Prosedur penelitian METODOLOGI PENELITIAN
6. pembuatan cetakan spesimen uji tarik menggunakan papan akrilik dengan
ukuran 18cm x 13cm x 0.8cm.
Gambar 34. Pembuatan cetakan komposit.
7. Membersihkan cetakan menggunakan aseton atau ethanol.
8. Mengolesan wax pada cetakan.
c. Proses pencetakan spesimen uji Komposit
Proses pembuatan komposit dilakukan dengan matrik epoxy. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Alat pencetak dibersihkan dengan kuas yang telah dibasahi aseton.
2. Wax dioleskan pada permukaan alat pencetak agar papan komposit yang
dicetak tidak melekat pada cetakan.
Gambar 35. Skema cetakan komposit. 3.
Menyiapkan wadah tempat pencampuran resin dengan hardener dari gelas ukur yang diberi penutup dan dilapisi oleh lilin malam agar tidak ada udara
kondisi vakum. 4.
Tutup wadah yang telah dilubangi sebanyak 5 buah disambungkan dengan dua buah selang, selang pertama dari resin atau hardener menuju ke wadah
dan selang satunya dari wadah menuju vakum. 5.
Resin Epoxy dicampurkan dengan katalis di dalam wadah yang telah ditutup dengan cara menyambungkan selang keluar ke tabung vakum untuk
mencegah sisa resin atau hardener masuk ke dalam pompa vakum. 6.
Lalu memasukkan selang masuk, pertama dari hardenernya terlebih dahulu sampai di indikator 100 ml.
Gambar 36. Hardener sebanyak 100 ml pada gelas ukur
7. Melepaskan selang yang digunakan untuk memasukkan hardener dan
memasukkan selang baru untuk memasukkan resin.
8. Kemudian memasukkan resin dengan cara yang sama seperti pada hardener
hingga cairan mencapai indikator 200 ml pada gelas ukur.
Gambar 37. Campuran resin dengan hardener pada gelas ukur.
9. Lalu aduk campuran antara resin dengan hardener sampai merata dengan
batang pengaduk. 10.
Menyiapkan serat ijuk pada cetakkan, dan menimbangnya dengan tepat sesuai dengan variasi.
Gambar 38. Serat ijuk yang ditimbang untuk presentasi massa. 11.
Menyusun serat ijuk di dalam cetakan dengan arah horizontal.
Gambar 39. Penyusunan serat ijuk pada cetakan.
12. Menutup cetakan yang telah diisi oleh serat ijuk dan diputari selang yang
tiap sudutnya telah dilubangi dan disambungkan dengan tabung vakum. 13.
Kemudian tutup dengan penutup berbahan acrylic setebal 5 mm dan lapisi lagi dengan plastik berbahan polyethylene dan sambungkan dengan selang
pada bagian atasnya untuk menyalurkan campuran resin dengan hardener kedalam cetakan.
14. Menyalakan pompa vakum dengan keadaan selang masuk dari wadah
campuran resin dengan hardener tertutup dijepit, sehingga plastik polyethylene menekan cetakan dan memastikan tidak ada kebocoran udara
Arah serat
pada sistem cetakkan. Jika terjadi kebocoran udara, dapat menggunakan lilin malam untuk menutupnya. Lalu menutup katup pada tabung vakum sehingga
tekanan pada sistem cetakan tertahan di 20 psi. 15.
Memasukkan selang masuk pada wadah campuran resin dan hardener epoxy, sehingga cairan mengalir memasuki cetakan dan membasahi serat
sampai cetakan dipenuhi dengan cairan epoxy. 16.
Memperhatikan tekanan, jika kurang dari 20 psi, pompa vakum dinyalakan kembali.
17. Ketika sudah penuh, maka cairan epoxy yang berlebih akan mengalir melalui
saluran keluar yang menuju tabung vakum, biarkan selama 5 menit sehingga epoxy benar-benar memenuhi seluruh kapasitas cetakan.
18. Menutup saluran masuk dan saluran keluar dengan penjepit, lalu
melepaskannya dari tabung vakum dan wadah campuran epoxy. 19.
Memasukkan campuran antara serat ijuk dengan epoxy komposit ke dalam inkubator dengan panas ± 80º C.
20. Tunggu sampai komposit menjadi keras, kurang lebih selama 15 menit.
21. Keluarkan komposit dalam cetakan dari inkubator dan biarkan sampai
suhunya turun. 22.
Lepas semua sistem cetakan, dan buka cetakan menggunakan alat bantu seperti cutter, pahat, palu kecil dan alat bantu lainnya.
d. Finishing spesimen uji
1. Papan komposit yang telah dilepaskan dari cetakan kemudian di gerinda
terlebih dahulu dan ditimbang. 2.
Memotong spesimen sebanyak 12 buah sesuai dengan ukuran standar ASTM D 638-03.
Gambar 40. Proses pemotongan spesimen uji.
3. Setelah pemotongan, spesimen di gerinda agar mendekati ukuran standar.
Gambar 41. Sketsa spesimen uji tarik ASTM D 638-03 ASTM, 2004.
4. Mengamplas spesimen dengan menggunakan mesin grinder polisher dengan
kecepatan bervariasi dengan tingkat kekasaran amplas 60 dan 500.
Gambar 42. Polish spesimen dengan mesin polisher.
5. Tahap finishing, pemberian label pada setiap spesimen uji.
Gambar 43. Pelabelan spesimen
e. Pengujian komposit
Setelah spesimen uji selesai dibuat, dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :
1. Uji tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik dari bahan komposit. Pengujian ini dilaku
kan dengan mesin uji “Universal Testing Machine
UTM”, seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 44. Skema alat pengujian tarik dengan UTM Langkah-langkah pengujian tarik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a
Mengukur spesimen uji meliputi panjang daerah cekam, panjang daerah uji, lebar daerah uji dan tebal daerah uji.
b Menghidupkan mesin uji tarik Tarno Grocki.
c Memastikan tekanan udara pneumatic untuk beban maksimum yang
diperlukan terpenuhi. d
Memasang pencekam gripp holder
e Memastikan data spesimen uji yang telah diukur pada komputer dan
menetapkan kecepatan pengujian. f
Memastikan jarak pencekam sesuai dengan panjang minimal daerah cekaman gripped length.
g Memasang spesimen uji, dan memastikan tercekam dengan sempurna
kuat. h
Menjalankan mesin uji tarik i
Setelah patah, hentikan proses penarikan secepatnya. j
Mengambil hasil rekaman mesin plotter dari proses penarikan. k
Mengolah data-data hasil uji kekuatan tarik.
2. Pengamatan dengan SEM awal
Prosedur pengujian scanning electrone microscope SEM awal untuk melihat kerusakan setelah uji tarik. Langkah untuk pengamatan SEM yang
dilakukan adalah : a
Pemasangan spesimen pada cawan SEM dengan menggunakan pita karbon carbon tape.
b Pelapisan sisi-sisi spesimen uji dengan carbon ink untuk membantu
konduktifitas spesimen uji. c
Proses pelapisan permukaan spesimen uji dengan platina coathingsputtering dengan mesin auto coather.
d Menghidupkan perangkat pengamatan SEM.
e Penempatan spesimen pada tabung SEM dan dilanjutkan dengan
pengambilan gambar SEM. f
Pencetakan hasil atau gambar SEM yang telah diambil.
3. Pengamatan dengan SEM patahan
Prosedur pengamatan dengan SEM untuk patahan uji kekuatan tarik sama seperti pada pengamatan dengan SEM awal, perbedaanya hanya spesimen
untuk pengamatan ini dibuatkan dari daerah patahan uji kekuatan tarik.
4. Jumlah spesimen uji
Spesimen uji untuk serat ijuk ini sebanyak 12 sampel, tiap jenis kompositnya ada 4 sampel dengan uji tarik untuk tiap perbandingan panjang serat dengan
serat ijuk.
Tabel 4. Jumlah spesimen yang akan di uji Nama
Pengujian Fraksi Volume
10 15
20 Tarik
4 4
4 Jumlah
4 4
4
Tabel 5. Jumlah spesimen uji SEM Nama pengujian
Spesimen SEM
A4 C3
Jumlah 1
1