BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Komposisi Material Hasil pengujian komposisi kimia material pada penelitian ini
dimasukkan dalam Tabel 4-1 sebagai berikut: Tabel 4-1. Komposisi Kimia Material dalam berat
C Si Mn S P Ni Nb
Cr V W
Ti 0,098 0,228 1,489 0,007
0,014 0,151 0,06
0,085 0,05 0,05 0,01 Menurut Wiryosumarto 2000, baja paduan rendah adalah
sekelompok baja paduan yang mempunyai kadar karbon sama dengan baja lunak, tetapi ditambah dengan sedikit unsur-unsur paduan. Hasil pengujian
komposisi kimia material diatas menunjukkan kadar karbonnya adalah 0,098, dan terdapat unsur-unsur paduan dengan berat yang rendah, maka baja ini
diklasifikasikan menjadi baja paduan rendah low alloy steel. 2. Hasil Foto Struktur Mikro
a. Struktur mikro raw materials
a b Gambar 4-1 Foto struktur mikro raw materials
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Struktur mikro pada gambar di atas didominasi butir-butir ferit yang
berwarna putih terang, sedangkan fasa perlit lebih sedikit berwarna gelap. Butir ferit cenderung lebih halus sedangkan butir perlit lebih kasar. Butir perlit
ferit perlit
ferit perlit
cenderung keras karena mengandung karbon, sedangkan butir ferit cenderung lunak.
b. Struktur mikro logam las
a b Gambar 4-2 Foto struktur mikro logam las variasi 100 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Pada gambar a di atas menunjukkan struktur mikro ferit acicular,
ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Pada gambar ini foto struktur mikro untuk ferit batas butir terlihat kecil dan struktur untuk ferit acicular berbutir
lembut dan mendominasi area. Jumlah ferit Widmanstatten pada gambar ini cukup banyak dan terdapat pada sepanjang garis struktur kolumnar. Pada
gambar b menunjukkan struktur mikro ferit batas butir, ferit Widmanstatten dan ferit batas butir. Pada gambar ini terlihat lebih besar dan menyebar. Pada
gambar a struktur kolumnar yang terbentuk kecil dan lembut. Pada gambar struktur mikro logam las 130 Amper bagian a dapat
ketahui bahwa struktur mikronya adalah ferit acicular, ferit Widmanstatten dan ferit batas butir. Ferit acicular mendominasi area diantara ferit batas butir. Ferit
acicular terlihat lebih besar dibanding ferit acicular yang ada pada gambar
spesimen 100 Amper. Pada gambar b menunjukkan adanya struktur mikro ferit acicular FA, ferit Widmanstatten FW, dan ferit batas butir FBB.
Ferit batas butir yang terbentuk terlihat mendominasi area. Pada gambar a struktur kolumnar yang terbentuk lebih besar dari struktur logam las spesimen
100 Amper. FBB
ferit batas butir FW
ferit acicular FA
FW
a b Gambar 4-3 Foto struktur mikro logam las variasi 130 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
a b Gambar 4-4 Foto struktur mikro logam las variasi 160 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Pada gambar a tampak struktur yang terbentuk adalah ferit
Widmanstatten , ferit acicular, dan ferit batas butir atau grain boundary ferrite.
Pada daerah ini struktur kolumnar paling besar dibanding spesimen 130 Amper dan 100 Amper. Pada gambar b menunjukkan struktur ferit batas butir dan
ferit acicular. Ferit batas butir yang terbentuk besar dan memanjang. ferit batas butir
ferit acicular
ferit Widmanstatten ferit batas butir
ferit acicular FA
FBB FW
ferit batas butir ferit acicular
FW
c. Struktur mikro batas las dan HAZ
a b Gambar 4-5. Foto struktur mikro batas las dan HAZ arus 100 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit acicular, ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Ferit batas butir yang terbentuk kecil
dan memanjang dan ferit acicular berupa bilah-bilah yang menyilang dan berbutir lembut. Gambar b menunjukkan ferit Widmanstten yang berbentuk
garis-garis miring. Ferit acicular terbentuk diantara ferit batas butir.
a b Gambar 4-6. Foto struktur mikro batas las dan HAZ arus 130 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit acicular, ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Ferit batas butir yang terbentuk lebih
besar dan lebih jelas dibandingkan dengan arus 100 Amper. Ferit batas butir FA
FW FBB
FW FBB
FA
FA FW
FBB FA
FBB FW
terbentuk memanjang pada daerah las. Ferit acicular berupa bilah-bilah yang menyilang dan berbutir lembut dan menyebar diantara ferit batas butir. Gambar
b menunjukkan ferit Widmanstten yang berbentuk garis-garis miring pada daerah batas HAZ.
