tumbuhan obat dapat dikembangkan secara luas. Salah satu tumbuhan obat yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ketepeng cina (Cassia alata L.). Tumbuhan ini telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun yang sudah dalam bentuk ramuan.

Ketepeng cina (Cassia alata L.) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat yang lembab. Ketepeng Cina atau sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut (Thomas, 1992).

Berdasarkan penelitian Kusmardi (2007), bahwa ketepeng cina mempunyai manfaat secara tradisional untuk antiparasit, laksan, kurap, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes, influenza dan bronchitis. Mengingat pemanfaatannya yang cukup luas terutama pada penyakit infeksi, sangat munkin efek yang ditimbulkan adalah efek positif sebagai antibakteri.

Ekstrak daun ketepeng cina merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki aktivitas antimikroba karena mengandung flavonoid glikosida. (Khan et al, 2001) yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik mulut. Obat yang berasal dari tanaman mempunyai kelebihan yaitu dapat memberikan efek terapi tanpa menyebabkan efek samping dan kecil kemungkinan terjadi resistensi karena


(13)

2

produk berbasis tanaman lebih sehat, aman, dan lebih dapat diandalkan daripada obat sintetik (Benli et al, 2008). Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun ketepeng cina untuk dikembangkan.

Penelitian yang ekstensif mengenai pengembangan formula dari ekstrak ketepeng cina untuk antiseptic mulut belum banyak dilaporkan. Maka perlu dikembangkan suatu cara untuk mendapatkan manfaat dari ketepeng cina secara praktis, nyaman dan menarik sebagai obat antiseptic mulut. Untuk itu ekstrak daun ketepeng cina dapat dibuat dalam sediaan tablet hisap.

Tablet hisap merupakan salah satu bentuk sediaan yang digemari karena mempunyai kelebihan dibanding tablet biasa. Bentuk tablet hisap diharapkan lebih disukai karena lebih mudah dalam penggunaan, memiliki bau aromatic yang menyenangkan dan tidak kesulitan dalam menelan karena tidak diperlukan air minum. Bentuk sediaan ini lebih disukai oleh anak-anak dan juga diharapkan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang seragam dan efek terapi yang diinginkan. Disamping itu efek ketepeng cina yang digunakan sebagai antiseptic sangat sesuai jika dibuat sediaan tablet hisap karena tablet tersebut dapat melarut secara perlahan dalam mulut sehingga diharapkan lebih efektif.

Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dan juga umumnya bahan pewangi, dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut dalam rongga mulut untuk berefek setempat (Ansel, 1989). Tablet hisap biasanya mengandung anastetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, astringen dan antitusif. Tablet ini dirancang agar tidak mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang (Banker & Anderson, 1994).

Eksipien merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada pembuatan tablet hisap. Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat digunakan dalam formulasi tablet hisap. Dalam formulasi tablet hisap ini menggunakan bahan pengisi, pengikat, lubrikan dan flavoring agent. Manitol dapat digunakan sebagai pemanis karena kemanisannya setara dengan 72% kemanisan sukrosa (Banker and Anderson, 1994), manitol juga berfungsi sebagai bahan pengisi. Pemberian bahan pengikat dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet.


(14)

3

Oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Untuk bahan pengikat yang digunakan adalah gelatin. Penggunaan gelatin sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi dan kerapuhan yang rendah. Selain itu, gelatin menyebabkan sensasi dingin pada mulut sehingga dapat menambahkan keuntungan dari formulasi tablet hisap (Hamed, et al, 2005).

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengkaji apakah tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang baik dan memenuhi syarat, dapat dibuat menggunakan Gelatin sebagai komponen bahan pengikat dengan menggunakan metode granulasi basah.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut yaitu pengaruh kadar Gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisapekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L).

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar Gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dan menentukan mutu fisik tablet hisap terbaik dari ketiga formula yang memenuhi persyaratan.

1.4Hipotesis

Bahan pengikat Gelatin diduga dapat mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.). Didapatkan formula tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang sesuai dengan kriteria tablet hisap yang baik.


(15)

4

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan menggunakan bahan pengikat Gelatin untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi yaitu 1%, 2%, 3%. Sehingga diperoleh mutu fisik yang baik.


(1)

Ferraro, Mary Jane. Swenson, Jana M. 2009. Methods For Dilution Antimicrobial SusceptibilityTest For Bacteria That Grows Aerobically : Approved Standard 8th Edition. Clinical and Laboratory Standards Institute Vol. 29 No. 2 : Pensylvania,USA.

Fessenden & Fessenden, 1986. Kimia Organik; Meislich et al, 1999. Organic Chemistry; Bugay & Findlay, 1999. Pharmaceutical Exipient, Characterization by IR, Raman and NMR Spectroscopy.

Gritsanapan, W., Mangmeesri, P., 2009. Standardized Senna Alata Leaf Extract. J Health Res, Vol. 23 No. 2 p:60.

Hamed E., Moe D., Khankari R., Hontz J., 2005. Binder and Solvents in Dilip M. Parikh. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, Second Edition. New York: p109,112,

Hariana, H. Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya, hal 51.

Juliantina F. R., Citra, D.A.M., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E.T., 2009. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

King, Robert E., 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson, M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King, R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G.L. Remington’s Pharmaceutical Science 16th Edition Vol.2. Easton: Mack Publishing Company p. 1563.

Kusmardi, Sherly Kumala, Enif Esti Triana, 2007. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag. Makara, Kesehatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2007: 50-53.

Markham, K. M., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Kosasih, Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB p1,963-969.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Mendes, R. W., Bhargava H.,2007. Lozenges, in Swarbick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Third Edition Vol. 4. New York: Marcel Dekker Inc. p2231-2235.

