40
Bahasa Indonesia SDMI Kelas III
3. Buatlah kemoceng dari tali rafia dengan petunjuk sebagai berikut:
a. Siapkan bahan-bahannya, yaitu tiga macam tali rafia ukuran sedang dengan warna berbeda, masing-masing lima buah
b. Siapkan gunting, sisir rambut, dan kayu pemegang kurang lebih 50 cm-60 cm
c. Rafia digunting panjang kurang lebih 15 cm d. Sematkan guntingan rafia ke rafia panjang dengan bentuk tali jangkar
di tengah segitiga tali jangkar di tengah e. Sisirlah sematan potongan rafia tersebut hingga menjadi lembut
f. Setelah rafia sematan yang telah jadi dapat dililitkan ke kayu pemegang sambil dikencangkan, kemoceng siap digunakan
Ceritakan di depan kelas cara membuat kemoceng dengan kalimatmu sendiri
C. Membaca Intensif
1. Tutuplah bukumu Dengarkan cerita yang dibacakan oleh salah satu temanmu berikut ini
Menggoreng Tanpa Minyak
Rina berlibur di rumah Nenek di kaki Gunung Lawu. Cukup banyak
pengalaman baru yang dialami Rina. Baru sekarang ia melihat pohon tua
yang telah berusia ratusan tahun. Kini, Rina mengerti buah rambutan
bergelantungan di ranting pohon. Tadinya Rina mengira buah rambutan
bergelantungan serenceng di pohon.
Seperti rencengan rambutan yang dijual orang. Rina menertawakan ketidaktahuannya sendiri.
K K
K K
K e e
e e
e gia gia
gia gia
gia t a n 4 .1 t a n 4 .1
t a n 4 .1 t a n 4 .1
t a n 4 .1
Gambar 4.6 Nenek sedang menggoreng
Sumber: Smart media
41
Bahasa Indonesia SDMI Kelas III
Di rumah Nenek juga ada sapi berwarna hitam. Kata Nenek, sapi tersebut berbeda dengan sapi biasa. Kalau dijual jauh lebih mahal. Rina juga melihat
langsung cara memberi makan dan minum sapi. Pengalaman baru Rina sepertinya tidak ada habis-habisnya. Hari ini,
Rina membantu Nenek membuat kacang goreng. “Rina, tolong ambilkan dua takar kacang kering di karung itu” perintah
Nenek. Rina senang melihat takaran yang terbuat dari batok kelapa. Sementara itu, Nenek menyalakan kayu bakar di tungku. Nenek tidak
punya kompor gas atau kompor minyak tanah. “Setelah itu, isi periuk dengan pasir. Cukup setengah periuk saja, pasirnya
ada di samping rumah,” perintah Nenek lebih lanjut. Rina segera mengisi periuk dengan pasir. Nenek lalu meletakkannya di
atas tungku. “Lho, Nenek kok masak pasir? Hihihi… seperti penyihir saja,” komentar
Rina. Dia teringat cerita penyihir yang memasak ramuan di periuk. “Ini untuk menggoreng kacang,” jawab Nenek.
“Mana minyaknya?” protes Rina tidak mengerti. “Tidak usah pakai minyak. Kamu belum pernah lihat, kan? Coba kamu
lihat saja nanti,” jawab Nenek. Beberapa saat kemudian, pasir itu menjadi panas. Nenek memasukkan
kacang ke dalamnya, lalu mengaduk-aduknya. Rina ingin mencoba mengaduk juga. Nenek memberi solet kayu kepada Rina. Dengan semangat,
Rina mengaduk kacang di pasir itu.
Beberapa saat kemudian, Nenek mengambil sedikit kacang dari periuk. “Coba rasakan” Nenek menaruh beberapa butir kacang di atas piring.
Rina mengupas kacang yang masih hangat itu. “Hm, enak, Nek” Nenek mengangkat periuk dari tungku. Disendoknya kacang itu ke piring.
Piring itu kemudian digoyang-goyangkan agar pasir dan kacang terpisah. Kacang yang sudah bersih diletakkan di piring yang lain.
“Wah, Rina baru tahu kalau kacang bisa dimasak tanpa minyak. Apalagi yang bisa dimasak dengan pasir, Nek?”
“Kerupuk,” jawab Nenek sambil menatap Rina. Nenek sangat senang melihat cucunya menikmati kacang itu.
Diambil dari Majalah Bobo No. 09, 5 Juni 2003