a b Gambar 4- 7. Foto struktur mikro batas las dan HAZ arus 160 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit acicular,
ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Ferit batas butir yang terbentuk lebih besar dan seperti akar pohon. Ferit acicular berupa bilah-bilah yang menyilang
dan berbutir lembut dan menyebar diantara ferit batas butir. Gambar b menunjukkan ferit Widmanstten, ferit acicular dan ferit batas butir yang
terbentuk terlihat lebih jelas. a.
Struktur mikro HAZ Gambar a pada foto struktur mikro 100 Amper menunjukkan struktur
yang terbentuk adalah ferit halus dan ferit kasar. Gambar b menunjukkan bahwa terdapat struktur mikro ferit kasar, ferit poligonal dan ferit halus. Ferit
poligonal yang terbentuk berbutir besar. FW
FBB FA
FBB FA
FW
a b Gambar 4-8. Foto struktur mikro HAZ arus 100 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
a b Gambar 4-9. Foto struktur mikro HAZ arus 130 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit halus,
bainit dan ferit kasar. Struktur yang terbentuk lebih halus dibandingkan dengan struktur arus 100 A mper. Gambar b menunjukkan bahwa terdapat
struktur mikro ferit kasar, ferit poligonal dan ferit halus. Ferit poligonal yang terbentuk berbutir besar.
ferit halus ferit kasar
ferit poligonal
ferit kasar
ferit halus
ferit kasar Ferit halus
ferit kasar ferit halus
a b Gambar 4-10. Foto struktur mikro HAZ arus 160 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit halus dan
ferit kasar. Struktur yang terbentuk paling kasar dibandingkan daerah HAZ yang lain. Gambar b menunjukkan bahwa terdapat struktur mikro ferit
poligonal. e. Struktur mikro batas HAZ dan logam induk
a b Gambar 4-11. Foto struktur mikro batas HAZ dan logam induk arus 100 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit dan ferit halus. Struktur mikro disini terlihat untuk ferit pada batas logam induk tersusun
padat. Pada gambar b menunjukkan ferit yang terbentuk berwarna terang, ferit kasar
ferit halus Ferit poligonal
ferit ferit halus
ferit ferit halus
sedangkan ferit halus mempunyai butiran yang lembut dan mengisi diantara struktur ferit.
a b Gambar 4-12. Foto struktur mikro batas HAZ dan logam induk arus 130 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x
Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit dan ferit halus. Struktur mikro disini terlihat untuk ferit pada batas logam induk tersusun
agak renggang dibandingkan struktur HAZ pada arus 100 Amper. Pada gambar b menunjukkan ferit yang terbentuk berwarna terang, sedangkan ferit halus
mempunyai butiran yang lembut dan mengisi diantara struktur ferit.
a b Gambar 4-13. Foto struktur mikro batas HAZ dan logam induk arus 130 Amper
a perbesaran 200x dan b perbesaran 500x Ferit halus
ferit Ferit halus
ferit
ferit halus ferit
ferit halus ferit
Gambar a menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit dan ferit halus. Struktur mikro disini terlihat untuk ferit pada batas logam induk tersusun
paling renggang dibandingkan struktur HAZ pada variasi arus yang lain. Pada gambar b menunjukkan ferit yang terbentuk berwarna terang, sedangkan ferit
halus mempunyai butiran yang lembut dan mengisi diantara struktur ferit. 3. Hasil Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan menghasilkan data dari nilai kekerasan dari specimen kelompok raw materials dan kelompok variasi arus pengelasan. Nilai
kekerasan dari setiap spesimen dimasukkan kedalam Tabel 4-2 dibawah :
Tabel 4-2. Hasil Uji Kekerasan Vickers dalam satuan kgmm
2
Keterangan : Nomor pada kolom titik tabel 4-2 angka 1-31 menunjukkan posisi titik
pengujian kekerasan mikro Vickers, dapat dilihat pada gambar 4-14 dibawah ini : Spesimen
