Kesulitan Belajar Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Belajar

kematian dan penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi biologi. Sedangkan menurut Sunarta 1985 : 7 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkah laku, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di samping kondisi umum itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya diperhatikan adalah kondisi cacat tubuh yang merupakan salah satu penghambat dalam melakukan kegiatan belajar Dalyono, 1997: 232 menggolongkan cacat tubuh itu menjadi 2 macam yaitu : 1. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pandangan dan gangguan psikomotorik. 2. Cacat tubuh serius tetap buta, tuli, bisu, hilang ingatan dan kakinya.

2.5. Faktor- faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Menurut Dalyono 2001: 230 penyebab kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, Faktor ektern yaitu faktor yang bersumber dari luar siswa. Faktor- faktor tersebut meliputi: 2.5.1 Faktor intern faktor dalam diri manusia itu sendiri Faktor intern merupakan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yang berasal dari diri siswa peserta didik. 2.5.1.1. Kondisi kesehatan Kondisi kesehatan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa sering sakit maka tidak dapat mengikuti pelajaran secara kondusif. Seorang anak yang mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motorik menjadi lemah yang berakibat rangsangan yang diterima melalui indranya lambat, saraf akan bertambah lemah, sehingga dia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari yang mengakibatkan pelajaran akan tertinggal jauh. Selain kondisi kesehatan, minat juga dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa, karena tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan muncul kesulitan belajar dalam pelajaran yang tidak dia minati, mungkin tidak sesuai dengan bakat yang menimbulkan masalah pada dirinya. Karena itu pelajaran tidak pernah terproses dalam otak, itulah yang mengakibatkan kesulitan dalam belajar karena seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya, anak yang motivasinya lemah tampak acuh tak acuh atau mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran yang mengakibatkan banyak mengalami kesulitan belajar. Kebiasan belajar yang seperti: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok, sok mempengaruhi teman lain, dan bergaya “minta belas kasian” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar. Kebiasaan belajar tersebut mungkin terjadi karena siswa tidak mengerti arti belajar bagi diri sendiri. 2.5.1.2. Bakat Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda- beda. Seseorang yang berbakat pada suatu mata pelajaran tertentu biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan bakatnya, maka siswa cenderung cepat bosan, tidak senang bahkan tidak mau belajar sehingga nilainya rendah. Sebaliknya jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka siswa akan antusias belajar dengan giat sehingga nilai yang diperolehnya memuaskan. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut: 1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. 2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga. Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu : 1. Bakat Verbal Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata. 2. Bakat Numerikal Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka. 3. Bakat Skolastik Kombinasi kata – kata logika dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer Newton, Einstein, dsb.. 4. Bakat Abstrak Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya. 5. Bakat mekanik Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya. 6. Bakat Relasi Ruang spasial Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb. 7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya. 8. Bakat bahasa linguistik Bakat tentang penalaran analistis bahasa ahli sastra misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya. 2.5.1.3. Minat Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas Hilgar Slameto, 1988 : 59. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu Maprare dan Slameto, 1988: 62. Jadi, dapat disimpulkan, minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, dan konsentrasi anak. Kegiatan yang diminati seseorang, biasanya akan diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jenis – jenis minat Guilford, 1956 : 1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan. a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial. b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan dan lain – lain. c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain. 2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain. Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Bakat dan Minat: 1. Faktor Intern a. Faktor Bawaan Genetik Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat Yusuf, 2004: 31. Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis. b. Faktor kepribadian Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakatnya Asror, 1999: 93. 2. Faktor Ekstern a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas : - Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak Sutiono, 1998: 171. - Lingkungan sekolah Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif. - Lingkungan sosial Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat. Cara Mengembangkan Bakat dan Minat: 1. Perlu Keberanian Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memampukan kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab. 2. Perlu didukung Latihan Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik. 3. Perlu didukung Lingkungan Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya., yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat dan minat. 4. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya. Disini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kita kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian mulai kita memikirkan jalan keluarnya. Kesesuaian antara Bakat dengan Cita-citaKarier Bakat adalah sesuatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu. Bakat ini dapat berkembang dan tampak menonjol, bilamana dilakukan latihan secara terus menerus. Bakat yang berkembang selain mendukung cita- citakarier, dapat juga menjadikan sebuah profesi atau jabatan bagi si pemiliknya, bila berkesempatan untuk dikembangkan. 2.5.1.4. Motivasi Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang yang motivasinya lemah cenderung menampakan sikap acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatian tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu, sering meninggalkan pelajaran yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar. 2.5.2 Cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. 2.5.3 Faktor ektern - Faktor ektern yang berasal dari lingkungan keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Peran keluarga dalam menentukan keberhasilan belajar siswa tidak kalah penting dari lembaga formal dan non formal. Apabila dalam keluarga tidak menyediakan suatu kondisi yang nyaman dan lingkungan yang kreatif bagi anak, maka lingkungan keluarga akan terlibat sebagai salah satu penyebab kesulitan belajar siswa. - Faktor ektern yang bersumber dari lingkungan sekolah 1 Guru meliputi: a. Guru tidak berkualitas b. Hubungan guru dengan murid c. Guru menuntut standart pelajaran diatas kemampuan anak 2 Faktor alat. Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar. 3 Kondisi gedung. Kondisi gedung ditunjukan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan, agar siswa merasa nyaman dalam proses belajar mengajar berlangsung. 4 Kurikulum. Kurikulum harus disusun berdasarkan kemampuan siswa secara umum. Kurikulum yang kurang baik akan membawa kesulitan belajar bagi siswa. 5 Waktu sekolah dan disiplin kurang. Apabila masuk siang, sore, atau malam maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan optimal untuk menerima pelajaran, sebab energi sudah berkurang, udara yang relatif panas diwaktu siang dapat mempercepat proses kelelahan. Disamping itu sikap kurang disiplin baik guru maupun siswa seperti sering terlambat datang, dan tugas yang diberikan tidak dilaksanakan - Faktor Masyarakat Sekitar Dalam bagian ini, kesulitan belajar biasanya dipengaruhi oleh: 1 Media massa seperti bioskop, TV, surat kabar, majalah buku-buku, dan lain- lain. 2 Lingkungan sosial, seperti teman bergaul, tetangga, serta aktivitas dalam masyarakat. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991: 87-88 Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, adapula faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar pada anak didik. Faktor-faktor ini dipandang sebagai faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning disability ketidakmampuan belajar. Sindrom syndrome berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Sindrom itu misalnya disleksia dyslexia, yaitu ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia dysgraphia, yaitu ketidakmampuan belajar menulis, diskalkulia dyscalculia, yaitu ketidakmampuan belajar matematika. Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki IQ yang normal dan bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar anak didik yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya gangguan ringan pada otak minimal brain dysfunction. Muhibbin Syah, 1999: 165. 24 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Sutedi 2009; 58 adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual.Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian studi kasus, karena dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis secara tajam kasus individu atau kelompok dengan cara menganalisis terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut, sehingga memperoleh suatu kesimpulan secara akurat Sutedi, 2009: 61. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA negeri 15 Semarang kelas XII IPS.

3.2.2. Sample Penelitian

Sedangkan sample yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan teknik purposif. Teknik ini digunakan karena dengan pertimbangan tertentu, peneliti memilih kelas XII IPS 4 dengan jumlah siswa sebanyak 36. siswa, karena kelas XII IPS 4 merasa kesulitan menerima pelajaran bahasa Jepang dan memperoleh nilai yang paling rendah diantara kelas XII IPS lainnya.

3.3. Variable Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variable faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Jepang siswa SMA negeri 15 Semarang kelas XII IPS 4.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam rangka penelitian. Pengumpulan data akan berpengaruh pada langkah- langkah berikutnya sampai pada tahap penarikan simpulan. Karena sangat pentingnya proses pengumpulan data ini, maka diperlukan teknik yang benar untuk memperoleh data- data yang akurat, relevan dan bisa dipercaya kebenarannya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data angket atau kuesioner.

3.4.1. Kuesioner atau Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui Arikunto 2006: 225 . Dalam penelitian ini digunakan metode angket dalam pengumpulan data. Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui.