BAB 1 PERANCANGAN CONVENTION HALL DI KOTA BANDUNG cek20032017(1)

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun
hal-hal baru beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap
kepentingan manusia selain melalui media massa, dapat juga dilaksanakan
melalui pertemuan dan konvensi baik bersifat internasional, nasional, maupun
regional. Dalam lingkup yang lebih kecil dapat juga dilaksanakan seperti pada
perusahaan, kantor pemerintah, dan lain sebagainya.
Penyelenggaraan pertemuan atau konvensi diharapkan dapat menjadi
dinamisator bagi perkembangan industri ekonomi yang berkaitan dengan
kegiatan seperti pariwisata, hiburan, transportasi, dan sebagainya. Dari
konteks hubungan diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan konvensi merupakan
perpaduan antara kegiatan bisnis (Meeting, Congresses) dan rekreasi.
Kota Bandung, sebagai Ibu kota Jawa Barat dan memiliki banyak objek
wisata, belum memiliki pusat konvensi yang dapat merepresentasikan kota
seperti Jakarta Convention Center. Padahal Bandung layak untuk dijadikan
tempat tujuan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition),
terbukti dengan intensitas event MICE yang diadakan di Bandung terbilang
banyak. Kebutuhan akan tempat konvensi diperkuat dengan adanya niat

pemerintah untuk membangun fasilitas konvensi dalam rangka menanggapi
pelaksanaan KAA II beberapa waktu lalu yang hingga saat ini belum tercapai.
Selain adanya dukungan pemerintah, terdapat beberapa faktor yang
mendukung terjadinya aktiviitas konvensi antara lain :


Asia Tenggara dan Amerika Selatan sering diadakan pertemuan
internasional dalam bidang bisnis,



Perkembangan perusahaan multi nasional dan nasional yang
membutuhkan inter-departemental dan inter-regional meeting,



Perubahan teknik marketing, menggunakan launching produk dan
pertemuan promosi,




Kebutuhan akan pembaharuan informasi dan metode dalam pelatihan
manajemen perusahaan dalam pertemuan



Meningkatnya jumlah badan-badan pemerintahan sehingga terdapat

peningkatan untuk menyelenggarakan sidang / rapat,


Bandung sebagai creative cluster, Terdapat banyak festival dan event
yang rutin diselenggarakan di Bandung dan membutuhkan sarana
untuk berkumpul,



Bertambah profesionalnya manajemen dan pemasaran dalam bidang
pariwisata.


Dari uraian di atas, Kota Bandung membutuhkan wadah yang di bangun
khusus untuk keperluan pertemuan, pameran, serta aktivitas yang yang
jumlah kapasitasnya tidak terbatas. maka perencanaan gedung “Convention
Hall“, dipilih untuk dikemukakan dan di kembangkan dengan harapan dapat
berfungsi sebagai sarana penunjang dan mampu mendukung kegiatan
utamanya disamping kegiatan lain yang bergerak dalam bidang jasa antara
lain kegiatan pertemuan, hiburan dan pameran.
1.2.

Gagasan


Merancang Convention Hall sebagai bangunan publik yang dapat
memenuhi kebutuhan yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang
sesuai dengan pengguna di dalamnya.



Meningkatkan potensi Kota Bandung sehingga dapat meningkatkan




kerjasama dengan negara lain.
Memanfaatkan lahan yang ada dengan tepat, sehingga tidak ada lahan
yang terbuang.

1.3.

Rumusan Masalah
Bagaimana menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas
dalamnya seperti menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan
menginformasikan.
1.5.1. Tujuan
Tujuan dari perancangan Convention Hall ini adalah Menyusun
konsep perencanaan dan perancangan bangunan exhibition and
Convention Hall sehingga diharapkan mampu memberikan fungsinya
sebagai bangunan publik yang dapat mewadahi berbagai kegiatan.
Selain itu adapun tujuan lainnya adalah merupakan topik yang diangkat