Titik Daerah
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A 1 197
204 185
2 199 205
189 3 199
214 189
4 197 214
194 5 197
214 195
6 189 226
193 7 197
210 212
8 195 211
214 9 196
211 212
10 191 217
212 11 220
220 249
12 184 217
231 13
Logam las
205 219 229
Rata-rata 197,38 214
208
14 Batas 227
251 251
15 234 274
251 16 229
272 251
17 229 263
248 18 224
239 229
19 223 229
234 20
HAZ
229 220 234
Rata-rata 228 249,5
241,17
21 Batas 234
221 241
22 225 205
219 23 226
212 223
24 214 214
221 25 224
219 223
26 214 217
220 27 219
208 212
28 219 209
212 29 214
219 203
30 212 213
207 31
Logam induk
217 208 203
Rata-rata 218,4 212,4 214,3
Gambar 4-14. Posisi titik pengujian kekerasan
50 100
150 200
250
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29 31
Posisi Titik Pengujian Kekerasan kg
mm2
Logam las HAZ
Logam induk
Gambar 4-15. Nilai Kekerasan Arus 100 Amper Gambar di atas menunjukkan bahwa titik 1 sampai 13 adalah nilai
kekerasan untuk daerah logam las, nilai rata-ratanya adalah 197,38 kgmm
2
. Titik 14 pada grafik menunjukkan nilai kekerasan dari batas logam las dan
HAZ, nilai kekerasannya adalah 227 kgmm
2
. Titik 15 sampai 20 merupakan daerah HAZ yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata sebesar 228 kgmm
2
. Titik 21 merupakan daerah batas antara HAZ dengan logam induk yang
mempunyai nilai kekerasan 234 kgmm
2
. Titik 22 sampai 31 merupakan daerah logam induk yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata adalah 218,4
kgmm
2
. Nilai kekerasan tertinggi pada spesimen dengan variasi arus 100 Amper terletak di daerah HAZ yaitu sebesar 234 kgmm
2
.
1 13 14 15 202122 31
HAZ logam las HAZ
logam induk
50 100
150 200
250 300
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29 31
Posisi Titik Pengujian Kekerasan kg
mm2
Logam las HAZ
Logam induk
Gambar 4-16. Nilai Kekerasan Arus 130 Amper Nilai kekerasan arus 130 Amper, titik 1 sampai 13 adalah nilai
kekerasan untuk daerah logam las, nilai rata-ratanya adalah 214 kgmm
2
. Titik 14 pada grafik menunjukkan nilai kekerasan dari batas logam las dan HAZ,
nilai kekerasannya adalah 251 kgmm
2
. Titik 15 sampai 20 merupakan daerah HAZ yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata sebesar 249,5 kgmm
2
. Titik 21 merupakan daerah batas antara HAZ dengan logam induk
yang mempunyai nilai kekerasan 221 kgmm
2
. Titik 22 sampai 31 merupakan daerah logam induk yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata adalah 212,4
kgmm
2
. Nilai kekerasan tertinggi pada spesimen dengan variasi arus 130 Amper terletak di daerah HAZ yaitu sebesar 274 kgmm
2
.
50 100
150 200
250 300
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29 31
Posisi Titik Pengujian Kekerasan kgmm2
Logam las HAZ
Logam induk
Gambar 4-17. Nilai Kekerasan Arus 160 Amper
Nilai kekerasan arus 160 Amper, Titik 1 sampai 13 adalah nilai kekerasan untuk daerah logam las, nilai rata-ratanya adalah 208 kgmm
2
. Titik 14 pada grafik menunjukkan nilai kekerasan dari batas logam las dan HAZ,
nilai kekerasannya adalah 251 kgmm
2
. Titik 15 sampai 20 merupakan daerah HAZ yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata sebesar 241,17 kgmm
2
. Titik 21 merupakan daerah batas antara HAZ dengan logam induk
yang mempunyai nilai kekerasan 241 kgmm
2
. Titik daerah HAZ nilai rata- ratanya lebih besar dibandingkan daerah batas antara HAZ dan logam induk.
Titik 22 sampai 31 merupakan daerah logam induk yang mempunyai nilai kekerasan rata-rata adalah 214,3 kgmm
2
. Nilai kekerasan tertinggi pada spesimen dengan variasi arus 100 Amper terletak di daerah batas HAZ -logam
las dan HAZ yaitu sebesar 251 kgmm
2
.
