Kesimpulan Saran Sistem Biometrika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil rancangan, pengujian serta analisa yang telah dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pengamanan sepeda motor dengan sidikjari merupakan hal yang efisien dimana dengan untuk menghidupkan sepeda motor tersebut harus menggunakan sidikjari pemilik kendaraan. Dari hasil penelitian dengan 10 respon dan tidak ditemukan adanya sidikjari yang sama atau dapat menghidupkan kendaraan tersebut. 2. Memamfaatkan modul GSM global service for mobile sebagai pengontrol jarak jauh sangat efisien di gunakan, karena jangkauan servis yang sangat luas dan dapat mengetahui kondisi kendaraan dari jarak jauh.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bias memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada penelitian tugas akhir ini. Beberapa saran yang bias diberikan adalah sebagai berikut. 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang araha kuisisi data sisikjari, sehingga arah sidikjari dapatdilakukan sebebas mungkin tanpa mempengaruhi identifikasi. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang Pengembangan Modul GSM , Sehingga dapat di ketahui keberadaan kereta apabila terjadi kehilangan Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Biometrika

Sistem biometrik merupakan suatu teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Biometrika berasal dari kata bio dan metrics. Bio berarti hidup sedangkan metrics berarti mengukur. Biometrika berarti mengukur karakteristik pembeda pada badan atau perilaku seseorang yang digunakan untuk melakukan pengenalan secara otomatis terhadap identitas orang tersebut, dengan membandingkannya dengan karakteristik yang sebelumnya yang telah disimpan dalam database. Secara umum karakteristik pembeda sistem biometrika dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu karakteristik fisiologis atau fisik physical characteristic dan karakteristik perilakubehavioral characteristic .

2.1.1 Sidik Jari

Sidik Jari merupakan identitas pribadi yang tidak mungkin ada yang menyamainya. Sifat- sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu guratan- guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik. Ilmu yang mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati. Sidik jari merupakan struktur genetika dalam bentuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada diri manusia yang tidak dapat dihapus atau dirubah. Karakteristik sidik jari merupakan gabungan dari pola bukit ridge dan lembah valley. Bentuk dari bukit dan lembah merupakan kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. DNA memberikan arah dalam pembentukan kulit ke janin, namun pembentukan sidik jari pada kulit itu sendiri merupakan suatu kejadian acak random. Universitas Sumatera Utara Inilah yang menjadi suatu alasan mengapa setiap jari seseorang memiliki sidik jari yang berbeda-beda dengan orang lain,bahkan pada kembar identik.

2.1.2 Klasifikasi dan Tipe Pola Sidik Jari

Sidik jari dapat dibagi kedalam tiga buah tipe pola utama yaitu : Arche,loop, dan whorl. Tipe loop merupakan pola yang paling banyak ditemukan. Menurut Galton sekitar 60 sidik jari bertipe loop 30 bertipe whorl dan 10 bertipe arche. Sebuah sidik jari dapat dipandang dari beberapa tingkat yang berbeda yaitu: tingkat global, tingkat local dan tingkat yang sangat baik. Pada tingkat global sidik jari dipandang secara menyeluruh . Pada tingkat ini dapat ditemukan titik singular yang disebut titik inti core pint dan titik delta delta point. Pada tingkat global, titik singular cocok untuk mengklasifikasikan tipe sidik jari, namun tidak cocok untuk pencocokan sidik jari. Pada tingkat local, sidik jari dipandang lebih detail. Pada tingkat ini dapat ditemukan detail minusi atau titik minusi. Titik minusi merupakan titik-titik informasi yang dapat mencirikan suatu sidik jari. Beberapa bagian pada sidik jari yang dapat dijadikan sebagai titik minusi antara lain akhir bukit ridge termination, percabangan bifurcation , pulau island , danau lake , taji spur , persilangan crossover . Berdasarkan beberapa titik minusi diatas titik percabangan dan titik akhir bukit merupakan titik yang paling banyak digunakan dalam proses pengenalan sidik jari. Pada tingkat sangat baik, sidik jari dipandang sangat detail. Pada tingkat ini dapat ditemukan pori-pori pada sidik jari . posisi dan bentuk dari pori-pori dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang. Untuk mendapatkan informasi ini diperlukan sebuah citra sidik jari dengan resolusi yang sangat tinggi. Gambar 2.1 Bentuk Sidik Jari

2.1.2.1 Loop Sangkutan

Universitas Sumatera Utara Loop Sangkutan adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.

2.1.2.2 Arch Busur

Arch Busur merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik tengah.

2.1.2.3 Whorl Lingkaran

Whorl Lingkaran adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl, dan Accidental whorl.

2.2.1 Sensor Optik

Jari menyentuh sisi atas dari kaca prisma, tapi ridges mulai bersentuhan dengan permukaan prisma, bekas valley pada jarak pasti. Pada sisi kiri prisma menerangi melalui suatu cahaya yang menyebar. Cahaya masuk ke prisma dicerminkan pada valley, dan secara acak menyebar menyerap pada ridges. Pantulan yang kurang memberikan ridges menjadi berbeda-beda dari valleys. Sinar cahaya keluar dari sisi kanan prisma dan fokus melaui lensa diatas CCD atau CMOS sensor gambar. Karena alat FTIR berguna untuk permukaan 3 dimensi, ini tidak dapat dengan mudah menipu pemberian foto atau cetak gambar dari sidik jari. Ketika jari sangat kering, itu tidak dapat membuat kontak yang sama dengan permukaan sensor. Memperbaiki pembentukan sidik jari dari jari yang kering yang mana ridge tidak mengandung partikel keringat, beberapa penghasil scanner menggunakan lapisan silikon yang menyerupai kontak dari permukaan dengan prisma. Dengan tujuan mengurangi biaya dari alat optik, plastik pada saat sekarang sering kali digunakan dibandingkan kaca prisma, dan lensa. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Sensor Sidik Jari Dengan FTIR Dimana seperti pada percobaan Newton menjelaskan bahwa cahaya putih polikromatis bila dilewatkan terhadap prisma akan mengalami gejala disperse yaitu gejala peruraian cahaya putih menjadi cahaya monokromatik merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Dispersi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya. Gambar 2.3 Gejala Dispersi Cahaya Menggunakan lembaran prima membuat angka dari “primslets” berdampingan. Dibandingkan dari prisma satu yang besar, membolehkan ukuran dari kumpulan mesin untuk dikurangi beberapa tingkat. Sesungguhnya sekalipun sisa lintasan optik sama, lembaran prisma hampir datar. Bagaimanapun, kualitas dari perolehan gambar secara umum rendah dibandingkan teknik tradisional FTIR menggunakan kaca prisma. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Menggunakan Lembaran Prisma Dalam Perolehan FTIR Sidik Jari

2.3 Mikrokontroler