2.2 Intrusi Air Laut
Intrusi air laut merupakan permasalahan umum yang terjadi di daerah pesisir pantai berkaitan dengan akuifer air tanah Satish, 2011. Intrusi atau
penyusupan air laut pada dasarnya adalah proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian
lain, yaitu proses terdesaknya air bawah tanah tawar oleh air asinair laut di dalam akuifer pada daerah pantai. Dalam keadaan statis, air tawar akan mengapung di
atas air asin di daerah pantai karena air asin mempunyai densitas yang lebih tinggi dari air tawar, sehingga terbentuklah kedalaman batas interface sebagai batas
antara air tawar dan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air tawar dan air laut. Kondisi normal tanpa intrusi air laut dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Kondisi Normal Tanpa Intrusi Air Laut Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi,
yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah
tanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah.
Interface
Hendrayana, 2002. Mekanisme penyusupan air laut dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Mekanisme Terjadinya Penyusupan Air Laut Kualitas dan keberadaan akuifer air tanah di daerah pesisir pantai terancam
terkena intrusi air laut. Intrusi air laut masuk ke akuifer air tanah dan bercampur dengan air tanah. Kontaminasi air tanah yang telah tercampur dengan air laut
menjadi permasalahan bagi masyarakat pesisir dalam pemakaian air tanah, khususnya penggunaan air minum Igroufa, 2010.
2.3 Intrusi Air Laut di Pekalongan
Tahun 2007 telah dilakukan penelitian oleh Sugeng Widada Ilmu Kelautan Vol.2 mengenai intrusi air laut di kota Pekalongan. Pada penelitian
tersebut melakukan pemetaan lokasi akuifer yang mengandung air payau maupun asin untuk mendapatkan gambaran sebaran air tanah asin, penyebab keasinan air
tanah tersebut sehingga dapat ditemukan cara pencegahan meluasnya zona intrusi air laut. Pada Gambar 2.4 adalah peta sebaran air tanah dangkal kota Pekalongan.
Gambar 2.4 Peta Sebaran Air Tanah Dangkal Widada, 2007 Wilayah pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap berbagai
bencana. Bencana yang biasa terjadi di wilayah pesisir, antara lain: banjir rob dan banjir sungai. Banjir rob merupakan banjir yang diakibatkan oleh air laut pasang
yang menggenangi daratan. Di beberapa kota di Indonesia permasalahan banjir rob ini telah terjadi cukup lama dan semakin parah karena terjadi penurunan muka
tanah, sedangkan air laut meninggi sebagai akibat dari pemanasan global Sumekto, 2007. Kota Pekalongan merupakan salah satu kota yang mengalami
banjir rob di wilayah pesisir. Berdasarkan data kejadian bencana dari Kantor Kesbangpol dan Linmas
2010, sebagaimana dikutip oleh Mardiatno 2012, terdapat 9 kelurahan di 3 kecamatan yang terkena banjir rob. Sembilan kelurahan tersebut terlihat pada
Tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1. Kejadian Rob di Kota Pekalongan No
Kecamatan Kelurahan
1 Pekalongan Utara
Panjang Baru Krapyak Lor
Panjang Wetan Kandang Panjang
Bandengan Pabean
Degayu 2
Pekalongan Timur Klego
3 Pekalongan Barat
Tirto
2.4 Definisi Tahanan Jenis