50 100
150 200
250 300
1 4
7 10
13 16
19 22
25 28
31 Posisi Titik Pengujian Kekerasan
kgmm2
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A
Gambar 4-18. Grafik Nilai Kekerasan Gambar di atas merupakan gabungan nilai kekerasan hasil pengelasan
dengan variasi arus 100 Amper, 130 Amper dan 160 Amper. Nilai kekerasan arus 130 Amper merupakan nilai kekerasan spesimen paling tinggi diantara
variasi arus 100 Amper dan arus 160 Amper. 4. Hasil Uji Kekuatan Tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material baja paduan rendah sebagai material uji dalam penelitian ini. Hasil
pengujian tarik pada umumnya adalah parameter kekuatan kekuatan tarik dan kekuatan luluh, parameter keliatan atau keuletan yang ditunjukkan dengan
adanya persentase perpanjangan dan persentase kontraksi atau reduksi penampang.
Pengujian dengan menggunakan mesin servopulser pada skala beban 10 ton dan suhu kamar. Spesimen pengujian terdiri dari pengujian tarik untuk
kualitas kekuatan tarik baja paduan rendah hasil pengelasan SMAW dengan elektroda E7018 dan kekuatan tarik daerah las baja paduan rendah.
a. Data-data hasil pengujian tarik pada kelompok raw materials dan kelompok
variasi arus pengelasan yang sudah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam persamaan yang ada. Data-data tersebut selanjutnya dapat dilihat
dari Tabel 4-3. Tabel 4-3. Hasil Pengujian Tarik Untuk Kualitas Kekuatan Tarik Baja Paduan
Rendah Spesimen
Parameter Raw
materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
647,7 - 645,9 666,1
643,3 512,8 655,4 663,6 σ
u
MPa 628,9 631,6 640,1 724,5
Rata-rata 639,9 572,2
647,1 684,7
512,7 - 526,1 544,6
500,8 437,6 534,6 526,6 σ
y
MPa 493,2 525,5 546,2 588,2
Rata-rata 504,2 481,5
535,6 553,1
29,5 - 12,9 19,85
31 9,3 15,78 20,20
e 26 10,75
12,4 20,05
Rata-rata 28,83 10,02
13,69 20,03
69,35 - 40,02 43,82
66,78 28,98 33,87 60,25 q
69,38 30,71 24,61 31,34
Rata-rata 68,50 29,84
32,83 45,14
Data dari Tabel 4-3 hasil pengujian tarik selanjutnya dimasukkan ke dalam diagram batang seperti di bawah ini:
639.9 572.2
647.1 684.7
500 520
540 560
580 600
620 640
660 680
700
MPa
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesimen
Gambar 4-19. Diagram untuk Kualitas Tarik Baja Paduan Rendah Nilai kekuatan tarik untuk kelompok raw materials adalah 639,9
MPa. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 100 Amper adalah 572,2 MPa, ini berarti mengalami penurunan sebesar 67,7 MPa dari kelompok raw materials.
Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 130 A adalah 647,1 MPa, hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 7,2 MPa dari kelompok raw materials dan
sebesar 74,9 MPa dari kelompok 100 Amper. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 160 Amper adalah 684,7 MPa, hal ini berarti mengalami kenaikan
sebesar 44,8 MPa dari kelompok raw materials, mengalami kenaikan sebesar 112,5 MPa dari kelompok 100 Amper dan juga mengalami kenaikan sebesar
37,6 MPa dari kelompok 130 Amper. Data dari gambar 4-20 menunjukkan nilai tegangan luluh untuk
kelompok spesimen raw materials sebesar 504,2 MPa. Nilai tegangan luluh untuk kelompok 100 Amper sebesar 481,5 MPa, hal ini berarti mengalami
penurunan sebesar 22,7 MPa dari kelompok raw materials. Nilai tegangan luluh untuk kelompok 130 A sebesar 535,6 MPa, hal ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 31,4 MPa dari kelompok raw materials, dan juga mengalami kenaikan sebesar 54,1 dari kelompok 100 Amper. Nilai tegangan
luluh untuk kelompok 160 Amper adalah sebesar 553,1 MPa, hal ini berarti mengalami kenaikan dari kelompok lain yaitu untuk kelompok raw materials
sebesar 48,9 MPa, kelompok 100 Amper sebesar 71,6 MPa dan kelompok 130 Amper sebesar 17,5 MPa.
