3.2.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali meliputi waktu pengadukan 30 menit dengan kecepatan pengadukan yang sama, temperatur pengeringan dalam oven 60
o
C dan lamanya 24 jam, temperatur pengadukan tepung pati-gliserol yaitu 90
o
C.
3.3 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan adalah biji nangka, akuades, 1-pentanol, dan gliserol. Alat-alat yang digunakan adalah blender, oven, hot plate dan magnetic
stirer, gelas beaker 500 ml, gelas ukur 10 ml, termometer, pipet, desikator, neraca analitik, dan cetakan plastik.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Tepung Pati Biji Nangka
Pembuatan tepung pati biji nangka didasarkan pada metode yang dilakukan oleh Fairus, dkk 2010. Biji nangka dicuci, dikupas, dipotong kecil-
kecil, kemudian diblender. Biji nangka yang telah diblender ditambah dengan air, lalu diperas. Hasil saringan kemudian disimpan selama 12 jam untuk
mengendapkan pati. Endapan pati diambil dan dikeringkan.
3.4.2 Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Pelarut Air
Pembuatan plastik biodegradable dilakukan berdasarkan metode yang diperoleh dari Darni, dkk 2009 dan Larotonda, dkk 2004 dengan pelarut air.
Pati dan air dicampurkan dengan perbandingan 1:20 dalam gelas beker. Campuran dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 35 menit sambil terus diaduk. Pada campuran,
ditambahkan gliserol sesuai variasi, yaitu 20, 25 dan 30 dari berat pati yang digunakan, kemudian diaduk kembali selama 5 menit. Larutan dituangkan
sebanyak 100 mL ke dalam cetakan dan diratakan, lalu diletakkan dalam oven pada suhu 60
o
C selama 24 jam.
3.4.3 Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Pelarut n-Pentanol
Pembuatan plastik biodegradable dilakukan menurut metode yang diperoleh dari Huda Feris 2007. Pati dan pentanol dicampurkan dengan
perbandingan 1:20 dalam gelas beker. Campuran dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 35 menit dan diaduk. Ditambahkan gliserol sesuai variasi, yaitu 20, 25
dan 30 dari berat pati yang digunakan, kemudian diaduk selama 5 menit. Larutan dituangkan sebanyak 100 mL ke dalam cetakan. Hasil cetakan diletakkan
dalam oven pada suhu 60
o
C selama 24 jam.
3.4.4 Karakterisasi Plastik
1. Karakterisasi Gugus Ujung
Karakterisasi gugus ujung dilakukan menggunakan spektroskopi FTIR. Sampel dipreparasi dalam bentuk film.
2. Uji Kuat Tarik
Sampel diuji dengan alat tensile strength sesuai dengan ASTM D638 untuk polimer plastik.
3. Uji Ketahanan Air Uji Ketahanan air
Uji ini didasarkan pada metode yang dilakukan oleh Pimpan, dkk 2001. Plastik dipotong dengan ukuran 1 cm x 1 cm. plastik yang telah dipotong
kemudian ditimbang dengan neraca analitik. Plastik dimasukkan ke dalam
gelas beker 10 ml yang telah diisi akuades sebanyak 5 ml, kemudian didiamkan dalam suhu kamar. Setiap satu menit, plastik diambil, air di
permukaan plastik dilap dengan tisu, kemudian ditimbang. Langkah ini dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh berat konstan.
Berdasarkan hasil pengukuran berat tersebut, dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan: W = berat sampel kering dan W = berat sampel setelah
dikondisikan dalam akuades. Kemudian, persen air yang diserap dikalkulasi lagi dalam perhitungan berikut
untuk mendapatkan persen ketahanan air.
4. Uji Biodegradabilitas
Uji ini didasarkan pada metode yang dilakukan oleh Pimpan, dkk 2001. Plastik dipotong dengan ukuran 5 cm x 1 cm. Plastik dikeringkan dalam
desikator dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan. Sampel dikubur dalam tanah selama ± 2 minggu. Kemudian sampel dikeringkan dalam
desikator lagi dan ditimbang sampai diperoleh berat konstan. Perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Keterangan: W
1
adalah berat sampel sebelum penguburan dan W
2
adalah berat sampel setelah penguburan.
Selanjutnya dihitung perkiraan lamanya terdegradasi dengan perhitungan sebagai berikut:
Waktu yang digunakan untuk uji biodegradabilitas ini adalah enam hari, maka:
Laju degadarbilitas dihitung dengan perhitungan berikut:
25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pembuatan Tepung Pati Biji Nangka
Tepung pati biji nangka yang dihasilkan mempunyai beberapa karakteristik secara fisik. Tepung pati berbentuk serbuk, berwarna
kecoklatan dan masih memiliki aroma biji nangka. Sebanyak dua kilogram biji nangka yang dibuat menjadi tepung, dihasilkan 840 gram tepung pati.
Artinya rendemen pati yang dihasilkan sebesar 42 per berat biji nangka yang digunakan. Hasil uji FTIR tepung pati biji nangka disajikan dalam
grafik berikut.
Gambar 4.1. Spektra FTIR Tepung Pati Biji Nangka Sumber: Data Primer, 2012