PENGARUH KADAR CMC – Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET DALAM FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) DENGAN BASIS MANITOL

(1)

SKRIPSI

TRISDIAN HADI JAYA

PENGARUH KADAR CMC

Na TERHADAP

MUTU FISIK TABLET DALAM FORMULASI

TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG

CINA (

Cassia alata L.

) DENGAN BASIS

MANITOL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

i

SKRIPSI

TRISDIAN HADI JAYA

PENGARUH KADAR CMC

Na TERHADAP

MUTU FISIK TABLET DALAM FORMULASI

TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG

CINA (

Cassia alata L.

) DENGAN BASIS

MANITOL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR CMC

Na TERHADAP MUTU

FISIK TABLET DALAM FORMULASI TABLET

HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (

Cassia

alata L.

) DENGAN BASIS MANITOL

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh :

TRISDIAN HADI JAYA NIM : 08040041

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP. 194908281978021001 NIP-UMM : 114.0704.0048


(4)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

PENGARUH KADAR CMC

Na TERHADAP MUTU

FISIK TABLET DALAM FORMULASI TABLET

HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (

Cassia

alata L.

) DENGAN BASIS MANITOL

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 19 Juli 2012

Oleh:

Trisdian Hadi Jaya 08040041

Tim Penguji:

Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448 Penguji I

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. NIP. 194908281978021001

Penguji IV

Dian Ermawati, S.Farm.,Apt. NIP-UMM : 112.0907.0480 Penguji III

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. NIP-UMM : 020124205


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kadar CMC-Na Terhadap Mutu Fisik Tablet Dalam Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Dengan Basis Manitol”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dan selalu berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II dan Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang penuh semangat dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta selalu memberikan motivasi.

3. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku Kepala Laboratorium Sediaan Farmasetika.

5. Bapak H. Rusdin dan Ibu Hj. Sulastri atas segala doa, semangat yang tidak pernah berhenti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil. 6. Dwi Ajeng Eli Ananda yang tidak pernah lelah mendampingi serta

memotivasi dan selalu mendoakan penulis dalam segala situasi.

7. Sopha Dwi Arti, Nur Andini, Henny Prima, Herisna, Halina Nurmalasari, Indana Fitria Salim, Kholifatul Hanifah dan Siska Ramadhani atas segala kerjasama serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

8. Pusparani Aisyah Andhartini, Ikrima Khaerunnisa, Feny Ika Nurhayati dan Frida Yulia Permanasari atas semua diskusi yang telah dilakukan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Wawan Andriansyah dan Alep Pradipta Abimantrana atas segala


(6)

v

10. Teman – teman angkatan 2008 yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Teman – teman kos Bendungan Sigura-gura Barat Raya No. 7 yang dapat memberikan ketenangan disaat penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 10 Juli 2012


(7)

RINGKASAN

PENGARUH KADAR CMC-Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) BERBASIS

MANITOL

Obat tradisional sudah lama digunakan di Indonesia sebagai pengobatan alternatif berbagai penyakit. Obat tradisional atau obat – obat herbal digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman dan keterampilan yang selalu diwariskan kepada generasi selanjutnya. Obat – obat herbal ini juga sering digunakan untuk menjaga agar kesehatan tetap dalam kondisi yang stabil. Ekstrak daun ketepeng cina merupakan salah satu tanaman obat yang dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba karena terdapat flavonoid glikosida yang terkandung di dalamnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik pada mulut untuk bekerja secara lokal. Selain berkhasiat sebagai antibakteri, flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun ketepeng cina juga memiliki efek positif sebagai imunomodulator yang bekerja secara sistemik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga sangat bermanfaat terutama penggunaan pada anak-anak.

Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun ketepeng cina untuk dikembangkan. Kandungan flavonoid tersebut dapat digunakan sebagai bahan aktif untuk mengatasi atau mencegah permasalahan kesehatan yang sering terjadi dalam bentuk sediaan tablet hisap. Dalam pembuatan tablet hisap dengan metode granulasi basah, selain bahan pengisi juga diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan – bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh kadar CMC-Na sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (cassia alata l.) berbasis manitol. Pemberian kadar bahan pengikat yang berbeda diharapkan dapat memberikan mutu fisik tablet yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar CMC-Na sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet hisap dengan mutu fisik yang memenuhi persyaratan meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.

Penelitian dimulai dengan melakukan pemeriksaan kualitatif bahan penelitian, yaitu identifikasi senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak. Kemudian dilakukan uji efektifitas antimikroba dengan menentukan kadar hambat minimum (KHM) yang hasilnya digunakan untuk menentukan dosis ekstrak dalam formula. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ekstrak daun ketepeng cina benar mengandung flavonoid yang memiliki aktivitas antimikroba dengan kadar hambat minimum sebesar 12,5% dan dosis yang digunakan pada formula yaitu 65 mg per tablet.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel adalah kadar CMC-Na dengan kadar 1% (F1), 2% (F2), 3% (F3) dan F0 tanpa bahan pengikat sebagai kontrol. Pembuatan tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina ini menggunakan metode granulasi basah dengan menggunakan aquadest. Granul yang dihasilkan diuji kandungan lembab, sifat alir, sudut diam, jumlah fines, kompresibilitas, dan kompaktibilitas. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan kekuatan kempa 1 ton selama 3 detik lalu dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.


(8)

vii

Dari uji yang dilakukan diketahui bahwa kandungan lembab untuk F0, F1, F2 dan F3 kurang memenuhi persyaratan yaitu 1-2%. Jumlah fines keempat formula telah memenuhi persyaratan yaitu < 20%. Untuk kecepatan alir granul semua formula sudah memenuhi persyaratan yaitu ≥10 g/detik dan untuk sudut diam F0, F1, F2, dan F3 kurang memenuhi persyaratan yaitu ≤30o tetapi masih dalam rentang sifat alir granul yang cukup baik. Untuk persentase kompresibilitas, semua formula menunjukkan memiliki sifat alir partikel granul yang baik dengan rentang persentase kompresibilitas dari semua formula yaitu 10 – 15%. Hasil uji kompaktibilitas menunjukkan bahwa antara tekanan 1 ton dan 2 ton menghasilkan kekerasan yang semakin meningkat. Untuk mutu fisik tablet, kekerasan yang dihasilkan semua formula memenuhi persyaratan yaitu 10-20 kg. Kerapuhan F0 dan F1 tidak memenuhi syarat <1 %, sedangkan F2 dan F3 telah memenuhi persyaratan. Tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna dengan peningkatan kadar bahan pengikat CMC-Na walaupun ada perbaikan persentase kerapuhan dengan peningkatan bahan pengikat CMC-Na. Untuk waktu hancur tablet, F0 dan F1 tidak memenuhi persyaratan waktu hancur tablet hisap sedangkan F2 dan F3 memenuhi persyaratan.

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari masing-masing formula terhadap peningkatan kadar CMC-Na kecuali pada persentase kerapuhan tablet hisap ekstrak ketepeng cina. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kadar pengikat yang ditambahkan akan meningkatkan kekerasan, memperlama waktu hancur tablet dan memperbaiki kerapuhan tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina.


(9)

ABSTRAK

Pengaruh Kadar CMC-Na Terhadap Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Berbasis Manitol

Seringnya terjadi resistensi terhadap obat antimikroba dalam pengobatan menyebabkan dibutuhkannya alternatif baru untuk obat antimikroba yaitu dengan obat herbal. Ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) merupakan salah satu tanaman obat yang dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba dan berkhasiat imunomodulator karena adanya flavonoid yang terkandung didalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kadar CMC-Na 1%, 2%, dan 3% sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina dan menentukan mutu fisik tablet hisap terbaik yang memenuhi persyaratan. Pembuatan tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina dengan kadar CMC-Na 1%, 2%, dan 3% dilakukan dengan metode granulasi basah menggunakan aquadest. Hasil analisis statistik one way anova dengan program SPSS pada tingkat kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Tukey HSD untuk menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada mutu fisik tablet dari masing-masing formula terhadap peningkatan kadar bahan pengikat CMC-Na kecuali pada persentase kerapuhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar pengikat CMC-Na yaitu 1%, 2% dan 3% memiliki pengaruh terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina.

Kata kunci: Mutu Fisik, Tablet Hisap, Ekstrak Daun Ketepeng Cina, CMC-Na, Manitol


(10)

ix ABSTRACT

THE IMPACT OF Na-CMC CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS OF Cassia alata L LEAVES EXTRACT LOZENGES

IN MANNITOL BASED

Frequent occurrence of resistance to antimicrobial drugs in the treatment led to the need for new alternatives to antimicrobial drugs is by herbal medicine.

Cassia alata L. leaves extract is one of the medicinal plants were reported to have potent antimicrobial and immunomodulatory activity because of the flavonoids contained. The purpose of this study was to determine the effect of Na-CMC with concentration 1%, 2% and 3% as a tablet binder to increase the physical characteristics of Cassia alata L. leaves extract lozenges and determine the lozenges with the best physical characteristics that meet the requirements. Preparation of Cassia alata L. leaves extract lozenges with Na-CMC concentration of 1%, 2% and 3% with by wet granulation method using distilled water. The results of statistical analysis one way anova with SPSS program on the confidence level of 95%, followed by Tukey HSD to indicate a significant difference in physical characteristics of each tablet formula to elevated concentration of Na-CMC binder unless the percentage of friability. So it can be concluded that higher concentration of CMC-Na 1%, 2% and 3% impacted to the physical characterictics of Cassia alata L. leaves extract lozenges.

Key words: Physical Characteristics, Lozenges, Cassia alata L. Leaves Extract, Na-CMC, Mannitol


(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 . Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Ketepeng Cina ... 5

2.2 Flavonoid ... 6

2.3 Ekstrak ... 7

2.4 Metode Ekstraksi ... 7

2.5 Tablet Hisap ... 8

2.6 Granulasi Basah ... 10

2.7 Karakteristik Granul ... 10

2.8 Mutu Fisik Tablet ... 13

2.9 Tinjauan Tentang Bahan Tambahan ... 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Bahan Penelitian ... 21

4.2 Alat Penelitian ... 21

4.3 Rancangan Penelitian ... 21

4.4 Metode Penelitian ... 22

4.4.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 25

4.4.2 Uji Efektivitas Antibakteri ... 26


(12)

xi

4.4.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 27

4.4.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 29

4.4.6 Analisis Statistik ... 30

BAB V HASIL PENELITIAN ... 32

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 32

5.1.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak ... 33

5.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Manitol ... 34

5.1.3 Pemeriksaan Kualitatif CMC-Na ... 35

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 36

5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik dan Analisa Data Tablet Hisap ... 38

5.3.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap ... 39

5.3.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap ... 42

5.3.3 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Hisap ... 43

BAB VI PEMBAHASAN ... 45

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

7.1 Kesimpulan ... 54

7.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel II.1 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 12

Tabel II.2 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 13

Tabel II.3 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 14

Tabel IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Ketepeng Cina ... 22

Tabel V.1 Hasil Pemeriksaan Flavonoid Ekstrak Ketepeng Cina dengan Kromatografi Lapis Tipis ... 32

Tabel V.2 Hasil Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Ketepeng Cina Metode Dilusi Cair ... 33

Tabel V.3 Pemeriksaan Kualitatif Manitol ... 34

Tabel V.4 Penyerapan Ikatan Pada Manitol dengan Spektra Inframerah ... 34

Tabel V.5 Pemeriksaan Kualitatif CMC – Na ... 35

Tabel V.6 Penyerapan Ikatan Pada CMC-Na dengan Spektra Inframerah ... 35

Tabel V.7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ektrak Ketepeng Cina Basis Manitol dengan Bahan Pengikat CMC-Na ... 36

Tabel V.8 Analisis Statistik Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 38

Tabel V.9 Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina dengan Tekanan Pengempaan 1 Ton ... 39

Tabel V.10 Kekerasan Tablet Hisap Formula Placebo dan Formula 0 dengan Tekanan Pengempaan 1 Ton ... 41

Tabel V.11 Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 42


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 5

Gambar 2.2 Struktur Umum Flavonoid ... 6

Gambar 2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 11

Gambar 2.4 Rumus Struktur Manitol ... 16

Gambar 2.5 Rumus Struktur CMC-Na ... 16

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Alur Kerja Penelitian ... 24

