ANALISA NILAI KESILINDRISAN. .1.Hubungan Sudut Potong UtamaKr Dan Gerak Makanf Pada

commit to user 38 4.2 ANALISA NILAI KESILINDRISAN. 4.2.1.Hubungan Sudut Potong UtamaKr Dan Gerak Makanf Pada Nilai Kesilindrisan Hasil Proses. Didapat data dan dihitung nilai kesilindrisan nya, kemudian dibuat grafik nilai kesilindrisan masing – masing sudut potong utamakr adalah seperti dibawah ini Gambar 4.3 Grafik Kesilindrisan Kr = 90° Dari gambar 4.3 terlihat bahwa dengan pemakaian pahat sudut potong utama konstan 90° dengan variasi gerak makan menghasilkan nilai kesilindrisan yang semakin besar. Dapat dilihat bahwa semakin besar gerak makan maka nilai kesilindrisannya juga akan bertambah besar. Untuk grafik kesilidrisan diatas, pada grafik spesimen 1 pada variasi sudut 90° dengan gerak makan 0.143 mmr tingkat kesilindrisannya paling besar, dikarenakan pada pembubutan tersebut tingkat getaran dan defleksinya paling tinggi diantara percobaan pada spesimen baja ST 42 dengan pemakaian sudut potongKr 90°, dengan nilai kesilindrisan 180 µm sampai 340 µm. commit to user 39 Gambar 4.4 Grafik kesilindrisan Kr = 70° Dari gambar 4.4 terlihat bahwa dengan pemakaian pahat sudut potong utama konstan 70° dengan variasi gerak makan menghasilkan nilai kesilindrisan yang semakin besar. Dapat dilihat bahwa semakin besar gerak makan maka nilai kesilindrisannya juga akan bertambah besar. Pada grafik diatas terlihat antara spesimen 1 dengan spesimen 2 tidak terjadi penyimpangan nilai kesilindrisan yang tidak terlalu besar, karena pada saat pecobaan getaran dan defleksi yang terjadi tidak terlalu besar, dengan nilai kesilindrisan dari 340 µm sampai 510 µm. commit to user 40 Gambar 4.5 Grafik Kesilindrisan Kr = 60° Dari gambar 4.5 terlihat bahwa dengan pemakaian sudut potong utama konstan 60° dengan variasi gerak makan menghasilkan nilai kesilindrisan yang semakin besar. Dapat dilihat bahwa semakin besar gerak makan maka nilai kesilindrisannya juga akan bertambah besar. Pada percobaan dengan pemakaian pahat sudut potong utama 60° terjadi getaran dan lenturan yang besar pada benda kerja diantara pecobaan yang lainnya baik pada spesimen 1 dan spesimen 2, dengan nilai kesilindrisan 610 µm sampai 800 µm. commit to user 41 100 200 300 400 500 600 700 800 Kr 90° Kr 70° Kr 60° N ilai Ke s ilin dr is an µ m Sudut potong Utama Kr F = 0.082 mmr F = 0.114 mmr F = 0.143 mmr Gambar 4.6 Grafik Kesilindrisan Sudut Potong Utama Kr Dari gambar 4.6 terlihat bahwa dengan pemakaian pahat dengan sudut potong utama semakin kecil yaitu Kr = 90°, 70°, dan 60° dengan gerak makan semakin tinggi yaitu f = 0.082 mmr, 0.114 mmr, dan 0.143 mmr menghasilkan nilai kesilindrisan yang semakin besar. Nilai kesilindrisannya yaitu 180 µm sampai 800 µm. commit to user 42

4.3 PEMBAHASAN