504.2 481.5
535.6 553.1
440 460
480 500
520 540
560 MPa
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesimen
Gambar 4-20. Diagram untuk Tegangan Luluh
28.83
10.02 13.69
20.03
5 10
15 20
25 30
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesimen
Gambar 4-21. Diagram Perpanjangan Nilai perpanjangan untuk kelompok raw materials adalah sebesar
28,83 . Nilai Perpanjangan untuk kelompok yang mengalami perlakuan pengelasan semua mengalami penurunan dibandingkan kelompok raw
materials. Besarnya perpanjangan untuk kelompok 100 Amper menurun
sebesar 65,24 dari raw materials. Nilai perpanjangan untuk kelompok 130 Amper mengalami penurunan sebesar 52,51 dari raw materials. Nilai
perpanjangan untuk kelompok 160 Amper mengalami penurunan sebesar 30,52 dari raw materials.
68.5
33.44 32.83
45.14
10 20
30 40
50 60
70
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesimen
Gambar 4-22. Diagram Reduksi Penampang Nilai reduksi penampang pada kelompok raw materials sebesar
68,5 . Reduksi penampang untuk kelompok yang mengalami perlakuan pengelasan semua mengalami penurunan dibandingkan kelompok raw
materials. Besarnya reduksi penampang untuk kelompok 100 Amper menurun
sebesar 51,18 dari raw materials. Nilai reduksi penampang untuk kelompok 130 Amper mengalami penurunan sebesar 52,07 dari raw
materials . Nilai reduksi penampang untuk kelompok 160 Amper mengalami
penurunan sebesar 34,10 dari raw materials. b.
Data-data hasil pengujian tarik untuk kualitas lasan pada kelompok variasi arus pengelasan yang sudah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam
persamaan yang ada. Data-data tersebut selanjutnya dapat dilihat dari Tabel 4-4.
Tabel 4-4. Hasil Pengujian untuk Kekuatan Tarik Daerah Las Baja Paduan Rendah
Spesimen No Parameter
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A 1 688,8
642,9 664,2
2 689 687
656,4 3
σ
u
MPa 679,5
645,1
Rata-rata 688,9 669,8
655,2 1 608,6
558,3 545,8
2 590,2 578,2
531,3 3
σ
y
MPa 594,8
559,7
Rata-rata 599,4 577,1
545,6 1 18,80
13,35 25,3
2 18,56 18
20,4 3
e 17
24,4
Rata-rata 18,68 16,12
23,37 1 36,49
36,26 57,47
2 44,48 39,14
56,68 3
q 39,82
58,26
Rata-rata 40,48 38,41
57,47
Data dari Tabel 4-4 hasil pengujian tarik selanjutnya dimasukkan ke dalam diagram batang seperti di bawah ini :
688.9 669.8
655.2
630 640
650 660
670 680
690
MPa
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A Spesimen
Gambar 4-23 Diagram Kekuatan Tarik Daerah Las Data dari hasil eksperimen menunjukkan nilai kekuatan tarik daerah
las untuk kelompok 100 Amper adalah 688,9 MPa. Kekuatan tarik daerah las untuk kelompok lainnya mengalami penurunan dibanding kelompok ini. Nilai
kekuatan tarik untuk kelompok 130 Amper sebesar 669,8 MPa, ini berarti mengalami penurunan sebesar 19,1 MPa atau 2,78 dari kelompok 100
Amper. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 160 Amper mengalami penurunan sebesar 33,7 MPa atau 4,89 dari kelompok 100 Amper dan
mengalami penurunan terhadap kelompok 130 Amper sebesar 14,6 MPa atau 2,18 .
599.4 577.1
545.6
510 520
530 540
550 560
570 580
590 600
MPa
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A Spesimen
Gambar 4-24. Diagram Tegangan Luluh Data dari hasil eksperimen menunjukkan nilai tegangan luluh daerah
las untuk kelompok 100 Amper adalah 599,4 MPa. Nilai tegangan luluh daerah las untuk kelompok lainnya mengalami penurunan dibanding kelompok ini.
Nilai tegangan luluh untuk kelompok 130 Amper sebesar 577,1 MPa, ini berarti mengalami penurunan sebesar 22,3 MPa atau 3,72 dari kelompok
100 Amper. Nilai tegangan luluh untuk kelompok 160 Amper mengalami penurunan sebesar 53,8 MPa atau 8,98 dari kelompok 100 Amper dan
mengalami penurunan terhadap kelompok 130 Amper sebesar 31,5 MPa atau 5,46 .