Gambar 5.1 Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 32

Gambar 5.2 Foto Hasil Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 33

Gambar 5.3 Kurva Distribusi Ukuran Granul ... 37

Gambar 5.4 Grafik Pengaruh Tekanan Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 37

Gambar 5.5 Hubungan Kadar CMC-Na Terhadap Kekeran Tablet Hisap Ekstrak Ketepeng Cina dengan Tekanan Pengempaan 1 Ton ... 40

Gambar 5.6 Peninjauan Kekerasan Tablet Hisap Formula Placebo ... 41

Gambar 5.7 Hubungan Kadar CMC-Na Terhadap Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 43

Gambar 5.8 Hubungan kadar CMC-Na Terhadap Waktu Hancur Tablet Ekstrak Daun Ketepeng Cina ... 44


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 59

2 Surat Pernyataan ... 60

3 Determinasi Tanaman Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 61

4 Hasil Pemeriksaan Daya Antimikroba Ekstrak Daun Ketepeng Cina Metode Dilusi Cair ... 62

5 Hasil KLT Ekstrak Daun Ketepeng Cina Setelah Diuapi Dengan Amoniak di Bawah Sinar UV 254 nm ... 63

6 Sertifikat Analisis Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 64

7 Sertifikat Analisis CMC-Na ... 65

8 Sertifikat Analisis Mg Stearat... 66

9 Standar Spektra Inframerah Manitol dan Hasil Spektra Inframerah Manitol Bahan Penelitian ... 67

10 Standar Spektra Inframerah CMC-Na dan Hasil Spektra Inframerah CMC-Na Bahan Penelitian ... 69

11 Uji Kualitatif CMC-Na ... 71

12 Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 72

13 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Tablet Hisap Ektrak Ketepeng Cina Metode Granulasi Basah dengan Bahan Pengikat Manitol ... 73

14 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Ketepeng Cina Metode Granulasi Basah dengan Bahan Pengikat CMC-Na ... 76

15 Hasil Pemeriksaan Formula Placebo dan Formula 0% ... 80

16 Hasil Analisis Statistik dengan Program SPSS 17 (Kekerasan) ... 81

17 Hasil Analisis Statistik dengan Program SPSS 17 (Kerapuhan) ... 84

18 Hasil Analisis Statistik dengan Program SPSS 17 (Waktu Hancur) ... 87

19 Hasil Analisis Statistik dengan Program SPSS 17 (Kekerasan Formula Placebo dan Formula 0%) ... 90

20 Foto Tablet Hisap Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ... 92

21 Daftar F Tabel ... 93


(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Buku Materi Pokok Modul 4 – 6. Jakarta : Universitas Terbuka.

Agromedia.Manfaat Pekarangan untuk Tanaman Obat Keluarga.Agromedia :Jakarta, pp. 12

Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat : 431 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Redaksi Agromedia : Jakarta,pp. 145

Anonim. 2010. Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah.

http://van082.student.umm.ac.id/2010/07/29/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/ .

Diakses tanggal 17 Januari 2012.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, EdisiKeempat. UI – Press: Jakarta, pp. 300, 607-608

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439

Balai Penelitian dan pengembangan Kesehatan. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) jilid 1. Depkes & Kesejahteraan Sosial RI : Jakarta,pp. 53-54 Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H.

A., andKanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia,pp. 293-343.

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.

Dua, Kamal. Pabreja, Kavita. MV, Ramana. 2010. Preparation, Characterization and In Vitro Evaluation of Aceclofenac Solid Dispersions. Ars

Pharmaceutica Vol. 51, No. 1. pp. 57 – 76.

El-Mahmood, A.M., Doughari, J.H. 2008. Phytochemical Screening And Antibacterial Evaluation Of The Leaf And Root Extract Of Cassia alata Linn. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 2 No. 7, pp. 124 – 129.

Ferraro, Mary Jane. Swenson, Jana M. 2009. Methods For Dilution Antimicrobial SusceptibilityTest For Bacteria That Grows Aerobically : Approved Standard 8th Edition. Clinical and Laboratory Standards Institute Vol. 29 No. 2 : Pensylvania,USA.


