commit to user
2 kebulatankesilindrisan. Dengan mengubah sudut potong utama, maka
kebulatankesilindrisan benda kerja juga akan berbeda. Kualitas komponen dapat dicapai dengan mengubah sudut potong utama
Kr yang dipergunakan pada bidang manufaktur. Kemampuan mencapai kesilindrisan suatu produk, kerap kali merupakan kebutuhan utama pada
pembubutan memanjang. Produk yang dihasilkan dari proses pemesinan sangat beraneka ragam,
dan salah satunya adalah poros. Material yang digunakan untuk membubut
poros ini adalah ST 42 dan menggunakan pahat HSS, kemudian
memvariasikan parameter potongnya, yaitu sudut potong utama dan gerak
makan. 1.2 Perumusan Masalah
Proses permesinan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang maksimal sesuai yang diharapkan dan salah satunya adalah tingkat
kesilindrisan yang mendekati sempurna. Dengan mengacu latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh sudut potong utama Kr dan gerak makan
feeding terhadap kesilindrisan permukaan suatu benda kerja.
1.3 Batasan Masalah
1. Proses pembubutan adalah proses pembubutan silindris.
2. Proses bubut tersebut tanpa menggunakan tail stock
3. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesilindrisan
permukaan pada material baja ST 42 difokuskan pada feeding dan sudut potong utamaKr, serta pahat yang digunakan adalah pahat HSS.
4. Putaran spindle konstan. 5. Tidak membahas gaya-gaya yang bekerja pada proses pembubutan.
6. Defleksi yang di timbulkan oleh mesin bubut diabaikan. 7. Keausan pahat diabaikan.
8. Kedalaman potong konstan. 9.
Mesin bubut yang digunakan diasumsikan dalam keadaan standart.
commit to user
3
1.4 Tujuan Dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan :
Melakukan suatu percobaan pada proses bubut dengan material ST 42
yang dibubut dengan pahat
HSS
menggunakan variasi gerak makan dan sudut potong utamaKr, sehingga didapatkan tingkat kesilindrisan cylindrical
level benda kerja yang mendekati hasil kesilindrisan yang sempurna. Manfaat dari penelitian ini adalah :
- Mengetahui tingkat kesilindrisan cylindrical level suatu benda kerja
dengan variasi gerak makan feeding dan sudut potong utamaKr. -
Didapat hasil yaitu gerak makan feeding, sudut potong utama Kr yang
terbaik untuk proses bubut ST 42 dengan menggunakan pahat HSS sehingga
didapatkan benda kerja dengan tingkat kesilindrisan yang mendekati sempurna mendekati nol.
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
Produk berkualitas diperoleh dari adanya proses pemesinan yang baik. Setiap proses permesinan memiliki ciri tertentu atas benda kerja yang
dihasilkan, antara lain adalah kesilindrisan hasil proses. Sutara, 2003 telah melakukan penelitian tentang pengaruh sudut potong utama pada kesilindrisan
hasil proses bubut silindris, dengan menggunakan benda kerja baja ST 60, dimensi panjang 300 mm, diameter 30 mm, dan proses perautan sepanjang ±
260 mm diperoleh hasil bahwa semakin kecil sudut potong utama Kr maka nilai kesilindrisan semakin besar dengan putaran spindle dan gerak makan
konstan. Muslih 2005 telah melakukan penelitian tentang pengaruh variasi
cutting speed dan variasi depth of cut terhadap kesilindrisan pada proses bubut baja ST 70 tanpa tail stock pada uji round test, diperoleh hasil bahwa ada
pengaruh variasi kecepatan potong cutting speed dan ketebalan potong depth of cut terhadap kebulatan pada proses bubut silindris tanpa tail stock
pada baja ST 70, hal itu terjadi dikarenakan adanya penyimpangan- penyimpangan akibat adanya getaran pada proses permesinan sehingga akan
berpengaruh terhadap hasil kesilindrisan. Nugroho 2009 telah melakukan penelitian tentang pengaruh gerak
makan dan sudut potong utama terhadap hasil kesilindrisan permukaan benda kerja pada proses bubut silindris, dengan menggunakan benda kerja baja ST
32, diperoleh hasil bahwa semakin kecil sudut potong utama maka nilai kesilindrisan yang didapatkan akan semakin besar, hal ini terjadi karena
getaran yang ditimbulkan dari benda kerja. Demikian pula apabila gerak makannya semakin besar maka nilai kesilindrisannya juga akan semakin
besar, hal ini terjadi karna getaran yang ditimbulkan dari mesin bubut sehingga akan berpengaruh terhadap hasil kesilindrisan.
Dalam penelitiannya yang berjudul Cylindricity of Workpiece in Conventional Lathe Machine, Nazihah 2009 menjelaskan bahwa
commit to user
5 kesilindrisan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana semua titik yang
terletak di permukaan silinder mempunyai jarak yang sama dengan garis sumbunya. Dari penelitian tersebut didapatkan parameter terbaik untuk
mendapatkan hasil kesilindrisan yang mendekati sempurna, yaitu dengan feed rate 0,15 mmrev yang mempunyai pengaruh terbesar dalam kesilindrisan,
diikuti oleh cutting speed 150 mmin, dan yang terakhir adalah depth of cut 0,5 mm.
2.2 Mesin Bubut Mesin bubut turning machine merupakan mesin perkakas untuk