Nilai pertambahan panjang yang terjadi pada spesimen raw materials, kelompok spesimen arus 100 Amper, kelompok spesimen arus 130 Amper dan
kelompok spesimen arus 160 Amper. Data dari hasil pengujian tarik kita dapatkan nilai pertambahan panjang untuk kelompok 160 Amper sebesar 23,37
. Pertambahan panjang yang terjadi pada kelompok arus pengelasan 100 Amper dan 130 Amper mengalami penurunan dibanding kelompok spesimen
arus 160 Amper.
18,68 16,12
23,37
5 10
15 20
25
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A Spesimen
Gambar 4-25. Diagram Perpanjangan Kelompok spesimen arus 100 Amper mengalami penurunan
pertambahan panjang sebesar 20,07 terhadap kelompok spesimen arus 160 Amper, dan mengalami kenaikan pertambahan panjang sebesar 13,7 dari
kelompok 130 Amper. Kelompok spesimen arus 130 Amper mengalami penurunan pertambahan panjang sebesar 31,02 terhadap kelompok spesimen
arus 160 Amper.
4 0 .4 8 3 8 .4 1
5 7 . 4 7
10 20
30 40
50 60
Arus 100 A Arus 130 A
Arus 160 A Spes imen
Gambar 4-26. Diagram untuk reduksi penampang Nilai reduksi penampang pada kelompok spesimen arus 160 Amper
sebesar 57,47 . Nilai Reduksi penampang untuk kelompok lain, semua mengalami penurunan dibandingkan kelompok. spesimen arus 160 Amper
Besarnya reduksi penampang untuk kelompok 100 Amper mengalami penurunan sebesar 29,56 dan mengalami kenaikan terhadap kelompok arus
130 Amper sebesar 5,11 . Nilai reduksi penampang untuk kelompok 130 Amper mengalami penurunan sebesar 33,16 dari kelompok spesimen arus
160 Amper. 5. Hasil Uji Ketangguhan Impak
Eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketangguhan antara bahan yang mengalami perlakuan pengelasan dengan logam induk. Hasil
dari pengujian ketangguhan impak berupa tenaga yang diserap W dalam satuan Joule dan nilai pukul takik K dalam satuan Joulemm
2
. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4-5 di bawah ini :
Tabel 4-5. Hasil Pengujian Ketangguhan Impak
No Parameter
Tenaga patah J
Ketangguhan Joulemm
2
1
80 0,999
2
84 1,058
3 Raw materials
83 1,027
Rata-rata 82,33 1,028
1
149,6 1,84
2
147,3 1,80
3 Arus 100 A
143 1,787
Rata-rata 146,63 1,809
1
138 1,725
2
128 1,607
3 Arus 130 A
128 1,605
Rata-rata 131,33 1,646
1
121 1,51
2
121 1,51
3 Arus 160 A
122 1,52
Rata-rata 121,33 1,513
Data-data dari Tabel 4-5 diatas dapat selanjutnya dimasukkan ke dalam diagram seperti di bawah ini:
82.33 146.63
131.33 121.33
20 40
60 80
100 120
140 160
Joule
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesimen
Gambar 4-27. Diagram Tenaga Patah Nilai tenaga patah untuk kelompok raw materials sebesar 82,33
Joule. Nilai tenaga patah pada kelompok pengelasan mengalami kenaikan terhadap raw materials. Kelompok dengan arus 100 Amper mengalami
kenaikan sebesar 43,85 dari raw materials. Kelompok dengan arus 130 Amper mengalami kenaikan sebesar 37,31 dari kelompok raw materials.
Kelompok dengan arus 160 Amper mengalami kenaikan nilai tenaga patah sebesar 32,14 dari kelompok raw materials.
1,028 1,809
1,646 1,513
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
Joulem m 2
Raw materials Arus 100 A
Arus 130 A Arus 160 A
Spesim en
Gambar 4-28. Diagram Ketangguhan Impak Data dari gambar menunjukkan nilai tenaga patah kelompok raw
materials , kelompok spesimen arus 100 Amper, kelompok spesimen arus 130
Amper dan kelompok spesimen arus 160 Amper. Nilai Ketangguhan untuk kelompok raw materials sebesar 1,028 Joulemm
2
. Nilai tenaga patah pada
kelompok pengelasan mengalami kenaikan terhadap raw materials. Kelompok dengan arus 100 Amper mengalami kenaikan sebesar 43,17 dari raw
materials . Kelompok dengan arus 130 Amper mengalami kenaikan sebesar
37,55 dari kelompok raw materials. Kelompok dengan arus 160 Amper mengalami kenaikan nilai tenaga patah sebesar 32,05 dari kelompok raw
materials .
B. Pembahasan