(17)

Green, James. 2005. Terapi Herbal : Pengobatan Alami Mengatasi Bakteri. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Hanani Endang, Abdul Mun’im, Ryany Sekarini. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan Spons Callyspongia sp. Departemen Farmasi Universitas Indonesia : Depok.

Hutomo, Gatot S.; Marseno, Djagal W.; Anggrahini, Sri; Supriyanto. 2012. Synthesis and Characterization Of Sodium Carboxymethylcellulose From Pod Husk Of Cacao (Theobroma cacao L.). African Journal Of Food Science Vol 6 (6). pp. 180 – 185.

J.M. Calderón-Montaño, E. Burgos-Morón, C. Pérez-Guerrero and M. López-Lázaro. 2011. A Review on the Dietary Flavonoid Kaempferol. Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, University of Seville, Spain.

Juliantina F. R., Citra, D.A.M., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E.T., 2009.

Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Antibakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Jullian, Carolina. Victor Brossard. Ivan Gonzalez. Murriel Alfaro. Claudio Olea-Azar. 2011. Cyclodextrins-Kaempferol Inclusion Complexes : Spectroscopic and Reactivity Studies.J Solution Chem. Springer science + Bussiness Media,

pp.727-739

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.

Latif, A.; Anwar, T.; Noor, S. 2007. Two-Step Synthesis And Characterization Of Carboxymethylcellulose From Rayon Grade Wood Pulp And Cutton Linter.

Jour.Chem.Soc.Pak Vol 29, No. 2 : Pakistan.

Mabry, T.J. (Tom J.), Markham, K.R., Thomas, M.B., . 1970. The Systematic Identification Of Flavonoids. New York: Springer-Verlag.

Markham, K. M., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Kosasih, Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB, pp 963 – 969.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik,

Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James.

Encyclopedia of Pharmaceutical TechnologyThird Edition, Volume 4.Marcel Dekker Inc : New York,pp.2231 – 2235.


(18)

xvii

Moriyama, Hiroyoshi., Iizuka, Toru.,and Nagai, Masahiro. 2001. A Stabilized Flavonoid Glycoside in Heat-Treated Cassia alata Leaves and Its structural elucidation.Yakugaku Zasshi : Tokyo, pp. 817-820

Palanichamy, S. and Nagarajan, S. 1990. Antifungal activity of Cassia alata Leaf Extract.J. ethnopharmacol. 29(3), pp 337-340.

Panichayupakaranant,P., & Kaewsuwan,S. 2004. Bioassay-guided Isolation of the Antioxidant Constituent from Cassia alata L. Leaves. Songklanakarin J.Sci. Technol., 26(1) : Thailand, pp.103-107

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Patel S., Sanjay, and Patel M., Natvarlal. 2009. Development of Directly Compresible Co-Processed Exipient For Disperible Tablets Using 32 Full Factorial Design. International Journal of Pharmacy And Pharmaceutical Science Vol.1, Issue 1.

Perretta, Lorraine. 2006. Makanan Untuk Otak. Jakarta: Erlangga. p.39.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipient,

Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585

Sabir, Ardo. 2005. AktivitasAntibakteri Flavonoid PropolisTrigona sp. TerhadapBakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi Volume 38 No. 3, Indonesia, pp.135-141.

Singh, S. K., and Naini V. 2007. Dosage Form Non- Parenterals, in : Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, volume 2. New York : Marcel Dekker Inc. p.988 – 990

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound.

http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi . Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Penerbit Alfabeta : Bandung.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complete Drug Reference.36th edition. Pharmaceutical Press : London,pp. 1930-1931.


(19)

Valko, M.; Leibfritz, D.; Moncol, J.; Cronin, M.T.; Mazur, M.; Telser, J. Free radicals and antioxidants in normal physiological functions and human disease. Int. J. Biochem. Cell Biol., 2007, 39, 44-84.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta. WHO. 2011. Revision Of Monograph On Tablet. Final Text For Adding to The

International Pharmacopoeia.