untuk memenuhi kewajiban tugas akhir yang harus dipenuhi sebagai

salah satu syarat kelulusan.
1.5.2. Manfaat
Adapun manfat yang dapat diambil dari perancangan ini adalah
A. Bagi lingkungan
1) Meningkatkan efisiensi tata guna lahan, ruang dan daya
tampun Kota
B. Bagi Masyarakat
1) Sebagai pusat interaksi publik, tempat berkumpul, pusat
kegiatan konvensi.
2) Sebagai sarana penyedia kebutuhan fasilitas pertemuan, rapat
dan diklat.
C. Bagi Pemerintah
1) Meningkatkan perdagangan dan jasa secara nasional dan
internasional yang dapat berdampak posotif bagi pendapatan
daerah.
2) Sebagai sarana untuk memajukan tata ruang wilayah maupun
detail tata ruang kota dengan menciptakan suatu landmark
yang dapat mencerminkan identitas kota.
D. Bagi kalangan akademik
1) Dapat meningkatkan kemampuan dan kepekaan dalam proses

perancangan;
2) Dapat menerapkan prinsip-prinsip desain yang telah dipelajari
terhadap desain yang akan dibuat;
3) Dapat melalui proses pembelajaran dengan baik sehingga
nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat;

1.4.

Batasan Masalah
Dalam proses perancangan ini terdapat beberapa batasan yang diberikan
agar nantinya desain yang akan dibuat tidak keluar dari batasan tersebut.
Batasan ini mengacu pada aturan tentang objek tugas akhir. Batasan-batasan
tersebut antara lain :
A. Objek rancangan pada tingkat lanjut, bermasa tunggal-majemuk.

B. Berada pada setting lingkungan kota besar dan pada area tapak yang
terbatas.
C. Batasan-batasan tapak meliputi:
1. Luas tapak berkisar + 2Ha
2. Ketentuan KDB dan KLB mengikuti peraturan bangunan setempat

3. Jumlah massa tunggal/majemuk
4. Tapak dengan topografi datar
D. Menggunakan tema Arsitektur Neo Vernakular
1.5.

Pendekatan / Metodologi
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada tugas akhir
revitalisasi pasar rakyat ini melalui tahapan-tahapan metode kerja, antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perancangan. Metode
pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
a. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan pemahaman awal serta
gambaran permasalahan dan mendapatkan data-data sekunder yang
berkaitan dengan perancangan. Teori-teori yang diperoleh dari berbagai
literatur yang mendukung data mengenai bangunan pasar maupun tema
pada bangunan ini.
b. Observasi Lapangan

Observasi lapangan bertujuan untuk memperoleh data lingkungan tapak
perencanaan, melihat kondisi dan potensi tapak, mengamati tipologi
bangunan yang terdapat pada lingkungan tapak, dan mempelajari tapak
yang dipilih. Hasil observasi lapangan berupa data-data pengamatan
dan foto-foto di sekitar tapak terpilih.
c. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai
gambaran umum permasalahan yang ada dan keterangan-keterangan
lain yang berkaitan dengan proyek tugas akhir bangunan ini
d. Studi Komparasi

Studi komparasi bertujuan untuk mencari bahan perbandingan baik itu
terhadap proyek sejenis maupun tema sejenis. Sumber studi banding
dapat diperoleh melalui literatur, pencarian melalui internet maupun
terkait wawancara.
2. Tahap Analisis
Dari data yang didapat, baik itu data mengenai eksisting tapak,
jumlah pedagang, komoditi yang ada, bangunan maupun tema, akan
dianalisis sebagai usaha mengidentifikasi masalah dan potensi yang akan
terbentuk serta menerapkan teori-teori yang terkait dengan bangunan

maupun tema.
3. Tahap Pengembangan Konsep
Setelah proses analisa data dan sintesis, data yang telah didapat
menjadi acuan dalam penjabaran dan pengembangan konsep sistematis
yang dibentuk. Untuk membuat konsep perlu dipahami batasan-batasan
yang telah dibuat sehingga tidak keluar dari ketentuan yang sudah
ditetapkan.

