Batasan Konsep BAB 1 PENDAHULUAN PENERAPAN KEBIJAKAN SOLUSI PASIFIK OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENGENDALIKAN LAJU KEDATANGAN PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

dikaitkan dengan Konvensi Jenewa 1951 beserta Protokol tambahannya dapat diambil keseimpulan sebagai berikut, Bahwa penolakan yang dilakukan oleh pemerintah Australia terhadap pengungsi di atas MV Tampa yang ingin memasuki Negara tersebut tidak sejalan dengan ketentuan yang ada dalam konvensi 1951.

G. Batasan Konsep

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada penerapan kebijakan solusi pasifik oleh Pemerintah Australia dalam mengedalikan laju kedatangan pencari suaka. Batasan konsep terhadap pengertian tentang hal-hal yang terkandung dalam judul pada penulisan hukum ini berupa: 1. Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekan. 8 2. Solusi Pasifik adalah nama kebijakan pemerintah Australia berupa pemindahan pencari suaka ke pusat detensi yang tersebar di Negara-Negara kepulauan di Samudra Pasifik alih-alih mengizinkan mereka masuk ke daratan Australia. Kebijakan yang diberlakukan selama 2001-2007 ini didukung oleh pemerintah Partai Liberal-Nasional dan oposisi Partai Buruh pada waktu itu. .9 8 Tim Prima Pena, 2005,kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Press, Jakarta, Hal 752 9 http:id.wikipedia.orgwikiSolusi_Pasifik , diakses pada 9 Februari 2015 3. Pemerintah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu Negara atau bagian-bagiannya. 10 4. Australia adalah sebuah Negara di belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara-Negara yang bertetanggaan dengannya adalah Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini di utara; Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru di timur-laut; dan Selandia Baru di tenggara. 11 5. Pengungsi internasional menurut pasal 1 ayat 2 Protokol 1967 mengenai status Pengungsi adalah orang yang karena alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaanya di dalam kelompok sosial tertentu atau pendapat politiknya, berada diluar Negaranya dan tidak dapat,dikarenakan ketakutan tersebut, atau tidak ingin untuk memperoleh perlindungan dari Negara tersebut, atau tidak ingin untuk memperoleh perlindungan dari Negara tersebut, atau seseorang yang tidak mempunyai kewarganegaraan dan berada diluar Negara tempat menetap sebagai akibat dari peristiwa tertentu, tidak dapat atau dikarenakan ketakutannya tersebut, tidak ingin kembali ke Negaranya. 12 6. Pencari Suaka adalah seseorang yang menyebut dirinya sebagai pengungsi, namun permintaan mereka akan perlindungan belum selesai 10 Tim Reality, 2008,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Reality Publisher, Surabaya, Hal 511 11 http:id.wikipedia.orgwikiAustralia diakses pada 9 Februari 2015 12 Pasal 1 ayat 2 protokol New York 1967 mengenai status pengungsi dipertimbangkan. 13 Suaka dibedakan menjadi dua yaitu suaka territorial dan suaka diplomatic, suaka territorial adalah berbicara tentang tempat wilayah Negara yang berada di bawah yurisdiksi Negara pemberi suaka. Pada umumnya suaka territorial diberikan di darat tetapi dapat pula di wilayah perairan. 14 Suaka Diplomatik adalah biasanya digunakan padda suaka yang diberikan kepada pencari suaka di tempat lain yang berada diwilayah Negara lain, tetapi dipandang sebagai bagian wilayah suatu Negara. 15 7. Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara antara Negara dengan Negara,Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara atau subyek hukum bukan Negara satu sama lain. 16

H. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

6 65 86

Kepentingan Australia Dalam Kerjasama Australia Federal Police Dengan Kepolisian Republik Indonesia Dalam Penanggulangan Pencari Suaka

4 22 43

KERJASAMA AUSTRALIA DAN INDONESIA DALAM MENANGANI PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA ASAL AFGHANISTAN DAN SRILANKA (2006-2012)

0 8 109

SKRIPSI PENERAPAN KEBIJAKAN SOLUSI PASIFIK OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENGENDALIKAN LAJU KEDATANGAN PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 7 14

PENUTUP PENERAPAN KEBIJAKAN SOLUSI PASIFIK OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENGENDALIKAN LAJU KEDATANGAN PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 6 7

PENERAPAN KEBIJAKAN SOLUSI PASIFIK OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENGENDALIKAN LAJU KEDATANGAN PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 4 26

BAB II ATURAN - ATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI SUAKA A. Pengertian dan Istilah Pencari Suaka - Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 22

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 9

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI ILLEGAL FISHING OLEH KAPAL ASING DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) - Unissula Repository

0 1 27