Diakses Pada Tanggal 8 Juli 2012.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Agen antimikroba yaitu obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan virus yang menjadi obat terpilih untuk mengatasi penyakit infeksi oleh masyarakat. Penggunaan yang terlalu sering dan kurang tepat dari antibiotik dapat menimbulkan resistensi terhadap obat antimikroba tersebut (WHO, 2012), oleh karena itu dibutuhkan alternatif baru selain obat sintetik yang efektif, aman, dan efisien untuk permasalahan tersebut. Obat-obatan herbal dengan campuran kandungan antibiotik yang komplek tidak diragukan lagi sangat ampuh untuk mengatasi masalah ini (Green, 2005).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan adalah ketepeng cina (Cassia alata L.) yang berasal dari famili Leguminosae. Dalam tanaman ini terdapat flavonoid sebagai salah satu golongan zat yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit. Golongan flavonoid adalah kelompok metabolit sekunder pada tanaman yang dikarakterisasi dengan struktur

diphenylpropane. Golongan ini terdistribusi secara luas pada tanaman dan terkandung dalam buah dan sayuran (Calderon et al, 2011).

Tanaman ketepeng cina di Indonesia banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional antara lain adalah sebagai antiparasit, laksan, kurap, kudis, sembelit, radang kulit bertukak, herpes, influenza, sifilis, malaria dan bronchitis. Dari penelitian yang telah dilakukan, ekstrak daun ketepeng cina berpotensi sebagai antioksidan pada pertumbuhan tumor dan memiliki aktivitas sebagai imunostimulan serta aktivitas antimikroba karena terdapat flavonoid yang terkandung di dalamnya (Kusmardi, 2007);(Khan et al, 2001). Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun ketepeng cina untuk dikembangkan. Kandungan flavonoid tersebut dapat digunakan sebagai bahan aktif untuk mengatasi atau mencegah permasalahan kesehatan yang sering terjadi.


(21)

2 Permasalahan kesehatan yang masih sering dihadapi adalah masalah kesehatan pada anak usia sekolah karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Gangguan kesehatan yang umum terjadi pada anak misalnya karena penularan penyakit atau buruknya sanitasi makanan yang ada disekolah (Anonim, 2010). Untuk itu, dapat digunakan kandungan flavonoid sebagai imunostimulan dan antimikroba dari ketepeng cina untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dengan pemakaian yang praktis dan disukai anak – anak, maka ekstrak ketepeng cina dapat diformulasikan dalam bentuk tablet hisap.

Tablet hisap atau lozenges merupakan sediaan padat yang diformulasikan tanpa disintegran dan dapat melarut didalam mulut. Tablet hisap digunakan untuk kerja lokal di mulut atau untuk aktivitas sistemik (Singh & Naini, 2007). Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan yang manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur secara perlahan dalam mulut (Mendes & Bhargava, 2007).

Tablet hisap dapat dibuat dengan cara peleburan dan cara mengempa tablet berbasis gula (Mendes & Bhargava, 2007). Cara peleburan ini biasa disebut hard candy lozenges, yang dibuat dengan cara meleburkan bahan obat, gula, gom dan perasa, kemudian dicetak dan didinginkan. Sedangkan metode pengempaan atau yang disebut compressed tablet lozenges diformulasikan dengan pengikat yang lebih banyak dan tanpa bahan disintegran dan dikempa lebih keras dibanding dengan tablet biasa, oleh karena itu tablet hisap dapat melarut secara lambat dan tidak terdisintegrasi di dalam mulut (Parrot, 1979).

Metode dalam pembuatan tablet atau pengempaan tablet, diantaranya adalah granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet hisap atau lozenges. Metode granulasi basah lebih baik untuk digunakan karena bahan obat dapat terlarut perlahantanpa penggunaan disintegran dengan kontrol yang lebih baik (Mendes & Bhargava, 2007). Kandungan flavonoid sebagai bahan aktif yang akan digunakan dalam formulasi tablet hisap ini memiliki sifat tahan terhadap pemanasan sampai suhu 85⁰C dan stabil dengan adanya air, maka dapat digunakan metode granulasi basah dalam penelitian ini.

Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu, tablet hisap atau lozenges pada umumnya memiliki bahan dasar dengan rasa yang


(22)

3 manis. Basis gula yang biasa digunakan dalam pembuatan lozenges adalah sukrosa, dekstrosa, manitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Manitol biasa digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan produk makanan. Manitol bersifat tidak higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul,

spray-dried atau digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung manitol memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir dengan bebas. Manitol juga digunakan sebagai eksipien dalam formulasi tablet hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al, 2009). Maka, dalam penelitian ini dipilih manitol sebagai basis gula.