4. Tahap Perancangan / Desain
Setelah konsep dibuat, konsep tersebut dikembangkan menjadi
sebuah rancangan desain.Adapun metode desain yang digunakan antara
lain :
1. Ikonik
Suatu

pendekatan

perancangan

yang


dilakukan

dengan

mengadaptasi bentukan-bentukan yang telah ada sebelumnya, yang
dalam pengembangannya dapat diintepretasi ulang sampai padataraf
tertentu menjadi sebuah bangunan yang pada akhirnya bangunan
tersebut menjadi ikon sebuah kawasan/wilayah.
2. Tipologi
Suatu pendekatan yang mengklasifikasikan bangunan dengan
mempelajari

type

dari

obyek-obyek

arsitektural


kemudian

mengelompokkannya (menempatkan obyek-obyek tersebut) dalam
suatuklasifikasi type berdasarkan kesamaan/keserupaan dalam hal-hal
tertentu yang dimiliki oleh obyek arsitektural tersebut.
3. Pendekatan Klimatik
Yang dimaksud dengan pendekatan klimatik ini adalah bagaimana
mendesain bangunan yang tanggap terhadap iklim setempat.
4. Urban context
Suatu pendekatan perancangan yang melihat berpedoman pada
latar lingkungan yang telah ada, sehingga objek arsitektural yang
dirancang sesuai dan tidak kontras dengan bangunan di sekitarnya.
Metode desain jangan langsung copy paste (yang saya coret) tapi di sesuaikan
dengan metode/pendekatan yang fachrian pakai apa? (bisa tanya encep jika
tidak paham)

4.1.

Sistematika Laporan
Sistematika pembahasan laporan ini secara garis besar adalah sebagai
berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, Gagasan, Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat, Batasan Masalah, Pendekatan / Metodologi
Serta Sistematika Laporan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang tinjauan teoritik (landasan dari tema),

tinjauan kota dan lingkungan, klasifikasi proyek.Dan
pembahasan yang berisi studi komparatif terhadap beberapa
proyek sejenis.Studi komparsi berupa studi literatur maupun
BAB III

studi lapangan.
TINJAUAN TAPAK / SITE
Penjelasan mengenai tinjauan kawasan perencanaan proyek
meliputi deskripsi proyek, tinjauan lokasi, dan kondisi
lingkungan (data tapak, karakteristik tapak, potensi tapak,
karakteristik bangunan) dan analisis tapak (eksisting tapak,
batasan tapak, orientasi matahari, angin, drainase, view ke
luar tapak, vegetasi, sirkulasi kendaraan, dan sirkulasi
pejalan kaki.

BAB IV

PROGRAM

PERENCANAAN

AKTIVITAS

DAN

RUANG
Penjelasan meliputi studi kualitatif (strukturorganisasi,
kebutuhan ruang, jadwal kegiatan, pengguna bangunan,
zoning ruang, organisas ruang, kedekatan ruang), dan studi
kuantitatif (besaran ruang).

BAB V

KONSEP PERANCANGAN
Penjelasan mengenai elaborasi tema, konsep arsitektur,
konsep tapak (zoning tapak, pencapaian kebangunan,
orientasi dan tataletak massa bangunan, ruangluar, lansekap,
danvegetasi),

konsep

ruang

dalam

pada

bangunan

(organisasi ruang dalam pada bangunan, zoning ruang
dalam pada bangunan, sirkulasi ruang dalam pada
bangunan), konsep bentuk bangunan (massa bangunan,
proporsi bangunan, fasade bangunan), konsep keteknikan
(bahan bangunan, struktur bangunan, dan konsep utilitas

tapak dan bangunan).

BAB VI

DESAIN
Penjelasan yang diambil dari konsep perancangan, analisis
data dan program ruang yang diimplementasikan berupa
gambar kerja.

BAB VII

PENUTUP
Pada Bab Penutup menjelaskan beberapa Kesimpulan atau
intisari mulai dari pembahasan bab I samapai dengan bab
VI, serta menerangkan beberapa Saran yang membangun
untuk perbaikan perancangan di kemudian hari.

DAFTAR

Pada Bab ini terdiri dari kumplan referensi yang digunakan

PUSTAKA

penulis dalam mengerjakan Tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Dalam lampiran akan di sertakan gambar-gambar detail dari
desain dan foto maket