SPI dan Peraturan Perundang-Undangan Dalam LKPD

2.6.1 SPI dan Peraturan Perundang-Undangan Dalam LKPD

Hasil pemeriksaan keuangan disajikan dalam tiga kategori, yaitu : opini, SPI, dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Pemeriksaan LK yang dilaksanakan oleh BPK berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPKN yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 IHPS 1, 2012:56. Di dalam SPKN dicantumkan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan LHP atas LK harus mengungkapkan pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian LK telah dijalankan oleh pemeriksa. Hasil pemeriksaan atas LK berupa laporan kepatuhan mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang dapat mengakibatkan hal-hal berikut : 1. Kerugian Negaradaerahperusahaan adalah berkurangnya kekayaan Negaradaerah berupa uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai. 2. Potensi kerugian Negaradaerahperusahaan adalah suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya. 3. Kekurangan penerimaan adalah adanya penerimaan yang sudah menjadi hak Negaradaerahperusahaan tetapi tidak atau belum masuk ke kas Negaradaerahperusahaan karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. 4. Temuan administrasi mengungkap adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset maupun operasional, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian Negaradaerahperusahaan, tidak mengurangi hak Negaradaerahperusahaan kekurangan penerimaan, tidak menghambat program entitas, dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana. 5. Temuan mengenai ketidakhematan mengungkap adanya penggunaan input dengan harga atau kuantitaskualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitaskualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama. 6. Temuan mengenai ketidakefisienan mengungkap permasalahan rasio penggunaan kuantitaskualitas input untuk satu satuan output yang lebih besar dari seharusnya. 7. Temuan mengenai ketidakefektifan berorientasi pada pencapaian hasil outcome yaitu temuan yang mengungkapkan adanya kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi instansi yang tidak optimal sehingga tujuan organisasi tidak tercapai. Selain itu, SPKN juga mengatur bahwa laporan atas pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagai “kondisi yang dapat dilaporkan”. Unsur pertama dalam SPI yaitu lingkungan pengendalian seharusnya menimbulkan perilaku positif dan kondusif agar dapat mengenali apakah SPI telah memadai dan mampu mendeteksi adanya kelemahan. Kelemahan atas SPI dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni : 1. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, yaitu kelemahan sistem pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan terdiri dari pencatatan yang tidakbelum dilakukan atau tidak akurat; proses penyusunan laporan yang tidak sesuai ketentuan; entitas terlambat menyampaikan laporan; sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai; serta sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung dengan SDM yang memadai. 2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, yaitu kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan dan penyetoran penerimaan Negaradaerahperusahaan milik Negaradaerah serta pelaksanaan programkegiatan pada entitas yang diperiksa. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja terdiri dari perencanaan kegiatan yang tidak memadai; mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan penerimaan daerah dan hibah yang tidak sesuai ketentuan; penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja; pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBD; penetapanpelaksanaan kebijakan yang tidak tepat atau belum dilakukan yang berakibat hilangnya potensi penerimaanpendapatan; penetapanpelaksanaan kebijakan yang tidak tepat atau belum dilakukan yang berakibat peningkatan biayabelanja; dan lain-lain. 3. Kelemahan sistem pengendalian intern, yaitu kelemahan yang terkait dengan adatidaknya sistem pengendalian intern atau efektivitas sistem pengendalian intern yang ada dalam entitas yang diperiksa. Kelemahan sistem pengendalian intern terdiri dari entitas yang tidak memiliki SOP yang formal untuk prosedur atau keseluruhan prosedur; SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati; entitas yang tidak memiliki satuan pengawas intern; satuan pengawas intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal; tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai.

2.6.2 Opini BPK Atas LKPD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Internal, Ketidakpatuhan terhadap Perundang-Undangan, dan Tindaklanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan terhadap Opini Bpk RI

7 25 65

Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

0 6 9

PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERHADAP PENENTUAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAE

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERHADAP PENENTUAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2008-2011.

0 3 7

PENUTUP PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERHADAP PENENTUAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2008-2011.

0 4 21

PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 2 5

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 3 16

PENGARUH TEMUAN BPK MENGENAI KELEMAHAN SPI, KETIDAKPATUHAN TERHADAP KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN DAN KERUGIAN NEGARA TERHADAP PEMBERIAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SELURUH INDONESIA.

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, KETIDAKPATUHAN REGULASI, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP OPINI AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 8