Dalam pembuatan tablet hisap dengan metode granulasi basah, selain bahan pengisi juga diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan – bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat adalah CMC-Na atau Carboxymethylcellulose Natrium

(Rowe et al, 2009).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan manitol sebagai basis tablet hisap dan CMC-Na sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2% dan 3% menggunakan metode pembuatan dengan granulasi basah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat CMC-Na terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh kadar CMC-Na terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Menentukan kadar pengikat CMC-Na dalam formulasi tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.


(23)

4

1.4 HIPOTESIS

Dengan semakin meningkatnya kadar bahan pengikat, akan meningkatkan mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.).

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet ketepeng cina dengan menggunakan bahan pengikat CMC-Na yang memiliki mutu fisik tablet yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.


(1)

xvii

Moriyama, Hiroyoshi., Iizuka, Toru.,and Nagai, Masahiro. 2001. A Stabilized Flavonoid Glycoside in Heat-Treated Cassia alata Leaves and Its structural elucidation.Yakugaku Zasshi : Tokyo, pp. 817-820

Palanichamy, S. and Nagarajan, S. 1990. Antifungal activity of Cassia alata Leaf Extract.J. ethnopharmacol. 29(3), pp 337-340.

Panichayupakaranant,P., & Kaewsuwan,S. 2004. Bioassay-guided Isolation of the Antioxidant Constituent from Cassia alata L. Leaves. Songklanakarin J.Sci. Technol., 26(1) : Thailand, pp.103-107

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Patel S., Sanjay, and Patel M., Natvarlal. 2009. Development of Directly Compresible Co-Processed Exipient For Disperible Tablets Using 32 Full Factorial Design. International Journal of Pharmacy And Pharmaceutical Science Vol.1, Issue 1.

Perretta, Lorraine. 2006. Makanan Untuk Otak. Jakarta: Erlangga. p.39.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585

Sabir, Ardo. 2005. AktivitasAntibakteri Flavonoid PropolisTrigona sp. TerhadapBakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi Volume 38 No. 3, Indonesia, pp.135-141.

Singh, S. K., and Naini V. 2007. Dosage Form Non- Parenterals, in : Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, volume 2. New York : Marcel Dekker Inc. p.988 – 990

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound. http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi .

Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Penerbit Alfabeta : Bandung.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complete Drug Reference.36th edition. Pharmaceutical Press : London,pp. 1930-1931.


(2)

xviii

Valko, M.; Leibfritz, D.; Moncol, J.; Cronin, M.T.; Mazur, M.; Telser, J. Free radicals and antioxidants in normal physiological functions and human disease. Int. J. Biochem. Cell Biol., 2007, 39, 44-84.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta.

WHO. 2011. Revision Of Monograph On Tablet. Final Text For Adding to The International Pharmacopoeia.

Diakses Pada Tanggal 8 Juli 2012.


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Agen antimikroba yaitu obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan virus yang menjadi obat terpilih untuk mengatasi penyakit infeksi oleh masyarakat. Penggunaan yang terlalu sering dan kurang tepat dari antibiotik dapat menimbulkan resistensi terhadap obat antimikroba tersebut (WHO, 2012), oleh karena itu dibutuhkan alternatif baru selain obat sintetik yang efektif, aman, dan efisien untuk permasalahan tersebut. Obat-obatan herbal dengan campuran kandungan antibiotik yang komplek tidak diragukan lagi sangat ampuh untuk mengatasi masalah ini (Green, 2005).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan adalah ketepeng cina (Cassia alata L.) yang berasal dari famili Leguminosae. Dalam tanaman ini terdapat flavonoid sebagai salah satu golongan zat yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit. Golongan flavonoid adalah kelompok metabolit sekunder pada tanaman yang dikarakterisasi dengan struktur diphenylpropane. Golongan ini terdistribusi secara luas pada tanaman dan terkandung dalam buah dan sayuran (Calderon et al, 2011).