Narbat, M. K, Fariba Orang, Mehran Solati, Azadeh Goudarzi, 2006. Fabrication of Porous Hydroxyapatite-Gelatin Composite Scaffolds for Bone Tissue Engineering. Iranian Biomedical Journal 10 (4): 215-223


(2)

Parrot, E.L., 1970. Pharmaceutical Technology. Minneapolis: Burgess Publishing Co., p.82.

Peter, D., 1980. Medicated Lozenges in Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schartz, I.B., Eds., Pharmaceutical Dosage Form Tablet Vol. 1, Second Edition Revised and Expanded, New York: Marcel Dekker.

Rowe, R.C., Sheshkey, P.J., Owen, S.C., 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipients. Fifth Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association p.430,449,611.

Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp. Terhadap Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi Volume 38 No. 3, Indonesia, pp.135-141.

Siregar, Charles. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound.

http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi .

Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Studiawan, H., Sukardiman, Widyawaruyanti, A., Fitrian, A., Ermawati, D., 2011. Buku Petunjuk Praktikum Fitokimia.

Thomas, A.N.S., 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius. Voigt, R., 1994. Buku Ajar Teknologi Farmasi Ed V, diterjemahkan oleh

Soendani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, p. 167-168, 199-200, 579-580.

WHO. 2011. Revision Of Monograph On Tablet. Final Text For Adding to The International Pharmacopoeia.


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia kaya akan sumber bahan alam yang telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara turun menurun. Hampir setiap orang Indonesia telah lama menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Maka peran tumbuhan obat dapat dikembangkan secara luas. Salah satu tumbuhan obat yang berpotensi untuk

dikembangkan adalah ketepeng cina (Cassia alata L.). Tumbuhan ini telah lama

dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun yang sudah dalam bentuk ramuan.

Ketepeng cina (Cassia alata L.) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat yang lembab. Ketepeng Cina atau sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut (Thomas, 1992).

Berdasarkan penelitian Kusmardi (2007), bahwa ketepeng cina mempunyai manfaat secara tradisional untuk antiparasit, laksan, kurap, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes, influenza dan bronchitis. Mengingat pemanfaatannya yang cukup luas terutama pada penyakit infeksi, sangat munkin efek yang ditimbulkan adalah efek positif sebagai antibakteri.

Ekstrak daun ketepeng cina merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki aktivitas antimikroba karena mengandung flavonoid glikosida. (Khan et al, 2001) yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik mulut. Obat yang berasal dari tanaman mempunyai kelebihan yaitu dapat memberikan efek terapi tanpa menyebabkan efek samping dan kecil kemungkinan terjadi resistensi karena


(4)

2

produk berbasis tanaman lebih sehat, aman, dan lebih dapat diandalkan daripada obat sintetik (Benli et al, 2008). Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun ketepeng cina untuk dikembangkan.

Penelitian yang ekstensif mengenai pengembangan formula dari ekstrak ketepeng cina untuk antiseptic mulut belum banyak dilaporkan. Maka perlu dikembangkan suatu cara untuk mendapatkan manfaat dari ketepeng cina secara praktis, nyaman dan menarik sebagai obat antiseptic mulut. Untuk itu ekstrak daun ketepeng cina dapat dibuat dalam sediaan tablet hisap.

Tablet hisap merupakan salah satu bentuk sediaan yang digemari karena mempunyai kelebihan dibanding tablet biasa. Bentuk tablet hisap diharapkan lebih disukai karena lebih mudah dalam penggunaan, memiliki bau aromatic yang menyenangkan dan tidak kesulitan dalam menelan karena tidak diperlukan air minum. Bentuk sediaan ini lebih disukai oleh anak-anak dan juga diharapkan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang seragam dan efek terapi yang diinginkan. Disamping itu efek ketepeng cina yang digunakan sebagai antiseptic sangat sesuai jika dibuat sediaan tablet hisap karena tablet tersebut dapat melarut secara perlahan dalam mulut sehingga diharapkan lebih efektif.

Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dan juga umumnya bahan pewangi, dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut dalam rongga mulut untuk berefek setempat (Ansel, 1989). Tablet hisap biasanya mengandung anastetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, astringen dan antitusif. Tablet ini dirancang agar tidak mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang (Banker & Anderson, 1994).

Eksipien merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada pembuatan tablet hisap. Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat digunakan dalam formulasi tablet hisap. Dalam formulasi tablet hisap ini menggunakan bahan pengisi, pengikat, lubrikan dan flavoring agent. Manitol dapat digunakan sebagai pemanis karena kemanisannya setara dengan 72% kemanisan sukrosa (Banker and Anderson, 1994), manitol juga berfungsi sebagai bahan pengisi. Pemberian bahan pengikat dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet.


(5)

3

Oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Untuk bahan pengikat yang digunakan adalah gelatin. Penggunaan gelatin sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi dan kerapuhan yang rendah. Selain itu, gelatin menyebabkan sensasi dingin pada mulut sehingga dapat menambahkan keuntungan dari formulasi tablet hisap (Hamed, et al, 2005).

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengkaji apakah tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang baik dan memenuhi syarat, dapat dibuat menggunakan Gelatin sebagai komponen bahan pengikat dengan menggunakan metode granulasi basah.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut yaitu pengaruh kadar Gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L).

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar Gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dan menentukan mutu fisik tablet hisap terbaik dari ketiga formula yang memenuhi persyaratan.

1.4Hipotesis

Bahan pengikat Gelatin diduga dapat mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.). Didapatkan formula tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang sesuai dengan kriteria tablet hisap yang baik.


(6)

4

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan menggunakan bahan pengikat Gelatin untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi yaitu 1%, 2%, 3%. Sehingga diperoleh mutu fisik yang baik.