Tanaman ketepeng cina di Indonesia banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional antara lain adalah sebagai antiparasit, laksan, kurap, kudis, sembelit, radang kulit bertukak, herpes, influenza, sifilis, malaria dan bronchitis. Dari penelitian yang telah dilakukan, ekstrak daun ketepeng cina berpotensi sebagai antioksidan pada pertumbuhan tumor dan memiliki aktivitas sebagai imunostimulan serta aktivitas antimikroba karena terdapat flavonoid yang terkandung di dalamnya (Kusmardi, 2007);(Khan et al, 2001). Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak daun ketepeng cina untuk dikembangkan. Kandungan flavonoid tersebut dapat digunakan sebagai bahan aktif untuk mengatasi atau mencegah permasalahan kesehatan yang sering terjadi.


(4)

Permasalahan kesehatan yang masih sering dihadapi adalah masalah kesehatan pada anak usia sekolah karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Gangguan kesehatan yang umum terjadi pada anak misalnya karena penularan penyakit atau buruknya sanitasi makanan yang ada disekolah (Anonim, 2010). Untuk itu, dapat digunakan kandungan flavonoid sebagai imunostimulan dan antimikroba dari ketepeng cina untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dengan pemakaian yang praktis dan disukai anak – anak, maka ekstrak ketepeng cina dapat diformulasikan dalam bentuk tablet hisap.

Tablet hisap atau lozenges merupakan sediaan padat yang diformulasikan tanpa disintegran dan dapat melarut didalam mulut. Tablet hisap digunakan untuk kerja lokal di mulut atau untuk aktivitas sistemik (Singh & Naini, 2007). Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan yang manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur secara perlahan dalam mulut (Mendes & Bhargava, 2007).

Tablet hisap dapat dibuat dengan cara peleburan dan cara mengempa tablet berbasis gula (Mendes & Bhargava, 2007). Cara peleburan ini biasa disebut hard candy lozenges, yang dibuat dengan cara meleburkan bahan obat, gula, gom dan perasa, kemudian dicetak dan didinginkan. Sedangkan metode pengempaan atau yang disebut compressed tablet lozenges diformulasikan dengan pengikat yang lebih banyak dan tanpa bahan disintegran dan dikempa lebih keras dibanding dengan tablet biasa, oleh karena itu tablet hisap dapat melarut secara lambat dan tidak terdisintegrasi di dalam mulut (Parrot, 1979).

Metode dalam pembuatan tablet atau pengempaan tablet, diantaranya adalah granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet hisap atau lozenges. Metode granulasi basah lebih baik untuk digunakan karena bahan obat dapat terlarut perlahantanpa penggunaan disintegran dengan kontrol yang lebih baik (Mendes & Bhargava, 2007). Kandungan flavonoid sebagai bahan aktif yang akan digunakan dalam formulasi tablet hisap ini memiliki sifat tahan terhadap pemanasan sampai suhu 85⁰C dan stabil dengan adanya air, maka dapat digunakan metode granulasi basah dalam penelitian ini.

Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu, tablet hisap atau lozenges pada umumnya memiliki bahan dasar dengan rasa yang


(5)

3 manis. Basis gula yang biasa digunakan dalam pembuatan lozenges adalah sukrosa, dekstrosa, manitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Manitol biasa digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan produk makanan. Manitol bersifat tidak higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul, spray-dried atau digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung manitol memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir dengan bebas. Manitol juga digunakan sebagai eksipien dalam formulasi tablet hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al, 2009). Maka, dalam penelitian ini dipilih manitol sebagai basis gula.

Dalam pembuatan tablet hisap dengan metode granulasi basah, selain bahan pengisi juga diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan – bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat adalah CMC-Na atau Carboxymethylcellulose Natrium (Rowe et al, 2009).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan manitol sebagai basis tablet hisap dan CMC-Na sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2% dan 3% menggunakan metode pembuatan dengan granulasi basah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat CMC-Na terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh kadar CMC-Na terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Menentukan kadar pengikat CMC-Na dalam formulasi tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.


(6)

1.4 HIPOTESIS

Dengan semakin meningkatnya kadar bahan pengikat, akan meningkatkan mutu fisik tablet hisap ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.).

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet ketepeng cina dengan menggunakan bahan pengikat CMC-Na yang memiliki mutu fisik tablet yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.